1. Hama dan Penyakit Ikan Hias
Putri Nurhanida Rizky, S.Kel., M.P., M.Sc
2.
3. Hama
Organisme
pengganggu yang dapat memangsa,
membunuh dan mempengaruhi
produktivitas ikan, baik secara
langsung maupun secara bertahap.
Hama bersifat sebagai organisma
yang memangsa (predator), perusak
dan kompetitor (penyaing)
4. Hama Ikan
Pencegahan hama :
Pengeringan dasar kolam/akuarium
setelah selesai budidaya,
pemeliharaan ikan bebas penyakit,
hindari penebaran ikan melebihi daya
dukung kolam, perhatikan salran
pemasukan air, pemberian pakan
cukup.
Hama
sering menyerang ikan bila masuk
dalam lingkungan perairan yang
sedang dilakukan pemeliharaan ikan.
Masuknya hama dapat bersama
saluran pemasukan air maupun
sengaja datang melalui pematang
untuk memangsa ikan yang ada.
5. Akar tuba
Akar tuba dipotong
kecil2 lalu direndam
air 24 jam dan
ditumbuk halus,
kemudian di peras
hingga air berwarna
santan
Biji teh
Sebelum dicampurkan
biji teh dikeringkan
dan digiling halus..
Dan tembakau
Daun dikeringkan
kemudian di haluskan
hingga menjadi tepung.
Alalu di tebar merata
ke permukaan kolam
ketapang
Daun ketapang
diremas-remas
didalam ember yang
berisi air, lalu disaring
kemudian hasil
saringan tersebut
dimasukan ke dalam
kolam
Pemberantasan hama di kolam
6. Penyakit
Gangguan pada fungsi dari organ baik
sebagian maupun secara keseluruhan.
Secara garis besar dapat disebabkan oleh
dua faktor, yaitu faktor biotik (parasit, jamur,
bakteri, dan virus) dan faktor abiotik (kualitas
pakan yang jelak dan kondisi lingkungan
tidak mendukung
7. Konsep penyebab terjadinya penyakit
Stress
Respon fisiologis ikan
Perubahan
darah
secara
kualitatif
dan
kuantitatif
Terganggunya sistem
fisiologis dan reproduksi,
menghambatpertumbuhan,
masuknya penyakit
Stress
Stress adalah suatu fenomena biologi yang nonspesifik dari
suatu perubahan lingkungan yang akan mempengaruhi
proses-proses fisiologis yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kerusakan fisik bahkan kematian
• Perubahan
lingkungan
• Penanganan
• Penangkapan
Berlangsung proses-
proses fisiologis yang tidak
normal dalam tubuh ikan
8. Bakteri Ikan
hias
Bakteri merupakan salah satu kelompok
mikroorganisme yang berarti tongkat atau
batang. Bakteri merupakan
mikroorganisme bersel tunggal (uniseluler)
berukuran antara 0,5-10 µm x 2,0-5,0
µm. Pengamatan bakteri dilakukan dengan
bantuan mikroskop melalui
pemeriksaan koloni.
9. Bakteri Ikan hias
Aeromonas merupakan salah satu contoh bakteri yang sering dijumpai
menyerang ikan sehingga mengakibatkan kematian masal pada ikan
budidaya.
Tanda-tanda klinis serangan A. salmonicida antara lain adanya hemorrhage
pada otot tubuh dan bagian tubuh lainnya, jaringan subkutan seperti
melepuh dan berkembang menjadi borok yang dalam (ulcerative dermatitis).
Pada beberapa kasus septicemia terjadi pembengkakan limpa, ginjal, dan
ascites, necrosis pada jaringan, serta akumulasi sel bakteri dan sel
inflamatori (sel fagositosis) akibat eksotoksin leukositolitik.
10. Bakteri Ikan hias
Bakteri Flexibacter columnaris adalah penyebab
penyakit columnaris. Penyakit columnaris disebut
cotton woll disease atau saddle-back disease
yang merupakan penyakit serius dan mudah
menyebar pada ikan-ikan salmonid, catfish,
dan ikan air tawar lainnya pada tingkat juvenil
Gejala klinis serangan berupa terjadi peradangan
kulit yang disertai dengan bintik-bintik putih kecil
pada sirip ekor dan selanjutnya meluas ke arah
kepala. Selain itu, sirip ekor dan sirip anal dapat
mengalami kerusakan berat, kulit mengalami
borok berwarna putih keruh atau kelabu, insang
mengalami kerusakan ditandai dengan necrosis di
ujung distal lamellae insang dan menyebar ke
seluruh lamellae insang, serta sering berkaitan
dengan kondisi ikan stress
11. Bakteri Ikan hias
Bakteri Edwardsiella sp merupakan salah satu
jenis bakteri yang memerlukan kewaspadaan
tinggi untuk mencegah penyebaran dan infeksinya
di perairan.
Gejala klinis serangan bakteri Edwardsiella sp
mirip infeksi oleh bakteri A. hydrophila berupa
seperti borok-borok kecil di kulit dan kerusakan
jaringan otot yang biasanya disertai dengan
pembentukan gas yang terjebak di antara jaringan
yang rusak (malodorous). Ikan yang sakit akan
kehilangan kendali separuh tubuh bagian posterior
meskipun tetap makan serta terjadi kerusakan
jaringan (tonjolan atau borok) terbuka pada tulang
kepala depan di antara kedua mata
12. Bakteri Ikan hias
Dropsy merupakan gejala dari suatu penyakit
bukan penyakit itu sendiri. Gejala dropsy ditandai
dengan terjadinya pembengkakan pada rongga
tubuh ikan. Pembengkakan tersebut sering
menyebabkan sirip ikan berdiri sehingga
penampakannya akan menyerupai buah pinus.
Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut, yaitu
ikan secara sengaja atau tidak memakan kotoran i
kan lain yang terkontaminasi patogen atau akibat
kanibalisme terhadap ikan lain yang terinfeksi.
13. Penyakit Virus
Ikan hias
virus adalah parasit obligat yang
hanya mampu bereproduksi
sebagai makhluk hidup melalui
transfer materi genetik kepada
makhluk hidup inangnya (host)
karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk
bereproduksi sendiri
14. Penyakit Virus
Ikan hias
Infeksi yang disebabkan oleh koi
herpes virus merupakan penyakit
menular dengan gejala serangan
seperti hancurnya jaringan dan
organ internal, luka pada kulit,
lepasnya sisik, pucat, perubahan
warna, hingga kematian massif
pada ikan mas koi (Cyprinus
carpio koi) dan common carp
(Cyprinus carpio carpio)
15. Penyakit Virus
Ikan hias
Penyakit lymphocystis
disebabkan oleh virus Iridovirus
yang merupakan virus DNA.
Virus lymphocystis berbentuk
partikel berbidang banyak
dengan sekitar 0,13-0,26 µm dan
terdiri dari inti DNA yang
dibungkus oleh lapisan protein
Virus ini menyebabkan hypertrophy (penebalan) dari sel-sel
jaringan ikat, menimbulkan tonjolan pada daerah sirip atau kulit
(nodul) yang dapat terjadi secara satu-satu atau kelompok. Infeksi
pada ikan yang terserang menyebabkan tumbuhnya sel jaringan.
Sel yang tumbuh dikenal dengan nama lymphocystis menyerupai
butiran sagu, kemudian sel tersebut membentuk tumor pada kulit
dan sirip. Infeksi iridovirus penyebab limfosistis terjadi melalui
kerusakan jaringan epidermal dan selanjutnya menyerang
fibroblas kulit.
16. Penyakit Virus
Ikan hias
Viral hemorrhagic septicemia
(VHS) adalah salah satu penyakit
infeksius yang menyerang ikan
dan dapat mengakibatkan
kematian
Ikan yang terserang VHS akan mengalami hemorragik atau
pendarahan pada organ internal, kulit, dan otot. Beberapa gejala
lainnya adalah infeksi yang mengakibatkan pembengkakan pata
mata, kerusakan abdomen, lesi, serta tampak memar kemerahan
pada organ mata, kulit, insang, dan sirip
17. Penyakit Virus
Ikan hias
Spring viraemia of carp virus
(SVCV) merupakan bagian dari
kelompok Rhabdovirus yang
memiliki kedekatan dengan
infectious hypodermal and
haematopoietic necrosis virus
dan viral hemorrhagic
septicaemia.
Infeksi SVC dapat menyebabkan hemorrhage akut dan menyebar
dalam darah spesies Carp )koi carp, ide, pike, silvercarp, tench,
goldfish, wels catfish, guppy, pumkinseed, zebra danio).
Penyebaran virus ini ditransmisi secara horizontal melalui air,
feces, infeksi pada insang, dan beberapa jenis parasit darah dapat
menjadi vektor VSC. Gejala klinis dari serangan VSC adalah
terjadinya pembengkakan mata (exopthalmia) akibat penumpukan
cairan, dropsy, hemorrhage pada jaringan lemak, otot, dan kulit,
serta timbulnya ascites dan bahkan kematian 30% sampai 100%.
18. Parasit Ikan hias
Parasit adalah suatu organisme hidup atau di dalam organisme hidup lain (yang
berbeda spesiesnya) yang selain mendapat perlindungan juga memperoleh makanan
untuk kelangsungan hidupnya
Ichthyophthirius multifiliis pada
ikan cobia
Protozoa ini bersarang pada
lapisan kulit dan sirip,
merusak lapisan insang dan
sel-sel lendir, serta
menyebabkan pendarahan
yang terlihat pada sirip dan
insang.
Serangan penyakit ini
biasanya terjadi pada musim
hujan, yaitu pada saat suhu
berkisar 20-24oC dan pada
musim kemarau, serangannya
bersifat sporadis saja.
Gejala klinis hiperaktif atau kadang kala malas dan cenderung
mengapung di permukaan air, menggosok-gosokkan tubuh ke pinggir
wadah, dasar, atau benda keras di sekelilingnya, nafsu makan turun dan
menjadi lemah, timbul bintik-bintik putih pada sirip, tutup insang,
permukaan tubuh, dan ekor, serta memperlihatkan gejala flashing yang
memantulkan cahaya
19. Parasit Ikan hias
Cryptocaryon sp menyerang pada ikan hias dan tidak jarang juga menyerang
ikan konsumsi seperti kakap putih, kakap merah, dan kerapu. Parasit ini biasanya
menyerang bagian insang dan kulit.
Gejala klinis yang ditimbulkan
adalah nafsu makan
berkurang dan ikan menjadi
lesu, mata suram dan sisik
ikan lepas, terdapat
bintik-bintik putih pada insang
dan permukaan tubuh, serta
terjadi peningkatan
produksi mucus atau lendir.
Penyakit ini dapat mudah
menular dan menyebabkan
kematian massal dalam waktu
yang relatif singkat.
20. Parasit Ikan hias
Parasit I. necator menyerang pada bagian eksternal ikan seperti kulit dan insang
Gejala klinis ikan yang
terserang antara
lain timbulnya mucus yang
berlebihan, nafsu makan
hilang dan ikan terlihat
sangat lemah, warna tubuh
yang terinfeksi menjadi gelap
atau keabu-abuan, kulit
luar rusak dan terjadi
pendarahan, tampak sering
menggosok-gosokkan tubuh
ke pinggir, dasar, atau benda
keras di sekelilingnya, dan
menyebabkan kematian
massal, terutama pada fase
benih ikan.
21. Parasit Ikan hias
Trichodina sp menyerang pada bagian kulit, sirip, kepala, dan insang sehingga
menyebabkan iritasi
Gejala-gejala klinis ikan yang
terserang Trichodina sp antara
lain terdapat bintik-bintik putih
terutama di bagian kepala
dan punggung, nafsu makan
hilang dan ikan menjadi
sangat lemah, produksi
mucus bertambah sehingga
tubuh ikan tampak mengkilap,
sering dijumpai terjadinya
pendarahan dan warna tubuh
kusam, memperlihatkan gejala
flashing yang memantulkan
cahaya, serta sering
menggosok-gosokkan tubuh
ke pinggiran dan dasar wadah,
atau benda keras di
sekelilingnya
22. Parasit Ikan hias
parasit Oodinium sp tertuju pada berbagai jenis ikan air tawar dengan menunjukkan gejala klinis antara lain ikan yang sakit
bergerak cepat dan liar, kadang-kadang gerakan ikan menjadi lemah, kulit dan insang tertutup mucus kuning tua, pengamatan
histologis menunjukkan kehadiran organisme berbentuk oval, sering megap-megap di permukaan perairan, terjadi kerusakan
pada kulit dan insang, adanya pendarahan, inflamasi, dan necrosis di bagian insang, serta dapat juga mengakibatkan kematian
massal
23. Parasit Ikan hias
Cacing Lytocestus sp merupakan bagian dari Kelompok Cestoda yang
dikenal dengan nama cacing pita, termasuk Filum Platyhelminthes dengan simetri
tubuh simetris bilateral, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin ganda
(hermafrodit), serta menginfeksi saluran pencernaan, jaringan otot, dan jaringan
lainnya.
Menyebabkan gangguan
reproduksi
apabila menyerang organ
kelamin, merusak organ otak,
mata, dan jantung, proses
metabolisme terganggu, dan
apabila berada di usus akan
mengganggu absorpsi
makanan
24. Parasit Ikan hias
Lernea sp ataucacing jangkat biasanya melekat di insang, tubuh, ataupun sirip dan
merupakan parasit eksternal yang sering dijumpai pada ikan mas hias dan ikan air
tawar lainnya
Gejala klinis serangan Lernea
sp antara lain ikan yang
terserang mengalami
luka pada tubuhnya dan
terlihat jelas cacing jangkar
yang menempel dengan kuat
pada bagian badan, sirip,
insang, dan mata,
pembengkakan, sisik
terkelupas, dan
necrosis, penurunan berat
tubuh, perkembangan gonad
terhambat, terdapat ulcer
(borok), mengalami kesulitan
bernafas, dan sangat
memungkinkan serangan
sekunder dari bakteri atau
jamur infeksius lainnya
25. Parasit Ikan hias
Argulus sp merupakan kutu ikan penyebab penyakit argulosis atau juga dikenal
dengan istilah penyakit kutu ikan (fish louse).
Gejala klinis serangan Argulus
sp antara lain iritasi akibat
gigitan dan racun
yang diinjeksikan, kehilangan
keseimbangan dan melompat-
lompat keluar air,
ikan sangat kurus karena
disengat dan dihisap darahnya,
produksi mucus
berlebihan, sisik terkuak dan
kadang-kadang terlepas,
muncul titik darah di bekas
gigitan, rongga tubuh berisi
cairan kekuningan, kulit pecah
dan borok, serta ikan
menggosok-gosokkan
tubuhnya pada daerah
pinggiran atau dasar wadah
dan benda-benda keras di
sekelilingnya
26. Peyakit Fungal
ikan Hias
Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur
bersifat infeksi sekunder. Hal ini
berarti bahwa serangan jamur biasanya lebih
dipicu karena adanya luka akibat
serangan primer, seperti parasit. Kebanyakan
jenis ikan air tawar termasuk
telurnya rentan terhadap infeksi jamur
Beberapa faktor yang sering memicu
terjadinya infeksi jamur adalah penanganan
yang kurang baik sehingga
menimbulkan luka pada tubuh ikan,
kekurangan gizi, suhu, oksigen terlarut yang
rendah, bahan organik tinggi, kualitas telur
buruk atau tidak terbuahi, serta
padatnya telur. Jamur terdapat di semua jenis
perairan air tawar terutama yang
mengandung banyak bahan organik. Jamur
hidup sebagai saprofit pada jaringan
tubuh merupakan penyakit sejati karena jamur
tidak dapat menyerang ikan-ikan
yang sehat, melainkan menyerang ikan-ikan
yang sudah luka atau lemah. Penyakit
akibat serangan jamur menular terutama
melalui spora jamur yang ada di perairan.
27. Peyakit Fungal
ikan Hias
Saprolegnia sp merupakan penyebab penyakit
saproligniasis.Penyakit ini dikenal dengan
nama fish mold yang dapat menyerang ikan
dan telur ikan.
Gejala klinis serangan Saprolegnia sp antara
lain ikan dan telur yang terserang dapat
diketahui dengan mudah karena terlihat
benang putih yang kasat mata, terjadi
peradangan, granuloma, bagian yang diserang
ditumbuhi misellium seperti kapas (white cotton
growth), serta dapat menyebabkan kematian
akibat masalah osmosis atau respirasi yang
berat pada kulit dan insang
28. Peyakit Fungal
ikan Hias
Achlya sp juga merupakan jenis jamur yang
banyak ditemukan sebagai agen infeksius pada
penyakit ikan.
Menyerang organ eksternal ikan seperti kulit,
sirip, dan insang, telur, serta organ yang
terserang menujukkan indikasi ditumbuhi
benang-benang halus seperti kapas. Gejala
klinis lainnya adalah timbulnya borok akibat
serangan sekunder, kemudian berkembang
menembus jaringan kulit, dan meluas hingga
ke tulang belakang ikan yang mengakibatkan
ikan kehilangan sebagian komponen tubuh
posteriornya.