SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KRIPTOGRAFI
Setiawansyah
ADVANCED ENCRYPTION STANDART (AES)
Advanced Encryption Standard (AES)
◦ Advanced Encryption Standard (AES) merupakan
algoritma cryptographic yang dapat digunkan
untuk mengamakan data. Algoritma AES adalah
blok chipertext simetrik yang dapat mengenkripsi
(encipher) dan dekripsi (decipher) informasi.
Enkripsi merubah data yang tidak dapat lagi
dibaca disebut ciphertext; sebaliknya dekripsi
adalah merubah ciphertext data menjadi bentuk
semula yang kita kenal sebagaiplaintext.
Algoritma AES is mengunkan kunci kriptografi
128, 192, dan 256 bits untuk mengenkrip dan
dekrip data pada blok 128 bits.
Advanced Encryption Standard (AES)
◦ AES (Advanced Encryption Standard) adalah lanjutan dari algoritma enkripsi standar DES
(Data Encryption Standard) yang masa berlakunya dianggap telah usai karena faktor keamanan.
Kecepatan komputer yang sangat pesat dianggap sangat membahayakan DES, sehingga pada
tanggal 2 Maret tahun 2001 ditetapkanlah algoritma baru Rijndael sebagai AES. Kriteria pemilihan AES
didasarkan pada 3 kriteria utama yaitu: keamanan, harga, dan karakteristik algoritma beserta
implementasinya. Keamanan merupakan faktor terpenting dalam evaluasi (minimal seaman triple DES),
yang meliputi ketahanan terhadap semua analisis sandi yang telah diketahui dan diharapkan dapat
menghadapi analisis sandi yang belum diketahui. Di samping itu, AES juga harus dapat digunakan
secara bebas tanpa harus membayar royalti, dan juga murah untuk diimplementasikan
pada smart card yang memiliki ukuran memori kecil. AES juga harus efisien dan cepat (minimal secepat
Triple DES) dijalankan dalam berbagai mesin 8 bit hingga 64 bit, dan berbagai perangkat lunak. DES
menggunakan stuktur Feistel yang memiliki kelebihan bahwa struktur enkripsi dan dekripsinya sama,
meskipun menggunakan fungsi F yang tidak invertibel. Kelemahan Feistel yang utama adalah bahwa
pada setiap ronde, hanya setengah data yang diolah. Sedangkan AES menggunakan struktur SPN
(Substitution Permutation Network) yang memiliki derajat paralelisme yang lebih besar, sehingga
diharapkan lebih cepat dari pada Feistel
Advanced Encryption Standard (AES)
◦ Kelemahan SPN pada umumnya (termasuk pada Rijndael) adalah berbedanya struktur enkripsi dan dekripsi sehingga
diperlukan dua algoritma yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi. Dan tentu pula tingkat keamanan enkripsi dan
dekripsinya menjadi berbeda. AES memiliki blok masukan dan keluaran serta kunci 128 bit. Untuk tingkat keamanan yang
lebih tinggi, AES dapat menggunakan kunci 192 dan 256 bit. Setiap masukan 128 bit plaintext dimasukkan ke dalam state
yang berbentuk bujursangkar berukuran 4×4 byte. State ini di-XOR dengan key dan selanjutnya diolah 10 kali dengan
subtitusi-transformasi linear-Addkey. Dan di akhir diperoleh ciphertext.
◦ Berikut ini adalah operasi Rijndael (AES) yang menggunakan 128 bit kunci:
◦ 1. Ekspansi kunci utama (dari 128 bit menjadi 1408 bit);
◦ 2. Pencampuran subkey;
◦ 3. Ulang dari i=1 sampai i=10 Transformasi : ByteSub (subtitusi per byte) ShiftRow (Pergeseren byte
perbaris) MixColumn (Operasi perkalian GF(2) per kolom);
◦ 4. Pencampuran subkey (dengan XOR);
◦ 5. Transformasi : ByteSub dan ShiftRow;
◦ 6. Pencampuran subkey.
Advanced Encryption Standard (AES)
◦ AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci
sepanjang 128, 192, atau 256 bit. Tidak seperti Rijndael yangblock dan kuncinya
dapat berukuran kelipatan 32 bit dengan ukuran minimum 128 bit dan maksimum
256 bit. Berdasarkan ukuran blockyang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran
4x4 di mana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Sedangkan Rijndael
sendiri dapat mempunyai ukuran matriks yang lebih dari itu dengan
menambahkan kolom sebanyak yang diperlukan. Blok chiper tersebut dalam
pembahasan ini akan diasumsikan sebagai sebuah kotak. Setiap plainteks akan
dikonversikan terlebih dahulu ke dalam blok-blok tersebut dalam bentuk
heksadesimal. Barulah kemudian blok itu akan diproses dengan metode yang
akan dijelaskan. Secara umum metode yang digunakan dalam pemrosesan
enkripsi dalam algoritma ini dapat dilihat melalui Gambar 1.
Advanced Encryption Standard (AES)
◦ AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci
sepanjang 128, 192, atau 256 bit. Tidak seperti Rijndael yangblock dan kuncinya
dapat berukuran kelipatan 32 bit dengan ukuran minimum 128 bit dan maksimum
256 bit. Berdasarkan ukuran blockyang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran
4x4 di mana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Sedangkan Rijndael
sendiri dapat mempunyai ukuran matriks yang lebih dari itu dengan
menambahkan kolom sebanyak yang diperlukan. Blok chiper tersebut dalam
pembahasan ini akan diasumsikan sebagai sebuah kotak. Setiap plainteks akan
dikonversikan terlebih dahulu ke dalam blok-blok tersebut dalam bentuk
heksadesimal. Barulah kemudian blok itu akan diproses dengan metode yang
akan dijelaskan. Secara umum metode yang digunakan dalam pemrosesan
enkripsi dalam algoritma ini dapat dilihat melalui Gambar 1.
Advanced Encryption Standard (AES)
Advanced Encryption Standard (AES)
Advanced Encryption Standard (AES)
Advanced Encryption Standard (AES)

More Related Content

Similar to Algoritma Enkripsi AES

Artikel 10105755
Artikel 10105755Artikel 10105755
Artikel 10105755Satya607
 
Idea (international data encryption algorithm)
Idea (international data encryption algorithm)Idea (international data encryption algorithm)
Idea (international data encryption algorithm)Arofiah Hidayati
 
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar KriptografiRoziq Bahtiar
 
PPT ALGORITMA KRIPTOGRAFI
PPT ALGORITMA KRIPTOGRAFIPPT ALGORITMA KRIPTOGRAFI
PPT ALGORITMA KRIPTOGRAFIripki al
 
Advanced encryption standard (aes)
Advanced encryption standard (aes)Advanced encryption standard (aes)
Advanced encryption standard (aes)likut101010
 
Protokol keamanan
Protokol keamananProtokol keamanan
Protokol keamananlikut101010
 
Intel 386 presentasi.pptx
Intel 386 presentasi.pptxIntel 386 presentasi.pptx
Intel 386 presentasi.pptxrehanadyaksa
 
Keamanan__Multimedia [Autosaved].pptx
Keamanan__Multimedia [Autosaved].pptxKeamanan__Multimedia [Autosaved].pptx
Keamanan__Multimedia [Autosaved].pptxdewi892106
 
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18cKenJago
 
metode-akses
metode-aksesmetode-akses
metode-aksesNoval Sp
 

Similar to Algoritma Enkripsi AES (20)

Ipv4 vs ipv6
Ipv4 vs ipv6Ipv4 vs ipv6
Ipv4 vs ipv6
 
Artikel 10105755
Artikel 10105755Artikel 10105755
Artikel 10105755
 
2863344
28633442863344
2863344
 
Idea (international data encryption algorithm)
Idea (international data encryption algorithm)Idea (international data encryption algorithm)
Idea (international data encryption algorithm)
 
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi5 Macam Metode Dasar Kriptografi
5 Macam Metode Dasar Kriptografi
 
PPT ALGORITMA KRIPTOGRAFI
PPT ALGORITMA KRIPTOGRAFIPPT ALGORITMA KRIPTOGRAFI
PPT ALGORITMA KRIPTOGRAFI
 
CRPTOGRAFY
CRPTOGRAFYCRPTOGRAFY
CRPTOGRAFY
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
19.advanced encryption standard (aes)
19.advanced encryption standard (aes)19.advanced encryption standard (aes)
19.advanced encryption standard (aes)
 
Advanced encryption standard (aes)
Advanced encryption standard (aes)Advanced encryption standard (aes)
Advanced encryption standard (aes)
 
Pengertian ip addrees
Pengertian ip addreesPengertian ip addrees
Pengertian ip addrees
 
Protokol keamanan
Protokol keamananProtokol keamanan
Protokol keamanan
 
Intel 386 presentasi.pptx
Intel 386 presentasi.pptxIntel 386 presentasi.pptx
Intel 386 presentasi.pptx
 
Keamanan__Multimedia [Autosaved].pptx
Keamanan__Multimedia [Autosaved].pptxKeamanan__Multimedia [Autosaved].pptx
Keamanan__Multimedia [Autosaved].pptx
 
Hash
HashHash
Hash
 
about cryptography
about cryptographyabout cryptography
about cryptography
 
IP address
IP addressIP address
IP address
 
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
 
metode-akses
metode-aksesmetode-akses
metode-akses
 

More from Setiawansyah Setiawansyah (20)

Chapter 15
Chapter 15Chapter 15
Chapter 15
 
Part 13
Part 13Part 13
Part 13
 
Chapter 14
Chapter 14Chapter 14
Chapter 14
 
Part 12
Part 12Part 12
Part 12
 
Chapter 13
Chapter 13Chapter 13
Chapter 13
 
Chapter 12
Chapter 12Chapter 12
Chapter 12
 
Chapter 11
Chapter 11Chapter 11
Chapter 11
 
Part 9
Part 9Part 9
Part 9
 
Chapter 9
Chapter 9Chapter 9
Chapter 9
 
Chapter 9
Chapter 9Chapter 9
Chapter 9
 
Part 8
Part 8Part 8
Part 8
 
Chapter 8
Chapter 8Chapter 8
Chapter 8
 
Part 7
Part 7Part 7
Part 7
 
Chapter 7
Chapter 7Chapter 7
Chapter 7
 
Part 6
Part 6Part 6
Part 6
 
Chapter 6
Chapter 6Chapter 6
Chapter 6
 
Part 5
Part 5Part 5
Part 5
 
Chapter 5
Chapter 5Chapter 5
Chapter 5
 
Part 4 kriptografi
Part 4   kriptografiPart 4   kriptografi
Part 4 kriptografi
 
Chapter 4
Chapter 4Chapter 4
Chapter 4
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Algoritma Enkripsi AES

  • 3. Advanced Encryption Standard (AES) ◦ Advanced Encryption Standard (AES) merupakan algoritma cryptographic yang dapat digunkan untuk mengamakan data. Algoritma AES adalah blok chipertext simetrik yang dapat mengenkripsi (encipher) dan dekripsi (decipher) informasi. Enkripsi merubah data yang tidak dapat lagi dibaca disebut ciphertext; sebaliknya dekripsi adalah merubah ciphertext data menjadi bentuk semula yang kita kenal sebagaiplaintext. Algoritma AES is mengunkan kunci kriptografi 128, 192, dan 256 bits untuk mengenkrip dan dekrip data pada blok 128 bits.
  • 4. Advanced Encryption Standard (AES) ◦ AES (Advanced Encryption Standard) adalah lanjutan dari algoritma enkripsi standar DES (Data Encryption Standard) yang masa berlakunya dianggap telah usai karena faktor keamanan. Kecepatan komputer yang sangat pesat dianggap sangat membahayakan DES, sehingga pada tanggal 2 Maret tahun 2001 ditetapkanlah algoritma baru Rijndael sebagai AES. Kriteria pemilihan AES didasarkan pada 3 kriteria utama yaitu: keamanan, harga, dan karakteristik algoritma beserta implementasinya. Keamanan merupakan faktor terpenting dalam evaluasi (minimal seaman triple DES), yang meliputi ketahanan terhadap semua analisis sandi yang telah diketahui dan diharapkan dapat menghadapi analisis sandi yang belum diketahui. Di samping itu, AES juga harus dapat digunakan secara bebas tanpa harus membayar royalti, dan juga murah untuk diimplementasikan pada smart card yang memiliki ukuran memori kecil. AES juga harus efisien dan cepat (minimal secepat Triple DES) dijalankan dalam berbagai mesin 8 bit hingga 64 bit, dan berbagai perangkat lunak. DES menggunakan stuktur Feistel yang memiliki kelebihan bahwa struktur enkripsi dan dekripsinya sama, meskipun menggunakan fungsi F yang tidak invertibel. Kelemahan Feistel yang utama adalah bahwa pada setiap ronde, hanya setengah data yang diolah. Sedangkan AES menggunakan struktur SPN (Substitution Permutation Network) yang memiliki derajat paralelisme yang lebih besar, sehingga diharapkan lebih cepat dari pada Feistel
  • 5. Advanced Encryption Standard (AES) ◦ Kelemahan SPN pada umumnya (termasuk pada Rijndael) adalah berbedanya struktur enkripsi dan dekripsi sehingga diperlukan dua algoritma yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi. Dan tentu pula tingkat keamanan enkripsi dan dekripsinya menjadi berbeda. AES memiliki blok masukan dan keluaran serta kunci 128 bit. Untuk tingkat keamanan yang lebih tinggi, AES dapat menggunakan kunci 192 dan 256 bit. Setiap masukan 128 bit plaintext dimasukkan ke dalam state yang berbentuk bujursangkar berukuran 4×4 byte. State ini di-XOR dengan key dan selanjutnya diolah 10 kali dengan subtitusi-transformasi linear-Addkey. Dan di akhir diperoleh ciphertext. ◦ Berikut ini adalah operasi Rijndael (AES) yang menggunakan 128 bit kunci: ◦ 1. Ekspansi kunci utama (dari 128 bit menjadi 1408 bit); ◦ 2. Pencampuran subkey; ◦ 3. Ulang dari i=1 sampai i=10 Transformasi : ByteSub (subtitusi per byte) ShiftRow (Pergeseren byte perbaris) MixColumn (Operasi perkalian GF(2) per kolom); ◦ 4. Pencampuran subkey (dengan XOR); ◦ 5. Transformasi : ByteSub dan ShiftRow; ◦ 6. Pencampuran subkey.
  • 6. Advanced Encryption Standard (AES) ◦ AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci sepanjang 128, 192, atau 256 bit. Tidak seperti Rijndael yangblock dan kuncinya dapat berukuran kelipatan 32 bit dengan ukuran minimum 128 bit dan maksimum 256 bit. Berdasarkan ukuran blockyang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran 4x4 di mana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Sedangkan Rijndael sendiri dapat mempunyai ukuran matriks yang lebih dari itu dengan menambahkan kolom sebanyak yang diperlukan. Blok chiper tersebut dalam pembahasan ini akan diasumsikan sebagai sebuah kotak. Setiap plainteks akan dikonversikan terlebih dahulu ke dalam blok-blok tersebut dalam bentuk heksadesimal. Barulah kemudian blok itu akan diproses dengan metode yang akan dijelaskan. Secara umum metode yang digunakan dalam pemrosesan enkripsi dalam algoritma ini dapat dilihat melalui Gambar 1.
  • 7. Advanced Encryption Standard (AES) ◦ AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci sepanjang 128, 192, atau 256 bit. Tidak seperti Rijndael yangblock dan kuncinya dapat berukuran kelipatan 32 bit dengan ukuran minimum 128 bit dan maksimum 256 bit. Berdasarkan ukuran blockyang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran 4x4 di mana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Sedangkan Rijndael sendiri dapat mempunyai ukuran matriks yang lebih dari itu dengan menambahkan kolom sebanyak yang diperlukan. Blok chiper tersebut dalam pembahasan ini akan diasumsikan sebagai sebuah kotak. Setiap plainteks akan dikonversikan terlebih dahulu ke dalam blok-blok tersebut dalam bentuk heksadesimal. Barulah kemudian blok itu akan diproses dengan metode yang akan dijelaskan. Secara umum metode yang digunakan dalam pemrosesan enkripsi dalam algoritma ini dapat dilihat melalui Gambar 1.