SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Fiskes (Fisika Kesehatan)
Nama : Novi Tulusni
NIM : 11.14076.13.063
Kelas : IIB
Akademi Kebidanan Betang Asi Raya
Palangka Raya 2013/2014
MEKANISME KEHILANGAN PANAS BAYI BARU LAHIR
Energi panas atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit,
BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut :
1. Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi
tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi
sendiri. Kehilangan panas juag terjadi pada bayi yang terlalu cepat
dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2. Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
3. Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi
aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau
pendingin ruangan.
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin
4. Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL,
keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dinginn (Pemindahan panas
antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)
Contoh :
- BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC
- BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
 Mencegah Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks
akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah
dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perrut
ibu.
2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan ke dua
bahu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi
berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah
dari puting payudara ibu.
3. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
tersebut tidak tertutup.
4. Jangan segera memandikan bayi baru lahir
Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang
dari 6 jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil. Memandikan bayi
dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipotermi yang sangat membahayakan kesehatan BBL
5. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya BBL ditempat
tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah
untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu agar segera
menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi
Gambar contoh :
1) Konduksi
2) Radiasi
3)Konveksi
Di sini kita akan mengambil contoh transper panas tentang
Evaporasi, yaitu:
EVAPORASI
Pengertian Evaporasi
Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi,
yaitu: (1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi
secara alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan proses
penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam
suatu peralatan.
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada
liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995).
Panas dapat disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara
alami dan penambahan steam. Evaporasi diadasarkan pada proses
pendidihan secara intensif yaitu (1) pemberian panas ke dalam
cairan, (2) pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat
uap, (3) pemisahan uap dari cairan, dan (4) mengkondensasikan
uapnya.
Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai
perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe,
1999). Evaporasi vs pengeringan. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair –
kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos – dan bukan padat.
Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan
dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
Ø Evaporasi vs pengeringan
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi
sisa penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang
sangat vuskos – dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah,
pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak,
sedangkan pada pengeringan sedikit.
Ø Evaporasi vs distilasi
Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa
dalam komponen tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk
campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha unutk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu, evaporasi biasanya
digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti air,
dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur
dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk
pemisahan bahan-bahan nonvolatil.
Ø Evaporasi vs Sterilisasi
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan
larutan dan bukan pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya
menghasilkan lumpur kristal dalam larutan induk (mother liquor).
Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk mengurangi volume
cairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali pelarut pada
recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam
liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.
Titik didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat dikontrol
dengan mengatur tekanan pada permukaan uap-cair. Artinya, jika
penguapan terjadi pada temperatur tinggi, maka evaporator
dioperasikan pada tekanan tinggi pula. Beberapa evaporasi dalam
industri secara normal bekerja pada tekanan vacum untuk
meminimalkan kebutuhan panas.
Pada proses pendidihan secara alami, perubahan titik didih sebagai
perubahan temperatur dapat ditingkatkan. Beberapa tipe pendidihan
yang berbeda mempunyai koefisien perpindahan panas yang berbeda
pula. Tipe-tipe tersebut adalah (Bell, 1984) :
- pendidihan secara konveksi alami
- pendidihan nukleat
- pendidihan film Pendidihan konveksi alami terjadi ketika cairan
dipanaskan pada permukaannya. Pada tipe ini, koefisien perpindahan
panas meningkat dengan perubahan temperatur, tetapi relatif
lambat. Pada pendidihan nukleat terbentuk gelembung-gelembung
uap pada interface cairan dan padatan dari permukaan perpindahan
panas. Pendidihan pada tipe ini terjadi dalam sebuah ketel atau
reboiler thermosifon yang digunakan pada proses industri. Koefisien
perpindahan panas pada tipe ini lebih besar. Pendidhan film terjadi
ketika perubahan temperature sangat tinggi dan penguapan terjadi
secara berkesinambungan pada permukaan perpindahan panas.
Koefisien perpindahan panas meningkat seiring dengan
meningkatnya perubahan temperatur. Namun, nilai koefisien
perpindahan panasnya lebih rendah jika dibandingkan pendidihan
nukleat.
2.1.2 Proses-proses evaporasi
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang
berlangsung :
1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di
permukaan tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang
tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang
kenyang
dengan uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi
1. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil
penguapannya)
2. Tekanan udara
3. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar
penguapannya
4. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika,
penguapan semakin kecil.
5. kecepatan angin
6. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan
semakin kecil
7. Sinar matahari
8. Temparatur
Ada beberapa konsep penting evaporasi, yaitu :
1. Transpirasi, yaitu proses hilangnya air dalam tumbuhan akibat
penguapan melalui stomata daun.
2. Evapotranspirasi, yaitu penguapan yang terajdi pad permukaan
air, tanah, maupun tumbuhan air pada suatu DAS.
3. Potential evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan
luas dan waktu yang terjadi pada keadaan atmosfer saat itu, apa bila
tersedia cukup air.
4. Actual evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas
dan waktu yang benar-benar terjadi pada saat itu.
5. Potential evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal
dari tumbuhan, tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh
pada kondisi iklim saat itu (syarat air yang tersedia berlebihan).
6. Actual evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal
dari tumbuhan,tubuh air, permukaan tanah
Faktor-faktor yang mempercepat proses evaporasi:
1. Suhu;
walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya,
namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor
laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhu
sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap untuk
mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara
jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering.
Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam
udara) semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air
yang berada di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat
terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol
gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering
di daerah kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan;
semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi
terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang
udaranya telah dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka
akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara;
pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang
sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu
pergerakan molekul air. Hal ini sama saja dengan mengurangi
kelembapan udara.
5. Sifat cairan;
cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat
daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa
dengan titik didih 357°C lebih susah terevapporasi daripada
eter yang titik didihnya 35°C.
Penjelasan evaporasi secara molekular
Pendinginan melalui evaporasi dapat dijelaskan dengan mudah
melalui kinetik molekul sebuah zat.
Pada sembarang suhu, molekul dari zat cair dalam keadaan
gerak bebas dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kalor disekeliling
diserap oleh zat cair dan biasanya prosesnya dipercepat dengan
tiupan angin. Oleh karena itu, molekul zat cair memiliki energi untuk
bergerak lebih cepat.
Pada permukaan zat cair, molekul yang energinya berlebih
mampu untuk mengatasi gaya tarik dari molekul lain dan lepas
menuju atmosfer. Proses pelepasan molekul tersebut lambat dan
mungkin molekul tersebut tertarik kembali oleh molekul lain. Efek
keseluruhan adalah terjadinya pelepasan molekul dari molekul
lainnya.
Molekul zat cair yang lambat bergerak lebih dingin karena suhu
berbanding lurus dengan energi kinetik rata-rata molekul tersebut.
Hal ini menjelaskan mengapa suhu turun ketika terjadi evaporasi.
Kejadian sehari-hari yang terkait dengan evaporasi adalah sebagai
berikut.
1. Terasa dinginnya kulit ketika menggunakan parfum cair atau
kolonyet.
2. Baju basah kemudian kering ketika diangin-anginkan.
3. Sewaktu pengompresan pada tubuh orang sakit. Pengompresan
mengakibatkan kalor terserap sehingga suhu tubuh orang yang
sakit tetap terjaga.
4. Bersamaan dengan proses pengembunan, evaporasi
dimanfaatkan oleh lemari pendingin atau kulkas dalam proses
pendinginan.
Kompres, contoh memanfaatkan evaporasi air.

More Related Content

Viewers also liked

Sandwich dressings
Sandwich dressingsSandwich dressings
Sandwich dressingsk gaurav
 
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy VerrillCreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy VerrillArthur Monteiro Bazante
 
Primero td presentation january 2015 final
Primero td presentation january 2015 finalPrimero td presentation january 2015 final
Primero td presentation january 2015 finalprimero_mining
 
Field assignment
Field assignmentField assignment
Field assignmentSarahBeach
 
橙色精美销售模板Ppt
橙色精美销售模板Ppt橙色精美销售模板Ppt
橙色精美销售模板PptGina Gu
 
Lenguaje de programación MySQL
Lenguaje de programación MySQLLenguaje de programación MySQL
Lenguaje de programación MySQLAlfredo Aguayo
 
New members 12.07.15
New members 12.07.15New members 12.07.15
New members 12.07.15TLMI
 
Primero q1 2014 presentation final
Primero q1 2014 presentation finalPrimero q1 2014 presentation final
Primero q1 2014 presentation finalprimero_mining
 

Viewers also liked (14)

Sandwich dressings
Sandwich dressingsSandwich dressings
Sandwich dressings
 
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy VerrillCreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
CreepShow 02 - A Morte Solitária De Jordy Verrill
 
Primero td presentation january 2015 final
Primero td presentation january 2015 finalPrimero td presentation january 2015 final
Primero td presentation january 2015 final
 
Els problemes
Els problemesEls problemes
Els problemes
 
Field assignment
Field assignmentField assignment
Field assignment
 
橙色精美销售模板Ppt
橙色精美销售模板Ppt橙色精美销售模板Ppt
橙色精美销售模板Ppt
 
Lenguaje de programación MySQL
Lenguaje de programación MySQLLenguaje de programación MySQL
Lenguaje de programación MySQL
 
Brain and language
Brain and languageBrain and language
Brain and language
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
New members 12.07.15
New members 12.07.15New members 12.07.15
New members 12.07.15
 
Primero q1 2014 presentation final
Primero q1 2014 presentation finalPrimero q1 2014 presentation final
Primero q1 2014 presentation final
 
Euromaidan pr
Euromaidan prEuromaidan pr
Euromaidan pr
 
Beauty of pakistan
Beauty of pakistanBeauty of pakistan
Beauty of pakistan
 
Bahan kuliah 2
Bahan kuliah 2Bahan kuliah 2
Bahan kuliah 2
 

Similar to Makalah fiskes

Similar to Makalah fiskes (20)

Tkf 1 (kalor)
Tkf 1 (kalor)Tkf 1 (kalor)
Tkf 1 (kalor)
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
BAB 3_KLS 10_SMESTER 2_HIDROLOGI.pptx
BAB 3_KLS 10_SMESTER 2_HIDROLOGI.pptxBAB 3_KLS 10_SMESTER 2_HIDROLOGI.pptx
BAB 3_KLS 10_SMESTER 2_HIDROLOGI.pptx
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
 
ADAPTASI BBL.ppt
ADAPTASI BBL.pptADAPTASI BBL.ppt
ADAPTASI BBL.ppt
 
Suhu tubuh
Suhu tubuh Suhu tubuh
Suhu tubuh
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
Adri 2 cod.scr--
Adri 2 cod.scr--Adri 2 cod.scr--
Adri 2 cod.scr--
 
Rpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalorRpp perpindahan kalor
Rpp perpindahan kalor
 
Asuhan bbl
Asuhan bblAsuhan bbl
Asuhan bbl
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Fisika kesehatan evaporasi dan radiasi
Fisika kesehatan evaporasi dan radiasiFisika kesehatan evaporasi dan radiasi
Fisika kesehatan evaporasi dan radiasi
 
Adaptasi bbl pw
Adaptasi bbl pwAdaptasi bbl pw
Adaptasi bbl pw
 
Modul mesin pendingin
Modul mesin pendinginModul mesin pendingin
Modul mesin pendingin
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
Kajian fisika smp materi wujud zat
Kajian fisika smp materi wujud zatKajian fisika smp materi wujud zat
Kajian fisika smp materi wujud zat
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
 

Makalah fiskes

  • 1. Fiskes (Fisika Kesehatan) Nama : Novi Tulusni NIM : 11.14076.13.063 Kelas : IIB Akademi Kebidanan Betang Asi Raya Palangka Raya 2013/2014
  • 2. MEKANISME KEHILANGAN PANAS BAYI BARU LAHIR Energi panas atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit, BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut : 1. Evaporasi Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juag terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti. 2. Konduksi Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut. Contoh : - Menimbang bayi tanpa alas timbangan - Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL - Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL 3. Konveksi
  • 3. Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. Contoh : - Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela - Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin 4. Radiasi Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dinginn (Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda) Contoh : - BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC - BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
  • 4.  Mencegah Kehilangan Panas Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut : 1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perrut ibu. 2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu. 3. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif
  • 5. luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. 4. Jangan segera memandikan bayi baru lahir Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari 6 jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermi yang sangat membahayakan kesehatan BBL 5. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya BBL ditempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi Gambar contoh : 1) Konduksi
  • 6. 2) Radiasi 3)Konveksi Di sini kita akan mengambil contoh transper panas tentang Evaporasi, yaitu: EVAPORASI Pengertian Evaporasi Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu: (1) evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi
  • 7. secara alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan. Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi diadasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu (1) pemberian panas ke dalam cairan, (2) pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap, (3) pemisahan uap dari cairan, dan (4) mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999). Evaporasi vs pengeringan. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos – dan bukan padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
  • 8. Ø Evaporasi vs pengeringan Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos – dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit. Ø Evaporasi vs distilasi Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan nonvolatil. Ø Evaporasi vs Sterilisasi Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya
  • 9. menghasilkan lumpur kristal dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal. Titik didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat dikontrol dengan mengatur tekanan pada permukaan uap-cair. Artinya, jika penguapan terjadi pada temperatur tinggi, maka evaporator dioperasikan pada tekanan tinggi pula. Beberapa evaporasi dalam industri secara normal bekerja pada tekanan vacum untuk meminimalkan kebutuhan panas. Pada proses pendidihan secara alami, perubahan titik didih sebagai perubahan temperatur dapat ditingkatkan. Beberapa tipe pendidihan yang berbeda mempunyai koefisien perpindahan panas yang berbeda pula. Tipe-tipe tersebut adalah (Bell, 1984) : - pendidihan secara konveksi alami - pendidihan nukleat
  • 10. - pendidihan film Pendidihan konveksi alami terjadi ketika cairan dipanaskan pada permukaannya. Pada tipe ini, koefisien perpindahan panas meningkat dengan perubahan temperatur, tetapi relatif lambat. Pada pendidihan nukleat terbentuk gelembung-gelembung uap pada interface cairan dan padatan dari permukaan perpindahan panas. Pendidihan pada tipe ini terjadi dalam sebuah ketel atau reboiler thermosifon yang digunakan pada proses industri. Koefisien perpindahan panas pada tipe ini lebih besar. Pendidhan film terjadi ketika perubahan temperature sangat tinggi dan penguapan terjadi secara berkesinambungan pada permukaan perpindahan panas. Koefisien perpindahan panas meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan temperatur. Namun, nilai koefisien perpindahan panasnya lebih rendah jika dibandingkan pendidihan nukleat. 2.1.2 Proses-proses evaporasi
  • 11. Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung : 1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan. 2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas). 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi 1. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya) 2. Tekanan udara 3. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar penguapannya 4. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan semakin kecil. 5. kecepatan angin
  • 12. 6. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan semakin kecil 7. Sinar matahari 8. Temparatur Ada beberapa konsep penting evaporasi, yaitu : 1. Transpirasi, yaitu proses hilangnya air dalam tumbuhan akibat penguapan melalui stomata daun. 2. Evapotranspirasi, yaitu penguapan yang terajdi pad permukaan air, tanah, maupun tumbuhan air pada suatu DAS. 3. Potential evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan waktu yang terjadi pada keadaan atmosfer saat itu, apa bila tersedia cukup air.
  • 13. 4. Actual evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan waktu yang benar-benar terjadi pada saat itu. 5. Potential evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari tumbuhan, tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh pada kondisi iklim saat itu (syarat air yang tersedia berlebihan). 6. Actual evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari tumbuhan,tubuh air, permukaan tanah Faktor-faktor yang mempercepat proses evaporasi: 1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi. 2. Kelembapan udara jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering. Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat
  • 14. terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah. 3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi. 4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara. 5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357°C lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35°C.
  • 15. Penjelasan evaporasi secara molekular Pendinginan melalui evaporasi dapat dijelaskan dengan mudah melalui kinetik molekul sebuah zat. Pada sembarang suhu, molekul dari zat cair dalam keadaan gerak bebas dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kalor disekeliling diserap oleh zat cair dan biasanya prosesnya dipercepat dengan tiupan angin. Oleh karena itu, molekul zat cair memiliki energi untuk bergerak lebih cepat. Pada permukaan zat cair, molekul yang energinya berlebih mampu untuk mengatasi gaya tarik dari molekul lain dan lepas menuju atmosfer. Proses pelepasan molekul tersebut lambat dan mungkin molekul tersebut tertarik kembali oleh molekul lain. Efek keseluruhan adalah terjadinya pelepasan molekul dari molekul lainnya. Molekul zat cair yang lambat bergerak lebih dingin karena suhu berbanding lurus dengan energi kinetik rata-rata molekul tersebut. Hal ini menjelaskan mengapa suhu turun ketika terjadi evaporasi.
  • 16. Kejadian sehari-hari yang terkait dengan evaporasi adalah sebagai berikut. 1. Terasa dinginnya kulit ketika menggunakan parfum cair atau kolonyet. 2. Baju basah kemudian kering ketika diangin-anginkan. 3. Sewaktu pengompresan pada tubuh orang sakit. Pengompresan mengakibatkan kalor terserap sehingga suhu tubuh orang yang sakit tetap terjaga. 4. Bersamaan dengan proses pengembunan, evaporasi dimanfaatkan oleh lemari pendingin atau kulkas dalam proses pendinginan. Kompres, contoh memanfaatkan evaporasi air.