SlideShare a Scribd company logo
Sejarah Sastra Arab Klasik
“Pembaruan Topik dan Tema Puisi pada Periode Abbasiyah Awal”
Oleh: Faizal Nur Kholidun
Syauqi Dhayf dalam bukunya Tarikh al-Adab al-‘Arabi seri 3 menyebutkan bahwa orang-
orang pada masa Abbasiyah meneruskan perkembangan tema-tema susastra kala itu yang
telah dimulai oleh orang-orang jahiliyah dan orang-orang masa kemunculan islam.
Karenanya mereka masih melestarikan syi’ir-syi’ir arab yang sudah terwariskan secara turun
temurun. Namun dalam tema-temanya mereka menyesuaikan dengan pikiran-pikiran mereka
yang kian maju dan daya rasa mereka yang santun dan halus. Tema-tema syi’ir pada masa
Abbasiyah sangat berbeda dengan tema-tema sy’ir pada masa sebelumnya, namun dalam hal
bentuk tidak ada beda, cenderung identik dan memiliki keterkaitan yang kuat.
Tema Al-Madih (pujian)
Tema syi’ir pada masa Abbasiyah awal yang disebutkan Syauqi Dhayf ialah al-madih
atau pujian. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa penyair Jahiliy dan penyair pada masa
Islam menggambarkan seseorang atau seuatu yang dipujinya dengan menggunakan
perumpamaan bentuk ataupun rupa terpuji yang dihargai oleh orang-orang kala itu. Jika yang
dipuji adalah sesorang yang berpengaruh maka para penyair menggambarkannya seolah-
seolah ia adalah seorang khalifah atau penguasa yang memperlihatkan pekerjaaan dan
kebijakannya. Jika yang dipuji seorang pahlawan dalam ketentaraan maka mereka
menggambarkan bagaimana gagahnya ia keteika masuk dalam laga pertempuran.
Tema madih ini pun masih muncul dan berkembang pada masa Abbasiyah, seperti
yang kita lihat pada permulaan-permulaan syiir para penyair Abbasiy memulai dalam
penggambaran lahiriyah dengan bentuk yang seolah-olah hidup dan berpikir, dengan ringkas
mereka wujudkan yang dipujanya dengan gambaran yang lain dari pada yang lain dalam hal
kelapangan, kedermawanan, kebijaksanaan, keteguhan, harga diri, kesucian dari hal tercela,
kemuliaan diri, ketinggian cita-cita, keberanian, dan ketangkasannya. Para penyair dalam
pujiannya dengan sungguh menggambarkan dengan pen-tajsim-an yang nyaris nyata dan
kuat. Sehingga apa yang digambarkannya tersebut dapat menarik perhatian supaya orang-
orang meniru dan mau mengikuti seperti apa yang digambarkan dalam pujian dan pengalem
tersebut. Dengan pujian semacam ini para penyair dapat menyiarkan pendidikan budi pekerti
yang semestinya kepada orang-orang pada masa itu dan dapat memotivasi mereka kepada
keutamaan-keutamaan dan akhlak mulia yang mencerahkan.
Bahkan oleh Syauqi Dhoyf disebutkan bahwa para penyair pada masa Abbasiyah
dalam menggubah syair madih-nya kepada khalifah dan penguasa hingga pada permasalahan
hukum syariat dan hal-hal yang seyogyanya diambil dalam perundang-undangan, ketakwaan,
keadilan yang semestinya didapatkan oleh umat. Seperti perumpamaan dalam syairnya
Marwan bin Abi Hafshah, pada awal qasidah untuk Al-Mahdi:
‫حر‬ : ِّ‫النبي‬ َ‫سنن‬
‫ا‬
َ‫م‬
َ‫ل‬‫وحال‬ ‫ها‬
‫ها‬ ‫أحيا‬
ُ‫أمير‬
‫المؤمنين‬
‫محمد‬
“ Amirul mu’minin-Muhammad- menghidupkan tradisi-tradisi Nabi, yakni : perihal
keharamannya, dan kehalalannya.”
Al-Husain bin Muthair pun ikut memuji Al-Mahdi dengan:
‫ع‬ ‫كما‬
ُ‫رقيب‬ ‫بحيث‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫واستح‬ َّ‫ف‬ ِّ‫ع‬‫ي‬
َ‫ي‬ ‫و‬ ُّ‫ف‬
‫س‬
‫خاليا‬ ‫كان‬ ‫إذا‬ ِّ‫ي‬‫تح‬
“Ia malu dan menjaga diri dari hal tercela di kala sendiri seperti halnya ketika ia di
samping malaikat raqib.”
Abu al-‘Atahiyah memuji khalifah Harun al-Rasyid dalam syi’irnya:
ِّ‫د‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫ر‬ ‫غير‬ َّ‫الشر‬ ‫عنها‬ ‫يدافع‬ ٍ‫ة‬‫أم‬ ‫حفظ‬ ‫فى‬ ‫هللا‬ ‫ُراعى‬‫ي‬ ٍ‫وراع‬
‫مفارقة‬
‫ليست‬
ِّ‫د‬‫خلو‬ ‫بدار‬ ‫تجافي‬
‫الدنيا‬ ‫عن‬
‫وأيقن‬
‫أن‬
‫ها‬
“ Ia seorang pelindung sebagaimana Allah menjaga ummat, senantiasa melindungi
mereka dari keburukan tanpa tidur.
Ia menyingkir dari dunia dan yakin bahwa ia akan berpisah, pun bukan pula tempat
keabadian.”
Manshur al-Namary ikut memuji Harun al-Rasyid:
‫هللا‬ ‫بطاعة‬
ِّ‫اعتصام‬ ‫ذى‬ ُ‫ب‬
ِّ
‫ور‬
َ‫ك‬
‫ه‬
‫ـ‬
ُ‫رون‬
ِّ‫إمام‬ ‫من‬
ٍ‫ل‬‫لعد‬ ‫ليست‬
‫إمام‬ ‫وال‬ ‫له‬
‫الجالل‬ ‫ذى‬ ‫إلى‬
ُ‫ق‬
َ‫ب‬‫ر‬
‫ى‬
“Diberkatilah Harun dengan kepemimpinannya, memiliki tekad dan berpegang teguh taat
kepada Allah.
Ia memiliki kedekatan kepada Dzat yang memiliki kemuliaan, yang tidak (ia gunakan)
untuk berbuat adil dan (tidak untuk) memimpin.”
Terkadang khalifah memiliki kebijakan yang buruk seperti Al-Amin, namun para
penyair tetap memujinya dengan perumpamaan yang mulia, mereka tidak memuji perihal
pribadinya, melainkan memuji sebagai khalifah bagi kaum muslimin juga sebagai harapan
dan cita mereka seolah-olah mereka menginginkan apa yang ada diharapkannya sebagai syiar
sebagaimana yang umat harapkan, barangkali dengan hal tersebut dapat mengembalikan
khalifah pada jalan kekebenaran.
Syauqi Dhoyf menyebutkan para penyair Abbasiyah juga menggubah syiir madih
untuk para pahlawan pimpinan tentara rakyat yang memenangkan perang melawan bangsa
Turki dan Bizantium. Seperti khalifah al-Rasyid. Al-Ma’mun, dan al-Mu’tashim yang
memimpin langsung pasukan hingga mampu menaklukkan pasukan Bizantin, para penyair
lantas mengelu-elukan kemenangan mereka dengan menumpahkan kebahagiaan mereka
pada syiir-syiir mereka. Seperti tergambar pada penggalan puisi Ali bin Jabalah yang memuji
kepahlawanan Abi Dulaf al-‘Ijly, komandan pasukan al-Ma’mun yang terkenal:
. . . . . . . . . .
‫فى‬ ‫َلق‬‫خ‬‫ال‬ ‫فى‬ ً‫ة‬‫صيغ‬
‫يره‬ ِّ‫خ‬ ٍ‫ف‬َ‫ل‬ُ‫د‬ ‫أبـــا‬ ‫هللا‬ ‫صــــاغك‬
‫ــره‬َ‫ض‬َ‫ح‬ ‫إلى‬ ‫باديه‬ ‫بين‬ ٍ‫ب‬‫عر‬ ‫من‬ ‫األرض‬ ‫فى‬ ‫من‬ ‫كل‬
‫ه‬ ِّ
‫فتخر‬ُ‫م‬ َ‫يوم‬ ‫يكتسيهــــا‬ ً‫ة‬‫ـــــ‬َ‫م‬ُ‫مكر‬ ‫منك‬ ‫مستـــعير‬
. . . . . . . . . .
“Allah telah mencetakmu duhai Abu Dulaf dalam bentuk ciptaan yang terbaik.
Tiap orang dari bangsa tanah Arab baik diantara kalangan baduwi sampai orang
perkotaannya,
meminjam kemuliaan darimu, yang ia kenakan di hari kebesarannya.”
Dari beberapa contoh puisi di atas dapat kita saksikan bahwa penyair-penyair masa
Abbasiyah ketika membuat puisi madih untuk khalifah mereka menyanjungnya atas
ketakwaannya dan keadilannya kepada rakyat. Ketika memuji pahlawan mereka cirikan
dengan keberaniannya. Pun ketika mereka memuji para mentri, ulama’, ataupun hakim,
mereka menyebutkan tentang kepiawaiannnya dalam berpolitik dan dengan ciri khusus yang
dimilikinya, yang mana sifat dan karakter tersebut adalah yang mereka harapkan ada dalam
karakter yang dipujinya dan dibutuhkan pemikiran yang jeli serta penggambaran yang indah
dalam tiap pujiannya.
Tema Al-Hija’ (sindiran)
Syauqi Dhoyf menuturkan bahwa bentuk dan corak perkembangan pada tema al-hija’ pada
masa Abbasiyah awal lebih luas dan lebih dalam daripada puisi al-madih. Syauqi
berpendapat puisi al-hija’ yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat umum dianggap
lebih menyentuh daripada puisi al-madih. Berbeda dengan cabang an-naqaidh yang
cenderung melemah, tema al-hija’ kian waktu malah lebih dikenal di kalangan penyair, pun
tak ketinggalan objek sindiran dari puisi al-hija’ adalah para khalifah dan mentri-mentrinya,
apapun yang sekira oleh para penyair dianggap serong dari kebenaran atau diterima oleh
khalayak maka akan mereka sindir. Karenanya puisi al-hija’ yang berkarakter mendidik ini
sebagai perbandingan dari puisi al-madih. Jika al-madih menggambarkan budi pekerti dan
akhlak mulia yang seharusnya ditiru, maka al-hija’ menampilkan perilaku-perilaku buruk
dari seorang individu maupun masyarakat yang harus dijauhi atau dihindari oleh masyarakat.
Seperti pada syi’irnya Basyar yang menyindir kekikiran Ibn Quza’ah:
ُ‫حزين‬ ‫نداه‬ ‫ُرجى‬‫ي‬ ‫أن‬ ‫مخافة‬ ‫ه‬‫إن‬ ‫قزعة‬ ‫ابن‬ ‫بخل‬ ‫تبخل‬ ‫فال‬
‫تلق‬ ‫فلم‬
‫ــ‬
‫ه‬
‫إال‬
‫وأنت‬
‫كمين‬ ‫جئت‬ ‫إذا‬
‫ــ‬
‫للعرف‬ ‫ه‬
‫ب‬ ‫أغلق‬
‫ـ‬
‫ابه‬
“Maka janganlah kamu kikir seperti kikirnya Ibn Quza’ah. Sungguh ia sedih dan khawatir
jika dimintai bantuan.
Ketika kamu mendatanginya untuk (kebaikan) khalayak, ia menutup pintunya dan kamu
tidak akan menemukannya kecuali kamu mengendap-endap (mengintipnya).”
Tema Al-Fakhr (kebanggaan)
Pada masa Abbasiyah berkembang pula puisi dengan tema membanggakan diri ataupun
kelompok meskipun tidak se-gayeng puisi madih ataupun hija’ yang oleh Syauqi Dhoyf
disebut al-syi’r li al-fakhr. Puisi al-fakhr ini biasanya mengambarkan dan membanggakan
tentang sifat muru’ah, kehormatan, atapun karakter-karakter mulia lain, seperti bayt puisi
‘Auf bin Muhallim al-Khuza’iy:
‫ضي‬‫ر‬ِّ‫ع‬ ‫بها‬ ُ‫حميت‬ ‫قوم‬ ‫ني‬‫هز‬ ‫إذا‬ ‫سورتي‬ ‫أن‬ ‫على‬ ‫حلم‬ ‫لذو‬ ‫ي‬‫وإن‬
‫والخفض‬ ‫الشدائد‬ ‫فى‬ ‫حقدا‬ ‫وبالحقد‬ ‫أهلها‬ ‫بالكرامة‬ ‫جزي‬َ‫أل‬ ‫ي‬‫وإن‬
“Sungguh aku memiliki kemurahan hati, yakni kehebatanku yang ketika orang-orang
menghasut (mengganggu) kehormatanku, aku mampu menahan diri..
Dan sungguh aku akan membalas dengan kemuliaan kepada mereka yang memuliakan.
Dan membalas mereka yang kikir dengan kekiran yang lebih keras lagi merendahkan.
Tema Al-Ritsa’ (ratapan)
Puisi ratapan pada masa Abbasiyah berkembang cukup luas. Tidak ada seorang khalifah,
mentri, ataupun pemimpin terkenal mati kecuali para penyair berramai-ramai
menyanjungnya dengan pujian dan sanjungan yang tinggi meratapi kematiannya. Seperti
ratapan dari Abdullah bin Ayyub al-Taymy yang meratapi kematian Manshur bin Ziyad salah
seorang pahlawan yang wafat ketika terjadi huru hara di Qayrawan pada masa khalifah al-
Rasyid:
‫والديار‬ ‫قبرك‬ ‫بجوار‬
‫قبور‬ ‫أوانس‬ ‫فإنهن‬ ‫القبور‬ ‫أما‬
ٍ
‫دار‬ ‫كل‬ ‫فى‬
‫وزفير‬ ‫ة‬‫رن‬ ‫واحد‬ ‫عليه‬ ‫مأتمهم‬ ‫والناس‬
ُ‫كبير‬ ُّ‫م‬‫أش‬ ‫جبل‬ ‫جوفها‬ ‫فى‬ ٍ‫ة‬‫خمس‬ ‫فى‬ ٍ‫أذرع‬ ‫ألربع‬ ‫عجبا‬
“Adapun kuburan-kuburan itu, mereka sebenarnya ketenangan-ketenangan disisi kuburmu.
Seperti rumah-rumah lah kuburan itu (berisi ketenangan).
Tiap orang akan menempati tempat kuburnya satu persatu. Di tiap rumah (kembalinya)
terdapat isak (tangis) kesedihan dan bunyi (sesenggukan).
Karena kagum kepada empat dzira’ di dalam lima, di lobangnya terdapat gunung yang
menjulang besar.”
Barangkali tidak ada tangis ratapan penyair kala itu yang lebih menyedihkan
ketimbang ratapan kepada Yazid bin Mazid yang terbunuh sia-sia kala itu, seperti tergambar
pada puisinya Manshur al-Namary:
‫فإن‬
‫الليالى‬ ‫سيفنى‬ ‫ا‬ً‫ذكر‬ ‫له‬ ‫وأوشكت‬ ‫الليالى‬ ‫ه‬‫أفنت‬ ‫تك‬ ‫وإن‬
“Dan jika saja malam-malam itu mendekat dan melewatinya. Sungguh ia memiliki sebutan
(nama baik) yang mampu memusnahkan malam-malam itu.”
Nampak pada puisi-puisi diatas tentang kecermatan berpikir dan tingginya khayalan
para penyair masa itu yang dapat kita rasakan karena mereka berlomba-lomba menciptakan
makna dan istilah yang aneh dan sulit dicerna.
Tema Al-Ghazal (Cinta)
Barangkali penyair pada masa Abbasiyah menurut Syauqi Dhayf tidak terlalu
memperhatikan ataupun tertarik dengan tema cinta atau tema romantis ini, karena sedikitnya
bukti puisi yang ditemukan dari masa Abbasiyah tentang tema ini, kecuali hanya dari
beberapa penyair tertentu saja. Seperti Nampak pada bayt syi’ir Abu Nawas berikut:
َ‫ـن‬
َ‫ق‬ ‫أزراره‬ ‫من‬
َ‫مر‬
‫ا‬ ‫كأن‬
‫ثي‬
‫ــ‬
‫ابه‬
َ‫أ‬
‫ط‬
‫لعـ‬
‫إذا‬
‫م‬
‫ـ‬
‫ا‬
‫زدته‬
‫نظرا‬ ‫حسنا‬ ‫وجهه‬ ‫يزيدك‬
ُ‫ـير‬
َ‫أ‬ ‫من‬
‫ورا‬َ‫ح‬‫ال‬ ‫جفانها‬ ٍ‫ين‬ِّ‫ع‬‫ب‬
‫خ‬
‫ــ‬
َ‫ط‬‫ال‬
‫ف‬َّ‫ت‬‫ال‬
‫تـ‬
‫طرا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬‫مـاؤ‬ ‫ب‬ َّ‫تصو‬ َ‫خ‬‫و‬
‫ــ‬
ٍ‫د‬
‫س‬
‫ـ‬
ٍ‫ابري‬
‫لو‬
“Seolah-olah pakaiannya memperlihatkan rembulan dari kancingnya.
Soleknya menambahkan keindahan padamu, ketika aku berlama-lama memandangnya.
Dengan mata yang berpadu dengan kelopak bawahnya yang layu.
Dan dengan pipi yang seimbang nan serasi ketika air turun menetes (di sisinya).”
Tema Al-Zuhd (kezuhudan)
Pada masa Abbasiyah beredar pula puisi-puisi dengan tema kezuhudan. Tema inilah yang
paling banyak bersinggungan dengan kehidupan rakyat jelata kala itu diantara puisi yang
berpengaruh dan puisi kelakar, karena wong-wong cilik masa itu sama sekali tidak mengenal
atau mencicip kemewahan sedikitpun, kehidupan keberagamaan mereka pun lurus dan
sebagiannya mereka tempuh hanya untuk ibadah dan berlaku zuhud.
Seperti yang terlihat pada puisi Abu Nawas berikut:
َّ‫رب‬ ‫ويا‬
ٍ‫ق‬‫رقي‬ ‫التراب‬ ‫فى‬ ٍ‫حسن‬ ‫أيا‬
‫عتيق‬ ‫التراب‬ ‫فى‬ ٍ‫ه‬‫وج‬ َّ‫رب‬
‫سحيق‬ ‫المحل‬ ‫نائى‬ ٍ‫ل‬‫منز‬ ‫إلى‬ ‫راحل‬ ‫ك‬‫إن‬ ‫الدار‬ ‫لقريب‬ ‫فقل‬
‫عريق‬ ‫الهالكين‬ ‫فى‬ ‫نسب‬ ‫وذو‬ ‫هالك‬ ‫وابن‬ ‫هالك‬ ‫إال‬ ‫الناس‬ ‫وما‬
‫صديق‬ ‫ثياب‬ ‫فى‬ ٍ‫عدو‬ ‫عن‬ ‫له‬ ‫فت‬‫تكش‬ ‫لبيب‬ ‫الدنيا‬ ‫امتحن‬ ‫إذا‬
“Duhai Dzat Tuhan yang mulia (dan memuliakan) tanah (bumi). Wahai Tuhan baik yang
lemah lembut pada tanah (bumi).
Maka katakanlah kepada rumah yang dekat (dunia) kau akan pergi (menuju) ke rumah
yang jauh nan terpencil (akhirat).
Manusia hanyalah (makhluk) yang akan binasa, anak dari (makhluk) yang binasa. Dan ia
yang memiliki nasab bangsawan pun termasuk golongan yang akan binasa.
Ketika orang berakal diuji maka akan tampak dunia bak musuh dalam pakaian yang
sebenarnya “
Jika Abu Nawas sibuk dengan kezuhudannya karena melihat ulah manusia, berbeda
dengan Ibnu Hazim dan para penyair lain yang menggubah puisi zuhudnya untuk mengajak
orang-orang agar berlaku qana’ah, merasa cukup, dan ridha atas apa yang mereka terima.
Seperti nampak pada puisinya berikut:
‫فى‬ َّ‫العز‬ ‫فإن‬ ٍ
‫س‬‫بيأ‬ ‫َع‬‫ن‬‫واق‬
ِّ
‫الياس‬ ِّ
‫الناس‬ ‫إلى‬ ‫رع‬‫َض‬‫ت‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫إلى‬ ‫ع‬ َ‫ر‬‫اض‬
ِّ
‫الناس‬ ‫عن‬ ‫استغنى‬ ‫من‬ َّ‫ي‬‫الغن‬ ‫إن‬ ٍ‫م‬ ِّ‫ح‬ َ‫ر‬ ‫وذي‬ ‫ربى‬ُ‫ق‬ ‫ذي‬ ‫كل‬ ‫عن‬ ِّ‫ن‬‫َغ‬‫ت‬‫واس‬
“Mintalah kepada Allah, usah memohon kepada manusia. Puaslah dengan keputusasaan,
karena kehormatan ada pada kesia-siaan.
Merasa cukuplah dari tiap sanak kerabat. Sungguh kekayaan (yang sebenarnya) adalah ia
yang merasa cukup dari manusia.

More Related Content

What's hot

للصف الأول تعلم الحروف Power Point
للصف الأول تعلم الحروف Power Pointللصف الأول تعلم الحروف Power Point
للصف الأول تعلم الحروف Power Pointkemon7
 
Fateh makkah the great victory
Fateh makkah the great victoryFateh makkah the great victory
Fateh makkah the great victory
hazel grace
 
Surah at Taghabun New PPT
Surah at Taghabun New PPTSurah at Taghabun New PPT
Surah at Taghabun New PPT
shaistahasansiddiqi
 
Iqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s Spirituality
Iqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s SpiritualityIqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s Spirituality
Iqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s Spirituality
mohd abbas abdul razak
 
Stop all the clocks w.h. auden
Stop all the clocks   w.h. audenStop all the clocks   w.h. auden
Stop all the clocks w.h. auden
Caroline Declerck
 
Intro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptx
Intro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptxIntro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptx
Intro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptx
NazmulHasan911442
 
Literary-Criticisms.pdf
Literary-Criticisms.pdfLiterary-Criticisms.pdf
Literary-Criticisms.pdf
ChristineGraceEstrel
 
Umrah Guide | English | Dr. Moeen ud Din
Umrah Guide | English | Dr. Moeen ud DinUmrah Guide | English | Dr. Moeen ud Din
Umrah Guide | English | Dr. Moeen ud Din
MoeenudDin16
 
Surah Lahab.pptx
Surah Lahab.pptxSurah Lahab.pptx
Surah Lahab.pptx
HowraFatima
 
اخوان کا تربیتی نظام
اخوان کا تربیتی نظاماخوان کا تربیتی نظام
اخوان کا تربیتی نظام
Mohammed Abbas Ansari
 
JIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑنا
JIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑناJIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑنا
JIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑنا
Asra Hameed
 

What's hot (11)

للصف الأول تعلم الحروف Power Point
للصف الأول تعلم الحروف Power Pointللصف الأول تعلم الحروف Power Point
للصف الأول تعلم الحروف Power Point
 
Fateh makkah the great victory
Fateh makkah the great victoryFateh makkah the great victory
Fateh makkah the great victory
 
Surah at Taghabun New PPT
Surah at Taghabun New PPTSurah at Taghabun New PPT
Surah at Taghabun New PPT
 
Iqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s Spirituality
Iqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s SpiritualityIqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s Spirituality
Iqbal’s Ego Philosophy and Its Importance in Awakening Man’s Spirituality
 
Stop all the clocks w.h. auden
Stop all the clocks   w.h. audenStop all the clocks   w.h. auden
Stop all the clocks w.h. auden
 
Intro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptx
Intro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptxIntro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptx
Intro. to Islamic Jurisprudence (L-01).pptx
 
Literary-Criticisms.pdf
Literary-Criticisms.pdfLiterary-Criticisms.pdf
Literary-Criticisms.pdf
 
Umrah Guide | English | Dr. Moeen ud Din
Umrah Guide | English | Dr. Moeen ud DinUmrah Guide | English | Dr. Moeen ud Din
Umrah Guide | English | Dr. Moeen ud Din
 
Surah Lahab.pptx
Surah Lahab.pptxSurah Lahab.pptx
Surah Lahab.pptx
 
اخوان کا تربیتی نظام
اخوان کا تربیتی نظاماخوان کا تربیتی نظام
اخوان کا تربیتی نظام
 
JIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑنا
JIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑناJIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑنا
JIHAD جہاد ۔ اللہ کی راہ میں لڑنا
 

Similar to Pembaruan Tema Puisi pada Masa Abbasiyah Awal.pdf

Pandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera Islam
Pandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera IslamPandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera Islam
Pandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera Islam
KOSPATI UKM
 
Sayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu
Sayyidina Husain dalam Teks Klasik MelayuSayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu
Sayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu
The London School of Public Relations, Jakarta
 
Sastra islam melayu
Sastra islam melayuSastra islam melayu
Sastra islam melayu
Hikmah Siti Nazwah
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
HaubibBro
 
SKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam
SKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum IslamSKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam
SKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam
Smywlndr wlndr
 
Ilmu badi'
Ilmu badi'Ilmu badi'
Ilmu badi'
iwan Alit
 
modul-tarikh-al-adab-i.pptx
modul-tarikh-al-adab-i.pptxmodul-tarikh-al-adab-i.pptx
modul-tarikh-al-adab-i.pptx
AwiSkak
 
Tarikh tasyrik 4
Tarikh tasyrik 4Tarikh tasyrik 4
Tarikh tasyrik 4
mas karebet
 
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayahMasa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Fitria Handayani Z Umayya
 
3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf
3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf
3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf
norsyaidah2
 
Abu jafar almansur 1
Abu jafar almansur 1Abu jafar almansur 1
Abu jafar almansur 1
Dedi Nasrullah
 
PPT Tokoh dalam bidang seni masa Abbasiyah
PPT Tokoh dalam bidang seni masa AbbasiyahPPT Tokoh dalam bidang seni masa Abbasiyah
PPT Tokoh dalam bidang seni masa Abbasiyah
triutaribismillah
 
Hakikat tasawuf
Hakikat tasawufHakikat tasawuf
Hakikat tasawuf
Helmon Chan
 
Nimas met pen sastra
Nimas met pen sastraNimas met pen sastra
Nimas met pen sastra
Nimas Lestari
 
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Maghfur Amien
 
Epik melayu islam
Epik melayu islamEpik melayu islam
Epik melayu islamlauchen32
 
Fiqh al-sirah-1
Fiqh al-sirah-1Fiqh al-sirah-1
Fiqh al-sirah-1
Amphie Yuurisman
 
Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1
Kammi Daerah Serang
 
Kajian ketokohan imam al shafi’i r
Kajian ketokohan imam al shafi’i rKajian ketokohan imam al shafi’i r
Kajian ketokohan imam al shafi’i r
taufiq14
 

Similar to Pembaruan Tema Puisi pada Masa Abbasiyah Awal.pdf (20)

Pandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera Islam
Pandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera IslamPandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera Islam
Pandangan Sayyid Abu al-Hasan 'Ali al-Nadwi terhadap Teori Sastera Islam
 
Sayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu
Sayyidina Husain dalam Teks Klasik MelayuSayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu
Sayyidina Husain dalam Teks Klasik Melayu
 
Sastra islam melayu
Sastra islam melayuSastra islam melayu
Sastra islam melayu
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
 
SKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam
SKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum IslamSKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam
SKI - Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam
 
Ilmu badi'
Ilmu badi'Ilmu badi'
Ilmu badi'
 
modul-tarikh-al-adab-i.pptx
modul-tarikh-al-adab-i.pptxmodul-tarikh-al-adab-i.pptx
modul-tarikh-al-adab-i.pptx
 
Tarikh tasyrik 4
Tarikh tasyrik 4Tarikh tasyrik 4
Tarikh tasyrik 4
 
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayahMasa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
Masa kejayaan peradaban dinasti abbasiayah
 
3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf
3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf
3_Pelajaran_3_الأدب_في_عصر_صدر_الإسلام.pdf
 
Abu jafar almansur 1
Abu jafar almansur 1Abu jafar almansur 1
Abu jafar almansur 1
 
PPT Tokoh dalam bidang seni masa Abbasiyah
PPT Tokoh dalam bidang seni masa AbbasiyahPPT Tokoh dalam bidang seni masa Abbasiyah
PPT Tokoh dalam bidang seni masa Abbasiyah
 
Hakikat tasawuf
Hakikat tasawufHakikat tasawuf
Hakikat tasawuf
 
Nimas met pen sastra
Nimas met pen sastraNimas met pen sastra
Nimas met pen sastra
 
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
 
Epik melayu islam
Epik melayu islamEpik melayu islam
Epik melayu islam
 
Fiqh al-sirah-1
Fiqh al-sirah-1Fiqh al-sirah-1
Fiqh al-sirah-1
 
Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1Fiqh al sirah 1
Fiqh al sirah 1
 
Kajian ketokohan imam al shafi’i r
Kajian ketokohan imam al shafi’i rKajian ketokohan imam al shafi’i r
Kajian ketokohan imam al shafi’i r
 
Itsar seorang pemimpin
Itsar seorang pemimpinItsar seorang pemimpin
Itsar seorang pemimpin
 

Recently uploaded

92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 

Recently uploaded (20)

92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 

Pembaruan Tema Puisi pada Masa Abbasiyah Awal.pdf

  • 1. Sejarah Sastra Arab Klasik “Pembaruan Topik dan Tema Puisi pada Periode Abbasiyah Awal” Oleh: Faizal Nur Kholidun Syauqi Dhayf dalam bukunya Tarikh al-Adab al-‘Arabi seri 3 menyebutkan bahwa orang- orang pada masa Abbasiyah meneruskan perkembangan tema-tema susastra kala itu yang telah dimulai oleh orang-orang jahiliyah dan orang-orang masa kemunculan islam. Karenanya mereka masih melestarikan syi’ir-syi’ir arab yang sudah terwariskan secara turun temurun. Namun dalam tema-temanya mereka menyesuaikan dengan pikiran-pikiran mereka yang kian maju dan daya rasa mereka yang santun dan halus. Tema-tema syi’ir pada masa Abbasiyah sangat berbeda dengan tema-tema sy’ir pada masa sebelumnya, namun dalam hal bentuk tidak ada beda, cenderung identik dan memiliki keterkaitan yang kuat. Tema Al-Madih (pujian) Tema syi’ir pada masa Abbasiyah awal yang disebutkan Syauqi Dhayf ialah al-madih atau pujian. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa penyair Jahiliy dan penyair pada masa Islam menggambarkan seseorang atau seuatu yang dipujinya dengan menggunakan perumpamaan bentuk ataupun rupa terpuji yang dihargai oleh orang-orang kala itu. Jika yang dipuji adalah sesorang yang berpengaruh maka para penyair menggambarkannya seolah- seolah ia adalah seorang khalifah atau penguasa yang memperlihatkan pekerjaaan dan kebijakannya. Jika yang dipuji seorang pahlawan dalam ketentaraan maka mereka menggambarkan bagaimana gagahnya ia keteika masuk dalam laga pertempuran. Tema madih ini pun masih muncul dan berkembang pada masa Abbasiyah, seperti yang kita lihat pada permulaan-permulaan syiir para penyair Abbasiy memulai dalam penggambaran lahiriyah dengan bentuk yang seolah-olah hidup dan berpikir, dengan ringkas mereka wujudkan yang dipujanya dengan gambaran yang lain dari pada yang lain dalam hal kelapangan, kedermawanan, kebijaksanaan, keteguhan, harga diri, kesucian dari hal tercela, kemuliaan diri, ketinggian cita-cita, keberanian, dan ketangkasannya. Para penyair dalam pujiannya dengan sungguh menggambarkan dengan pen-tajsim-an yang nyaris nyata dan kuat. Sehingga apa yang digambarkannya tersebut dapat menarik perhatian supaya orang- orang meniru dan mau mengikuti seperti apa yang digambarkan dalam pujian dan pengalem tersebut. Dengan pujian semacam ini para penyair dapat menyiarkan pendidikan budi pekerti
  • 2. yang semestinya kepada orang-orang pada masa itu dan dapat memotivasi mereka kepada keutamaan-keutamaan dan akhlak mulia yang mencerahkan. Bahkan oleh Syauqi Dhoyf disebutkan bahwa para penyair pada masa Abbasiyah dalam menggubah syair madih-nya kepada khalifah dan penguasa hingga pada permasalahan hukum syariat dan hal-hal yang seyogyanya diambil dalam perundang-undangan, ketakwaan, keadilan yang semestinya didapatkan oleh umat. Seperti perumpamaan dalam syairnya Marwan bin Abi Hafshah, pada awal qasidah untuk Al-Mahdi: ‫حر‬ : ِّ‫النبي‬ َ‫سنن‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ‫ل‬‫وحال‬ ‫ها‬ ‫ها‬ ‫أحيا‬ ُ‫أمير‬ ‫المؤمنين‬ ‫محمد‬ “ Amirul mu’minin-Muhammad- menghidupkan tradisi-tradisi Nabi, yakni : perihal keharamannya, dan kehalalannya.” Al-Husain bin Muthair pun ikut memuji Al-Mahdi dengan: ‫ع‬ ‫كما‬ ُ‫رقيب‬ ‫بحيث‬ ‫ا‬َ‫ي‬‫واستح‬ َّ‫ف‬ ِّ‫ع‬‫ي‬ َ‫ي‬ ‫و‬ ُّ‫ف‬ ‫س‬ ‫خاليا‬ ‫كان‬ ‫إذا‬ ِّ‫ي‬‫تح‬ “Ia malu dan menjaga diri dari hal tercela di kala sendiri seperti halnya ketika ia di samping malaikat raqib.” Abu al-‘Atahiyah memuji khalifah Harun al-Rasyid dalam syi’irnya: ِّ‫د‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫ر‬ ‫غير‬ َّ‫الشر‬ ‫عنها‬ ‫يدافع‬ ٍ‫ة‬‫أم‬ ‫حفظ‬ ‫فى‬ ‫هللا‬ ‫ُراعى‬‫ي‬ ٍ‫وراع‬ ‫مفارقة‬ ‫ليست‬ ِّ‫د‬‫خلو‬ ‫بدار‬ ‫تجافي‬ ‫الدنيا‬ ‫عن‬ ‫وأيقن‬ ‫أن‬ ‫ها‬ “ Ia seorang pelindung sebagaimana Allah menjaga ummat, senantiasa melindungi mereka dari keburukan tanpa tidur. Ia menyingkir dari dunia dan yakin bahwa ia akan berpisah, pun bukan pula tempat keabadian.” Manshur al-Namary ikut memuji Harun al-Rasyid: ‫هللا‬ ‫بطاعة‬ ِّ‫اعتصام‬ ‫ذى‬ ُ‫ب‬ ِّ ‫ور‬ َ‫ك‬ ‫ه‬ ‫ـ‬ ُ‫رون‬ ِّ‫إمام‬ ‫من‬ ٍ‫ل‬‫لعد‬ ‫ليست‬ ‫إمام‬ ‫وال‬ ‫له‬ ‫الجالل‬ ‫ذى‬ ‫إلى‬ ُ‫ق‬ َ‫ب‬‫ر‬ ‫ى‬ “Diberkatilah Harun dengan kepemimpinannya, memiliki tekad dan berpegang teguh taat kepada Allah. Ia memiliki kedekatan kepada Dzat yang memiliki kemuliaan, yang tidak (ia gunakan) untuk berbuat adil dan (tidak untuk) memimpin.”
  • 3. Terkadang khalifah memiliki kebijakan yang buruk seperti Al-Amin, namun para penyair tetap memujinya dengan perumpamaan yang mulia, mereka tidak memuji perihal pribadinya, melainkan memuji sebagai khalifah bagi kaum muslimin juga sebagai harapan dan cita mereka seolah-olah mereka menginginkan apa yang ada diharapkannya sebagai syiar sebagaimana yang umat harapkan, barangkali dengan hal tersebut dapat mengembalikan khalifah pada jalan kekebenaran. Syauqi Dhoyf menyebutkan para penyair Abbasiyah juga menggubah syiir madih untuk para pahlawan pimpinan tentara rakyat yang memenangkan perang melawan bangsa Turki dan Bizantium. Seperti khalifah al-Rasyid. Al-Ma’mun, dan al-Mu’tashim yang memimpin langsung pasukan hingga mampu menaklukkan pasukan Bizantin, para penyair lantas mengelu-elukan kemenangan mereka dengan menumpahkan kebahagiaan mereka pada syiir-syiir mereka. Seperti tergambar pada penggalan puisi Ali bin Jabalah yang memuji kepahlawanan Abi Dulaf al-‘Ijly, komandan pasukan al-Ma’mun yang terkenal: . . . . . . . . . . ‫فى‬ ‫َلق‬‫خ‬‫ال‬ ‫فى‬ ً‫ة‬‫صيغ‬ ‫يره‬ ِّ‫خ‬ ٍ‫ف‬َ‫ل‬ُ‫د‬ ‫أبـــا‬ ‫هللا‬ ‫صــــاغك‬ ‫ــره‬َ‫ض‬َ‫ح‬ ‫إلى‬ ‫باديه‬ ‫بين‬ ٍ‫ب‬‫عر‬ ‫من‬ ‫األرض‬ ‫فى‬ ‫من‬ ‫كل‬ ‫ه‬ ِّ ‫فتخر‬ُ‫م‬ َ‫يوم‬ ‫يكتسيهــــا‬ ً‫ة‬‫ـــــ‬َ‫م‬ُ‫مكر‬ ‫منك‬ ‫مستـــعير‬ . . . . . . . . . . “Allah telah mencetakmu duhai Abu Dulaf dalam bentuk ciptaan yang terbaik. Tiap orang dari bangsa tanah Arab baik diantara kalangan baduwi sampai orang perkotaannya, meminjam kemuliaan darimu, yang ia kenakan di hari kebesarannya.” Dari beberapa contoh puisi di atas dapat kita saksikan bahwa penyair-penyair masa Abbasiyah ketika membuat puisi madih untuk khalifah mereka menyanjungnya atas ketakwaannya dan keadilannya kepada rakyat. Ketika memuji pahlawan mereka cirikan dengan keberaniannya. Pun ketika mereka memuji para mentri, ulama’, ataupun hakim, mereka menyebutkan tentang kepiawaiannnya dalam berpolitik dan dengan ciri khusus yang dimilikinya, yang mana sifat dan karakter tersebut adalah yang mereka harapkan ada dalam
  • 4. karakter yang dipujinya dan dibutuhkan pemikiran yang jeli serta penggambaran yang indah dalam tiap pujiannya. Tema Al-Hija’ (sindiran) Syauqi Dhoyf menuturkan bahwa bentuk dan corak perkembangan pada tema al-hija’ pada masa Abbasiyah awal lebih luas dan lebih dalam daripada puisi al-madih. Syauqi berpendapat puisi al-hija’ yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat umum dianggap lebih menyentuh daripada puisi al-madih. Berbeda dengan cabang an-naqaidh yang cenderung melemah, tema al-hija’ kian waktu malah lebih dikenal di kalangan penyair, pun tak ketinggalan objek sindiran dari puisi al-hija’ adalah para khalifah dan mentri-mentrinya, apapun yang sekira oleh para penyair dianggap serong dari kebenaran atau diterima oleh khalayak maka akan mereka sindir. Karenanya puisi al-hija’ yang berkarakter mendidik ini sebagai perbandingan dari puisi al-madih. Jika al-madih menggambarkan budi pekerti dan akhlak mulia yang seharusnya ditiru, maka al-hija’ menampilkan perilaku-perilaku buruk dari seorang individu maupun masyarakat yang harus dijauhi atau dihindari oleh masyarakat. Seperti pada syi’irnya Basyar yang menyindir kekikiran Ibn Quza’ah: ُ‫حزين‬ ‫نداه‬ ‫ُرجى‬‫ي‬ ‫أن‬ ‫مخافة‬ ‫ه‬‫إن‬ ‫قزعة‬ ‫ابن‬ ‫بخل‬ ‫تبخل‬ ‫فال‬ ‫تلق‬ ‫فلم‬ ‫ــ‬ ‫ه‬ ‫إال‬ ‫وأنت‬ ‫كمين‬ ‫جئت‬ ‫إذا‬ ‫ــ‬ ‫للعرف‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫أغلق‬ ‫ـ‬ ‫ابه‬ “Maka janganlah kamu kikir seperti kikirnya Ibn Quza’ah. Sungguh ia sedih dan khawatir jika dimintai bantuan. Ketika kamu mendatanginya untuk (kebaikan) khalayak, ia menutup pintunya dan kamu tidak akan menemukannya kecuali kamu mengendap-endap (mengintipnya).” Tema Al-Fakhr (kebanggaan) Pada masa Abbasiyah berkembang pula puisi dengan tema membanggakan diri ataupun kelompok meskipun tidak se-gayeng puisi madih ataupun hija’ yang oleh Syauqi Dhoyf disebut al-syi’r li al-fakhr. Puisi al-fakhr ini biasanya mengambarkan dan membanggakan tentang sifat muru’ah, kehormatan, atapun karakter-karakter mulia lain, seperti bayt puisi ‘Auf bin Muhallim al-Khuza’iy: ‫ضي‬‫ر‬ِّ‫ع‬ ‫بها‬ ُ‫حميت‬ ‫قوم‬ ‫ني‬‫هز‬ ‫إذا‬ ‫سورتي‬ ‫أن‬ ‫على‬ ‫حلم‬ ‫لذو‬ ‫ي‬‫وإن‬
  • 5. ‫والخفض‬ ‫الشدائد‬ ‫فى‬ ‫حقدا‬ ‫وبالحقد‬ ‫أهلها‬ ‫بالكرامة‬ ‫جزي‬َ‫أل‬ ‫ي‬‫وإن‬ “Sungguh aku memiliki kemurahan hati, yakni kehebatanku yang ketika orang-orang menghasut (mengganggu) kehormatanku, aku mampu menahan diri.. Dan sungguh aku akan membalas dengan kemuliaan kepada mereka yang memuliakan. Dan membalas mereka yang kikir dengan kekiran yang lebih keras lagi merendahkan. Tema Al-Ritsa’ (ratapan) Puisi ratapan pada masa Abbasiyah berkembang cukup luas. Tidak ada seorang khalifah, mentri, ataupun pemimpin terkenal mati kecuali para penyair berramai-ramai menyanjungnya dengan pujian dan sanjungan yang tinggi meratapi kematiannya. Seperti ratapan dari Abdullah bin Ayyub al-Taymy yang meratapi kematian Manshur bin Ziyad salah seorang pahlawan yang wafat ketika terjadi huru hara di Qayrawan pada masa khalifah al- Rasyid: ‫والديار‬ ‫قبرك‬ ‫بجوار‬ ‫قبور‬ ‫أوانس‬ ‫فإنهن‬ ‫القبور‬ ‫أما‬ ٍ ‫دار‬ ‫كل‬ ‫فى‬ ‫وزفير‬ ‫ة‬‫رن‬ ‫واحد‬ ‫عليه‬ ‫مأتمهم‬ ‫والناس‬ ُ‫كبير‬ ُّ‫م‬‫أش‬ ‫جبل‬ ‫جوفها‬ ‫فى‬ ٍ‫ة‬‫خمس‬ ‫فى‬ ٍ‫أذرع‬ ‫ألربع‬ ‫عجبا‬ “Adapun kuburan-kuburan itu, mereka sebenarnya ketenangan-ketenangan disisi kuburmu. Seperti rumah-rumah lah kuburan itu (berisi ketenangan). Tiap orang akan menempati tempat kuburnya satu persatu. Di tiap rumah (kembalinya) terdapat isak (tangis) kesedihan dan bunyi (sesenggukan). Karena kagum kepada empat dzira’ di dalam lima, di lobangnya terdapat gunung yang menjulang besar.” Barangkali tidak ada tangis ratapan penyair kala itu yang lebih menyedihkan ketimbang ratapan kepada Yazid bin Mazid yang terbunuh sia-sia kala itu, seperti tergambar pada puisinya Manshur al-Namary: ‫فإن‬ ‫الليالى‬ ‫سيفنى‬ ‫ا‬ً‫ذكر‬ ‫له‬ ‫وأوشكت‬ ‫الليالى‬ ‫ه‬‫أفنت‬ ‫تك‬ ‫وإن‬ “Dan jika saja malam-malam itu mendekat dan melewatinya. Sungguh ia memiliki sebutan (nama baik) yang mampu memusnahkan malam-malam itu.”
  • 6. Nampak pada puisi-puisi diatas tentang kecermatan berpikir dan tingginya khayalan para penyair masa itu yang dapat kita rasakan karena mereka berlomba-lomba menciptakan makna dan istilah yang aneh dan sulit dicerna. Tema Al-Ghazal (Cinta) Barangkali penyair pada masa Abbasiyah menurut Syauqi Dhayf tidak terlalu memperhatikan ataupun tertarik dengan tema cinta atau tema romantis ini, karena sedikitnya bukti puisi yang ditemukan dari masa Abbasiyah tentang tema ini, kecuali hanya dari beberapa penyair tertentu saja. Seperti Nampak pada bayt syi’ir Abu Nawas berikut: َ‫ـن‬ َ‫ق‬ ‫أزراره‬ ‫من‬ َ‫مر‬ ‫ا‬ ‫كأن‬ ‫ثي‬ ‫ــ‬ ‫ابه‬ َ‫أ‬ ‫ط‬ ‫لعـ‬ ‫إذا‬ ‫م‬ ‫ـ‬ ‫ا‬ ‫زدته‬ ‫نظرا‬ ‫حسنا‬ ‫وجهه‬ ‫يزيدك‬ ُ‫ـير‬ َ‫أ‬ ‫من‬ ‫ورا‬َ‫ح‬‫ال‬ ‫جفانها‬ ٍ‫ين‬ِّ‫ع‬‫ب‬ ‫خ‬ ‫ــ‬ َ‫ط‬‫ال‬ ‫ف‬َّ‫ت‬‫ال‬ ‫تـ‬ ‫طرا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬‫مـاؤ‬ ‫ب‬ َّ‫تصو‬ َ‫خ‬‫و‬ ‫ــ‬ ٍ‫د‬ ‫س‬ ‫ـ‬ ٍ‫ابري‬ ‫لو‬ “Seolah-olah pakaiannya memperlihatkan rembulan dari kancingnya. Soleknya menambahkan keindahan padamu, ketika aku berlama-lama memandangnya. Dengan mata yang berpadu dengan kelopak bawahnya yang layu. Dan dengan pipi yang seimbang nan serasi ketika air turun menetes (di sisinya).” Tema Al-Zuhd (kezuhudan) Pada masa Abbasiyah beredar pula puisi-puisi dengan tema kezuhudan. Tema inilah yang paling banyak bersinggungan dengan kehidupan rakyat jelata kala itu diantara puisi yang berpengaruh dan puisi kelakar, karena wong-wong cilik masa itu sama sekali tidak mengenal atau mencicip kemewahan sedikitpun, kehidupan keberagamaan mereka pun lurus dan sebagiannya mereka tempuh hanya untuk ibadah dan berlaku zuhud. Seperti yang terlihat pada puisi Abu Nawas berikut: َّ‫رب‬ ‫ويا‬ ٍ‫ق‬‫رقي‬ ‫التراب‬ ‫فى‬ ٍ‫حسن‬ ‫أيا‬ ‫عتيق‬ ‫التراب‬ ‫فى‬ ٍ‫ه‬‫وج‬ َّ‫رب‬ ‫سحيق‬ ‫المحل‬ ‫نائى‬ ٍ‫ل‬‫منز‬ ‫إلى‬ ‫راحل‬ ‫ك‬‫إن‬ ‫الدار‬ ‫لقريب‬ ‫فقل‬ ‫عريق‬ ‫الهالكين‬ ‫فى‬ ‫نسب‬ ‫وذو‬ ‫هالك‬ ‫وابن‬ ‫هالك‬ ‫إال‬ ‫الناس‬ ‫وما‬
  • 7. ‫صديق‬ ‫ثياب‬ ‫فى‬ ٍ‫عدو‬ ‫عن‬ ‫له‬ ‫فت‬‫تكش‬ ‫لبيب‬ ‫الدنيا‬ ‫امتحن‬ ‫إذا‬ “Duhai Dzat Tuhan yang mulia (dan memuliakan) tanah (bumi). Wahai Tuhan baik yang lemah lembut pada tanah (bumi). Maka katakanlah kepada rumah yang dekat (dunia) kau akan pergi (menuju) ke rumah yang jauh nan terpencil (akhirat). Manusia hanyalah (makhluk) yang akan binasa, anak dari (makhluk) yang binasa. Dan ia yang memiliki nasab bangsawan pun termasuk golongan yang akan binasa. Ketika orang berakal diuji maka akan tampak dunia bak musuh dalam pakaian yang sebenarnya “ Jika Abu Nawas sibuk dengan kezuhudannya karena melihat ulah manusia, berbeda dengan Ibnu Hazim dan para penyair lain yang menggubah puisi zuhudnya untuk mengajak orang-orang agar berlaku qana’ah, merasa cukup, dan ridha atas apa yang mereka terima. Seperti nampak pada puisinya berikut: ‫فى‬ َّ‫العز‬ ‫فإن‬ ٍ ‫س‬‫بيأ‬ ‫َع‬‫ن‬‫واق‬ ِّ ‫الياس‬ ِّ ‫الناس‬ ‫إلى‬ ‫رع‬‫َض‬‫ت‬ ‫ال‬ ‫هللا‬ ‫إلى‬ ‫ع‬ َ‫ر‬‫اض‬ ِّ ‫الناس‬ ‫عن‬ ‫استغنى‬ ‫من‬ َّ‫ي‬‫الغن‬ ‫إن‬ ٍ‫م‬ ِّ‫ح‬ َ‫ر‬ ‫وذي‬ ‫ربى‬ُ‫ق‬ ‫ذي‬ ‫كل‬ ‫عن‬ ِّ‫ن‬‫َغ‬‫ت‬‫واس‬ “Mintalah kepada Allah, usah memohon kepada manusia. Puaslah dengan keputusasaan, karena kehormatan ada pada kesia-siaan. Merasa cukuplah dari tiap sanak kerabat. Sungguh kekayaan (yang sebenarnya) adalah ia yang merasa cukup dari manusia.