Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
1. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final, melainkan diharapkan dapat mengorganisir sendiri.
2. Terdapat beberapa langkah dalam model ini, yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan.
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis untuk as
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
1. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final, melainkan diharapkan dapat mengorganisir sendiri.
2. Terdapat beberapa langkah dalam model ini, yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan.
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis untuk as
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep melalui langkah-langkah seperti stimulasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan metode belajar di mana siswa tidak diberikan pelajaran secara langsung melainkan diharapkan untuk mengorganisasi sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa menemukan konsep secara mandiri melalui langkah-langkah seperti pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Penilaian dapat
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep melalui langkah-langkah seperti stimulasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan metode belajar di mana siswa tidak diberikan pelajaran secara langsung melainkan diharapkan untuk mengorganisasi sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa menemukan konsep secara mandiri melalui langkah-langkah seperti pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Penilaian dapat
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
2. BAYANGKANLAH KELAS YANG SAAT INI ANDA AMPU
DENGAN SEGALA KERAGAMAN MURID
Apa yang telah anda lakukan untuk melayani
kemampuan murid yang berbeda
01
Apa yang anda lakukan untuk membuat proses
pembelajaran menJadi lebih mudah untuk murid anda
02
Apakah ada perlakuan yang berbeda yang anda lakukan?
Jika ada, perlakukan seperti apa ? Jika tidak ada, apa
dampaknya terhadap murid anda
03
3. SEBUAH ILUSTRASI
Ibu Santi adalah guru Matematika di Kelas 7 SMP
MERDEKA dengan jumlah murid sebanyak 26 orang. Saat
ini ia sedang mengajarkan materi tentang bilangan.
Saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal tentang
bilangan, di antara 26 murid di kelasnya tersebut,
Bu Santi melihat ada 3 murid yang selesai lebih
dahulu. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak
ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya,
akhirnya ia memberikan lembar kerja tambahan untuk 3
anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan
10 soal tentang bilangan, maka untuk 3 anak
tersebut, Bu Santi memberikan 15 soal
4. Berdasarkan ilustrasi tersebut, silakan
jawab pertanyaan pertanyaan berikut :
1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh
Ibu Santi tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak,
mengapa?
2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan
oleh Ibu Santii?
3. Jika Anda adalah Ibu Santi, apakah yang akan Anda
lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal
tersebut?
7. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG DIBUAT TERSEBUT
ADALAH YANG TERKAIT DENGAN:
Tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara
jelas. Bukan hanya guru
yang perlu jelas dengan
tujuan pembelajaran, namun
juga muridnya.
KEBUTUHAN MURID
TUJUAN PEMBELAJARAN
Bagaimana guru menanggapi
atau merespon kebutuhan belajar
muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana
pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid
tersebut. Misalnya, apakah ia
perlu menggunakan sumber yang
berbeda, cara yang berbeda, dan
penugasan serta penilaian yang
berbeda.
1 2
8. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG DIBUAT TERSEBUT
ADALAH YANG TERKAIT DENGAN:
Bagaimana mereka
menciptakan lingkungan belajar
yang “mengundang’ murid untuk
belajar dan bekerja keras untuk
mencapai tujuan belajar yang
tinggi. Kemudian juga
memastikan setiap murid di
kelasnya tahu bahwa akan selalu
ada dukungan untuk mereka di
sepanjang proses belajar
mereka.
LINGKUNGAN BELAJAR
YANG EFEKTIF
MANAJEMEN KELAS YANG
EFEKTIF
Bagaimana guru menciptakan
prosedur, rutinitas,
metode yang memungkinkan
adanya fleksibilitas,
namun juga struktur yang
jelas, sehingga walaupun
mungkin melakukan kegiatan
yang berbeda, kelas tetap
dapat berjalan secara
efektif.
3 4
9. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG DIBUAT TERSEBUT
ADALAH YANG TERKAIT DENGAN:
Bagaimana guru tersebut
menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses
penilaian formatif yang telah
dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang
masih ketinggalan, atau
sebaliknya, murid mana yang
sudah lebih dulu mencapai
tujuan belajar yang
ditetapkan.
PENILAIAN BERKELANJUTAN
5
10. MENGETAHUI KEBUTUHAN BELAJAR
Ketiga aspek tersebut adalah :
1.Kesiapan belajar (readiness)
murid
2.Minat Murid
3.Profil Belajar Murid
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan
menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas
yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman
yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu
jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau
hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas
itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja
dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
11. KESIAPAN BELAJAR
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari
materi, konsep, atau keterampilan baru.
• Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar
Tom Linson :
Dia mengatakan bahwa merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan
tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan
kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akan menggeser-geser tombol
equalizer tersebut terlebih dahulu.
Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk
berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk
mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar
yang tepat di kelas Anda
12.
13. Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang
mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan
informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak
bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka
juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide
tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-
bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta
disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun
landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid
dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan
pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih
rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana
ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk
menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu
membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat
transformatif.
BERSIFAT MENDASAR – BERSIFAT
TRANSFORMATIF
14. Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur
kesiapan belajar murid dengan melihat apakah
mereka masih di tingkatan perlu belajar secara
konkret, sehingga mereka mungkin masih perlu
belajar dengan menggunakan beragam alat-alat
bantu berupa benda konkret atau contoh-contoh
konkret, atau apakah murid sudah siap bergerak
mempelajari sesuatu yang lebih abstrak, sehingga
mereka mungkin mulai dapat diperkenalkan dengan
konsep-konsep yang lebih abstrak.
KONKRIT - ABSTRAK
15. Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan
materi lebih sederhana dengan satu abstraksi
pada satu waktu, yang lain mungkin bisa
menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu
waktu.
SEDERHANA - KOMPLEKS
16. Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada
murid-murid yang masih memerlukan struktur yang
jelas, sehingga tugas untuk mereka perlu ditata
dengan tahapan yang jelas dan cukup rinci, di
mana mereka tidak memiliki terlalu banyak
keputusan untuk dibuat. Sementara mungkin murid-
murid lainnya sudah siap untuk menjelajah dan
menggunakan kreativitas mereka.
TERSTRUKTUR- TERBUKA
17. Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa
semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan
menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun
sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak
akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang
lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin
akan siap untuk kemandirian yang lebih awal
daripada yang lain.
TERGANTUNG - MANDIRI
18. Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam
suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak
cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau
sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid
yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak
waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik
yang lain.
LAMBAT - CEPAT
19. CONTOH MEMETAKAN KEBUTUHAN BELAJAR
BERDASARKAN KESIAPAN BELAJAR
Ibu Lili akan mengajar Pelajaran Matematika, Tujuan Pembelajaran yang Ia tetapkan
adalah : Murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
keliling bangun datar
22. BAGAIMANA MENIDENTIFIKASI
KEBUTUHAN BELAJAR
MENGAMATI PERILAKU MURID MENGIDENTIFIKASI
PENGETAHUAN AWAL
MEREFLEKSI PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN BERBAGAI
PENILAIAN FORMATIF DAN
DIAGNOSTIK
MEMBACA RAPOR MURID DARI
KELAS SEBELUMNYA
BERBICARA DENGAN GURU
25. PROSES
Proses
Mengacu pada bagaimana
murid akan memahami atau
memaknai apa informasi atau
materi yang dipelajari.
Proses apa yang perlu
disiapkan ?
1. Apakah murid belajar
secara mandiri atau
kelompok ?
2. Berapa banyak jumlah
bantuan ?
3. Siapa saja yang
membutuhkan bantuan ?
29. ASESMEN & PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar
pada penilaian. Penilaian Formatif memungkinkan guru
untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh
karena itu mereka dapat membuat keputusan terbaik
demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan
murid dalam pembelajaran
30. DIFERENSIASI TIDAK BERARTI BAHWA GURU
HARUS DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN SEMUA
INDIVIDU SETIAP SAAT ATAU SETIAP WAKTU
NAMUN GURU DIHARAPKAN DAPAT
MENGGUNAKAN BERBAGAI PENDEKATAN
BELAJAR SEHINGGA SEBAGIAN BESAR MURID
MENEMUKAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN MEREKA
INGAT !