SlideShare a Scribd company logo
II.
Infeksi Bakteri
pada Kulit
Tujuan Pembelajaran :
o Mahasiswa mampu
menjelaskan mekanisme
patogenesis bakteri pada
kulit
o Mahasiswa mampu
menjelaskan jenis-jenis
bakteri yang menginfeksi
kulit dan penyakit yang
disebabkan
o Mahasiswa mengetahui cara
identifikasi bakteri pada kulit
@Indas_WR#bacteriology
o Kulit : Bagian tubuh yang terus menerus
terpapar dan kontak dengan lingkungan,
sehingga cenderung mengandung
mikroorganisme transien (non patogen
atau patogen)
o Kulit terdiri dari dua lapis, Epidermis
dan Dermis. Lapisan subkutan terletak
di bawah dermis dan menopang kulit
o Lapisan terluar kulit bermandikan
sekresi, kelenjar pada dermis
menghasilkan keringat dan sekresi
berminyak yang disebut Sebum
o Keringat dikeluarkan melalui tubulus
halus dari kelenjar keringat (Sweat) ke
permukaan kulit, dan akan menguap
meninggalkan residu asin yang dapat
menghambat banyak mikroba
o Kelenjar minyak (Sebasea) membuka ke
dalam folikel rambut sehingga sebum
mengalir ke permukaan kulit, yang akan
menjaga rambut dan kulit tetap lembut,
lentir dan tahan air
Anatomi Mikroskopi Kulit
Rambut
Epidermis
Dermis
Jaringan
subkutan
(hypodermis)
Kulit
Kelenjar
minyak
Folikel
rambut
Syaraf
Kelenjar
keringat
Topografi Persebaran
Bakteri Dibagian Kulit
• Mikrobiota kulit sangat
bergantung pada lingkungan
mikro dari bagian tubuh
• Klasifikasi tingkat family dari
bakteri yang berkoloni pada
suatu subjek ditampilkan
dengan filum yang dicetak
tebal.
• Bagian yang memiliki
kecenderungan untuk
terinfeksi bakteri kulit
dikelompokkan sebagai;
sebaceous atau berminyak
(lingkaran biru); lembab
(biasanya lipatan kulit;
lingkaran hijau); dan
permukaan datar yang kering
(lingkaran merah).
Reproduced with permission from Grice EA, Segre JA: The skin
microbiome. Nat Rev Microbiol 2011;9:244-253. Reprinted by
permission from Macmillan Publishers Ltd.)
Mikrobiota Bakteri Normal pada Kulit :
1. Staphylococcus epidermidis
2. Staphylococcus aureus (dalam jumlah sedikit)
3. Micrococcus sp.
4. Sreptokok hemolitik-∝ dan nonhemolitik
(Streptococcus mitis)
5. Corynebacterium sp.
6. Propionibacterium sp.
7. Peptostreptococcus sp.
8. Acinetobacter sp.
9. Sejumlah kecil organisme lain (Candida sp.,
Pseudomonas aeruginosa dll
Faktor yang dapat mengeliminasi bakteri dari
kulit :
o pH rendah
o Asam lemak dalam secret sebasea
o Adanya lisozim
Patogen yang dapat ditemukan pada kulit :
1. Bacillus anthracis
2. Bacteriodes dan anaerob obligat lain
3. Clostridium perfringes
4. Enterobacteriaceae
5. Mycobacterium spp.
6. Pasteurella multocida
7. Pseudomonas dan organisme non-fermenter lain
8. Staphylococcus aureus
9. Streptococcus pyogenes
10. Streptococcus (Spesies lain)
Jenis Bakteri pada Kulit
Infeksi
pada Kulit
dan
Jaringan
Subkutan
Infeksi Patogen yang paling
penting
Diagnosis
Laboratorium
Furuncles
(Bisul)
Karbunkel
Pemfigus
Folikulitis
Impetigo
Erisipelas
Staphylococcus aureus
Streptococcus pyogenes
Mikroskopi dan
Kultur dari swab
Gangren
Selulitis
Sering oleh flora yang
beragam :
Clostridium spp.
Gram-negative anaerob
Pseudomonas spp.
Enterobacteriaceae
Mikroskopi dari
swab atau pus,
menggunakan
medium transport
anaerob
Erisipeloid Erysipelothrix
rhusiopathiae
Mikroskopi dan
Kultur dari swab
lesi kulit
Eritema
migrans
Borrelia burgdoferi Serologi
Staphylococcal
Scalded Skin
Syndrome (SSSS).
Toksin yang disebut
exfoliatin (pengelupasan
kulit), diproduksi oleh
strain tertentu dari
Staphylococcus aureus,
menyebabkan lapisan
kluar kulit untuk melepuh
dan mengelupas
Impetigo. Jenis pyoderma yang sering disebabkan
oleh Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan
glomerulonefritis
Jenis Bakteri dan Infeksi atau Sindrom yang disebabkan pada Kulit
o Misalnya, kelenjar sebaceous mengeluarkan sebum yang kaya lipid,
maka lapisan hidrofobik tersebut akan melindungi dan melumasi
rambut dan kulit
o Walaupun sebum umumnya berfungsi sebagai lapisan antibakteri,
Propionibacterium acnes menghidrolisis trigliserida yang ada di
sebum, melepaskan asam lemak bebas yang meningkatkan keterikatan
bakteri, dan kemudian menjajah unit sebaseus.
Infeksi Bakteri pada Kulit Wajah (Jerawat)
Jenis Acnes (jerawat)
Comedonal Acnes (Blackheads & Whiteheads)
Papular/Pustulat Acne
Nodular Acne
Patogenesis Staphylococcus aureus
Patogenesis Bisul
(Furunkel) ;
Staphylococcus
aureus menginfeksi
folikel rambut
melalui lubang
dipermukaan kulit.
Infeksi tersebut
menghasilkan
sumbatan nekrotik,
abses kecil di dermis
dan akhirnya
menjadi lebih besar
di jaringan subkutan
INFEKSI Streptococcus pyogenes
Patogenesis Mycobacterium leprae
o Mycobacterium leprae adalah Basil Tahan Asam dan termasuk Mycobacteria Non-Tuberkulosis
penyebab Lepra (Kusta), ditemukan pertama kali pada tahun 1873 oleh Hansen sehingga dosebut juga
penyakit Hansen
o M. leprae memiliki waktu proliferasi yang lambat dan tidak dapat di kultur secara in vitro.
o Patogenesis identik dengan M. tuberculosis. M. leprae, masuk ke tubuh melalui kulit dan paru-paru,
kemudian ke daerah dimana suhu lebih rendah. Dapat menyerang syara tepi dan menyebabkan
anestesi
o Hasil akhir dari infeksi tergantung pada respon imun individu (host), membentuk spektrum dari
'tuberkuloid’ yang didominasi oleh respons Th1, melalui 'borderline', hingga 'lepromatosa' yang
didominasi oleh respons Th2.
o Pasien dengan penyakit
tuberkuloid memiliki respon
imun yang lebih kuat,
penyakit yang lebih
terlokalisasi dan lebih sedikit
bakterinya
Diagnosis Lepra
o Deteksi patogen dapat dilakukan pada
kulit atau dengan kerokan mukosa hidung
di bawah mikroskop menggunakan
pewarnaan Ziehl-Neelsen
o Deteksi Molekuler dapat dilakukan
dengan sekuensing DNA spesifik untuk
bakteri Lepra (PCR)
Kusta Tuberkuloid
Kusta Lepramotosa
Interpretasi
Hasil BTA
Mycobacterium leprae
Clumps : beberapa bentuk granuler seperti titik-titik tersusun garis lurus atau berkelompok
membentuk pulau-pulau tersendiri
No. Indeks Bakteri
0 0 BTA dalam 100 LP, hitung 100 LP
+1 1-10 BTA dalam 100 LP, hitung 100 LP
+2 1-10 BTA dalam 10 LP, hitung 100 LP
+3 1-10 BTA dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP
+4 10-100 BTA dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP
+5 100-1000 BTA dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP
+6 > 1000 BTA atau 5 clumps* ditemukan dalam rata-rata 1 LP,
hitung 25 LP
Membaca apusan slit skin smear sekitar 100 lapang
pandang. Bakteri tahan asam (BTA) Mycobacterium
leprae akan tampak sebagai bakteri berbentuk batang
berwarna merah dengan latar belakang berwarna
biru. Bentuknya dapat lurus atau melengkung dengan
warna merah merata/homogen/solid atau tidak
rata/fragmented dan granular

More Related Content

Similar to Materi Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdf

Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
Warnet Raha
 
radang.ppt
radang.pptradang.ppt
radang.ppt
bennyxt4n
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Mustika Sari Hutabarat
 
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksiSistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
KpsBedahUndip
 
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiSistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
KpsBedahUndip
 
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiSistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
KpsBedahUndip
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
Sujana Pkm
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Ayyin Laste
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
Fransiska Oktafiani
 
1. 2019_Jamur.en.id.pdf
1. 2019_Jamur.en.id.pdf1. 2019_Jamur.en.id.pdf
1. 2019_Jamur.en.id.pdf
01014cindykavitameld
 
Lp eritroderma
Lp eritrodermaLp eritroderma
Lp eritroderma
Taranajmia Luthfitasari
 
Anatomi dan fisiologi
Anatomi  dan  fisiologi Anatomi  dan  fisiologi
Anatomi dan fisiologi
difabakrie
 
Onchocerca volvulus
Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus
Onchocerca volvulus
Rafika Ratu Ernanda Pohan
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
Rachel Chiciod Chiciod
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
Akuyg Cacimaki
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
Warnet Raha
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
Septian Muna Barakati
 

Similar to Materi Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdf (20)

Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
radang.ppt
radang.pptradang.ppt
radang.ppt
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksiSistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksi
 
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiSistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
 
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiSistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksi
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
1. 2019_Jamur.en.id.pdf
1. 2019_Jamur.en.id.pdf1. 2019_Jamur.en.id.pdf
1. 2019_Jamur.en.id.pdf
 
Lp eritroderma
Lp eritrodermaLp eritroderma
Lp eritroderma
 
Eflorecensi
EflorecensiEflorecensi
Eflorecensi
 
Anatomi dan fisiologi
Anatomi  dan  fisiologi Anatomi  dan  fisiologi
Anatomi dan fisiologi
 
Onchocerca volvulus
Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus
Onchocerca volvulus
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
 
Kulit part 1
Kulit part 1Kulit part 1
Kulit part 1
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 

Recently uploaded

Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 

Recently uploaded (13)

Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 

Materi Infeksi Kulit oleh Bakteri-1.pdf

  • 1. II. Infeksi Bakteri pada Kulit Tujuan Pembelajaran : o Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme patogenesis bakteri pada kulit o Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bakteri yang menginfeksi kulit dan penyakit yang disebabkan o Mahasiswa mengetahui cara identifikasi bakteri pada kulit @Indas_WR#bacteriology
  • 2. o Kulit : Bagian tubuh yang terus menerus terpapar dan kontak dengan lingkungan, sehingga cenderung mengandung mikroorganisme transien (non patogen atau patogen) o Kulit terdiri dari dua lapis, Epidermis dan Dermis. Lapisan subkutan terletak di bawah dermis dan menopang kulit o Lapisan terluar kulit bermandikan sekresi, kelenjar pada dermis menghasilkan keringat dan sekresi berminyak yang disebut Sebum o Keringat dikeluarkan melalui tubulus halus dari kelenjar keringat (Sweat) ke permukaan kulit, dan akan menguap meninggalkan residu asin yang dapat menghambat banyak mikroba o Kelenjar minyak (Sebasea) membuka ke dalam folikel rambut sehingga sebum mengalir ke permukaan kulit, yang akan menjaga rambut dan kulit tetap lembut, lentir dan tahan air Anatomi Mikroskopi Kulit Rambut Epidermis Dermis Jaringan subkutan (hypodermis) Kulit Kelenjar minyak Folikel rambut Syaraf Kelenjar keringat
  • 3. Topografi Persebaran Bakteri Dibagian Kulit • Mikrobiota kulit sangat bergantung pada lingkungan mikro dari bagian tubuh • Klasifikasi tingkat family dari bakteri yang berkoloni pada suatu subjek ditampilkan dengan filum yang dicetak tebal. • Bagian yang memiliki kecenderungan untuk terinfeksi bakteri kulit dikelompokkan sebagai; sebaceous atau berminyak (lingkaran biru); lembab (biasanya lipatan kulit; lingkaran hijau); dan permukaan datar yang kering (lingkaran merah). Reproduced with permission from Grice EA, Segre JA: The skin microbiome. Nat Rev Microbiol 2011;9:244-253. Reprinted by permission from Macmillan Publishers Ltd.)
  • 4. Mikrobiota Bakteri Normal pada Kulit : 1. Staphylococcus epidermidis 2. Staphylococcus aureus (dalam jumlah sedikit) 3. Micrococcus sp. 4. Sreptokok hemolitik-∝ dan nonhemolitik (Streptococcus mitis) 5. Corynebacterium sp. 6. Propionibacterium sp. 7. Peptostreptococcus sp. 8. Acinetobacter sp. 9. Sejumlah kecil organisme lain (Candida sp., Pseudomonas aeruginosa dll Faktor yang dapat mengeliminasi bakteri dari kulit : o pH rendah o Asam lemak dalam secret sebasea o Adanya lisozim Patogen yang dapat ditemukan pada kulit : 1. Bacillus anthracis 2. Bacteriodes dan anaerob obligat lain 3. Clostridium perfringes 4. Enterobacteriaceae 5. Mycobacterium spp. 6. Pasteurella multocida 7. Pseudomonas dan organisme non-fermenter lain 8. Staphylococcus aureus 9. Streptococcus pyogenes 10. Streptococcus (Spesies lain) Jenis Bakteri pada Kulit
  • 5. Infeksi pada Kulit dan Jaringan Subkutan Infeksi Patogen yang paling penting Diagnosis Laboratorium Furuncles (Bisul) Karbunkel Pemfigus Folikulitis Impetigo Erisipelas Staphylococcus aureus Streptococcus pyogenes Mikroskopi dan Kultur dari swab Gangren Selulitis Sering oleh flora yang beragam : Clostridium spp. Gram-negative anaerob Pseudomonas spp. Enterobacteriaceae Mikroskopi dari swab atau pus, menggunakan medium transport anaerob Erisipeloid Erysipelothrix rhusiopathiae Mikroskopi dan Kultur dari swab lesi kulit Eritema migrans Borrelia burgdoferi Serologi
  • 6. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS). Toksin yang disebut exfoliatin (pengelupasan kulit), diproduksi oleh strain tertentu dari Staphylococcus aureus, menyebabkan lapisan kluar kulit untuk melepuh dan mengelupas Impetigo. Jenis pyoderma yang sering disebabkan oleh Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan glomerulonefritis Jenis Bakteri dan Infeksi atau Sindrom yang disebabkan pada Kulit
  • 7. o Misalnya, kelenjar sebaceous mengeluarkan sebum yang kaya lipid, maka lapisan hidrofobik tersebut akan melindungi dan melumasi rambut dan kulit o Walaupun sebum umumnya berfungsi sebagai lapisan antibakteri, Propionibacterium acnes menghidrolisis trigliserida yang ada di sebum, melepaskan asam lemak bebas yang meningkatkan keterikatan bakteri, dan kemudian menjajah unit sebaseus. Infeksi Bakteri pada Kulit Wajah (Jerawat)
  • 8. Jenis Acnes (jerawat) Comedonal Acnes (Blackheads & Whiteheads) Papular/Pustulat Acne Nodular Acne
  • 9. Patogenesis Staphylococcus aureus Patogenesis Bisul (Furunkel) ; Staphylococcus aureus menginfeksi folikel rambut melalui lubang dipermukaan kulit. Infeksi tersebut menghasilkan sumbatan nekrotik, abses kecil di dermis dan akhirnya menjadi lebih besar di jaringan subkutan
  • 11. Patogenesis Mycobacterium leprae o Mycobacterium leprae adalah Basil Tahan Asam dan termasuk Mycobacteria Non-Tuberkulosis penyebab Lepra (Kusta), ditemukan pertama kali pada tahun 1873 oleh Hansen sehingga dosebut juga penyakit Hansen o M. leprae memiliki waktu proliferasi yang lambat dan tidak dapat di kultur secara in vitro. o Patogenesis identik dengan M. tuberculosis. M. leprae, masuk ke tubuh melalui kulit dan paru-paru, kemudian ke daerah dimana suhu lebih rendah. Dapat menyerang syara tepi dan menyebabkan anestesi o Hasil akhir dari infeksi tergantung pada respon imun individu (host), membentuk spektrum dari 'tuberkuloid’ yang didominasi oleh respons Th1, melalui 'borderline', hingga 'lepromatosa' yang didominasi oleh respons Th2. o Pasien dengan penyakit tuberkuloid memiliki respon imun yang lebih kuat, penyakit yang lebih terlokalisasi dan lebih sedikit bakterinya
  • 12. Diagnosis Lepra o Deteksi patogen dapat dilakukan pada kulit atau dengan kerokan mukosa hidung di bawah mikroskop menggunakan pewarnaan Ziehl-Neelsen o Deteksi Molekuler dapat dilakukan dengan sekuensing DNA spesifik untuk bakteri Lepra (PCR) Kusta Tuberkuloid Kusta Lepramotosa
  • 13. Interpretasi Hasil BTA Mycobacterium leprae Clumps : beberapa bentuk granuler seperti titik-titik tersusun garis lurus atau berkelompok membentuk pulau-pulau tersendiri No. Indeks Bakteri 0 0 BTA dalam 100 LP, hitung 100 LP +1 1-10 BTA dalam 100 LP, hitung 100 LP +2 1-10 BTA dalam 10 LP, hitung 100 LP +3 1-10 BTA dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP +4 10-100 BTA dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP +5 100-1000 BTA dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP +6 > 1000 BTA atau 5 clumps* ditemukan dalam rata-rata 1 LP, hitung 25 LP Membaca apusan slit skin smear sekitar 100 lapang pandang. Bakteri tahan asam (BTA) Mycobacterium leprae akan tampak sebagai bakteri berbentuk batang berwarna merah dengan latar belakang berwarna biru. Bentuknya dapat lurus atau melengkung dengan warna merah merata/homogen/solid atau tidak rata/fragmented dan granular