SlideShare a Scribd company logo
1 of 135
Download to read offline
MEKANIKA REKAYASA



llmu Rekayasa Klasik
 Sebagai Sarana Menguasai
Program Aplikasi Rekayasa
Masih perlukah mempelajari
Mekanika Teknik Klasik
dalam Era Serba Komputer ?
Studi kasus :
Mekanika Teknik Klasik dan Program Rekayasa
Mekanika Teknik (MT) ≅ Mekanika Rekaya ≅
  Analisa Struktur ≅ Structural Analysis

•􀂄􀂄 MT Mata kuliah wajib di S1 teknik sipil
•􀂄􀂄 Isi MT mayoritas metoda klasik manual
•􀂄􀂄 Pemahaman tentang MTsangat membantu profesi bidang
     rekayasa konstruksi
•􀂄􀂄 MT cara manual jarang dipakai di dunia kerja karena
     digantikan dengan program komputer (kecuali struktur yang
     ‘sederhana’)
•􀂄􀂄 MT melatih mahasiswa : memahami perilaku gaya gaya aksi
    /reaksi pada struktur bangunan
Program Aplikasi Komputer untuk
Rekayasa (Analisa Struktur)
 Sangat canggih, mudah pengoperasiannya, menu yg user-
  friendly seperti Windows
 Relatif mudah didapat, dari yang mahal atau murah bahkan
  ada yang gratis di internet (di down-load)
 Andalan insinyur untuk perencanaan struktur yang
  sebenarnya

   Perkembangan dunia komputer sangat pesat dan berimbas
   juga ke dunia rekayasa konstruksi
Dampak ke profesi engineer?




    Apakah profesi insinyur (sipil) yang hampir
    selalu berkecimpung dengan pekerjaan
    hitung-menghitung juga dapat diganti
    komputer?
Hardware semakin murah, software ada
 kecenderungan ope source (gratis)
Apakah jika telah membeli atau mempunyai piranti
yang dimaksud maka penyelesaian mekanika teknik
secara otomatis dapat diperoleh?
PEMODELAN STRUKTUR


        October, 6 2009
        Relly Andayani
Structural Types
                   Continous Beam
Structural Types
                   Cable Stayed
Structural Types
    Chimney
Structural Types
Truss
Structural Types
            Suspension Bridge
Structural Types
Retaining Wall
Structural Types
     Damm
Truss
STRUCTURAL TYPES
LOADS
 Concentrate Load
LOADS
 Spread Load
LOADS
How…???
          …………???
           ???????
Structural Models
                    Continous Beam
Structural Models
                    Continous Beam
Structural Models
                    Cable Stayed
Structural Models
Cable Stayed
Structural Models
Chimney
Structural Models
Chimney
Structural Models
Truss
Structural Models



Truss
Structural Models
            Suspension Bridge
Structural Models
             Suspension Bridge
Structural Models
Retaining Wall
Structural Models

Retaining Wall
Structural Models
Damm
Structural Models
Damm
Structural Models   Truss
Structural Models

Truss
LOADS
Concentrate Load
LOADS
Concentrate Load
LOADS         LOADS
Spread Load
LOADS         LOADS
Spread Load
LOADS
LOADS
BEARING
Rolled
BEARING
Rolled
BEARING
Rolled
BEARING
Rolled
BEARING




          Symbol
BEARING
Pinned
BEARING
Pinned
BEARING
Pinned
BEARING
Pinned
BEARING
Fixed
BEARING
Fixed
BEARING
Fixed
BEARING
Link Support/Pendel
BEARING
Link Support/Pendel
BEARING
Link Support/Pendel
BEARING
Link Support/Pendel
GAYA

• Gaya adalah interaksi antara benda-benda
yang berpengaruh terhadap bentuk atau gerak
atau keduanya pada benda yang terlibat.

• Gaya adalah besaran vektor:
– Besar (magnitude) – Arah (direction and
sense) – Titik tangkap (point of application)

• Satuan gaya:
SI units :
N (Newton) kN (kilo Newton = 1000 Newton)

US units :
pound (lb, #) kip (k) = 1000 pound
Mekanika dan Statika


• Bagaimana beban mempengaruhi struktur

– Statika : obyek yang dikenai gaya berada
dalam keseimbangan (tidak bergerak, tidak ada
percepatan)
• Gaya-gaya
• Tumpuan dan hubungan
• Keseimbangan
– Mekanika : obyek yang dikenai gaya dapat
berubah bentuk
• Tegangan dan regangan
• Defleksi
• Tekuk
GAYA

• Presentasi gaya:
– Secara matematis
– Secara grafis
• Secara grafis:
– sebagai garis :
• panjang garis Æ besar gaya
• arah garis Æ arah gaya
• garis kerja Æ garis yang panjangnya tak tertentu yang terdapat pada vektor
gaya tersebut


                                      Besar gaya : L Newton, misal jika 1
                                      Newton digambarkan dengan panjang
                                      garis 1 cm , maka 4 Newton ≈ 4 cm
                                      Arah gaya dinyatakan dalam : tg atau besar
                                      sudut α (°) x y     ,
GAYA
• Garis kerja gaya
– garis yang panjangnya tak
tertentu yang terdapat
pada vektor gaya tersebut
• Titik tangkap suatu gaya
dapat dipindahkan ke titik lain
yang terletak pada garis
kerjanya, tanpa mengubah
efek translational dan
rotasional dari gaya terhadap
benda yang dibebani.
• Gaya yang bekerja pada
benda tegar dapat dipandang
bekerja di MANA SAJA di
sepanjang garis kerjanya.
SISTEM GAYA
SISTEM GAYA
• Macam sistem gaya: – collinear
                        – coplanar
• Concurrent
• Parallel
• Non-concurrent, non-paralel
  – space
• Noncoplanar, parallel
• Noncoplanar, concurrent
• Noncoplanar, nonconcurrent,
SISTEM GAYA
SISTEM GAYA
RESULTAN GAYA
• Resultan gaya
     – Dua atau lebih gaya yang taksejajar                  F1
     dapat dijadikan sederhana menjadi satu                                                                    R
     resultan gaya tanpa mengubah efek
     translasional maupun rotasional yg                                                               φ
     ditimbulkannyapada benda dimana                                          F2
                                                                                                  Resultante
     gaya-gaya tsb. bekerja.                               Find Resultante
                                                           of two forces
     Æ pengaruh kombinasi gaya-gaya tsb
     setara dgn pengaruh satu gaya yang
     disebut sebagai resultan gaya-gaya tsb.




                                                                    Force A
                                                                                        Resultante
• Cara mencari besar dan arah
     resultan gaya:                                                           Force B
     – Paralellogram/jajaran genjang gaya
       atau segitiga gaya
     – Polygon gaya




                                                                                        Force A
                                               Force A




                                                                   F

     – aljabar
                                                         Force B                                    Force B
RESULTAN GAYA

• Metoda paralellogram/jajaran genjang gaya :

– Resultan gaya dinyatakan dgn diagonal
jajaran genjang yg dibentuk oleh kedua vektor
gaya.




                               R                R
      F2



               F1
RESULTAN GAYA

Mencari resultan gaya-gaya:
Metoda paralellogram/ jajaran
genjang gaya


                                                               R




                                               R

      F3         F3   R1             R1            R1

 F1                                                              R
           F2   F1    F2        F1        F1

       Tiga gaya                                    Resultan gaya final
RESULTAN GAYA

Mencari resultan gaya-gaya: Metoda polygon gaya
Masing-masing vektor gaya digambar berskala dan saling
menyambung (ujung disambung dengan pangkal, urutan tidak
penting). Garis penutup, yaitu garis yang berawal dari titik awal
vektor pertama ke titik akhir vektor terakhir, merupakan gaya
resultan dari semua vektor tsb. gaya resultan tersebut menutup
poligon gaya.


                               F2


      F1                                 R        F1
                                    R                               R
                          F1

              F2                             F2
    Dua Gaya                        “TIP TO TAIL” TECHNIQUE
RESULTAN GAYA
Mencari resultan gaya-gaya:
Cara aljabar




              R               F2        R   R
  F2                                                 F2
                                   φ
          φ                                      α
              F1                       F1   F1
KOMPONEN GAYA
Resolusi gaya :
Adalah penguraian gaya menjadi komponen-
komponennya.




            2
                                     F2         F2


                 F

             φ
                           1               F1             F1

        Gaya F                 Komponen gaya-    Komponen gaya-
                               gaya F1 dan F2    gaya F1 dan F2
KOMPONEN GAYA

Mencari komponen gaya:
Cara grafis



          F1       Force F
                              Force F                 Force F
                         F1
                                        F1

                                                           F2
        F2                     F2


     F1 dan F2 adalah komponen gaya dari gaya F.
     Sebuah gaya dapat diuraikan menjadi sistem komponen
     gaya yang berbeda-beda.
KOMPONEN GAYA

Mencari komponen gaya:
Cara aljabar



                                                  γ

                  F                       F           F2
    F sin α




              α                               φ
                                     α

                  F cos α                F1
GAYA EQUILIBRANT

Equilibrant:
Gaya penyeimbang, sama besar tetapi berlawanan arah dengan
resultan



                                           Equilibriant


                                                     Equilibriant
    Force A




               Resultan

                Force B




Equilibrant menyeimbangkan sejumlah gaya-gaya dengan
menutup poligon gaya ‚tip-to-tail‘ atau ‚head-to-tail‘.
KESEIMBANGAN

KESEIMBANGAN STATIS
Jika struktur tidak dikenai gaya, struktur tersebut dapat dikatakan
dalam keadaan diam.




          Struktur tidak dikenai gaya              Struktur diam
KESEIMBANGAN
Jika struktur dikenai
sebuah atau sekelompok
gaya yang mempunyai                                                   R

resultan, struktur akan
                            F1                              F1
bergerak (mengalami
percepatan) yang                    F2               F2     R
disebabkan oleh gaya-
gaya tersebut. Arah dari
gerakannya sama dengan
                                 Struktur dikenai ndua gaya yang mempunyai resultan
dengan garis kerja sebuah
gaya atau resultan dari
sekelompok gaya tsb.
Besarnya percepatan
tegantung dari hubungan
antara massa struktur
dengan besarnya gaya.
                                                                 Rotasi/Overturning/
                                 Translasi/sliding               terguling
KESEIMBANGAN STATIS


Jika struktur dikenai sekumpulan gaya yang tidak mempunyai
resultan, yaitu sekumpulan gaya yang membentuk segitiga
gaya atau poligon gaya yang tertutup, struktur tersebut dapat
tetap diam dalam keadaan kesetimbangan statis.


          F1                             F1                  F1

                 F2             F2       R                    F2
                       F3                               F3

                                              F3
                1                    2              3

 1. Struktur dikenai 3 gaya
 2. R adalah resultan dari gaya F1 dan F2, R dan F3 saling meniadakan (F3 adalah
    equilibriant dari gaya resultan R)
 3. F1, F3, dan F3 membentuk segitiga gaya (poligon gaya) tertutup
KESEIMBANGAN

Secara grafis :




 Resultan = 0 dengan metode ‚tail-to-tip‘ sistem gaya-gaya merupakan poligon
 tertutup
KESEIMBANGAN
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Kondisi keseimbangan:
Semua gaya eksternal yang bekerja pada benda tegar membentuk
sistem gaya-gaya yang ekuivalen dengan 0 (zero). Tidak terjadi
translasi maupun rotasi.

Secara analitis:
    Keseimbangan translasional:
    • Total dari seluruh komponen vertikal seluruh gaya = 0
               ΣFv = 0

    • Total dari seluruh komponen gaya horisontal dari seluruh gaya = 0
               ΣFH = 0

    Keseimbangan rotasional
    • Total dari seluruh momen dari seluruh gaya = 0
               ΣM = 0
KESEIMBANGAN
Keseimbangan sistem gaya collinear:



                                  Gaya-gaya berada pada satu garis kerja.
                                  Seimbang jika:
                                         R = ΣF = 0




Keseimbangan sistem gaya concurrent:



                                  Gaya-gaya berada melalui satu titik yang
                                  sama.
                                  Seimbang jika:
                                         Rx = ΣFx = 0
                                         Ry = ΣFy = 0
KESEIMBANGAN
Sistem dua gaya:
Dua gaya bekerja pada suatu benda
berada dalam keseimbangan jika:
• kedua gaya collinear
• Besar dua gaya sama tapi
berlawanan arah


Sistem tiga gaya:
Tiga gaya bekerja pada suatu benda
berada dalam keseimbangan jika:
• ketiga gaya concurrent (garis kerja
ketiga gaya bertemu pada satu titik
• satu gaya merupakan equilibriant
dari dua gaya yang lain (berarti
bahwa gaya resultan dari ketiga gaya
=0
• Secara grafis, (tail-to-tip”) sistem
tiga gaya tersebut merupakan
poligon tertutup
KESEIMBANGAN
Jika gaya-gaya pada benda bebas lebih dari tiga:
• Uraikan semua gaya dalam komponen-komponen gaya arah V
atau arah (x) dan arah H atau arah (y)
• Tuliskan persamaan keseimbangan (ΣFv = 0 dan ΣFH = 0)
• Selesaikan persamaan secara simulta


Contoh

                                    Tentukan gaya tarik pada kabel BA,
                                    BC, CD, dan CE, jika W = 10 kN
              E
                  4
                      3     C   D

     A    B           30o


          W
KESEIMBANGAN
Jawab:
                                 Tinjau keseimbangan pada titik B.
                                 Gaya pada kabel BA, BC dan beban W
          y                      merupakan sistem 3 gaya concurrent.

                     BC          Syarat keseimbangan:
                                 Dengan metoda “Tip-to-Tail” ketiga gaya
    AB              30o          merupakan poligon tertutup.
          B                x

                                 AB = CB cos 30
                W                10 = CB sin 30
                                 CB = 20 kN
                                 AB = 17,3 kN

         BC          W = 10 kN   Dengan metoda analitis:
          30o                    Σ FH = -10 + CB sin 30 = 0
           AB                    CB = 20 kN
                                 ΣFv = -AB + CB cos 30 = 0
                                 AB = 17,3 kN
KESEIMBANGAN
                      y
         E
             4                          Tinjau keseimbangan di titik C
                 3    C    D      x
         30o                            Dengan metoda analitis:
                                        ΣFv = -20 sin 30 + CE x 4/5 = 0
      20 kN                             CE = 12,5 kN
                                        ΣFH = -20 cos 30 – CE x 3/5 + CD = 0
                                        CD = 24,8 kN
                      y
         E
4 5                   CE x 4/5
  3       CE x 3/5    C           D x
      20 cos 30
                      20 sin 30

      20 kN
KESEIMBANGAN
Sistem multi gaya

Sistem multi gaya disederhanakan
menjadi satu gaya resultan dan dua
gaya reaksi tumpuan.

Gaya-gaya eksternal yang bekerja
pada struktur harus digantikan oleh
satu gaya yaitu gata resultannya.

Sehingga sistem multi gaya bisa
disederhanakan menjadi sistem tiga
gaya.                                           Resultan




                                      Reaksi               Reaksi
                                      tumpuan              tumpuan
INTERNAL FORCES
Axial Forces


  P               P
                      Compression ( - )




    P             P
                      Tension ( + )
INTERNAL FORCES
Shear Force       P




              R       R
INTERNAL FORCES
Moment         P




               +++
         RAV         RBV
STRUKTUR RANGKA BATANG
Asumsi:
 Terdiri dari batang-batang struktur yang dihubungkan
  satu sama lain dengan sendi tanpa ada pergesekan
 Gaya-gaya bekerja pada titik-titik simpul
 Gaya yang bekerja pada titik simpul didistribusikan ke
  anggota rangka batang menurut sumbu batang
 Jika gaya batang menyebabkan batang bertambah
  panjang, batang tersebut menahan gaya tarik (positif),
  dan sebaliknya, jika gaya batang menyebabkan batang
  bertambah pendek, batang tersebut menahan gaya
  tekan (negatif)
 Perubahan panjang akibat gaya yang bekerja diabaikan
Ciri-ciri rangka batang yang
stabil


            Stabil




                       Tidak Stabil
Ketentuan untuk Rangka Batang




 Jika ditambahkan titik simpul sebanyak = s

 Dibutuhkan tambahan batang (n) = 2 x s

 Jika jumlah titik simpul = j, maka tambahan titik yang baru = j - 3

 Banyaknya batang tambahan = 2 x ( j – 3 )
 Jumlah batang total (m) = 3 + 2 x ( j – 3 ) = 2j - 3
 Pada contoh di atas, m = 2 x 7 – 3 = 11
Cara Perhitungan Rangka
  Batang
 Keseimbangan titik simpul {analitis (method of
  joint) dan grafis (Cremona)}
 Metode potongan {analitis (Ritter) dan grafis
  (Culman)}
Cremona

                P3
                                                         P1
                                                               3
                                                         1
            3
                               2


                                                              P2       2
  P1
                     1

                                                                   1
                                       P2
       P3
  P2
                                            3        2
       P1
                                                P3

                              P3
                     P2       2

                              P1   3
                          1
4
                                                              No   No. Batang   Gaya Batang
                  A2                  A3
                                                7
                                                              1       A1        -(      )
          3
                        T2
    A1                           D2        T3
                                                    A4        2       A2        -(      )
          T1      D1
1
              2
                                                              3       A3        -(      )
     B1            B2        5        B3    6       B4
                                                              4       A4        -(      )
                                                              5       B1        +(      )
    RA                                                   RB
                                                              6       B2        +(      )
                                                              7       B3        +(      )
                                                              8       B4        +(      )
                                                              9       T1        -(      )
                                                              10      T2         +(     )
                            A1
                                                              11      T3         -(      )
          D2                      A2 B                        12      D1         -(      )
                      B2              4
                  T2 B1           A  B3                       13      D2         -(      )
          D1                          3


                        A4
A2                  A3

A1                      T2                   A4
                              D2        T3
          T1   D1

 B1             B2                 B3        B4
     x              x          x             x

RA                                                RB




                                                       ∑M   1   =0

                         A2                        ( RA × x) − ( P × x) − ( B2 × y ) = 0
          1
                         D1             y

                    B2
      x

RA
A2                 A3

         A1                     T2                     A4
                                     D2           T3
                  T1   D1

          B1            B2                   B3        B4
              x             x            x             x

         RA                                                 RB




                       A2

         1
                       D1            y

                  B2
     x

RA
FORCES RESULTANTE
FORCES RESULTANTE

                                 S5
                                       P1
                                  S4              S1
S2   P1   P2        P3   P4 P5              S2
                                       P2
                            S3              S3         O
                                       P3 R
                                            S4
               S6
                                            S5
                                       P4
                                             S6
                                 S1
                                       P5
FORCES COMPONENT


      P1      P2


RAv                RBv
FORCES COMPONENT


      P1      P2
                                  S1
                         P1            O
RAv                           R
                   RBv
FORCES COMPONENT


           P1    P2
                                      S1
                            P1                  O
RAv                              R
                      RBv            S2
                            P2             S3

S1

      S2
            S3
FORCES COMPONENT
                                                    S1

                                                             C

               P1                                   S3
                     P2
                                            S1
                                P1                       O
    RAv                              R
                          RBv              S2
                                P2                  S3

    S1
C                                                   S1
                                 RAV
          S2
                                                C
                S3
                                                    C

                                     RBV
                                                    S3
RESULTAN GAYA
                                                               s1
                                             a


                                                     s2
                                         b

                                                          s3
                                                                     S
                                                     R
                                     c                    s4
        c
    b             d             s4
                            e
a
                                                          s5
                           s3            d
             s5

                      s2                                        s6
                                                 e

        s6
                  s1
a



                        b


                                        S
                                    R
                    c
        c
    b       d
                e
a

                        d



                                e

More Related Content

What's hot

Modul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaModul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaMOSES HADUN
 
210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf
210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf
210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdfGeorgio Calvin Salomo
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-librerosidahmad
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagramSyahrir Qoim
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMOSES HADUN
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3Arif Wicaksono
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknikpelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknikSyarif Hidayat
 
Bab iii fisika i
Bab iii fisika iBab iii fisika i
Bab iii fisika ikikitama
 

What's hot (12)

Modul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaModul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statika
 
210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf
210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf
210105161 statika-bagian-dari-mekanika-teknik-pdf
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Modul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMKModul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMK
 
Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3Buku Fisika Kela X- bab 3
Buku Fisika Kela X- bab 3
 
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESINBab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
Bab 01 memahami dasar dasar kejuruan - TEKNIK MESIN
 
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknikpelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
 
Bab iii fisika i
Bab iii fisika iBab iii fisika i
Bab iii fisika i
 
Ddm
DdmDdm
Ddm
 

Similar to Mekanika rekayasa gabungan

Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Irwandaniin
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Irwandaniin
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2frans2014
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakrirezarahadiaan1
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfNurlailah34
 

Similar to Mekanika rekayasa gabungan (7)

Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2
 
Kuliah 1
Kuliah  1Kuliah  1
Kuliah 1
 
Modul statika pdf edit
Modul statika pdf editModul statika pdf edit
Modul statika pdf edit
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 

Mekanika rekayasa gabungan

  • 1. MEKANIKA REKAYASA llmu Rekayasa Klasik Sebagai Sarana Menguasai Program Aplikasi Rekayasa
  • 2. Masih perlukah mempelajari Mekanika Teknik Klasik dalam Era Serba Komputer ?
  • 3. Studi kasus : Mekanika Teknik Klasik dan Program Rekayasa
  • 4. Mekanika Teknik (MT) ≅ Mekanika Rekaya ≅ Analisa Struktur ≅ Structural Analysis •􀂄􀂄 MT Mata kuliah wajib di S1 teknik sipil •􀂄􀂄 Isi MT mayoritas metoda klasik manual •􀂄􀂄 Pemahaman tentang MTsangat membantu profesi bidang rekayasa konstruksi •􀂄􀂄 MT cara manual jarang dipakai di dunia kerja karena digantikan dengan program komputer (kecuali struktur yang ‘sederhana’) •􀂄􀂄 MT melatih mahasiswa : memahami perilaku gaya gaya aksi /reaksi pada struktur bangunan
  • 5. Program Aplikasi Komputer untuk Rekayasa (Analisa Struktur)  Sangat canggih, mudah pengoperasiannya, menu yg user- friendly seperti Windows  Relatif mudah didapat, dari yang mahal atau murah bahkan ada yang gratis di internet (di down-load)  Andalan insinyur untuk perencanaan struktur yang sebenarnya Perkembangan dunia komputer sangat pesat dan berimbas juga ke dunia rekayasa konstruksi
  • 6. Dampak ke profesi engineer? Apakah profesi insinyur (sipil) yang hampir selalu berkecimpung dengan pekerjaan hitung-menghitung juga dapat diganti komputer?
  • 7. Hardware semakin murah, software ada kecenderungan ope source (gratis) Apakah jika telah membeli atau mempunyai piranti yang dimaksud maka penyelesaian mekanika teknik secara otomatis dapat diperoleh?
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. PEMODELAN STRUKTUR October, 6 2009 Relly Andayani
  • 39. Structural Types Continous Beam
  • 40. Structural Types Cable Stayed
  • 41. Structural Types Chimney
  • 43. Structural Types Suspension Bridge
  • 49. LOADS
  • 50. How…??? …………??? ???????
  • 51. Structural Models Continous Beam
  • 52. Structural Models Continous Beam
  • 53. Structural Models Cable Stayed
  • 59. Structural Models Suspension Bridge
  • 60. Structural Models Suspension Bridge
  • 69. LOADS LOADS Spread Load
  • 70. LOADS LOADS Spread Load
  • 71. LOADS
  • 72. LOADS
  • 77. BEARING Symbol
  • 89. GAYA • Gaya adalah interaksi antara benda-benda yang berpengaruh terhadap bentuk atau gerak atau keduanya pada benda yang terlibat. • Gaya adalah besaran vektor: – Besar (magnitude) – Arah (direction and sense) – Titik tangkap (point of application) • Satuan gaya: SI units : N (Newton) kN (kilo Newton = 1000 Newton) US units : pound (lb, #) kip (k) = 1000 pound
  • 90. Mekanika dan Statika • Bagaimana beban mempengaruhi struktur – Statika : obyek yang dikenai gaya berada dalam keseimbangan (tidak bergerak, tidak ada percepatan) • Gaya-gaya • Tumpuan dan hubungan • Keseimbangan – Mekanika : obyek yang dikenai gaya dapat berubah bentuk • Tegangan dan regangan • Defleksi • Tekuk
  • 91. GAYA • Presentasi gaya: – Secara matematis – Secara grafis • Secara grafis: – sebagai garis : • panjang garis Æ besar gaya • arah garis Æ arah gaya • garis kerja Æ garis yang panjangnya tak tertentu yang terdapat pada vektor gaya tersebut Besar gaya : L Newton, misal jika 1 Newton digambarkan dengan panjang garis 1 cm , maka 4 Newton ≈ 4 cm Arah gaya dinyatakan dalam : tg atau besar sudut α (°) x y ,
  • 92. GAYA • Garis kerja gaya – garis yang panjangnya tak tertentu yang terdapat pada vektor gaya tersebut • Titik tangkap suatu gaya dapat dipindahkan ke titik lain yang terletak pada garis kerjanya, tanpa mengubah efek translational dan rotasional dari gaya terhadap benda yang dibebani. • Gaya yang bekerja pada benda tegar dapat dipandang bekerja di MANA SAJA di sepanjang garis kerjanya.
  • 94. SISTEM GAYA • Macam sistem gaya: – collinear – coplanar • Concurrent • Parallel • Non-concurrent, non-paralel – space • Noncoplanar, parallel • Noncoplanar, concurrent • Noncoplanar, nonconcurrent,
  • 97. RESULTAN GAYA • Resultan gaya – Dua atau lebih gaya yang taksejajar F1 dapat dijadikan sederhana menjadi satu R resultan gaya tanpa mengubah efek translasional maupun rotasional yg φ ditimbulkannyapada benda dimana F2 Resultante gaya-gaya tsb. bekerja. Find Resultante of two forces Æ pengaruh kombinasi gaya-gaya tsb setara dgn pengaruh satu gaya yang disebut sebagai resultan gaya-gaya tsb. Force A Resultante • Cara mencari besar dan arah resultan gaya: Force B – Paralellogram/jajaran genjang gaya atau segitiga gaya – Polygon gaya Force A Force A F – aljabar Force B Force B
  • 98. RESULTAN GAYA • Metoda paralellogram/jajaran genjang gaya : – Resultan gaya dinyatakan dgn diagonal jajaran genjang yg dibentuk oleh kedua vektor gaya. R R F2 F1
  • 99. RESULTAN GAYA Mencari resultan gaya-gaya: Metoda paralellogram/ jajaran genjang gaya R R F3 F3 R1 R1 R1 F1 R F2 F1 F2 F1 F1 Tiga gaya Resultan gaya final
  • 100. RESULTAN GAYA Mencari resultan gaya-gaya: Metoda polygon gaya Masing-masing vektor gaya digambar berskala dan saling menyambung (ujung disambung dengan pangkal, urutan tidak penting). Garis penutup, yaitu garis yang berawal dari titik awal vektor pertama ke titik akhir vektor terakhir, merupakan gaya resultan dari semua vektor tsb. gaya resultan tersebut menutup poligon gaya. F2 F1 R F1 R R F1 F2 F2 Dua Gaya “TIP TO TAIL” TECHNIQUE
  • 101. RESULTAN GAYA Mencari resultan gaya-gaya: Cara aljabar R F2 R R F2 F2 φ φ α F1 F1 F1
  • 102. KOMPONEN GAYA Resolusi gaya : Adalah penguraian gaya menjadi komponen- komponennya. 2 F2 F2 F φ 1 F1 F1 Gaya F Komponen gaya- Komponen gaya- gaya F1 dan F2 gaya F1 dan F2
  • 103. KOMPONEN GAYA Mencari komponen gaya: Cara grafis F1 Force F Force F Force F F1 F1 F2 F2 F2 F1 dan F2 adalah komponen gaya dari gaya F. Sebuah gaya dapat diuraikan menjadi sistem komponen gaya yang berbeda-beda.
  • 104. KOMPONEN GAYA Mencari komponen gaya: Cara aljabar γ F F F2 F sin α α φ α F cos α F1
  • 105. GAYA EQUILIBRANT Equilibrant: Gaya penyeimbang, sama besar tetapi berlawanan arah dengan resultan Equilibriant Equilibriant Force A Resultan Force B Equilibrant menyeimbangkan sejumlah gaya-gaya dengan menutup poligon gaya ‚tip-to-tail‘ atau ‚head-to-tail‘.
  • 106. KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN STATIS Jika struktur tidak dikenai gaya, struktur tersebut dapat dikatakan dalam keadaan diam. Struktur tidak dikenai gaya Struktur diam
  • 107. KESEIMBANGAN Jika struktur dikenai sebuah atau sekelompok gaya yang mempunyai R resultan, struktur akan F1 F1 bergerak (mengalami percepatan) yang F2 F2 R disebabkan oleh gaya- gaya tersebut. Arah dari gerakannya sama dengan Struktur dikenai ndua gaya yang mempunyai resultan dengan garis kerja sebuah gaya atau resultan dari sekelompok gaya tsb. Besarnya percepatan tegantung dari hubungan antara massa struktur dengan besarnya gaya. Rotasi/Overturning/ Translasi/sliding terguling
  • 108. KESEIMBANGAN STATIS Jika struktur dikenai sekumpulan gaya yang tidak mempunyai resultan, yaitu sekumpulan gaya yang membentuk segitiga gaya atau poligon gaya yang tertutup, struktur tersebut dapat tetap diam dalam keadaan kesetimbangan statis. F1 F1 F1 F2 F2 R F2 F3 F3 F3 1 2 3 1. Struktur dikenai 3 gaya 2. R adalah resultan dari gaya F1 dan F2, R dan F3 saling meniadakan (F3 adalah equilibriant dari gaya resultan R) 3. F1, F3, dan F3 membentuk segitiga gaya (poligon gaya) tertutup
  • 109. KESEIMBANGAN Secara grafis : Resultan = 0 dengan metode ‚tail-to-tip‘ sistem gaya-gaya merupakan poligon tertutup
  • 110. KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Kondisi keseimbangan: Semua gaya eksternal yang bekerja pada benda tegar membentuk sistem gaya-gaya yang ekuivalen dengan 0 (zero). Tidak terjadi translasi maupun rotasi. Secara analitis: Keseimbangan translasional: • Total dari seluruh komponen vertikal seluruh gaya = 0 ΣFv = 0 • Total dari seluruh komponen gaya horisontal dari seluruh gaya = 0 ΣFH = 0 Keseimbangan rotasional • Total dari seluruh momen dari seluruh gaya = 0 ΣM = 0
  • 111. KESEIMBANGAN Keseimbangan sistem gaya collinear: Gaya-gaya berada pada satu garis kerja. Seimbang jika: R = ΣF = 0 Keseimbangan sistem gaya concurrent: Gaya-gaya berada melalui satu titik yang sama. Seimbang jika: Rx = ΣFx = 0 Ry = ΣFy = 0
  • 112. KESEIMBANGAN Sistem dua gaya: Dua gaya bekerja pada suatu benda berada dalam keseimbangan jika: • kedua gaya collinear • Besar dua gaya sama tapi berlawanan arah Sistem tiga gaya: Tiga gaya bekerja pada suatu benda berada dalam keseimbangan jika: • ketiga gaya concurrent (garis kerja ketiga gaya bertemu pada satu titik • satu gaya merupakan equilibriant dari dua gaya yang lain (berarti bahwa gaya resultan dari ketiga gaya =0 • Secara grafis, (tail-to-tip”) sistem tiga gaya tersebut merupakan poligon tertutup
  • 113. KESEIMBANGAN Jika gaya-gaya pada benda bebas lebih dari tiga: • Uraikan semua gaya dalam komponen-komponen gaya arah V atau arah (x) dan arah H atau arah (y) • Tuliskan persamaan keseimbangan (ΣFv = 0 dan ΣFH = 0) • Selesaikan persamaan secara simulta Contoh Tentukan gaya tarik pada kabel BA, BC, CD, dan CE, jika W = 10 kN E 4 3 C D A B 30o W
  • 114. KESEIMBANGAN Jawab: Tinjau keseimbangan pada titik B. Gaya pada kabel BA, BC dan beban W y merupakan sistem 3 gaya concurrent. BC Syarat keseimbangan: Dengan metoda “Tip-to-Tail” ketiga gaya AB 30o merupakan poligon tertutup. B x AB = CB cos 30 W 10 = CB sin 30 CB = 20 kN AB = 17,3 kN BC W = 10 kN Dengan metoda analitis: 30o Σ FH = -10 + CB sin 30 = 0 AB CB = 20 kN ΣFv = -AB + CB cos 30 = 0 AB = 17,3 kN
  • 115. KESEIMBANGAN y E 4 Tinjau keseimbangan di titik C 3 C D x 30o Dengan metoda analitis: ΣFv = -20 sin 30 + CE x 4/5 = 0 20 kN CE = 12,5 kN ΣFH = -20 cos 30 – CE x 3/5 + CD = 0 CD = 24,8 kN y E 4 5 CE x 4/5 3 CE x 3/5 C D x 20 cos 30 20 sin 30 20 kN
  • 116. KESEIMBANGAN Sistem multi gaya Sistem multi gaya disederhanakan menjadi satu gaya resultan dan dua gaya reaksi tumpuan. Gaya-gaya eksternal yang bekerja pada struktur harus digantikan oleh satu gaya yaitu gata resultannya. Sehingga sistem multi gaya bisa disederhanakan menjadi sistem tiga gaya. Resultan Reaksi Reaksi tumpuan tumpuan
  • 117. INTERNAL FORCES Axial Forces P P Compression ( - ) P P Tension ( + )
  • 119. INTERNAL FORCES Moment P +++ RAV RBV
  • 120. STRUKTUR RANGKA BATANG Asumsi:  Terdiri dari batang-batang struktur yang dihubungkan satu sama lain dengan sendi tanpa ada pergesekan  Gaya-gaya bekerja pada titik-titik simpul  Gaya yang bekerja pada titik simpul didistribusikan ke anggota rangka batang menurut sumbu batang  Jika gaya batang menyebabkan batang bertambah panjang, batang tersebut menahan gaya tarik (positif), dan sebaliknya, jika gaya batang menyebabkan batang bertambah pendek, batang tersebut menahan gaya tekan (negatif)  Perubahan panjang akibat gaya yang bekerja diabaikan
  • 121. Ciri-ciri rangka batang yang stabil Stabil Tidak Stabil
  • 122. Ketentuan untuk Rangka Batang Jika ditambahkan titik simpul sebanyak = s Dibutuhkan tambahan batang (n) = 2 x s Jika jumlah titik simpul = j, maka tambahan titik yang baru = j - 3 Banyaknya batang tambahan = 2 x ( j – 3 ) Jumlah batang total (m) = 3 + 2 x ( j – 3 ) = 2j - 3 Pada contoh di atas, m = 2 x 7 – 3 = 11
  • 123. Cara Perhitungan Rangka Batang  Keseimbangan titik simpul {analitis (method of joint) dan grafis (Cremona)}  Metode potongan {analitis (Ritter) dan grafis (Culman)}
  • 124. Cremona P3 P1 3 1 3 2 P2 2 P1 1 1 P2 P3 P2 3 2 P1 P3 P3 P2 2 P1 3 1
  • 125. 4 No No. Batang Gaya Batang A2 A3 7 1 A1 -( ) 3 T2 A1 D2 T3 A4 2 A2 -( ) T1 D1 1 2 3 A3 -( ) B1 B2 5 B3 6 B4 4 A4 -( ) 5 B1 +( ) RA RB 6 B2 +( ) 7 B3 +( ) 8 B4 +( ) 9 T1 -( ) 10 T2 +( ) A1 11 T3 -( ) D2 A2 B 12 D1 -( ) B2 4 T2 B1 A B3 13 D2 -( ) D1 3 A4
  • 126. A2 A3 A1 T2 A4 D2 T3 T1 D1 B1 B2 B3 B4 x x x x RA RB ∑M 1 =0 A2 ( RA × x) − ( P × x) − ( B2 × y ) = 0 1 D1 y B2 x RA
  • 127. A2 A3 A1 T2 A4 D2 T3 T1 D1 B1 B2 B3 B4 x x x x RA RB A2 1 D1 y B2 x RA
  • 129. FORCES RESULTANTE S5 P1 S4 S1 S2 P1 P2 P3 P4 P5 S2 P2 S3 S3 O P3 R S4 S6 S5 P4 S6 S1 P5
  • 130. FORCES COMPONENT P1 P2 RAv RBv
  • 131. FORCES COMPONENT P1 P2 S1 P1 O RAv R RBv
  • 132. FORCES COMPONENT P1 P2 S1 P1 O RAv R RBv S2 P2 S3 S1 S2 S3
  • 133. FORCES COMPONENT S1 C P1 S3 P2 S1 P1 O RAv R RBv S2 P2 S3 S1 C S1 RAV S2 C S3 C RBV S3
  • 134. RESULTAN GAYA s1 a s2 b s3 S R c s4 c b d s4 e a s5 s3 d s5 s2 s6 e s6 s1
  • 135. a b S R c c b d e a d e