SlideShare a Scribd company logo
Pemanfaatan Serat Optik sebagai Sensor Pergeseran
Rahmatul Izza (081411331028), Miftachul Nur Afifah (081411331062), Lu’luil Maknunah
(081411331072)
Laboratorium Fisika Optik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus C Universitas Airlangga,
Surabaya 60155, Indonesia
Abstrak
Directional coupler dan double coupler dapat dimanfaatkan menjadi sensor pergeseran
mikro dengan prinsip penjalaran gelombang cahaya yang tercoupling pada setiap daerah
couplingnya. Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan mikrometer yang dipasang cermin
datar pada ujung poros putar sebagai komponen pergeseran. Berdasarkan eksperimen yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis device ini dapat dimanfaatkan sebagai sensor
pergeseran mikro dengan performansi yang cukup baik. Adapun parameter-parameter sensor
pergeseran untuk masing-masing directional coupler dan double coupler adalah besar jangkauan
7.2 mm dan 5.1 mm, daerah kerja 5.6 mm dan 4.3 mm, serta sensitivitas 0,5383 au/mm dan 0,6842
au/mm.
Kata Kunci : Directional coupler ; double coupler.
Pendahuluan
Serat optik merupakan sebuah media transmisi gelombang elektromagnetik yang terbuat dari
bahan kaca atau plastik. Prinsip kerjanya menggunakan prinsip pemantulan sempurna (total internal
reflection) dengan memanfaatkan perbedaan indeks bias antara lapisan core atau cladding-nya
(Udd, 1991). Keunggulan serat optik sebagai sensor adalah karena tidak kontak langsung dengan
obyek pengukuran, tidak menggunakan listrik sebagai isyarat, akurasi pengukuran yang tinggi, dan
ukurannya yang kecil (Krohn, 2000). Serat optik telah dapat diaplikasikan sebagai sensor
pergeseran berbasis modulasi intensitas dengan berbagai desain dan konfigurasinya. Aplikasi sensor
pergeseran serat optik berbasis modulasi fase dengan metode dual fabry-perrot cavity
menghasilkan akurasi dan resolusi tinggi tetapi jangkauan kecil dan set up eksperimen kurang
praktis dan harga alat-alat sangat mahal (Bitou et al, 2009).
Directional coupler merupakan salah satu divais optik yang dapat difungsikan sebagai
pembagi daya. Directional coupler dapat terbuat dari serat optik baik singlemode maupun
2
multimode. Berdasarkan prinsip kerja tersebut, directional coupler dapat digunakan untuk
berbagai macam sensor.
Metode
Cahaya dari laser merah dipandu menggunakan serat optik (transmitter) menuju cermin
pemantul. Cermin pada penelitian ini dapat digeser dan memiliki ukuran penggeseran dalam orde
milimeter. Cermin berfungsi sebagai pemantul cahaya dan obyek yang akan diukur posisinya.
Perubahan posisi cermin menyebabkan arah cahaya yang dipantulkan akan berubah. Perubahan
arah pantulan cahaya menyebabkan intensitas cahaya yang dipandu ke dalam serat optik
(receiver) akan mengalami perubahan. Perubahan intensitas cahaya yang dipandu oleh serat
optik (receiver) akan diubah menjadi tegangan DC oleh fotodetektor. Tegangan yang berubah
akan menjadi acuan dalam menentukan perubahan posisi dari cermin dan menyatakan pergeseran
mikro.
Gambar 3. Set Up Eksperimen Sensor Pergeseran menggunakan fiber coupler dengan Target Cermin .
Pengukuran pergeseran mikro dilakukan dengan memvariasikan pergeseran sebesar 0.1 mm
sampai dengan titik tegangan keluaran dengan nilai yang sama hingga 3x.
Hasil
NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V) NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V)
1 0 5.20 37 3.6 1.227
2 0.1 5.21 38 3.7 1.200
3 0.2 5.25 39 3.8 1.170
4 0.3 5.30 40 3.9 1.147
5 0.4 5.37 41 4.0 1.126
6 0.5 5.44 42 4.1 1.107
7 0.6 5.51 43 4.2 1.089
8 0.7 5.33 44 4.3 1.071
9 0.8 5.04 45 4.4 1.050
10 0.9 4.73 46 4.5 1.035
11 1.0 4.43 47 4.6 1.020
12 1.1 4.14 48 4.7 1.008
13 1.2 3.86 49 4.8 0.995
14 1.3 3.62 50 4.9 0.982
15 1.4 3.382 51 5.0 0.972
16 1.5 3.162 52 5.1 0.961
17 1.6 2.954 53 5.2 0.954
18 1.7 2.762 54 5.3 0.943
19 1.8 2.593 55 5.4 0.931
20 1/9 2.432 56 5.5 0.924
21 2.0 2.294 57 5.6 0.916
22 2.1 2.162 58 5.7 0.908
23 2.2 2.046 59 5.8 0.904
24 2.3 1.949 60 5.9 0.897
25 2.4 1.858 61 6.0 0.890
26 2.5 1.776 62 6.1 0.886
27 2.6 1.696 63 6.2 0.880
28 2.7 1.626 64 6.3 0.874
29 2.8 1.563 65 6.4 0.870
30 2.9 1.508 66 6.5 0.864
31 3.0 1.455 67 6.6 0.859
32 3.1 1.411 68 6.7 0.854
33 3.2 1.364 69 6.8 0.850
34 3.3 1.325 70 6.9 0.846
35 3.4 1.291 71 7.0 0.846
36 3.5 1.255 72 7.1 0.846
Tabel 1. Directional Couple
NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V) NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V)
1
0 0.007 26 2.6 1.137
2
0.1 0.06 27 2.7 1.061
3
0.2 0.442 28 2.8 0.971
4
0.3 1.076 29 2.9 0.934
5
0.4 1.689 30 3 0.866
6
0.5 2.146 31 3.1 0.854
7
0.6 2.456 32 3.2 0.78
8
0.7 2.676 33 3.3 0.784
9
0.8 2.892 34 3.4 0.709
10
0.9 2.962 35 3.5 0.665
11
1 2.886 36 3.6 0.633
12
1.1 2.883 37 3.7 0.559
13
1.2 2.754 38 3.8 0.56
14
1.3 2.63 39 3.9 0.543
15
1.4 2.562 40 4 0.521
16
1.5 2.47 41 4.1 0.492
17
1.6 2.364 42 4.2 0.451
18
1.7 2.176 43 4.3 0.43
19
1.8 2.049 44 4.4 0.405
20
1.9 1.873 45 4.5 0.384
21
2 1.683 46 4.6 0.371
22
2.1 1.581 47 4.7 0.036
23
2.2 1.476 48 4.8 0.034
24
2.3 1.416 49 4.9 0.033
25
2.4 1.302 50 5 0.032
26
2.5 1.239 51 5.1 0.032
Tabel 2. Double Couple
Pembahasan
Data hasil karakterisasi directional coupler dan double coupler sebagai sensor
pergeseran mikro berupa daya optik sebagai fungsi pergeseran posisi cermin. Semakin jauh
pergeseran dari cermin maka akan semakin kecil daya optik yang kembali terpandu pada fiber
optik dan terbaca pada detektor. Pengambilan data dilakukan setiap pergeseran 100 μm dengan
posisi awal berada saat x = 0.
Sebagai sensor pergeseran, hubungan antara variabel daya output terhadap pergeseran
haruslah linier. Sedangkan telah diperlihatkan sebelumnya pada Gambar 2. dan Gambar 4. bahwa
bentuk grafik yang tersaji tidak linier penuh. Oleh karena itu, harus dilakukan pengujian
daerah linier untuk directional coupler dan double coupler. Daerah linier ini menunjukkan
daerah kerja efektif sebagai suatu sensor pergeseran. Pengujian daerah linier dilakukan dengan
memilih data yang diasumsikan paling linier dibandingkan yang lain kemudian dilakukan regresi
linier. Kemudian dari regresi linier itulah nantinya akan dapat diketahui parameter-parameter
sensor dari masing-masing directional coupler dan double coupler sebagai sensor pergeseran yang
berskala mikro.
Gambar 2. Linieritas pergeseran terhadap tegangan keluaran pada Directional Couple
Gambar 3 (a) Daerah Kerja 1; (b) Daerah Kerja 2.
Daerah kerja directional coupler sebagai sensor pergeseran ditunjukkan pada Gambar
3(b). Berdasarkan pemilihan data eksperiman hasil pergeseran cermin pada directional coupler
ini didapatkan bahwa daerah kerja berkisar antara jarak 0.6 mm hingga 7.2 mm dengan jangkauan
7.1 mm. Sensitivitas dari sensor ini sebesar 0,5383 au/ mm, tanda (-) dari persamaan tersebut
menunjukkan bahwa grafik ini berbentuk backslope. Nilai faktor linieritas dari grafik ini
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8
V(V)
x (mm)
Linieritas
V±0.01 (V)
y = 0.6114x + 5.1327
R² = 0.9893
5.15
5.2
5.25
5.3
5.35
5.4
5.45
5.5
5.55
0 0.2 0.4 0.6 0.8
V(V)
x (mm)
Series1
Linear (Series1)
y = -0.5383x + 3.8215
R² = 0.695
-1
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6 8
V(V)
x (mm)
Series1
Linear (Series1)
dinyatakan dengan R2
dengan nilai 0.695.
Gambar 4. Linieritas Pergeseran terhadap Tegangan Keluar pada Double Couple.
Gambar 5 (a) Daerah Kerja 1 (b) Daerah Kerja 2
Berdasarkan pengujian daerah linier didapatkan bahwa daerah kerja sensor ini berkisar
antara jarak 0.9 mm hingga 5.2 mm, atau rentang daerah kerjanya 4.3 mm. Rentang daerah
kerja ini sangat jauh lebih kecil dibanding daerah kerja directional coupler. Berdasarkan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4 5 6
V(V)
x (mm)
Linieritas
Series1
y = 3.7688x - 0.0554
R² = 0.9582
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
AxisTitle
Axis Title
Series1
Linear (Series1)
y = -0.6842x + 3.2371
R² = 0.9306
-1
0
1
2
3
4
0 2 4 6
AxisTitle
Axis Title
Series1
Linear (Series1)
persamaan garis dapat diketahui nilai sensitivitas dari sensor ini adalah 0,6842 au/mm, tanda (-)
dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa grafik ini juga berbentuk backslope. Nilai faktor
linieritas dari grafik ini dinyatakan dengan R2. Sehingga diketahui bahwa faktor linieritas untuk
double coupler sebagai sensor adalah 0,9306.
Berdasarkan Gambar 2 dan 4 untuk masing-masing directional coupler dan double
coupler maka didapatkan beberapa data yang dapat digunakan sebagai parameter sensor, yaitu
sensitivitas, daerah kerja, resolusi pergeseran alat, jangkauan dan tingkat linieritas. Adapun nilai
parameter-parameter directional coupler dan double coupler sebagai sensor pergeseran
diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Parameter
Directional
Coupler Double Coupler
Pergeseran alat (mm) 0.1 0.1
Jangkauan (mm) 7.2 5.1
Daerah kerja (mm) 0.6-7.2 0.9-5.2
Sensitivitas (au/ mm) 0.5383 0,6842
Linieritas 0.695 0,9306
Berdasarkan parameter-parameter sensor yang disajikan pada tabel 1. diketahui bahwa
daerah kerja yang diperoleh dari directional coupler maupun double coupler berbeda. Directional
coupler memiliki daerah kerja yang jauh lebih panjang dan sensitivitas lebih besar dibanding
double coupler. Selain itu, nilai linieritas directional coupler lebih besar dibandingkan double
coupler dengan perbedaan besar linieritas tidak terlalu jauh. Akantetapi secara umum
performansi direcsional coupler maupun double coupler sebagai sensor pergeseran sudah cukup
baik.
Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa
directional coupler dan double coupler dari bahan serat optik multimode ini dapat dimanfaatkan
sebagai sensor pergeseran dengan performansi yang sudah cukup baik. Adapun parameter-
parameter sensor pergeseran untuk masing-masing directional coupler dan double coupler adalah
besar jangkauan 7.2 mm dan 5.1 mm, daerah kerja 5.6 mm dan 4.3 mm, serta sensitivitas 0,5383
au/mm dan 0,6842 au/mm.
Referensi
Bitou, Youichi, 2009, High Accuracy displacement Metrology and Control Using Dual Fabry-Perot
Cavity with an Optcal Frequency Comb Generator, Precision Engineering, Vol 33, hal 187-193.
Krohn, D.A., 2000. Fiber Optic Sensor, Fundamental and Application, 3rd
. New York : ISA.
Saputro, Bayu H. 2014. Aplikasi SIstem Sensor Serat Optik untuk Pengukuran Frekuensi Getaran
Akustik. Padang : UNAND Press.
Udd, Eric. 1991. Fiber Optic Sensors : An Introduction for Engineers and Scientist. Canada : John
Wiley and Sons.
Yasin, M., Harun, W.S., dkk. 2007. The Performance of a Fiber Optic Displacement Sensor for
Resolusi

More Related Content

Viewers also liked

Soal ukg-guru-sd
Soal ukg-guru-sdSoal ukg-guru-sd
Soal ukg-guru-sd
Maria Muntikana
 
Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam
Baitinnajmah
 
블루캣Ddi솔루션표준제안서
블루캣Ddi솔루션표준제안서블루캣Ddi솔루션표준제안서
블루캣Ddi솔루션표준제안서
시온시큐리티
 
Mapa mental-tributario-
Mapa mental-tributario-Mapa mental-tributario-
Mapa mental-tributario-
WILMAR-TORRELBA
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3
Herry Prakoso
 
Ergonomi
ErgonomiErgonomi
Ergonomi
Al Marson
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Al Marson
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Al Marson
 
深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析
深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析
深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析
Hiroki Ouchi
 
Ergonomi
ErgonomiErgonomi
Ergonomi
Serhat Özcan
 
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Arry Rahmawan
 

Viewers also liked (12)

Soal ukg-guru-sd
Soal ukg-guru-sdSoal ukg-guru-sd
Soal ukg-guru-sd
 
Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam
 
블루캣Ddi솔루션표준제안서
블루캣Ddi솔루션표준제안서블루캣Ddi솔루션표준제안서
블루캣Ddi솔루션표준제안서
 
Mapa mental-tributario-
Mapa mental-tributario-Mapa mental-tributario-
Mapa mental-tributario-
 
PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3PP 50 2012 Penerapan SMK3
PP 50 2012 Penerapan SMK3
 
SMSGATEWAY
SMSGATEWAYSMSGATEWAY
SMSGATEWAY
 
Ergonomi
ErgonomiErgonomi
Ergonomi
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析
深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析
深層リカレントニューラルネットワークを用いた日本語述語項構造解析
 
Ergonomi
ErgonomiErgonomi
Ergonomi
 
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
 

Similar to O3 pemanfaatan serat optik

O3 difraksi
O3 difraksiO3 difraksi
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
ayu rizki ananda
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...Poetri Einsteiner
 
5_6127315221963867575.pptx
5_6127315221963867575.pptx5_6127315221963867575.pptx
5_6127315221963867575.pptx
HeldaSiagian
 
PENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptx
PENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptxPENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptx
PENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptx
Ardiaprianto
 
Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535
vstarz
 
Sensor dan transduser
Sensor dan transduserSensor dan transduser
Sensor dan transduserliesyn
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
Mochamad Riduwan
 
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaLaporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Bogiva Mirdyanto
 
Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet
Lailatul Maghfiroh
 
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
university of Indonesia
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
Heru Sitorus
 
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
Alqharomi
 
Pengamatan karakteristik fotodioda
Pengamatan karakteristik fotodiodaPengamatan karakteristik fotodioda
Pengamatan karakteristik fotodioda
Yohan Sidik
 
O3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optikO3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optik
Miftachul Nur Afifah
 
Sensorposisi
SensorposisiSensorposisi
Sensorposisi
ichall_brantakan2396
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
Yuwan Kilmi
 

Similar to O3 pemanfaatan serat optik (20)

O3 difraksi
O3 difraksiO3 difraksi
O3 difraksi
 
7. bab ii
7. bab ii7. bab ii
7. bab ii
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
5_6127315221963867575.pptx
5_6127315221963867575.pptx5_6127315221963867575.pptx
5_6127315221963867575.pptx
 
PENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptx
PENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptxPENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptx
PENGENALAN OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).pptx
 
Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535Rangkaian sistem minimum avr 8535
Rangkaian sistem minimum avr 8535
 
Sensor dan transduser
Sensor dan transduserSensor dan transduser
Sensor dan transduser
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
Alat ukur tanah
Alat ukur tanahAlat ukur tanah
Alat ukur tanah
 
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaLaporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
 
Metrologi1
Metrologi1Metrologi1
Metrologi1
 
Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet
 
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
 
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
 
Pengamatan karakteristik fotodioda
Pengamatan karakteristik fotodiodaPengamatan karakteristik fotodioda
Pengamatan karakteristik fotodioda
 
O3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optikO3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optik
 
Sensorposisi
SensorposisiSensorposisi
Sensorposisi
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
 

More from Miftachul Nur Afifah

O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
Miftachul Nur Afifah
 
O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
Miftachul Nur Afifah
 
O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
Miftachul Nur Afifah
 
O1 cincin newton
O1 cincin newtonO1 cincin newton
O1 cincin newton
Miftachul Nur Afifah
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
Miftachul Nur Afifah
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
Miftachul Nur Afifah
 
R2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrikR2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrik
Miftachul Nur Afifah
 
R2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrikR2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrik
Miftachul Nur Afifah
 

More from Miftachul Nur Afifah (8)

O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
 
O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
 
O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
 
O1 cincin newton
O1 cincin newtonO1 cincin newton
O1 cincin newton
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
 
R2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrikR2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrik
 
R2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrikR2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrik
 

Recently uploaded

481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 

Recently uploaded (8)

481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 

O3 pemanfaatan serat optik

  • 1. Pemanfaatan Serat Optik sebagai Sensor Pergeseran Rahmatul Izza (081411331028), Miftachul Nur Afifah (081411331062), Lu’luil Maknunah (081411331072) Laboratorium Fisika Optik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya 60155, Indonesia Abstrak Directional coupler dan double coupler dapat dimanfaatkan menjadi sensor pergeseran mikro dengan prinsip penjalaran gelombang cahaya yang tercoupling pada setiap daerah couplingnya. Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan mikrometer yang dipasang cermin datar pada ujung poros putar sebagai komponen pergeseran. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis device ini dapat dimanfaatkan sebagai sensor pergeseran mikro dengan performansi yang cukup baik. Adapun parameter-parameter sensor pergeseran untuk masing-masing directional coupler dan double coupler adalah besar jangkauan 7.2 mm dan 5.1 mm, daerah kerja 5.6 mm dan 4.3 mm, serta sensitivitas 0,5383 au/mm dan 0,6842 au/mm. Kata Kunci : Directional coupler ; double coupler. Pendahuluan Serat optik merupakan sebuah media transmisi gelombang elektromagnetik yang terbuat dari bahan kaca atau plastik. Prinsip kerjanya menggunakan prinsip pemantulan sempurna (total internal reflection) dengan memanfaatkan perbedaan indeks bias antara lapisan core atau cladding-nya (Udd, 1991). Keunggulan serat optik sebagai sensor adalah karena tidak kontak langsung dengan obyek pengukuran, tidak menggunakan listrik sebagai isyarat, akurasi pengukuran yang tinggi, dan ukurannya yang kecil (Krohn, 2000). Serat optik telah dapat diaplikasikan sebagai sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas dengan berbagai desain dan konfigurasinya. Aplikasi sensor pergeseran serat optik berbasis modulasi fase dengan metode dual fabry-perrot cavity menghasilkan akurasi dan resolusi tinggi tetapi jangkauan kecil dan set up eksperimen kurang praktis dan harga alat-alat sangat mahal (Bitou et al, 2009). Directional coupler merupakan salah satu divais optik yang dapat difungsikan sebagai pembagi daya. Directional coupler dapat terbuat dari serat optik baik singlemode maupun
  • 2. 2 multimode. Berdasarkan prinsip kerja tersebut, directional coupler dapat digunakan untuk berbagai macam sensor. Metode Cahaya dari laser merah dipandu menggunakan serat optik (transmitter) menuju cermin pemantul. Cermin pada penelitian ini dapat digeser dan memiliki ukuran penggeseran dalam orde milimeter. Cermin berfungsi sebagai pemantul cahaya dan obyek yang akan diukur posisinya. Perubahan posisi cermin menyebabkan arah cahaya yang dipantulkan akan berubah. Perubahan arah pantulan cahaya menyebabkan intensitas cahaya yang dipandu ke dalam serat optik (receiver) akan mengalami perubahan. Perubahan intensitas cahaya yang dipandu oleh serat optik (receiver) akan diubah menjadi tegangan DC oleh fotodetektor. Tegangan yang berubah akan menjadi acuan dalam menentukan perubahan posisi dari cermin dan menyatakan pergeseran mikro. Gambar 3. Set Up Eksperimen Sensor Pergeseran menggunakan fiber coupler dengan Target Cermin . Pengukuran pergeseran mikro dilakukan dengan memvariasikan pergeseran sebesar 0.1 mm sampai dengan titik tegangan keluaran dengan nilai yang sama hingga 3x. Hasil NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V) NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V) 1 0 5.20 37 3.6 1.227 2 0.1 5.21 38 3.7 1.200 3 0.2 5.25 39 3.8 1.170 4 0.3 5.30 40 3.9 1.147
  • 3. 5 0.4 5.37 41 4.0 1.126 6 0.5 5.44 42 4.1 1.107 7 0.6 5.51 43 4.2 1.089 8 0.7 5.33 44 4.3 1.071 9 0.8 5.04 45 4.4 1.050 10 0.9 4.73 46 4.5 1.035 11 1.0 4.43 47 4.6 1.020 12 1.1 4.14 48 4.7 1.008 13 1.2 3.86 49 4.8 0.995 14 1.3 3.62 50 4.9 0.982 15 1.4 3.382 51 5.0 0.972 16 1.5 3.162 52 5.1 0.961 17 1.6 2.954 53 5.2 0.954 18 1.7 2.762 54 5.3 0.943 19 1.8 2.593 55 5.4 0.931 20 1/9 2.432 56 5.5 0.924 21 2.0 2.294 57 5.6 0.916 22 2.1 2.162 58 5.7 0.908 23 2.2 2.046 59 5.8 0.904 24 2.3 1.949 60 5.9 0.897 25 2.4 1.858 61 6.0 0.890 26 2.5 1.776 62 6.1 0.886 27 2.6 1.696 63 6.2 0.880 28 2.7 1.626 64 6.3 0.874 29 2.8 1.563 65 6.4 0.870 30 2.9 1.508 66 6.5 0.864
  • 4. 31 3.0 1.455 67 6.6 0.859 32 3.1 1.411 68 6.7 0.854 33 3.2 1.364 69 6.8 0.850 34 3.3 1.325 70 6.9 0.846 35 3.4 1.291 71 7.0 0.846 36 3.5 1.255 72 7.1 0.846 Tabel 1. Directional Couple NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V) NO. x±0.01 (mm) V±0.01 (V) 1 0 0.007 26 2.6 1.137 2 0.1 0.06 27 2.7 1.061 3 0.2 0.442 28 2.8 0.971 4 0.3 1.076 29 2.9 0.934 5 0.4 1.689 30 3 0.866 6 0.5 2.146 31 3.1 0.854 7 0.6 2.456 32 3.2 0.78 8 0.7 2.676 33 3.3 0.784 9 0.8 2.892 34 3.4 0.709 10 0.9 2.962 35 3.5 0.665 11 1 2.886 36 3.6 0.633 12 1.1 2.883 37 3.7 0.559 13 1.2 2.754 38 3.8 0.56 14 1.3 2.63 39 3.9 0.543 15 1.4 2.562 40 4 0.521 16 1.5 2.47 41 4.1 0.492 17 1.6 2.364 42 4.2 0.451
  • 5. 18 1.7 2.176 43 4.3 0.43 19 1.8 2.049 44 4.4 0.405 20 1.9 1.873 45 4.5 0.384 21 2 1.683 46 4.6 0.371 22 2.1 1.581 47 4.7 0.036 23 2.2 1.476 48 4.8 0.034 24 2.3 1.416 49 4.9 0.033 25 2.4 1.302 50 5 0.032 26 2.5 1.239 51 5.1 0.032 Tabel 2. Double Couple Pembahasan Data hasil karakterisasi directional coupler dan double coupler sebagai sensor pergeseran mikro berupa daya optik sebagai fungsi pergeseran posisi cermin. Semakin jauh pergeseran dari cermin maka akan semakin kecil daya optik yang kembali terpandu pada fiber optik dan terbaca pada detektor. Pengambilan data dilakukan setiap pergeseran 100 μm dengan posisi awal berada saat x = 0. Sebagai sensor pergeseran, hubungan antara variabel daya output terhadap pergeseran haruslah linier. Sedangkan telah diperlihatkan sebelumnya pada Gambar 2. dan Gambar 4. bahwa bentuk grafik yang tersaji tidak linier penuh. Oleh karena itu, harus dilakukan pengujian daerah linier untuk directional coupler dan double coupler. Daerah linier ini menunjukkan daerah kerja efektif sebagai suatu sensor pergeseran. Pengujian daerah linier dilakukan dengan memilih data yang diasumsikan paling linier dibandingkan yang lain kemudian dilakukan regresi linier. Kemudian dari regresi linier itulah nantinya akan dapat diketahui parameter-parameter sensor dari masing-masing directional coupler dan double coupler sebagai sensor pergeseran yang berskala mikro.
  • 6. Gambar 2. Linieritas pergeseran terhadap tegangan keluaran pada Directional Couple Gambar 3 (a) Daerah Kerja 1; (b) Daerah Kerja 2. Daerah kerja directional coupler sebagai sensor pergeseran ditunjukkan pada Gambar 3(b). Berdasarkan pemilihan data eksperiman hasil pergeseran cermin pada directional coupler ini didapatkan bahwa daerah kerja berkisar antara jarak 0.6 mm hingga 7.2 mm dengan jangkauan 7.1 mm. Sensitivitas dari sensor ini sebesar 0,5383 au/ mm, tanda (-) dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa grafik ini berbentuk backslope. Nilai faktor linieritas dari grafik ini 0 1 2 3 4 5 6 0 2 4 6 8 V(V) x (mm) Linieritas V±0.01 (V) y = 0.6114x + 5.1327 R² = 0.9893 5.15 5.2 5.25 5.3 5.35 5.4 5.45 5.5 5.55 0 0.2 0.4 0.6 0.8 V(V) x (mm) Series1 Linear (Series1) y = -0.5383x + 3.8215 R² = 0.695 -1 0 1 2 3 4 5 6 0 2 4 6 8 V(V) x (mm) Series1 Linear (Series1)
  • 7. dinyatakan dengan R2 dengan nilai 0.695. Gambar 4. Linieritas Pergeseran terhadap Tegangan Keluar pada Double Couple. Gambar 5 (a) Daerah Kerja 1 (b) Daerah Kerja 2 Berdasarkan pengujian daerah linier didapatkan bahwa daerah kerja sensor ini berkisar antara jarak 0.9 mm hingga 5.2 mm, atau rentang daerah kerjanya 4.3 mm. Rentang daerah kerja ini sangat jauh lebih kecil dibanding daerah kerja directional coupler. Berdasarkan 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 0 1 2 3 4 5 6 V(V) x (mm) Linieritas Series1 y = 3.7688x - 0.0554 R² = 0.9582 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 AxisTitle Axis Title Series1 Linear (Series1) y = -0.6842x + 3.2371 R² = 0.9306 -1 0 1 2 3 4 0 2 4 6 AxisTitle Axis Title Series1 Linear (Series1)
  • 8. persamaan garis dapat diketahui nilai sensitivitas dari sensor ini adalah 0,6842 au/mm, tanda (-) dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa grafik ini juga berbentuk backslope. Nilai faktor linieritas dari grafik ini dinyatakan dengan R2. Sehingga diketahui bahwa faktor linieritas untuk double coupler sebagai sensor adalah 0,9306. Berdasarkan Gambar 2 dan 4 untuk masing-masing directional coupler dan double coupler maka didapatkan beberapa data yang dapat digunakan sebagai parameter sensor, yaitu sensitivitas, daerah kerja, resolusi pergeseran alat, jangkauan dan tingkat linieritas. Adapun nilai parameter-parameter directional coupler dan double coupler sebagai sensor pergeseran diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Parameter Directional Coupler Double Coupler Pergeseran alat (mm) 0.1 0.1 Jangkauan (mm) 7.2 5.1 Daerah kerja (mm) 0.6-7.2 0.9-5.2 Sensitivitas (au/ mm) 0.5383 0,6842 Linieritas 0.695 0,9306 Berdasarkan parameter-parameter sensor yang disajikan pada tabel 1. diketahui bahwa daerah kerja yang diperoleh dari directional coupler maupun double coupler berbeda. Directional coupler memiliki daerah kerja yang jauh lebih panjang dan sensitivitas lebih besar dibanding double coupler. Selain itu, nilai linieritas directional coupler lebih besar dibandingkan double coupler dengan perbedaan besar linieritas tidak terlalu jauh. Akantetapi secara umum performansi direcsional coupler maupun double coupler sebagai sensor pergeseran sudah cukup baik. Kesimpulan Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa directional coupler dan double coupler dari bahan serat optik multimode ini dapat dimanfaatkan sebagai sensor pergeseran dengan performansi yang sudah cukup baik. Adapun parameter- parameter sensor pergeseran untuk masing-masing directional coupler dan double coupler adalah besar jangkauan 7.2 mm dan 5.1 mm, daerah kerja 5.6 mm dan 4.3 mm, serta sensitivitas 0,5383 au/mm dan 0,6842 au/mm.
  • 9. Referensi Bitou, Youichi, 2009, High Accuracy displacement Metrology and Control Using Dual Fabry-Perot Cavity with an Optcal Frequency Comb Generator, Precision Engineering, Vol 33, hal 187-193. Krohn, D.A., 2000. Fiber Optic Sensor, Fundamental and Application, 3rd . New York : ISA. Saputro, Bayu H. 2014. Aplikasi SIstem Sensor Serat Optik untuk Pengukuran Frekuensi Getaran Akustik. Padang : UNAND Press. Udd, Eric. 1991. Fiber Optic Sensors : An Introduction for Engineers and Scientist. Canada : John Wiley and Sons. Yasin, M., Harun, W.S., dkk. 2007. The Performance of a Fiber Optic Displacement Sensor for Resolusi