SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH ILMIAH
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)
DI INDONESIA
Makalah ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Disusun oleh :
Wibawa Adi Putra (NPM : 17412679)
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ijin dan karunia-NYA
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Di Indonesia”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan tulus dan
rendah hati saya mengharap kritik dan saran dari pembimbing yakni dosen, para mahasiswa
dan pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam makalah yang saya buat. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat, amien.
Depok, April 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia ..........................................................2
2.2. Keunggulan dari penggunaan PLTS ..........................................................................3
2.3. Penggunaan Sistem Hybrid PLTS – Genset................................................................4
2.4. Penggunaan Sistem PLTS Grid Interractive ...............................................................8
2.5. BIPV (Building Integration PV) ...............................................................................11
BAB IV PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Era Globalisasi perkembangan akan teknologi, sumber daya manusia
semakin berkembang pesat. Seperti halnya inovasi, dan kreativitas terus bermunculan
seiring tahun ke tahun. Dengan adanya hal tersebut gaya hidup manusia menjadi lebih
mobile dan serba instan berbagai alat dan produk diciptakan agar dengan mudah
untuk memenuhi kebutuhan mereka, tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan tetapi
manusia sekarang ini juga lebih memperhatikan daya yang lebih hemat dan efisien
dan tentunya lebih bnyak manfaatnya.
Teknologi adalah suatu jawaban untuk bisa membuat keinginan manusia
tersebut terwujud. Dengan adanya sebab hal itu, manusia terus menciptakan,
mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya agar tercipta suatu teknologi yang
lebih efisien. Suatu bukti nyata atas pemanfaatan dan perkembangannya itu salah satu
contohnya sampai saat ini yaitu muncul suatu alat pengubah energi seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan Pembangkit Listrik
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya memang belum berkembang pesat , namun
perkembangan teknologi ini sangat layak jika didukung banyak kalayak masyarakat
Indonesia terlebih Sumber Daya Alam di Indonesia dan Iklim di Indonesia yang tropis
membuat teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya akan sangat bermanfaat,
Pemanfaatan energi panas cuaca di Indonesia akan sangat efisien pada teknologi ini
dan tentunya akan memberikan banyak keuntungan, dan lebih hemat energi daripada
pemanfaatan sumber daya listrik yang sekarang ini banyak orang gunakan.
Langkah dalam memanjukan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, akan
membantu pemerintah dan masyrakat dari masalah pemanfaatan energi sehingga tidak
menjadikan pemborosan energi.
1.2. Tujuan
1. Mendukung upaya pemenuhan kebutuhan listrik bangsa Indonesia
2. Memajukan perkembangan teknologi di Indonesia.
3. Membantu Indonesia dalam pemanfaatan energi yang lebih hemat dan efisien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia, paling populer digunakan
untuk listrik pedesaan (terpencil), system seperti ini populer dengan sebutan SHS
(Solar Home System). SHS umumnya berupa system berskala kecil, dengan
menggunakan modul surya 50-100 Wp (Watt Peak) dan menghasilkan listrik
harian sebesar 150-300 Wh. Karena skalanya yang kecil, system DC (direct current)
lebih disukai, untuk menghindari losses dan self consumption akibat digunakannya
inverter.
Konfigurasi SHS seperti diagram dibawah ini:
Karena systemnya yang kecil dan dipasang secara desentralisasi (satu rumah satu
pembangkit, sehingga tidak memerlukan jaringan distribusi) SHS ideal digunakan
untuk listrik di pedesaan dimana jarak rumah satu dengan lainnya berjauhan, dan
keperluan listriknya relatif kecil, yakni hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
(lampu).
Meskipun secara pengertian SHS dapat saja berupa system yang besar (sejauh masih
digunakan untuk listrik rumah), namun kebanyakan orang cenderung tidak
menggunakan istilah SHS untuk system yang menggunakan modul lebih besar
dari 100Wp (atau produksi energi harian >400Wh).
3
Kecilnya listrik yang dapat disediakan oleh SHS (kecil menurut definisi orang
kota yang sering menggunakan listrik jauh diatas produksi SHS, padahal bagi
orang desa listrik sejumlah itu sangat bermanfaat, karena dibandingkan lampu
minyak tanah, yakni lampu teplok/petromak), ditambah lagi dengan relatif sulitnya
mencari peralatan elektronik rumah tangga (TV, Radio/Tape dll) yang menggunakan
system DC, membuat SHS tidak menarik untuk penggunaan di desa-desa dekat kota
atau di perkotaan, dimana kebutuhan listrik sudah tidak melulu hanya untuk lampu
penerangan.
Meskipun belum ada batasan yang jelas, PLTS yang menggunakan modul surya
lebih dari 100Wp (Output energi >400Wh), dan oleh karenanya lebih memungkinkan
digunakan system AC (Alternating current; karena listrik yang dapat digunakan
setelah dikurangi losses dan self consumption inverter masih cukup memadai), dalam
tulisan ini, termasuk dalam kategori PLTS skala menengah-besar. PLTS pada skala
ini umumnya tidak lagi menggunakan system desentralisasi, tetapi menggunakan
system sentralisasi ( dus menggunakan jaringan distribusi), dan dikombinasikan
dengan system pembangkit lainnya.
Di Indonesia, demand untuk system ini mulai terlihat meningkat sejak tahun
2000an seiring dengan gencarnya kampanye energi hijau untuk perkotaan dan
dicabutnya subsidi BBM oleh pemerintah pada tahun 2005, yang membuat biaya
operasi genset, terutama di daerah (pulau) terpencil menjadi semakin mahal dan
mengakibatkan harga PLTS semakin kompetitif.
Grid connected PV (PV=photovoltaic=PLTS), Grid Interractive, BIPV (Building
Integration PV) adalah aplikasi Hybrid (=menggunakan 2 atau lebih system
pembangkit energi yang berbeda) antara PLTS dan Listrik jaringan (PLN) yang sudah
banyak digunakan diperkotaan: Ruangan Menteri Pendidikan, Mentri Ristek, Dirjen
LPE, Halte Busway dll. Sedangkan Hybrid PV-Genset (baik untuk jaringan stand
alone genset ataupun genset yang sudah di-interkoneksi), PV-Mikro Hydro, dan PV-
Wind adalah aplikasi hybrid yang banyak digunakan di pedesaan, ataupun untuk
system off-grid (isolated grid).
2.2. Keunggulan dari penggunaan PLTS
Keunggulan terpenting dari penggunaan PLTS adalah:
1. Tergolong kedalam sumber energy terbarukan dan ramah lingkungan.
2. Tidak memerlukan biaya maintenance dan biaya operasi.
3. Memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.
4
2.3. Penggunaan Sistem Hybrid PLTS – Genset
Pengertian Hybrid pada tulisan ini adalah penggunaan 2 atau lebih
pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda, umumnya digunakan
untuk captive genset, sehingga diperoleh sinergy yang memberikan keuntungan
ekonomis maupun teknis (=keandalan system supply).
Tujuan utama dari system hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan
dua atau lebih sumber energi (system pembangkit) sehingga dapat saling
menutupi kelemahan masing-masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi
ekonomis pada type load (Load profile) tertentu.
Type load (Load profile) adalah keyword penting dalam system hy brid. Untuk
setiap load profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid dengan komposisi
tertentu, agar dapat dicapai system yang optimum. Oleh karenanya, system design
dan system sizing (lihat publikasi pt Azet tentang topik ini), memegang peranan
penting untuk mencapai target dibuatnya system hybrid. Sebagai contoh, load
profile yang relatif konstan selama 24 jam dapat dicatu secara efisien dan ekonomis
oleh genset (dengan kapasitas yang sesuai), akan tetapi load profile dimana
penggunaan listrik pada siang hari berbeda jauh dibandingkan dengan malam hari,
akan membuat penggunaan genset saja tidak optimum. Dibawah ini adalah typical
load profile untuk konsumen listrik pedesaan:
Pada saat peak load, penggunaan genset mencapai titik optimum, tetapi pada saat base
load, efisiensi genset sangat menurun. Pada load profile seperti ini system hybrid
sangat bermanfaat.
System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system pembangkit listrik, umumnya
system pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah genset, PLTS,
mikrohydro, Tenaga Angin. Sehingga system hybrid bisa berarti PLTS-Genset,
PLTS-Mikrohydro, PLTS-Tenaga Angin dst. Di indonesia system hybrid telah banyak
digunakan, baik PLTS- Genset, PLTS-Mikrohydro, maupun PLTS-Tenaga Angin-
Mikro Hydro. Namun demikian hybrid PLTS-Genset yang paling banyak dipakai.
5
Umumnya digunakan pada captive genset/isolated grid (stand alone genset, yakni
genset yang tidak di interkoneksi).
Tujuan dari Hybrid PV-Genset adalah mengkombinasikan keunggulan dari setiap
pembangkit (dalam hal ini genset & PLTS) sekaligus menutupi k elemahan masing-
masing pembangkit untuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga secara keseluruhan
system dapat beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Photovoltaic memerlukan
investasi awal yang besar tetapi tidak memerlukan operation & maintenance
(O&M) cost, dan lebih murah untuk jangka panjang, oleh karenanya ideal untuk
mencatu base load, yang umumnya tidak terlalu besar. Apabila digunakan untuk
mencatu peak load, investasi awal yang dibutuhkan akan terlalu besar. Dilain pihak,
Investasi awal genset tidak besar tetapi O&M cost tinggi dan mahal untuk jangka
panjang, sehingga efektif dan efisien untuk mencatu load besar pada saat peak load,
tetapi tidak efisien pada base load, karena jauh dibawah kapasitas optimumnya.
Kombinasi Hybrid PV-Genset akan mengurangi jam operasi genset (misalnya dari
24 jam per hari menjadi hanya 4 jam per hari pada saat peak load saja) sehingga biaya
O&M dapat lebih efisien, sementara PLTS digunakan untuk mencatu base load,
sehingga tidak dibutuhkan investasi awal yang besar. Dengan demikian Hybrid
PV-Genset akan dapat menghemat O&M cost, mengurangi inefisiensi
penggunaan genset, serta sekaligus menghindari kebutuhan investasi awal yang besar.
A. Konfigurasi Hybrid PV-Genset
System Hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut:
1. Genset
Membangkitkan listrik AC, untuk system hybrid umumnya dilengkapi
dengan automatic starter, agar nyala-mati nya genset dapat diatur otomatis
dari electronic controller.
2. PLTS (PV)
Mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat system
hybrid menggunakan modul surya (Solar module/Solar panel) dalam
jumlah yang cukup banyak dan semuanya disambungkan baik seri
maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas per panel yang besar
(> 100 Wp/panel) lebih disukai, dengan demikian dapat mengurangi
kebutuhan kabel koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya,
sebelum masuk ke jaringan distribusi dikonversi menjadi listrik AC
(alternating current), oleh karena itu output dari solar modul diusahakan
dengan voltage >12VDC (system voltage 48V ~ 120 VDC umum
dipakai). Untuk kebutuhan ini, BP Solar mengeluarkan modul surya
160Wp dengan system voltage 24V DC, hal ini memudahkan koneksi
untuk mengejar DC voltage yang tinggi. Koneksi seri/paralel antar
modul surya juga disertai dengan diode-diode pengaman (Bypass
Diode & Blocking Diode) untuk mencegah short circuit, hot spot, dan
reverse current.
6
3. Electronic Controller/Bi directional Inverter
Sering juga disebut sebagai power conditioner. Pada hakekatnya
berfungsi sebagai:
a) Voltage conditioning sebelum di catu ke load,
b) Berfungsi sebagai inverter dengan mengkonversi listrik DC yang
dihasilkan solar pv system menjadi listrik AC yang akan dicatu ke
load,
c) Berfungsi sebagai charger untuk mencharge battery dengan
memanfaatkan kelebihan listrik dari genset,
d) Berfungsi mengatur charging battery dari solar module,
e) Mengatur dan mengelola pembangkit mana yang harus bekerja sesuai
dengan kebutuhan load, termasuk mematikan dan menyalakan genset.
4. Battery
Berfungsi sebagai buffer daya untuk mengatasi time lag antara
dihasilkannya listrik oleh pembangkit (PV ataupun genset) dengan waktu
digunakannya listrik oleh load. Ukuran battery yang dipakai sangat
tergantung pada ukuran genset, ukuran solar panel, dan load pattern.
Ukuran battery yang terlalu besar baik untuk efisiensi operasi tetapi
mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu besar, sebaliknya
ukuran battery terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya
daya berlebih dari pembangkit dan genset terlalu sering menyala
System hybrid secara skematis disajikan pada diagram berikut ini:
B. Cara Kerja
Terdapat beragam system hybrid, tergantung pada system design dan pilihan
peralatan. Pada system hybrid tertentu, peralihan PLTS atau genset yang dioperasikan
dilakukan secara manual. System ini tidak disarankan karena sangat tergantung pada
ketelitian operator dalam mengamati perilaku load. System hybrid yang baik
dilengkapi dengan automatic engine starter pada gensetnya dimana mati-hidupnya
genset di atur secara elektronis. Perkembangan teknologi system control untuk hybrid
sudah sangat baik akhir- akhir ini.
7
Apabila load dapat di catu oleh PLTS dan battery, maka SMD akan mengkonversi
listrik DC dari PLTS atau battery menjadi listrik AC, lalu di catu ke jaringan. Apabila
PLTS dan battery tidak mampu lagi mencatu load, maka genset akan di nyalakan
untuk membantu mencatu listrik. Tergantung pada system sizing dan system
designnya, hal ini berarti pada dasarnya base load akan dicatu oleh PLTS (dan
battery), sedangkan peak load akan dicatu oleh genset.
Battery akan di isi (charge) oleh dua sumber, yakni PLTS pada siang hari, dan genset
yang berasal dari daya berlebih (excessive power) pada saat genset mencatu peak
load, yakni ketika peak load mulai menurun (dan genset masih menyala).
Perilaku hybrid tersebut di atas dapat di set pada SMD, dan dasar set up nya adalah
pada saat penentuan system sizing dan system design berdasarkan data load profile.
Oleh karena itu, load profile sangat menentukan perilaku system hybrid dalam
mencatu listrik
Apabila system sizing dan system designya tidak baik, genset dapat sering menyala
atau menyala pada jam-jam yang tidak diinginkan (misalnya tengah malam), sehingga
persediaan BBM tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menjadi masalah besar apabila
system hybrid di tempatkan di wilayah dimana supply BBM relatif sulit.
C. System Sizing & Design
System sizing adalah proses menentukan kapasitas (ukuran) system
berdasarkan load profile yang ingin di catu dengan memperhatikan
kemampuan output masing-masing pembangkit.
Kapasitas system hybrid PLTS-Genset yang banyak digunakan adalah:
2.5kW, 5kW,10kW, 20 kW, 40kW, 60kW, 80kW, dan 100kW.
8
Kompos isi porsi PLTS dan porsi Genset ditentukan dengan
mempertimbangkan banyak aspek, seperti:
a) Kondisi suplai BBM (apabila suplai BBM relatif sulit maka porsi
genset cenderung diperkecil),
b) Harga BBM setempat (apabila harga BBM setempat mahal maka
porsi genset cenderung diperkecil),
c) Load profile (lihat pembahasan base load dan peak load dalam
kaitannya dengan catu listrik dari pembangkit), dan
d) Kemampuan biaya pembangunan (=investasi; porsi genset terlalu besar
mengakibatkan O&M cost yang besar, tapi apabila porsi PLTS besar
maka O&M cost kecil tetapi investasi besar).
Komposisi yang umum dipakai adalah: 20-40% PLTS dan 60-80% Genset.
Ukuran battery yang akan digunakan diperhitungkan dengan mempertimbangkan
radiasi matahari (ESH, equivalent sun hour), load profile, dan pengaturan jam
kerja genset. Ukuran battery yang terlalu kecil akan mengakibatkan genset terlalu
sering menyala, sedangkan apabila terlalu besar akan mengakibatkan tingginya biaya
investasi.
System Design adalah proses menentukan design peralatan yang akan dipakai agar
dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan, dan agar peralatan satu dengan lainnya
dapat berinteraksi dengan baik. Sebagai contoh, system hybrid dapat saja
menggunakan genset dengan manual starter atau automatic starter, dan genset
manapun yang dipilih maka harus disesuaikan dengan system control yang akan
dipakai. System Hybrid yang digunakan pada jaringan captive genset/isolated genset
(off grid system), dapat juga dilengkapi dengan system pra bayar, dimana
masyarakat dapat membeli listrik untuk kebutuhan satu minggu/bulan.
2.4. Penggunaan Sistem PLTS Grid Interractive
Grid interractive pada dasarnya adalah menggabungkan PLTS dengan jaringan
distribusi listrik (PLN). Sebagian orang menyebutnya dengan istilah Hybrid PLTS-
PLN. Perbedaan fisik mendasar dari system ini dengan system hybrid yang telah
dijelaskan terdahulu adalah bahwa PLTS grid interractive tidak menggunakan
battery, sehingga system ini j auh lebih murah. Grid interractive umumnya digunakan
pada jaringan interkoneksi.
9
Kebanyakan penggunaan PLTS grid interractive dimotivasi oleh keinginan
untuk menggunakan energy yang ramah lingkungan, dan untuk mengatasi
ketidakstabilan pada tegangan (voltage sags, swells, spikes, dan noise), serta
mengurangi penggunaan BBM pada system interkoneksi genset di wilayah pedesaan.
Di beberapa negara maju, dimana kesadaran penggunaan energi ramah lingkungan
sudah sangat besar, listrik berlebih yang dihasilkan oleh PLTS-Grid Interractive
yang masuk ke jaringan akan dibayar mahal oleh utility company (~PLN), atau
diberi insentif pajak yang memadai, sehingga penggunaan system seperti ini sangat
melonjak terutama di Jerman, Jepang, dan Amerika pada tahun 2004-2006 dan
diprediksi akan terus meningkat.
PLTS Grid Interractive yang diintegrasikan dengan bangunan, banyak disebut sebagai
BIPV (Building Integration PV).
A. Konfigurasi System
PLTS grid interractive hanya terdiri dari modul surya, controller, dan inverter.
Peralatan ini disambungkan ke jaringan listrik PLN. Secara skematis disajikan di
bawah ini:
B. Cara Kerja
Selama modul surya menghasilkan listrik (pada siang hari) maka beban akan dicatu
oleh PLTS. Apabila beban yang harus dicatu melebihi kemampuan PLTS, atau
apabila output dari PLTS berkurang (karena cuaca), atau apabila PLTS tidak
menghasilkan listrik (malam hari), maka listrik dari jaringan akan masuk
membantu. Karena system kerja yang interaktif dengan listrik jaringan (grid)
seperti ini, maka system ini disebut PLTS-Grid Interractive.
10
Untuk alasan keamanan, apabila listrik dari jaringan mati, maka system akan
otomatis juga mematikan suplai listrik dari PLTS, hal ini untuk mencegah terjadinya
“islanding”.
Apabila system ini di pasang di suatu rumah/gedung, maka apabila listrik yang
dihasilkan oleh PLTS melebihi beban, kelebihan listrik tersebut akan masuk ke
jaringan.
Range impedance, tegangan, dan frequency dapat di atur agar sesuai dengan perilaku
listrik jaringan setempat.
C. Sistem Sizing & Design
Ukuran dari system PLTS-Grid Interractive dapat beragam sesuai kemampuan, tersedia
system untuk kapasitas: 700W, 850 Watt, 1100 Watt, 1700 Watt, 2500 Watt, dan
3000 Watt. Akan tetapi dengan design system yang bersifat moduler, system seperti
ini dapat dibuat menjadi ratusan MW atau tanpa batas, dengan menggabungkan
system satu dengan lainnya. Keuntungan dari system moduler ini adalah system dapat
dimulai dengan system kecil ( sehingga tidak perlu biaya investasi besar),
kemudian apabila tersedia biaya investasi lagi, maka dapat ditambah satu system lagi
dst dst.
11
2.5. BIPV (Building Integration PV)
Seperti telah dijelaskan, BIPV adalah PLTS yang diintegrasikan pada bangunan.
Umumnya berupa PLTS-Grid interractive. Akan tetapi dapat juga berupa system back
up PLTS. Di bawah ini adalah beberapa aplikasi BIPV.
12
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan adanya sistem teknologi ini, masyrakat Indonesia diharapkan bisa
mendukung penuh terhadap upaya pemenuhan kebutuhan listrik bangsa Indonesia dari
linkungan pedesaan hingga perkotaan di masa mendatang. Walau dari segi biaya
mahal tetap pemanfaatan teknologi ini bisa menjadi titik pertimbangan dalam
pemenuhan kebutuhan dan penghematan listrik.

More Related Content

What's hot

Makalah plts
Makalah pltsMakalah plts
Makalah plts
Icmi Awan
 
Makalah Singkat Motor Listrik
Makalah Singkat Motor ListrikMakalah Singkat Motor Listrik
Makalah Singkat Motor Listrik
VIN AGUNG
 
rancang bangun sistem hybrid PLTS-PLN
rancang bangun sistem hybrid PLTS-PLNrancang bangun sistem hybrid PLTS-PLN
rancang bangun sistem hybrid PLTS-PLNAgusta Laksmana
 
Energi surya
Energi suryaEnergi surya
Energi surya
Jack Tigabelass
 
334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat
Emil ..
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
Nur Fitryah
 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
Hasan Adriyadinata
 
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
indrainsanprasetyo
 
Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so
Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so
Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so
Muhammad Zulvan Dwihatmoko
 
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Materi  fister rekayasa pembangkit listrikMateri  fister rekayasa pembangkit listrik
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Adhi Susanto
 
LISTRIK TENAGA SURYA
LISTRIK TENAGA SURYALISTRIK TENAGA SURYA
LISTRIK TENAGA SURYA
Arif Hidayat
 
Topik khusus Tenaga
Topik khusus TenagaTopik khusus Tenaga
Topik khusus Tenaga
nuna2014
 
Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)
Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)
Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)
PT. Hexamitra Daya Prima
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
Habeb Muhammad
 
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginPemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Ethelbert Phanias
 
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar EnergyAplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
bleed4gain
 
Plt otec
Plt otecPlt otec
Plt otec
Nur Fitryah
 
Makalah fisika panel surya
Makalah fisika panel suryaMakalah fisika panel surya
Makalah fisika panel surya
PT. SASA
 
Panel surya
Panel suryaPanel surya
Panel surya
Yosef Wiratama
 
Kipas angin tungku sate kate pkm kc
Kipas angin tungku sate kate pkm kcKipas angin tungku sate kate pkm kc
Kipas angin tungku sate kate pkm kc
jujuntugistan
 

What's hot (20)

Makalah plts
Makalah pltsMakalah plts
Makalah plts
 
Makalah Singkat Motor Listrik
Makalah Singkat Motor ListrikMakalah Singkat Motor Listrik
Makalah Singkat Motor Listrik
 
rancang bangun sistem hybrid PLTS-PLN
rancang bangun sistem hybrid PLTS-PLNrancang bangun sistem hybrid PLTS-PLN
rancang bangun sistem hybrid PLTS-PLN
 
Energi surya
Energi suryaEnergi surya
Energi surya
 
334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
 
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
 
Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so
Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so
Permasalahan kelistrikan nasional_dan_so
 
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Materi  fister rekayasa pembangkit listrikMateri  fister rekayasa pembangkit listrik
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
 
LISTRIK TENAGA SURYA
LISTRIK TENAGA SURYALISTRIK TENAGA SURYA
LISTRIK TENAGA SURYA
 
Topik khusus Tenaga
Topik khusus TenagaTopik khusus Tenaga
Topik khusus Tenaga
 
Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)
Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)
Merencanakan PJU Tenaga Surya (Penerangan Jalan Umum)
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
 
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginPemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
 
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar EnergyAplikasi Penggunaan Solar Energy
Aplikasi Penggunaan Solar Energy
 
Plt otec
Plt otecPlt otec
Plt otec
 
Makalah fisika panel surya
Makalah fisika panel suryaMakalah fisika panel surya
Makalah fisika panel surya
 
Panel surya
Panel suryaPanel surya
Panel surya
 
Kipas angin tungku sate kate pkm kc
Kipas angin tungku sate kate pkm kcKipas angin tungku sate kate pkm kc
Kipas angin tungku sate kate pkm kc
 

Similar to Makalah ilmiah

Peran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
Peran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di IndonesiaPeran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
Peran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
mardiansyah313
 
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdfJurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
RoyCharli
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaSri Sediaz
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
pepi rahmayani
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaSri Sediaz
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiarohimsediaz
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiarohimsediaz
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaSri Sediaz
 
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesiarohimsediaz
 
Perencanaan ptlmh
Perencanaan ptlmhPerencanaan ptlmh
Perencanaan ptlmh
Khairil Anwar
 
Manfaat Listrik Alam Bagi Lingkungan
Manfaat Listrik Alam Bagi LingkunganManfaat Listrik Alam Bagi Lingkungan
Manfaat Listrik Alam Bagi Lingkungan
bleed4gain
 
Upaya Peningkatan Elektrifikasi di Indonesia
Upaya Peningkatan Elektrifikasi di IndonesiaUpaya Peningkatan Elektrifikasi di Indonesia
Upaya Peningkatan Elektrifikasi di Indonesia
SukmaSepriana1
 
Solar Energy power point
Solar Energy power pointSolar Energy power point
Solar Energy power point
Iman Maris
 
Rekayasa Sistem (Lanjutan)
Rekayasa Sistem (Lanjutan)Rekayasa Sistem (Lanjutan)
Rekayasa Sistem (Lanjutan)
Fitriah27
 
TB2 RE.pptx
TB2 RE.pptxTB2 RE.pptx
TB2 RE.pptx
DoniDony
 
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Dewi Izza
 
Laporan kemajuan pkmkc
Laporan kemajuan pkmkcLaporan kemajuan pkmkc
Laporan kemajuan pkmkc
Erfan Widodo
 
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptxTUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
HardiveTriPrasetiyo
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanIbnu Siroj
 

Similar to Makalah ilmiah (20)

Peran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
Peran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di IndonesiaPeran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
Peran warga negara dalam upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
 
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdfJurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
 
Bab i distribusi
Bab i distribusiBab i distribusi
Bab i distribusi
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam mendukung upaya kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam pemenuhan kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesiaPeran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
 
Perencanaan ptlmh
Perencanaan ptlmhPerencanaan ptlmh
Perencanaan ptlmh
 
Manfaat Listrik Alam Bagi Lingkungan
Manfaat Listrik Alam Bagi LingkunganManfaat Listrik Alam Bagi Lingkungan
Manfaat Listrik Alam Bagi Lingkungan
 
Upaya Peningkatan Elektrifikasi di Indonesia
Upaya Peningkatan Elektrifikasi di IndonesiaUpaya Peningkatan Elektrifikasi di Indonesia
Upaya Peningkatan Elektrifikasi di Indonesia
 
Solar Energy power point
Solar Energy power pointSolar Energy power point
Solar Energy power point
 
Rekayasa Sistem (Lanjutan)
Rekayasa Sistem (Lanjutan)Rekayasa Sistem (Lanjutan)
Rekayasa Sistem (Lanjutan)
 
TB2 RE.pptx
TB2 RE.pptxTB2 RE.pptx
TB2 RE.pptx
 
Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1Makalah teknik tenaga listrik part 1
Makalah teknik tenaga listrik part 1
 
Laporan kemajuan pkmkc
Laporan kemajuan pkmkcLaporan kemajuan pkmkc
Laporan kemajuan pkmkc
 
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptxTUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
TUGAS PPT SMART DISTRIBUTION KELOMPOK 3 .pptx
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 

More from wybawa

Fiber Optik
Fiber OptikFiber Optik
Fiber Optik
wybawa
 
Konsep nilai waktu dari uang
Konsep nilai waktu dari uangKonsep nilai waktu dari uang
Konsep nilai waktu dari uang
wybawa
 
Analisis rate of return
Analisis rate of returnAnalisis rate of return
Analisis rate of return
wybawa
 
Tugas Kedua Ekonomi Teknik
Tugas Kedua Ekonomi TeknikTugas Kedua Ekonomi Teknik
Tugas Kedua Ekonomi Teknik
wybawa
 
Tugas Pertama Ekonomi Teknik
Tugas Pertama Ekonomi TeknikTugas Pertama Ekonomi Teknik
Tugas Pertama Ekonomi Teknik
wybawa
 
Equipment selection for high selective excavation surface coal mining
Equipment selection for high selective excavation surface coal miningEquipment selection for high selective excavation surface coal mining
Equipment selection for high selective excavation surface coal miningwybawa
 
Operating Maintenance Model for Modern Printing Machines
Operating Maintenance Model for Modern Printing MachinesOperating Maintenance Model for Modern Printing Machines
Operating Maintenance Model for Modern Printing Machineswybawa
 
Pengaruh sampah terhadap lingkungan
Pengaruh sampah terhadap lingkunganPengaruh sampah terhadap lingkungan
Pengaruh sampah terhadap lingkunganwybawa
 

More from wybawa (8)

Fiber Optik
Fiber OptikFiber Optik
Fiber Optik
 
Konsep nilai waktu dari uang
Konsep nilai waktu dari uangKonsep nilai waktu dari uang
Konsep nilai waktu dari uang
 
Analisis rate of return
Analisis rate of returnAnalisis rate of return
Analisis rate of return
 
Tugas Kedua Ekonomi Teknik
Tugas Kedua Ekonomi TeknikTugas Kedua Ekonomi Teknik
Tugas Kedua Ekonomi Teknik
 
Tugas Pertama Ekonomi Teknik
Tugas Pertama Ekonomi TeknikTugas Pertama Ekonomi Teknik
Tugas Pertama Ekonomi Teknik
 
Equipment selection for high selective excavation surface coal mining
Equipment selection for high selective excavation surface coal miningEquipment selection for high selective excavation surface coal mining
Equipment selection for high selective excavation surface coal mining
 
Operating Maintenance Model for Modern Printing Machines
Operating Maintenance Model for Modern Printing MachinesOperating Maintenance Model for Modern Printing Machines
Operating Maintenance Model for Modern Printing Machines
 
Pengaruh sampah terhadap lingkungan
Pengaruh sampah terhadap lingkunganPengaruh sampah terhadap lingkungan
Pengaruh sampah terhadap lingkungan
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 

Makalah ilmiah

  • 1. MAKALAH ILMIAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DI INDONESIA Makalah ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Disusun oleh : Wibawa Adi Putra (NPM : 17412679) TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ijin dan karunia-NYA saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di Indonesia”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan tulus dan rendah hati saya mengharap kritik dan saran dari pembimbing yakni dosen, para mahasiswa dan pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam makalah yang saya buat. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, amien. Depok, April 2014 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................1 1.2. Tujuan..........................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia ..........................................................2 2.2. Keunggulan dari penggunaan PLTS ..........................................................................3 2.3. Penggunaan Sistem Hybrid PLTS – Genset................................................................4 2.4. Penggunaan Sistem PLTS Grid Interractive ...............................................................8 2.5. BIPV (Building Integration PV) ...............................................................................11 BAB IV PENUTUP 3.1. Kesimpulan................................................................................................................12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Era Globalisasi perkembangan akan teknologi, sumber daya manusia semakin berkembang pesat. Seperti halnya inovasi, dan kreativitas terus bermunculan seiring tahun ke tahun. Dengan adanya hal tersebut gaya hidup manusia menjadi lebih mobile dan serba instan berbagai alat dan produk diciptakan agar dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan mereka, tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan tetapi manusia sekarang ini juga lebih memperhatikan daya yang lebih hemat dan efisien dan tentunya lebih bnyak manfaatnya. Teknologi adalah suatu jawaban untuk bisa membuat keinginan manusia tersebut terwujud. Dengan adanya sebab hal itu, manusia terus menciptakan, mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya agar tercipta suatu teknologi yang lebih efisien. Suatu bukti nyata atas pemanfaatan dan perkembangannya itu salah satu contohnya sampai saat ini yaitu muncul suatu alat pengubah energi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan Pembangkit Listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya memang belum berkembang pesat , namun perkembangan teknologi ini sangat layak jika didukung banyak kalayak masyarakat Indonesia terlebih Sumber Daya Alam di Indonesia dan Iklim di Indonesia yang tropis membuat teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya akan sangat bermanfaat, Pemanfaatan energi panas cuaca di Indonesia akan sangat efisien pada teknologi ini dan tentunya akan memberikan banyak keuntungan, dan lebih hemat energi daripada pemanfaatan sumber daya listrik yang sekarang ini banyak orang gunakan. Langkah dalam memanjukan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, akan membantu pemerintah dan masyrakat dari masalah pemanfaatan energi sehingga tidak menjadikan pemborosan energi. 1.2. Tujuan 1. Mendukung upaya pemenuhan kebutuhan listrik bangsa Indonesia 2. Memajukan perkembangan teknologi di Indonesia. 3. Membantu Indonesia dalam pemanfaatan energi yang lebih hemat dan efisien.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia, paling populer digunakan untuk listrik pedesaan (terpencil), system seperti ini populer dengan sebutan SHS (Solar Home System). SHS umumnya berupa system berskala kecil, dengan menggunakan modul surya 50-100 Wp (Watt Peak) dan menghasilkan listrik harian sebesar 150-300 Wh. Karena skalanya yang kecil, system DC (direct current) lebih disukai, untuk menghindari losses dan self consumption akibat digunakannya inverter. Konfigurasi SHS seperti diagram dibawah ini: Karena systemnya yang kecil dan dipasang secara desentralisasi (satu rumah satu pembangkit, sehingga tidak memerlukan jaringan distribusi) SHS ideal digunakan untuk listrik di pedesaan dimana jarak rumah satu dengan lainnya berjauhan, dan keperluan listriknya relatif kecil, yakni hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (lampu). Meskipun secara pengertian SHS dapat saja berupa system yang besar (sejauh masih digunakan untuk listrik rumah), namun kebanyakan orang cenderung tidak menggunakan istilah SHS untuk system yang menggunakan modul lebih besar dari 100Wp (atau produksi energi harian >400Wh).
  • 6. 3 Kecilnya listrik yang dapat disediakan oleh SHS (kecil menurut definisi orang kota yang sering menggunakan listrik jauh diatas produksi SHS, padahal bagi orang desa listrik sejumlah itu sangat bermanfaat, karena dibandingkan lampu minyak tanah, yakni lampu teplok/petromak), ditambah lagi dengan relatif sulitnya mencari peralatan elektronik rumah tangga (TV, Radio/Tape dll) yang menggunakan system DC, membuat SHS tidak menarik untuk penggunaan di desa-desa dekat kota atau di perkotaan, dimana kebutuhan listrik sudah tidak melulu hanya untuk lampu penerangan. Meskipun belum ada batasan yang jelas, PLTS yang menggunakan modul surya lebih dari 100Wp (Output energi >400Wh), dan oleh karenanya lebih memungkinkan digunakan system AC (Alternating current; karena listrik yang dapat digunakan setelah dikurangi losses dan self consumption inverter masih cukup memadai), dalam tulisan ini, termasuk dalam kategori PLTS skala menengah-besar. PLTS pada skala ini umumnya tidak lagi menggunakan system desentralisasi, tetapi menggunakan system sentralisasi ( dus menggunakan jaringan distribusi), dan dikombinasikan dengan system pembangkit lainnya. Di Indonesia, demand untuk system ini mulai terlihat meningkat sejak tahun 2000an seiring dengan gencarnya kampanye energi hijau untuk perkotaan dan dicabutnya subsidi BBM oleh pemerintah pada tahun 2005, yang membuat biaya operasi genset, terutama di daerah (pulau) terpencil menjadi semakin mahal dan mengakibatkan harga PLTS semakin kompetitif. Grid connected PV (PV=photovoltaic=PLTS), Grid Interractive, BIPV (Building Integration PV) adalah aplikasi Hybrid (=menggunakan 2 atau lebih system pembangkit energi yang berbeda) antara PLTS dan Listrik jaringan (PLN) yang sudah banyak digunakan diperkotaan: Ruangan Menteri Pendidikan, Mentri Ristek, Dirjen LPE, Halte Busway dll. Sedangkan Hybrid PV-Genset (baik untuk jaringan stand alone genset ataupun genset yang sudah di-interkoneksi), PV-Mikro Hydro, dan PV- Wind adalah aplikasi hybrid yang banyak digunakan di pedesaan, ataupun untuk system off-grid (isolated grid). 2.2. Keunggulan dari penggunaan PLTS Keunggulan terpenting dari penggunaan PLTS adalah: 1. Tergolong kedalam sumber energy terbarukan dan ramah lingkungan. 2. Tidak memerlukan biaya maintenance dan biaya operasi. 3. Memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.
  • 7. 4 2.3. Penggunaan Sistem Hybrid PLTS – Genset Pengertian Hybrid pada tulisan ini adalah penggunaan 2 atau lebih pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda, umumnya digunakan untuk captive genset, sehingga diperoleh sinergy yang memberikan keuntungan ekonomis maupun teknis (=keandalan system supply). Tujuan utama dari system hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau lebih sumber energi (system pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada type load (Load profile) tertentu. Type load (Load profile) adalah keyword penting dalam system hy brid. Untuk setiap load profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid dengan komposisi tertentu, agar dapat dicapai system yang optimum. Oleh karenanya, system design dan system sizing (lihat publikasi pt Azet tentang topik ini), memegang peranan penting untuk mencapai target dibuatnya system hybrid. Sebagai contoh, load profile yang relatif konstan selama 24 jam dapat dicatu secara efisien dan ekonomis oleh genset (dengan kapasitas yang sesuai), akan tetapi load profile dimana penggunaan listrik pada siang hari berbeda jauh dibandingkan dengan malam hari, akan membuat penggunaan genset saja tidak optimum. Dibawah ini adalah typical load profile untuk konsumen listrik pedesaan: Pada saat peak load, penggunaan genset mencapai titik optimum, tetapi pada saat base load, efisiensi genset sangat menurun. Pada load profile seperti ini system hybrid sangat bermanfaat. System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system pembangkit listrik, umumnya system pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah genset, PLTS, mikrohydro, Tenaga Angin. Sehingga system hybrid bisa berarti PLTS-Genset, PLTS-Mikrohydro, PLTS-Tenaga Angin dst. Di indonesia system hybrid telah banyak digunakan, baik PLTS- Genset, PLTS-Mikrohydro, maupun PLTS-Tenaga Angin- Mikro Hydro. Namun demikian hybrid PLTS-Genset yang paling banyak dipakai.
  • 8. 5 Umumnya digunakan pada captive genset/isolated grid (stand alone genset, yakni genset yang tidak di interkoneksi). Tujuan dari Hybrid PV-Genset adalah mengkombinasikan keunggulan dari setiap pembangkit (dalam hal ini genset & PLTS) sekaligus menutupi k elemahan masing- masing pembangkit untuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga secara keseluruhan system dapat beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Photovoltaic memerlukan investasi awal yang besar tetapi tidak memerlukan operation & maintenance (O&M) cost, dan lebih murah untuk jangka panjang, oleh karenanya ideal untuk mencatu base load, yang umumnya tidak terlalu besar. Apabila digunakan untuk mencatu peak load, investasi awal yang dibutuhkan akan terlalu besar. Dilain pihak, Investasi awal genset tidak besar tetapi O&M cost tinggi dan mahal untuk jangka panjang, sehingga efektif dan efisien untuk mencatu load besar pada saat peak load, tetapi tidak efisien pada base load, karena jauh dibawah kapasitas optimumnya. Kombinasi Hybrid PV-Genset akan mengurangi jam operasi genset (misalnya dari 24 jam per hari menjadi hanya 4 jam per hari pada saat peak load saja) sehingga biaya O&M dapat lebih efisien, sementara PLTS digunakan untuk mencatu base load, sehingga tidak dibutuhkan investasi awal yang besar. Dengan demikian Hybrid PV-Genset akan dapat menghemat O&M cost, mengurangi inefisiensi penggunaan genset, serta sekaligus menghindari kebutuhan investasi awal yang besar. A. Konfigurasi Hybrid PV-Genset System Hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut: 1. Genset Membangkitkan listrik AC, untuk system hybrid umumnya dilengkapi dengan automatic starter, agar nyala-mati nya genset dapat diatur otomatis dari electronic controller. 2. PLTS (PV) Mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat system hybrid menggunakan modul surya (Solar module/Solar panel) dalam jumlah yang cukup banyak dan semuanya disambungkan baik seri maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas per panel yang besar (> 100 Wp/panel) lebih disukai, dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan kabel koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya, sebelum masuk ke jaringan distribusi dikonversi menjadi listrik AC (alternating current), oleh karena itu output dari solar modul diusahakan dengan voltage >12VDC (system voltage 48V ~ 120 VDC umum dipakai). Untuk kebutuhan ini, BP Solar mengeluarkan modul surya 160Wp dengan system voltage 24V DC, hal ini memudahkan koneksi untuk mengejar DC voltage yang tinggi. Koneksi seri/paralel antar modul surya juga disertai dengan diode-diode pengaman (Bypass Diode & Blocking Diode) untuk mencegah short circuit, hot spot, dan reverse current.
  • 9. 6 3. Electronic Controller/Bi directional Inverter Sering juga disebut sebagai power conditioner. Pada hakekatnya berfungsi sebagai: a) Voltage conditioning sebelum di catu ke load, b) Berfungsi sebagai inverter dengan mengkonversi listrik DC yang dihasilkan solar pv system menjadi listrik AC yang akan dicatu ke load, c) Berfungsi sebagai charger untuk mencharge battery dengan memanfaatkan kelebihan listrik dari genset, d) Berfungsi mengatur charging battery dari solar module, e) Mengatur dan mengelola pembangkit mana yang harus bekerja sesuai dengan kebutuhan load, termasuk mematikan dan menyalakan genset. 4. Battery Berfungsi sebagai buffer daya untuk mengatasi time lag antara dihasilkannya listrik oleh pembangkit (PV ataupun genset) dengan waktu digunakannya listrik oleh load. Ukuran battery yang dipakai sangat tergantung pada ukuran genset, ukuran solar panel, dan load pattern. Ukuran battery yang terlalu besar baik untuk efisiensi operasi tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu besar, sebaliknya ukuran battery terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya daya berlebih dari pembangkit dan genset terlalu sering menyala System hybrid secara skematis disajikan pada diagram berikut ini: B. Cara Kerja Terdapat beragam system hybrid, tergantung pada system design dan pilihan peralatan. Pada system hybrid tertentu, peralihan PLTS atau genset yang dioperasikan dilakukan secara manual. System ini tidak disarankan karena sangat tergantung pada ketelitian operator dalam mengamati perilaku load. System hybrid yang baik dilengkapi dengan automatic engine starter pada gensetnya dimana mati-hidupnya genset di atur secara elektronis. Perkembangan teknologi system control untuk hybrid sudah sangat baik akhir- akhir ini.
  • 10. 7 Apabila load dapat di catu oleh PLTS dan battery, maka SMD akan mengkonversi listrik DC dari PLTS atau battery menjadi listrik AC, lalu di catu ke jaringan. Apabila PLTS dan battery tidak mampu lagi mencatu load, maka genset akan di nyalakan untuk membantu mencatu listrik. Tergantung pada system sizing dan system designnya, hal ini berarti pada dasarnya base load akan dicatu oleh PLTS (dan battery), sedangkan peak load akan dicatu oleh genset. Battery akan di isi (charge) oleh dua sumber, yakni PLTS pada siang hari, dan genset yang berasal dari daya berlebih (excessive power) pada saat genset mencatu peak load, yakni ketika peak load mulai menurun (dan genset masih menyala). Perilaku hybrid tersebut di atas dapat di set pada SMD, dan dasar set up nya adalah pada saat penentuan system sizing dan system design berdasarkan data load profile. Oleh karena itu, load profile sangat menentukan perilaku system hybrid dalam mencatu listrik Apabila system sizing dan system designya tidak baik, genset dapat sering menyala atau menyala pada jam-jam yang tidak diinginkan (misalnya tengah malam), sehingga persediaan BBM tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menjadi masalah besar apabila system hybrid di tempatkan di wilayah dimana supply BBM relatif sulit. C. System Sizing & Design System sizing adalah proses menentukan kapasitas (ukuran) system berdasarkan load profile yang ingin di catu dengan memperhatikan kemampuan output masing-masing pembangkit. Kapasitas system hybrid PLTS-Genset yang banyak digunakan adalah: 2.5kW, 5kW,10kW, 20 kW, 40kW, 60kW, 80kW, dan 100kW.
  • 11. 8 Kompos isi porsi PLTS dan porsi Genset ditentukan dengan mempertimbangkan banyak aspek, seperti: a) Kondisi suplai BBM (apabila suplai BBM relatif sulit maka porsi genset cenderung diperkecil), b) Harga BBM setempat (apabila harga BBM setempat mahal maka porsi genset cenderung diperkecil), c) Load profile (lihat pembahasan base load dan peak load dalam kaitannya dengan catu listrik dari pembangkit), dan d) Kemampuan biaya pembangunan (=investasi; porsi genset terlalu besar mengakibatkan O&M cost yang besar, tapi apabila porsi PLTS besar maka O&M cost kecil tetapi investasi besar). Komposisi yang umum dipakai adalah: 20-40% PLTS dan 60-80% Genset. Ukuran battery yang akan digunakan diperhitungkan dengan mempertimbangkan radiasi matahari (ESH, equivalent sun hour), load profile, dan pengaturan jam kerja genset. Ukuran battery yang terlalu kecil akan mengakibatkan genset terlalu sering menyala, sedangkan apabila terlalu besar akan mengakibatkan tingginya biaya investasi. System Design adalah proses menentukan design peralatan yang akan dipakai agar dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan, dan agar peralatan satu dengan lainnya dapat berinteraksi dengan baik. Sebagai contoh, system hybrid dapat saja menggunakan genset dengan manual starter atau automatic starter, dan genset manapun yang dipilih maka harus disesuaikan dengan system control yang akan dipakai. System Hybrid yang digunakan pada jaringan captive genset/isolated genset (off grid system), dapat juga dilengkapi dengan system pra bayar, dimana masyarakat dapat membeli listrik untuk kebutuhan satu minggu/bulan. 2.4. Penggunaan Sistem PLTS Grid Interractive Grid interractive pada dasarnya adalah menggabungkan PLTS dengan jaringan distribusi listrik (PLN). Sebagian orang menyebutnya dengan istilah Hybrid PLTS- PLN. Perbedaan fisik mendasar dari system ini dengan system hybrid yang telah dijelaskan terdahulu adalah bahwa PLTS grid interractive tidak menggunakan battery, sehingga system ini j auh lebih murah. Grid interractive umumnya digunakan pada jaringan interkoneksi.
  • 12. 9 Kebanyakan penggunaan PLTS grid interractive dimotivasi oleh keinginan untuk menggunakan energy yang ramah lingkungan, dan untuk mengatasi ketidakstabilan pada tegangan (voltage sags, swells, spikes, dan noise), serta mengurangi penggunaan BBM pada system interkoneksi genset di wilayah pedesaan. Di beberapa negara maju, dimana kesadaran penggunaan energi ramah lingkungan sudah sangat besar, listrik berlebih yang dihasilkan oleh PLTS-Grid Interractive yang masuk ke jaringan akan dibayar mahal oleh utility company (~PLN), atau diberi insentif pajak yang memadai, sehingga penggunaan system seperti ini sangat melonjak terutama di Jerman, Jepang, dan Amerika pada tahun 2004-2006 dan diprediksi akan terus meningkat. PLTS Grid Interractive yang diintegrasikan dengan bangunan, banyak disebut sebagai BIPV (Building Integration PV). A. Konfigurasi System PLTS grid interractive hanya terdiri dari modul surya, controller, dan inverter. Peralatan ini disambungkan ke jaringan listrik PLN. Secara skematis disajikan di bawah ini: B. Cara Kerja Selama modul surya menghasilkan listrik (pada siang hari) maka beban akan dicatu oleh PLTS. Apabila beban yang harus dicatu melebihi kemampuan PLTS, atau apabila output dari PLTS berkurang (karena cuaca), atau apabila PLTS tidak menghasilkan listrik (malam hari), maka listrik dari jaringan akan masuk membantu. Karena system kerja yang interaktif dengan listrik jaringan (grid) seperti ini, maka system ini disebut PLTS-Grid Interractive.
  • 13. 10 Untuk alasan keamanan, apabila listrik dari jaringan mati, maka system akan otomatis juga mematikan suplai listrik dari PLTS, hal ini untuk mencegah terjadinya “islanding”. Apabila system ini di pasang di suatu rumah/gedung, maka apabila listrik yang dihasilkan oleh PLTS melebihi beban, kelebihan listrik tersebut akan masuk ke jaringan. Range impedance, tegangan, dan frequency dapat di atur agar sesuai dengan perilaku listrik jaringan setempat. C. Sistem Sizing & Design Ukuran dari system PLTS-Grid Interractive dapat beragam sesuai kemampuan, tersedia system untuk kapasitas: 700W, 850 Watt, 1100 Watt, 1700 Watt, 2500 Watt, dan 3000 Watt. Akan tetapi dengan design system yang bersifat moduler, system seperti ini dapat dibuat menjadi ratusan MW atau tanpa batas, dengan menggabungkan system satu dengan lainnya. Keuntungan dari system moduler ini adalah system dapat dimulai dengan system kecil ( sehingga tidak perlu biaya investasi besar), kemudian apabila tersedia biaya investasi lagi, maka dapat ditambah satu system lagi dst dst.
  • 14. 11 2.5. BIPV (Building Integration PV) Seperti telah dijelaskan, BIPV adalah PLTS yang diintegrasikan pada bangunan. Umumnya berupa PLTS-Grid interractive. Akan tetapi dapat juga berupa system back up PLTS. Di bawah ini adalah beberapa aplikasi BIPV.
  • 15. 12 BAB IV PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dengan adanya sistem teknologi ini, masyrakat Indonesia diharapkan bisa mendukung penuh terhadap upaya pemenuhan kebutuhan listrik bangsa Indonesia dari linkungan pedesaan hingga perkotaan di masa mendatang. Walau dari segi biaya mahal tetap pemanfaatan teknologi ini bisa menjadi titik pertimbangan dalam pemenuhan kebutuhan dan penghematan listrik.