1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, jenis, sifat, tanda-tanda, dan bantuan dasar untuk keracunan dan kecederaan.
2. Ia menjelaskan definisi keracunan, jenis racun seperti pepejal dan cecair, serta tanda-tanda umum seperti pucat dan loya.
3. Dokumen tersebut juga memberikan panduan ringkas mengenai bantuan dasar untuk keracunan dan kecederaan seperti CPR
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]Winarso Arso
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang mencakup teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP), bahaya gas H2S, dan penanganan luka bakar. RJP meliputi tahapan mengamankan saluran pernafasan, memberikan nafas buatan, dan memijat jantung, sedangkan luka bakar dibedakan menurut derajatnya.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, jenis, sifat, tanda-tanda, dan bantuan dasar untuk keracunan dan kecederaan.
2. Ia menjelaskan definisi keracunan, jenis racun seperti pepejal dan cecair, serta tanda-tanda umum seperti pucat dan loya.
3. Dokumen tersebut juga memberikan panduan ringkas mengenai bantuan dasar untuk keracunan dan kecederaan seperti CPR
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]Winarso Arso
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang mencakup teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP), bahaya gas H2S, dan penanganan luka bakar. RJP meliputi tahapan mengamankan saluran pernafasan, memberikan nafas buatan, dan memijat jantung, sedangkan luka bakar dibedakan menurut derajatnya.
1) Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai dasar-dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), meliputi prinsip-prinsipnya, tindakan darurat seperti CPR, dan penggunaan AED.
EWS digunakan untuk menilai 7 parameter fisiologis pasien agar dapat mendeteksi kondisi kritis lebih dini. Parameter tersebut adalah pernapasan, saturasi oksigen, tekanan darah, nadi, kesadaran dan suhu. EWS dilakukan untuk pasien akut maupun kronis agar mendapat respon klinis yang tepat waktu. BLS meliputi tindakan CPR 30:2 dan bantuan napas 10 kali/menit apabila pasien tidak bernapas
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tindakan pertolongan cemas yang perlu dilakukan untuk beberapa keadaan darurat seperti pendarahan, patah tulang, terbakar, tenggelam, sesak nafas, dan lainnya.
2. Langkah-langkah dasar seperti menilai keadaan korban, membuka saluran pernafasan, memeriksa nadi dan pernafasan, serta memanggil bantuan dijelaskan.
3. T
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai pertolongan cemas, termasuk objektifnya, definisi pertolongan cemas, sistem pernafasan dan peredaran darah, resusitasi kardiopulmonari (CPR), dan kaedah pemulihan pernafasan bantuan mulut ke mulut.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai pertolongan cemas, termasuk objektifnya, definisi pertolongan cemas, sistem pernafasan dan peredaran darah, resusitasi kardiopulmonari (CPR), dan kaedah pemulihan pernafasan bantuan mulut ke mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat dan bencana, mencakup aspek-aspek seperti pertolongan pertama, penanganan korban, komunikasi, dan kerja sama berbagai pihak untuk menyelamatkan korban.
Dokumen tersebut membincangkan tentang pertolongan cemas yang memberikan ringkasan definisi, sistem pernafasan dan peredaran darah, resusitasi kardiopulmonari (CPR), pendarahan kecil, terseliuh dan patah. Ia juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam memberikan rawatan pertama seperti pemeriksaan ABC, bantuan pernafasan, tekanan dada, kedudukan pemulihan dan cara mengawal pendarahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pertolongan pertama yang meliputi:
1. Resusitasi jantung paru untuk korban henti nafas dan jantung
2. Penanganan sumbatan saluran napas, luka, pingsan, dan luka bakar
3. Prinsip-prinsip dasar seperti menjaga terbukanya saluran napas, menghentikan pendarahan, dan mendinginkan luka bakar.
Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruran neonatus. Beberapa poin penting yang dibahas adalah pentingnya deteksi dini kondisi berisiko pada neonatus, langkah-langkah dasar resusitasi neonatus seperti evaluasi, keputusan, dan tindakan, serta persiapan peralatan dan tim resusitasi."
1) Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai dasar-dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), meliputi prinsip-prinsipnya, tindakan darurat seperti CPR, dan penggunaan AED.
EWS digunakan untuk menilai 7 parameter fisiologis pasien agar dapat mendeteksi kondisi kritis lebih dini. Parameter tersebut adalah pernapasan, saturasi oksigen, tekanan darah, nadi, kesadaran dan suhu. EWS dilakukan untuk pasien akut maupun kronis agar mendapat respon klinis yang tepat waktu. BLS meliputi tindakan CPR 30:2 dan bantuan napas 10 kali/menit apabila pasien tidak bernapas
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tindakan pertolongan cemas yang perlu dilakukan untuk beberapa keadaan darurat seperti pendarahan, patah tulang, terbakar, tenggelam, sesak nafas, dan lainnya.
2. Langkah-langkah dasar seperti menilai keadaan korban, membuka saluran pernafasan, memeriksa nadi dan pernafasan, serta memanggil bantuan dijelaskan.
3. T
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai pertolongan cemas, termasuk objektifnya, definisi pertolongan cemas, sistem pernafasan dan peredaran darah, resusitasi kardiopulmonari (CPR), dan kaedah pemulihan pernafasan bantuan mulut ke mulut.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai pertolongan cemas, termasuk objektifnya, definisi pertolongan cemas, sistem pernafasan dan peredaran darah, resusitasi kardiopulmonari (CPR), dan kaedah pemulihan pernafasan bantuan mulut ke mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keadaan darurat dan bencana, mencakup aspek-aspek seperti pertolongan pertama, penanganan korban, komunikasi, dan kerja sama berbagai pihak untuk menyelamatkan korban.
Dokumen tersebut membincangkan tentang pertolongan cemas yang memberikan ringkasan definisi, sistem pernafasan dan peredaran darah, resusitasi kardiopulmonari (CPR), pendarahan kecil, terseliuh dan patah. Ia juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam memberikan rawatan pertama seperti pemeriksaan ABC, bantuan pernafasan, tekanan dada, kedudukan pemulihan dan cara mengawal pendarahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pertolongan pertama yang meliputi:
1. Resusitasi jantung paru untuk korban henti nafas dan jantung
2. Penanganan sumbatan saluran napas, luka, pingsan, dan luka bakar
3. Prinsip-prinsip dasar seperti menjaga terbukanya saluran napas, menghentikan pendarahan, dan mendinginkan luka bakar.
Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruran neonatus. Beberapa poin penting yang dibahas adalah pentingnya deteksi dini kondisi berisiko pada neonatus, langkah-langkah dasar resusitasi neonatus seperti evaluasi, keputusan, dan tindakan, serta persiapan peralatan dan tim resusitasi."
2. Medical Fisrt Responder adalah
Penolong yang pertama kali
tiba di tempat kejadian, yang
memiliki kemampuan
penanganan kasus gawat
darurat, terlatih untuk tingkat
dasar.
3. Alat Perlindungan Diri
“Alat perlindungan diri harus
selalu dipakai pada saat
melakukan tugas.”
Darah dan semua cairan
tubuh adalah media
penularan penyakit
12. Membuka jalan napas
“Salah satu tindakan yang
paling penting yang
dilakukan oleh penolong pada
penderita yang tidak sadar
adalah membuka jalan
napas.”
14. Manuver rahang bawah
(Jaw Thrust Manouvre)
“Merupakan cara yang paling aman
untuk membuka jalan napas pada
penderita yang dicurigai menderita
cedera spinal.”
16. PADA ORANG DEWASA RASIO RJP UNTUK SATU
ATAU DUA ORANG PENOLONG ADALAH :
30 tekan : 2 tiup
5 siklus selama 2 menit
Kedalaman penekanan 4 – 5 cm
Panjang tiupan masing – masing 1 detik
23. Definisi luka bakar
Cidera yang timbul karena
terkena temperatur diluar batas
normal, yang berasal dari suhu,
kimia, listrik atau radiasi
24. SEBAB LUKA BAKAR
Suhu ; panas ( api, uap panas dan benda panas ),
dingin ( suhu dan benda yang sangat dingin )
Radiasi ; sinar ultraviolet ( termasuk sinar
matahari ) dan bahan radio aktif
Bahan kimia ; acid dan alkalis
Sengatan listrik dan petir
32. LUAS LUKA BAKAR
Dewasa Anak
Kepala 9 % 18 %
Alat gerak atas @ 9 % @ 9 %
Tubuh depan 18 % 18 %
Tubuh belakang 18 % 18 %
Kemaluan 1 % termasuk tubuh depan
Alat gerak bawah @18% @ 14%
36. GEJALA DAN TANDA KERACUNAN
Mual dan / atau muntah
Pusing
Sakit perut
Perubahan status kesadaran atau koma
Kejang
Jantung berdetak cepat atau lambat
Tekanan darah tinggi, normal atau rendah
Diare
37. Pupil dilatasi atau mengecil
Nafas pendek
Luka pada kulit ( perubahan warna, terbakar, tanda
suntikan, bengkak )
GEJALA DAN TANDA KERACUNAN
38. PERAWATAN PRA – RUMAH SAKIT
1. Jauhkan korban dari sumber racun, khususnya pada kasus
racun terhirup atau terserap
2. Untuk racun yang terserap :
Lepaskan baju korban
Hilangkan racun dari kulit dengan kain yang kering, jika
racunnya berupa serbuk kering, pakai sikat untuk
menghilangkannya
Aliri bagian yang terkena dengan air secara terus menerus
sampai tenaga medis datang
3. Jaga jalan nafas. Beri oksigen.
4. Lakukan penilaian awal. Jangan memberikan ventilasi dari
mulut ke mulut bila kasusnya adalah racun terhirup atau
tertelan.
39. PERAWATAN PRA – RUMAH SAKIT
5. Telpon ke pusat penanganan keracunan.
6. Untuk racun yang tertelan
Berikan dua gelas air untuk mengencerkan racun yang
tertelan
Tidak boleh merangsang korban untuk muntah bila
racunnya bersifat korosif, alkalis, asam kuat dan
hidrokarbon
Berikan arang sebanyak 2-3 sendok yang dilarutkan dalam
1 liter air
40. PERAWATAN PRA – RUMAH SAKIT
7. Bawa sumber racun / bukti adanya racun ke RS
8. Rawat shock
9. Monitor korban
42. Beberapa kondisi medis yang mensyaratkan
penggunaan oksigen
Serangan jantung / gagal jantung
Kesulitan bernafas
Perdarahan
Komplikasi saat melahirkan
Keracunan
44. ALAT TAMBAHAN UNTUK MEMBERIKAN
BANTUAN NAFAS :
1. Nasal Canula
Flow Rate ( aliran ) : 1- 6 lpm
Konsentrasi O2 : 24 – 44 %
Catatan : bisa mengakibatkan keringnya
mukosa hidung saat diberikan pada aliran yang tinggi.
2. Non – Rebreather Mask
Flow rate : 12 – 15 lpm
Konsentrasi O2 : 80 – 90 %
Catatan : Reservoir harus selalu
terisi dengan oksigen sehingga tidak mengurangi
aliran hingga sepertiganya.
45.
46. Mekanika tubuh
Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat
Gunakan tungkai
Upayakan merapatkan beban sedekat mungkin
Lakukan gerakan secara menyeluruh dan
upayakan agar bagian tubuh saling menopang
Kurangi jarak atau ketinggian
Perbaiki posisi dan angkat secara bertahap
47. Memindahkan penderita
Kapan penderita harus dipindahkan ?
Apakah penilaian dan pemeriksaan harus selesai
sebelum pemindahan ?
Berapa lama waktu yang dipakai untuk menjaga
tulang belakang ?
Tergantung keadaan
49. Pemindahan darurat
Bahaya langsung terhadap penderita
Kebakaran
Ledakan
Lingkungan tidak aman :
Massa
Material berbahaya
Tumpahan minyak
Cuaca ekstrim