1. Sensor mekanik adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanik seperti perpindahan, pergeseran, posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dan sebagainya.
2. Contoh sensor mekanik yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah strain gauge, LVDT, mouse mekanik, bourdon tube, load cell sensor, proximity, accelerometer, dan draw wire displacement sensor.
3. Sensor mekanik harus memenuhi persyaratan kualitas seperti linier
Dokumen tersebut membahas tentang sensor dan transduser. Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur besaran fisik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, sedangkan transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Dokumen ini menjelaskan jenis-jenis sensor seperti sensor panas, mekanik, cahaya, dan suara beserta prinsip kerjanya. Dokumen juga membedakan transduser pasif dan aktif s
Dokumen tersebut membahas tiga jenis sensor yaitu sensor kapasitif, induktif, dan resistif. Sensor kapasitif bekerja berdasarkan perubahan muatan listrik akibat perubahan jarak elektrode atau luas permukaan. Sensor induktif mendeteksi logam melalui perubahan medan elektromagnetik. Sensor resistif mengubah sinyal mekanik menjadi listrik melalui perubahan resistansi seiring perpindahan.
Dokumen tersebut membahas mengenai alat ukur kumparan putar, termasuk prinsip kerjanya yang berdasarkan pada medan magnet dan kumparan listrik. Alat ini dapat berfungsi sebagai ammeter atau voltmeter dengan modifikasi tertentu, dan memiliki kelebihan seperti memerlukan daya rendah namun juga memiliki kelemahan seperti biaya yang lebih mahal.
Alat ukur listrik seperti osiloskop, multimeter, dan audiogenerator digunakan untuk mengukur periode, frekuensi, tegangan, dan hambatan. Osiloskop dapat mengukur sifat gelombang listrik seperti sinus, persegi, dan hubungannya dengan waktu, sedangkan multimeter dan audiogenerator digunakan untuk mengukur tegangan dan menghasilkan gelombang acuan.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis alat ukur listrik yaitu alat ukur kumparan putar dan alat ukur besi putar. Alat ukur kumparan putar bekerja berdasarkan interaksi antara arus listrik yang mengalir di kumparan dengan medan magnet, sehingga kumparan akan berputar. Sedangkan alat ukur besi putar bekerja berdasarkan gaya tarik atau tolak yang dihasilkan oleh interaksi antara arus listrik den
1. Sensor mekanik adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanik seperti perpindahan, pergeseran, posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dan sebagainya.
2. Contoh sensor mekanik yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah strain gauge, LVDT, mouse mekanik, bourdon tube, load cell sensor, proximity, accelerometer, dan draw wire displacement sensor.
3. Sensor mekanik harus memenuhi persyaratan kualitas seperti linier
Dokumen tersebut membahas tentang sensor dan transduser. Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur besaran fisik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, sedangkan transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Dokumen ini menjelaskan jenis-jenis sensor seperti sensor panas, mekanik, cahaya, dan suara beserta prinsip kerjanya. Dokumen juga membedakan transduser pasif dan aktif s
Dokumen tersebut membahas tiga jenis sensor yaitu sensor kapasitif, induktif, dan resistif. Sensor kapasitif bekerja berdasarkan perubahan muatan listrik akibat perubahan jarak elektrode atau luas permukaan. Sensor induktif mendeteksi logam melalui perubahan medan elektromagnetik. Sensor resistif mengubah sinyal mekanik menjadi listrik melalui perubahan resistansi seiring perpindahan.
Dokumen tersebut membahas mengenai alat ukur kumparan putar, termasuk prinsip kerjanya yang berdasarkan pada medan magnet dan kumparan listrik. Alat ini dapat berfungsi sebagai ammeter atau voltmeter dengan modifikasi tertentu, dan memiliki kelebihan seperti memerlukan daya rendah namun juga memiliki kelemahan seperti biaya yang lebih mahal.
Alat ukur listrik seperti osiloskop, multimeter, dan audiogenerator digunakan untuk mengukur periode, frekuensi, tegangan, dan hambatan. Osiloskop dapat mengukur sifat gelombang listrik seperti sinus, persegi, dan hubungannya dengan waktu, sedangkan multimeter dan audiogenerator digunakan untuk mengukur tegangan dan menghasilkan gelombang acuan.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis alat ukur listrik yaitu alat ukur kumparan putar dan alat ukur besi putar. Alat ukur kumparan putar bekerja berdasarkan interaksi antara arus listrik yang mengalir di kumparan dengan medan magnet, sehingga kumparan akan berputar. Sedangkan alat ukur besi putar bekerja berdasarkan gaya tarik atau tolak yang dihasilkan oleh interaksi antara arus listrik den
The document provides information about resume samples, templates, and other career resources for creative coordinators. It includes links to resume examples, cover letter samples, interview questions and answers, job interview guides, and other materials on the resume123.org website. The resources provided are intended to help creative coordinators develop strong resumes and prepare for job interviews in fields related to creative coordination.
Top 8 medical office specialist resume sampleshallerharry710
In this file, you can ref resume materials for medical office specialist such as medical office specialist resume samples, medical office specialist resume writing tips
TENEMOS ROPA EXCLUSIVA PARA TI
Te ofrecemos una amplia selección de ropa elegante y moderna para mujer, ideal para cualquier tipo de evento y para cualquier época del año. Siempre encontrarás en nuestra tienda las últimas tendencias, para que tu estilo de vestir esté siempre a la moda y a tu gusto.
This short document promotes the creation of presentations using Haiku Deck, an online presentation tool. It includes a photo credit and a call to action encouraging the reader to get started making their own Haiku Deck presentation on SlideShare.
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...vweterings
The study investigated the effect of improved hand hygiene compliance on the transmission of Staphylococcus aureus between patients in a 32-bed oncology unit. Over several intervention periods, hand hygiene compliance increased from 49.8% to 51% through measures like increasing alcohol dispensers, education, new dispensers, and individual feedback. This 41% reduction in hand hygiene compliance was associated with a reduction in the transmission index of S. aureus from 1.1 to 0.6, indicating fewer secondary cases. The results show that improved hand hygiene through automated dispensers can reduce nosocomial transmission of S. aureus in the hospital.
Android and IOS developer with 4+ years experience . Open to relocate to any Region . Has hands on experience with delivering of more that 40+ applications
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaMuhammad F Ridwan
Transistor adalah komponen elektronik semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat, pemutus, dan penyambung listrik. Terdapat dua jenis utama transistor, yaitu bipolar junction transistor (BJT) dan field effect transistor (FET). BJT memiliki tiga kaki (basis, kolektor, emitor) dan dapat berupa tipe NPN atau PNP, sedangkan FET menggunakan tegangan input untuk mengontrol arus output. Kedua jenis transistor ini memiliki berbag
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai induktor, komponen elektronika pasif berbentuk kumparan yang dapat menyimpan energi magnet. Induktor dapat dikonstruksi dari kawat yang digulung dan dapat meningkatkan medan magnetnya dengan menggunakan inti feromagnetik. Induktor digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pencatu daya, sirkuit analog, dan sistem transmisi listrik.
The document provides information about resume samples, templates, and other career resources for creative coordinators. It includes links to resume examples, cover letter samples, interview questions and answers, job interview guides, and other materials on the resume123.org website. The resources provided are intended to help creative coordinators develop strong resumes and prepare for job interviews in fields related to creative coordination.
Top 8 medical office specialist resume sampleshallerharry710
In this file, you can ref resume materials for medical office specialist such as medical office specialist resume samples, medical office specialist resume writing tips
TENEMOS ROPA EXCLUSIVA PARA TI
Te ofrecemos una amplia selección de ropa elegante y moderna para mujer, ideal para cualquier tipo de evento y para cualquier época del año. Siempre encontrarás en nuestra tienda las últimas tendencias, para que tu estilo de vestir esté siempre a la moda y a tu gusto.
This short document promotes the creation of presentations using Haiku Deck, an online presentation tool. It includes a photo credit and a call to action encouraging the reader to get started making their own Haiku Deck presentation on SlideShare.
ICPIC 2013: The effect of improved hand hygiene compliance on nosocomial tran...vweterings
The study investigated the effect of improved hand hygiene compliance on the transmission of Staphylococcus aureus between patients in a 32-bed oncology unit. Over several intervention periods, hand hygiene compliance increased from 49.8% to 51% through measures like increasing alcohol dispensers, education, new dispensers, and individual feedback. This 41% reduction in hand hygiene compliance was associated with a reduction in the transmission index of S. aureus from 1.1 to 0.6, indicating fewer secondary cases. The results show that improved hand hygiene through automated dispensers can reduce nosocomial transmission of S. aureus in the hospital.
Android and IOS developer with 4+ years experience . Open to relocate to any Region . Has hands on experience with delivering of more that 40+ applications
Revisi karakteristik transistor muhammad f_ridwan_tmaMuhammad F Ridwan
Transistor adalah komponen elektronik semikonduktor yang berfungsi sebagai penguat, pemutus, dan penyambung listrik. Terdapat dua jenis utama transistor, yaitu bipolar junction transistor (BJT) dan field effect transistor (FET). BJT memiliki tiga kaki (basis, kolektor, emitor) dan dapat berupa tipe NPN atau PNP, sedangkan FET menggunakan tegangan input untuk mengontrol arus output. Kedua jenis transistor ini memiliki berbag
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai induktor, komponen elektronika pasif berbentuk kumparan yang dapat menyimpan energi magnet. Induktor dapat dikonstruksi dari kawat yang digulung dan dapat meningkatkan medan magnetnya dengan menggunakan inti feromagnetik. Induktor digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pencatu daya, sirkuit analog, dan sistem transmisi listrik.
LVDT (Linear Variable Differential Transformer) adalah sensor posisi linier yang menghasilkan tegangan AC sebanding dengan posisi bergerak secara linier. LVDT memiliki kelebihan karena tidak terjadi gesekan.
Dokumen tersebut membahas tentang aktuator dan sensor, termasuk definisi, jenis, dan contoh aktuator seperti hidraulik dan elektrik serta jenis sensor seperti pergeseran, kecepatan, percepatan."
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan ElektronikIPA 2014
Instrumentasi dan Pengukuran Listrik, Magnet, dan Elektronik. Disusun oleh Ary Gunawan (14708251033). Mata Kuliah Fisika. Membahas tentang Instrumentasi dan Pengukuran Listrik, Magnet dan Elektronik.
Komponen elektronika terdiri dari komponen pasif seperti resistor, kapasitor, dan induktor serta komponen aktif seperti dioda, transistor, dan IC. Komponen-komponen tersebut memiliki berbagai fungsi seperti penghambat arus, penyimpan muatan listrik, penguat sinyal, dan pengatur aliran elektron. IC merupakan rangkaian elektronik miniatur yang dapat berisi ratusan hingga ribuan komponen.
Bab 1 membahas tentang elektronika dasar, termasuk pengertian elektronika, komponen aktif seperti dioda dan transistor, komponen pasif seperti resistor dan kapasitor, serta pengukuran menggunakan multimeter. Komponen elektronik berfungsi mengendalikan aliran elektron untuk membangun sirkuit. Komponen aktif memerlukan arus listrik sedangkan pasif tidak. Dioda, transistor, dan IC adalah contoh komponen aktif.
Laporan praktikum ini membahas tentang rangkaian alat ukur cahaya secara analog menggunakan sensor cahaya LDR, jembatan Wheatstone, dan penguat diferensial. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur tegangan input dan output pada lima kondisi intensitas cahaya yang berbeda serta membandingkan hasil pengukuran dengan nilai teori."
Karya ilmiah ini membahas tentang induktor, komponen elektronika yang menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Induktor bekerja berdasarkan hukum induksi Faraday, di mana perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang membuat arus listrik terinduksi pada kumparan sekunder. Karya ilmiah ini menjelaskan fungsi, prinsip kerja, dan jenis-jenis induktor seperti step-up, step-down, auto-transformator, dan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
1. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
170
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI LVDT SEBAGAI SENSOR
JARAK
Zasvia Hendri, Wildian
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163
e-mail: hendri_0810441001@yahoo.co.id
ABSTRAK
Telah dilakukan pembuatan dan karakterisasi LVDT (linear variable differential transformer)
sebagai sensor jarak. Sensor dibuat sebanyak tiga buah dengan memvariasikan diameter kumparan,
panjang inti besi, dan jumlah lilitan. Karakterisasi meliputi hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan
rentang pengukuran yang dapat dilakukan sensor. Caranya adalah dengan melihat perubahan
tegangan keluaran yang dihasilkan pada kumparan sekunder akibat perubahan jarak inti besi
terhadap titik acuan. LVDT ini dapat digunakan untuk mengidera perubahan jarak suatu obyek
dalam arah linier (searah sumbu kumparan). Derajat korelasi linier (R2
) yang bervariasi dari 0,983
hingga 0,9961 pada diameter kumparan yang sama, LVDT dengan inti besi yang lebih panjang
memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan lebar rentang pengukuran yang lebih panjang
dibandingkan dengan LVDT dengan inti besi yang lebih pendek. LVDT dengan diameter kumparan
yang lebih besar akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih pendek; sedangkan
LVDT dengan diameter kumparan yang lebih kecil akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi
yang lebih panjang. Sensitivitas terbesar yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0,01609 V/mm
untuk LVDT yang jumlah lilitan primernya 224 lilitan, jumlah masing-masing lilitan sekundernya
380 lilitan, diameter kumparannya 1,7 cm, dan panjang inti besinya 30 cm, dengan rentang
pengukuran 0 - 90 mm. Hysteresis dan repeatability sensor LVDT yang menggunakan inti besi
dengan panjang 30 cm lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan inti besi 6,7 cm.
Kata kunci: LVDT, karakterisasi, jarak
ABSTRACT
A research concerning the designing and characterization of LVDT sensors (linear variable
differential transformer) to measure the distance has been done. The LVDT sensors was made in 3
units which have variation in coil’s diameter, core’s length, and sum of coils. The characterizations
include of the hysteresis, the repeatability, the sensitivity, and the measurement range of the sensors.
The way is by looking at the change in output voltage generated in the secondary coil due to the
changes of the iron core position to the reference point. LVDT can be used to sense the displacement
of an object in a linear direction (the direction of the coil axis). The degree of linear correlation
(R2
) ranging from 0.983 to 0.9961, for the similar coil diameter, LVDT with a longer iron core has a
higher sensitivity and more wide measurement range than the LVDT with a shorter iron core. LVDT
with a larger diameter coil will be more sensitive when using a shorter iron core, while the LVDT
with a smaller diameter coil will be more sensitive when using a longer iron core. Greatest
sensitivity obtained from this research is 0.01609 V/mm for LVDT that consist of 224 windings on
the primary coil, the amount of each secondary coil = 380 windings, the diameter of coil = 1.7 cm,
and the length of iron core = 30 cm, obtained that the measurement length = 0-90 mm. Hysteresis
and repeatability LVDT sensor that using an iron core with a length of 30 cm is better than using an
iron core 6.7 cm.
Keywords: LVDT, characterization, distance
I. PENDAHULUAN
LVDT (linear variable differential transformer) adalah transformator (trafo) dengan inti
yang digerakkan secara mekanik. Piranti ini terdiri dari sebuah kumparan primer dan dua
kumparan sekunder yang saling terhubung satu sama lain dengan fasa berlawanan (Gambar 1).
Sinyal yang dicatu ke kumparan primer haruslah sinyal ac (arus bolak-balik) dalam
bentuk gelombang sinus dengan amplitudo stabil. Arus bolak-balik yang mengalir pada
kumparan primer menyebabkan terjadinya perubahan medan magnetik (dB) di sekitar kumparan
tersebut. Akibat perubahan medan magnetik ini, fluks magnetik (B) yang diterima kumparan
sekunder juga berubah-ubah terhadap waktu. Keadaan inilah yang menyebabkan munculnya
2. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
171
gaya gerak listrik induksi () pada kumparan sekunder (Tipler, 2001), ditunjukkan oleh
persamaan 1.
Bd
N
dt
(1)
Gambar 1 Skematik susunan kumparan pada LVDT
Gaya gerak listrik induksi yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
dengan berubahnya posisi inti (core) di dalam trafo. Inti yang terbuat dari material
ferromagnetik ini disisipkan di dalam selongsong isolator berbentuk silindris terbuka (tempat di
mana kawat kumparan dililitkan) dalam arah sesumbu dengan sumbu selongsong dan tanpa
menyentuh kumparan secara fisik. Ketika inti ini diposisikan di pusat magnetik trafo, sinyal-
sinyal keluaran kumparan sekundernya saling meniadakan sehingga tegangan keluaran
kumparan sekunder menjadi nol. Ketika inti digerakkan dalam arah sesumbu dengan sumbu
selongsong dan menjauh dari posisi pusat magnetik tersebut, nisbah fluks magnetik induksi
antara kedua kumparan sekunder menjadi tak-setimbang sehingga menghasilkan tegangan
keluaran yang besarnya sama dengan selisih tegangan keluaran dari masing-masing kumparan
sekunder (Gambar 2). Oleh karena amplitudo tegangan induksi yang dihasilkan LVDT
sebanding dengan perpindahan inti dalam daerah kerja liniernya, maka tegangan ini dapat
digunakan sebagai suatu ukuran perpindahan, dengan arah perpindahan ditentukan oleh sudut
fasa antara tegangan kumparan primer (acuan) dan tegangan kumparan sekundernya.
Gambar 2 Diagram pengaruh posisi inti terhadap tegangan keluaran sensor LVDT
(Sumber: Macrosensor, 2003)
Apabila LVDT hendak diterapkan untuk mengukur gerak yang berubah cepat (transient
motions) secara akurat, maka frekuensi osilatornya minimal haruslah 10 kali lebih besar
daripada frekuensi tertinggi gerak tersebut. Untuk proses yang berubah dengan lambat, osilator
3. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
172
bisa diganti dengan sumber gaya gerak listrik dari jala-jala PLN yang frekuensinya 60 Hz atau
50 Hz (Fraden, 2004).
Untuk memprediksi bentuk hubungan antara jarak dan tegangan keluaran LVDT, Al-
Sharif, dkk. (2011) telah mengembangkan suatu graphical user interface (GUI) yang tersedia
pada perangkat-lunak MATLAB. Dengan perangkat-lunak ini GUI dapat membangkit kurva
tegangan keluaran yang di-plot terhadap posisi batang/inti, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Bentuk tampilan tegangan keluaran LVDT terhadap jarak yang disimulasikan
menggunakan GUI MATLAB. (Sumber: Al-Sharif, dkk., 2011)
Sensor LVDT biasanya digunakan untuk mengukur perpindahan dengan rentang jarak
yang relatif kecil (dalam orde millimeter). Untuk mengukur perpindahan dengan jarak yang
relatif besar biasanya digunakan potensiometer sebagai sensor, sedangkan sensor kapasitif lebih
cocok digunakan untuk pembuatan sensor proximity dan perpindahan yang sangat sensitif.
Sensor ini dapat digunakan untuk mengontrol frekuensi rangkaian resonansi dan mengonversi
perubahan kapasitifnya menjadi sinyal elektris (Buchla dan McLachlan, 1992).
Ada beragam ukuran sensor LVDT yang tersedia di pasaran. Oleh karena harganya
yang relatif mahal, sensor ini seringkali dirancang dan dibangun sendiri oleh pengguna sesuai
kebutuhannya. Henky (2004) telah membuat LVDT dan menggunakan osiloskop sebagai media
penampil sinyal keluaran. Beberapa penelitian lainnya dilakukan dalam bentuk penerapan
LVDT untuk mengukur koefisien muai panjang logam (Fitriani, 2012) dan memantau level
volume bensin dalam tangki pendam SPBU (Donny, 2007).
Dalam makalah ini dibahas tentang pembuatan sensor LVDT dan karakteristiknya,
meliputi hysteresis, repeatability, sensitivitas, dan rentang pengukuran jarak yang dapat
dilakukan menggunakan sensor tersebut.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi rancang-bangun fisik
sensor LVDT, karakterisasi, dan pengujiannya sebagai sensor jarak.
2.1 Metode Pembuatan Sensor LVDT
Sensor LVDT dibuat secara hand-made sebanyak tiga buah dengan memvariasikan
jumlah lilitan kumparan, diameter kumparan, dan panjang inti besi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh ketiga variabel fisik sensor itu terhadap hysteresis, repeatability,
sensitivitas, dan rentang jarak yang dapat diindera sensor. Variasi ukurannya dicantumkan pada
Tabel 1.
Kumparan pada masing-masing LVDT dibuat dari kawat berdiameter 0,3 mm yang
dililitkan pada pipa PVC berbentuk silinder. Kumparan primer LVDT dihubungkan ke catu
daya 6,4 V ac yang berasal dari keluaran trafo step-down 3 A yang kumparan primernya
dihubungkan ke jala-jala listrik PLN 220V/60 Hz. Terminal keluaran LVDT dihubungkan ke
4. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
173
voltmeter untuk mengukur tegangan yang dihasilkan sensor tersebut ketika intinya ditempatkan
pada suatu posisi di dalam kumparan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Tabel 1 Variasi ukuran fisik ketiga sensor LVDT
Variabel LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3
Jumlah lilitan primer 224 lilitan 224 lilitan 133 lilitan
Jumlah lilitan sekunder-1 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Jumlah lilitan sekunder-2 380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Diameter kumparan 2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm
Panjang inti besi yang digunakan 6,7 cm dan 30 cm 6,7 cm dan 30 cm 6,7 cm dan 30 cm
2.2 Metode Karakterisasi Sensor LVDT
Karakterisasi yang dilakukan terhadap LVDT sebagai sensor jarak dalam penelitian ini
meliputi pengamatan bentuk sinyal tegangan keluarannya pada osiloskop, pengukuran tegangan
kumparan sekunder 1 dan kumparan sekunder 2, serta pengukuran resultan tegangan keluaran
LVDT itu sendiri (yaitu selisih tegangan keluaran kedua kumparan sekundernya).
Hysteresis
Hysteresis pada LVDT diperoleh dengan melakukan pengukuran tegangan keluaran
pada masing-masing kumparan sekunder secara berulang. Untuk kumparan sekunder 1, variasi
jarak dimulai dari pusat magnetik LVDT (yaitu posisi inti yang menghasilkan tegangan keluaran
nol) lalu digeser ke kanan (menghasilkan tegangan keluaran yang tidak nol) sampai di posisi
ujung kumparan sekunder 1 yang juga menghasilkan tegangan keluaran nol kembali. Perulangan
pengukuran dimulai dari arah berlawanan, yaitu dari posisi terakhir tersebut hingga kembali di
pusat magnetik LVDT. Proses yang serupa juga dilakukan untuk kumparan sekunder 2 (lihat
Gambar 1), hanya saja arah pergeseran inti adalah dari pusat magnetik LVDT ke kiri, lalu ke
kanan (kembali ke pusat magnetik LVDT).
Repeatability
Untuk melihat kemampuan pengulangan (repeatability) sensor LVDT dalam
mengindera jarak atau posisi obyek dalam arah linier maka dilakukan pengukuran berulang
terhadap tegangan keluaran pada masing-masing kumparan sekunder, dengan cara yang hampir
sama seperti pada prosedur penentuan hysteresis. Bedanya, perulangan pengukuran dimulai dari
arah yang sama, yaitu dari pusat magnetik LVDT.
Sensitivitas
Sensitivitas sensor LVDT pada penelitian ini ditentukan dari fungsi transfer kurva
tegangan keluaran terhadap jarak. Oleh karena sensor LVDT ini akan digunakan sebagai sensor
jarak dalam arah linier, maka fungsi transfer tersebut diambil dari data grafik sisi yang paling
linier dari kurva tersebut. Dengan menggunakan perangkat lunak Excel, maka fungsi transfer
dan sensitivitas sensor dapat ditentukan. Selain itu, linieritas persamaan garis lurusnya juga
dapat dilihat berdasarkan derajat korelasi linier (R2
).
Rentang Pengukuran Jarak
Rentang pengukuran yang dapat digunakan untuk pengukuran jarak dengan
menggunakan LVDT adalah rentang jarak di mana kurva tegangan keluarannya linier. Dengan
mengamati kurva dan data pengukuran dari hubungan tegangan keluaran terhadap jarak maka
rentang pengukuran ini dapat ditentukan.
5. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
174
III. HASIL DAN DISKUSI
Realisasi Pembuatan Sensor LVDT
Salah satu dari ketiga sensor LVDT yang telah direalisasikan pembuatannya itu
ditunjukkan pada Gambar 4. Sensor ini terdiri dari sebuah kumparan primer 133 lilitan dan dua
buah kumparan sekunder (masing-masing terdiri dari 213 lilitan).
Gambar 4 Realisasi pembuatan sensor LVDT.
Diameter kumparan pada gambar tersebut adalah 1,7 cm dan diameter kawatnya 0,3
mm. Inti besi yang digunakan terbuat dari bahan feromagnetik dengan diameter 1,4 cm. Ada
dua variasi panjang inti besi yang digunakan, yaitu 6,7 cm dan 30 cm.
Realisasi Sumber Sinyal Ac Yang Digunakan
Sumber sinyal ac yang digunakan untuk kumparan primer LVDT yang dirancang adalah
trafo 3A dengan tegangan keluaran 6,4 V. Besar tegangan keluaran trafo yang diukur dengan
multimeter digital, dan bentuk sinyalnya yang diamati menggunakan osiloskop dapat dilihat
pada Gambar 5.
(a) (b)
Gambar 5 Hasil pengukuran tegangan keluaran trafo untuk catu daya ac menggunakan
multimeter digital, dan (b) osiloskop
Bentuk Sinyal Keluaran Sensor LVDT
Bentuk dan besar sinyal keluaran LVDT berubah dengan berubahnya jarak inti besi di
dalam kumparan. LVDT 1 diubah-ubah gerakkan melalui kumparan sekunder 1 dan kemudian
ke kumparan sekunder 2, maka sinyal tegangan keluarannya teramati di osiloskop seperti pada
Gambar 6.
a. Ketika trafo 6,4 V belum
terhubung ke jala-jala PLN.
b. Ketika inti berada di pusat
magnetik LVDT (di kumparan
primer).
c. Ketika inti berada 1 cm dari
pusat.
6. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
175
d. Ketika inti berada 2 cm dari
pusat.
e. Ketika inti berada 3 cm dari
pusat.
f. Ketika inti berada 5 cm dari
pusat.
g. Ketika inti berada 7 cm dari
pusat.
h. Ketika inti berada 8 cm dari
pusat.
i. Ketika inti berada 9 cm dari
pusat.
Gambar 6 Perubahan bentuk dan besar sinyal keluaran LVDT dengan berubahnya jarak inti.
Bentuk Sinyal Pada Masing-Masing Kumparan Sekunder
Gambar 7 memperlihatkan bahwa apabila inti besi yang digunakan lebih pendek dari
panjang keseluruhan kumparan (yaitu 30 cm), maka tegangan keluaran maksimum di kumparan
sekunder 1 lebih rendah daripada di kumparan sekunder 2. Hal ini disebabkan karena masih
adanya pengaruh/induksi medan magnetik dari kumparan sekunder 1 ketika inti sudah berada di
kumparan sekunder 2.
(a) (b)
Gambar 7 Kurva tegangan keluaran sensor LVDT 1 terhadap jarak bila menggunakan inti
dengan panjang (a) 6,7 cm, dan (b) 30 cm.
Ketika inti besi yang digunakan sama panjangnya dengan panjang keseluruhan
kumparan (yaitu 30 cm), maka tegangan keluaran maksimum di kumparan sekunder 1 sama
besar dengan di kumparan sekunder 2. Hal ini disebabkan karena pengaruh/induksi medan
7. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
176
magnetik dari kumparan sekunder 1 terhadap kumparan sekunder 2 sama besar dengan
pengaruh/induksi medan magnetik dari kumparan sekunder 2 terhadap kumparan sekunder 1.
Fenomena serupa juga terlihat pada bentuk sinyal (tegangan) keluaran sensor LVDT 2 dan
LVDT 3.
Hysteresis
Kurva hysteresis yang diperoleh dari sensor LVDT 1 pada kumparan sekunder 1 dan
kumparan sekunder 2 ditunjukkan pada Gambar 8. Dari Gambar 8a diperoleh hysteresis
maksimum berturut-turut sebesar 4 mV (pada kumparan sekunder 1) dan 15 mV (pada
kumparan sekunder 2) ketika menggunakan inti besi 6,7 cm, dan dari Gambar 8b diperoleh
hysteresis maksimum berturut-turut sebesar 22 mV (ada kumparan sekunder 1) dan 135 mV
(pada kumparan sekunder 2) ketika menggunakan inti besi 30 cm.
Pada kumparan sekunder 1 Pada kumparan sekunder 2
(a)
Kumparan sekunder 1 Kumparan sekunder 2
(b)
Gambar 8 Kurva hysteresis sensor LVDT 1 dengan panjang inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm
Hysteresis maksimum yang lebih besar pada kumparan sekunder 2, baik dengan inti
besi 6,7 cm maupun 30 cm, terjadi karena pengukuran dimulai dari kumparan sekunder 1.
Ketika inti besi digeser ke kumparan sekunder 2, medan magnetik dari kumparan sekunder 1
belum seluruhnya lenyap (karena momen-momen magnetik di dalam kumparan tersebut tidak
dapat berubah dengan cepat). Hal ini menyebabkan induksi magnetik (yang mengakibatkan
GGL induksi) pada kumparan 2 menjadi lebih besar dari semestinya. Hal serupa juga terjadi
pada LVDT 2 dan LVDT 3, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
8. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
177
Repeatability
Berdasarkan data pengukuran berulang untuk suatu nilai masukan yang sama, yang
didekati dari arah yang sama, dan dengan kondisi kerja yang serupa, diperoleh grafik
repeatability untuk sensor LVDT 1 seperti pada Gambar 9. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
sensor LVDT 1 memiliki repeatability rata-rata yang cukup baik (terlihat dari bentuk kurva
yang nyaris serupa/berimpit untuk pengambilan data sebanyak tiga kali perulangan, baik dengan
inti besi 6,7 cm maupun dengan inti besi 30 cm. Repeatability maksimum diperoleh sebesar 75
mV pada jarak 14,5 cm.
Sensor Panjang inti besi 6,7 cm Panjang inti besi 30 cm
LVDT 1
LVDT 2
LVDT 3
Gambar 9 Kurva repeatability ketiga sensor LVDT dengan inti besi 6,7 cm dan 30 cm.
Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa LVDT (baik LVDT 1, LVDT 2, maupun LVDT
3) dengan inti besi yang lebih panjang (30 cm) memiliki repeatability yang lebih baik karena
simpangannya (dari tiga kali perulangan) memiliki nilai paling kecil.
Sensitivitas
Dengan menggunakan perangkat lunak Excel, fungsi transfer untuk LVDT 1 diperoleh
dalam bentuk persamaan linier y = 0,0036x – 0,0059 (untuk inti besi 6,7 cm), dengan y
menyatakan tegangan keluaran (dalam V) dan x menyatakan jarak (dalam mm), seperti
ditunjukkan pada Gambar 10.
Linieritas persamaan garis lurus ini cukup baik, diperlihatkan oleh derajat korelasi linier
(R2
) yang lebih besar dari 0,9 yaitu 0,9961. Dari fungsi transfer sensor LVDT 1 dapat diketahui
bahwa sensitivitas sensor tersebut adalah 0,0036 V/mm (jika menggunakan inti besi dengan
panjang 6,7 cm) dan 0,1331 V/mm (jika menggunakan inti besi dengan panjang 30 cm). Data
sensitivitas untuk dua LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
9. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
178
(a) (b)
Gambar 10 Fungsi transfer sensor LVDT 1 dengan inti besi (a) 6,7 cm dan (b) 30 cm.
Rentang Pengukuran Jarak
Berdasarkan data pengukuran dan grafik fungsi transfer yang diperoleh, LVDT 1
memiliki rentang pengukuran dari 0 hingga 27 mm (untuk inti besi dengan panjang 6,7 cm) dan
dari 0 hingga 80 mm (untuk inti besi dengan panjang 30 cm). Data rentang pengukuran jarak
untuk dua LVDT lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data hasil pengukuran dan perhitungan untuk ketiga sensor LVDT.
LVDT 1 LVDT 2 LVDT 3
Jumlah lilitan
primer
224 lilitan 224 lilitan 133 lilitan
Jumlah lilitan
sekunder-1
380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Jumlah lilitan
sekunder-2
380 lilitan 380 lilitan 213 lilitan
Diameter
kumparan
2,2 cm 1,7 cm 1,7 cm
Panjang inti
besi
6,7 cm 30 cm 6,7 cm 30 cm 6,7 cm 30 cm
Hysteresis
maksimum
(mV)
S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2
4 15 22 135 144 145 47 48 19 33 25 65
Derajat
korelasi
liniernya, R2
0,9961 0,9936 0,9882 0,99 0,9591 0,983
Sensitivitas
(V/mm)
0,0036 0,01331 0,0005 0,01609 0,0084 0,00574
Rentang
pengukuran
jarak
(mm)
0 - 27 0 - 80 0 - 26 0 - 90 0 - 17 0 - 115
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengukuran, pengolahan, dan analisis data maka disimpulkan
bahwa LVDT (linear variable differential transformer) dengan tipe trafo step-up (jumlah
masing-masing lilitan sekundernya lebih banyak daripada jumlah lilitan primer) dapat
digunakan untuk mengindera perubahan jarak suatu obyek dalam arah linier (searah sumbu
kumparan), dengan variasi derajat korelasi linier (R2
) mulai dari 0,983 hingga 0,9961. LVDT
dengan inti besi yang lebih panjang dengan diameter kumparan yang sama, memiliki sensitivitas
yang lebih tinggi dan lebar rentang pengukuran jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan
LVDT dengan inti besi yang lebih pendek. LVDT dengan diameter kumparan yang lebih besar
akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih pendek; sedangkan LVDT dengan
diameter kumparan yang lebih kecil akan lebih sensitif jika menggunakan inti besi yang lebih
10. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 3, Juli 2013 ISSN 2302-8491
179
panjang. Sensitivitas terbesar yang diperoleh adalah 0,01609 V/mm untuk LVDT yang jumlah
lilitan primernya 224 lilitan, jumlah masing-masing lilitan sekundernya 380 lilitan, diameter
kumparannya 1,7 cm, dan panjang inti besinya 30 cm. LVDT ini memiliki rentang pengukuran
dari 0 hingga 90 mm. Repeatability dan hysteresis sensor LVDT yang menggunakan inti besi
dengan panjang 30 cm lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan inti besi 6,7 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sharif, L., Kilani, M., Taifour, S., Issa, A. J., Al-Qiasi, E., Eleiwi, F.A., dan Kamal, O.N.,
2011, Linear Variable Differential Transformer Design and Verification Using
MATLAB and Finite Element Analysis, http://www.intechopen.com/books/matlab-for-
engineers-applications-in-control-electrical-engineering-it-androbotics/
Buchla, D., dan McLachlan, W., 1992, Applied Electronic Instrumentation And Measurement,
Macmillan Publishing Company, USA.
Donny, S., 2007, Sistem Monitoring Level Tangki Spbu Dan Detektor Kadar Air Dalam Bahan
Bakar Berbasis Mikrokontroller, Proyek Akhir, D3 Elektro Industri, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya.
Fitriani, N., 2012, Pengukuran Koefisien Muai Panjang Dengan Menggunakan LVDT, Tesis,
Fisika FMIPA, Universitas Jember.
Fraden, J., 2004, Handbook of Modern Sensors, Springer-Verlag New York, Inc., New York
Henky, S., 2004, Perancangan dan Pembuatan LVDT, Tesis,Teknik Fisika ITB, Bandung.
Tipler, A.P, 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.