Dokumen tersebut membahas tentang analisis sistem informasi manajemen persediaan obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo. Dokumen menjelaskan tentang pendahuluan sistem informasi dan persediaan obat, metode penelitian, hasil analisis sistem informasi manajemen persediaan obat saat ini yang mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi obat, serta kesimpulan bahwa sistem informasi yang ad
2. Pendahuluan
Pengelolaan persediaan obat dalam suatu instalasi farmasi merupakan suatu hal
yang sangat krusial dan tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan.
Pengelolaan persediaan obat itu meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi. Tujuan penelitian yang ingin dicapai mengenai sistem informasi
manajemen persediaan obat dan mengetahui kelebihan dan kelemahan dari
system informasi manajemen persediaan obat yang telah diterapkan oleh
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo.
Pendahuluan
3. Sistem Informasi
Adalah “sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan
kepada pemakai”. Selain itu sistem informasi adalah cara-cara
yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan
mengolah serta menyimpan data, dan cara-cara yang
diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan
melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan jurnal
Dianty, A. (2016:8)
4. Persediaan Obat
Didalam suatu perusahaan, selalu mengandalkan persediaan (inventory).
Persediaan sebagai kekayaanperusahaan, memiliki peranan penting dalam
operasi bisnis. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan dapat terdiri dari
beberapa macam seperti berikut :
(a). Bahan baku.
(b). Bahan pembantu.
(c). Barang dalam proses .
(d). Barang jadi.
(e). Persediaan suku cadang.
5. Obat generik adalah obat jadi terdaftar yang
menggunakan nama generik yaitu nama
obat internasional atau nama lazim yang sering
dipakai. Penulisan obat generik :
a. Nama generik lebih informatif dari pada
nama dagang.
b. Memberi kemudahan pemilihan produk.
c. Produk obat generik pada dasarnya lebih
murah daripada produk nama dagang.
d. Resep/order dengan nama generik
mempermudah substitusi produk yang sesuai.
6. Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas
nama pembuat atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli pabrik
yang memproduksinya. Sedangkan obat palsu adalah obat jadi yang diproduksi
oleh pabrik obat yang tidak terdaftar, obat yang tidak terdaftar atau obat jadi
yang kadarnya menyimpang 20 % atau lebih dari persyaratan yang ditentukan.
7. Metode
Penelitian ini dengan fokus yang membahas tentang sistem
informasi Manjemen persediaan obat pada instalasi farmasi,
sedangkan yang menjadi sub fokus dalam peneliti ini adalah:
(1) Input
(2) Processing
(3) Output dan penelitian ini kualitatif maka cara yang
ditempuh dalam analisis data menampilkan analisis kualitatif.
8. Hasil dan Pembahasan
TWO
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya
kesehatan;
b. Pelaksanaan Kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya
kesehatan
9. c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber
daya Kesehatan.
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait tugas
dan fungsinya.
10. 10
%
9
%
58
%
23
%
Sumber Daya Tenaga Kesehatan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat Dinas Kesehatan memiliki sumber daya
kesehatan baik di Dinas Kesehatan maupun yang
tersebar di Puskesmas dan jaringannya. Secara
kuantitas dan kualitas masih diperlukan untuk
penambahan tenaga serta peningkatan keterampilan
tenaga kesehatan yang ada. Tiap jenis enaga
kesehatan mempunyai rasio berdasarkan target II S
2010 (Indonesia Sehat 2010).
11. Hasil dan Pembahasan
Sistem informasi manajemen persediaan obat pada instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Wajo terdiri dari beberapa fungsi (Stoner dalam Yakub,
2012) yaitu:PerencanaanPengadaan obat diawali dengan perencanaan kebutuhan
dimana kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pemilihan obat berdasarkan pada Obat Generik terutama yang tercantum
dalam Daftar Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) dan Daftar Obat
Essensial Nasional (DOEN) yang masih berlaku dengan patokan harga sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Harga Obat untuk Obat
Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) dan Obat Program Kesehatan.
12. b. Kompilasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui
pemakaian setiap bulan dari masing-masing jenis obat di Unit
Pelayanan Kesehatan/ Puskesmas selama setahun, serta untuk
menentukan stok optimum (stok kerja ditambah stok pengaman =
stok optimum). Data pemakaian obat di puskesmas diperoleh dari
LPLPO dan Pola Penyakit.
c. Menentukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan
melalui metoda konsumsi dan atau morbiditas.
13. d. Pengadaan obat merupakan proses untuk penyediaan obat yang dibutuhkan di
Unit Pelayanan Kesehatan (puskesmas dan jaringannya). Pengadaan obat
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Instansi Pemerintah dan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dukungan pemerintah
dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo sangat besar terkait
dengan perencanaan obat. Klasifikasi persediaan obat pada instalasi Farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo, berupa: Obat menurut bentuknya dibedakan
(a) Tablet,
(b) Kapsul
(c) Sirup
(d) Drop
(e) Injeksi
(f) Salep.
14. Sistem informasi manajemen persediaan obat pada Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Wajo, dapat disimpulkan :
1. Sistem Informasi Manajemen yang telah dibuat dapat menganalisa dan memberikan
informasi mengenai persediaan obat pada Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Wajo serta
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terkait persediaan obat.
2. Analisa Sistem Informasi Manajemen dapat memberikan informasi terkait faktor-faktor
yang menjadi penghambat dan pendukung terhadap sistem persediaan obat pada Instalasi
Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo untuk melakukan pengembangan sistem aplikasi
dan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Kesimpulan