SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Hama dan Penyakit Ikan Hias
Putri Nurhanida Rizky, S.Kel., M.P., M.Sc
Hama
Organisme
pengganggu yang dapat memangsa,
membunuh dan mempengaruhi
produktivitas ikan, baik secara
langsung maupun secara bertahap.
Hama bersifat sebagai organisma
yang memangsa (predator), perusak
dan kompetitor (penyaing)
Hama Ikan
Pencegahan hama :
Pengeringan dasar kolam/akuarium
setelah selesai budidaya,
pemeliharaan ikan bebas penyakit,
hindari penebaran ikan melebihi daya
dukung kolam, perhatikan salran
pemasukan air, pemberian pakan
cukup.
Hama
sering menyerang ikan bila masuk
dalam lingkungan perairan yang
sedang dilakukan pemeliharaan ikan.
Masuknya hama dapat bersama
saluran pemasukan air maupun
sengaja datang melalui pematang
untuk memangsa ikan yang ada.
Akar tuba
Akar tuba dipotong
kecil2 lalu direndam
air 24 jam dan
ditumbuk halus,
kemudian di peras
hingga air berwarna
santan
Biji teh
Sebelum dicampurkan
biji teh dikeringkan
dan digiling halus..
Dan tembakau
Daun dikeringkan
kemudian di haluskan
hingga menjadi tepung.
Alalu di tebar merata
ke permukaan kolam
ketapang
Daun ketapang
diremas-remas
didalam ember yang
berisi air, lalu disaring
kemudian hasil
saringan tersebut
dimasukan ke dalam
kolam
Pemberantasan hama di kolam
Penyakit
Gangguan pada fungsi dari organ baik
sebagian maupun secara keseluruhan.
Secara garis besar dapat disebabkan oleh
dua faktor, yaitu faktor biotik (parasit, jamur,
bakteri, dan virus) dan faktor abiotik (kualitas
pakan yang jelak dan kondisi lingkungan
tidak mendukung
Konsep penyebab terjadinya penyakit
Stress
Respon fisiologis ikan
Perubahan
darah
secara
kualitatif
dan
kuantitatif
Terganggunya sistem
fisiologis dan reproduksi,
menghambatpertumbuhan,
masuknya penyakit
Stress
Stress adalah suatu fenomena biologi yang nonspesifik dari
suatu perubahan lingkungan yang akan mempengaruhi
proses-proses fisiologis yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kerusakan fisik bahkan kematian
• Perubahan
lingkungan
• Penanganan
• Penangkapan
Berlangsung proses-
proses fisiologis yang tidak
normal dalam tubuh ikan
Bakteri Ikan
hias
Bakteri merupakan salah satu kelompok
mikroorganisme yang berarti tongkat atau
batang. Bakteri merupakan
mikroorganisme bersel tunggal (uniseluler)
berukuran antara 0,5-10 µm x 2,0-5,0
µm. Pengamatan bakteri dilakukan dengan
bantuan mikroskop melalui
pemeriksaan koloni.
Bakteri Ikan hias
Aeromonas merupakan salah satu contoh bakteri yang sering dijumpai
menyerang ikan sehingga mengakibatkan kematian masal pada ikan
budidaya.
Tanda-tanda klinis serangan A. salmonicida antara lain adanya hemorrhage
pada otot tubuh dan bagian tubuh lainnya, jaringan subkutan seperti
melepuh dan berkembang menjadi borok yang dalam (ulcerative dermatitis).
Pada beberapa kasus septicemia terjadi pembengkakan limpa, ginjal, dan
ascites, necrosis pada jaringan, serta akumulasi sel bakteri dan sel
inflamatori (sel fagositosis) akibat eksotoksin leukositolitik.
Bakteri Ikan hias
Bakteri Flexibacter columnaris adalah penyebab
penyakit columnaris. Penyakit columnaris disebut
cotton woll disease atau saddle-back disease
yang merupakan penyakit serius dan mudah
menyebar pada ikan-ikan salmonid, catfish,
dan ikan air tawar lainnya pada tingkat juvenil
Gejala klinis serangan berupa terjadi peradangan
kulit yang disertai dengan bintik-bintik putih kecil
pada sirip ekor dan selanjutnya meluas ke arah
kepala. Selain itu, sirip ekor dan sirip anal dapat
mengalami kerusakan berat, kulit mengalami
borok berwarna putih keruh atau kelabu, insang
mengalami kerusakan ditandai dengan necrosis di
ujung distal lamellae insang dan menyebar ke
seluruh lamellae insang, serta sering berkaitan
dengan kondisi ikan stress
Bakteri Ikan hias
Bakteri Edwardsiella sp merupakan salah satu
jenis bakteri yang memerlukan kewaspadaan
tinggi untuk mencegah penyebaran dan infeksinya
di perairan.
Gejala klinis serangan bakteri Edwardsiella sp
mirip infeksi oleh bakteri A. hydrophila berupa
seperti borok-borok kecil di kulit dan kerusakan
jaringan otot yang biasanya disertai dengan
pembentukan gas yang terjebak di antara jaringan
yang rusak (malodorous). Ikan yang sakit akan
kehilangan kendali separuh tubuh bagian posterior
meskipun tetap makan serta terjadi kerusakan
jaringan (tonjolan atau borok) terbuka pada tulang
kepala depan di antara kedua mata
Bakteri Ikan hias
Dropsy merupakan gejala dari suatu penyakit
bukan penyakit itu sendiri. Gejala dropsy ditandai
dengan terjadinya pembengkakan pada rongga
tubuh ikan. Pembengkakan tersebut sering
menyebabkan sirip ikan berdiri sehingga
penampakannya akan menyerupai buah pinus.
Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut, yaitu
ikan secara sengaja atau tidak memakan kotoran i
kan lain yang terkontaminasi patogen atau akibat
kanibalisme terhadap ikan lain yang terinfeksi.
Penyakit Virus
Ikan hias
virus adalah parasit obligat yang
hanya mampu bereproduksi
sebagai makhluk hidup melalui
transfer materi genetik kepada
makhluk hidup inangnya (host)
karena virus tidak memiliki
perlengkapan seluler untuk
bereproduksi sendiri
Penyakit Virus
Ikan hias
Infeksi yang disebabkan oleh koi
herpes virus merupakan penyakit
menular dengan gejala serangan
seperti hancurnya jaringan dan
organ internal, luka pada kulit,
lepasnya sisik, pucat, perubahan
warna, hingga kematian massif
pada ikan mas koi (Cyprinus
carpio koi) dan common carp
(Cyprinus carpio carpio)
Penyakit Virus
Ikan hias
Penyakit lymphocystis
disebabkan oleh virus Iridovirus
yang merupakan virus DNA.
Virus lymphocystis berbentuk
partikel berbidang banyak
dengan sekitar 0,13-0,26 µm dan
terdiri dari inti DNA yang
dibungkus oleh lapisan protein
Virus ini menyebabkan hypertrophy (penebalan) dari sel-sel
jaringan ikat, menimbulkan tonjolan pada daerah sirip atau kulit
(nodul) yang dapat terjadi secara satu-satu atau kelompok. Infeksi
pada ikan yang terserang menyebabkan tumbuhnya sel jaringan.
Sel yang tumbuh dikenal dengan nama lymphocystis menyerupai
butiran sagu, kemudian sel tersebut membentuk tumor pada kulit
dan sirip. Infeksi iridovirus penyebab limfosistis terjadi melalui
kerusakan jaringan epidermal dan selanjutnya menyerang
fibroblas kulit.
Penyakit Virus
Ikan hias
Viral hemorrhagic septicemia
(VHS) adalah salah satu penyakit
infeksius yang menyerang ikan
dan dapat mengakibatkan
kematian
Ikan yang terserang VHS akan mengalami hemorragik atau
pendarahan pada organ internal, kulit, dan otot. Beberapa gejala
lainnya adalah infeksi yang mengakibatkan pembengkakan pata
mata, kerusakan abdomen, lesi, serta tampak memar kemerahan
pada organ mata, kulit, insang, dan sirip
Penyakit Virus
Ikan hias
Spring viraemia of carp virus
(SVCV) merupakan bagian dari
kelompok Rhabdovirus yang
memiliki kedekatan dengan
infectious hypodermal and
haematopoietic necrosis virus
dan viral hemorrhagic
septicaemia.
Infeksi SVC dapat menyebabkan hemorrhage akut dan menyebar
dalam darah spesies Carp )koi carp, ide, pike, silvercarp, tench,
goldfish, wels catfish, guppy, pumkinseed, zebra danio).
Penyebaran virus ini ditransmisi secara horizontal melalui air,
feces, infeksi pada insang, dan beberapa jenis parasit darah dapat
menjadi vektor VSC. Gejala klinis dari serangan VSC adalah
terjadinya pembengkakan mata (exopthalmia) akibat penumpukan
cairan, dropsy, hemorrhage pada jaringan lemak, otot, dan kulit,
serta timbulnya ascites dan bahkan kematian 30% sampai 100%.
Parasit Ikan hias
Parasit adalah suatu organisme hidup atau di dalam organisme hidup lain (yang
berbeda spesiesnya) yang selain mendapat perlindungan juga memperoleh makanan
untuk kelangsungan hidupnya
Ichthyophthirius multifiliis pada
ikan cobia
Protozoa ini bersarang pada
lapisan kulit dan sirip,
merusak lapisan insang dan
sel-sel lendir, serta
menyebabkan pendarahan
yang terlihat pada sirip dan
insang.
Serangan penyakit ini
biasanya terjadi pada musim
hujan, yaitu pada saat suhu
berkisar 20-24oC dan pada
musim kemarau, serangannya
bersifat sporadis saja.
Gejala klinis hiperaktif atau kadang kala malas dan cenderung
mengapung di permukaan air, menggosok-gosokkan tubuh ke pinggir
wadah, dasar, atau benda keras di sekelilingnya, nafsu makan turun dan
menjadi lemah, timbul bintik-bintik putih pada sirip, tutup insang,
permukaan tubuh, dan ekor, serta memperlihatkan gejala flashing yang
memantulkan cahaya
Parasit Ikan hias
Cryptocaryon sp menyerang pada ikan hias dan tidak jarang juga menyerang
ikan konsumsi seperti kakap putih, kakap merah, dan kerapu. Parasit ini biasanya
menyerang bagian insang dan kulit.
Gejala klinis yang ditimbulkan
adalah nafsu makan
berkurang dan ikan menjadi
lesu, mata suram dan sisik
ikan lepas, terdapat
bintik-bintik putih pada insang
dan permukaan tubuh, serta
terjadi peningkatan
produksi mucus atau lendir.
Penyakit ini dapat mudah
menular dan menyebabkan
kematian massal dalam waktu
yang relatif singkat.
Parasit Ikan hias
Parasit I. necator menyerang pada bagian eksternal ikan seperti kulit dan insang
Gejala klinis ikan yang
terserang antara
lain timbulnya mucus yang
berlebihan, nafsu makan
hilang dan ikan terlihat
sangat lemah, warna tubuh
yang terinfeksi menjadi gelap
atau keabu-abuan, kulit
luar rusak dan terjadi
pendarahan, tampak sering
menggosok-gosokkan tubuh
ke pinggir, dasar, atau benda
keras di sekelilingnya, dan
menyebabkan kematian
massal, terutama pada fase
benih ikan.
Parasit Ikan hias
Trichodina sp menyerang pada bagian kulit, sirip, kepala, dan insang sehingga
menyebabkan iritasi
Gejala-gejala klinis ikan yang
terserang Trichodina sp antara
lain terdapat bintik-bintik putih
terutama di bagian kepala
dan punggung, nafsu makan
hilang dan ikan menjadi
sangat lemah, produksi
mucus bertambah sehingga
tubuh ikan tampak mengkilap,
sering dijumpai terjadinya
pendarahan dan warna tubuh
kusam, memperlihatkan gejala
flashing yang memantulkan
cahaya, serta sering
menggosok-gosokkan tubuh
ke pinggiran dan dasar wadah,
atau benda keras di
sekelilingnya
Parasit Ikan hias
parasit Oodinium sp tertuju pada berbagai jenis ikan air tawar dengan menunjukkan gejala klinis antara lain ikan yang sakit
bergerak cepat dan liar, kadang-kadang gerakan ikan menjadi lemah, kulit dan insang tertutup mucus kuning tua, pengamatan
histologis menunjukkan kehadiran organisme berbentuk oval, sering megap-megap di permukaan perairan, terjadi kerusakan
pada kulit dan insang, adanya pendarahan, inflamasi, dan necrosis di bagian insang, serta dapat juga mengakibatkan kematian
massal
Parasit Ikan hias
Cacing Lytocestus sp merupakan bagian dari Kelompok Cestoda yang
dikenal dengan nama cacing pita, termasuk Filum Platyhelminthes dengan simetri
tubuh simetris bilateral, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin ganda
(hermafrodit), serta menginfeksi saluran pencernaan, jaringan otot, dan jaringan
lainnya.
Menyebabkan gangguan
reproduksi
apabila menyerang organ
kelamin, merusak organ otak,
mata, dan jantung, proses
metabolisme terganggu, dan
apabila berada di usus akan
mengganggu absorpsi
makanan
Parasit Ikan hias
Lernea sp ataucacing jangkat biasanya melekat di insang, tubuh, ataupun sirip dan
merupakan parasit eksternal yang sering dijumpai pada ikan mas hias dan ikan air
tawar lainnya
Gejala klinis serangan Lernea
sp antara lain ikan yang
terserang mengalami
luka pada tubuhnya dan
terlihat jelas cacing jangkar
yang menempel dengan kuat
pada bagian badan, sirip,
insang, dan mata,
pembengkakan, sisik
terkelupas, dan
necrosis, penurunan berat
tubuh, perkembangan gonad
terhambat, terdapat ulcer
(borok), mengalami kesulitan
bernafas, dan sangat
memungkinkan serangan
sekunder dari bakteri atau
jamur infeksius lainnya
Parasit Ikan hias
Argulus sp merupakan kutu ikan penyebab penyakit argulosis atau juga dikenal
dengan istilah penyakit kutu ikan (fish louse).
Gejala klinis serangan Argulus
sp antara lain iritasi akibat
gigitan dan racun
yang diinjeksikan, kehilangan
keseimbangan dan melompat-
lompat keluar air,
ikan sangat kurus karena
disengat dan dihisap darahnya,
produksi mucus
berlebihan, sisik terkuak dan
kadang-kadang terlepas,
muncul titik darah di bekas
gigitan, rongga tubuh berisi
cairan kekuningan, kulit pecah
dan borok, serta ikan
menggosok-gosokkan
tubuhnya pada daerah
pinggiran atau dasar wadah
dan benda-benda keras di
sekelilingnya
Peyakit Fungal
ikan Hias
Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur
bersifat infeksi sekunder. Hal ini
berarti bahwa serangan jamur biasanya lebih
dipicu karena adanya luka akibat
serangan primer, seperti parasit. Kebanyakan
jenis ikan air tawar termasuk
telurnya rentan terhadap infeksi jamur
Beberapa faktor yang sering memicu
terjadinya infeksi jamur adalah penanganan
yang kurang baik sehingga
menimbulkan luka pada tubuh ikan,
kekurangan gizi, suhu, oksigen terlarut yang
rendah, bahan organik tinggi, kualitas telur
buruk atau tidak terbuahi, serta
padatnya telur. Jamur terdapat di semua jenis
perairan air tawar terutama yang
mengandung banyak bahan organik. Jamur
hidup sebagai saprofit pada jaringan
tubuh merupakan penyakit sejati karena jamur
tidak dapat menyerang ikan-ikan
yang sehat, melainkan menyerang ikan-ikan
yang sudah luka atau lemah. Penyakit
akibat serangan jamur menular terutama
melalui spora jamur yang ada di perairan.
Peyakit Fungal
ikan Hias
Saprolegnia sp merupakan penyebab penyakit
saproligniasis.Penyakit ini dikenal dengan
nama fish mold yang dapat menyerang ikan
dan telur ikan.
Gejala klinis serangan Saprolegnia sp antara
lain ikan dan telur yang terserang dapat
diketahui dengan mudah karena terlihat
benang putih yang kasat mata, terjadi
peradangan, granuloma, bagian yang diserang
ditumbuhi misellium seperti kapas (white cotton
growth), serta dapat menyebabkan kematian
akibat masalah osmosis atau respirasi yang
berat pada kulit dan insang
Peyakit Fungal
ikan Hias
Achlya sp juga merupakan jenis jamur yang
banyak ditemukan sebagai agen infeksius pada
penyakit ikan.
Menyerang organ eksternal ikan seperti kulit,
sirip, dan insang, telur, serta organ yang
terserang menujukkan indikasi ditumbuhi
benang-benang halus seperti kapas. Gejala
klinis lainnya adalah timbulnya borok akibat
serangan sekunder, kemudian berkembang
menembus jaringan kulit, dan meluas hingga
ke tulang belakang ikan yang mengakibatkan
ikan kehilangan sebagian komponen tubuh
posteriornya.
Thank you

More Related Content

Similar to materi kHama dan penyakit ikan hias.pptx

Similar to materi kHama dan penyakit ikan hias.pptx (20)

Penyakit ikan
Penyakit ikanPenyakit ikan
Penyakit ikan
 
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikanPengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit ikan
 
Plaque adz
Plaque adzPlaque adz
Plaque adz
 
brucellosis.pptx
brucellosis.pptxbrucellosis.pptx
brucellosis.pptx
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasit
 
Zoonosis Vanda Delima Warno Putri
Zoonosis Vanda Delima Warno PutriZoonosis Vanda Delima Warno Putri
Zoonosis Vanda Delima Warno Putri
 
Parasit pada unggas.
Parasit pada unggas.Parasit pada unggas.
Parasit pada unggas.
 
VIRUS
VIRUSVIRUS
VIRUS
 
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
DAF 4343 T5 - SIMPTOM PENYAKIT TERNAKAN.pptx
DAF 4343 T5 - SIMPTOM PENYAKIT TERNAKAN.pptxDAF 4343 T5 - SIMPTOM PENYAKIT TERNAKAN.pptx
DAF 4343 T5 - SIMPTOM PENYAKIT TERNAKAN.pptx
 
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh kbudidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Fungsi dan Peranan Air dan manfaat air .
Fungsi dan Peranan Air dan manfaat air .Fungsi dan Peranan Air dan manfaat air .
Fungsi dan Peranan Air dan manfaat air .
 
Penyakit viral bag.7
Penyakit viral bag.7Penyakit viral bag.7
Penyakit viral bag.7
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikan
 
Bakteri patogen ppoa pdf
Bakteri patogen ppoa pdfBakteri patogen ppoa pdf
Bakteri patogen ppoa pdf
 
Bakteri patogen ppoa pdf
Bakteri patogen ppoa pdfBakteri patogen ppoa pdf
Bakteri patogen ppoa pdf
 

materi kHama dan penyakit ikan hias.pptx

  • 1. Hama dan Penyakit Ikan Hias Putri Nurhanida Rizky, S.Kel., M.P., M.Sc
  • 2.
  • 3. Hama Organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing)
  • 4. Hama Ikan Pencegahan hama : Pengeringan dasar kolam/akuarium setelah selesai budidaya, pemeliharaan ikan bebas penyakit, hindari penebaran ikan melebihi daya dukung kolam, perhatikan salran pemasukan air, pemberian pakan cukup. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yang sedang dilakukan pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama saluran pemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan yang ada.
  • 5. Akar tuba Akar tuba dipotong kecil2 lalu direndam air 24 jam dan ditumbuk halus, kemudian di peras hingga air berwarna santan Biji teh Sebelum dicampurkan biji teh dikeringkan dan digiling halus.. Dan tembakau Daun dikeringkan kemudian di haluskan hingga menjadi tepung. Alalu di tebar merata ke permukaan kolam ketapang Daun ketapang diremas-remas didalam ember yang berisi air, lalu disaring kemudian hasil saringan tersebut dimasukan ke dalam kolam Pemberantasan hama di kolam
  • 6. Penyakit Gangguan pada fungsi dari organ baik sebagian maupun secara keseluruhan. Secara garis besar dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor biotik (parasit, jamur, bakteri, dan virus) dan faktor abiotik (kualitas pakan yang jelak dan kondisi lingkungan tidak mendukung
  • 7. Konsep penyebab terjadinya penyakit Stress Respon fisiologis ikan Perubahan darah secara kualitatif dan kuantitatif Terganggunya sistem fisiologis dan reproduksi, menghambatpertumbuhan, masuknya penyakit Stress Stress adalah suatu fenomena biologi yang nonspesifik dari suatu perubahan lingkungan yang akan mempengaruhi proses-proses fisiologis yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan fisik bahkan kematian • Perubahan lingkungan • Penanganan • Penangkapan Berlangsung proses- proses fisiologis yang tidak normal dalam tubuh ikan
  • 8. Bakteri Ikan hias Bakteri merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang berarti tongkat atau batang. Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal (uniseluler) berukuran antara 0,5-10 µm x 2,0-5,0 µm. Pengamatan bakteri dilakukan dengan bantuan mikroskop melalui pemeriksaan koloni.
  • 9. Bakteri Ikan hias Aeromonas merupakan salah satu contoh bakteri yang sering dijumpai menyerang ikan sehingga mengakibatkan kematian masal pada ikan budidaya. Tanda-tanda klinis serangan A. salmonicida antara lain adanya hemorrhage pada otot tubuh dan bagian tubuh lainnya, jaringan subkutan seperti melepuh dan berkembang menjadi borok yang dalam (ulcerative dermatitis). Pada beberapa kasus septicemia terjadi pembengkakan limpa, ginjal, dan ascites, necrosis pada jaringan, serta akumulasi sel bakteri dan sel inflamatori (sel fagositosis) akibat eksotoksin leukositolitik.
  • 10. Bakteri Ikan hias Bakteri Flexibacter columnaris adalah penyebab penyakit columnaris. Penyakit columnaris disebut cotton woll disease atau saddle-back disease yang merupakan penyakit serius dan mudah menyebar pada ikan-ikan salmonid, catfish, dan ikan air tawar lainnya pada tingkat juvenil Gejala klinis serangan berupa terjadi peradangan kulit yang disertai dengan bintik-bintik putih kecil pada sirip ekor dan selanjutnya meluas ke arah kepala. Selain itu, sirip ekor dan sirip anal dapat mengalami kerusakan berat, kulit mengalami borok berwarna putih keruh atau kelabu, insang mengalami kerusakan ditandai dengan necrosis di ujung distal lamellae insang dan menyebar ke seluruh lamellae insang, serta sering berkaitan dengan kondisi ikan stress
  • 11. Bakteri Ikan hias Bakteri Edwardsiella sp merupakan salah satu jenis bakteri yang memerlukan kewaspadaan tinggi untuk mencegah penyebaran dan infeksinya di perairan. Gejala klinis serangan bakteri Edwardsiella sp mirip infeksi oleh bakteri A. hydrophila berupa seperti borok-borok kecil di kulit dan kerusakan jaringan otot yang biasanya disertai dengan pembentukan gas yang terjebak di antara jaringan yang rusak (malodorous). Ikan yang sakit akan kehilangan kendali separuh tubuh bagian posterior meskipun tetap makan serta terjadi kerusakan jaringan (tonjolan atau borok) terbuka pada tulang kepala depan di antara kedua mata
  • 12. Bakteri Ikan hias Dropsy merupakan gejala dari suatu penyakit bukan penyakit itu sendiri. Gejala dropsy ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada rongga tubuh ikan. Pembengkakan tersebut sering menyebabkan sirip ikan berdiri sehingga penampakannya akan menyerupai buah pinus. Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut, yaitu ikan secara sengaja atau tidak memakan kotoran i kan lain yang terkontaminasi patogen atau akibat kanibalisme terhadap ikan lain yang terinfeksi.
  • 13. Penyakit Virus Ikan hias virus adalah parasit obligat yang hanya mampu bereproduksi sebagai makhluk hidup melalui transfer materi genetik kepada makhluk hidup inangnya (host) karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri
  • 14. Penyakit Virus Ikan hias Infeksi yang disebabkan oleh koi herpes virus merupakan penyakit menular dengan gejala serangan seperti hancurnya jaringan dan organ internal, luka pada kulit, lepasnya sisik, pucat, perubahan warna, hingga kematian massif pada ikan mas koi (Cyprinus carpio koi) dan common carp (Cyprinus carpio carpio)
  • 15. Penyakit Virus Ikan hias Penyakit lymphocystis disebabkan oleh virus Iridovirus yang merupakan virus DNA. Virus lymphocystis berbentuk partikel berbidang banyak dengan sekitar 0,13-0,26 µm dan terdiri dari inti DNA yang dibungkus oleh lapisan protein Virus ini menyebabkan hypertrophy (penebalan) dari sel-sel jaringan ikat, menimbulkan tonjolan pada daerah sirip atau kulit (nodul) yang dapat terjadi secara satu-satu atau kelompok. Infeksi pada ikan yang terserang menyebabkan tumbuhnya sel jaringan. Sel yang tumbuh dikenal dengan nama lymphocystis menyerupai butiran sagu, kemudian sel tersebut membentuk tumor pada kulit dan sirip. Infeksi iridovirus penyebab limfosistis terjadi melalui kerusakan jaringan epidermal dan selanjutnya menyerang fibroblas kulit.
  • 16. Penyakit Virus Ikan hias Viral hemorrhagic septicemia (VHS) adalah salah satu penyakit infeksius yang menyerang ikan dan dapat mengakibatkan kematian Ikan yang terserang VHS akan mengalami hemorragik atau pendarahan pada organ internal, kulit, dan otot. Beberapa gejala lainnya adalah infeksi yang mengakibatkan pembengkakan pata mata, kerusakan abdomen, lesi, serta tampak memar kemerahan pada organ mata, kulit, insang, dan sirip
  • 17. Penyakit Virus Ikan hias Spring viraemia of carp virus (SVCV) merupakan bagian dari kelompok Rhabdovirus yang memiliki kedekatan dengan infectious hypodermal and haematopoietic necrosis virus dan viral hemorrhagic septicaemia. Infeksi SVC dapat menyebabkan hemorrhage akut dan menyebar dalam darah spesies Carp )koi carp, ide, pike, silvercarp, tench, goldfish, wels catfish, guppy, pumkinseed, zebra danio). Penyebaran virus ini ditransmisi secara horizontal melalui air, feces, infeksi pada insang, dan beberapa jenis parasit darah dapat menjadi vektor VSC. Gejala klinis dari serangan VSC adalah terjadinya pembengkakan mata (exopthalmia) akibat penumpukan cairan, dropsy, hemorrhage pada jaringan lemak, otot, dan kulit, serta timbulnya ascites dan bahkan kematian 30% sampai 100%.
  • 18. Parasit Ikan hias Parasit adalah suatu organisme hidup atau di dalam organisme hidup lain (yang berbeda spesiesnya) yang selain mendapat perlindungan juga memperoleh makanan untuk kelangsungan hidupnya Ichthyophthirius multifiliis pada ikan cobia Protozoa ini bersarang pada lapisan kulit dan sirip, merusak lapisan insang dan sel-sel lendir, serta menyebabkan pendarahan yang terlihat pada sirip dan insang. Serangan penyakit ini biasanya terjadi pada musim hujan, yaitu pada saat suhu berkisar 20-24oC dan pada musim kemarau, serangannya bersifat sporadis saja. Gejala klinis hiperaktif atau kadang kala malas dan cenderung mengapung di permukaan air, menggosok-gosokkan tubuh ke pinggir wadah, dasar, atau benda keras di sekelilingnya, nafsu makan turun dan menjadi lemah, timbul bintik-bintik putih pada sirip, tutup insang, permukaan tubuh, dan ekor, serta memperlihatkan gejala flashing yang memantulkan cahaya
  • 19. Parasit Ikan hias Cryptocaryon sp menyerang pada ikan hias dan tidak jarang juga menyerang ikan konsumsi seperti kakap putih, kakap merah, dan kerapu. Parasit ini biasanya menyerang bagian insang dan kulit. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah nafsu makan berkurang dan ikan menjadi lesu, mata suram dan sisik ikan lepas, terdapat bintik-bintik putih pada insang dan permukaan tubuh, serta terjadi peningkatan produksi mucus atau lendir. Penyakit ini dapat mudah menular dan menyebabkan kematian massal dalam waktu yang relatif singkat.
  • 20. Parasit Ikan hias Parasit I. necator menyerang pada bagian eksternal ikan seperti kulit dan insang Gejala klinis ikan yang terserang antara lain timbulnya mucus yang berlebihan, nafsu makan hilang dan ikan terlihat sangat lemah, warna tubuh yang terinfeksi menjadi gelap atau keabu-abuan, kulit luar rusak dan terjadi pendarahan, tampak sering menggosok-gosokkan tubuh ke pinggir, dasar, atau benda keras di sekelilingnya, dan menyebabkan kematian massal, terutama pada fase benih ikan.
  • 21. Parasit Ikan hias Trichodina sp menyerang pada bagian kulit, sirip, kepala, dan insang sehingga menyebabkan iritasi Gejala-gejala klinis ikan yang terserang Trichodina sp antara lain terdapat bintik-bintik putih terutama di bagian kepala dan punggung, nafsu makan hilang dan ikan menjadi sangat lemah, produksi mucus bertambah sehingga tubuh ikan tampak mengkilap, sering dijumpai terjadinya pendarahan dan warna tubuh kusam, memperlihatkan gejala flashing yang memantulkan cahaya, serta sering menggosok-gosokkan tubuh ke pinggiran dan dasar wadah, atau benda keras di sekelilingnya
  • 22. Parasit Ikan hias parasit Oodinium sp tertuju pada berbagai jenis ikan air tawar dengan menunjukkan gejala klinis antara lain ikan yang sakit bergerak cepat dan liar, kadang-kadang gerakan ikan menjadi lemah, kulit dan insang tertutup mucus kuning tua, pengamatan histologis menunjukkan kehadiran organisme berbentuk oval, sering megap-megap di permukaan perairan, terjadi kerusakan pada kulit dan insang, adanya pendarahan, inflamasi, dan necrosis di bagian insang, serta dapat juga mengakibatkan kematian massal
  • 23. Parasit Ikan hias Cacing Lytocestus sp merupakan bagian dari Kelompok Cestoda yang dikenal dengan nama cacing pita, termasuk Filum Platyhelminthes dengan simetri tubuh simetris bilateral, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin ganda (hermafrodit), serta menginfeksi saluran pencernaan, jaringan otot, dan jaringan lainnya. Menyebabkan gangguan reproduksi apabila menyerang organ kelamin, merusak organ otak, mata, dan jantung, proses metabolisme terganggu, dan apabila berada di usus akan mengganggu absorpsi makanan
  • 24. Parasit Ikan hias Lernea sp ataucacing jangkat biasanya melekat di insang, tubuh, ataupun sirip dan merupakan parasit eksternal yang sering dijumpai pada ikan mas hias dan ikan air tawar lainnya Gejala klinis serangan Lernea sp antara lain ikan yang terserang mengalami luka pada tubuhnya dan terlihat jelas cacing jangkar yang menempel dengan kuat pada bagian badan, sirip, insang, dan mata, pembengkakan, sisik terkelupas, dan necrosis, penurunan berat tubuh, perkembangan gonad terhambat, terdapat ulcer (borok), mengalami kesulitan bernafas, dan sangat memungkinkan serangan sekunder dari bakteri atau jamur infeksius lainnya
  • 25. Parasit Ikan hias Argulus sp merupakan kutu ikan penyebab penyakit argulosis atau juga dikenal dengan istilah penyakit kutu ikan (fish louse). Gejala klinis serangan Argulus sp antara lain iritasi akibat gigitan dan racun yang diinjeksikan, kehilangan keseimbangan dan melompat- lompat keluar air, ikan sangat kurus karena disengat dan dihisap darahnya, produksi mucus berlebihan, sisik terkuak dan kadang-kadang terlepas, muncul titik darah di bekas gigitan, rongga tubuh berisi cairan kekuningan, kulit pecah dan borok, serta ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada daerah pinggiran atau dasar wadah dan benda-benda keras di sekelilingnya
  • 26. Peyakit Fungal ikan Hias Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur bersifat infeksi sekunder. Hal ini berarti bahwa serangan jamur biasanya lebih dipicu karena adanya luka akibat serangan primer, seperti parasit. Kebanyakan jenis ikan air tawar termasuk telurnya rentan terhadap infeksi jamur Beberapa faktor yang sering memicu terjadinya infeksi jamur adalah penanganan yang kurang baik sehingga menimbulkan luka pada tubuh ikan, kekurangan gizi, suhu, oksigen terlarut yang rendah, bahan organik tinggi, kualitas telur buruk atau tidak terbuahi, serta padatnya telur. Jamur terdapat di semua jenis perairan air tawar terutama yang mengandung banyak bahan organik. Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringan tubuh merupakan penyakit sejati karena jamur tidak dapat menyerang ikan-ikan yang sehat, melainkan menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah. Penyakit akibat serangan jamur menular terutama melalui spora jamur yang ada di perairan.
  • 27. Peyakit Fungal ikan Hias Saprolegnia sp merupakan penyebab penyakit saproligniasis.Penyakit ini dikenal dengan nama fish mold yang dapat menyerang ikan dan telur ikan. Gejala klinis serangan Saprolegnia sp antara lain ikan dan telur yang terserang dapat diketahui dengan mudah karena terlihat benang putih yang kasat mata, terjadi peradangan, granuloma, bagian yang diserang ditumbuhi misellium seperti kapas (white cotton growth), serta dapat menyebabkan kematian akibat masalah osmosis atau respirasi yang berat pada kulit dan insang
  • 28. Peyakit Fungal ikan Hias Achlya sp juga merupakan jenis jamur yang banyak ditemukan sebagai agen infeksius pada penyakit ikan. Menyerang organ eksternal ikan seperti kulit, sirip, dan insang, telur, serta organ yang terserang menujukkan indikasi ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas. Gejala klinis lainnya adalah timbulnya borok akibat serangan sekunder, kemudian berkembang menembus jaringan kulit, dan meluas hingga ke tulang belakang ikan yang mengakibatkan ikan kehilangan sebagian komponen tubuh posteriornya.