Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan klasifikasi data. Secara umum data dapat dibedakan menjadi data kualitatif yang berbentuk kata-kata dan data kuantitatif yang berbentuk angka. Data kuantitatif kemudian dapat diklasifikasi lebih lanjut menjadi data nominal, data diskrit, dan data kontinum. Dokumen juga membahas tentang data primer yang diperoleh secara langsung dan data sekunder yang diperoleh dari sumber yang telah ad
5. Definisi Data secara Etimologis merupakan
bentuk jamak dari DATUM yang berasal dari
Bahasa Latin dan berarti "Sesuatu Yang
Diberikan". Dalam pengertian sehari-hari
data dapat berarti fakta dari suatu objek
yang diamati, yang dapat berupa angka-
angka maupun kata-kata. Sedangkan jika
dipandang dari sisi Statistika menurut
Siswandari (2009) dalam Aditya (2013:1)
Data merupakan fakta-fakta yang akan
digunakan sebagai bahan penarikan
kesimpulan.
Konsep Data
6. S Y A R A T - S Y A R A T D A T A
=》Objektif =》Up to date
=》Relevan =》Representatif
8. Klasifikasi Data
Data memiliki beberapa ciri yang dapat diklasifikasikan
menurut kekhususan tertentu, sesuai dengan maksud penulisan
atau sumber data yang digunakan. Oleh karena itu, data dapat
diklasifikasikan sebagi berikut : Berdasarkan bentuk dan sifatnya,
data penulisan dapat dibedakan dalam dua macam-macam
yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan
data kuantitatif (yang berbentuk angka).
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam-macam teknik pengumpulan data misalnya
wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
9. Klasifikasi Data
Data kualitatif amat bersifat subjektif, karenanya penulisan
yang menggunakan data kualitatif, sesungguhnya harus berusaha
sedapat mungkin untuk menghindari sikap subjektif yang dapat
menghamburkan objektivitas data penulisan.
a. Data kasus
Ciri khas dari data kualitatif adalah menjelasakan kasus kasus
tertentu. Data kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta
tidak bertujuan untuk generalisaikan data atau menguji hipotesis
tertentu. Lebih memungkinkan data kasus mendalam dan
komprehensif dalam mengekspresikan suatu objek penulisan.
Wilayah data kasus tergantung pada seberapa luas penulisan kasus
tertentu. Oleh karenanya data kasus bisa seluas indonesia,
provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dapat beberapa orang,
bahkan satu orang. Dapat juga lembaga tertentu, suatu pranata
tertentu dan lain sebagainya.
10. Klasifikasi Data
B. Data Pengalaman Individu
Data pengalaman individu dimaksud adalah bahwa
keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai
warga masyarakat tertentu yang menjadi objek penulisan. Data
pengalam pribadi ini sungguh sungguh sarat dengan unsur
unsur subjektif sehingga kadang kdang tidak sesuai dengan
realita keadaan masyarakat yang menjadi objek penulisan.
Walaupun demikian subjektivitas tersebut dapat dipakai sebagai
bagian dari realita masyarakat yang diteliti dan bukan maksud
untuk menerangkan realita masyarakat yang diteliti.
11. Klasifikasi Data
2 .Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah
atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika
atau statistika. Contoh data kuantitatif antara lain: tinggi badan,
berat badan, kecepatan lari, sepakbola dan sebagainya.
Selanjutnya data kuantitatif bisa dibedakan sebagai berikut:
a. Data Nominal
Data nominal atau sering disebut juga data kategori, data
yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan
kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan
perbedaan kualitatif.
12. Klasifikasi Data
Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna
matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Ukuran nominal
adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan
tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokkan
dalam set-set dan kepada semua anggota set diberikan angka.
b. Data Diskrit
Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang
diperoleh dengan cara membilang. Arikunto (2002:96) data
dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi.
Contoh data diskrit misalnya: (1) Jumlah Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Klojen sebanyak 20. (2) Jumlah siswa laki-laki di
SD 1 Penanggungan sebanyak 67 orang. (3) Jumlah penduduk di
Kabupaten Ponorogo sebanyak 246.867 orang. Karena
diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk
bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
13. Klasifikasi Data
c. Data kontinum
Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Arikunto (2002:96)
data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa
tingkatan, angka berjarak atau ukuran. Data kontinum dapat
berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung macam-
macam skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum
misalnya: (1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter. (2) IQ
Budi adalah 120. (3) Suhu udara di ruang kelas 24o Celcius. Data
kontinum juga dapat dipisah pisahkan seperti berikut:
1. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau
kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya.
Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat
diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau
sebaliknya.
14. Klasifikasi Data
2 .Data Interval
Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat
diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua
sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval
dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat
kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang
sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak
tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi
matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun
demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu
tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval.
15. Klasifikasi Data
3 .Data rasio
Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang
dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data
rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang
sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut
(mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi
matematik ( + , – , x, : ).
16. Klasifikasi Data
Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan
macam-macam data lainnya (nominal, ordinal, dan interval)
dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
a. Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter
adalah data rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda
secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga
dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2
meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat
diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek
(sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1
meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan
perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3
(sifat data interval).
17. Klasifikasi Data
Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal
yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya
tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2
meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang
panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua
operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk
macam-macam data nominal, data ordinal, ataupun data
interval.
b. Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan
dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval.
Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan benda
yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai
dari yang terberat sampai yang teringan. Perbedaan antara benda
yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang
sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg.
dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat)
yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg, 2 kali lebih berat
dibandingkan dengan benda yang beratnya 1 kg.
18. Klasifikasi Data
D .Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh
dari sumber data oleh penyidik untuk tujuan yang khusus
(Surakhmad, 1982:162). Maksudnya data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh penulis secara langsung dari sumber datanya.
Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date.
Untuk mendapatkan data primer, penulis harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat
digunakan penulis untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion –
FGD) dan penyebaran kuesioner.
19. Klasifikasi Data
Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data
sekunder. Umpama kalau pada perusahaan, dapat berupa
faktur, laporan penjualan, pengiriman, hasil riset yang lalu dan
sebagainya.
Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar.
Umpamanya data sensus dan data registrasi, serta data yang
diperoleh dari badan atau lembaga yang aktivitasnya
menggumpulkan data atau keterangan yang relevan
dengan/dalam berbagai masalah.
E. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015:193).
Maksudnya data yang diperoleh atau dikumpulkan penulis dari
berbagai sumber yang telah ada (penulis sebagai tangan kedua).
Bungin (2001:128) data sekunder kemudian dikategorikan
menjadi dua yaitu:
1.
2.