It’s Nalacity Life

   Puji syukur kehadirat Allah SWT, newsletter edisi
  pertama Nalacity dapat hadir ke hadapan pembaca
  semua. Untuk edisi pertama ini, kami lebih banyak
  memuat artikel mengenai gambaran umum Nalac-                 Hafiza Elvira N.
    ity Foundation, kegiatan yang dilakukan, hingga    Direktur Nalacity Foundation
  wacana mengenai diskriminasi Orang yang Pernah
              Mengalami Kusta (OYPMK).
                                                               Alfi Syahriyani
                                                         Deputi Nalacity Foundation

    Sebagai pemula dalam dunia bisnis sosial, tentu         Yovita Salysa A.
    saja Nalacity Foundation membutuhkan dukun-                  Manajer Produksi
    gan dari rekan-rekan pembaca untuk turut me-           Andreas Senjaya
   wacanakan kegiatan yang kami lakukan. Semoga                    Manajer Logistik
  newsletter ini dapat memberikan gambaran kepada
   pembaca sekalian, hingga hati nuraninya tergerak
                                                                Arriyadhul Q.
                                                                Manajer Keuangan
     untuk menolong sesama. Selamat membaca!
                                                                Fahry Yanuar
                      Alfi Syahriyani                              Brand Manager

                                                              Partnership Building :
                    Pimred Nalacity Magz                    0878 8067 3513
                   Founder Komunitas Langit Sastra       Nalacity.shop@gmail.com



  Partnership :

     DEPOK
CREATIVEWORKER S




Dicetak dan diterbitkan oleh bitBOEKOE Self Publishing

                                                                       03.
Berbagi dengan
Orang Yang Pernah Mengalami Kusta
(OYPMK)
Reported by: Alfi Syahriyani

   Diskriminasi terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta
  (OYPMK) di Indonesia rupanya masih sering terjadi. Hal inilah
   yang melatarbelakangi para mahasiswa UI melakukan So-
   cial Entrepreneurship Initiative di pemukiman belakang RS
  Kusta Sitanala RT 01, Desa Karangsari, Kecamatan Neglasari,
                  Tangerang, Minggu (05/12/10).
Nalacity Life


P
       ara mahasiswa yang terga-       kan waktu yang cukup lama, yaitu
       bung dalam Indonesia Leader-    sekitar tiga bulan lebih.
       ship Program  (ILP) ini mem-
berdayakan 20 ibu-ibu keluarga         Berdasarkan hasil survei yang telah
OYPMK melalui keterampilan jilbab      dilakukan, pekerjaan warga RT 01
manik. Harapannya, selepas mereka      desa Karangsari rata-rata yaitu
diberikan pelatihan intensif selama    tukang sapu jalanan, pengemis di
empat kali, mereka bisa memiliki       jalan-jalan besar kota Tangerang,
usaha jilbab manik mandiri.            penarik becak, kuli bangunan, dan
                                       calo (pemungut pungutan liar).
Program ini mendapat sambutan          Penghasilan rata-rata kepala
positif dari Ketua RT 01 Kampung       keluarga yaitu hanya sebesar
Kusta Sitanala, Bapak Mistam. “Al-     Rp.26.000-Rp.50.000 perhari. Oleh
hamdulillah, program yang bagus,       karena itu, pemberdayaan ekonomi
saya bersyukur ada mahasiswa yang      merupakan kegiatan yang tepat
masih peduli. Saya harap program       bagi OYPMK.
ini terus berlanjut setelah mereka
dilepas” ujar Pak Mistam               “Keterbatasan fisik membuat
                                       masyarakat enggan untuk me-
Pemberdayaan OYPMK merupakan           nerima mereka di tempat kerja.
salah satu bentuk kontribusi para      Semoga dengan adanya program
mahasiswa berprestasi UI yang          ini mereka bisa lebih percaya diri”
tergabung dalam ILP. Selain mel-       lanjut Pak Mistam.
atih sikap kepemimpinan, program
ini juga bertujuan untuk mengasah      Terakhir, program ini diharapkan
kepekaan mereka terhadap realitas      dapat menjadi contoh bagi para
sosial. Berbeda dengan program         mahasiswa lain yang ingin berkon-
sosial yang lain, pemberdayaan dari    tribusi langsung ke masyarakat,
ILP menekankan sisi entrepreneur-      sesuai dengan tag line yang diu-
ship, sehingga para warga bisa         sung, “Merajut Benang Harapan”
mendapatkan panghasilan tamba-         (AS)
han secara mandiri. Oleh karena itu,
pendampingannya pun membutuh-
                                                                       05.
Nalacity, Hingga Tak Ada
Lagi yang Dapat Disantuni
Oleh Sidiq Maulana Muda dan Alfi Syahriyani

  Becak tua. Sapu lidi. Mungkin pakaian yang sengaja didekilkan
dan mangkok plastik untuk menadah uang. Waktunya untuk be-
 rangkat kerja bagi warga Kampung Sitanala. Menjadi pengemis
    dan penyapu jalanan, begitu lah kehidupan bergulir setiap
harinya di permukiman belakang RS Kusta Sitanala RT 01, Desa
      Karangsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang Banten.
SuperScript

                 Give a man a fish, and you feed him for a day.
       Teach a man how to fish, and you feed him for a lifetime. - Confucius




T
      ak banyak pilihan bagi mereka,       menjangkau luar UI dan pawacanaanya
      orang-orang yang dijauhi dengan      menjadi lebih masif.
      stigma sebagai mantan penyan-        Dalam proyek perdananya, Nalacity
dang kusta. Kantor dan pabrik mana         membina ibu-ibu dari keluarga Orang
yang mau menerima pekerja dengan ri-       Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK)
wayat kusta yang langkahnya terseok-       di Kampung Kusta Sitanala untuk men-
seok atau tak lengkap jemarinya?           dapatkan penghasilan sendiri dengan
                                           membuat produk jilbab payet. Selain



 
Keadaan ini mendorong sekelompok           dapat menunjang kebutuhan ekonomi
mahasiswa yang peduli untuk berbuat        mereka, proyek ini juga akan mening-
sesuatu. Namun bagi mereka, meno-          katkan kepercayaan diri warga melalui
long bukanlah sekadar dengan mem-          produk nyata yang mereka hasilkan,
bagikan semba ko atau pakaian bekas.       serta memicu ide-ide wirausaha kreatif
Tapi lebih dari itu, berusaha memutus      lainnya yang dapat mereka lakukan.
rantai yang selama ini menghalangi
kaum marjinal dari akses kesejahter-       Dengan demikian, para mantan pen-
aan.                                       yandang kusta itu tak perlu lagi ber-
                                           gantung pada pasar kerja yang selama
Terinspirasi dari model sosial-bis-        ini meminggirkan mereka. Setahap
nis yang dicetuskan peraih Nobel Mu-       demi setahap, mereka memulai lang-
hammad Yunus, para mahasiswa               kahnya menuju kemandirian.
berprestasi UI, yang tergabung dalam
Indonesia Leadership Program (ILP)         Kalau Kawan-kawan sekalian juga
2010, mendirikan Nalacity Founda-          peduli dan bersimpati dengan apa yang
tion dengan misi memberdayakan             dilakukan Nalacity, dukung mereka
kaum marjinal agar mampu mengang-          dengan cara like fanpage Nalacity
kat diri mereka sendiri ke tingkat yang    Foundation untuk mengenal lebih jauh
lebih tinggi. Seiring berjalannya waktu,   dan mengikuti perkembangan program
pasca diikutsertakan dalam kompetisi       mereka. Ajak juga teman-temanmu
sosial-bisnis, pelaksana bertambah         untuk bergabung!
                                                                           07.
Opini
                              Building confidence
                              of patients
                              Yovita Salysa Aulia - The Jakarta Post
                                             the village. Based on the results of my
                                             brief interview with former patients
                                             when I was there, there were two main
                                             reasons. First, they were embarrassed


W
         hen we hear the word leprosy,       by their family and their neighbors
         what may flash to mind are          because they had suffered leprosy. And
         thoughts of a disease for           second, their families were unwilling to
which the sufferer must be sequestered       accept them back because the disease
away from society. After recovering,         is considered disgusting.
former patients often still have to stay
away from other people because of the        There are facts on leprosy that can
disgust most people harbor toward the        change the negative public paradigm.
disease.                                     First, leprosy is not incurable.

Despite society’s preconceived notions,      Second, at least 80 percent of all peo-
the threat posed by leprosy patients is      ple have a natural immunity to leprosy.
not dire. If people took the time to learn   Third, in six out of seven cases, leprosy
more about the disease, they would           is not contagious. Fourth, in contagious
find they can live within walking dis-       cases, the disease is no longer trans-
tance of these outcasts and even safely      missible after regular treatment. Fifth
shake hands with them without fear of        and
contracting the disease.                     final, diagnosis and early treatment can
                                             prevent most from physical disfigure-
Indonesia is home to the world’s third-      ment.
largest population of people living with     What is needed is society’s sensitiv-
leprosy after India and Brazil. East Java    ity and concern by not just avoiding
has the highest concentration of pa-         patients of the disease, but by providing
tients in Indonesia. In the northern part    support and medical treatment.
of the province, Nganget village, Tuban
regency, has acted as a leper colony         Besides rebuilding confidence of former
since 1935, when it was established by       patients, those attitudes will also be
the Dutch colonial government.               able to reduce the transmission of lep-
                                             rosy and the disfigurement it is associ-
Many former leprosy patients, after          ated with. With our care and affection,
recovering in Nganget, actually stay in      let’s join hands to rebuild their world.
rintihan Kartini
Oleh: Mimi Silvia


K
       artini menatap tangan seseorang      Dari umur enam tahun ia menderita pen-
       di depannya. Ada tangis di hati-     yakit kusta yang mengakibatkan jemari
       nya dan kembali pertanyaan itu       kaki dan tangannya dipotong. Sekali tiga
muncul, “kenapa saya harus menang-          bulan, ia harus bolak-balik Rumah Sakit
gung penderitaan seperti ini?” lirihnya.    untuk diopname. Di situlah ia bertemu
Umurnya baru tiga puluh tujuh tahun.        almarhum suaminya. “Suami saya bek-
Beberapa kali terlihat ia menyembunyikan    erja dibagian terapi, sudah punya anak,”
tangannya, “Saya malu harus mender-         katanya menatap anaknya yang sedang
ita penyakit ini, saya tahu saya ditakuti   lari-larian bermain di depan rumah.
orang sekitar say a, makanya saya pilih
menjauh dari keluarga. Saya merasa tak      Sejak suaminya meninggal, ia tak meni-
normal,” aku Kartini salah seorang man-     kah lagi. Ia bertahan hidup dengan men-
tan penyakit kusta di Kampung Kusta         jadi buruh cuci. Ia menuturkan berusaha
Sitanala, Tangerang.                        bertahan hidup untuk dua anaknya yang
                                            sekarang masih Sekolah Dasar. “Saya

                                                                          09.
Feature

 berharap mereka tak bernasib sama             kusta tersebut. “Kita berusaha mem-
 dengan saya,” tuturnya dengan lin-            beri pelatihan kepada mereka yakni
 angan air mata.                               pelatihan membuat jilbab. Jilbab itu
                                               pun kami jual. Lumayan untuk Ini bisa
 Menjadi buruh cuci, pun tidak selalu          membantu mereka mandiri,” sahut Alfi
 bisa tiap hari, lihat pelanggan dulu.         Syahrini, salah satu panitia dari Nalac-
 Terpaksa ia sering ke lampu merah             ity. Kartini hanyalah salah satu mantan
 untuk melakukan apapun yang penting           penyakit kusta. Di Tangerang ini ada
 dibayar. Namun, ketika melihat cacat          beberapa orang lain yang seperti Kartini
 di tangannya ada juga yang langsung           ditelantarkan tanpa bantuan pemer-
 nolak karena takut penyakit kusta itu         intah. Dan untung masih ada yang
 menyebar. Inilah yang membuatb ia             perhatin kepadanya. “Ini membantu
 rendah diri.                                  kami semua, untuk semuanya. Mereka
 Hal inilah yang membuat beberapa              membuat saya dan teman-teman
 orang anak UI yang membuat proyek             percaya bakal ada hari esok yang ce-
 Nalacity untuk membantu mantan                rah,” kata Kartini berkaca-kaca.



               Mutiara Khodijah
               Psikologi 2008
                                                   Ns Club!
    Bahannya halus banget, gue udah
  sering pake paris, tapi bahan parisnya              Pratiwi Setiawati
 yang nalacity termasuk yang paling enak              pengurus PPSDMS Nurul Fikri
 dipake. Payetnya cantik, warnanya asik,             Desain yang unik, saya belum pernah
 gue banget. Cewek banget, hehe, harga               menemukan yang seperti itu, tapi
jauh dari yang lain, tapi sesuai lah, karena         satu usul, bahan jilbab yang dipakai
kan social project ya, buat ibu2 kusta dan           jangan hanya katun paris, tapi juga
                keluarganya                          yang lain seperti hicon


                 Fikriyah
                 IELSP, Cohort 8- Iowa                 Risa
                                                       Sastra Arab 2008
          Jilbab Nalacity yang nyaman dan
                                                      Jilbabnya oke. Mau kuliah atau
          lembut selalu menemai hari-hari
                                                      pesta? Teteup OK! Mau tampil
          saya selama di U.S, membuat saya
                                                      cantik, anggun, plus syar’i? Jilbab
          selalu ingat Indonesia dan kreasi-
                                                      Nalacity Bolehlah… :D
          kreasi cerdas anak bangsa
Creative Room:
Bisnis Sosial sebagai Ruang Kreasi bagi Komunitas Kreatif

Oleh: Lahandi Baskoro

S
       abtu sore kemarin Ruang TBM di       Sesi pertama dibuka dengan persentasi
       Depok Town Square mendadak           dari Lahandi Baskoro yang menekan-
       dipenuhi oleh para pekerja kreatif   kan pentingnya industri kreatif berskala
dari Depok dan penjuru Jabotabek lainnya.   lokal. Lahandi juga memaparkan seksinya
Di ruang tersebut digelar Creative Room     potensi ekonomi kreatif dari Kota Depok
#01, sebuah event creative sharing seka-    yang hingga saat ini belum digarap serius
ligus soft launching komunitas Depok        oleh pihak pemerintah kotanya. Sehabis
Creative. Hujan deras yang mengguyur        menutup uraiannya, Lahandi yang juga
Kota Depok sore itu, tidak menyurutkan      pencetus komunitas Depok Creative,
semangat lebih dari empat puluh pekerja     secara simbolik meresmikan peluncuran
kreatif untuk hadir di acara tersebut.      Depok Creative dengan tombol animasi.


                                                                                11.
Kolaborasi
Sesi sharing kedua dibuka oleh Amran      “Pokoknya bikin karya secara konsisten
Ahmad dengan memutar video pendek         dan pajang di situs-situs portofolio
tentang kumpulan permainan tradi-         desain, nanti klien-klien akan mendekat
sional anak-anak khas wilayah Jawa        sendiri. Mereka akan menawarkan pro-
Barat. Amran berbagi tentang kegiatan     jek atau campaign mereka yang ingin
edukasi sosial yang digarapnya untuk      dieksekusi dengan gaya khas desain
membantu salah satu desa di pelosok       kita”, tukas Rie yang sejak tahun lalu
Karawang. Amran dengan biro desain        mengerjakan campaign dari Diesel yang
yang digawanginya, membantu kegia-        bertema Only The Brave.
tan ini agar mendapatkan awareness
positif dan dampak yang signifikan dari   Acara ditutup dengan foto bersama
masyarakat.                               dan sesi networking bebas. Walaupun
                                          acara ini di selenggarakan oleh komu-
Presentasi ketiga disampaikan oleh        nitas kreatif Depok, namun hadir juga
Hafiza Elvira, CEO dari Nalacity Foun-    pekerja kreatif asal Tangerang, Ja-
dation, yang menyampaikan tentang         karta, Bekasi, hingga Bogor. Selain dari
konsep social business, tantangannya      kalangan pekerja kreatif profesional,
dan dampaknya. Paparan yang disam-        acara ini juga dipenuhi oleh mahasiswa
paikan diperkaya oleh beberapa video,     bahkan pelajar SMA. Tak sedikit juga
salah satunya dari Muhammad Yunus,        yang bertanya kapan Creative Room
pendiri Grameen Bank, yang menje-         berikutnya akan diadakan dan apa ren-
laskan tentang bagaimana ia men-          cana follow up selanjutnya dari Depok
dorong Danone agar mau memproduksi        Creative. Nampaknya acara tersebut
yoghurt bernutrisi dengan harga murah     mampu memancing para pekerja kre-
untuk kaum miskin di Bangladesh.          atif Depok untuk membangunkan geliat
Hafiza juga menjelaskan tentang aktivi-   ekonomi kreatif kota Depok. (lan/DC)


                                          “
tas social business yang sudah digarap
oleh Nalacity Foundation selama enam            Bukan titik yang
bulan untuk memberdayakan ekonomi              menyebabkan tinta
di kampung penderita kusta di Sitanala,
Tangerang.                                        tapi tinta yang

Puncak acara ialah saat Traceland
                                               menyebabkan titik
Vectorie tampil untuk membawa-
kan materi tentang vektor dan dunia
freelance. Pria yang akrab disapa Rie             Bukan cantik
ini, menjelaskan tentang seni vektor       yang menyebabkan cinta,
dan eksplorasinya. Ia juga memaparkan
bagaimana ia bisa menggarap projek-              tapi cinta yang

                                                                              “
projek dari klien korporat luar negeri.
                                              menyebabkan cantik
kesetiaan di tepi
                                        Purnama
                              Cangke
 Anda merasa sebagai pasangan paling sempurna di dunia ini ? ataukah Pasangan
Anda adalah segalanya untuk Anda ? Bila Anda mengatakan “ya” maka anda harus
  meninjau kembali pernyataan Anda bila belum mendatangi pulau cangke. Lebih
 tepatnya di desa Mattiro dolangeng, kecamatan Liukang Tuppabiring, Kabupaten
                           pangkep- Sulawesi Selatan




K
        isah mereka dimulai pada saat   ganggap bahwa kusta adalah pen-
        Dg Abu menderita penyakit       yakit kutukan. Kusta diibaratkan
        kusta pada tahun 1972. saat     sebagai sebuah azab dari Tuhan
itu Sitti Maidah sudah menjadi pen-     terhadap kelalaian manusia. Bahkan
damping hidupnya. Mereka bertem-        lebih kejamnya lagi seseorang yang
pat tinggal di Kecamatan Bungoro        menderita penyakit ini dianggap
Kabupaten Pangkep Sulawesi Sela-        sebagai seorang pendosa kelas berat
tan. Pada masa itu, Dg Abu masih        layaknya pemerkosa atau perom-
berumur 20-an, ia masih sangat          pak kejam di lautan. Walhasil, Dg
muda, begitu pula Sitti Maidah.         Abu diasingkan ke sebuah pulau tak
Masyarakat pada waktu itu men-          berpenghuni. Yang konon, di pulau


                                                                          13.
Horison
tersebutlah dahulu orang-orang yang        kadang singgah beristirahat setelah se-
dianggap “kena kutukan” dibuang dan        lesai berlayar mencari cumi-cumi atau
diasingkan masyarakat.                     ikan. Atau saat datang seorang dokter
                                           dari pulau sebelah yang mengobati
Cangke. Nama sebuah dataran yang           penyakit Dg Abu. Tampaknya, sekarang
tidak terlalu luas. Mungkin hanya sebe-    ia pun sudah sembuh total. Walau
sar setengah lapangan sepak bola atau      penyakit itu masih menyisakan bekas
mungkin juga hanya muat 10 rumah           luka di jari-jarinya, dan (Allahu a’lam)
tipe 21, itupun padat. Di tengahnya        pula luka dalam kenangannya bersama
dipenuhi pohon-pohon cemara yang           keluarga yang ia tinggalkan dahulu.
cukup rindang, pasir mutiara yang halus
dan memutih sempurna melingkarinya         Daeng Abu dan Istrinya merupakan
bagai cincin. Setelahnya, karang-karang    pasangan paling romantis di dunia
ditemani bintang laut– biru, anemon,       ini, sebab mereka saling mengisi satu
dan landak laut hitam disiang hari, se-    sama lain. Karena mata daeng Abu
mentara dimalam hari ikan-ikan karang      buta, istrinya yang jadi penunjuk jalan
berhenti sejenak untuk tidur dalam         sekaligus mata baru baginya, begitupun
damai, terkulai lemas dalam arus te-       sebaliknya, istrinya agak kurang peka
rumbu karang yang tertutup air pasang.     dalam hal pendengaran maka Dg. Abu
Lebih dari itu, hanya biru yang makin      lah yang menjadi telinganya sekaligus
keluar makin menghitam. Kelam.             penerjemah dari istrinya.

Dahulu kala, setelah “hukuman” diteg-      Jika mereka sedang makan ikan con-
akkan. Berangkatlah Dg Abu ke pulau        tohnya, istrinya lah yang memilah
tak bertuan itu. Tetapi ia tak sendiri,    milah daging dan membuang tulangnya,
Sitti Maidah ikut pula menemaninya.        nanti setelah suaminya selesai makan
Ditahun-tahun pertama, mereka              baru isrinya makan. Dimana lagi kita
melalui masa-masa yang sangat sulit.       dapat melihat pemandangan langka
Bayangkan saja, di pulau ini tidak ada     dan sangat romantis seperti ini ?
air tawar, tidak ada listrik, dan bahkan   mereka tidak romantis melalui per-
untuk menanam sayuran pun tidak bisa       kataan, melainkan dari perbuatan. Istri
karena tidak ada tanah, hanya pasir        Dg. Abu adalah bentuk dari kesetiaan
yang tertutup rerumputan liar.             seorang istri kepada suaminya. Saat
Mereka bertahan dengan mencari ikan        suaminya terkena musibah, beliau
dan menjualnya secara barter dengan        masih setia mendampinginya hingga
keperluan rumah tangga, makanan dan        saat ini. *dari berbagai sumber
air bersih kepada nelayan-nelayan yang


                                                                              14.
Newsletter digital

Newsletter digital

  • 2.
    It’s Nalacity Life Puji syukur kehadirat Allah SWT, newsletter edisi pertama Nalacity dapat hadir ke hadapan pembaca semua. Untuk edisi pertama ini, kami lebih banyak memuat artikel mengenai gambaran umum Nalac- Hafiza Elvira N. ity Foundation, kegiatan yang dilakukan, hingga Direktur Nalacity Foundation wacana mengenai diskriminasi Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK). Alfi Syahriyani Deputi Nalacity Foundation Sebagai pemula dalam dunia bisnis sosial, tentu Yovita Salysa A. saja Nalacity Foundation membutuhkan dukun- Manajer Produksi gan dari rekan-rekan pembaca untuk turut me- Andreas Senjaya wacanakan kegiatan yang kami lakukan. Semoga Manajer Logistik newsletter ini dapat memberikan gambaran kepada pembaca sekalian, hingga hati nuraninya tergerak Arriyadhul Q. Manajer Keuangan untuk menolong sesama. Selamat membaca! Fahry Yanuar Alfi Syahriyani Brand Manager Partnership Building : Pimred Nalacity Magz 0878 8067 3513 Founder Komunitas Langit Sastra Nalacity.shop@gmail.com Partnership : DEPOK CREATIVEWORKER S Dicetak dan diterbitkan oleh bitBOEKOE Self Publishing 03.
  • 3.
    Berbagi dengan Orang YangPernah Mengalami Kusta (OYPMK) Reported by: Alfi Syahriyani Diskriminasi terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) di Indonesia rupanya masih sering terjadi. Hal inilah yang melatarbelakangi para mahasiswa UI melakukan So- cial Entrepreneurship Initiative di pemukiman belakang RS Kusta Sitanala RT 01, Desa Karangsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang, Minggu (05/12/10).
  • 4.
    Nalacity Life P ara mahasiswa yang terga- kan waktu yang cukup lama, yaitu bung dalam Indonesia Leader- sekitar tiga bulan lebih. ship Program  (ILP) ini mem- berdayakan 20 ibu-ibu keluarga Berdasarkan hasil survei yang telah OYPMK melalui keterampilan jilbab dilakukan, pekerjaan warga RT 01 manik. Harapannya, selepas mereka desa Karangsari rata-rata yaitu diberikan pelatihan intensif selama tukang sapu jalanan, pengemis di empat kali, mereka bisa memiliki jalan-jalan besar kota Tangerang, usaha jilbab manik mandiri. penarik becak, kuli bangunan, dan calo (pemungut pungutan liar). Program ini mendapat sambutan Penghasilan rata-rata kepala positif dari Ketua RT 01 Kampung keluarga yaitu hanya sebesar Kusta Sitanala, Bapak Mistam. “Al- Rp.26.000-Rp.50.000 perhari. Oleh hamdulillah, program yang bagus, karena itu, pemberdayaan ekonomi saya bersyukur ada mahasiswa yang merupakan kegiatan yang tepat masih peduli. Saya harap program bagi OYPMK. ini terus berlanjut setelah mereka dilepas” ujar Pak Mistam “Keterbatasan fisik membuat masyarakat enggan untuk me- Pemberdayaan OYPMK merupakan nerima mereka di tempat kerja. salah satu bentuk kontribusi para Semoga dengan adanya program mahasiswa berprestasi UI yang ini mereka bisa lebih percaya diri” tergabung dalam ILP. Selain mel- lanjut Pak Mistam. atih sikap kepemimpinan, program ini juga bertujuan untuk mengasah Terakhir, program ini diharapkan kepekaan mereka terhadap realitas dapat menjadi contoh bagi para sosial. Berbeda dengan program mahasiswa lain yang ingin berkon- sosial yang lain, pemberdayaan dari tribusi langsung ke masyarakat, ILP menekankan sisi entrepreneur- sesuai dengan tag line yang diu- ship, sehingga para warga bisa sung, “Merajut Benang Harapan” mendapatkan panghasilan tamba- (AS) han secara mandiri. Oleh karena itu, pendampingannya pun membutuh- 05.
  • 5.
    Nalacity, Hingga TakAda Lagi yang Dapat Disantuni Oleh Sidiq Maulana Muda dan Alfi Syahriyani Becak tua. Sapu lidi. Mungkin pakaian yang sengaja didekilkan dan mangkok plastik untuk menadah uang. Waktunya untuk be- rangkat kerja bagi warga Kampung Sitanala. Menjadi pengemis dan penyapu jalanan, begitu lah kehidupan bergulir setiap harinya di permukiman belakang RS Kusta Sitanala RT 01, Desa Karangsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang Banten.
  • 6.
    SuperScript Give a man a fish, and you feed him for a day. Teach a man how to fish, and you feed him for a lifetime. - Confucius T ak banyak pilihan bagi mereka, menjangkau luar UI dan pawacanaanya orang-orang yang dijauhi dengan menjadi lebih masif. stigma sebagai mantan penyan- Dalam proyek perdananya, Nalacity dang kusta. Kantor dan pabrik mana membina ibu-ibu dari keluarga Orang yang mau menerima pekerja dengan ri- Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) wayat kusta yang langkahnya terseok- di Kampung Kusta Sitanala untuk men- seok atau tak lengkap jemarinya? dapatkan penghasilan sendiri dengan membuat produk jilbab payet. Selain   Keadaan ini mendorong sekelompok dapat menunjang kebutuhan ekonomi mahasiswa yang peduli untuk berbuat mereka, proyek ini juga akan mening- sesuatu. Namun bagi mereka, meno- katkan kepercayaan diri warga melalui long bukanlah sekadar dengan mem- produk nyata yang mereka hasilkan, bagikan semba ko atau pakaian bekas. serta memicu ide-ide wirausaha kreatif Tapi lebih dari itu, berusaha memutus lainnya yang dapat mereka lakukan. rantai yang selama ini menghalangi kaum marjinal dari akses kesejahter- Dengan demikian, para mantan pen- aan. yandang kusta itu tak perlu lagi ber- gantung pada pasar kerja yang selama Terinspirasi dari model sosial-bis- ini meminggirkan mereka. Setahap nis yang dicetuskan peraih Nobel Mu- demi setahap, mereka memulai lang- hammad Yunus, para mahasiswa kahnya menuju kemandirian. berprestasi UI, yang tergabung dalam Indonesia Leadership Program (ILP) Kalau Kawan-kawan sekalian juga 2010, mendirikan Nalacity Founda- peduli dan bersimpati dengan apa yang tion dengan misi memberdayakan dilakukan Nalacity, dukung mereka kaum marjinal agar mampu mengang- dengan cara like fanpage Nalacity kat diri mereka sendiri ke tingkat yang Foundation untuk mengenal lebih jauh lebih tinggi. Seiring berjalannya waktu, dan mengikuti perkembangan program pasca diikutsertakan dalam kompetisi mereka. Ajak juga teman-temanmu sosial-bisnis, pelaksana bertambah untuk bergabung! 07.
  • 7.
    Opini Building confidence of patients Yovita Salysa Aulia - The Jakarta Post the village. Based on the results of my brief interview with former patients when I was there, there were two main reasons. First, they were embarrassed W hen we hear the word leprosy, by their family and their neighbors what may flash to mind are because they had suffered leprosy. And thoughts of a disease for second, their families were unwilling to which the sufferer must be sequestered accept them back because the disease away from society. After recovering, is considered disgusting. former patients often still have to stay away from other people because of the There are facts on leprosy that can disgust most people harbor toward the change the negative public paradigm. disease. First, leprosy is not incurable. Despite society’s preconceived notions, Second, at least 80 percent of all peo- the threat posed by leprosy patients is ple have a natural immunity to leprosy. not dire. If people took the time to learn Third, in six out of seven cases, leprosy more about the disease, they would is not contagious. Fourth, in contagious find they can live within walking dis- cases, the disease is no longer trans- tance of these outcasts and even safely missible after regular treatment. Fifth shake hands with them without fear of and contracting the disease. final, diagnosis and early treatment can prevent most from physical disfigure- Indonesia is home to the world’s third- ment. largest population of people living with What is needed is society’s sensitiv- leprosy after India and Brazil. East Java ity and concern by not just avoiding has the highest concentration of pa- patients of the disease, but by providing tients in Indonesia. In the northern part support and medical treatment. of the province, Nganget village, Tuban regency, has acted as a leper colony Besides rebuilding confidence of former since 1935, when it was established by patients, those attitudes will also be the Dutch colonial government. able to reduce the transmission of lep- rosy and the disfigurement it is associ- Many former leprosy patients, after ated with. With our care and affection, recovering in Nganget, actually stay in let’s join hands to rebuild their world.
  • 8.
    rintihan Kartini Oleh: MimiSilvia K artini menatap tangan seseorang Dari umur enam tahun ia menderita pen- di depannya. Ada tangis di hati- yakit kusta yang mengakibatkan jemari nya dan kembali pertanyaan itu kaki dan tangannya dipotong. Sekali tiga muncul, “kenapa saya harus menang- bulan, ia harus bolak-balik Rumah Sakit gung penderitaan seperti ini?” lirihnya. untuk diopname. Di situlah ia bertemu Umurnya baru tiga puluh tujuh tahun. almarhum suaminya. “Suami saya bek- Beberapa kali terlihat ia menyembunyikan erja dibagian terapi, sudah punya anak,” tangannya, “Saya malu harus mender- katanya menatap anaknya yang sedang ita penyakit ini, saya tahu saya ditakuti lari-larian bermain di depan rumah. orang sekitar say a, makanya saya pilih menjauh dari keluarga. Saya merasa tak Sejak suaminya meninggal, ia tak meni- normal,” aku Kartini salah seorang man- kah lagi. Ia bertahan hidup dengan men- tan penyakit kusta di Kampung Kusta jadi buruh cuci. Ia menuturkan berusaha Sitanala, Tangerang. bertahan hidup untuk dua anaknya yang sekarang masih Sekolah Dasar. “Saya 09.
  • 9.
    Feature berharap merekatak bernasib sama kusta tersebut. “Kita berusaha mem- dengan saya,” tuturnya dengan lin- beri pelatihan kepada mereka yakni angan air mata. pelatihan membuat jilbab. Jilbab itu pun kami jual. Lumayan untuk Ini bisa Menjadi buruh cuci, pun tidak selalu membantu mereka mandiri,” sahut Alfi bisa tiap hari, lihat pelanggan dulu. Syahrini, salah satu panitia dari Nalac- Terpaksa ia sering ke lampu merah ity. Kartini hanyalah salah satu mantan untuk melakukan apapun yang penting penyakit kusta. Di Tangerang ini ada dibayar. Namun, ketika melihat cacat beberapa orang lain yang seperti Kartini di tangannya ada juga yang langsung ditelantarkan tanpa bantuan pemer- nolak karena takut penyakit kusta itu intah. Dan untung masih ada yang menyebar. Inilah yang membuatb ia perhatin kepadanya. “Ini membantu rendah diri. kami semua, untuk semuanya. Mereka Hal inilah yang membuat beberapa membuat saya dan teman-teman orang anak UI yang membuat proyek percaya bakal ada hari esok yang ce- Nalacity untuk membantu mantan rah,” kata Kartini berkaca-kaca. Mutiara Khodijah Psikologi 2008 Ns Club! Bahannya halus banget, gue udah sering pake paris, tapi bahan parisnya Pratiwi Setiawati yang nalacity termasuk yang paling enak pengurus PPSDMS Nurul Fikri dipake. Payetnya cantik, warnanya asik, Desain yang unik, saya belum pernah gue banget. Cewek banget, hehe, harga menemukan yang seperti itu, tapi jauh dari yang lain, tapi sesuai lah, karena satu usul, bahan jilbab yang dipakai kan social project ya, buat ibu2 kusta dan jangan hanya katun paris, tapi juga keluarganya yang lain seperti hicon Fikriyah IELSP, Cohort 8- Iowa Risa Sastra Arab 2008 Jilbab Nalacity yang nyaman dan Jilbabnya oke. Mau kuliah atau lembut selalu menemai hari-hari pesta? Teteup OK! Mau tampil saya selama di U.S, membuat saya cantik, anggun, plus syar’i? Jilbab selalu ingat Indonesia dan kreasi- Nalacity Bolehlah… :D kreasi cerdas anak bangsa
  • 10.
    Creative Room: Bisnis Sosialsebagai Ruang Kreasi bagi Komunitas Kreatif Oleh: Lahandi Baskoro S abtu sore kemarin Ruang TBM di Sesi pertama dibuka dengan persentasi Depok Town Square mendadak dari Lahandi Baskoro yang menekan- dipenuhi oleh para pekerja kreatif kan pentingnya industri kreatif berskala dari Depok dan penjuru Jabotabek lainnya. lokal. Lahandi juga memaparkan seksinya Di ruang tersebut digelar Creative Room potensi ekonomi kreatif dari Kota Depok #01, sebuah event creative sharing seka- yang hingga saat ini belum digarap serius ligus soft launching komunitas Depok oleh pihak pemerintah kotanya. Sehabis Creative. Hujan deras yang mengguyur menutup uraiannya, Lahandi yang juga Kota Depok sore itu, tidak menyurutkan pencetus komunitas Depok Creative, semangat lebih dari empat puluh pekerja secara simbolik meresmikan peluncuran kreatif untuk hadir di acara tersebut. Depok Creative dengan tombol animasi. 11.
  • 11.
    Kolaborasi Sesi sharing keduadibuka oleh Amran “Pokoknya bikin karya secara konsisten Ahmad dengan memutar video pendek dan pajang di situs-situs portofolio tentang kumpulan permainan tradi- desain, nanti klien-klien akan mendekat sional anak-anak khas wilayah Jawa sendiri. Mereka akan menawarkan pro- Barat. Amran berbagi tentang kegiatan jek atau campaign mereka yang ingin edukasi sosial yang digarapnya untuk dieksekusi dengan gaya khas desain membantu salah satu desa di pelosok kita”, tukas Rie yang sejak tahun lalu Karawang. Amran dengan biro desain mengerjakan campaign dari Diesel yang yang digawanginya, membantu kegia- bertema Only The Brave. tan ini agar mendapatkan awareness positif dan dampak yang signifikan dari Acara ditutup dengan foto bersama masyarakat. dan sesi networking bebas. Walaupun acara ini di selenggarakan oleh komu- Presentasi ketiga disampaikan oleh nitas kreatif Depok, namun hadir juga Hafiza Elvira, CEO dari Nalacity Foun- pekerja kreatif asal Tangerang, Ja- dation, yang menyampaikan tentang karta, Bekasi, hingga Bogor. Selain dari konsep social business, tantangannya kalangan pekerja kreatif profesional, dan dampaknya. Paparan yang disam- acara ini juga dipenuhi oleh mahasiswa paikan diperkaya oleh beberapa video, bahkan pelajar SMA. Tak sedikit juga salah satunya dari Muhammad Yunus, yang bertanya kapan Creative Room pendiri Grameen Bank, yang menje- berikutnya akan diadakan dan apa ren- laskan tentang bagaimana ia men- cana follow up selanjutnya dari Depok dorong Danone agar mau memproduksi Creative. Nampaknya acara tersebut yoghurt bernutrisi dengan harga murah mampu memancing para pekerja kre- untuk kaum miskin di Bangladesh. atif Depok untuk membangunkan geliat Hafiza juga menjelaskan tentang aktivi- ekonomi kreatif kota Depok. (lan/DC) “ tas social business yang sudah digarap oleh Nalacity Foundation selama enam Bukan titik yang bulan untuk memberdayakan ekonomi menyebabkan tinta di kampung penderita kusta di Sitanala, Tangerang. tapi tinta yang Puncak acara ialah saat Traceland menyebabkan titik Vectorie tampil untuk membawa- kan materi tentang vektor dan dunia freelance. Pria yang akrab disapa Rie Bukan cantik ini, menjelaskan tentang seni vektor yang menyebabkan cinta, dan eksplorasinya. Ia juga memaparkan bagaimana ia bisa menggarap projek- tapi cinta yang “ projek dari klien korporat luar negeri. menyebabkan cantik
  • 12.
    kesetiaan di tepi Purnama Cangke Anda merasa sebagai pasangan paling sempurna di dunia ini ? ataukah Pasangan Anda adalah segalanya untuk Anda ? Bila Anda mengatakan “ya” maka anda harus meninjau kembali pernyataan Anda bila belum mendatangi pulau cangke. Lebih tepatnya di desa Mattiro dolangeng, kecamatan Liukang Tuppabiring, Kabupaten pangkep- Sulawesi Selatan K isah mereka dimulai pada saat ganggap bahwa kusta adalah pen- Dg Abu menderita penyakit yakit kutukan. Kusta diibaratkan kusta pada tahun 1972. saat sebagai sebuah azab dari Tuhan itu Sitti Maidah sudah menjadi pen- terhadap kelalaian manusia. Bahkan damping hidupnya. Mereka bertem- lebih kejamnya lagi seseorang yang pat tinggal di Kecamatan Bungoro menderita penyakit ini dianggap Kabupaten Pangkep Sulawesi Sela- sebagai seorang pendosa kelas berat tan. Pada masa itu, Dg Abu masih layaknya pemerkosa atau perom- berumur 20-an, ia masih sangat pak kejam di lautan. Walhasil, Dg muda, begitu pula Sitti Maidah. Abu diasingkan ke sebuah pulau tak Masyarakat pada waktu itu men- berpenghuni. Yang konon, di pulau 13.
  • 13.
    Horison tersebutlah dahulu orang-orangyang kadang singgah beristirahat setelah se- dianggap “kena kutukan” dibuang dan lesai berlayar mencari cumi-cumi atau diasingkan masyarakat. ikan. Atau saat datang seorang dokter dari pulau sebelah yang mengobati Cangke. Nama sebuah dataran yang penyakit Dg Abu. Tampaknya, sekarang tidak terlalu luas. Mungkin hanya sebe- ia pun sudah sembuh total. Walau sar setengah lapangan sepak bola atau penyakit itu masih menyisakan bekas mungkin juga hanya muat 10 rumah luka di jari-jarinya, dan (Allahu a’lam) tipe 21, itupun padat. Di tengahnya pula luka dalam kenangannya bersama dipenuhi pohon-pohon cemara yang keluarga yang ia tinggalkan dahulu. cukup rindang, pasir mutiara yang halus dan memutih sempurna melingkarinya Daeng Abu dan Istrinya merupakan bagai cincin. Setelahnya, karang-karang pasangan paling romantis di dunia ditemani bintang laut– biru, anemon, ini, sebab mereka saling mengisi satu dan landak laut hitam disiang hari, se- sama lain. Karena mata daeng Abu mentara dimalam hari ikan-ikan karang buta, istrinya yang jadi penunjuk jalan berhenti sejenak untuk tidur dalam sekaligus mata baru baginya, begitupun damai, terkulai lemas dalam arus te- sebaliknya, istrinya agak kurang peka rumbu karang yang tertutup air pasang. dalam hal pendengaran maka Dg. Abu Lebih dari itu, hanya biru yang makin lah yang menjadi telinganya sekaligus keluar makin menghitam. Kelam. penerjemah dari istrinya. Dahulu kala, setelah “hukuman” diteg- Jika mereka sedang makan ikan con- akkan. Berangkatlah Dg Abu ke pulau tohnya, istrinya lah yang memilah tak bertuan itu. Tetapi ia tak sendiri, milah daging dan membuang tulangnya, Sitti Maidah ikut pula menemaninya. nanti setelah suaminya selesai makan Ditahun-tahun pertama, mereka baru isrinya makan. Dimana lagi kita melalui masa-masa yang sangat sulit. dapat melihat pemandangan langka Bayangkan saja, di pulau ini tidak ada dan sangat romantis seperti ini ? air tawar, tidak ada listrik, dan bahkan mereka tidak romantis melalui per- untuk menanam sayuran pun tidak bisa kataan, melainkan dari perbuatan. Istri karena tidak ada tanah, hanya pasir Dg. Abu adalah bentuk dari kesetiaan yang tertutup rerumputan liar. seorang istri kepada suaminya. Saat Mereka bertahan dengan mencari ikan suaminya terkena musibah, beliau dan menjualnya secara barter dengan masih setia mendampinginya hingga keperluan rumah tangga, makanan dan saat ini. *dari berbagai sumber air bersih kepada nelayan-nelayan yang 14.