Maudy Ayunda adalah aktris dan penyanyi berbakat asal Indonesia yang memulai kariernya di dunia hiburan pada usia muda. Ia berhasil meraih banyak penghargaan dan melanjutkan pendidikannya di berbagai universitas ternama di dunia seperti Oxford dan Stanford. Maudy juga aktif dalam kegiatan sosial dan menginspirasi generasi muda untuk terus belajar dan berprestasi.
Perjalanan Karir dan Pendidikan Maudy Ayunda yang Berprestasi
1. Perjalanan Karir dan Pendidikan Maudy Ayunda
Wanita muda yang lahir di Jakarta pada tanggal 19 Desember 1994 ini memiliki
nama asli Ayunda Faza Maudiya atau akrab di sapa Maudy Ayunda. Maudy merupakan
anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Didit Jasmedi R. Irawan dan Muren
Mudjoko Jasmedi. Ia memiliki seorang adik yang bernama Amanda Khairunnisa yang
yang memiliki selisih usia 3 tahun denganya.
Maudi mengawali karirnya pada tahun2003 melalui dunia akting dalam film yang
berjudul “Untuk Rena” sebagai pemeran utama yaitu Rena, setelah itu Maudy juga
membintangi beberapa film layar lebar lainya. Selain akting Maudy juga merambah ke
dunia tarik suara pada tahun 2011 dan mengeluarkan sigle pertamanya yang berjudul
“Tiba-Tiba Cinta Datang”. Tidak hanya pandai berperan Maudi juga mempuyai suara
yang merdu dan piawai melantunkam melodi.
2. Kemampuanya di bidang seni diakui oleh seluruh media tanah air. Sederet
penghargaan berhasil dia terima seperti : Net Awards sebagai Famale Singer of The
Year-Indonesian Choice dan di awal Oktober tahub 2017 Maudy juga mendapatkan 2
Penghargaan sebagai Most Influential Millenial of The Year dan Best Digital Talent
Influencer.
Prestasinnya bukan hanya ada di dunia hiburan, tetpi juga dalam urusan dunia
pendididkan Maudy tidak pernah main-main. Ia berhasil diterima di berbagai University
ternama di dunia, sebut saja Colombia University, Brown University, dan Oxford
University, dan dia keudian memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Oxford University.
Setelah lulus dari Oxford University, Maudy mendapatkan 2 undangan sekaligus dari
University ternama di dunia, yaitu Harvard University dan Stanford University. Setelah
memikirkan secara matang akhirnya Maudy memilih Stanford Universitas sebagai
tempat untuknya menempuh pendidikan S2.
Jurusan yang dipilih adalah PPE (Philosophy, Politics, and Economics), sebuah
jurusan yang hanya ada di Oxford University. Di jurusan ini, ia merupakan mahasiswa
satu-satunya yang berasal dari Indonesia. Di kampusnya pun, ia aktif mengikuti kegiatan
organisasi. Ia bahkan menjabat sebagai Head of Speakers dalam Oxford Economic
Society. Ia bertugas mengundang para pembicara untuk program-program yang ada.
Sempat dihadapkan dengan sikap individualisme dari warga setempat, tapi di sana
ia mampu beradaptasi dengan sistem pendidikan yang sangat berbeda jauh dengan di
Indonesia. Salah satu tantangan yang ia hadapi di sana adalah mahasiswa sangat
dibiarkan melakukan apapun sendiri. Tapi, itu bukan hal yang susah dijalani Maudy.
Menurutnya, pengalaman berpindah-pindah sekolah ketika di Indonesia dapat
membantunya beradaptasi dengan sistem pendidikan di sana. Berkat kerja kerasnya,
belum genap tiga tahun menempuh pendidikan di Oxford University, ia berhasil
menyelesaikan study-nya tersebut. Ia lulus pada bulan Oktober 2016 silam.
Lulusan British International School ini pernah menjadi pembicara termuda di forum
ekonomi global yang diadakan di Nusa Dua Bali pada pertengahan bulan Desember
2012 silam. Di sana ia mempresentasikan hal mengenai pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi di hadapan mantan presiden Susilo Bambang Yudoyono dan
sejumlah pemimpin dunia lainnya.
3. Tak hanya itu saja. Saat ia sedang magang di sebuah perusahaan konsultan bisnis
asing di Jakarta, ia dipercaya untuk mendampingi Perdana Menteri Inggris, David
Cameron, dalam kunjungannya ke Jakarta di tahun 2015 karena dianggap mewakili
generasi muda ideal yang aktif dan pintar. Dengan segala pencapaiannya di dunia
pendidikan selama ini, tak heran jika image wanita cerdas melekat pada dirinya.
Disela-sela kesibukannya berkuliah di negeri Ratu Elizabeth, ia masih
menyempatkan untuk menyapa para penggemarnya melalui single “Be My Side” yang
dinyanyikan bersama David Choi, musisi Korea-Amerika. Selain itu, ia juga mengeluarkan
album keduanya yang bertajuk ‘Moments’ (2015).Single “Untuk Apa” yang
dinyanyikannya berhasil mengantarkan Maudy pada penghargaan Indonesian Choice
Awards 2015 sebagai Female Singer of the Year.
Sebagai mana yang saya jelaskan tentang Maudy, wanita berusia 24 tahun ini
memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kehidupanya, dan Maudy juga
mengekspor minatnya sehingga dia tumbuh menjdi wanita yang berprestasi. Kedua
orang tua Maudy tidak pernah melarangnya melakukan kegiatan apapun asalkan itu
positif, sehingga di usianya yang ke-10 tahun Maudy sudah menulis buku yang berjudul
“a Forest Of Fables” uang royaltinya dia sumbangkan untuk korban bencana tsunami
Aceh. Dukungan sosial serta kedua orang tuanya inilah yang berperan penting untuk
perkembangan karir maupun pendidikan Maudy.
Seperti yang kita ketahui, motivasi merupakan hal utama untuk mencapai kepuasan
hidup manusia karena motivasi yang menggerakan individu untuk melakukan sesuatu
yang positif. Maudy mengajarkan kita untuk tidak meninggalkan pendidikan sesibuk
apapun kita dalam pekerjaan, pendidikan tetaplah yang utama. Orang tua juga ikut
berperan untuk membantu perkembangan anak, memberi dukungan dan membimbing
di setiap jalanya bisa membuat anak merasa bebas mengembangkan minat.