SlideShare a Scribd company logo
Sebagian anggota dari populasi
(lot/partai yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu yang
ingin dianalisa yang ciri-ciri
keberadaannya diharapkan mampu
mewakili atau menggambarkan ciri-
ciri dan keberadaan populasi/lot yang
sebenarnya
“Suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil
contoh (bagian/unit-unit contoh secara benar dari suatu
populasi/lot/partai produk sehingga dapat digunakan sebagai
wakil yang representatif bagi populasi tersebut”
• Tidak mungkin mengambil seluruh anggota populasi
• Pengamatan bersifat merusak
• Perlu waktu lama, tenaga dan biaya yang besar.
• Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh
dan mendalam (Komprehensif).
Laboratorium harus mempunyai rencana pengambilan
sampel dan prosedur untuk pengambilan sampel.
Harus tersedia dilokasi tempat pengambilan sampel
Ditujukan pada faktor-faktor yang harus dikendalikan.
Bila pelanggan menghendaki penyimpangan/pengecualian,
maka harus direkam secara rinci dan harus dicakup dalam
semua dokumen yang berisikan hasil uji.
Rekaman pengambilan sampel harus dipelihara (prosedur,
identifikasi PPC, kondisi lingkungan, dll)
Menurut SNI 01 – 2326 – 1991
Ditujukan pada faktor-faktor yang harus
dikendalikan.
Meliputi sejumlah partai yang mewakili bagian-
bagian dari suatu angkatan produksi yang
mempunyai kode produksi yang sama.
Dilakukan oleh petugas pengambil contoh
yang memenuhi persyaratan.
• Transportasi ke laboratorium sesegera mungkin, dijaga sesuai
kondisi aslinya dan dicegah dari kontaminasi
• Pada saat contoh diterima segera dicatat termasuk
abnormalitas atau penyimpangan contoh.
• Segera diserahkan kepada penerima contoh dengan disertai
berita acara penyerahan contoh.
• Segera diidentifikasi dan diberi kode untuk menjaga
kerahasiaan contoh dan menjamin tidak terjadinya kerancuan
identitas contoh.
• Jika ada keraguan mengenai kondisi contoh atau analisa yg
akan dilakukan, maka hrs dikonfirmasikan kepada pemilik
contoh.
Segera dianalisa/ disimpan sesuai dgn kondisi contoh.
Hal yang perlu diperhatikan:
 Produk beku disimpan pada suhu – 25 °C
 Produk segar disimpan pada suhu 0 – 5 °C,
analisa segera, atau maks 36 jam setelah
pengambilan contoh, atau contoh harus dibekukan.
 Produk kaleng / kering disimpan pd suhu ruang
 Contoh air dianalisa paling lambat 6 jam setelah
sampling
 Produk yang mempunyai aroma tajam seperti
tepung ikan, terasi dll harus disimpan terpisah dari
produk lain atau disimpan dalam wadah yang
kedap udara.
•Contoh yang telah selesai diuji, disimpan sampai
jangka waktu tertentu dan dimusnahkan dengan
cara yg sesuai.
•Pemusnahan contoh biasanya dilakukan setelah
maksimal 4 bulan penyimpanan dan dilengkapi
dengan berita acara pemusnahan contoh
Penyiapan contoh uji sangat tergantung dari metoda uji yg
digunakan:
Uji beda (diskriminatif): penyiapan contoh tdk boleh menutupi,
menambah atau merubah karakteristik dasar dari produk.
Uji penerimaan: penyiapan contoh harus merupakan cara produk
tersebut sebenarnya disiapkan dan dikonsumsi.
Penyiapan contoh tidak boleh mempengaruhi rasa atau bau dari
produk.
Panelis biasanya dipengaruhi oleh karakteristik produk yg tdk
relevan. Oki usahakan menyiapkan contoh dr perlakuan yang
berbeda seidentik mungkin mis: memotong, menghaluskan dll
untuk mendapatkan contoh yg uniform.
Dlm uji penerimaan, contoh disajikan satu persatu daripada
menghancurkan/memotong contoh utk menghilangkan
perbedaan. Penambahan garam atau lada diperbolehkan dengan
jumlah yg sama
Perbedaan warna biasanya disamarkan dgn menggunakan lampu
khusus atau pewarna yang tdk mempengaruhi flavor
Prinsip:Contoh disajikan sedemikian rupa shg
panelis hanya memberikan respon pd materi uji.
Kuncinya adl keseragaman terutama pd satu uji
yg diberikan bahkan dari satu uji ke uji lainnya.
Faktor yg penting dipertimbangkan adl: ukuran
contoh, wadah, suhu dan peralatan uji (piring dll)
Ukuran contoh untuk uji beda, setiap panelis hrs
menerima minimal 16 ml (0,5 ons) untuk contoh
cairan dan 28 gr – 1 ons untuk contoh padat dan
jumlah tersebut hrs dua kali lipat untuk uji
penerimaan. Dlm bbrp uji panelis diminta untuk
mengkonsumsi sejumlah normal produk mis: uji
penerimaan susu yg diberi flavor, diberi 190 ml
krn bbrp produk mungkin menyenangkan bila
minum hanya 30 ml tetapi bila minum 190 ml
mungkin akan terlalu manis atau jenuh.
Suhu penyajian: bila memungkinkan contoh hrs
disajikan pada suhu ruang krn lebih nyaman.
Untuk uji penerimaan contoh disajikan pada suhu
sebagaimana dikonsumsi, namun suhu ekstrim
harus dihindari mis: minuman dingin tidak boleh
lebih dingin dari 45 F dan makanan/minuman
panas tidak boleh lebih dari 170 F. Untuk uji
beda atau deskriptif, suhu harus dimodifikasi
karena persepsi rasa yg paling baik pada suhu
20 dan 40 °C.
Suhu contoh selama pengujian berlangsung
harus dipertahankan konstan sehingga hasilnya
dpt dibandingkan. Utk mencapai hal ini mungkn
diperlukan oven, waterbath, styrofoam, dll
Peralatan penyajian tidak boleh
mempengaruhi rasa atau bau dari contoh.
Gunakan wadah yang sama/identik untuk
setiap contoh sehingga tidak ada bias.
Gunakan wadah yang tidak berwarna atau
putih, kecuali perbedaan dalam warna
disamarkan. Pertimbangkan faktor2 mudah
pengkodean, jenis produk dan suhu penyajian
pada saat pemilihan wadah.
Menghilangkan penampakan atau faktor
lain:
 Perbedaan dalam penampakan contoh bila
menguji contoh utk karakteristik tertentu
dapat dieliminasi dgn mengurangi iluminasi,
lampu warna, atau penambahan zat
pewarna.
 Perbedaan pada faktor2 lain dapat juga
dieliminasi dengan menggunakan berbagai
cara seperti tekstur/konsistensi dgn
dihancurkan/dihaluskan, mungkin dengan
penambahan air.
Jumlah contoh
 Jumlah minimum contoh yg disajikan tergantung dr metoda
uji, namun yg penting jumlah maksimum yg diperbolehkan.
 Beberapa contoh atau set contoh dpt disajikan dlm satu
sesi. Jumlah yg aktual tergantung dr seberapa cepat panelis
menjadi fatigue atau seberapa menyenangkan metoda uji
tsb.
 Rekomendasi:
Dlm uji penerimaan utk satu stimulus, 3 atau 4 contoh
maksimum 6
Dlm uji pasangan, maksimum 3 set/pasang
Dlm uji rasa (rank order), 4 – 6 contoh
Dlm uji beda dgn panelis terlatih 4 – 6 contoh
Dlm menguji stimulus tunggal dgn panelis terlatih,
gunakan 6 contoh
Contoh acuan: contoh acuan dpt membantu panelis
dlm memberikan respon dan mungkin menurunkan
perbedaan dlm pengujian. Contoh acuan hrs sama
setiap pengujian
Susunan penyajian
 Bila pengujian lebih dari satu contoh, susunan
contoh pada saat disajikan sangat penting.
 Prinsipnya penyusunan contoh harus seimbang
sehingga setiap contoh diuji dgn waktu yg sama.
 Bila contoh disajikan secara bersamaan, seperti
triangle atau rank order, satu contoh hrs
dipertimbangkan sebelum yg lain. Tapi bila tidak
bisa, maka keseimbangan geometrik susunan
contoh dan instruksikan panelis sehingga setiap
contoh mendapat perlakuan yg sama.
Pengkodean: tdk boleh memberikan petunjuk
kpd panelis ttg identitas perlakuan.
Direkomendasikan menggunakan 3 digit angka
secara acak. Gunakan alat yg tidak berbau
untuk membuat kode pd wadah atau dgn
komputer.
Pembilasan: memberikan panelis bahan untuk
mencuci mulut diantara contoh yg satu dgn yg
lain. Bahan yg digunakan: air netral dgn suhu
ruang. Bila contohberlemak diuji digunakan air
hangat, teh hangat, air lemon, atau sepotong
apel/pear. Unsalted cracker, seledri atau roti
digunakan utk membuang sisa flavor dr mulut.
Panelis hrs melakukannya secara
konsisten setiap habis menguji satu
contoh.
Informasi ttg contoh: Berikan sedikit saja
informasi ttg pengujian utk menghindari
bias. Jangan ikutkan orang yg terlibat
dalam eksperimen/persiapan contoh
untuk menguji.
Waktu pengujian: jam 9 – 10 pagi atau
jam 2 – 3 sore.

More Related Content

Similar to Organoleptik-Penanganan contoh 3.ppt

Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
Agnescia Sera
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
Rada Kusnadi
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
Laode Syawal Fapet
 
Modul praktikum biokimia
Modul praktikum biokimiaModul praktikum biokimia
Modul praktikum biokimia
SitiRomlahRomlah
 
2 Pengambilan sampel.pdf
2 Pengambilan sampel.pdf2 Pengambilan sampel.pdf
2 Pengambilan sampel.pdf
AndraPrima1
 
materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013
materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013
materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013
HanyOktaviaOshinSpd
 
Pres 7
Pres 7Pres 7
Pres 7
rhodeschichi
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Irdan Arjulian
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
SMKTA
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Ridho Muhammad
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
amelialestari417
 
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologiBab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
alfanrizqi
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
alfanrizqi
 
Penilaianmutumakanan 170320060441
Penilaianmutumakanan 170320060441Penilaianmutumakanan 170320060441
Penilaianmutumakanan 170320060441
dawam jamil
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Ernalia Rosita
 
5156 p1-p psp-pengawasan mutu
5156 p1-p psp-pengawasan mutu5156 p1-p psp-pengawasan mutu
5156 p1-p psp-pengawasan mutu
Winarto Winartoap
 

Similar to Organoleptik-Penanganan contoh 3.ppt (20)

Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Modul praktikum biokimia
Modul praktikum biokimiaModul praktikum biokimia
Modul praktikum biokimia
 
Mjlh9
Mjlh9Mjlh9
Mjlh9
 
2 Pengambilan sampel.pdf
2 Pengambilan sampel.pdf2 Pengambilan sampel.pdf
2 Pengambilan sampel.pdf
 
materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013
materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013
materi teks laporan percobaan kelas 9 kurikulum 2013
 
Pres 7
Pres 7Pres 7
Pres 7
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
 
Blanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasiBlanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasi
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologiBab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
Bab iii metode penilitian kelas 2 sma biologi
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Penilaianmutumakanan 170320060441
Penilaianmutumakanan 170320060441Penilaianmutumakanan 170320060441
Penilaianmutumakanan 170320060441
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
 
5156 p1-p psp-pengawasan mutu
5156 p1-p psp-pengawasan mutu5156 p1-p psp-pengawasan mutu
5156 p1-p psp-pengawasan mutu
 

Recently uploaded

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 

Organoleptik-Penanganan contoh 3.ppt

  • 1. Sebagian anggota dari populasi (lot/partai yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu yang ingin dianalisa yang ciri-ciri keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri- ciri dan keberadaan populasi/lot yang sebenarnya
  • 2. “Suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil contoh (bagian/unit-unit contoh secara benar dari suatu populasi/lot/partai produk sehingga dapat digunakan sebagai wakil yang representatif bagi populasi tersebut” • Tidak mungkin mengambil seluruh anggota populasi • Pengamatan bersifat merusak • Perlu waktu lama, tenaga dan biaya yang besar. • Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam (Komprehensif).
  • 3. Laboratorium harus mempunyai rencana pengambilan sampel dan prosedur untuk pengambilan sampel. Harus tersedia dilokasi tempat pengambilan sampel Ditujukan pada faktor-faktor yang harus dikendalikan. Bila pelanggan menghendaki penyimpangan/pengecualian, maka harus direkam secara rinci dan harus dicakup dalam semua dokumen yang berisikan hasil uji. Rekaman pengambilan sampel harus dipelihara (prosedur, identifikasi PPC, kondisi lingkungan, dll)
  • 4. Menurut SNI 01 – 2326 – 1991 Ditujukan pada faktor-faktor yang harus dikendalikan. Meliputi sejumlah partai yang mewakili bagian- bagian dari suatu angkatan produksi yang mempunyai kode produksi yang sama. Dilakukan oleh petugas pengambil contoh yang memenuhi persyaratan.
  • 5. • Transportasi ke laboratorium sesegera mungkin, dijaga sesuai kondisi aslinya dan dicegah dari kontaminasi • Pada saat contoh diterima segera dicatat termasuk abnormalitas atau penyimpangan contoh. • Segera diserahkan kepada penerima contoh dengan disertai berita acara penyerahan contoh. • Segera diidentifikasi dan diberi kode untuk menjaga kerahasiaan contoh dan menjamin tidak terjadinya kerancuan identitas contoh. • Jika ada keraguan mengenai kondisi contoh atau analisa yg akan dilakukan, maka hrs dikonfirmasikan kepada pemilik contoh.
  • 6. Segera dianalisa/ disimpan sesuai dgn kondisi contoh. Hal yang perlu diperhatikan:  Produk beku disimpan pada suhu – 25 °C  Produk segar disimpan pada suhu 0 – 5 °C, analisa segera, atau maks 36 jam setelah pengambilan contoh, atau contoh harus dibekukan.  Produk kaleng / kering disimpan pd suhu ruang  Contoh air dianalisa paling lambat 6 jam setelah sampling  Produk yang mempunyai aroma tajam seperti tepung ikan, terasi dll harus disimpan terpisah dari produk lain atau disimpan dalam wadah yang kedap udara.
  • 7. •Contoh yang telah selesai diuji, disimpan sampai jangka waktu tertentu dan dimusnahkan dengan cara yg sesuai. •Pemusnahan contoh biasanya dilakukan setelah maksimal 4 bulan penyimpanan dan dilengkapi dengan berita acara pemusnahan contoh
  • 8. Penyiapan contoh uji sangat tergantung dari metoda uji yg digunakan: Uji beda (diskriminatif): penyiapan contoh tdk boleh menutupi, menambah atau merubah karakteristik dasar dari produk. Uji penerimaan: penyiapan contoh harus merupakan cara produk tersebut sebenarnya disiapkan dan dikonsumsi. Penyiapan contoh tidak boleh mempengaruhi rasa atau bau dari produk. Panelis biasanya dipengaruhi oleh karakteristik produk yg tdk relevan. Oki usahakan menyiapkan contoh dr perlakuan yang berbeda seidentik mungkin mis: memotong, menghaluskan dll untuk mendapatkan contoh yg uniform. Dlm uji penerimaan, contoh disajikan satu persatu daripada menghancurkan/memotong contoh utk menghilangkan perbedaan. Penambahan garam atau lada diperbolehkan dengan jumlah yg sama Perbedaan warna biasanya disamarkan dgn menggunakan lampu khusus atau pewarna yang tdk mempengaruhi flavor
  • 9. Prinsip:Contoh disajikan sedemikian rupa shg panelis hanya memberikan respon pd materi uji. Kuncinya adl keseragaman terutama pd satu uji yg diberikan bahkan dari satu uji ke uji lainnya. Faktor yg penting dipertimbangkan adl: ukuran contoh, wadah, suhu dan peralatan uji (piring dll) Ukuran contoh untuk uji beda, setiap panelis hrs menerima minimal 16 ml (0,5 ons) untuk contoh cairan dan 28 gr – 1 ons untuk contoh padat dan jumlah tersebut hrs dua kali lipat untuk uji penerimaan. Dlm bbrp uji panelis diminta untuk mengkonsumsi sejumlah normal produk mis: uji penerimaan susu yg diberi flavor, diberi 190 ml krn bbrp produk mungkin menyenangkan bila minum hanya 30 ml tetapi bila minum 190 ml mungkin akan terlalu manis atau jenuh.
  • 10. Suhu penyajian: bila memungkinkan contoh hrs disajikan pada suhu ruang krn lebih nyaman. Untuk uji penerimaan contoh disajikan pada suhu sebagaimana dikonsumsi, namun suhu ekstrim harus dihindari mis: minuman dingin tidak boleh lebih dingin dari 45 F dan makanan/minuman panas tidak boleh lebih dari 170 F. Untuk uji beda atau deskriptif, suhu harus dimodifikasi karena persepsi rasa yg paling baik pada suhu 20 dan 40 °C. Suhu contoh selama pengujian berlangsung harus dipertahankan konstan sehingga hasilnya dpt dibandingkan. Utk mencapai hal ini mungkn diperlukan oven, waterbath, styrofoam, dll
  • 11. Peralatan penyajian tidak boleh mempengaruhi rasa atau bau dari contoh. Gunakan wadah yang sama/identik untuk setiap contoh sehingga tidak ada bias. Gunakan wadah yang tidak berwarna atau putih, kecuali perbedaan dalam warna disamarkan. Pertimbangkan faktor2 mudah pengkodean, jenis produk dan suhu penyajian pada saat pemilihan wadah.
  • 12. Menghilangkan penampakan atau faktor lain:  Perbedaan dalam penampakan contoh bila menguji contoh utk karakteristik tertentu dapat dieliminasi dgn mengurangi iluminasi, lampu warna, atau penambahan zat pewarna.  Perbedaan pada faktor2 lain dapat juga dieliminasi dengan menggunakan berbagai cara seperti tekstur/konsistensi dgn dihancurkan/dihaluskan, mungkin dengan penambahan air.
  • 13. Jumlah contoh  Jumlah minimum contoh yg disajikan tergantung dr metoda uji, namun yg penting jumlah maksimum yg diperbolehkan.  Beberapa contoh atau set contoh dpt disajikan dlm satu sesi. Jumlah yg aktual tergantung dr seberapa cepat panelis menjadi fatigue atau seberapa menyenangkan metoda uji tsb.  Rekomendasi: Dlm uji penerimaan utk satu stimulus, 3 atau 4 contoh maksimum 6 Dlm uji pasangan, maksimum 3 set/pasang Dlm uji rasa (rank order), 4 – 6 contoh Dlm uji beda dgn panelis terlatih 4 – 6 contoh Dlm menguji stimulus tunggal dgn panelis terlatih, gunakan 6 contoh
  • 14. Contoh acuan: contoh acuan dpt membantu panelis dlm memberikan respon dan mungkin menurunkan perbedaan dlm pengujian. Contoh acuan hrs sama setiap pengujian Susunan penyajian  Bila pengujian lebih dari satu contoh, susunan contoh pada saat disajikan sangat penting.  Prinsipnya penyusunan contoh harus seimbang sehingga setiap contoh diuji dgn waktu yg sama.  Bila contoh disajikan secara bersamaan, seperti triangle atau rank order, satu contoh hrs dipertimbangkan sebelum yg lain. Tapi bila tidak bisa, maka keseimbangan geometrik susunan contoh dan instruksikan panelis sehingga setiap contoh mendapat perlakuan yg sama.
  • 15. Pengkodean: tdk boleh memberikan petunjuk kpd panelis ttg identitas perlakuan. Direkomendasikan menggunakan 3 digit angka secara acak. Gunakan alat yg tidak berbau untuk membuat kode pd wadah atau dgn komputer. Pembilasan: memberikan panelis bahan untuk mencuci mulut diantara contoh yg satu dgn yg lain. Bahan yg digunakan: air netral dgn suhu ruang. Bila contohberlemak diuji digunakan air hangat, teh hangat, air lemon, atau sepotong apel/pear. Unsalted cracker, seledri atau roti digunakan utk membuang sisa flavor dr mulut.
  • 16. Panelis hrs melakukannya secara konsisten setiap habis menguji satu contoh. Informasi ttg contoh: Berikan sedikit saja informasi ttg pengujian utk menghindari bias. Jangan ikutkan orang yg terlibat dalam eksperimen/persiapan contoh untuk menguji. Waktu pengujian: jam 9 – 10 pagi atau jam 2 – 3 sore.