SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PROBLEM
FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT AKHIR
DI AKADEMI ANGKATAN UDARA
Oleh :
Martini Nur Pratiwi
Yulianti Dwi Astuti
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PROBLEM
FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT AKHIR
DI AKADEMI ANGKATAN UDARA
Oleh :
Martini Nur Pratiwi
Yulianti Dwi Astuti
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PROBLEM
FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT AKHIR
DI AKADEMI ANGKATAN UDARA
Telah Disetujui Pada Tanggal :
_____________________
Dosen Pembimbing Utama
Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc.
THE CORRELATION OF SOCIAL SUPPORT AND PROBLEM
FOCUSED COPING ON FOURTH-GRADE KARBOL
(FIRST SERGEANT MAJOR CADETS)
IN INDONESIAN AIRFORCE ACADEMY
Martini Nur Pratiwi
Yulianti Dwi Astuti
ABSTRACT
This research was conducted to know the linkage between Karbol AAU’s social
support and problem focused coping. Fourth-grade Karbol has more activity and
responsibility than other Karbol. The hypothesis of this research is there is a
relationship between social support and problem focused coping on Fourth-Grade
Karbol (First Sergeant Major Cadets) in Indonesian Airforce Academy.
Respondents in this research were Fourth-Grade Karbol (First Sergeant Major
Cadets) in Indonesian Airforce Academy. Data retrieval is done by filling out the
questionnaire that consists of problem focused coping scale and the scale of social
support. Problem focused coping consists of 29 items. Social support scale
consists of 39 items. Data were analyzed using analysis of the Pearson product
moment correlation with SPSS 17.0 for Windows to uncover the relationship
between social support and problem focused coping on Fourth-Grade Karbol
(First Sergeant Major Cadets) in Indonesian Airforce Academy. The analysis
shows that r = 0.622 with p = 0.000 (p <0.05), which means there is a positive
relationship between and problem focused coping. The higher social support that
received, more effective problem focused coping then. Conversely, the lower
social support that received, will make worse problem focused coping. So, the
research hypothesis is accepted.
Keywords: problem focused coping, social support.
Pengantar
Indonesia dikenal mempunyai beberapa jenis sistem pendidikan, salah
satunya adalah pendidikan berbasis militer. Pendidikan berbasis militer di
Indonesia dikelola oleh Tentara Rakyat Indonesia (TNI). Salah satu
Akademi Militer yang dibentuk yaitu Akademi Angkatan Udara (AAU).
AAU merupakan lembaga pendidikan pembentukan perwira TNI-AU yang
memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan strata perwira guna
membentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan dasar matra udara
serta pengetahuan akademis lain yang mendukung.
Sistem pendidikan di AAU diharapkan dapat menghasilkan penerus
dengan kemampuan yang tercakup dalam “Trisakti Wiratama” yaitu :
prajurit perwira yang memiliki sikap Tanggap, Tanggon dan Trengginas
Arti yang terkandung di dalam “Trisakti Wiratama” adalah bahwa Karbol
AAU (istilah yang digunakan untuk menyebut taruna di AAU) harus
memiliki penguasaan ilmu pengetahuan (Tanggap), kepribadian yang luhur
(Tanggon) dan kesamaptaan jasmani (Trengginas). Ketiga hal tersebut di
atas merupakan ciri khas sekolah dengan sistem pendidikan berbasis militer.
Untuk mencapai ketiga hal itu, maka kegiatan belajar-mengajar yang terjadi
di lingkungan AAU juga dibuat khusus. Kehidupan Karbol AAU ketika
mengikuti pendidikan selama 4 tahun sudah terjadwal dan terpola dengan
teratur. Kegiatan yang diawali mulai pukul 04.30 sampai dengan pukul
22.00 tidak lepas dari kegiatan fisik yang melelahkan selayaknya sekolah
berbasis militer.
Pada hakikatnya, setiap Karbol AAU mempunyai peran yang berbeda
dalam kehidupannya. Peran sebagai anak, sebagai pekerja, peran sebagai
Taruna, peran sebagai calon prajurit Negar dan peran-peran lain yang ada di
kehidupan sosialnya. Setiap peran mempunyai tugas dan Karbol AAU
bertanggungjawab atas tugas tersebut. Tanggungjawab untuk menyelesaikan
tugas yang ada memberikan tekanan kepada Karbol AAU itu sendiri. Setiap
tekanan yang muncul akan menimbulkan reaksi berbeda pada Karbol AAU.
Reaksi yang paling rentan muncul yaitu stres.
Wawancara peneliti dengan Karbol AAU pada tanggal 1 Februari
2013, kegiatan fisik dan non-fisik yang padat dan melelahkan tersebut
menyebabkan mereka mengalami stres. Stres adalah kondisi yang timbul
ketika adanya tuntutan dari sekeliling individu yang melampaui
kemampuannya, membawa perubahan secara fisiologis dan psikologis, serta
mengganggu keadaan seimbang individu. Pengalaman stres adalah
pengalaman pribadi dan bersifat subjektif. Stres sendiri dapat berakibat baik
atau buruk bagi yang mengalaminya, tergantung pada penilaian dan daya
tahan individu terhadap hal, peristiwa, orang, dan keadaan yang potensial
atau netral kandungan stresnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka setiap Karbol AAU akan
mengalami stres karena adanya stimulus (stresor), dimana stimulus tersebut
dapat menimbulkan perubahan atau masalah (stres) yang memerlukan cara
menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut
(coping) sehingga Karbol AAU dapat menjadi lebih baik atau menjadi
adaptif dengan lingkungannya. Coping merupakan upaya kognitif dan
tingkah laku untuk mengatur tuntutan yang spesifik baik internal maupun
eksternal yang dinilai sebagai beban atau melebihi kemampuan seseorang
(Folkman & Lazarus Smet, 1994). Salah satu stresor dapat bersumber dari
lingkungan pendidikan individu.
Satu hal yang paling khas dalam kehidupan pendidikan berbasis
militer adalah bagaimana mereka bisa belajar dalam kondisi yang tertekan
dan terdesak. Kondisi yang menekan dan mendesak akan menyebabkan
Karbol AAU mengalami stres, hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Oleh karena itu, harus dilakukan sesuatu untuk mengatasi stres yang muncul
agar mereka tetap bisa fokus belajar dalam kondisi yang seperti itu. Menurut
Lazarus (Sarafino, 2002), usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi
tuntutan-tuntutan yang menekan atau menimbulkan perubahan emosi adalah
coping.
Dari wawancara yang dilakukan, diketahui juga bahwa bagi Karbol
yang tidak bisa melakukan coping yang pas terhadap situasi yang menekan,
mereka akan menjadi sangat stres dan melakukan tindakan-tindakan yang
menyebabkan kerugian bagi mereka sendiri. Akibatnya mereka bisa turun
tingkat atau bahkan dikeluarkan. Hukuman turun tingkat akan membuat
mereka lebih lama menjalani pendidikan (lebih dari empat tahun).
Sedangkan hukuman dikeluarkan dari AAU jelas sangat merugikan, karena
dengan dikeluarkannya seseorang maka terhentilah cita-citanya menjadi
generasi penerus yang bertugas untuk menjaga pertahanan dan keamanan
Negara.
Ada berbagai macam jenis coping yang dapat dilakukan Karbol AAU
dalam mengatasi stres, perlu diingat bahwa tidak ada coping yang paling
baik diharapkan pada situasi stres. Situasi yang berbeda biasanya akan
menimbulkan stres yang berbeda sehingga strategi coping yang digunakan
akan berbeda pula tergantung faktor-faktor tertentu. Penelitian tentang
strategi coping pada umumnya menemukan bahwa problem focused coping
berhubungan dengan penyesuaian yang lebih baik dan emotion focused
coping berhubungan dengan penyesuaian yang lebih buruk (Aldwin dalam
Park, dkk, 2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Evan dkk (1993),
menunjukkan bahwa orang-orang militer, khususnya polisi, mereka lebih
banyak menggunakan problem focused coping dibandingkan dengan
emotion focused coping.
Dari kasus yang ditemui peneliti pada saat wawancara di atas,
menunjukkan bahwa Karbol AAU pada dasarnya telah melakukan beberapa
tindakan untuk mengatasi situasi yang stressful. Tindakan yang mereka
lakukan langsung berhubungan dengan masalah yang ada, namun tindakan
yang mereka ambil tingkat kehati-hatiannya rendah. Menurut mereka, yang
terpenting adalah masalah tersebut bisa cepat selesai. Hal ini terlihat ketika
akhirnya mereka mengerjakan tugas atau kegiatan secara asalan-asalan.
Mereka telah melakukan problem focused coping untuk masalah mereka,
tetapi belum optimal.
Salah satu faktor yang mempengaruhi problem focused coping yaitu
dukungan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo, Setiasih dan
Setianingrum (2008), menyebutkan beberapa sumber dukungan sosial yang
didapat seseorang, yaitu dari orangtua, teman, pacar, dosen (pihak sekolah)
dan keluarga selain orangtua. Dukungan dari orangtua harusnya dukungan
yang paling awal diterima oleh seseorang. Karbol AAU yang hidup dalam
lingkup asrama mempunyai keterbatasan waktu untuk bertemu dengan
orangtua secara langsung. Untuk mereka yang berdomisili dekat dengan
AAU, mereka menggunakan waktu pesiar untuk pulang ke rumah dan
bertemu orangtuanya. Sedangkan untuk Karbol AAU yang tempat
tinggalnya jauh dari AAU, mereka memanfaatkan waktu pesiar untuk
berkomunikasi dengan orangtuanya melalui telepon atau social network
lainnya. Waktu yang terbatas ini dimanfaatkan oleh orangtua masing-
masing Karbol AAU menyemangati mereka atau mereka yang mencari
dukungan sosial dari orangtuanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa kegiatan-kegiatan
keseharian yang dijalani oleh Karbol AAU sangat padat, melibatkan fisik
dan non-fisik mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut sama-sama memerlukan
waktu, tenaga, dan konsentrasi. Situasi seperti tersebut bisa menjadi stresor
dan berpotensi menyebabkan Karbol AAU mengalami stres. Stres
mengharuskan para karbol AAU melakukan coping agar tetap bisa
dikatakan sehat secara mental dan mampu menjalani kegiatan-kegiatan yang
ada. Salah satu coping yaitu problem focused coping dimana coping jenis ini
lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang
penuh tekanan. Untuk dapat melakukan problem focused coping,
bergantung juga pada faktor eksternal individu, yaitu dukungan sosial.
Untuk itu peneliti melakukan penelitian untuk membuktikan apakah ada
hubungan antara dukungan sosial dengan problem focused coping pada
taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara?
Metode Penelitian
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah prajurit taruna tingkat akhir atau tingkat
empat Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta, dengan rentang usia
20-26 tahun. Peneliti memilih karakteristik subjek penelitian seperti itu
dengan alasan taruna tingkat akhir mempunyai tanggung jawab yang lebih
kompleks, baik dari kegiatan akademik, kegiatan kemiliteran, maupun
tanggungjawab yang sebentar lagi akan mereka emban yaitu selaku perwira
muda yang akan terjun dan membawahi anak buah dan tentunya
berhubungan dengan masyarakat secara langsung. Tanggungjawab yang
lebih kompleks memberikan tekanan dan masalah yang lebih pula sehingga
mereka akan melakukan coping untuk menghadapinya.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner yang
terdiri dari skala problem focused coping dan skala dukungan sosial. Skala
problem focused coping merupakan alat ukur yang terdiri dari 29 aitem dan
digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pada subjek penelitian.
Skala dukungan sosial terdiri dari 39 aitem dan digunakan sejauh mana
dukungan sosial yang diterima subjek penelitian.
C. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan program statistik SPSS 17.0 for Windows.
Pengolahan data yang diperoleh peneliti dianalisis dengan teknik korelasi
Product Moment Pearson untuk mengungkap hubungan antara dukungan
sosial dengan problem fcused coping.
Hasil Penelitian
A. Uji Normalitas
Uji normalitas masing-masing variabel akan diuji dengan statistika
nonparametrik one-sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows
diperolah sebaran skor pada variabel problem focused coping adalah K-SZ =
0,1,142 dengan p = 0,147 (p > 0,05) dan sebaran skor pada variabel
dukungan sosial adalah K-SZ = 0,952 dengan p = 0,324 (p > 0,05). Hasil uji
normalitas tersebut menunjukkan bahwa kedua skala penelitian tersebut
memiliki sebaran data yang normal.
B. Uji Linearitas
Hasil uji linieritas variabel problem focused coping dengan dukungan
sosial menunjukkan koefisien F = 61,052 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal
ini berarti bahwa hubungan antara problem focused coping dengan
dukungan sosial memenuhi asumsi linieritas.
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan uji hipotesis korelasional
menggunakan analisis korelasi product moment dari Pearson dengan SPSS
17.0 for Windows yang sesuai dengan hasil uji linieritas yang menunjukkan
hasil linier. Hasil analisis menunjukkan perolehan nilai r sebesar 0,622
dengan p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara dukungan sosial dengan problem focused coping pada
taruna tingkat akhir di AAU, sehingga hipotesis diterima.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
sosial dengan problem focused coping pada taruna tingkat akhir di Akademi
Angkatan Udara. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan korelasi yang
sangat signifikan antara kedua variabel tersebut (R = 0,622 dan P = 0,000 ;
p < 0,01) sehingga ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
dukungan sosial dan problem focused coping yang dilakukan oleh Taruna
tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara. Dengan demikian, hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
Deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dapat
dikatakan melakukan problem focused coping dengan tingkat efektivitas
yang sedang. Hal tersebut ditunjukkan dalam kategorisasi subjek penelitian
yang menggambarkan sebagian besar subjek penelitian berada pada kategori
sedang, sebesar 53%, tidak ada subjek yang masuk dalam kategori sangat
tinggi, kategori tinggi 2%, kategori rendah 44% dan kategori sangat rendah
1%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar Taruna tingkat akhir memiliki
kecenderungan melakukan problem focused coping dengan efektivitas yang
sedang. Berdasarkan data di lapangan yang dilihat peneliti, hal ini terjadi
dikarenakan, meskipun jenis kegiatan yang mereka jalani padat, lingkungan
asrama yang memang dikondisikan agar mereka selalu siap meskipun dalam
keadaan tertekan dan terdesak, persepsi mereka terhadap masalah yang
muncul, kepribadian individu, usia, keyakinan akan kemampuan yang
dimiliki dan keseimbangan kondisi fisik dan psikis mereka tetapi hal-hal
tersebut telah mereka jalani selama hampir empat tahun lamanya. Jadi,
meskipun banyak kegiatan dan tanggungjawab yang diemban oleh mereka,
karena sudah menjadi kebiasaan, pada akhirnya mereka mempunyai trik
atau cara masing-masing dalam menghadapi setiap jenis masalah yang ada.
Sehingga mereka bisa keluar dari situasi stressfull.
Hasil analisis juga menunjukkan sumbangan efektif yang cukup besar
dari variabel dukungan sosial terhadap problem focused coping. Uji
hipotesis menunjukkan nilai R = 0,622 dan r² = 0,386 yang berarti bahwa
sumbangan efektif dari variabel dukungan sosial terhadap problem focused
coping adalah sebesar 38,6%. Sumbangan efektif yang besar tersebut diduga
karena variabel dukungan sosial memang merupakan hal yang penting untuk
membuat Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara melakukan
problem focused coping yang efektif.
Selanjutnya, deskripsi data penelitian dukungan sosial juga
menunjukkan bahwa subjek penelitian menerima dukungan sosial pada
tingkat sedang. Hal tersebut ditunjukkan dalam kategorisasi subjek
penelitian yang mana sebagian besar subjek penelitian berada pada kategori
sedang, sebesar 71%, kategori tinggi 27%, kategori rendah 2% dan tidak ada
subjek penelitian yang masuk dalam kategori sangat tinggi maupun kategori
sangat rendah. Ini menunjukkan bahwa Taruna tingkat akhir di Akademi
Angkatan Udara cenderung menerima dukungan sosial pada tingkat yang
sedang. Peneliti menyimpulkan hal ini terjadi karena Taruna tingkat akhir
sudah memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan interaksi dengan
orang-orang di luar lingkungan AAU. Taruna tingkat akhir mempunyai
waktu untuk melakukan pesiar lebih banyak dibandingkat dengan junior-
juniornya. Bagi taruna yang tempat tinggalnya di dekat AAU atau di
Yogyakarta, hal ini bisa dimanfaatkan untuk pulang ke rumah dan
melakukan interaksi dengan orang-orang terdekatnya. Sementara itu untuk
taruna yang tempat tinggalnya di luar jogja, waktu pesiar yang lebih banyak
ini juga bisa dimanfaaatkan untuk melakukan interaksi menggunakan
telepon atau dengan jejaring sosial lainnya. Selain itu, taruna tingkat empat
juga sering melakukan kegiatan di luar AAU, seperti LATSITARDA dan
PIKTAR yang juga memberikan kesempatan kepada taruna tingkat empat
untuk memegang alat komunikasi sehingga bisa melakukan interaksi yang
lebih banyak lagi dengan orang terdekat di luar AAU.
Adanya hubungan antara dukungan sosial dan problem focused coping
menunjukkan bahwa taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara
meyakini bahwa dukungan sosial yang mereka dapat, khususnya dari orang
tua, pengasuh dan teman dekat di asrama, memunculkan efek positif yang
berkaitan dengan keberhasilan mereka menyelesaikan masalah yang ada.
Hubungan positif ini membawa efek pada yang baik pada kelancaran
mereka menjalani pendidikan selama hampir empat tahun. Lebih jauh lagi,
efek hubungan positif ini akan berpengaruh juga pada kemampuan
penyelesaian masalah yang akan mereka temui ketika mereka telah
menyelesaikan pendidikan dan terjun ke masyarakat sebagai Perwira TNI
AU. Hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas kinerja mereka di lapangan
nantinya. Mampu menyelesaikan masalah dengan baik akan membuat citra
mereka sebagai prajurit TNI AU yang mempunyai tugas pokok menjaga
pertahanan dan keamanan negara, juga menjadi baik di mata warga negara
yang lain. Jika prajurit TNI AU sudah mendapatkan citra baik di mata
warga, maka nama besar TNI AU secara keseluruhan juga dipandang baik.
Dukungan sosial yang diterima Taruna tingkat akhir di Akademi
Angkatan Udara akan menurunkan tingkat stres dan meningkatkan
efektivitas problem focused coping. Sumber dukungan yang diperoleh
adalah dari keluarga (terutama orangtua), teman dekat di asrama dan
pengasuh mereka. Dukungan dari orangtua dapat membantu memberikan
mereka semangat untuk menyelesaikan pendidikan yang identik dengan
kegiatan-kegiatan militer, menekan dan keras. Dengan kondisi pendidikan
yang mengharuskan mereka tinggal di asrama, maka berpengaruh pada
kualitas hubungan mereka, karena intesitas bertemu dan berkomunikasi
dengan orangtua menjadi terbatas. Tetapi hal tersebut tidak terlalu
mempengaruhi berkurangnya arti dukungan dari orangtua bagi Taruna
tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara. Intensitas komunikasi yang
terbatas namun rutin, justru membuat mereka berusaha menjalani
pendidikan dengan baik agar bisa menyelesaikan pendidikan agar orangtua
mereka bangga. Dukungan dari orangtua ini mempengaruhi problem
focused coping karena adanya kelekatan yang telah terbentuk di antara
mereka. Dukungan sosial dari teman dekat di asrama juga mempengaruhi
problem focused coping mereka. Hal ini dikarenakan mereka sudah
menjalani banyak kegiatan bersama-sama. Kegiatan yang membuat mereka
susah, senang, tertawa dan sedih dilewati bersama-sama selama hampir
empat tahun. Kedekatan seperti itu membuat mereka mengerti kondisi satu
sama lain. Mereka dapat melihat bagaimana satu sama lain dapat bertahan
dan mereka saling mendukung. Hal ini dapat menyemangati mereka dalam
menyelesaikan pendidikan dengan baik. Dukungan sosial selanjutnya
didapat dari pengasuh di asrama. Pengasuh merupakan orangtua bagi Taruna
di Akademi Angkatan Udara. Bahkan intensitas bertemu pengasuh melebihi
intensitas mereka bertemu dengan orangtua sebenarnya. Selayaknya
orangtua, pengasuh juga membimbing dan mengarahkan mereka untuk
menyelesaikan apa saja yang menghambat kelancaran pendidikan mereka.
Orangtua, teman dekat di asrama dan pengasuh dapat memberikan informasi
dengan menyarankan tindakan tertentu ketika Taruna tingkat akhir ini
menghadapi stresor. Kadangkala orangtua, teman dekat dan pengasuh tidak
dapat memberikan informasi dan saran yang harus dilakukan Taruna tingkat
akhir yang berhadapan dengan stresor. Tetapi, lingkungan sosial yang
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bercerita dan mendengarkan
keluhan mereka, bisa membuat mereka merasa tidak menghadapi masalah
itu sendiri. Mereka akan merasa ada orang-orang yang mendukung dan
meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan masalah. Hal tersebut
membuat mereka semangat untuk menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang
sangat signifikan antara dukungan sosial dan problem focused coping yang
dilakukan oleh Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara.
Hubungan antara dukungan sosial dan problem focused coping ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima oleh
Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara, maka semakin efektif
problem focused coping yang mereka lakukan selama menjalani pendidikan.
Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima oleh Taruna
tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara, maka semakin kurang efektif
problem focused coping yang mereka lakukan selama menjalani pendidikan.
Saran
A. Bagi Subjek Penelitian dan Pihak Akademi Angkatan Udara
Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara dapat mengetahui
sejauh mana efektivitas coping yang telah mereka lakukan masing-masing,
sehingga bisa diupayakan langkah prevensinya secara individual. Taruna
tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara juga diharapkan menyadari
bahwa meskipun kehidupan mereka “terbatas” dalam berinteraksi dengan
dunia luar, mereka tidak sendiri. Ada banyak pihak terkait yang dekat
dengan mereka (Pengasuh, teman-teman dekat di AAU bahkan staf AAU)
yang bisa mereka jadikan tempat untuk bertanya, bercerita, mengeluh dan
bertukar pikiran ketika mereka merasa sedang menghadapi situasi yang
menekan. Dukungan sosial yang berasal dari pengasuh dan teman dekat di
asrama memberikan sumbangan besar dalam keberhasilan Taruna tingkat
akhir di Akademi Angkatan Udara melakukan problem focused coping.
Bagi pengasuh dan pihak-pihak terkait yang berada di dalam lingkungan
Akademi Angkatan Udara, yang berhubungan langsung dengan Taruna
tingkat akhir, diharapkan dapat menambah pemahaman terhadap kondisi-
kondisi psikologis Taruna tingkat akhir tersebut, sehingga memudahkan
interaksi yang berlangsung. Selain itu, meskipun kehidupan di sekolah
dengan basis militer seperti Akademi Angkatan Udara sangat khas dengan
menajemen kekerasan, diharapkan antar Taruna, pengasuh serta pihak-pihak
terkait, lebih humanis dalam melakukan interaksi. Ciptakan kondisi sosial
yang penuh rasa percaya, akrab dan saling mendukung tetapi tetap
menghormati hierarki yang telah ada.
B. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kekurangan dan
kelemahan dalam pengambilan data. Saran yang dapat diberikan untuk
penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas penelitian adalah :
a. Pengaturan waktu pengambilan data. Lakukan koordinasi yang
lebih intensif dan terpadu dengan pihak AAU untuk
mendapatkan waktu yang benar-benar tepat.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam
terkait faktor-faktor yang dapat diteliti berkaitan dengan coping
atau proses pemecahan masalah. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan melakukan wawancara lebih mendalam terhadap pihak-
pihak terkait, serta melakukan observasi di lingkungan
penelitian dalam berbagai kondisi yang menggambarkan
kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh subjek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Angkatan Udara. Wikipedia. 2013. http:
//id.wikipedia.org/wiki/Akademi_Angkatan_UdaraPembahasan diakses
pada tanggal 27 Februari 2013.
Anggraini, D. 2004. Penggunaan Problem Focused Coping Ditinjau Dari Urutan
Kelahiran Dalam Keluarga Dan Jenis Kelamin. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Yogyakarta : Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bastaman, H.D. 1996. Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Paramadina.
Cohen, S, dkk. 1985. Social Support and Health. Florida: Academic Press, Inc.
DeVellis, R.F. 1991. Scale Development: theory and applications (Applied Social
Research Methods Series, Vol. 26). Newburry Park: Sage.
Effendi, R.W., dkk. 1999. Hubungan antara perilaku coping dan dukungan sosial
dengan kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama. Anima, Vol. 14. No. 54. Hal.
214-227.
Evans, B.J., dkk. 1993. Police Officers’ Coping Strategies : An Australian Police
Survey. Stress Medicine, 9, 237-246.
Gottlieb, B.H. 1988. Marshalling Social Support: Format, Processes and Effects.
California: SAGE Publications, Inc.
Indirawati, E. 2006. Hubungan Antara Kematangan Beragama Dengan
Kecenderungan Strategi Koping. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro
Vol. 3 No. 2.
Johnson, J.W & Johnson, F.D. 1991. Joining Together : Group Theory and Group
Skill Seventh Edition. Boston: Allya & Bacon.
Lahey, S. 2007. Essential of Psychology, 1st
Edition. North America: McGraw
Hill.
Lazarus, R.S., & Folkman, S., 1984. Coping & Adaptation, in: Gentry, W. D.,
(Ed), Handbook of Behavioral Medicine. New York: Guuilford Press.
Lazarus, R.S., & Folkman, S. 1984. If It Change, It Must Be A Process Study Of
Emotion And Coping During Three Stage Of Collage Examination. Journal
Of Personality And Social Psychology, (48), 150-170.
Loliana. 2001. Hubungan Pengetahuan Tentang Pelecehan Seksual Dan Problem
Focused Coping Pada Pengguna Jasa Angkutan Bus Kota. Skripsi. (Tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UII.
Mulyanto, dkk. 2008. Menata Sistem Pendidikan Akademi TNI: sebuah pemikiran
berdasarkan studi banding antara Akademi Militer Australia dan Indonesia.
Jakarta: Akademi TNI.
Nevid, J.S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Airlangga.
Nurhayati, S.R. 2006. Peningkatan kemampuan Menggunakan Problem Focused
Coping Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Humanitas :
Indonesian Psychological Journal, (1), 18-27.
Park, C.L., dkk. 2001. Appraisal of controllability and coping in caregiver & HIV
+ men: testing the godness-of-fit hypothesis. Journal of Consulting and
Clinical Psychology, (64), 481-488.
Rahardjo, dkk. 2008. Jenis Dan Sumber Dukungan Sosial Pada Mahasiswa.
Anima : Indonesian Psychological Journal, (3), 227-286.
Rejiyati, Ambar. 2009. Hubungan Minat Baca Karbol Terhadap Prestasi
Penulisan Ilmiah Di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Skripsi. (Tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia.
Sarafino, E. 1994. Health Psychology, Biopsychology Social Interaction Second
Edition. New York: John Willey & Son Inc.
Sundberg, N.D., dkk. (2007). Psikologi Klinis, Perkembangan Teori, Praktik, dan
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taylor, S.E. 1995, Health Psychology Third Edition. Los Angeles: Mc Graw-till
Inc.
IDENTITAS PENULIS
Nama : Martini Nur Pratiwi
Alamat : Jl. Raya Bengkulu-Manna Desa Jenggalu RT 01 No 02
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, Bengkulu
Nomor Telepon : 085758030380
Email : martini.nurpratiwi@yahoo.com

More Related Content

Viewers also liked

розвиваюча м’яка дитяча книжка
розвиваюча м’яка дитяча книжкарозвиваюча м’яка дитяча книжка
розвиваюча м’яка дитяча книжкаLesya Zdebska
 
Відпочиваючи навчаємось
Відпочиваючи навчаємось Відпочиваючи навчаємось
Відпочиваючи навчаємось Lesya Zdebska
 
Resume of Pooja Dinesh Jain without compressing
Resume of Pooja Dinesh Jain without compressingResume of Pooja Dinesh Jain without compressing
Resume of Pooja Dinesh Jain without compressingpooja jain
 
ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์
ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์
ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์Threepetch Watthanapongsirikun
 
OmerMahmood-Resume 15
OmerMahmood-Resume 15OmerMahmood-Resume 15
OmerMahmood-Resume 15Omer Mohammed
 
General knowledge quiz
General knowledge quizGeneral knowledge quiz
General knowledge quizgkindiavideos
 
дівчина весна
дівчина веснадівчина весна
дівчина веснаLesya Zdebska
 
petroleum refinery and its product
petroleum refinery and its productpetroleum refinery and its product
petroleum refinery and its productYOGESH THORIYA
 
Trabalho controlo de produção de areia em poços de petróleo
Trabalho controlo de produção de areia em poços de petróleoTrabalho controlo de produção de areia em poços de petróleo
Trabalho controlo de produção de areia em poços de petróleoErnesto Mampuiya
 
Document sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asterisk
Document sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asteriskDocument sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asterisk
Document sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asteriskEmeric Kamleu Noumi
 

Viewers also liked (11)

розвиваюча м’яка дитяча книжка
розвиваюча м’яка дитяча книжкарозвиваюча м’яка дитяча книжка
розвиваюча м’яка дитяча книжка
 
Відпочиваючи навчаємось
Відпочиваючи навчаємось Відпочиваючи навчаємось
Відпочиваючи навчаємось
 
Resume of Pooja Dinesh Jain without compressing
Resume of Pooja Dinesh Jain without compressingResume of Pooja Dinesh Jain without compressing
Resume of Pooja Dinesh Jain without compressing
 
ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์
ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์
ใบงานที่ 6 โครงร่างโครงงานคอมพิวเตอร์
 
OmerMahmood-Resume 15
OmerMahmood-Resume 15OmerMahmood-Resume 15
OmerMahmood-Resume 15
 
General knowledge quiz
General knowledge quizGeneral knowledge quiz
General knowledge quiz
 
дівчина весна
дівчина веснадівчина весна
дівчина весна
 
CNG GAS
CNG GASCNG GAS
CNG GAS
 
petroleum refinery and its product
petroleum refinery and its productpetroleum refinery and its product
petroleum refinery and its product
 
Trabalho controlo de produção de areia em poços de petróleo
Trabalho controlo de produção de areia em poços de petróleoTrabalho controlo de produção de areia em poços de petróleo
Trabalho controlo de produção de areia em poços de petróleo
 
Document sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asterisk
Document sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asteriskDocument sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asterisk
Document sur l'Auto provisioning, contacts, presence et streaming sur asterisk
 

Similar to Dukungan Sosial dan Problem Focused Coping

3211 5882-1-sm
3211 5882-1-sm3211 5882-1-sm
3211 5882-1-smmurniapm
 
Review jurnal psikologi lanjut usia
Review jurnal psikologi lanjut usiaReview jurnal psikologi lanjut usia
Review jurnal psikologi lanjut usiaYissu
 
Hubungan Stress dan Motivasi.docx
Hubungan Stress dan Motivasi.docxHubungan Stress dan Motivasi.docx
Hubungan Stress dan Motivasi.docxMiningEngineer2
 
Pengurusan-tekanan
 Pengurusan-tekanan Pengurusan-tekanan
Pengurusan-tekananAhmad NazRi
 
Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)
Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)
Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)Andi Emi Maharani
 
Makalah Lingkungan Pendidikan
Makalah Lingkungan PendidikanMakalah Lingkungan Pendidikan
Makalah Lingkungan Pendidikanprima1999
 
Jurnal lansia
Jurnal lansia Jurnal lansia
Jurnal lansia Yissu
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnal Ulasan jurnal
Ulasan jurnal Ker0
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSanisa rauf
 
KELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptx
KELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptxKELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptx
KELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptxnana71160
 
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ANALISIS PERILAKU TERAPAN ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ANALISIS PERILAKU TERAPAN SAFITRI2017
 
makna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikan
makna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikanmakna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikan
makna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikanNgadiyono Ngadiyono
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnyaboy Guardiant
 

Similar to Dukungan Sosial dan Problem Focused Coping (20)

Stres di kalangan guru
Stres di kalangan guruStres di kalangan guru
Stres di kalangan guru
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Studi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didikStudi kasus peserta didik
Studi kasus peserta didik
 
3211 5882-1-sm
3211 5882-1-sm3211 5882-1-sm
3211 5882-1-sm
 
Review jurnal psikologi lanjut usia
Review jurnal psikologi lanjut usiaReview jurnal psikologi lanjut usia
Review jurnal psikologi lanjut usia
 
Hubungan Stress dan Motivasi.docx
Hubungan Stress dan Motivasi.docxHubungan Stress dan Motivasi.docx
Hubungan Stress dan Motivasi.docx
 
Pengurusan-tekanan
 Pengurusan-tekanan Pengurusan-tekanan
Pengurusan-tekanan
 
Assingmnt sebenar
Assingmnt sebenarAssingmnt sebenar
Assingmnt sebenar
 
Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)
Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)
Pengasuhan Orangtua Dalam Masa Sulit (Bencana Alam)
 
Makalah Lingkungan Pendidikan
Makalah Lingkungan PendidikanMakalah Lingkungan Pendidikan
Makalah Lingkungan Pendidikan
 
Jurnal lansia
Jurnal lansia Jurnal lansia
Jurnal lansia
 
Gangguan emosi
Gangguan emosiGangguan emosi
Gangguan emosi
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnal Ulasan jurnal
Ulasan jurnal
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
 
KELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptx
KELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptxKELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptx
KELOMPOK 2_DUKUNGAN SOSIAL.pptx
 
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ANALISIS PERILAKU TERAPAN ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
makna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikan
makna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikanmakna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikan
makna dan posisi serta urgensi bimbingan dan konseling dalam praktek pendidikan
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
 

Dukungan Sosial dan Problem Focused Coping

  • 1. NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT AKHIR DI AKADEMI ANGKATAN UDARA Oleh : Martini Nur Pratiwi Yulianti Dwi Astuti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013
  • 2. NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT AKHIR DI AKADEMI ANGKATAN UDARA Oleh : Martini Nur Pratiwi Yulianti Dwi Astuti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013
  • 3. NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA TARUNA TINGKAT AKHIR DI AKADEMI ANGKATAN UDARA Telah Disetujui Pada Tanggal : _____________________ Dosen Pembimbing Utama Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc.Sc.
  • 4. THE CORRELATION OF SOCIAL SUPPORT AND PROBLEM FOCUSED COPING ON FOURTH-GRADE KARBOL (FIRST SERGEANT MAJOR CADETS) IN INDONESIAN AIRFORCE ACADEMY Martini Nur Pratiwi Yulianti Dwi Astuti ABSTRACT This research was conducted to know the linkage between Karbol AAU’s social support and problem focused coping. Fourth-grade Karbol has more activity and responsibility than other Karbol. The hypothesis of this research is there is a relationship between social support and problem focused coping on Fourth-Grade Karbol (First Sergeant Major Cadets) in Indonesian Airforce Academy. Respondents in this research were Fourth-Grade Karbol (First Sergeant Major Cadets) in Indonesian Airforce Academy. Data retrieval is done by filling out the questionnaire that consists of problem focused coping scale and the scale of social support. Problem focused coping consists of 29 items. Social support scale consists of 39 items. Data were analyzed using analysis of the Pearson product moment correlation with SPSS 17.0 for Windows to uncover the relationship between social support and problem focused coping on Fourth-Grade Karbol (First Sergeant Major Cadets) in Indonesian Airforce Academy. The analysis shows that r = 0.622 with p = 0.000 (p <0.05), which means there is a positive relationship between and problem focused coping. The higher social support that received, more effective problem focused coping then. Conversely, the lower social support that received, will make worse problem focused coping. So, the research hypothesis is accepted. Keywords: problem focused coping, social support.
  • 5. Pengantar Indonesia dikenal mempunyai beberapa jenis sistem pendidikan, salah satunya adalah pendidikan berbasis militer. Pendidikan berbasis militer di Indonesia dikelola oleh Tentara Rakyat Indonesia (TNI). Salah satu Akademi Militer yang dibentuk yaitu Akademi Angkatan Udara (AAU). AAU merupakan lembaga pendidikan pembentukan perwira TNI-AU yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan strata perwira guna membentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan dasar matra udara serta pengetahuan akademis lain yang mendukung. Sistem pendidikan di AAU diharapkan dapat menghasilkan penerus dengan kemampuan yang tercakup dalam “Trisakti Wiratama” yaitu : prajurit perwira yang memiliki sikap Tanggap, Tanggon dan Trengginas Arti yang terkandung di dalam “Trisakti Wiratama” adalah bahwa Karbol AAU (istilah yang digunakan untuk menyebut taruna di AAU) harus memiliki penguasaan ilmu pengetahuan (Tanggap), kepribadian yang luhur (Tanggon) dan kesamaptaan jasmani (Trengginas). Ketiga hal tersebut di atas merupakan ciri khas sekolah dengan sistem pendidikan berbasis militer. Untuk mencapai ketiga hal itu, maka kegiatan belajar-mengajar yang terjadi di lingkungan AAU juga dibuat khusus. Kehidupan Karbol AAU ketika mengikuti pendidikan selama 4 tahun sudah terjadwal dan terpola dengan teratur. Kegiatan yang diawali mulai pukul 04.30 sampai dengan pukul 22.00 tidak lepas dari kegiatan fisik yang melelahkan selayaknya sekolah berbasis militer.
  • 6. Pada hakikatnya, setiap Karbol AAU mempunyai peran yang berbeda dalam kehidupannya. Peran sebagai anak, sebagai pekerja, peran sebagai Taruna, peran sebagai calon prajurit Negar dan peran-peran lain yang ada di kehidupan sosialnya. Setiap peran mempunyai tugas dan Karbol AAU bertanggungjawab atas tugas tersebut. Tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang ada memberikan tekanan kepada Karbol AAU itu sendiri. Setiap tekanan yang muncul akan menimbulkan reaksi berbeda pada Karbol AAU. Reaksi yang paling rentan muncul yaitu stres. Wawancara peneliti dengan Karbol AAU pada tanggal 1 Februari 2013, kegiatan fisik dan non-fisik yang padat dan melelahkan tersebut menyebabkan mereka mengalami stres. Stres adalah kondisi yang timbul ketika adanya tuntutan dari sekeliling individu yang melampaui kemampuannya, membawa perubahan secara fisiologis dan psikologis, serta mengganggu keadaan seimbang individu. Pengalaman stres adalah pengalaman pribadi dan bersifat subjektif. Stres sendiri dapat berakibat baik atau buruk bagi yang mengalaminya, tergantung pada penilaian dan daya tahan individu terhadap hal, peristiwa, orang, dan keadaan yang potensial atau netral kandungan stresnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka setiap Karbol AAU akan mengalami stres karena adanya stimulus (stresor), dimana stimulus tersebut dapat menimbulkan perubahan atau masalah (stres) yang memerlukan cara menyelesaikan atau menyesuaikan kondisi terhadap masalah tersebut (coping) sehingga Karbol AAU dapat menjadi lebih baik atau menjadi
  • 7. adaptif dengan lingkungannya. Coping merupakan upaya kognitif dan tingkah laku untuk mengatur tuntutan yang spesifik baik internal maupun eksternal yang dinilai sebagai beban atau melebihi kemampuan seseorang (Folkman & Lazarus Smet, 1994). Salah satu stresor dapat bersumber dari lingkungan pendidikan individu. Satu hal yang paling khas dalam kehidupan pendidikan berbasis militer adalah bagaimana mereka bisa belajar dalam kondisi yang tertekan dan terdesak. Kondisi yang menekan dan mendesak akan menyebabkan Karbol AAU mengalami stres, hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, harus dilakukan sesuatu untuk mengatasi stres yang muncul agar mereka tetap bisa fokus belajar dalam kondisi yang seperti itu. Menurut Lazarus (Sarafino, 2002), usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang menekan atau menimbulkan perubahan emosi adalah coping. Dari wawancara yang dilakukan, diketahui juga bahwa bagi Karbol yang tidak bisa melakukan coping yang pas terhadap situasi yang menekan, mereka akan menjadi sangat stres dan melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan kerugian bagi mereka sendiri. Akibatnya mereka bisa turun tingkat atau bahkan dikeluarkan. Hukuman turun tingkat akan membuat mereka lebih lama menjalani pendidikan (lebih dari empat tahun). Sedangkan hukuman dikeluarkan dari AAU jelas sangat merugikan, karena dengan dikeluarkannya seseorang maka terhentilah cita-citanya menjadi
  • 8. generasi penerus yang bertugas untuk menjaga pertahanan dan keamanan Negara. Ada berbagai macam jenis coping yang dapat dilakukan Karbol AAU dalam mengatasi stres, perlu diingat bahwa tidak ada coping yang paling baik diharapkan pada situasi stres. Situasi yang berbeda biasanya akan menimbulkan stres yang berbeda sehingga strategi coping yang digunakan akan berbeda pula tergantung faktor-faktor tertentu. Penelitian tentang strategi coping pada umumnya menemukan bahwa problem focused coping berhubungan dengan penyesuaian yang lebih baik dan emotion focused coping berhubungan dengan penyesuaian yang lebih buruk (Aldwin dalam Park, dkk, 2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Evan dkk (1993), menunjukkan bahwa orang-orang militer, khususnya polisi, mereka lebih banyak menggunakan problem focused coping dibandingkan dengan emotion focused coping. Dari kasus yang ditemui peneliti pada saat wawancara di atas, menunjukkan bahwa Karbol AAU pada dasarnya telah melakukan beberapa tindakan untuk mengatasi situasi yang stressful. Tindakan yang mereka lakukan langsung berhubungan dengan masalah yang ada, namun tindakan yang mereka ambil tingkat kehati-hatiannya rendah. Menurut mereka, yang terpenting adalah masalah tersebut bisa cepat selesai. Hal ini terlihat ketika akhirnya mereka mengerjakan tugas atau kegiatan secara asalan-asalan. Mereka telah melakukan problem focused coping untuk masalah mereka, tetapi belum optimal.
  • 9. Salah satu faktor yang mempengaruhi problem focused coping yaitu dukungan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo, Setiasih dan Setianingrum (2008), menyebutkan beberapa sumber dukungan sosial yang didapat seseorang, yaitu dari orangtua, teman, pacar, dosen (pihak sekolah) dan keluarga selain orangtua. Dukungan dari orangtua harusnya dukungan yang paling awal diterima oleh seseorang. Karbol AAU yang hidup dalam lingkup asrama mempunyai keterbatasan waktu untuk bertemu dengan orangtua secara langsung. Untuk mereka yang berdomisili dekat dengan AAU, mereka menggunakan waktu pesiar untuk pulang ke rumah dan bertemu orangtuanya. Sedangkan untuk Karbol AAU yang tempat tinggalnya jauh dari AAU, mereka memanfaatkan waktu pesiar untuk berkomunikasi dengan orangtuanya melalui telepon atau social network lainnya. Waktu yang terbatas ini dimanfaatkan oleh orangtua masing- masing Karbol AAU menyemangati mereka atau mereka yang mencari dukungan sosial dari orangtuanya. Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa kegiatan-kegiatan keseharian yang dijalani oleh Karbol AAU sangat padat, melibatkan fisik dan non-fisik mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut sama-sama memerlukan waktu, tenaga, dan konsentrasi. Situasi seperti tersebut bisa menjadi stresor dan berpotensi menyebabkan Karbol AAU mengalami stres. Stres mengharuskan para karbol AAU melakukan coping agar tetap bisa dikatakan sehat secara mental dan mampu menjalani kegiatan-kegiatan yang ada. Salah satu coping yaitu problem focused coping dimana coping jenis ini
  • 10. lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan. Untuk dapat melakukan problem focused coping, bergantung juga pada faktor eksternal individu, yaitu dukungan sosial. Untuk itu peneliti melakukan penelitian untuk membuktikan apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan problem focused coping pada taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara? Metode Penelitian A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah prajurit taruna tingkat akhir atau tingkat empat Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta, dengan rentang usia 20-26 tahun. Peneliti memilih karakteristik subjek penelitian seperti itu dengan alasan taruna tingkat akhir mempunyai tanggung jawab yang lebih kompleks, baik dari kegiatan akademik, kegiatan kemiliteran, maupun tanggungjawab yang sebentar lagi akan mereka emban yaitu selaku perwira muda yang akan terjun dan membawahi anak buah dan tentunya berhubungan dengan masyarakat secara langsung. Tanggungjawab yang lebih kompleks memberikan tekanan dan masalah yang lebih pula sehingga mereka akan melakukan coping untuk menghadapinya. B. Metode Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner yang terdiri dari skala problem focused coping dan skala dukungan sosial. Skala problem focused coping merupakan alat ukur yang terdiri dari 29 aitem dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pada subjek penelitian.
  • 11. Skala dukungan sosial terdiri dari 39 aitem dan digunakan sejauh mana dukungan sosial yang diterima subjek penelitian. C. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program statistik SPSS 17.0 for Windows. Pengolahan data yang diperoleh peneliti dianalisis dengan teknik korelasi Product Moment Pearson untuk mengungkap hubungan antara dukungan sosial dengan problem fcused coping. Hasil Penelitian A. Uji Normalitas Uji normalitas masing-masing variabel akan diuji dengan statistika nonparametrik one-sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows diperolah sebaran skor pada variabel problem focused coping adalah K-SZ = 0,1,142 dengan p = 0,147 (p > 0,05) dan sebaran skor pada variabel dukungan sosial adalah K-SZ = 0,952 dengan p = 0,324 (p > 0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa kedua skala penelitian tersebut memiliki sebaran data yang normal. B. Uji Linearitas Hasil uji linieritas variabel problem focused coping dengan dukungan sosial menunjukkan koefisien F = 61,052 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa hubungan antara problem focused coping dengan dukungan sosial memenuhi asumsi linieritas.
  • 12. C. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan uji hipotesis korelasional menggunakan analisis korelasi product moment dari Pearson dengan SPSS 17.0 for Windows yang sesuai dengan hasil uji linieritas yang menunjukkan hasil linier. Hasil analisis menunjukkan perolehan nilai r sebesar 0,622 dengan p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan problem focused coping pada taruna tingkat akhir di AAU, sehingga hipotesis diterima. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan problem focused coping pada taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan korelasi yang sangat signifikan antara kedua variabel tersebut (R = 0,622 dan P = 0,000 ; p < 0,01) sehingga ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan problem focused coping yang dilakukan oleh Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dapat dikatakan melakukan problem focused coping dengan tingkat efektivitas yang sedang. Hal tersebut ditunjukkan dalam kategorisasi subjek penelitian yang menggambarkan sebagian besar subjek penelitian berada pada kategori sedang, sebesar 53%, tidak ada subjek yang masuk dalam kategori sangat tinggi, kategori tinggi 2%, kategori rendah 44% dan kategori sangat rendah
  • 13. 1%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar Taruna tingkat akhir memiliki kecenderungan melakukan problem focused coping dengan efektivitas yang sedang. Berdasarkan data di lapangan yang dilihat peneliti, hal ini terjadi dikarenakan, meskipun jenis kegiatan yang mereka jalani padat, lingkungan asrama yang memang dikondisikan agar mereka selalu siap meskipun dalam keadaan tertekan dan terdesak, persepsi mereka terhadap masalah yang muncul, kepribadian individu, usia, keyakinan akan kemampuan yang dimiliki dan keseimbangan kondisi fisik dan psikis mereka tetapi hal-hal tersebut telah mereka jalani selama hampir empat tahun lamanya. Jadi, meskipun banyak kegiatan dan tanggungjawab yang diemban oleh mereka, karena sudah menjadi kebiasaan, pada akhirnya mereka mempunyai trik atau cara masing-masing dalam menghadapi setiap jenis masalah yang ada. Sehingga mereka bisa keluar dari situasi stressfull. Hasil analisis juga menunjukkan sumbangan efektif yang cukup besar dari variabel dukungan sosial terhadap problem focused coping. Uji hipotesis menunjukkan nilai R = 0,622 dan r² = 0,386 yang berarti bahwa sumbangan efektif dari variabel dukungan sosial terhadap problem focused coping adalah sebesar 38,6%. Sumbangan efektif yang besar tersebut diduga karena variabel dukungan sosial memang merupakan hal yang penting untuk membuat Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara melakukan problem focused coping yang efektif. Selanjutnya, deskripsi data penelitian dukungan sosial juga menunjukkan bahwa subjek penelitian menerima dukungan sosial pada
  • 14. tingkat sedang. Hal tersebut ditunjukkan dalam kategorisasi subjek penelitian yang mana sebagian besar subjek penelitian berada pada kategori sedang, sebesar 71%, kategori tinggi 27%, kategori rendah 2% dan tidak ada subjek penelitian yang masuk dalam kategori sangat tinggi maupun kategori sangat rendah. Ini menunjukkan bahwa Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara cenderung menerima dukungan sosial pada tingkat yang sedang. Peneliti menyimpulkan hal ini terjadi karena Taruna tingkat akhir sudah memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan interaksi dengan orang-orang di luar lingkungan AAU. Taruna tingkat akhir mempunyai waktu untuk melakukan pesiar lebih banyak dibandingkat dengan junior- juniornya. Bagi taruna yang tempat tinggalnya di dekat AAU atau di Yogyakarta, hal ini bisa dimanfaatkan untuk pulang ke rumah dan melakukan interaksi dengan orang-orang terdekatnya. Sementara itu untuk taruna yang tempat tinggalnya di luar jogja, waktu pesiar yang lebih banyak ini juga bisa dimanfaaatkan untuk melakukan interaksi menggunakan telepon atau dengan jejaring sosial lainnya. Selain itu, taruna tingkat empat juga sering melakukan kegiatan di luar AAU, seperti LATSITARDA dan PIKTAR yang juga memberikan kesempatan kepada taruna tingkat empat untuk memegang alat komunikasi sehingga bisa melakukan interaksi yang lebih banyak lagi dengan orang terdekat di luar AAU. Adanya hubungan antara dukungan sosial dan problem focused coping menunjukkan bahwa taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara meyakini bahwa dukungan sosial yang mereka dapat, khususnya dari orang
  • 15. tua, pengasuh dan teman dekat di asrama, memunculkan efek positif yang berkaitan dengan keberhasilan mereka menyelesaikan masalah yang ada. Hubungan positif ini membawa efek pada yang baik pada kelancaran mereka menjalani pendidikan selama hampir empat tahun. Lebih jauh lagi, efek hubungan positif ini akan berpengaruh juga pada kemampuan penyelesaian masalah yang akan mereka temui ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan dan terjun ke masyarakat sebagai Perwira TNI AU. Hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas kinerja mereka di lapangan nantinya. Mampu menyelesaikan masalah dengan baik akan membuat citra mereka sebagai prajurit TNI AU yang mempunyai tugas pokok menjaga pertahanan dan keamanan negara, juga menjadi baik di mata warga negara yang lain. Jika prajurit TNI AU sudah mendapatkan citra baik di mata warga, maka nama besar TNI AU secara keseluruhan juga dipandang baik. Dukungan sosial yang diterima Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara akan menurunkan tingkat stres dan meningkatkan efektivitas problem focused coping. Sumber dukungan yang diperoleh adalah dari keluarga (terutama orangtua), teman dekat di asrama dan pengasuh mereka. Dukungan dari orangtua dapat membantu memberikan mereka semangat untuk menyelesaikan pendidikan yang identik dengan kegiatan-kegiatan militer, menekan dan keras. Dengan kondisi pendidikan yang mengharuskan mereka tinggal di asrama, maka berpengaruh pada kualitas hubungan mereka, karena intesitas bertemu dan berkomunikasi dengan orangtua menjadi terbatas. Tetapi hal tersebut tidak terlalu
  • 16. mempengaruhi berkurangnya arti dukungan dari orangtua bagi Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara. Intensitas komunikasi yang terbatas namun rutin, justru membuat mereka berusaha menjalani pendidikan dengan baik agar bisa menyelesaikan pendidikan agar orangtua mereka bangga. Dukungan dari orangtua ini mempengaruhi problem focused coping karena adanya kelekatan yang telah terbentuk di antara mereka. Dukungan sosial dari teman dekat di asrama juga mempengaruhi problem focused coping mereka. Hal ini dikarenakan mereka sudah menjalani banyak kegiatan bersama-sama. Kegiatan yang membuat mereka susah, senang, tertawa dan sedih dilewati bersama-sama selama hampir empat tahun. Kedekatan seperti itu membuat mereka mengerti kondisi satu sama lain. Mereka dapat melihat bagaimana satu sama lain dapat bertahan dan mereka saling mendukung. Hal ini dapat menyemangati mereka dalam menyelesaikan pendidikan dengan baik. Dukungan sosial selanjutnya didapat dari pengasuh di asrama. Pengasuh merupakan orangtua bagi Taruna di Akademi Angkatan Udara. Bahkan intensitas bertemu pengasuh melebihi intensitas mereka bertemu dengan orangtua sebenarnya. Selayaknya orangtua, pengasuh juga membimbing dan mengarahkan mereka untuk menyelesaikan apa saja yang menghambat kelancaran pendidikan mereka. Orangtua, teman dekat di asrama dan pengasuh dapat memberikan informasi dengan menyarankan tindakan tertentu ketika Taruna tingkat akhir ini menghadapi stresor. Kadangkala orangtua, teman dekat dan pengasuh tidak dapat memberikan informasi dan saran yang harus dilakukan Taruna tingkat
  • 17. akhir yang berhadapan dengan stresor. Tetapi, lingkungan sosial yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk bercerita dan mendengarkan keluhan mereka, bisa membuat mereka merasa tidak menghadapi masalah itu sendiri. Mereka akan merasa ada orang-orang yang mendukung dan meyakinkan bahwa mereka mampu menyelesaikan masalah. Hal tersebut membuat mereka semangat untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan problem focused coping yang dilakukan oleh Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara. Hubungan antara dukungan sosial dan problem focused coping ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima oleh Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara, maka semakin efektif problem focused coping yang mereka lakukan selama menjalani pendidikan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima oleh Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara, maka semakin kurang efektif problem focused coping yang mereka lakukan selama menjalani pendidikan. Saran A. Bagi Subjek Penelitian dan Pihak Akademi Angkatan Udara Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara dapat mengetahui sejauh mana efektivitas coping yang telah mereka lakukan masing-masing, sehingga bisa diupayakan langkah prevensinya secara individual. Taruna
  • 18. tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara juga diharapkan menyadari bahwa meskipun kehidupan mereka “terbatas” dalam berinteraksi dengan dunia luar, mereka tidak sendiri. Ada banyak pihak terkait yang dekat dengan mereka (Pengasuh, teman-teman dekat di AAU bahkan staf AAU) yang bisa mereka jadikan tempat untuk bertanya, bercerita, mengeluh dan bertukar pikiran ketika mereka merasa sedang menghadapi situasi yang menekan. Dukungan sosial yang berasal dari pengasuh dan teman dekat di asrama memberikan sumbangan besar dalam keberhasilan Taruna tingkat akhir di Akademi Angkatan Udara melakukan problem focused coping. Bagi pengasuh dan pihak-pihak terkait yang berada di dalam lingkungan Akademi Angkatan Udara, yang berhubungan langsung dengan Taruna tingkat akhir, diharapkan dapat menambah pemahaman terhadap kondisi- kondisi psikologis Taruna tingkat akhir tersebut, sehingga memudahkan interaksi yang berlangsung. Selain itu, meskipun kehidupan di sekolah dengan basis militer seperti Akademi Angkatan Udara sangat khas dengan menajemen kekerasan, diharapkan antar Taruna, pengasuh serta pihak-pihak terkait, lebih humanis dalam melakukan interaksi. Ciptakan kondisi sosial yang penuh rasa percaya, akrab dan saling mendukung tetapi tetap menghormati hierarki yang telah ada. B. Bagi Penelitian Selanjutnya Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kekurangan dan kelemahan dalam pengambilan data. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas penelitian adalah :
  • 19. a. Pengaturan waktu pengambilan data. Lakukan koordinasi yang lebih intensif dan terpadu dengan pihak AAU untuk mendapatkan waktu yang benar-benar tepat. b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam terkait faktor-faktor yang dapat diteliti berkaitan dengan coping atau proses pemecahan masalah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan wawancara lebih mendalam terhadap pihak- pihak terkait, serta melakukan observasi di lingkungan penelitian dalam berbagai kondisi yang menggambarkan kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh subjek penelitian.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Akademi Angkatan Udara. Wikipedia. 2013. http: //id.wikipedia.org/wiki/Akademi_Angkatan_UdaraPembahasan diakses pada tanggal 27 Februari 2013. Anggraini, D. 2004. Penggunaan Problem Focused Coping Ditinjau Dari Urutan Kelahiran Dalam Keluarga Dan Jenis Kelamin. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia. Azwar, S. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bastaman, H.D. 1996. Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Paramadina. Cohen, S, dkk. 1985. Social Support and Health. Florida: Academic Press, Inc. DeVellis, R.F. 1991. Scale Development: theory and applications (Applied Social Research Methods Series, Vol. 26). Newburry Park: Sage. Effendi, R.W., dkk. 1999. Hubungan antara perilaku coping dan dukungan sosial dengan kecemasan Ibu Hamil Anak Pertama. Anima, Vol. 14. No. 54. Hal. 214-227. Evans, B.J., dkk. 1993. Police Officers’ Coping Strategies : An Australian Police Survey. Stress Medicine, 9, 237-246. Gottlieb, B.H. 1988. Marshalling Social Support: Format, Processes and Effects. California: SAGE Publications, Inc. Indirawati, E. 2006. Hubungan Antara Kematangan Beragama Dengan Kecenderungan Strategi Koping. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3 No. 2. Johnson, J.W & Johnson, F.D. 1991. Joining Together : Group Theory and Group Skill Seventh Edition. Boston: Allya & Bacon. Lahey, S. 2007. Essential of Psychology, 1st Edition. North America: McGraw Hill. Lazarus, R.S., & Folkman, S., 1984. Coping & Adaptation, in: Gentry, W. D., (Ed), Handbook of Behavioral Medicine. New York: Guuilford Press. Lazarus, R.S., & Folkman, S. 1984. If It Change, It Must Be A Process Study Of Emotion And Coping During Three Stage Of Collage Examination. Journal Of Personality And Social Psychology, (48), 150-170.
  • 21. Loliana. 2001. Hubungan Pengetahuan Tentang Pelecehan Seksual Dan Problem Focused Coping Pada Pengguna Jasa Angkutan Bus Kota. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UII. Mulyanto, dkk. 2008. Menata Sistem Pendidikan Akademi TNI: sebuah pemikiran berdasarkan studi banding antara Akademi Militer Australia dan Indonesia. Jakarta: Akademi TNI. Nevid, J.S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Airlangga. Nurhayati, S.R. 2006. Peningkatan kemampuan Menggunakan Problem Focused Coping Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Humanitas : Indonesian Psychological Journal, (1), 18-27. Park, C.L., dkk. 2001. Appraisal of controllability and coping in caregiver & HIV + men: testing the godness-of-fit hypothesis. Journal of Consulting and Clinical Psychology, (64), 481-488. Rahardjo, dkk. 2008. Jenis Dan Sumber Dukungan Sosial Pada Mahasiswa. Anima : Indonesian Psychological Journal, (3), 227-286. Rejiyati, Ambar. 2009. Hubungan Minat Baca Karbol Terhadap Prestasi Penulisan Ilmiah Di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia. Sarafino, E. 1994. Health Psychology, Biopsychology Social Interaction Second Edition. New York: John Willey & Son Inc. Sundberg, N.D., dkk. (2007). Psikologi Klinis, Perkembangan Teori, Praktik, dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taylor, S.E. 1995, Health Psychology Third Edition. Los Angeles: Mc Graw-till Inc.
  • 22. IDENTITAS PENULIS Nama : Martini Nur Pratiwi Alamat : Jl. Raya Bengkulu-Manna Desa Jenggalu RT 01 No 02 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, Bengkulu Nomor Telepon : 085758030380 Email : martini.nurpratiwi@yahoo.com