KELOMPOK 5_ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH.pptxStroberiAsem
Administrasi Pendidikan adalah sebuah proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan melihat hubungan antar komponen pendidikan sehingga dapat memperbaiki sistem pendidikan dengan menggunakan perangkat yang mendukung kegiatan pembelajaran.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Universitas Pendidikan Indonesia
Sekolah Pasca Sarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan
Tugas Makalah:“Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)
Dosen: Prof.Dr.H. Djam’an Satori, MA.
Mahasiswa: Djadja Sardjana - 0907904
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Makalah mnjmn pnddkn
1. MAKALAH
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah manajemen pendidikan
Dosen Pengampu : Danuri, M.Pd
Disusun oleh:
Fitri Budilestari ( 13600010)
Aan Andriani (13600013)
Unik Fitriana (13600043)
Husain Abdurrahim (13600044)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
2. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang yang menjalankan usaha maka tentu saja mereka telah
melaksanakan serangkaian kegiatan merencanakan ( memikirkan usaha apa yang akan
di akukan, melaksanakan ( melakukan apa yang telah direncanakan) dan menilai
keberhasilan dan kegagalan usahanya. Disadari atau tidak mereka telah menempuh
proses manajemen. Akan tetapi alangkah lebih baik apabila dalam praktik usahanya,
mereka menerapkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu manajemen, tentu
usahanya akan lebih terarah dan lebih mudah tercapai.
Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara
konsisten memberika arah yang jelas, langkah yang teratur dan keberhasilan atau
kegagalan dapat mudah di evaluasi dengan benar, akurat dan lengkap, sehingga dapat
menjadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya.
Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang bukan saja besar secara fisik,
tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tentu saja memerlukan manajemen yang profesional.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian manajemen pendidikan?
2. Apa saja ruang lingkup manajemen pendidikan?
3. Apa saja fungsi-fungsi manajemen pendidikan?
4. Apa saja tujuan dan manfaat manajemen pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen pendidikan.
2. Mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan.
3. Mengetahui fungsi-fungsi manajemen pendidikan.
4. Mengetahui tujuan dan manfaat manajemen pendidika.
1 Tim dosen Administrasi Pendidikan UniversitasPendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung:
Alfabeta, 2013), hlm.85
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata manus yang berarti
tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris
dalam bentuk kata kerja to manage dengan kata benda management dan manager
untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. akhirnya management
diterjemahan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.2
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana di ungkapkan oleh
Muljani A. Nurhadi adalah sebagai berikut:
Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung
dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tuuan pendidikan yang telah di
tetapkan sebelumya, agar efektif dan efisien.3
Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan berdasarkan UUD RI NO 20
Tahun 2003 tentang Sisidiknas, pasal 1 ayat (1) yaitu pendidikan adalah sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4
Sedangkan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian
kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang
tergabung dala organisasi pendidikan untuk mencapaitujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.5
B. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen pendidikan ini akan diwawas dari 4
sudut pandang yaitu sudut wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan
dan pelaksana.
2 Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan 1( Jakarta:bumi Aksara,2008),hlm.4
3 Suharsimi Arikunto dan Yuliana, Manajemen Pendidikan 1 (Yogyakata: Aditiya Media, 2008). hlm3
4 Husaini Usman,Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan 1, hlm.9
5 Suharsimi Arikunto dan Yuliana, ,Manajemen Pendidikan 1 , hlm.4
4. 1. Ruang lingkup menurut wilayah kerja
Berdasarkan atas tinjauan nilai kerja maka ruang lingkup manajemen pendidikan
di pisahkan menjadi:
a. Manajemen pendidikan seluruh negara, yaitu manajemen untuk urusan
nasional yang ditangani dalam lingkup ini bukan hanya pelaksanaan
pendidikan disekolah saja tetapi juga pendidikan luar sekolah, pendidikan
pemuda, penyelenggaraan latihan, penelitian, pengembangan masalah-masalah
pendidikan serta mengikuti pula kebudayaan dan kesenian.
b. Manajemen pendidikan satu provinsi yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu provinsi yang pelaksanaannya dibantu lebih lanjut
oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
c. Manajemen pendidikan satu kabupaten atau kota yaitu manajemen pendidikan
yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten atau kota, meliputi sebuah urusan
pendidikan memuat jenjang dan jenis.
d. Manajemen pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam manajemen unit ini
lebih di titik beratkan pada satu unit kerja yang langsung menangani
pendidikan; misalnya sekolah, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-
kursus.
2. Ruang lingkup menurut objek garapan
Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen pendidikan dalam uraian ini
adalah semuajenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Ditinjau dari objek garapan
manajemen pendidikan, dengan titik tolak pada kegiatan “dapur inti” yaitu
kegiatan belajar mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada 8 objek
garapan, yaitu:6
a. Manajemen siswa
b. Manajemen personil sekolah (baik tenaga kependidikan maupun tenaga
manajemen).
c. Manajemen kurikulum
d. Manajemen sarana atau material
e. Manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f. Manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran
6 Ibid,5-6
5. g. Manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan
3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan
Dalam definisi manajemen terdapat istilah ”rangkaian kegiatan” yang dilakukan
pertama sampai kepada hal yang dilakukan terakhir. Orang lain sering menyebut
urutan kegiatan ini sebagai fungsi administrasi. Adapun fungsi manajemen atau
pengelolaan ini adalah:
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengkoordinasikan
e. Mengkomunikasikan
f. Mengawasi atau mengevaluasi
4. Menurut pelaksana
Ruang lingkup manajemen pendidikan ditinjau dari pelaksanaan. Banyak orang
mengira bahwa yang bertanggung jawab melaksanakan manajemen pendidikan
hanyalah kepada seolah dan staf tata usaha. Pandangan seperti itu tentu saja keliru.
Manajemen adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan belajar
mengajar, manajemen berfungsi untuk melancarkan jalannya proses tersebut, atau
membantu terlaksananya kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil secara
efektif dan efisien. 7
C. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan
Adapun penjelasan dari masing-masing fungsi adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan
untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada
tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Perncanaan ini
menyangkut apa yang akan di laksanakan, kapan di laksanakan, oleh siapa,
dimana, dan bagaimana dilaksanakannya.
7 Ibid.hlm.6-7
6. Perencanaan dapat ditinjau dari dua hal yaitu menurut luas sempitnya
masalah yang akan diselesaikan yang dapat berarti pula menurut jauhnya
mencapai tujuan dan menurut jangka waktu penyelesaian.
Bekerja tanpa rencana ibarat melamun sepanjang masa. Akibatnya tentu
dapat diramalkan, hasilnya tidak menentu dan biaya yang dikeluarkan tidak
terkontrol. Beberapa manfaat adanya perencanaan adalah :
1. Menghasilkan rencana yang dapat dijadikan kerangka kerja dan pedoman
penyelesaian
2. Rencana menntukan proses yang paling efektif dan efesien untuk mencaai
tujuan.
3. Dengan adanya rencana setip langkah dapat diukur atau ddi badingkan
dengan hasil yang seharusnya dicapai.
4. Mencegah pemborosan uang, tenaga dan waktu.
5. Mempersempit kemungkinan timbulnya gangguan atau hambatan.
Oleh karena rencana itu akan dijadikan pedoman kerja maka harus
memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain:8
1. Perencanaan harus dijabarkan dari tujuaan yang telah ditetapkan dan
dirumuskan secara jelas.
2. Perencanaan tidak perlu muluk-muluk, tetapi sederhana saja, realistis,
praktis, hingga dapat dilaksanakan.
3. Dijbarkan secara terperinci, memuat uraian kegiatan dan urutan atau
rangkaian tindakan.
4. Diupayakan agar memiliki fleksibilitas, sehingga memungkinkan untuk
dimodifikasi.
5. Ada petunjuk mengenai urgensi dan atau tingkat kepentingan untuk bagian
bidang atau kegiatan.
6. Disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan
segala sumber yang ada sehingga efesien dalam tenaga, biaya dan waktu.
7. Diusahakan agar tidak terdapat duplikasi pelaksanaan.
2. Pengorganisasian
8 Ibid,hlm. 9-10
7. Dalam defenisi manajemen disebutkan adanya usaha bersama oleh
sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada inilah yang disebut
manajemen, sedangkan usaha untuk mewujudkan kerjasama antar manusia yang
terlibat kerjasama ini adalah pengorganisasian. Dalam pengorganisasian terdapat
suatu arti penyatuan atau penghimpunan pikiran dan tenaga orang-orang yang
tergabung dalam organisasi.
Agar pencapaian tujuan dapat tuntas dan pendayagunaan sumber dapat
maksimal maka uraian kegiatan yang telah dijabarkan dalam perencanaan, dalam
langkah pertama diwujudkan dalam bidang-bidang yang di dalam organisasi usaha
merupakan unit-unit yang ditangani secara khusus oleh orang-orng yang mengusai
masalahnya. Pembidangan, pengunikan, dan pembagian tugas inilah yang
akhirnya melahirkan sebuah susunan kesatuan-kesatuan kecil yang membentuk
satu –kesatuan besar dan dikenal dengan nama struktur organisasi yang
menggambarkan posisi setiap unit yang menunjukkan keseluruhan dengan bagian-
bagiannya.
Sekali lagi pengorganisasian adalah penyatuan dan penghimpunan sumber
manusia dan sumber lain dalam sebuah struktur organisasi. Dengan adanya
pembidangan dan pengunitan tersebut diketahui manfaatnya:
1. Antara bidang yang satu dengan bidang yang lain dapat diketahui batas-
batasnya, serta dapat dirancang bagaimana antar bagian dapat melakukan
kerjasama sehingga tercapai sinkronisasi tugas.
2. Dengan penugasn yang jelas terhadap orang-orangnya, masing-asing
mengetahui wewenang dan kewajibannya.
3. Dengan digambarkannya unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur
organisasi dapat diketahui hubungan vertikal dan horizontal baik dalam
jalur struktural maupun jalur fungsional.
Agar tujuan usaha bersama dapat tercapai dalam tata kerja yang baik,
maka sebuah organusasi harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:9
9 Ibid,hlm. 11
8. a) Memiliki tujuan yang jelas yang dipahami dan diterima oleh seluruh
anggota sehingga dalam organisasi tersebut hanya terdapat satu-kesatuan
arah. Tujuan seperti ini lazim disebut sebagai visi, berasal dari bahasa
inggris vision, yaitu hasil yang dicita-citakan. Dalam organisasi
pendidikan, visi ini harus dirumuskan secara jelas dan rinci.
b) Memiliki strktur organisasi yang:
1. Menggambarkan adanya satu perntah, adanya keseimbangan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
2. Sederhana agar mempermudah jalur dan tidak terlalu banyak orang
yang terlibat dalam tanggung jawab.
3. Semua kegiatan terbagi habis sehingga tidak satupun kegiatan yang
tidak tertangani, sebaliknya tidak ada satu kegiatan yang mendapat
penanganan rangkap.
3. Pengarahan
Yang dimaksud dengan pengarahan adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh pimpinan untuk memberikan penjelasan, petunjuk serta bimbingan kepada
orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan selama melaksanakan tugas.
Walaupun dalam pengorganisasian telah ditentukan pembidangan serta
penentuan unit-unit kerja tetapi masih diperlukan adanya penjelasan, petunjuk dan
pembimbingan terhadap para petugas yang terlibat baik struktural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan yang
dilakukan sebelum memulai bekerja berguna untuk menekankan hal-hal yang
perlu ditangani, urutan prioritas, prosedur kerja dan lain-lainnya agar pelaksanaan
pekerjaan dapat efektif dan efesien. Pengarahan yang dilakukan selama
melaksanakan tugas bagi orang-orang yang terlibat dimaksudkan untuk
mengingatkan ataupun meluruskan apabila terjadi penyelewengan atau
penyimpangan.
Pengarahan dapat dilakukan oleh pimpinan sendiri maupun wakil-wakil
yang ditunjuk dengan cara antara lain:10
10 Ibid,hlm. 11-12
9. 1. Mengadakan orientasi sebelum seseorang memulai melaksanakan tugas
untuk mengenal tempat, situasi, alat-alat kerja, kawan dan sebagainya.
2. Memberikan petunjuk dan penjelasan mangenai pekerjaan yang akan
dilakukan dengan secara lisan maupun tertulis.
3. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi berupa pemberian sumbangan
pikiran demi peningkatan usaha bersama.
4. Mengikutsertakan pegawai dalam membuat perencanaan.
5. Memberikan nasehat apabila seorang pegawai mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas.
4. Pengkoordinasian
Yang dimaksud dengan pengkoordinasian adalah suatu usaha yang
dilakukan pimpinan untuk mengatur, menyatukan, menserasikan,
mengintegrasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh bawahan.
Kegiatan pengkoordinasian perlu dilakukan pimpinan agar:
a. Diproleh kekuatan yang menyatu dan integral sehingga gerak organisasi bisa
harmonis dan saling menunjang dan tercapai hasil secara efektif dan efesien.
b. Tidak terdapat kesimpang-siuran kegiatan baik dalam bentuk, arah dan waktu
pelaksanaan kerja.
c. Tidak terdapat konkurensi antar bagian dan sebaliknya terjalin hubungan
yang sehat dan saling membantu.
Pimpinan dapat melakukan pengkoordinasian dengan berbagai cara, baik
yang bentuknya langsung pada kegiatan melaksnakan tugas maupun secara tidak
langsung berupa kondisi yang menunjang. Bentuk antara lain:11
a) Menciptakan kondisi rukun antar pegawai agar dalam lembaga kerja para
pegawai merasa seperti dengan famili atau kerabat.
b) Membiasakan adanya kerja saling membantu.
c) Mengadakan pertemuan berkala untuk membicarakan kemajuan kerja,
kesulitan, pengajuan ide atau gagasan dan sebagainya.
11 Ibid,hlm.12-13
10. d) Memberikan contoh kerjasama dengan pimpinan sekolah lain atau lembaga-
lembaga lain sedemikian rupa rukun dan tanpak adanya nilai keuntungan
sehingga staff sekolah yang lain merasa ingin meniru.
5. Pengkomunikasian atau komunikasi
Yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh pimpinan lembaga untuk menyebarluaskan informasi yang terjadi didalam
maupun hal-hal diluar lebaga yang ada kaitannya dengan kelancaran tugas
mencapai tujuan bersama.
Jika dalam kelompok manusia tidak dimungkinkan adanya komunikasi
maka antar mereka akan terjadi saling mencurigai, saling menutup diri. Akibatnya
disamping akan mengahmbat pekerjaan juga akan terdapat kesimpang-siuran
kerja. Komunikasi erat hubungannya dengan usaha pengarahan dan
pengkoordinasian, karena komunikasi yang baik bukan hanya terjadi satu arah
dari atasan, tetapi juga datag dari bawah keatas atau antar kawan kerja.
Cara-cara yang digunakan untuk media komunikasi dalam suatu lembaga
dapat bersifat lisan maupun tertulis. Wujudnya antara lain:12
a. Memberi pengumuman yang ditempel dipapan pengumuman atau secara
lisan pada waktu rapat atau upacara bendera.
b. Dengan menerbitkan yang memuat informasi baik yang bersifat “ brita
keluarga” maupun kedinasan. Buletin ini dapat dimanfaatkan untuk sarana
mengemukakan ide-ide baru bagi para karyawan maupun berita-berita
penting untuk memajukan usaha.
c. Dengan pertemuan rutin yang bersifat kekeluargaan maupun kedinasan.
6. Pengawasan
Yang dimaksud dengan pengawasan adalah usaha pimpinan untk
mengetahu semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja, khususnya untuk
mengetahui kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas mencapai
tujuan. Kegiatan pengawasan sering juga disebut kontrol, penilaian, penilikan,
monitoring, super visi dan sebagainya. Tujuan utama pengawasan adalah agar
dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan menghindarkan terjadinya
12 Ibid,hlm. 13
11. penyelewengan. Oleh karena itu pengawasan dapat diartikan sebagai
pengendalian.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengawasan itu perlu dilakukan
agar jalannya pelaksanaan kerja dapat diketahui tingkat penyampainnya ke tujuan
dan agar idak terjadi penyimpangan, atau yang sudah terjadi tidak berlarut-larut.
Menurut Muljani A. Nurhadi ( Muljani, 1983, 9) pengawasan yang
disebutkan sebagai kontrol bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas persiapan
kerja yang sudah dilaksanakan dan tingkat efisiensi penggunaan komponen, yang
jika hal ini dilaksanakan dalam pendidikan, melihat efisiensi penggunaan
komponen pendidikan dan juga komponen lain yang menyertainya dalam proses
penyidikan. Jelasnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah strategi,
metode dan teknik yang telah ditetapkan dala perencanaan sudah cukup cocok
dengan langkah penyampaikan tujuan dan dengan resiko yang sekecil-kecilnya.
Yang diuraikan dalam cara-cara pengawasan ini bukan semata-mata cara
saja tetapi juga menyangkut hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
pengawasan. Hal-hal yang dimaksud adalah:13
1. Bahwa pekerjaan pengawasan tidak boleh dilakukan sebagai pekerjaan
semata-mata tetapi harus terbuka, terang-terangan.
2. Dilakukan terhadap semua bawahan, tidak pilih-pilih.
3. Harus objektif, tidak disertai rasa sentimen pribadi.
4. Dilakukan bukan hanya dengan pengamatan melalui mata, tetapi juga dengan
indra-indra yang lain.
5. Dilakukan disegala tempat dan setiap waktu.
6. Menggunakan catatan secermat mungkin agar data yang terkumpul dapat
lengkap, hal ini penting untuk menghindari subjektifitas.
7. Jika ternyata ditemukan adanya penyimpangan, harus segera ditangani.
D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:14
13 Ibid.Hlm. 14
12. 1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan, dan bermakna (PAKEMB).
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya.
3. Terpenuhinya salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya
kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).
4. Tercapainya tujuan pendidikan sevara efektif dan efisien.
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi kependidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan).
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh
manajemennya.
7. Tercipyanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relefan, tidak bisa
gender dan SARA, dan akuntabel.
8. Terciptanya citra positif pendidikan.
14 Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan 4 (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara 2013),hlm.
17.
13. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dala organisasi
pendidikan untuk mencapaitujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif
dan efisien. ruang lingkup manajemen pendidikan dapat dilihat dari 4 sudut pandang yaitu
sudut wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.
Fungsi-fungsi manajemen pendidikan ada 6 macam yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengkomunikasian dan pengawasan.
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan yaitu Terciptanya citra positif pendidikan,
Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya dan masih banyak yang
lainnya.
14. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliani. 2008.Manajemen pendidikan 1. Yogyakarta:
Aditiya Media.
Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2013.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan 1. Jakarta
Timur: PT. Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan 4. Jakarta
Timur: PT. Bumi Aksara.