Manusia purba yang ditemukan di indonesia 2Zaitun Nakhira
Dokumen tersebut membahas jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus soloensis, Meganthropus paleojavanicus, Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis beserta deskripsi singkat mengenai fosil yang ditemukan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Beberapa fosil manusia purba penting telah ditemukan di Indonesia, termasuk Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo erectus.
2. Fosil-fosil tersebut berasal dari berbagai periode Pleistosen dan memberikan gambaran evolusi fisik manusia purba.
3. Penemuan-penemuan fosil tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa seperti Sangiran, Trinil, dan Ngandong.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Pithecanthropus, Meganthropus, Homo, dan Hobbit. Jenis-jenis manusia purba tersebut memiliki ciri khas seperti ukuran tengkorak dan otak, tinggi badan, serta fitur wajah dan gigi yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut merangkum sejarah penemuan fosil manusia purba di Indonesia, mulai dari Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo Wajakensis. Beberapa jenis fosil yang ditemukan meliputi Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Soloensis. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri fisik dan budaya manusia purba tersebut.
Teks tersebut merangkum perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia mulai dari penemuan fosil hingga jenis-jenis manusia purba yang ditemukan seperti Pithecantropus erectus, Homo soloensis, dan Homo floresiensis beserta ciri khas masing-masing.
Dokumen ini membahas beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus erectus/Homo erectus, Homo wajakensis, Homo soloensis, dan Homo floresiensis. Semua manusia purba tersebut memiliki tingkat kebudayaan yang sama yaitu berburu, mengumpulkan makanan, nomaden, dan membuat alat dari batu sederhana.
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaRidhwan Ardi
Manusia purba hidup di Indonesia antara 1-2 juta tahun lalu. Beberapa jenis manusia purba yang ditemukan fosilnya di Indonesia adalah Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus sp., dan Homo sp. Manusia-manusia purba ini hidup secara berpindah-pindah dan bergantung pada lingkungan alam.
Manusia purba yang ditemukan di indonesia 2Zaitun Nakhira
Dokumen tersebut membahas jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus soloensis, Meganthropus paleojavanicus, Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis beserta deskripsi singkat mengenai fosil yang ditemukan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Beberapa fosil manusia purba penting telah ditemukan di Indonesia, termasuk Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo erectus.
2. Fosil-fosil tersebut berasal dari berbagai periode Pleistosen dan memberikan gambaran evolusi fisik manusia purba.
3. Penemuan-penemuan fosil tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa seperti Sangiran, Trinil, dan Ngandong.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Pithecanthropus, Meganthropus, Homo, dan Hobbit. Jenis-jenis manusia purba tersebut memiliki ciri khas seperti ukuran tengkorak dan otak, tinggi badan, serta fitur wajah dan gigi yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut merangkum sejarah penemuan fosil manusia purba di Indonesia, mulai dari Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo Wajakensis. Beberapa jenis fosil yang ditemukan meliputi Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Soloensis. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri fisik dan budaya manusia purba tersebut.
Teks tersebut merangkum perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia mulai dari penemuan fosil hingga jenis-jenis manusia purba yang ditemukan seperti Pithecantropus erectus, Homo soloensis, dan Homo floresiensis beserta ciri khas masing-masing.
Dokumen ini membahas beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus erectus/Homo erectus, Homo wajakensis, Homo soloensis, dan Homo floresiensis. Semua manusia purba tersebut memiliki tingkat kebudayaan yang sama yaitu berburu, mengumpulkan makanan, nomaden, dan membuat alat dari batu sederhana.
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaRidhwan Ardi
Manusia purba hidup di Indonesia antara 1-2 juta tahun lalu. Beberapa jenis manusia purba yang ditemukan fosilnya di Indonesia adalah Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus sp., dan Homo sp. Manusia-manusia purba ini hidup secara berpindah-pindah dan bergantung pada lingkungan alam.
Manusia purba di Indonesia meliputi berbagai jenis, seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus robustus, Homo soloensis, dan Homo sapiens. Fosil-fosil tersebut ditemukan di berbagai lokasi seperti Sangiran, Trinil, Ngandong, dan mewakili perkembangan manusia dari masa Pleistosen hingga Holosen.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik berikut:
1. Kebudayaan Backson Hoabinh di Vietnam yang ditemukan oleh Madeleine Colani dan meninggalkan alat batu berbentuk lonjong, segi empat, dan berpinggang.
2. Pengaruh kebudayaan ini terhadap perkembangan kebudayaan Mesolitikum di Indonesia.
3. Kebudayaan Dongson yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan budaya perunggu di Indonesia.
4. Beberapa daerah penting
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang Homo Sapiens, yaitu jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh sama dengan manusia modern. Homo Sapiens memiliki otak berkemampuan tinggi dan pikiran yang cerdas. Fosil Homo Sapiens ditemukan di berbagai daerah di Indonesia seperti Ngandong, Blora, Sangiran, dan Sambung Macan.
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)Nu War
Dokumen tersebut membahas penemuan fosil manusia purba di Indonesia dan Asia, termasuk jenis-jenisnya seperti Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Fosil-fosil tersebut ditemukan oleh para ilmuwan seperti Eugene Dubois, Von Koeningswald, dan Jacob.
Dokumen tersebut membahas sejarah penemuan berbagai jenis manusia purba di Indonesia dan luar Indonesia. Di Indonesia ditemukan fosil Meganthropus, Pithecanthropus, Homo, dan Homo Sapiens. Sedangkan di luar negeri ditemukan Homo Pekinensis di Cina, Australopithecus Africanus di Afrika, dan Homo Neandherthalensis beserta Homo Cro Magnon di Eropa. Dokumen ini memberikan informasi mengenai ciri-ciri fisik dan penemuan lokasi fosil
Dokumen tersebut membahas tentang manusia purba di Indonesia dimulai dari teori-teori terbentuknya manusia purba, jenis-jenis fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus, Homo floresiensis beserta ciri-cirinya, serta alat-alat yang digunakan oleh manusia purba."
1. Beberapa penemuan fosil manusia purba penting di Indonesia adalah di Sangiran, Trinil, dan Ngandong.
2. Jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup antara lain Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo.
3. Terjadi perdebatan apakah Pithecanthropus masuk kategori manusia atau kera akibat penemuan fosilnya. Perdebatan ini berakhir dengan kesimpulan bahwa Pithecanthropus masuk genus Homo.
Sejarah Indonesia Kelas X - Analisis Temuan Fosil di Sangiranlatifanajla
Dokumen ini merangkum penemuan fosil di situs Sangiran, Jawa Tengah. Sangiran pertama kali ditemukan pada 1864 dan menjadi terkenal setelah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald menemukan fosil Homo erectus pertama di Indonesia pada 1934. Lebih dari 50 individu fosil Homo erectus telah ditemukan di Sangiran, meliputi sekitar 65% dari total fosil Homo erectus di Indonesia.
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia purba dari Wajak.
Dokumen tersebut membahas tentang manusia purba di Indonesia, termasuk situs-situs penting penemuan fosil manusia purba seperti Sangiran, Trinil, dan Ngadong, serta jenis-jenis manusia purba seperti Pithecanthropus, Meganthropus, dan Homo. Dokumen ini juga menjelaskan cirri-ciri masing-masing jenis manusia purba tersebut.
Dokumen ini membahas berbagai jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, seperti Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Wajakensis. Dokumen ini juga menyajikan ciri-ciri fisik masing-masing jenis manusia purba tersebut dan masa hidupnya.
Tiga jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus, Meganthropus, dan Homo. Pithecanthropus erectus ditemukan di Trinil pada tahun 1890, Pithecanthropus mojokertensis ditemukan di Mojokerto pada tahun 1936, dan Pithecanthropus soloensis ditemukan di Ngandong dan Sangiran pada tahun 1931-1933. Meganthropus paleojavanicus ditemukan di Sangiran pada tahun 1941. Tiga jenis Homo yang d
Dokumen tersebut merangkum tiga jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia yaitu Homo Mojokertensis, Homo Robustus, dan Homo Sapiens. Jenis-jenis manusia purba lainnya yang dibahas meliputi Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus, dan Pithecanthropus Erectus. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri fisik dan lingkungan hidup manusia-manusia pur
Manusia purba di Indonesia meliputi berbagai jenis, seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus robustus, Homo soloensis, dan Homo sapiens. Fosil-fosil tersebut ditemukan di berbagai lokasi seperti Sangiran, Trinil, Ngandong, dan mewakili perkembangan manusia dari masa Pleistosen hingga Holosen.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik berikut:
1. Kebudayaan Backson Hoabinh di Vietnam yang ditemukan oleh Madeleine Colani dan meninggalkan alat batu berbentuk lonjong, segi empat, dan berpinggang.
2. Pengaruh kebudayaan ini terhadap perkembangan kebudayaan Mesolitikum di Indonesia.
3. Kebudayaan Dongson yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan budaya perunggu di Indonesia.
4. Beberapa daerah penting
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang Homo Sapiens, yaitu jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh sama dengan manusia modern. Homo Sapiens memiliki otak berkemampuan tinggi dan pikiran yang cerdas. Fosil Homo Sapiens ditemukan di berbagai daerah di Indonesia seperti Ngandong, Blora, Sangiran, dan Sambung Macan.
Sejarah (ciri ciri, fosil manusia purba indonesia dan asia)Nu War
Dokumen tersebut membahas penemuan fosil manusia purba di Indonesia dan Asia, termasuk jenis-jenisnya seperti Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Fosil-fosil tersebut ditemukan oleh para ilmuwan seperti Eugene Dubois, Von Koeningswald, dan Jacob.
Dokumen tersebut membahas sejarah penemuan berbagai jenis manusia purba di Indonesia dan luar Indonesia. Di Indonesia ditemukan fosil Meganthropus, Pithecanthropus, Homo, dan Homo Sapiens. Sedangkan di luar negeri ditemukan Homo Pekinensis di Cina, Australopithecus Africanus di Afrika, dan Homo Neandherthalensis beserta Homo Cro Magnon di Eropa. Dokumen ini memberikan informasi mengenai ciri-ciri fisik dan penemuan lokasi fosil
Dokumen tersebut membahas tentang manusia purba di Indonesia dimulai dari teori-teori terbentuknya manusia purba, jenis-jenis fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus, Homo floresiensis beserta ciri-cirinya, serta alat-alat yang digunakan oleh manusia purba."
1. Beberapa penemuan fosil manusia purba penting di Indonesia adalah di Sangiran, Trinil, dan Ngandong.
2. Jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup antara lain Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo.
3. Terjadi perdebatan apakah Pithecanthropus masuk kategori manusia atau kera akibat penemuan fosilnya. Perdebatan ini berakhir dengan kesimpulan bahwa Pithecanthropus masuk genus Homo.
Sejarah Indonesia Kelas X - Analisis Temuan Fosil di Sangiranlatifanajla
Dokumen ini merangkum penemuan fosil di situs Sangiran, Jawa Tengah. Sangiran pertama kali ditemukan pada 1864 dan menjadi terkenal setelah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald menemukan fosil Homo erectus pertama di Indonesia pada 1934. Lebih dari 50 individu fosil Homo erectus telah ditemukan di Sangiran, meliputi sekitar 65% dari total fosil Homo erectus di Indonesia.
Wilayah Indonesia, terutama di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan sungai Brantas, merupakan daerah temuan fosil manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan dua tulang paha dan sebelas tengkorak. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto. Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu. Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak. Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2, yaitu Homo Soloensis yang berarti manusia purba dari Solo dan Homo Wajakensis yang berarti manusia purba dari Wajak.
Dokumen tersebut membahas tentang manusia purba di Indonesia, termasuk situs-situs penting penemuan fosil manusia purba seperti Sangiran, Trinil, dan Ngadong, serta jenis-jenis manusia purba seperti Pithecanthropus, Meganthropus, dan Homo. Dokumen ini juga menjelaskan cirri-ciri masing-masing jenis manusia purba tersebut.
Dokumen ini membahas berbagai jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, seperti Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Wajakensis. Dokumen ini juga menyajikan ciri-ciri fisik masing-masing jenis manusia purba tersebut dan masa hidupnya.
Tiga jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus, Meganthropus, dan Homo. Pithecanthropus erectus ditemukan di Trinil pada tahun 1890, Pithecanthropus mojokertensis ditemukan di Mojokerto pada tahun 1936, dan Pithecanthropus soloensis ditemukan di Ngandong dan Sangiran pada tahun 1931-1933. Meganthropus paleojavanicus ditemukan di Sangiran pada tahun 1941. Tiga jenis Homo yang d
Dokumen tersebut merangkum tiga jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia yaitu Homo Mojokertensis, Homo Robustus, dan Homo Sapiens. Jenis-jenis manusia purba lainnya yang dibahas meliputi Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus, dan Pithecanthropus Erectus. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri fisik dan lingkungan hidup manusia-manusia pur
Dokumen tersebut membahas penemuan fosil manusia purba di Indonesia mulai dari Meganthropus Paleojavanicus hingga Homo Wajakensis yang ditemukan dari berbagai masa Plestosen di Indonesia. Fosil-fosil tersebut memberikan gambaran perkembangan fisik manusia purba.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, mulai dari Meganthropus, Pithecanthropus, hingga Homo. Jenis-jenis tersebut berbeda dalam ukuran otak, postur tubuh, dan tingkat perkembangan. Temuan-temuan fosil manusia purba memberikan gambaran evolusi manusia secara berkelanjutan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di berbagai belahan dunia, mulai dari Meganthropus paleojavanicus, Pithecantropus, Homo Soloensis, Homo Sapiens, Sinanthropus pekinensis, Homo rhodesiensis, Homo floresiensis, Homo sapiens bassilus, dan Eoanthropus dowson. Jenis-jenis manusia purba tersebut dibedakan berdasarkan ciri fisik, lokasi penemuan, dan perkiraan usia.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah manusia purba di Indonesia yang ditemukan di beberapa daerah seperti Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo sapiens. Dokumen ini juga membahas tentang teori-teori mengenai nenek moyang bangsa Indonesia.
Manusia purba di Indonesia mulai berkembang sejak zaman Paleolitikum dengan ditemukannya fosil-fosil seperti Meganthropus, Pithecantropus erectus, dan Homo soloensis. Berbagai jenis manusia purba ini dikenali melalui penemuan fosil dan artefak batu sederhana yang digunakan sebagai alat. Perkembangan budaya manusia purba di Indonesia dibedakan ke dalam zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum,
Dokumen tersebut membahas tentang penemuan fosil manusia purba di Indonesia, terutama di Sangiran dan Trinil. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia meliputi Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Situs Sangiran dan Trinil memberikan informasi penting tentang evolusi fisik dan budaya manusia purba.
Pithecanthropus erectus atau Manusia Jawa pertama kali ditemukan oleh tim ekspedisi di bawah pimpinan Eugene Dubois di Trinil, Jawa Timur pada tahun 1891 yang terdiri dari fosil tengkorak, rahang atas, dan tulang kaki. Fosil-fosil selanjutnya ditemukan di berbagai daerah di Pulau Jawa seperti Mojokerto dan Sangiran.
Dokumen tersebut membahas tentang asal usul dan persebaran manusia di Indonesia berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan. Fosil-fosil tersebut meliputi Pithecanthropus erectus, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo soloensis yang ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia seperti Trinil, Sangiran, dan Ngandong. Dokumen ini juga membahas mengenai gelombang kedatangan penduduk dari Asia Daratan ke Nusantara sejak zaman Pleist
2. JENIS- JENIS MANUSIA PURBA YANG
DITEMUKAN DI INDONESIA
PITHECANTHROPUS
MEGANTHROPUS
HOMO
3. JENIS- JENIS MANUSIA PURBA YANG
DITEMUKAN DI INDONESIA
PITHECANTHROPUS ERECTUS
PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS
PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
4. PITHECANTHROPUS ERECTUS
• Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois
pada tahun 1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo,
Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan berupa tulang
rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.
SELANJUTNYA
5. PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS
• Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga
dengan Pithecanthropus robustus. Fosil
manusia purba ini ditemukan oleh Von
Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto,
Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya
berupa tulang tengkorak anak-anak.
SELANJUTNYA
6. PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
• Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua
tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan
Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran
antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan
berupa tengkorak dan juga tulang kering.
SELANJUTNYA
8. MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS
• Meganthropus Paleojavanicus ditemukan di
Sangiran pada tahun 1941 oleh van
koenigswald. Meganthropus paleojavanicus
merupakan manusia yang berasal dari Jawa
dan mempunyai tubuh yang besar.
SELANJUTNYA
10. HOMO SOLOENSIS
• Homo soloensis, ditemukan oleh
Von Koeningswald dan Weidenrich antara
tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan
solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa
tulang tengkorak.
SELANJUTNYA
11. HOMO WAJAKENSIS
• Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene
Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur.
Fosil yang ditemukan berupa rahang
bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas
tulang leher.
SELANJUTNYA
12. HOMO FLORIENSIS
• Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di
Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan
dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan
University of New England, Australia pada tahun
2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman
lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia
yang belum membatu (belum menjadi fosil)
dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia
kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara
94.000 dan 13.000 tahun SM.
SELANJUTNYA