SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH PKN
KELOMPOK VI
KELAS XI MIA 3
1. YULIATIM
2. DESHA NURSYAHBAN
3. LIZA NURAIN
4. RANO KARNO
5. RAHMAT BUDIRIYANTO
SMA NEGERI 1 RAHA
KABUPATEN MUNA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu contoh Pelanggaran HAM yang pernah terjadi di
Indonesia yaitu Penyerbuan kantor PDI sebagai bentuk intervensi
negara terhadap PDI dibawah pimpinan Megawati tanggal 27 Juli 1996.
Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa
kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58
Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati
Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi
(Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat
dari kepolisian dan TNI.
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di
Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat.
Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.
Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak
kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan
para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman
terberat, yakni 13 tahun penjara.
Ada dua istilah untuk Peristiwa 27 Juli ini, yaitu:
 Kudatuli. Akronim dari Kerusuhan 27 Juli. Pertama kali dimuat di
Tabloid Swadesi dan kemudian luas digunakan oleh berbagai
media massa. Mayjen TNI (Purn.) Prof. Dr. Soehardiman, SE
juga pernah menggunakannya dalam bukunya.
 Sabtu Kelabu. Merujuk pada hari saat terjadinya peristiwa ini
yaitu hari Sabtu, kata "kelabu" untuk menggambarkan "suasana
gelap" yang melanda panggung perpolitikan Indonesia saat itu.
Tidak diketahui pencetusnya, namun diduga semula beredar
dalam forum-forum di Internet.
Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: 5 orang
meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang
ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah
pelanggaran hak asasi manusia.
Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh
Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pada rapat itu
adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko
Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang
Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP
PDI oleh Kodam Jaya.
Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah
garapan Markas Besar ABRI c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex
Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam
Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota
pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan.
Seperti tercatat di dokumen itu, rekaman video peristiwa itu
menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha menyerbu
dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta
serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan
Kasus 27 Juli 1996, di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.[1]
1.2. Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa yang terjadi pada tanggal 27 Juli 1996?
2. Jelaskan deskripsi peristiwa pada tanggal 27 Juli 1996 !
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada tanggal 27 Juli 1996.
2. Untuk mendeskripsikan peristiwa tanggal 27 Juli 1996.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peristiwa 27 Juli 1996
Penyerbuan kantor PDI sebagai bentuk intervensi negara
terhadap PDI dibawah pimpinan Megawati tanggal 27 Juli 1996.
Peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai peristiwa Sabtu Kelabu karena
terjadi pada hari Sabtu. Pada tanggal 27 Juli 1996 terjadi peristiwa
pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia
(PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai
pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa
pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta
dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.
2.2. Deskripsi peristiwa 27 Juli 1996
Peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai peristiwa Sabtu Kelabu
karena terjadi pada hari Sabtu. Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa
pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia
(PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai
pendukung Megawati Soekarnoputri.
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di
Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat.
Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.
Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak
kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan
para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman
terberat, yakni 13 tahun penjara.
Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: 5 orang
meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang
ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah
pelanggaran hak asasi manusia.
Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh
Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pada rapat itu
adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko
Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang
Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP
PDI oleh Kodam Jaya.
Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah
garapan Markas Besar ABRI c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex
Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam
Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota
pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan.
Seperti tercatat di dokumen itu, rekaman video peristiwa itu
menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha menyerbu
dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta
serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan
Kasus 27 Juli 1996, di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.[1]
Soeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di
Medan dan mendudukkan kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati itu
dilawan pendukung Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor
DPP PDI.
Mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan
aktivis penentang Orde Baru, telah mampu membangkitkan kesadaran
kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru. Sehingga ketika terjadi
pengambilalihan secara paksa, perlawanan dari rakyat pun terjadi.
Pasca Orde Baru
Pengadilan Koneksitas yang digelar pada era Presiden Megawati
hanya mampu membuktikan seorang buruh bernama Jonathan Marpaung
yang terbukti mengerahkan massa dan melempar batu ke Kantor PDI. Ia
dihukum dua bulan sepuluh hari, sementara dua perwira militer yang
diadili, Kol CZI Budi Purnama (mantan Komandan Detasemen Intel
Kodam Jaya) dan Letnan Satu (Inf) Suharto (mantan Komandan Kompi C
Detasemen Intel Kodam Jaya) divonis bebas.
Peristiwa 27 Juli menghasilkan sejumlah buku dan sejumlah
penelitian. Pejabat militer juga menulis buku untuk menjelaskan
posisinya dalam kasus itu. Benny S Butarbutar, yang menulis buku
Soeyono Bukan Puntung Rokok (2003), memaparkan Kasus 27 Juli dari
perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI. Ia
membangun teori persaingan srikandi kembar antara Megawati dan Siti
Hardijanti Rukmana sebagai latar terjadinya Kasus 27 Juli. Ia juga
memaparkan, rivalitas di tubuh tentara yang membuatnya tersingkir
dari militer. Soeyono menyebutnya sebagai Killing the Sitting Duck
Game, rekayasa untuk "Membunuh Bebek Lumpuh." Sehari sebelum
kejadian, Soeyono mengalami kecelakaan di Bolaang Mongondow.
Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu
27 Juli 1996 dengan editor Darmanto Jatman (2001). Tim peneliti
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga membukukan hasil penelitian
mengenai Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru-Soeharto di Belakang
Peristiwa 27 Juli? (2001).
Pada Rabu 26 Juli 2006, Malam Dasawarsa Tragedi 27 Juli 1996
digelar di bekas Kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan
Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Acara hanya dihadiri
keluarga korban dan saksi mata peristiwa ini. Petinggi partai yang sudah
berubah nama menjadi PDI Perjuangan tidak terlihat hadir. Begitu juga
Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Walau begitu acara berjalan
khidmat. Setelah tahlilan, peringatan itu diteruskan pemotongan
tumpeng kemudian ditutup dengan renungan.
Kasus ini disidangkan melalui pengadilan koneksitas pada tahun
2004. Empat tersangka kasus tersebut dibebaskan, mereka adalah
Rahimi Ilyas dan Mohammad Tanjung ( warga sipil ), serta kolonel CZI
Purnawirawan Budi Purnama dan Kapten InfantriSuharto.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peristiwa 27 Juli 1996 disebut sebagai peristiwa Sabtu Kelabu
karena terjadi pada hari Sabtu. Dalam peristiwa ini menjebloskan para
aktivis PRD kepenjara. Peristiwa 27 Juli 1996 menghasilkan sejumlah
buku dan sejumlah penelitian. Pejabat militer Benny S Butarbutar, yang
menulis buku Soeyono Bukan Puntung Rokok (2003), memaparkan Kasus
27 Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf
Umum ABRI.
Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu
27 Juli 1996 dengan editor Darmanto Jatman (2001). Kasus ini
disidangkan melalui pengadilan koneksitas pada tahun 2004. Empat
tersangka kasus tersebut dibebaskan.

More Related Content

Viewers also liked

Makalah hasni
Makalah hasniMakalah hasni
Makalah hasni
Septian Muna Barakati
 
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
Septian Muna Barakati
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
Septian Muna Barakati
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Septian Muna Barakati
 
Makalah hpp akpe raha
Makalah hpp akpe rahaMakalah hpp akpe raha
Makalah hpp akpe raha
Septian Muna Barakati
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
Septian Muna Barakati
 
Efusi pleura makalah (2)
Efusi pleura makalah (2)Efusi pleura makalah (2)
Efusi pleura makalah (2)
Septian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah fisiologi hewan air
Makalah fisiologi hewan airMakalah fisiologi hewan air
Makalah fisiologi hewan air
Septian Muna Barakati
 
Conférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelière
Conférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelièreConférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelière
Conférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelière
Availpro
 
Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?
Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?
Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?
Karim Bouras
 
Les regles des jeux concours sur Facebook
Les regles des jeux concours sur FacebookLes regles des jeux concours sur Facebook
Les regles des jeux concours sur Facebook
WEBQAM
 
Les règles d'or pour réussir sur Twitter - Erwan le Nagard
Les règles d'or pour réussir sur Twitter  - Erwan le NagardLes règles d'or pour réussir sur Twitter  - Erwan le Nagard
Les règles d'or pour réussir sur Twitter - Erwan le NagardLACT
 
Availpro et les nouvelles tendances de distribution
Availpro et les nouvelles tendances de distributionAvailpro et les nouvelles tendances de distribution
Availpro et les nouvelles tendances de distribution
Availpro
 
Piloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrank
Piloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrankPiloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrank
Piloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrank
Lionel Miraton
 

Viewers also liked (20)

Makalah hasni
Makalah hasniMakalah hasni
Makalah hasni
 
Makalah hidup sehat
Makalah hidup sehatMakalah hidup sehat
Makalah hidup sehat
 
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
236409749 makalah-blok-29-syok-hipovolemik
 
Makalah hipersensitivitas (2)
Makalah hipersensitivitas (2)Makalah hipersensitivitas (2)
Makalah hipersensitivitas (2)
 
148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme148147943 makalah-naturalisme
148147943 makalah-naturalisme
 
Makalah globalisasi1234
Makalah globalisasi1234Makalah globalisasi1234
Makalah globalisasi1234
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Makalah hpp akpe raha
Makalah hpp akpe rahaMakalah hpp akpe raha
Makalah hpp akpe raha
 
Makalah hpp akper muna
Makalah hpp akper munaMakalah hpp akper muna
Makalah hpp akper muna
 
Efusi pleura makalah (2)
Efusi pleura makalah (2)Efusi pleura makalah (2)
Efusi pleura makalah (2)
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah fisiologi hewan air
Makalah fisiologi hewan airMakalah fisiologi hewan air
Makalah fisiologi hewan air
 
Ateliers createurs
Ateliers createursAteliers createurs
Ateliers createurs
 
Conférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelière
Conférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelièreConférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelière
Conférence Availpro - Nouvelles tendances de distribution hôtelière
 
Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?
Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?
Réseaux sociaux et entreprise : Risque ou opportunité ?
 
Les regles des jeux concours sur Facebook
Les regles des jeux concours sur FacebookLes regles des jeux concours sur Facebook
Les regles des jeux concours sur Facebook
 
Les règles d'or pour réussir sur Twitter - Erwan le Nagard
Les règles d'or pour réussir sur Twitter  - Erwan le NagardLes règles d'or pour réussir sur Twitter  - Erwan le Nagard
Les règles d'or pour réussir sur Twitter - Erwan le Nagard
 
Availpro et les nouvelles tendances de distribution
Availpro et les nouvelles tendances de distributionAvailpro et les nouvelles tendances de distribution
Availpro et les nouvelles tendances de distribution
 
Piloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrank
Piloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrankPiloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrank
Piloter sa stratégie de référencement avec Yooda SeeUrank
 

Similar to Makalah ham

kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...
kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...
kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...
Reynal Dasukma Hidayat
 
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
wisnuajin
 
Tugas PKN
Tugas PKNTugas PKN
Tugas PKN
Indra Huang
 
Sha
ShaSha
KELOMPOK 3 HAM.pptx
KELOMPOK 3 HAM.pptxKELOMPOK 3 HAM.pptx
KELOMPOK 3 HAM.pptx
shiningsurya
 
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesiaPelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesiaVJ Asenk
 
fdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptx
fdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptxfdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptx
fdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptx
YohanesCristianSarum
 
Pemberontakan pki madiun 1948
Pemberontakan pki madiun 1948Pemberontakan pki madiun 1948
Pemberontakan pki madiun 1948
ahmad maulana
 
Kasus Pelanggaran HAM
Kasus Pelanggaran HAMKasus Pelanggaran HAM
Kasus Pelanggaran HAM
Fitradi Rizki Nugraha
 
Makalah organisasi partai komunis indonesia
Makalah organisasi partai komunis indonesiaMakalah organisasi partai komunis indonesia
Makalah organisasi partai komunis indonesia
ALKATA
 
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKITugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
ALKATA
 
Snu pemberontakan pki madiun
Snu pemberontakan pki madiunSnu pemberontakan pki madiun
Snu pemberontakan pki madiun
wahyuni070289
 
Semanggi 1
Semanggi 1Semanggi 1
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTOSINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
intan prasetya mudi
 
Contoh pelanggaran-ham
Contoh pelanggaran-hamContoh pelanggaran-ham
Contoh pelanggaran-ham
VJ Asenk
 
Sejarah G30 S/PKI
Sejarah G30 S/PKISejarah G30 S/PKI
Sejarah G30 S/PKI
Bonadea Visakha
 
periode akhir orde baru
periode akhir orde baruperiode akhir orde baru
periode akhir orde baru
Robby Yumendra
 
Kasus Marsinah
Kasus MarsinahKasus Marsinah
Kasus Marsinah
Rus Mala
 
Tragedi semanggi ii
Tragedi semanggi iiTragedi semanggi ii
Tragedi semanggi ii
Opertor MI Kbk
 

Similar to Makalah ham (20)

Pelanggaran ham
Pelanggaran hamPelanggaran ham
Pelanggaran ham
 
kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...
kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...
kasus-kasus Pelanggaran ham di indonesia dan contoh pelanggaran HAM di lingku...
 
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
 
Tugas PKN
Tugas PKNTugas PKN
Tugas PKN
 
Sha
ShaSha
Sha
 
KELOMPOK 3 HAM.pptx
KELOMPOK 3 HAM.pptxKELOMPOK 3 HAM.pptx
KELOMPOK 3 HAM.pptx
 
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesiaPelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
 
fdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptx
fdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptxfdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptx
fdokumen.com_pemberontakan-pki-di-madiun-powerpoint.pptx
 
Pemberontakan pki madiun 1948
Pemberontakan pki madiun 1948Pemberontakan pki madiun 1948
Pemberontakan pki madiun 1948
 
Kasus Pelanggaran HAM
Kasus Pelanggaran HAMKasus Pelanggaran HAM
Kasus Pelanggaran HAM
 
Makalah organisasi partai komunis indonesia
Makalah organisasi partai komunis indonesiaMakalah organisasi partai komunis indonesia
Makalah organisasi partai komunis indonesia
 
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKITugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
 
Snu pemberontakan pki madiun
Snu pemberontakan pki madiunSnu pemberontakan pki madiun
Snu pemberontakan pki madiun
 
Semanggi 1
Semanggi 1Semanggi 1
Semanggi 1
 
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTOSINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
SINDIRAN GUS DUR TERHADAP JABATAN SOEHARTO
 
Contoh pelanggaran-ham
Contoh pelanggaran-hamContoh pelanggaran-ham
Contoh pelanggaran-ham
 
Sejarah G30 S/PKI
Sejarah G30 S/PKISejarah G30 S/PKI
Sejarah G30 S/PKI
 
periode akhir orde baru
periode akhir orde baruperiode akhir orde baru
periode akhir orde baru
 
Kasus Marsinah
Kasus MarsinahKasus Marsinah
Kasus Marsinah
 
Tragedi semanggi ii
Tragedi semanggi iiTragedi semanggi ii
Tragedi semanggi ii
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
E
EE
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah ham

  • 1. MAKALAH PKN KELOMPOK VI KELAS XI MIA 3 1. YULIATIM 2. DESHA NURSYAHBAN 3. LIZA NURAIN 4. RANO KARNO 5. RAHMAT BUDIRIYANTO SMA NEGERI 1 RAHA KABUPATEN MUNA 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu contoh Pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia yaitu Penyerbuan kantor PDI sebagai bentuk intervensi negara terhadap PDI dibawah pimpinan Megawati tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar. Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun penjara. Ada dua istilah untuk Peristiwa 27 Juli ini, yaitu:  Kudatuli. Akronim dari Kerusuhan 27 Juli. Pertama kali dimuat di Tabloid Swadesi dan kemudian luas digunakan oleh berbagai media massa. Mayjen TNI (Purn.) Prof. Dr. Soehardiman, SE juga pernah menggunakannya dalam bukunya.  Sabtu Kelabu. Merujuk pada hari saat terjadinya peristiwa ini yaitu hari Sabtu, kata "kelabu" untuk menggambarkan "suasana gelap" yang melanda panggung perpolitikan Indonesia saat itu. Tidak diketahui pencetusnya, namun diduga semula beredar dalam forum-forum di Internet. Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: 5 orang meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran hak asasi manusia. Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pada rapat itu
  • 3. adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya. Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah garapan Markas Besar ABRI c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan. Seperti tercatat di dokumen itu, rekaman video peristiwa itu menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha menyerbu dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan Kasus 27 Juli 1996, di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.[1] 1.2. Rumusan Masalah 1. Peristiwa apa yang terjadi pada tanggal 27 Juli 1996? 2. Jelaskan deskripsi peristiwa pada tanggal 27 Juli 1996 ! 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada tanggal 27 Juli 1996. 2. Untuk mendeskripsikan peristiwa tanggal 27 Juli 1996.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Peristiwa 27 Juli 1996 Penyerbuan kantor PDI sebagai bentuk intervensi negara terhadap PDI dibawah pimpinan Megawati tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai peristiwa Sabtu Kelabu karena terjadi pada hari Sabtu. Pada tanggal 27 Juli 1996 terjadi peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. 2.2. Deskripsi peristiwa 27 Juli 1996 Peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai peristiwa Sabtu Kelabu karena terjadi pada hari Sabtu. Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar. Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun penjara. Hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia: 5 orang meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran hak asasi manusia. Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pada rapat itu adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang
  • 5. Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya. Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah garapan Markas Besar ABRI c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan. Seperti tercatat di dokumen itu, rekaman video peristiwa itu menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha menyerbu dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan Kasus 27 Juli 1996, di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.[1] Soeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di Medan dan mendudukkan kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati itu dilawan pendukung Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor DPP PDI. Mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan aktivis penentang Orde Baru, telah mampu membangkitkan kesadaran kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru. Sehingga ketika terjadi pengambilalihan secara paksa, perlawanan dari rakyat pun terjadi. Pasca Orde Baru Pengadilan Koneksitas yang digelar pada era Presiden Megawati hanya mampu membuktikan seorang buruh bernama Jonathan Marpaung yang terbukti mengerahkan massa dan melempar batu ke Kantor PDI. Ia dihukum dua bulan sepuluh hari, sementara dua perwira militer yang diadili, Kol CZI Budi Purnama (mantan Komandan Detasemen Intel Kodam Jaya) dan Letnan Satu (Inf) Suharto (mantan Komandan Kompi C Detasemen Intel Kodam Jaya) divonis bebas. Peristiwa 27 Juli menghasilkan sejumlah buku dan sejumlah penelitian. Pejabat militer juga menulis buku untuk menjelaskan posisinya dalam kasus itu. Benny S Butarbutar, yang menulis buku Soeyono Bukan Puntung Rokok (2003), memaparkan Kasus 27 Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI. Ia membangun teori persaingan srikandi kembar antara Megawati dan Siti Hardijanti Rukmana sebagai latar terjadinya Kasus 27 Juli. Ia juga memaparkan, rivalitas di tubuh tentara yang membuatnya tersingkir dari militer. Soeyono menyebutnya sebagai Killing the Sitting Duck
  • 6. Game, rekayasa untuk "Membunuh Bebek Lumpuh." Sehari sebelum kejadian, Soeyono mengalami kecelakaan di Bolaang Mongondow. Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 dengan editor Darmanto Jatman (2001). Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga membukukan hasil penelitian mengenai Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru-Soeharto di Belakang Peristiwa 27 Juli? (2001). Pada Rabu 26 Juli 2006, Malam Dasawarsa Tragedi 27 Juli 1996 digelar di bekas Kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Acara hanya dihadiri keluarga korban dan saksi mata peristiwa ini. Petinggi partai yang sudah berubah nama menjadi PDI Perjuangan tidak terlihat hadir. Begitu juga Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Walau begitu acara berjalan khidmat. Setelah tahlilan, peringatan itu diteruskan pemotongan tumpeng kemudian ditutup dengan renungan. Kasus ini disidangkan melalui pengadilan koneksitas pada tahun 2004. Empat tersangka kasus tersebut dibebaskan, mereka adalah Rahimi Ilyas dan Mohammad Tanjung ( warga sipil ), serta kolonel CZI Purnawirawan Budi Purnama dan Kapten InfantriSuharto.
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Peristiwa 27 Juli 1996 disebut sebagai peristiwa Sabtu Kelabu karena terjadi pada hari Sabtu. Dalam peristiwa ini menjebloskan para aktivis PRD kepenjara. Peristiwa 27 Juli 1996 menghasilkan sejumlah buku dan sejumlah penelitian. Pejabat militer Benny S Butarbutar, yang menulis buku Soeyono Bukan Puntung Rokok (2003), memaparkan Kasus 27 Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI. Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 dengan editor Darmanto Jatman (2001). Kasus ini disidangkan melalui pengadilan koneksitas pada tahun 2004. Empat tersangka kasus tersebut dibebaskan.