Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Pancasila memiliki ciri sebagai ideologi terbuka yaitu inklusif, tidak memaksa, dan dapat berkembang sesuai perubahan zaman. Dokumen tersebut juga membandingkan Pancasila dengan ideologi lain seperti liberalisme dan komunisme, serta menjelaskan tiga dimensi Pancasila yaitu idealistis, normatif, dan realistis.
1. A z i z a h N u r H u s n a ( 2021. 03. 1622)
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NEGARA
Dosen Pengampu : Ustadzah Nurul Budi Murtini, S.Si, M.S.I
2. DEFINISI
Ideologi berasal dari kata
" Idea " yang berarti
gagasan, konsep,
pengertian dasar, dan
cita-cita. Dan " Logos "
berarti ilmu.
Ideologi secara
etimologis, adalah ilmu
tentang ide-ide (the
science of ideas), atau
ajaran tentang
pengertian dasar.
Ideologi negara adalah
cita-cita yang menjadi
basis bagi suatu sistem
kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa yang
bersangkutan.
3. I D E O L O G I T E R B U K A
MODEL IDEOLOGI NEGARA
I D E O L O G I T E R T U T U P
Ideologi terbuka merupakan suatu gagasan yang tidak
secara mutlak wajib ataupun dipaksakan dalam
pelaksanaannya, namun lebih kepada penghayatan
dan peresapan melalui nilai-nilai dari kekayaan
rohani, moral serta budaya di dalam masyarakat itu
sendiri.
Ideologi ini pun dapat menyesuaikan dengan
perubahan dan perkembangan zaman serta segala
rupa dinamika yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat tersebut.
Ideologi tertutup merupakan suatu
gagasan, pemikiran atau pandangan yang
mutlak, yang tidak dapat dipersoalkan lagi
mengenai kebenaran didalamnya dan
harus diterima serta dipatuhi oleh segenap
masyarakat.
4. C I R I - C I R I I D E O L O G I T E R B U K A
Menghargai keberagaman, baik dalam hal suku budaya maupun agama. Sehingga dapat
diterima dengan mudah sebagai bagian dari kehidupan masyarakat yang majemuk.
Bukan sesuatu hal yang diciptakan oleh negara, namun melainkan gagasan yang timbul
dari hasil pemikiran masyarakat dan tercermin dari segala sisi kehidupan
bermasyarakat.
Tidak bersifat totaliter atau memaksa bahkan merampas hak yang dimiliki masyarakat,
namun lebih bersifat inklusif dan menginspirasi masyarakat supaya memiliki kehidupan
yang lebih bertanggung jawab.
Isi didalamnya tidak operasional secara langsung dan generasi mendatang perlu
menggali lagi lebih dalam isi di dalam falsafahnya dan diterapkan ke dalam situasi yang
dihadapi.
Merupakan kekayaan rohani, moral serta kebudayaan masyarakat (falsafah), jadi bukan
merupakan milik sekelompok golongan tertentu namun milik masyarakat secara luas.
1.
2.
3.
4.
5.
5. C I R I - C I R I I D E O L O G I T E R T U T U P
Merupakan sebuah cita-cita serta gagasan sekelompok golongan tertentu dan
bukan sesutau hal yang telah diyakini dan berkembang di masyarakat
sebelumnya, dan ideologi tersebut digunakan untuk mengubah cara pandang
masyarakat.
memiliki sifat yang totaliter, yakni berusaha mengawasi setiap gerak-gerik
masyarakat dan memaksakan kehendak terhadap masyarakat.
Isi didalamnya tidak hanya suatu gagasan maupun cita-cita saja, namun juga
berupa tuntutan yang diwajibkan terhadap masyarakat secara opersional, mutlak,
dan menyeluruh.
Sebuah ideologi tertutup bersifat apriori serta dogmatis, sehingga tidak dapat
dikritik maupun diubah lagi.
Keberagaman yang timbul dimasyarakat sangat tidak dijaga dan tidak dihormati.
Ideologi tertutup bersifat menuntut kepatuhan serta ketaatan mutlak.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6. PERBANDINGAN ANTARA IDEOLOGI
PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LAIN
I D E O L O G I
L I B E R A L
I D E O L O G I
S O S I A L I S M E - K O M U N I S
I D E O L O G I
P A N C A S I L A
7.
8. Terdapat tiga dimensi yang merupakan syarat
Pancasila diklaim sebagai ideologi terbuka:
3 DIMENSI PANCASILA
Dimensi idealistis
Dimensi normatif
Dimensi realistis
Yaitu suatu ideologi yang bersifat realistis, artinya
mampu dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nyata
Yaitu Pancasila bisa mengatur sesuatu secara mendalam,
untuk pelaksanaannya melalui norma yang dibuat atau diubah
Yaitu idealistis dari Pancasila mampu memberikan harapan,
optimisme, dan memotivasi masyarakat sesuai cita-cita bangsa,
yang bersumber pada nilai filosofis
9. PARADIGMA HUBUNGAN NEGARA DAN AGAMA
P A R A D I G M A I N T E G R A L I S T I K
P A R A D I G M A S E K U L E R I S T I K
P A R A D I G M A S I M B I O T I K
Hubungan antara agama dan negara adalah suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Negara adalah lembaga politik
sekaligus lembaga keagamaan.
Hubungan antara agama dan negara yang saling membutuhkan
dan bersifat timbal balik.
Negara dan Agama merupakan dua bentuk yang berbeda
sehingga harus dipisahkan.