Tata kelola pemerintahan desa yang demokratis dan partisipatif ditopang oleh sistem demokrasi perwakilan dan permusyawaratan. Warga desa berhak mengontrol pemerintahan desa melalui akuntabilitas sosial, yakni pemerintah desa wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada warga serta warga dapat berpartisipasi dalam pengawasan pembangunan desa.
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk Jangka Waktu 6 (Enam) Tahun
Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari rencana RPJM untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
Visi dan misi Calon Kepala Desa Cirompang periode 2015-2021 adalah:
Visi untuk menciptakan kehidupan masyarakat desa yang taat beragama, mandiri, melestarikan budaya lokal, dan sejahtera. Misi meliputi peningkatan kerjasama antar pemangku kepentingan, pelayanan pemerintahan yang bersih dan transparan, peningkatan kesehatan masyarakat, pemanfaatan sumber daya alam untuk ekonomi berkelanjut
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk Jangka Waktu 6 (Enam) Tahun
Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari rencana RPJM untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
Visi dan misi Calon Kepala Desa Cirompang periode 2015-2021 adalah:
Visi untuk menciptakan kehidupan masyarakat desa yang taat beragama, mandiri, melestarikan budaya lokal, dan sejahtera. Misi meliputi peningkatan kerjasama antar pemangku kepentingan, pelayanan pemerintahan yang bersih dan transparan, peningkatan kesehatan masyarakat, pemanfaatan sumber daya alam untuk ekonomi berkelanjut
UU 6 tahun 2014 tentang Desa lebih dikenal dengan UU Desa. Dalam UU Desa disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk, oleh sebab itu, keberadaan Desa wajib tetap diakui dan diberikan jaminan keberlangsungan hidupnya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Latar belakang yang menjadi pertimbangan pengesahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:
bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera;
bahwa Desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa;
Tujuan
Tujuan ditetapkannya pengaturan Desa dalam Undang-Undang ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;
melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan
memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan
Asas Pengaturan
Asas pengaturan dalam Undang-Undang ini adalah:
rekognisi, yaitu pengakuan terhadap hak asal usul;
subsidiaritas, yaitu penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa;
keberagaman, yaitu pengakuan dan penghormatan terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapi dengan tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam di dkehidupan berbangsa dan bernegara
RPJMDes merupakan dokumen perencanaan pembangunan desa untuk periode 6 tahun yang berisi visi, misi, arahan kebijakan, dan program pembangunan desa di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. RPJMDes disusun untuk memandu pembangunan desa sesuai kebutuhan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi pemanfaatan dana desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Dokumen menjelaskan definisi pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta prinsip-prinsip pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang perlu dijalankan. Dokumen juga menjelaskan pentingnya perencanaan pembangunan
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015keuangandesa
Dokumen tersebut membahas konsep komprehensif pemberdayaan masyarakat desa yang berkelanjutan, mencakup nilai-nilai desa lestari seperti mandiri, seimbang, dan lestari, serta kerangka kerja, tujuan, pendekatan, dan intervensi program untuk memperkuat tata kelola pemerintahan desa.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah dalam memperkuat peran desa untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Beberapa poin kuncinya adalah penguatan kapasitas pemerintahan desa, peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, serta pemberdayaan ekonomi desa untuk mencapai mandiri dan sejahtera.
1. Dokumen tersebut merupakan ringkasan rencana kerja Yayasan Melayu Lestari untuk mendorong penyelenggaraan otonomi desa selama 3 tahun ke depan di Kabupaten Muna.
2. Tujuannya adalah mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dengan menjadikan kebutuhan nyata masyarakat desa sebagai acuan utama dalam perencanaan pembangunan.
3. Strateginya meliputi penguatan kapasitas
Dokumen tersebut merupakan naskah pidato Yusuf Murtiono yang menjelaskan program SADAR (Sekolah Desa dan Anggaran) yang diselenggarakan oleh LP2M/FORMASI-Ford Foundation. Program SADAR bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat desa terhadap penganggaran dan pembangunan desa melalui pembelajaran dan advokasi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan memperbaiki layanan
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desaMAHMUN SYARIF
Penyuluhan Integritas dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental Aparatur desa dalam mengelola dana desa yang berintegritas dan akuntabel serta menjauhkan diri dari praktik korupsi sehingga pengelolaan dana desa bisa lebih optimal dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan otonomi daerah dan implementasi alokasi dana desa (ADD) di Indonesia. ADD dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa agar dapat terlibat dalam pembangunan desa. Dokumen juga membahas peranan pemerintah desa dalam menyalurkan ADD untuk pembangunan fisik dan nonfisik di desa.
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desagunawankusumo
Desa sebagai salah satu susunan pemerintahan suatu daerah perlu adanya organisasi yang baik agar keteraturan desa dapat berjalan dengan baik. Jika keteraturan ini dapat berlanjut seterusnya maka proses bembangunan yang merata akan dapat terwujud juga.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan otonomi daerah dan alokasi dana desa di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) latar belakang pelaksanaan otonomi daerah dan alokasi dana desa, (2) tujuan dan program alokasi dana desa, serta (3) peran pemerintah desa dalam mengelola alokasi dana desa.
UU 6 tahun 2014 tentang Desa lebih dikenal dengan UU Desa. Dalam UU Desa disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk, oleh sebab itu, keberadaan Desa wajib tetap diakui dan diberikan jaminan keberlangsungan hidupnya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Latar belakang yang menjadi pertimbangan pengesahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:
bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera;
bahwa Desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa;
Tujuan
Tujuan ditetapkannya pengaturan Desa dalam Undang-Undang ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;
melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan
memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan
Asas Pengaturan
Asas pengaturan dalam Undang-Undang ini adalah:
rekognisi, yaitu pengakuan terhadap hak asal usul;
subsidiaritas, yaitu penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa;
keberagaman, yaitu pengakuan dan penghormatan terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapi dengan tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam di dkehidupan berbangsa dan bernegara
RPJMDes merupakan dokumen perencanaan pembangunan desa untuk periode 6 tahun yang berisi visi, misi, arahan kebijakan, dan program pembangunan desa di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. RPJMDes disusun untuk memandu pembangunan desa sesuai kebutuhan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi pemanfaatan dana desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Dokumen menjelaskan definisi pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta prinsip-prinsip pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang perlu dijalankan. Dokumen juga menjelaskan pentingnya perencanaan pembangunan
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015keuangandesa
Dokumen tersebut membahas konsep komprehensif pemberdayaan masyarakat desa yang berkelanjutan, mencakup nilai-nilai desa lestari seperti mandiri, seimbang, dan lestari, serta kerangka kerja, tujuan, pendekatan, dan intervensi program untuk memperkuat tata kelola pemerintahan desa.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pemerintah dalam memperkuat peran desa untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Beberapa poin kuncinya adalah penguatan kapasitas pemerintahan desa, peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, serta pemberdayaan ekonomi desa untuk mencapai mandiri dan sejahtera.
1. Dokumen tersebut merupakan ringkasan rencana kerja Yayasan Melayu Lestari untuk mendorong penyelenggaraan otonomi desa selama 3 tahun ke depan di Kabupaten Muna.
2. Tujuannya adalah mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dengan menjadikan kebutuhan nyata masyarakat desa sebagai acuan utama dalam perencanaan pembangunan.
3. Strateginya meliputi penguatan kapasitas
Dokumen tersebut merupakan naskah pidato Yusuf Murtiono yang menjelaskan program SADAR (Sekolah Desa dan Anggaran) yang diselenggarakan oleh LP2M/FORMASI-Ford Foundation. Program SADAR bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat desa terhadap penganggaran dan pembangunan desa melalui pembelajaran dan advokasi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan memperbaiki layanan
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desaMAHMUN SYARIF
Penyuluhan Integritas dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental Aparatur desa dalam mengelola dana desa yang berintegritas dan akuntabel serta menjauhkan diri dari praktik korupsi sehingga pengelolaan dana desa bisa lebih optimal dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat desa.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan otonomi daerah dan implementasi alokasi dana desa (ADD) di Indonesia. ADD dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa agar dapat terlibat dalam pembangunan desa. Dokumen juga membahas peranan pemerintah desa dalam menyalurkan ADD untuk pembangunan fisik dan nonfisik di desa.
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desagunawankusumo
Desa sebagai salah satu susunan pemerintahan suatu daerah perlu adanya organisasi yang baik agar keteraturan desa dapat berjalan dengan baik. Jika keteraturan ini dapat berlanjut seterusnya maka proses bembangunan yang merata akan dapat terwujud juga.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan otonomi daerah dan alokasi dana desa di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) latar belakang pelaksanaan otonomi daerah dan alokasi dana desa, (2) tujuan dan program alokasi dana desa, serta (3) peran pemerintah desa dalam mengelola alokasi dana desa.
Similar to Mengembangkan Akuntabilitas Desa.pdf (20)
2. Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, di antaranya adalah asas keterbukaan
(transparansi), partisipatif, akuntabilitas, efektif, dan efisien.
Asas keterbukaan (transparansi) —>
pemenuhan hak atas informasi (right
to know), hal-hal yang akan, sedang,
dan telah dikerjakan pemerintah Desa
pada tahap perencanaan
pembangunan, penganggaran,
pelaksanaan program, serta
pertanggungjabawan anggaran.
Pemerintah Desa wajib membuat
media-media informasi untuk
mempermudah masyarakat Desa
memperoleh informasi. Contoh:
website Desa, baliho dan poster
anggaran Desa, papan pengumuman,
dan media informasi lain yang kreatif
dan inovatif.
Asas Partisipasi adalah hak masyarakat
desa untuk diundang dan terlibat dalam
pembangunan (right to involve). Setiap
warga Desa berhak untuk berpartisipasi
secara setara dalam pembangunan
Desa.
Asas Akuntabilitas.
Program, kegiatan,
dan anggaran yang
telah ditetapkan harus
dilaksanakan secara
optimal, berkinerja
baik, dan dapat
dipertanggungjawabka
n (audited).
Pemerintah Desa
berkewajiban untuk
mempertanggungjawa
bkan hasil kerjanya
kepada BPD, supra
Desa (pemerintah
daerah dan
Pemerintah), dan
kepada masyarakat
Desa
3. “
Tata kelola penyelenggaraan Desa ditopang oleh:
q Sistem demokrasi perwakilan.
q Demokrasi permusyawaratan.
Demokrasi perwakilan membuahkan kontrak sosial antara
warga Desa dengan kepala Desa dan BPD. (Teori
Principal – Agent)
Karenanya, warga Desa berhak meminta
pertanggungjawaban sosial kepada kepala Desa dan
anggota BPD terhadap kinerja penyelenggaraan Desa.
Prosedur demokrasi perwakilan membatasi kontrol warga
Desa atas jalannya pemerintahan Desa. Warga Desa
hanya berhak menyampaikan aspirasi kepada BPD.
Akuntabilitas Sosial
Prakarsa dan kesukarelaan warga Desa mengontrol pemerintahan Desa, serta
adanya pertanggungjawaban pemerintahan Desa kepada warga Desa tentang
tindakan dan kinerja mereka dalam mengelola penyelenggaraan Desa.
4. “
Akuntabilitas Desa= sistem
untuk memastikan segala
sikap, tindakan, keputusan
dan peraturan di tingkat
desa dapat
dipertanggungjawabkan
Tindakan ganda yang bersifat timbal balik.
q Tindakan warga Desa memprakarsai
tindakan kontrol terhadap kerja
pemerintah Desa sebagai gerakan sosial
yang bersifat sukarela,
q Tindakan pemerintah Desa yang
membuka diri untuk
mempertanggungjawabkan secara
terbuka kepada warga Desa tentang kerja
pemerintah Desa mengelola
penyelenggaraan Desa.
Audit Sosial. Warga Desa sebagai penerima
manfaat utama penyelenggaraan Desa dilibatkan
oleh BPD dalam memonitor dan mengevaluasi
penyelenggaraan Desa.
Public Complaint. Warga Desa dapat
menyampaikan keluhan dan saran terkait
penyelenggaraan Desa.
Kartu Penilaian Warga (Citizen Report Card)
MANFAAT:
q Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Desa
q Meningkatkan kualitas tata kelola dan fungsi pemerintahan
Desa
q Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan
Desa
Jurnalisme Warga
5. PRINSIP-PRINSIP
AKUNTABILITAS SOSIAL DI DESA
Logo here 5
1. Keterukuran. Penetapan kebijakan serta pengelolaan
keuangan dan aset Desa harus sesuai dengan ketetapan
waktu pelaksanaan, dapat diukur kinerjanya, dan memenuhi
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
2. Keterbukaan dan Partisipatoris. Penetapan kebijakan serta
pengelolaan keuangan dan aset Desa harus diinformasikan
dan dapat diakses seluruh warga Desa agar setiap warga Desa
dapat berpartisipasi dalam perencanaan, penetapan,
pelaksanaan, serta pertanggungjawabannya.
3. Responsif Gender dan Inklusif. Penetapan kebijakan serta
pengelolaan keuangan dan aset Desa mengakomodir
kebutuhan, aspirasi, dan kepentingan yang berbeda antara
laki- laki dan perempuan, serta kelompok-kelompok rentan;
4. Kebertanggungjawaban. Pengelolaan keuangan dan aset
Desa oleh pemerintah Desa harus dapat dipantau dan diawasi
oleh BPD bersama- sama dengan warga Desa, dan harus bisa
audit secara administratif oleh Inspektorat Daerah dan
lembaga pengawasan lainnya.
6. “
PRA-SYARAT AKUNTABILITAS SOSIAL DESA
• warga Desa yang aktif;
• Visi kolektif Desa yang kreatif
dan inovatif;
• Kepemimpinan Desa yang
berintegritas;
• Pemerintahan Desa yang
transparan dan responsif;
• BPD yang kuat dalam
menjalankan fungsinya sebagai
kanal aspirasi warga Desa
danpenyelenggara musyawarah
Desa.
Konsep Akuntabilitas Sosial dan
Prasyaratnya
7. Strategi Penerapan Akuntabilitas Sosial Desa
Penguatan Partisipasi
Warga Desa
Penguatan Tata Kelola
Pemerintahan Desa yang
demokratis
Penguatan Tata Kelola
Pembangunan Desa yang
berkeadilan sosial
1. Kaderisasi di desa
2. Pengembangan kapasitas literasi desa
3. Pengorganisiran masyarakat desa
4. Budaya Desa Adaptif: Gotong royong pengawasan
masyarakat
1. Penguatan Rembug Warga
2. Keterbukaan Informasi Desa
3. Penguatan BPD sebagai Kanal Aspirasi Warga
4. Penguatan Musyawarah Desa
5. Penguatan Kepemimpinan di Desa
6. Penegakan kewenangan Desa
7. Penyusuan produk hukum di desa yang demokratis dan
partisipatif
1. Pendataan Desa & Pemanfaatan Sistem Informasi Desa
2. Visi kolektif warga desa
3. Perencaan pembangunan & Anggaran Desa
4. Pelaksanaan pembangunan desa
5. Pemantauan & pengawasan pembangunan desa
8.
9. Evaluasi
Akuntabilitas
Sosial Desa
Akuntabilitas Desa dievaluasi
secara berkala. Fokusnya,
evaluasi kinerja capaian
keluaran dan manfaat keluaran
kegiatan Akuntabilitas Desa
terhadap upaya replikasi
Akuntabilitas Desa