Pengaruh penambangan batu bara terhadap kejadian penyakit malaria di kecamata...Romadhini Putri Wulandari
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
“Pengaruh Penambangan Batu Bara terhadap Kejadian Penyakit Malaria di Kecamatan Simpang Empat”
Dosen Pembimbing :
DR. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp, S.T., M.Kes.
NIP. 19780420 200501 2 002
DISUSUN OLEH :
Mustafa Kamal H1E112026
Raudhyna Zata Nadhillah H1E112033
Romadhini Putri Wulandari H1E112044
Muhammad Bagus Darmawan H1E112212
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas Teknik
Program Studi S-1 Teknik Lingkungan
Pengaruh penambangan batu bara terhadap kejadian penyakit malaria di kecamata...Romadhini Putri Wulandari
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
“Pengaruh Penambangan Batu Bara terhadap Kejadian Penyakit Malaria di Kecamatan Simpang Empat”
Dosen Pembimbing :
DR. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp, S.T., M.Kes.
NIP. 19780420 200501 2 002
DISUSUN OLEH :
Mustafa Kamal H1E112026
Raudhyna Zata Nadhillah H1E112033
Romadhini Putri Wulandari H1E112044
Muhammad Bagus Darmawan H1E112212
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas Teknik
Program Studi S-1 Teknik Lingkungan
Daftar jadi Agen tour &Travel Umroh , Cari tiket pesawat Murah, lebih murah dari maskapai, termurah,
Tour ke Singapore,Tour Ke Malaysia,Tour Ke Vietnam,Tour ke Thailand,Jadi Pengusaha Tavel,
Jadi Pengusaha Umroh, Jadi Pengusaha Tour ,System Booking Pesawat sangat Mudah, Daftar agen murah,
Daftar sekarang dapat promo, saatnya anda kaya,pendaftaran mudah, pendaftaran murah, distributor batam
Tutorial pengolahan data salinitas menggunakan aplikasi SeaDas, Excel dan ODV...dwi fitria ningsih
Salinitas merupakan jumlah garam terlarut dalam air, dalam konteks ini adalah air laut. darimana garam itu berasal? dari peristiwa outgassing yaitu peristiwa merembesnya garam-garam dari dasar laut. Nah disini kita akan melihat bagaimana kondisi salinitas di wilayah selatan jawa timur mengggunakan aplikasi SeaDas, excel dan juga ODV yang kemudian di interpretasikan.
Berikut merupakan pembahasan mengenai alat yang kami buat yaitu miniatur garasi dengan pintu yang dapat mebuka dan menutup secara otomatis dengan mikrokontroler Arduino UNO dan menggunakan sensor Ultrasonic
Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Lingkungan - S1 Pariwisata 2014 Brenda Maria
Kelompok 2 - Waduk Jatiluhur
Anggota:
Adine Putri Amanda (1453010019)
Maria Lydia Da Silva (1453010011)
Deasy Yuliati (1453010017)
Brenda Maria (1453010027)
Stefany Tantia (1453010007)
Guido Brian Bagas (1453010015)
Venco Hartanto (1453010031)
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang terumbu karang, yang meliputi biologi, ekologi, simbion karang zooxanthellae, reproduksi karang secara sederhana, manfaat dan perusak terumbu karang secara umum. Sebagai hewan tingkat rendah yang memiliki ketergantungan sangat besar dengan simbionnya zooxanthellae, pada bagian akhir digambar dan diuraikan hubungan antara karang dan zooxanthellae.
Buku tentang organisme karang dan zooxanthellae ini adalah untuk menyediakan dan melengkapi tentang Terumbu Karang diantara buku-buku yang sudah ada. Bahan referensi ini juga untuk melengkapi pencinta yang berhubungan dengan wisata bawah air, seperti keindahan terumbu karang dan organisme yang menjadi penyebab kerusakan terumbu tersebut.
Buku ini merupakan terbitan ke-2, yang pada sebagian kecil telah mengalami perubahan. Buku-buku behubungan dengan bidang eksakta masih sulit memperoleh dalam bacaan berbahasa Indonesia, sehingga buku ini terasa perlu diperbaharui untuk memenuhi bacaan terhadap mahasiswa dan termasuk personal yang menekuni bidang ini.
Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang biologi dan reproduksi karang secara sederhana. Disamping itu juga menerangkan dalam skala terbatas tentang ekologi hewan karang, akan tetapi tidak secara menyeluruh. Hanya mengupas terbatas pada topik tertentu, seperti rekruitmen, kompetisi, organisme lain yang hidup bersimbiosis, hidup sebagai patogen ataupun sebagai parasit pada tubuh karang.
Daftar jadi Agen tour &Travel Umroh , Cari tiket pesawat Murah, lebih murah dari maskapai, termurah,
Tour ke Singapore,Tour Ke Malaysia,Tour Ke Vietnam,Tour ke Thailand,Jadi Pengusaha Tavel,
Jadi Pengusaha Umroh, Jadi Pengusaha Tour ,System Booking Pesawat sangat Mudah, Daftar agen murah,
Daftar sekarang dapat promo, saatnya anda kaya,pendaftaran mudah, pendaftaran murah, distributor batam
Tutorial pengolahan data salinitas menggunakan aplikasi SeaDas, Excel dan ODV...dwi fitria ningsih
Salinitas merupakan jumlah garam terlarut dalam air, dalam konteks ini adalah air laut. darimana garam itu berasal? dari peristiwa outgassing yaitu peristiwa merembesnya garam-garam dari dasar laut. Nah disini kita akan melihat bagaimana kondisi salinitas di wilayah selatan jawa timur mengggunakan aplikasi SeaDas, excel dan juga ODV yang kemudian di interpretasikan.
Berikut merupakan pembahasan mengenai alat yang kami buat yaitu miniatur garasi dengan pintu yang dapat mebuka dan menutup secara otomatis dengan mikrokontroler Arduino UNO dan menggunakan sensor Ultrasonic
Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Lingkungan - S1 Pariwisata 2014 Brenda Maria
Kelompok 2 - Waduk Jatiluhur
Anggota:
Adine Putri Amanda (1453010019)
Maria Lydia Da Silva (1453010011)
Deasy Yuliati (1453010017)
Brenda Maria (1453010027)
Stefany Tantia (1453010007)
Guido Brian Bagas (1453010015)
Venco Hartanto (1453010031)
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang terumbu karang, yang meliputi biologi, ekologi, simbion karang zooxanthellae, reproduksi karang secara sederhana, manfaat dan perusak terumbu karang secara umum. Sebagai hewan tingkat rendah yang memiliki ketergantungan sangat besar dengan simbionnya zooxanthellae, pada bagian akhir digambar dan diuraikan hubungan antara karang dan zooxanthellae.
Buku tentang organisme karang dan zooxanthellae ini adalah untuk menyediakan dan melengkapi tentang Terumbu Karang diantara buku-buku yang sudah ada. Bahan referensi ini juga untuk melengkapi pencinta yang berhubungan dengan wisata bawah air, seperti keindahan terumbu karang dan organisme yang menjadi penyebab kerusakan terumbu tersebut.
Buku ini merupakan terbitan ke-2, yang pada sebagian kecil telah mengalami perubahan. Buku-buku behubungan dengan bidang eksakta masih sulit memperoleh dalam bacaan berbahasa Indonesia, sehingga buku ini terasa perlu diperbaharui untuk memenuhi bacaan terhadap mahasiswa dan termasuk personal yang menekuni bidang ini.
Buku ini menerangkan dan menggambarkan tentang biologi dan reproduksi karang secara sederhana. Disamping itu juga menerangkan dalam skala terbatas tentang ekologi hewan karang, akan tetapi tidak secara menyeluruh. Hanya mengupas terbatas pada topik tertentu, seperti rekruitmen, kompetisi, organisme lain yang hidup bersimbiosis, hidup sebagai patogen ataupun sebagai parasit pada tubuh karang.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Pemanfaatan sumberdaya keong macan menggunakan unit penangkapan bubu
1. DAFTARISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................1
SAMBUTAN
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB - Prof. Dr. Ir. Indra
Jaya, M.Sc...................................................................................................lii
Ketua Panitia Pelaksana - Dr.lr.Fredinan yulianda.......................................v
DAFTAR 151 .......................................................................................................vii
INTISARI HASIL SEMINAR ...............................................................................
MAKALAH~MAKALAH ......................................................................................
1. Bidang Konservasi Sumberdaya ...........................................................,•.
1.1. Kondisi Dan Pengembangan Sumberdaya . Moluska Pada
Ekosistem Mangrove Di Daerah Ulee Lheue Banda Aceh Sebelum
Dan Sesudah Tsunamo Desember 2004 (lwan Hasri, Siswani Sari,
Irma Oewiyantl) .................................................................................1-1
1.2. Beberapa Catatan Mengenai Sumberdaya Cum-cumi (Loligo
duvaucell) di Perairan Teluk Peiabuhan Ratu (pelita Octorina,
Ujang Juanda, rri Joko Aprianto) .........." ..........................................1-18
1.3. Kajian Manajemen Keanekaragaman Hayati Bagi Konservasi
Takson Matuska (Lies Emmawati Hadie) ..........................................1-27
1.4. Peran Fosil Motuska Dalam IImu Kebumian (Fauzie Hasibuan) ........1-33
1.5. Spesies Tipe Fosil Moluska Pada Masa Kenozoikum di Museum
Geologi (Elina Sufiati Gholib) ............................................................1-57
1.6. Proposed Model for Conservation Co-Management of Dog Conch
(Strombus turturel/a) In The Context of Indonesian Culture
(Dade Irving Hartoto, Safar Dody, M. Djen Marasabessy) .................1-80
1.7. Potensi dan Pengelolaan Kerang Batak (Perna perna) di Pesisir
Pangandaran Kabupaten Ciamis: Studi Pendahuluan (lrwan
Syadidul Anwar) ...............................................................................1-86
1.8. Pengelolaan Berke!anjutan Sumberdaya Abalon (Haliotis Asinina)
Di Menui Kepulauan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah
(Ermayanti Ishak) .............................................................................1-95
2. Bidang Ekoblologi dan Biodiversitas .......................................................
2.1. Biomassa Zoobenthos, Kandungan Nutrien Sedimen dan Kualitas
Air Berdasarkan Zonasi di Rawa Jombor, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah (Ervina Indrayani, dan Suwamo Hadisusanto)......................11-1
2.2. Variasi Musiman Beberapa Parameter Lingkungan, Hubungannya
dengan Persentase Kematian Kerang Mutiara (Pinctada maxima)
vii
2. dari Berbagai Ukuran di Perairan Teluk Kodek, Lombok Utara (M.S.
Hamzah. M. Djen Marasabessy, Safar Dody) ....................................11-18
2.3. Ekobiologi Kerang Muliara Air Tawar (Anodonta woodiana, Lea.)
(Sata Yoshida Srie Rahayu, Dedy Duryadi Solihin, Ridwan Affandi,
Wasmen Manalu) .............................................................................11-28
2.4. Pengaruh Habitat dan Faktor Ungkungan Terhadap Keragaman
Moluska Air Tawar di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat (NR.
Isnaningsih) ......................................................................................11-47
2.5. Kajian Kondisi Lingkungan Keong Mata Lembu(Turbo argyrostoma
Linnaeus, 1758) (Eddy SoekendarS/) ................................................II-59
2.6. Kajian Ekologi Kerang Kawung (Tel/ina listed) di Perairan
Tambakrejo Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Jawa
Timur (Nunik Cokrowatl) ...................................................................11-67
2.7. Migrasi Harian Siput Litforaria undulata (Littorinidae,
Prosobranchia) di Oermaga Beton Field Station Likupang Sulawesi
Utara (G.J. Fontje Kaligis, Farnis B. Boneka, Carolus P. Paruntu.
Jimmy Mamesah) .............................................................................Jt-72
2.8. Konstribusi Parameter Lingkungan Terhadap Pengelolaan Habitat
Moluska (Amran Saru) ......................................................................11-80
2.9. Pendugaan Oensitas Sumberdaya Cumi-cumi (Loliginidae) dengan
Metode Akustik di Perairan Selat Alas (M. Junaidi, N. Diniarti, A.
Mukhlis) ............................................................................................11-91
2.10. Distribusi dan Komposisi Kelompok Makrozoobenthos Menurut
Makanannya (Feeding Guild) Sebagai Reaksi Terhadap Eutrofikasi
Perairan Pesisir (Am Azbas Taurusman) ..........................................11-99
2.11. Distribusi dan Keanekaragaman Bivalvia OJ Perairan Pantai Barat
Suaka MargasaWv'a Pulau Rambut Kepulauan Seribu Jakarta Utara
(Ratna Koma/a) ................................................................................11-113
2.12. Identifikasi dan Kelimpahan Gastropoda OJ Kawasan. Mangrove
Sungai Ijo Bodo-Kebumen dan Sungai Adiraja-Citacap (Retno
Hartati, Widianingsih) ........................................................................U-120
2.13. Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan 8ivaivia) Serta
Asosiasinya pada Ekosistem Mangrove di Kawasan Pantai Ulee
Lheue Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam (lwan Hasrl,
Fredinan Yulianda, Irma Dewiyantl) .................................................. TI-130
2.14. Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda di Kawasan Mangrove Desa
Surodadi Kec. Sayung Demak (Rizky Muliani Dwi Ujianti, Boed;
Hendrarto, Sm Rudiyantl) ..................................................................11-151
2.15. Kemelimpahan Anggota Gastropoda Berdasarkan Zonasi dj Rawa
Jombor, KJaten Jawa Tengah (Suwarno Hadisusanto, An;es Sari
Rahayu) ............................................................................................11-161
viii
3. 2.16. Bivalvia di Pesisir Pantai carita, Pulau Tarahan, dan Pulau Panjang,
Banten (Esti Astuti, Loa Dibyowati, Djoko Waluyo, Tri Heru Widarto)
..........................................................................................................11-166
2.17. Perkembangan Larva Keong (Laut) Macan, Babylonia spirata
(Linnaeus 1758) (Fredinan Yulianda).................................................11-177
2.18. Kelimpahan dan Biomassa Populasi Simping ( Placuna placenta,
Linn, 1768) di Teluk Kronjo, Kab. Tangerang (Yonvitner, Sutrisno
Sukimin, Isdradjad Setyobudiandl) ....................................................11-189
2.19. Keanekaragaman Keong Air Tawar Marga Filopaludina di
Indonesia dan Status Taksonominya (Gastropoda: Viviparidae)
(Ristiyanti Marwoto) ..........................................................................11-202
2.20. Telaah Komunitas Fauna Moluska di Perairan Pulau-Pulau
Anambas, Kepulauan Natuna Barat, Indonesia (Mudjiono) ...............11-214
2.21. Sebaran, Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fauna Moluska di
Daerah Pertumbuhan Lamun (Seagrass Meadow), Perairan
Tanjung Merah, Bitung, Sulawesi Utara (Mudjiono) ..........................11-226
2.22. Studi Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Jenis
Sonneratia Sp di Pantai Akuatik Tanjung Bara Sengata, Kabupaten
Kutai Timur (Mahrita Nita Seru, Yehezkiel Bunga, Amiruddin) ..........11-236
2.23. Dinamika Komunitas Moluska pada Pantai Berbatu di Muara
Tongoloka-Sumbawa (Sriati, Fredinan YuJianda) ..............................11-254
2.24. Patensi dan Distribusi Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Perairan
Jepara (Sri Rahayu Ningtyas, Ambariyanto, Irwanl) ..........................11-265
2.25. Kerang Kopah Gafrarium tumidum dan Keanekaragaman Bivalve di
Perairan Pantai Teluk Kabung Sumatera Barat (J;;Jbang Nurdin,
Jatna Suprijatna, Aria Budiman, Mufti P. Patria) ...............................11-285
2.26. Struktur Komunitas Kima (Tridacna Sp. dan Hippopus Sp.) pada
Rataan Terumbu Karang di Zona Intertidal Pulau Sangalaki
Kabupaten Berau (Aditya frawan, Rosita, Lily Inderia San) ...............11-298
2.27. Keong Macan (Babylonia spirata, L. 1758) di Perairan Cilacap
(Retr.o Andaman) .............................................................................11-312
2.28. Kerang Hijau (Perna Viridis) Sebagai Biofilter Pada Perairan
Tercemar Logam Berat (Etty Riani) .................................................11·.321
2.29. Populasi Mollusca Pada Musim Kemarau Dan Musim Hujan OJ
Zona Intertidal Paotaj Selatan Sumbawa (lis Jubaedah)....................It-322
3. Bidang Biologi ............................................................................................
3.1. Phylogenetic Assessment of Giant Clams (Tridacnidae) Based on
Partial Sequences of Cytochrome C Oxidase I Gene (Agus
Nuryanto) ..........................................................................................111-1
3.2. Cephalophoda Bercangkang di Indonesia (Nova Mujiono) ................1U-14
ix
4. 3.3. Morfometri Cangkang Tiram Mutiara (Pinctada maxima, Bivalvia,
Pteriidae) dari Perairan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat (Sri Sahyuning Mangidi, Norma Afiati, Siti Rudiyantl) .............111-24
3.4. Kemampuan Absorpsi Beberapa Jenis Kekerangan Terhadap
Toksin Paralytic Shellfish Poisoning, Diarhetic Shellfish Poisoning
dan Amnesic Shellfish Poisoning (Angela Mariana Lusiastuti) .........111-34
3.5. Karyotipe Tiga Famili Kerang Darah Familia Arcidae (Norma Atiatl) .111-39
3.6. Kajian Morfologi dan Indek Kondisi Kerang Coklat (Perna perna
Linnaeus, 1758) di Pantai Teleng Ria, Kab. Pacitan (Widianingsih,
Retno Hartati, Nur Hidayah) ....................•........................................111-53
3.7. Studi Awal Tentang Populasi dan Dampak Predator Gastropoda
Drupella Sp. Terhadap Kematian Karang (Ofri Johan) .....................U1-66
3.8. Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) di Perairan Teluk
Sopenihi, Dompu, Sumbawa (Nur Taufiq Spj, Reton Hartati, Justin
Cullen, Deny Hardian) ......................................................................111-76
3.9. Sebaran Densitas dan Karakteristik Pertumbuhan Kerang Kepah
(Polymesoda erosa) di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas
kalimantan Barat (Rachmat Amin. Jusup Suprijanto) .......................IH-85
3.10. Pemijahan dan Perkembangan larva Siput Gonggong (Strombus
turfurel/a) (Safar Dody, M. Djen Marasabessy) .................................111-97
3.11. Mendeteksi Kerang Geloina di Ekosistem Mangrove Pesisir Barat
Kabupaten Aceh Besar (M. Ali S., Mennofalria Boer, Rokhmin
Dahuri, Yus/f Wardiatno, Sutrisno Sukimin) ......................................tII-108
3.12. Beberapa Aspek Reproduksi Abalon (Halfotis asinina Linn~) di
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (S/amet Riyadi, Dedi Soedharma,
D.E. Djoko Setyono) ........................................................................111-111
3.13. Perturnbuhan Abalon (Haliotis asinina Linnaeus 1158) Dengan
Pemberian Pakan U/~'a Sp dan Gracilaria Sp (Siwi Aryani RR., AB.
Susanto, Retno Hartati) ....................................................-................UI-126
3.14. Uji Potensi Bakteri Simbion Gastropoda Conus miles Sebagai
Sumber Antibakteri MDR (Multi-Drug Resistant) Dan Parairan
Tamate (De/ianis Pringgenies, Agus Sabdono, Ocky K Radjasa,
I-,Aelinda Fitriani Arbie) 111-135n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Bidang Sosial Ekonomi dan Pascapanen .................................................
4.1. Kerang Solusi Alternatif Atasi Krisis Global 2009 (Sulisliawan) .........IV-1
4.2. Potensi, Permasalahan dan Pengembangan Maluska Sebagai
Bahan Makanan (George Hadiprajitno) .............................................IV-6
4.3. Meningkatkan Peran Seni Kriya Kerang dan Siput Pada Sektor
Industri Kreatif di Indonesia (8. Irwan Wipranata, Sunarjo Leman) ..IV-19
4.4. Moluska Unggulan Indonesia Sebagai Sumber Pangan (Bunjamin
Dharma) ...........................................................................................IV-43
x
5. 4.5. Siput Intertidal yang Umum di Pulau Kabaruan Kepulauan Talaud
Sulawesi Utara dan yang Dikonsumsi Masyarakat (Farnis B.
Boneka, Fontje G.J. Kaligis, Carolus P. Parunlu, Canisiu.<; J. Mate/)..IV-65
4.6. Pemanfaatan Gastropoda dan Bivalvia oleh Masyarakat di
Kepulauan Kofiau Kabupaten Raja Ampat Papaua Barat (Yoseph
Supriyono, Irma Elda Kawulur, Sabrina Sinuraya, Selvi Tabay) ........ IV-76
4.7. Pemanfaatan Sumberdaya Keong Macan Menggunakan Unit
Penangkapan Bubu (Diniah) .............................................................1v.:102
4.8. Pengembangan Alat Pancing Gurita Berdasarkan, Pendekatan
Tingkah Laku Gurita (Agus Cahyadl) ................................................IV-110
5. Bidang Budidaya ........................................................................................
5.1. Kasus Penyakit Infeksi Jamur Lagenidium Pada Induk Abalon.
HaJiotis asinina (Fris Johnny, Des Reza, Zafran) ...............................V-1
5.2. Sistematika Penurunan Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl)
Indonesia (Mulyanto) ........................................................................V-11
5.3. Keragaan Pertumbuhan Benih Abalon Haliotis squamata (Reeve,
1846) Hasil Keturunan 1 (Riani Rahmawati, Ibnu Rusdi, Bambang
Susanto, Suko Ismi) ..........................................................................V-20
5.4. Pengaruh Perbedaan Dosis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan
Sintasan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) (Sudewi,
Imam Supi/) ......................................................................................V-35
5.5. Kajian Sumberdaya Kerang Bambu (Solen) Sebagai Komoditas
Potensial Budidaya Laut (/swari Ratna Astuti, Erlania, Achmad
Sudradjat, Tri Heru Prihadl) ..............................................................V-46
5.6. Pemanfaatan Listrik Lemah Pada Pertumbuhan Awal Kerang
Mutiara Pinctada maxima (Jameson) (Prswita Tasya Karissa,
Joseph James Uel Taylor, Sukardi, Susilo Budi Priyono, N. Gustnr
F. Mamengkey) .................................................................................V-59
5.7. Pemeliharaan Abalon Haliotis squamata Dengan Metode
Pergantian Air yang Berbeda (/onu Rusdi, Bambang Susanto, RiEmi
Rahmawatl) ......................................................................................V-72
5.8. Perkembangan Budidaya Moluska <Ii Indonesia (Anjang Bangun
Prasetio, A. Sudradjat, Rasidi, Tn Heru Prihadl) ...............................V-82
5.9. Budidaya Kerang (Anadara granosa) di Bengkalis Riau (Usman
Muhammad Tang, Pareng Rengi, Dedi Erianto. Sumarto) ................V-105
5.10. Pemanfaatan Limbah Processing Abalone dalam Pembuatan
Silase Rumput Laut dan Ikan Rucah Sebagai Salah Satu Bahan
Dasar Pakan Buatan Untuk Unggss dan Abalone (Haliotis aSinina)
(Andi Besse Patadjai, Irwan J. Efendy) .............................................V-114
5.11. Uji Produksi Massal Juvenile Aba!one (Haliotis asinina) pada
Hatchery Komersial (Irwan J. Effendy. Andi Besse Patadjal) ............V-126
xi
6. 5.12. Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai
Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang
Susanto, Ibnu Rusdi, Suko Ism;, Riani Rahmawatl) ..........................V-149
6. Makalah Poster ...........................................................................................
6.1. Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik
Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay, Eddyman W. Ferial,
Nurhayati Saban) ..............................................................................VI-1
6.2. Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia
South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la
Surabaya (Mu/yanto) ........................................................................VI-11
6.3. Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada
maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan
System AWL Dalam Wadah Percobaan (M.S. Hamzah, Sigit A.P.
Owiono) ............................................................................................VI-14
6.4. Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang. Kab.
Pandeglang Banten (Rasidi, orr; Johan, Anjang Bangun Prasetio) ...VI-25
6.5. Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran,
Kabupaten Ciamis (YuS/i Ware/latno, Joko Poernomo, Ali Mashar) ...Vf-31
6.6. Tinjauan Teoritis: Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan
Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima)
(Syafyudin Yusuf) .............................................................................VI-32
6.7. Filogeni, Anatomi, Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp. (Cumi
cumi) (Cephalopoda. Mollusca) (Arif Wibowo) ..................................Vt-46
6.8. Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lesson/ana)
(Yuliana) ...........................................................................................VI-83
6.9. Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis,
Peluang Bisnis, Atau Hama Agraris (Eka H. Sutanto, Niken T.M.
Pratiwi, Majar/ana Krisantl) ...............................................................VI-100
6.10. Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis ·Kerang dan
Solusi Budidayanya (Suwidah, Eni Kusrim) ......................................VI-106
6.11. Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur
Taufiq SPJ) ........................................................................................VI-111
6.12. Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan
Wonokromo), Jawa Timur (Yusli Wardiatno, Ario Damar) .................VI-122
6.13. Status Moluska: Ancaman. Konservasi, dan Kebutuhan Habitat
(Wanono Hadie) ...............................................................................VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
7. Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2
'1Jl:Iluskat PeluangiJi:mis dan.&onservasi ..
Bogdr. ll-J2EeiJniari21Ja9
. ~Ji~AlilIiM(f~N·.St.:lMIi£Q~/k~~(KEQ1fG.A~AN M£N.GnUNA~N}I.!JN'T
PE~$KA~.l:ltiJ'BtI
l!)!.~i.~
1,$tfilti.iiti1g~1~ptdi{)epari~fitenPGffJfli1faStanSumb:erd.aya Perikanan Faf(ultas
. '. ' ~el!jkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~.Naci~i!fte.1afutemeflah1iarr dJSl:It<eielehbanyak emn§ Indorresla ju,ga
ma~~~a,,~a{~.nae~l1IkdaIlP~)"gjti tinggi. Permintaan tethad~p keoog
!:A:a@neemakin meningl<atdewasa int.Secara UJl'lum keOO§ maeanditan@~p
~~akanperangkap, antaralaiA yang teJah familiarpadakeJemp:oknel!;~n
ada'ahl:rubU:~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang. jat11ilg jQGaAg~~airan
Palab~fatu dafilb.ll!)u.lipatpeman.ciiperkeAalkan oi Perair;an Par~wh~ratlil,
Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan Palabehal'lraJu
p_a Agu~tl1ls~eQise}aI'l"lJi2Q·ttip.Ha$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa
t<mgk~ank®1'lg: rnaaanoorjlilf!F)l®< 2:8 % (66 6ftor) denganuobet2'% t1:;~
gram) de.ngan panja"9,bernisal' .2~ - $,5 em. Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak
diperolel:! dari opera,sional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm
yang taleh dilakukan, Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan
SBat musim timur, meng9uaakan umpan i!~an ruean dan lama pemasangsnbubu
di>dalam~it sel3ma12Jam.
Kat~ It.flnci:K~on9maGan~aapylonsnai1>, perangkap keoog macao, Perair.an
Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nl'lll tBflbylonia spiPata.l) have famQu;s and taken afancytG bYiJ1ilany
pBOpl&;o:MlltdorreSiaalso fQi:ei9nCO!mtri~, because high n.utritloa.$anf,i.~ne~l?~
~~e$il<¥Ii),~att~lgltlmpunt ~eda){~ ".
~n~i'~~:~~an~;use_p;for e)Eample~~ftlmUiare,f'fi$}le~'
ba~IOR$nait'th~ans &raog' water$;jodangin:PalabohantatuwalefS and'fisn
tfap;rol(t·t:iate,lli@l'I·intro(!lu~iAPatabl;lbanr::atu waters. Experimelitalfi$:pinQfot
21}1 tlnit;~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dl;lf'ing 2'9
Vil.Result·ofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~' 1$93. gnarn1lGn~rygyrate 2..6 -0.5 cm.MGr:e
~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oP&ratkmal,~~aAt to $lme
J_a*,'It~$~I~,Wbioo .ha~>beenc;dn~.,lQ:;~lc.b..li1;aQ~;snail'acti~,b.eUet be
dQOe~,a~ season momeJ'tt, usittgbaif (:)f rucahand sOa~IAg. tlmeibrtr-a,
dudng t2cJt1lol<.
IV-I02
8. Prosiding Seminar Nasional Moluska 2
"Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi"
Bogor, II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi. Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi. Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe, Taiwan, Hongkong, Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003).
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara.
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa. Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda. Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang.
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu.
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan, terutama di
Perairan Cirebon. Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan.
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannya· dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk.
METODE
Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit. Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masing
masing 10 trip. Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam. Bubu dioperasikan
dengan long/ine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah.
Has!1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya, serta diukur panjangnya.
IV-I03
9. Prosiding Seminar Nasional Motuska 2
"Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi"
Bogor, 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005). Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik.
35cm
...!.
50cm
if.------. 75cm .--------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
106"32'30"
_ dserah penangkapankeong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
10. Prosiding Seminar Nasional Moluska 2
"Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi"
Bogor, 11·12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 %, yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1.393 gram atau 2 % dari
total bobot tangkapan (Gambar 4). Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 2,5 - 6,5 em dan bobot rata....ata individu sebesar 21
gram.
~~--~. Tali utama, PE e 8 mm. 10 m ~---~~
: 'i1
Tallcabang. PE? Smm, 5m
----....----------------...~
r-'-/
i !Pelampung_
.'~', g" _. ...... Tali setamtal'. PE .,2mm, 20-40 m ". I
~51······-·· :TaHutama'PE"8m~t••_-•••••••-
r'-'-'-'-'-' .
"I !
. T !~ i
:.....-.-.-.-.-.~
~"- ~
-~-.-~--~-~-..,,-~-~
~ -·..·Pemberal (balu kaHI, 5 kg .....----....•• ......• ..••....•..•..
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221;
98%
1II1II Keong macan _ Nonkeong m~
~Non keong macan _ Keong macan I
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
11. Prosiding Seminar Nasional Moluska 2
"Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi"
Bogar, 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini.
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp.)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan. Selain
diduga karena di fishing ground sedang banyak rajungan, hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar, sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk. Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil, kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5), namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm.
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08).
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6). Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram dengan.panjang
berkisar antara 2,5 - 6,5 em, sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 3,5 - 5 em.
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
12. Prosiding Seminar Nasional Moluska 2
"Maluska: Peluang Bisnis dan Kanserl'Qsi"
Bagar, 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003). HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam, berjumlah 637 ekor
dengan babot 6.618 gram. Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak. Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1.
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut
Totalhasil
12 jam 24 jam
Janis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol
(akor} (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit
267 2.837 175 1.849 442 4.686
kambing
..6:000UmEan ikan rucah 370 3.881 252 2.719 622
I Jumlah tangkapan 637 6.618 427 4.568 I 1.062 11.286
Sumber ; Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur. Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat. Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan. SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2.
Tabel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan
Total hasil
Musim barat Musim timur
tyru:II.1CIf :Jenis alat tangkap """
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot
(ekor) (gram) (ekor) .(gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1.300 97 1.655
4
Bubu keollg 5 175 59 1.080 64 1.255
macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2.380 161 2.910
Sumber: Dlolah dan data Lismawati D(2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh. maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I07
13. Prosiding Seminar Nasional Moluska 2
"Moluska: Peluang Bisnis dan Konservasi"
Bogor, 11-12 Februari 2009
jam. Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan,
karena angka potensi keong macan belum diketahui. Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan, kecuali bubu lipat. Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan, sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu,
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya.
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia. Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan. Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui, namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan. Jika secara komersial
tidak menguntungkan, tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 % (66
ekor) dengan bobot 2 % (1.393 gram).
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam.
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas,
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu. Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan. Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam.
N-I08
14. Prosiding Seminar Nasional Maluska 2
HMoluska: Peluang Bisnis dan Kanservasi"
Bogar. 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan IImu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 60 hal.
Lismawati D. 2005. Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara
Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu. Bogor:
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan IImu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 65 hal.
Yulianda, F. 2003. Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia
spirata Linnaeus, 1758). [Disertasi) (tidak dipublikasikan). Bogor:
Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan. Hal
3.
Zein M. 2003. Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang
terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata, L) di
teluk Palabuhanratu Jawa Barat. Bogor; Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu
Kelautan, Institut Pertanian Bogar. 52 hal.
N-I09