Peraturan dan permainan bulutangkis dijelaskan dalam dokumen ini, termasuk definisi pemain dan pertandingan, ukuran dan spesifikasi lapangan, net, shuttlecock, raket, dan peraturan permainan untuk tunggal dan ganda."
Kelompok "E"
Kelas XII IPA 9
-Arni Puji F.H.W
-Ghina Nurqori Aina
-Syifa Sahaliya
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas XII
SMA Negeri 1 Sumedang
Dokumen tersebut membahas tentang 18 bab yang mencakup ketentuan umum, asas dan tujuan, ruang lingkup, pembinaan, penyelenggaraan, jaringan dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, lalu lintas, keamanan dan keselamatan, dampak lingkungan, kecelakaan, peraturan khusus, sistem informasi dan komunikasi, sumber daya manusia, peran masyarakat, penyidikan pelanggaran, ketentuan pidana, peralihan dan
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Dokumen tersebut membahas tentang sistem drainase di lapangan terbang. Sistem drainase terdiri dari drainase permukaan untuk mengalirkan air hujan, dan drainase bawah permukaan untuk mengalirkan air tanah. Drainase permukaan dirancang berdasarkan debit rencana hujan dan mencakup saluran dan inlet. Drainase bawah permukaan menggunakan pipa untuk mengalirkan air dari lapisan tanah di bawah permukaan lapangan.
Pengertian sepak bola Aturan, dan teknik dasar permainanRicky Suadma
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai aturan permainan sepak bola dan teknik dasar yang meliputi lapangan permainan, peraturan, dan teknik menendang, menghentikan, serta menggiring bola.
Kelompok "E"
Kelas XII IPA 9
-Arni Puji F.H.W
-Ghina Nurqori Aina
-Syifa Sahaliya
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas XII
SMA Negeri 1 Sumedang
Dokumen tersebut membahas tentang 18 bab yang mencakup ketentuan umum, asas dan tujuan, ruang lingkup, pembinaan, penyelenggaraan, jaringan dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, lalu lintas, keamanan dan keselamatan, dampak lingkungan, kecelakaan, peraturan khusus, sistem informasi dan komunikasi, sumber daya manusia, peran masyarakat, penyidikan pelanggaran, ketentuan pidana, peralihan dan
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Dokumen tersebut membahas tentang sistem drainase di lapangan terbang. Sistem drainase terdiri dari drainase permukaan untuk mengalirkan air hujan, dan drainase bawah permukaan untuk mengalirkan air tanah. Drainase permukaan dirancang berdasarkan debit rencana hujan dan mencakup saluran dan inlet. Drainase bawah permukaan menggunakan pipa untuk mengalirkan air dari lapisan tanah di bawah permukaan lapangan.
Pengertian sepak bola Aturan, dan teknik dasar permainanRicky Suadma
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai aturan permainan sepak bola dan teknik dasar yang meliputi lapangan permainan, peraturan, dan teknik menendang, menghentikan, serta menggiring bola.
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...Rusdianto
Google Earth dapat mengubah satuan ukur dari mil ke meter dan kilometer dengan memilih perlihatan universal transverse mercator pada menu Pilihan setelah membuka aplikasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai kebutuhan air baku, termasuk kebutuhan air domestik, non-domestik, industri, peternakan, perikanan, pemeliharaan sungai, dan irigasi."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sumber daya air. Ia menjelaskan pengertian sumber daya alam, air dan sumber daya air. Dokumen juga menjelaskan manfaat air, siklus hidrologi air, dan pencemaran air beserta penyebab dan penanggulangannya. Proses pembelajaran sumber daya air di sekolah dasar juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem irigasi dan manajemennya. Ia menjelaskan definisi irigasi, jenis-jenis irigasi, prinsip-prinsip pengelolaan irigasi, dan tipe-tipe manajemen sumber daya air untuk irigasi.
Dokumen tersebut membahas proyeksi kebutuhan air bersih di suatu kota untuk 20 tahun ke depan dengan mempertimbangkan proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air domestik dan non-domestik, serta metode proyeksi penduduk untuk menentukan kebutuhan air di masa mendatang.
Dokumen tersebut membahas tentang sepak bola, termasuk peraturan, taktik, tim, perlengkapan, lapangan permainan, dan kejuaraan internasional sepak bola. Dokumen ini menjelaskan sepak bola sebagai olahraga yang dimainkan oleh dua tim dengan tujuan mencetak gol ke gawang lawan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai permainan softball, mulai dari sejarahnya, lapangan permainan, perlengkapan yang digunakan, peraturan, dan teknik dasar bermain softball seperti melempar dan menangkap bola.
Tenis meja adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau pasangan. Olahraga ini berasal dari Inggris pada abad ke-19 dan menjadi populer di seluruh dunia. Permainan ini melibatkan pukulan bolanya menggunakan raket antara pemain di seberang meja.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tanah, seperti odometer untuk mengukur jarak, pita ukur dan rantai ukur untuk mengukur panjang, kompas dan cermin sudut untuk mengukur sudut, serta alat-alat lain seperti rambu ukur, slang ukur, dan patok untuk menandai titik dan garis di lapangan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan partisipasi politik perempuan di Indonesia. Beberapa faktor yang dapat mendorong peningkatan partisipasi politik perempuan antara lain pendidikan dari keluarga, kegiatan organisasi pelajar dan mahasiswa, serta advokasi untuk meningkatkan kesadaran perempuan dalam berpolitik. Harapannya adalah munculnya lebih banyak perempuan sebagai pemimpin daerah dan nasional di masa dep
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyimpan, memproses, dan memanipulasi data geospasial. SIG dapat digunakan untuk memetakan dan menganalisis data spasial terkait kebencanaan pada tahap pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana.
Dasar - dasar permainan bulu tangkis seperti alat-alat, teknik dasar permainan dilengkapi dengan animasi, lapangan, maupun lainnya akan dibahas dalam PowerPoint Badminton ini
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi di sektor publik, termasuk hambatan dan strategi untuk mewujudkannya. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya budaya inovasi di sektor publik untuk mengakomodasi perubahan, serta peranan pemerintah dalam mendorong inovasi kebijakan dan proses kebijakan yang inovatif.
PROSPEKTUS PERATURAN PERTANDINGAN GOBAGSODOR KEMATARAN -SUWANDO-AGUSTUS 2023...suwandoaga1
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Industri halal diharapkan menjadi andalan baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan dan dukungan akan diberikan untuk mempercepat pengembangan industri halal di Tanah Air.
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...Rusdianto
Google Earth dapat mengubah satuan ukur dari mil ke meter dan kilometer dengan memilih perlihatan universal transverse mercator pada menu Pilihan setelah membuka aplikasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai kebutuhan air baku, termasuk kebutuhan air domestik, non-domestik, industri, peternakan, perikanan, pemeliharaan sungai, dan irigasi."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan sumber daya air. Ia menjelaskan pengertian sumber daya alam, air dan sumber daya air. Dokumen juga menjelaskan manfaat air, siklus hidrologi air, dan pencemaran air beserta penyebab dan penanggulangannya. Proses pembelajaran sumber daya air di sekolah dasar juga dijelaskan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem irigasi dan manajemennya. Ia menjelaskan definisi irigasi, jenis-jenis irigasi, prinsip-prinsip pengelolaan irigasi, dan tipe-tipe manajemen sumber daya air untuk irigasi.
Dokumen tersebut membahas proyeksi kebutuhan air bersih di suatu kota untuk 20 tahun ke depan dengan mempertimbangkan proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air domestik dan non-domestik, serta metode proyeksi penduduk untuk menentukan kebutuhan air di masa mendatang.
Dokumen tersebut membahas tentang sepak bola, termasuk peraturan, taktik, tim, perlengkapan, lapangan permainan, dan kejuaraan internasional sepak bola. Dokumen ini menjelaskan sepak bola sebagai olahraga yang dimainkan oleh dua tim dengan tujuan mencetak gol ke gawang lawan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai permainan softball, mulai dari sejarahnya, lapangan permainan, perlengkapan yang digunakan, peraturan, dan teknik dasar bermain softball seperti melempar dan menangkap bola.
Tenis meja adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau pasangan. Olahraga ini berasal dari Inggris pada abad ke-19 dan menjadi populer di seluruh dunia. Permainan ini melibatkan pukulan bolanya menggunakan raket antara pemain di seberang meja.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat ukur yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran tanah, seperti odometer untuk mengukur jarak, pita ukur dan rantai ukur untuk mengukur panjang, kompas dan cermin sudut untuk mengukur sudut, serta alat-alat lain seperti rambu ukur, slang ukur, dan patok untuk menandai titik dan garis di lapangan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan partisipasi politik perempuan di Indonesia. Beberapa faktor yang dapat mendorong peningkatan partisipasi politik perempuan antara lain pendidikan dari keluarga, kegiatan organisasi pelajar dan mahasiswa, serta advokasi untuk meningkatkan kesadaran perempuan dalam berpolitik. Harapannya adalah munculnya lebih banyak perempuan sebagai pemimpin daerah dan nasional di masa dep
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyimpan, memproses, dan memanipulasi data geospasial. SIG dapat digunakan untuk memetakan dan menganalisis data spasial terkait kebencanaan pada tahap pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana.
Dasar - dasar permainan bulu tangkis seperti alat-alat, teknik dasar permainan dilengkapi dengan animasi, lapangan, maupun lainnya akan dibahas dalam PowerPoint Badminton ini
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi di sektor publik, termasuk hambatan dan strategi untuk mewujudkannya. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya budaya inovasi di sektor publik untuk mengakomodasi perubahan, serta peranan pemerintah dalam mendorong inovasi kebijakan dan proses kebijakan yang inovatif.
PROSPEKTUS PERATURAN PERTANDINGAN GOBAGSODOR KEMATARAN -SUWANDO-AGUSTUS 2023...suwandoaga1
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Industri halal diharapkan menjadi andalan baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan dan dukungan akan diberikan untuk mempercepat pengembangan industri halal di Tanah Air.
Bulu tangkis diciptakan oleh tentara Inggris di India pada abad ke-19. Olahraga ini kemudian dibawa kembali ke Inggris dan mendapatkan namanya saat ini. Bulu tangkis menjadi populer di Asia Timur dan Tenggara serta negara Skandinavia.
Bulu tangkis berawal dari permainan yang dibuat oleh tentara Inggris di India pada abad ke-19. Permainan ini kemudian dibawa kembali ke Inggris dan mendapatkan namanya saat ini. Bulu tangkis menjadi populer di Asia Timur dan Tenggara serta negara Skandinavia.
Konsep pertandingan robotika ini adalah memasukkan pensil ke dalam botol menggunakan robot mikrokontroler dengan kendali remote control. Pertandingan terdiri dari babak penyisihan, knockout, dan final untuk menentukan pemenang. Aturan-aturan mencakup spesifikasi robot, arena pertandingan, sistem pertandingan, dan sanksi pelanggaran.
Dokumen tersebut membahas tentang bulu tangkis (badminton) yang mencakup pengertian, sejarah singkat, lapangan permainan, area servis line, teknik dasar seperti memegang raket dan jenis-jenis pukulan, sistem penilaian, peraturan permainan, dan pelanggaran yang dapat terjadi."
Peraturan futsal mengatur tentang tiga hal utama: (1) lapangan permainan dan peralatannya seperti ukuran gawang dan bola, (2) jumlah pemain dan prosedur pergantian pemain, (3) perlengkapan yang boleh dipakai pemain untuk menjamin keselamatan.
4. Definisi :
Pemain : Seseorang yang bermain bulutangkis
Pertandingan: Pertandingan di bulutangkis antara dua sisi berlawanan
yang masing- masing terdiri atas 1 atau 2 pemain.
Tunggal : Suatu pertandingan dimana ada 1 pemain di masing-
masing sisi yang berlawanan .
Ganda : Suatu pertandingan dimana ada 2 pemain di masing-
masing sisi yang berlawanan .
Sisi servis : Sisi atau pihak yang berhak untuk melakukan servis.
Sisi penerima : Sisi atau pihak yang berlawanan dengan sisi servis.
Rally : Rangkaian pukulan yang diawali dengan servis sampai
shuttle tidak dalam permainan.
Pukulan : Gerakan raket pemain dengan maksud untuk memukul
shuttle
4
PERATURAN PERMAINAN BULUTANGKIS
(Law of Badminton)
5. 1.1. Lapangan harus empat persegi panjang dengan lebar garis 40 mm;
1.2. Garis harus berbeda dan sebaiknya berwarna putih atau kuning;
1.3. Semua garis harus membentuk bagian dari area yang dibatasi;
1.4. Tinggi tiang net harus 1,55 meter dari permukaan lapangan;
1.5. Tiang net harus diletakan diatas garis samping untuk ganda;
1.6. Net harus terbuat dari bahan halus berwarna gelap dengan jaring
antara 15 mm – 20 mm;
1.7. Lebar net harus 760 mm dan panjang minimum 6,10 meter;
1.8. Puncak net harus diberi pita putih selebar 75 mm secara rangkap
diatas tali;
1.9. Kawat atau kabel harus membentang secara kokoh, sama tinggi
dengan puncak tiang net;
1.10. Puncak net harus 1,524 m ditengah lapangan dan 1,55 m diatas
garis samping ganda;
1.11. Tidak boleh ada jarak antara ujung net dan tiang. Jika perlu,
antara net dan tiang ditali
5
1. LAPANGAN DAN PERALATAN
LAPANGAN
7. 2.1. Shuttle dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintesis;
2.2. Shuttle dari bulu :
2.2.1. Shuttle harus mempunyai 16 helai bulu yang tertancap
pada gabus.
2.2.2. Harus punya panjang antara 62 mm - 70mm;
2.2.3. Ujung2 bulu hrs membentuk lingkaran dg diameter
antara 58 mm - 68 mm;
2.2.4. Bulu harus diikat kuat dengan benang atau bahan lain
yang cocok;
2.2.5. Diameter gabus harus antara 25 mm - 28 mm dan bulat
di bagian bawahnya;
2.2.6. Berat shuttle harus antara 4,47 gr – 5,50 gram.
2.3. Shuttle bukan dari bulu :
2.3.1. Tiruan atau bulu imitasi dari bahan sintesis akan
menggantikan bulu alamiah;
2.3.2, 2.3.3, 2.3.4. sama dengan 2.2.2, 2.2.3, 2.2.5 dan 2.2.6
7
2. SHUTTLE COCK
8. 8
3.1. Untuk menguji Shuttle, pemain harus
menggunakan pukulan dari bawah secara penuh
(full underhand stroke), yang menyentuh shuttle
pada saat berada di atas garis belakang (back
boundary line). shuttle harus dipukul secara
melengkung ke atas dengan arah pararel
terhadap garis samping (side line);
3.2. Shuttle yang mempunyai kecepatan yang benar
akan mendarat tidak kurang dari 530 mm dan
tidak lebih dari 990 mm terhitung dari garis
belakang (back boundary line). Lihat diagram B
di bawah
10. 4.1. Bingkai raket tidak boleh melebihi 680 mm dan lebarnya tidak
boleh melebihi 230 mm. Bagian-bagian utama sebuah raket
dijelaskan pada peraturan 4.1.1 – 4.1.5, dan diilustrasikan pada
diagram C.
4.1.1. Pegangan adalah bagian raket yang dipegang oleh
pemain;
4.1.2. Area yang disenari adalah bagian raket dimana
dengannya pemain memukul shuttle;
4.1.3. Kepala yang membatasi area yang disenari;
4.1.4. Batang menghubungkan pegangan dengan kepala;
4.1.5. Leher (bila ada) menghubungkan batang dengan kepala;
4.2. Area yang disenari :
4.2.1. Area yang disenari harus datar dan berpola senar yang
saling bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat
persilangan. Pola penyenaran harus seragam dan
terutama di tengah tidak boleh kurang kepadatannya
dari pada area yang lainnya; dan
10
11. 4.2.2. Panjang keseluruhan area yang disenari tidak boleh
melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak boleh
melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati
area yang semestinya menjadi leher, dengan syarat:
4.2.2.1. Lebar dari penambahan area yang disenari tidak
melebihi 35 mm;
4.2.2.2. Panjang keseluruhan area yang disenari tidak
melebihi 330 mm.
4.3. Raket
4.3.1. Harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan
tonjolan-tonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan
semata-mata dan secara khusus untuk membatasi atau
melindungi dari kerusakan, atau getaran, atau untuk
menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan
dengan tali ke tangan pemain di mana kesemuanya itu
harus memadai ukurannya dan tempatnya; dan
4.3.2. Harus bebas dari peralatan yang memungkinkan seorang
pemain secara material merubah bentuk raket.
11
13. 13
5. PEMENUHAN PERALATAN
BWF mengatur dan menetapkan apakah
raket, shuttle, atau peralatan lainnya atau
prototype yang dipergunakan dalam
permainan bulutangkis mengikuti
spesifikasinya. Putusan ini dapat diambil
atas inisiatif federasi atau karena aplikasi
salah satu pihak yang berkepentingan
termasuk pemain, produsen peralatan,
atau Assosiasi bulutangkis atau
anggotanya
14. 6.1. Sebelum permainan dimulai harus
dilakukan undian dan pihak pemenang
undian berhak menentukan pilihannya
seperti pada :
6.1.1. Untuk melakukan servis pertama
atau menerima servis pertama;
6.1.2. Memulai permainan pada salah
satu sisi lapangan atau sebaliknya;
6.2. Pihak yang kalah undian mendapatkan
pilihan yang tersisa
14
15. 7.1. Suatu partai pertandingan (match) terdiri dari best of
three games, bila tidak ada pengaturan lain;
7.2. Satu game akan dimenangkan oleh pemain yang
mendapatkan skor 21, kecuali seperti tertera pada 7.4 dan
7.5;
7.3. Pihak yang memenangkan suatu rally mendapatkan
tambahan 1 angka pada skornya. Pihak yang
memenangkan rally adalah jika pihak lawannya
melakukan “fault” atau shuttle tidak dalam permainan
karena jatuh di dalam permukaan lapangan lawannya;
7.4. Bila skor menjadi 20 sama (20-20), pihak yang
memperoleh 2 angka secara berturut-turut memenangkan
game itu;
7.5. Bila skor menjadi 29 sama (29-29), pihak yang
memperoleh angka ke-30 memenangkan game itu;
7.6. Pihak yang memenangkan 1 game memegang servis awal
pada game berikutnya
15
16. 8.1. Pemain harus berpindah tempat;
8.1.1. Pada waktu game pertama berakhir;
8.1.2. Pada, bila ada game ketigwaktu game
kedua berakhir, apabila ada game ketiga;
dan
8.1.3. Pada game ketiga bila salah satu pihak
memperoleh angka 11.
8.2. Jika tidak dilakukan perpindahan tempat
seperti diindikasikan pada peraturan 8.1, itu
harus dlakukan segera setelah kesalahan
tersebut ditemukan dan shuttle tidak sedang
dalam permainan (shuttle not in play). Skor
yang ada tetap berlaku.
16
17. 9.1. Pada suatu servis yang benar :
9.1.1. Kedua belah pihak tidak boleh memperlambat
terjadinya servis bila pelaku servis dan penerima
servis sudah siap diposisinya masing- masing.
9.1.2 Gerakan kepala raket pemain kearah belakang dapat
dianggap sebagai sebuah upaya memperlambat
permainan.
9.1.3. Pelaku servis dan penerima servis harus berdiri
berhadapan secara diagonal dalam kotak servis
tanpa menyentuh garis-garis yang membatasi kotak
servis;
9.1.4. Sebagian dari kedua kaki baik pelaku servis maupun
penerima servis harus tetap berada pada permukaan
lapangan dalam posisi diam atau tidak bergerak dari
saat servis mulai dilakukan sampai servis telah
dilakukan;
17
18. 9.1.5. Perkenaan raket pelaku servis ketika servis terjadi pada
bagian gabus shuttle;
9.1.6. Keseluruhan shuttle harus berada di bawah pinggang
pelaku servis pada saat shuttle dipukul oleh raket pelaku
servis. Pinggang yang dimaksud adalah garis imajiner
sekitar tubuh setinggi bagian terbawah dari rusuk pemain;
9.1.7. Batang raket pelaku servis pada saat memukul shuttle
harus mengarah kebawah sedemikian rupa;
9.1.8. Gerakan raket pelaku servis harus berkesinambungan ke
depan setelah awalan dari servis;
9.1.9. Terbangnya shuttle harus ke atas dari raket pelaku servis
untuk melampaui net, sehingga bila tidak dihalangi akan
jatuh di kotak servis penerima servis; dan
9.1.10Dalam upaya melakukan servis, pelaku servis harus
berhasil memukul shuttle jangan sampai luput mengenai
shuttle.
18
19. 9.2 Sekali para pemain sudah siap melakukan servis,
gerakan ke depan pertama dari kepala raket pelaku
servis adalah awalan dari servis.
9.3 Sekali servis telah dimulai, dianggap telah dilakukan
bila shuttle cock dipukul oleh raket pelaku servis atau
dalam percobaan untuk melakukan servis, pelaku
servis luput mengenai shuttle.
9.4 Pelaku servis tidak boleh melakukan servis sebelum
penerima servis siap, tetapi penerima servis sudah
dianggap siap bila berusaha mengembalikan servis.
9.5 Dalam permainan ganda, selama servis akan
dilakukan pasangannya boleh mengambil posisi
dimana saja, asal tidak menghalangi pandangan
pelaku servis atau servis lawannya.
19
26. Peraturan 9.1.1 dan 9.1.7
Para pihak tidak boleh
menyebabkan
perlambatan tidak
sebagaimana mestinya
pelaksanaan servis. Sekali
para pemain sudah berada
diposisi mereka, gerakan
ke depan pertama dari
kepala raket pelaku servis
adalah awal (start) dari
servis. Gerakan raket
harus berlanjut ke depan.
26
28. Peraturan 9.1.2
Sebagian dari
kedua kaki tidak
berada dalam
kotak servis dan
tidak dalam posisi
diam (tidak
bergerak) sampai
sevis telah
dilakukan.
28
29. 29
10.1. Lapangan pelaku servis dan penerima servis
(serving and receiving courts).
10.1.1. Pemain harus melakukan servis atau
menerima servis dalam kotak servis
sebelah kanan masing-masing, jika
pelaku servis belum memperoleh
angka atau jika telah memperoleh
angka genap pada game itu.
10.1.2. Pemain harus melakukan servis atau
menerima servis dalam kotak servis
sebelah kiri masing-masing, jika
melakukan servis telah memperoleh
angka ganjil pada game itu;
30. 30
10.2. Urutan permainan dan posisi lapangan.
Pada suatu rally, shuttle boleh dipukul secara
bergantian oleh pelaku servis dan penerima servis
dari posisi manapun hingga shuttle berhenti
dimainkan (peraturan 15).
10.3. Perhitungan angka dan melakukan servis
10.3.1. Jika pelaku servis memenangkan rally
(peraturan 7.3), maka ia memperoleh satu
angka. Kemudian pelaku servis harus
melakukan servis lagi dari kotak servis
lainnya;
10.3.2. Jika penerima servis memenangkan rally
(peraturan 7.3), maka ia memperoleh satu
angka. Kemudian penerima servis menjadi
pelaku servis yang baru.
31. 11. GANDA (DOUBLES)
31
11.1. Kotak servis pelaku servis dan penerima
servis (serving and receiving court).
11.1.1. Seorang pemain dari pihak yang
melakukan servis harus melakukan
servis dari kotak servis sebelah
kanan. Bila pihak yang melakukan
servis belum memperoleh angka
atau telah memperoleh angka
genap pada game itu;
11.1.2. Seorang pemain dari pihak yang
melakukan servis harus melakukan
servis dari kotak servis sebelah kiri,
jika pihak yang melakukan servis
telah memperoleh angka ganjil
pada game itu.
32. 32
11.1.3. Pemain dari pihak penerima servis yang melakukan
servis terakhir harus tinggal (tetap berada) didalam
kotak servis darimana ia melakukan servis terakhir
tersebut. Pola sebaliknya berlaku bagi pasangannya.
11.1.4. Pemain dari pihak penerima servis yang berdiri dalam
kotak servis secara diagonal dari pelaku servis harus
menjadi penerima servis.
11.1.5. Para pemain tidak boleh berpindah dari kotak servis
masing-masing, sampai mereka memenangkan satu
angka pada saat pihak mereka melakukan servis.
11.1.6. Servis dalam giliran melakukan servis harus dilakukan
dari kotak servis sesuai dengan skor pihak yang
melakukan servis, kecuali seperti tertera dalam
peraturan 12.
33. 33
11.2. Urutan permainan dan posisi di lapangan (order of play and
position on court)
Setelah servis dikembalikan, dalam suatu rally, shuttle
boleh dipukul oleh salah satu pemain dari pihak yang
melakukan servis atau dan oleh salah satu pemain dari
pihak yang menerima servis secara bergantian, dari posisi
manapun hingga shuttle berhenti dimainkan (peraturan
15).
11.3. Perhitungan angka dan melakukan servis (Scoring and
serving)
11.3.1. Jika pihak yang melakukan servis memenangkan
rally (peraturan 7.3), pihak yang melakukan servis
memperoleh satu angka. Pelaku servis kemudian
melakukan servis kembali dari kotak servis lainnya;
11.3.2. Jika pihak yang menerima servis memenangkan
rally (peraturan 7.3), pihak yang menerima servis
harus mendapatkan satu angka. Pihak yang
menerima servis kemudian harus menjadi pihak
yang melakukan servis yang baru.
34. 34
11.4. Rangkaian (urutan) melakukan servis (Sequence of serving)
Dalam suatu game, hak untuk melakukan servis harus
diberikan berurutan :
11.4.1. Dari pelaku servis awal yang memulai game dari
kotak servis sebelah kanan;
11.4.2. Kepada pasangan dari penerima servis awal;
11.4.3. Kepada pasangan dari pelaku servis awal,
11.4.4. Kepada penerima servis awal,
11.4.5. Kepada pelaku servis awal dan seterusnya.
11.5. Tidak seorang pemainpun diperkenankan melakukan servis
dan menerima servis di luar gilirannya, atau menerima 2
servis secara berturut-turut dalam game yang sama,
kecuali seperti tertera pada peraturan 12;
11.6. Salah satu pemain dari pihak yang menang dapat
melakukan servis pertama pada game berikutnya dan salah
satu pemain dari pihak yang kalah dapat menerima servis
pertama pada game berikutnya.
35. 12.1. Kesalahan kotak servis telah terjadi
bila seorang pemain :
12.1.1. Telah melakukan servis dan
menerima servis di luar
gilirannya; atau
12.1.2. Telah melakukan servis atau
menerima servis dari sisi kotak
servis yang salah;
12.2. Bila kesalahan kotak servis ditemukan,
kesalahan tersebut harus dikoreksi
dan angka yang ada tetap berlaku.
35
36. Ini adalah sebuah kesalahan :
13.1. Jika suatu servis tidak benar (Peraturan 9.1)
13.2. Jika pada waktu servis, shuttle;
13.2.1. Tersangkut pada net dan berhenti diatas net;
13.1.2. Setelah melewati atas lalu net tersangkut pada
net;
13.1.3. Dipukul oleh pasangan penerima servis
13.3. Jika, dalam suatu permainan, shuttle:
13.3.1. Jatuh di luar garis pembatas lapangan;
13.3.2. Gagal melewati atas net;
13.3.3. Menyentuh langit-langit atau dinding samping;
13.3.4. Menyentuh pemain atau pakaiannya;
13.3.5. Menyentuh benda atau orang di luar lapangan;
36
37. 13.3.7. Tertangkap atau tertahan di raket dan
kemudian menggelusur di raket sewaktu
melakukan pukulan;
13.3.8. Terpukul dua kali secara berurutan oleh pemain
yang sama. Tetapi jika shuttle mengenai kepala
raket dan area yang disenari dalam satu
pukulan maka ini bukan FAULT
13.3.9. Terpukul dua kali oleh pemain dan pasangannya
secara berurutan
13.3.10. Menyentuh raket pemain tetapi tidak kearah
lapangan lawan
13.4. Jika, dalam permainan seorang pemain :
13.4.1. Menyentuh net atau penyangganya dengan
raket, orang atau pakaian;
13.4.2. Melanggar lapangan lawan diatas net dengan
raket atau orang kecuali merupakan gerak
lanjut pukulan dimana perkenaan raket dg
shuttle terjadi di sisi lapangan si pemukul
37
38. 13.4.3. Melanggar lapangan lawan di bawah
net dengan raket atau orang yang
mengakibatkan lawan terganggu; atau
13.4.4. Bila dalam permainan, secara sengaja
mengganggu lawannya, misalnya
menghalangi lawan untuk melakukan
pukulan yang menyebabkan raketnya
melewati atas net.
13.4.5. Bila dalam permainan seorang pemain
secara sengaja mengganggu lawannya
dengan suatu aksi seperti berteria
atau membuat gerakan-gerakan
tertentu.
13.5. Bila seorang pemain bersalah secara menyolok,
berulang atau secara terus-menerus
melanggar seperti ditentukan dalam peraturan
16.
38
39. 14.1. “Ulang/Let” diucapkan oleh seorang wasit atau oleh
seorang pemain (bila tidak ada wasit) untuk
menghentikan permainan.
14.2. Ini harus di “ulang/let, jika:
14.2.1. Pelaku servis melakukan servis sebelum penerima
servis siap (Peraturan 9.4)
14.2.2. Pada waktu servis, pelaku dan penerima servis
sama-sama di-fault.
14.2.3. Setelah pengembalian servis, shuttle:
14.2.3.1. Tersangkut dan bertengger di puncak net:
atau
14.2.3.2. Setelah melewati atas net tersangkut di
net;
14.2.4. Jika dalam permainan shuttle terdisintegrasi dan
gabus secara total terpisah dari sisa shuttle;
39
40. 14.2.5. Jika pandangan wasit, permainan
terganggu oleh pemain lawan merasa
terganggu yang disebabkan “coaching”
pelatih.
14.2.6. Jika seorang hakim garis tidak melihat
atau ragu-ragu dan wasit tidak dapat
memberikan keputusan;
14.2.7 Terjadi sesuatu yang tidak terlihat atau
peristiwa yang kebetulan.
Apabila “Ulang” terjadi, permainan dari servis
terakhir tidak dihitung dan pemain yang melakukan
servis terakhir melakukan servis kembali.
40
41. Sebuah shuttle tidak dalam permainan bila :
15.1. Mengenai net atau tiang net dan mulai
jatuh mengarah kepermukaan lapangan
sisi pemukul
15.2. Menyentuh permukaan lapangan, atau
15.3. Suatu “Fault / Ulang” telah terjadi
41
42. 16.1. Permainan harus tetap berlangsung (continuous) dari
servis pertama sampai permainan berakhir, kecuali seperti
diperbolehkan pada peraturan 16.2. dan 16.3.
16.2. Istirahat (Intervals)
16.2.1. Tidak melebihi 60 detik selama setiap game bila
salah satu pihak memperoleh 11 angka; dan
16.2.2. Tidak melebihi 120 detik antara game pertama dan
kedua, dan antar game kedua dan ketiga harus
diperbolehkan dalam tiap partai pertandingan.
16.3. Penangguhan permainan (Suspension of Play)
16.3.1. Bila diperlukan karena keadaan yang diluar kontrol
para pemain, wasit dapat menunda permainan untuk
jangka waktu tertentu seperti yang menurut wasit
memang diperlukan;
42
43. 16.3.2. Di saat keadaan khusus referee dapat
menginstrusikan wasit untuk
menunda permainan;
16.3.3. Bila permainan ditunda, angka yang
ada tetap berlakudan permainan
dilanjutkan dari angka tersebut.
16.4. Perlambatan pada permainan (Delay in Play)
16.4.1. Dalam keadaan bagaimanapun juga
tidak boleh diperlambat permainan
yang memungkinkan seorang pemain
pulih kekuatannya atau nafasnya atau
menerima nasehat.
16.4.2. Wasit harus menjadi hakim tunggal
dari setiap perlambatan pada
permainan.
43
44. 16.5. Saran dan meninggalkan lapangan
(Advice and Leaving the Court)
16.5.1. Hanya bila shuttle tidak berada dalam
permainan, seorang pemain diijinkan menerima
nasihat dari pelatih;
16.5.2. Tidak seorangpun pemain boleh meninggalkan
lapangan selama pertandingan tanpa ijin wasit.
16.6. Seorang pemain tidak boleh :
16.6.1. Secara sengaja menyebabkan perlambatan atau
penundaan permaianan;
16.6.2. Secara sengaja memodifikasi atau merusak
shuttle dengan maksud merubah kecepatan
atau terbangnya
16.6.3. Berperilaku dengan cara yang brutal
16.6.4. Bersalah karena perilaku yang buruk yang tidak
tercantum dalam Peraturan Permainan
Bulutangkis
44
45. 16.7. Pengadministrasian Pelanggaran (Administration of
Breach)
16.7.1. Wasit harus menindak setiap pelanggaran
dengan cara :
16.7.1.1. Memberikan sebuah peringatan
kepada pihak yang melanggar
16.7.1.2. Melakukan “fault” pada pihak yang
melanggar. Jika melakukan lagi pada
sisi yang sama, maka dianggap
kesalahan terus menerus, atau
16.7.2. Dalam hal pelanggaran yang menyolok atau
terus-menerus wasit dapat mem-fault pihak
yang melanggar dan melaporkan secepatnya
kepada Referee, sebagai petugas yang
memiliki wewenang untuk
mendiskualifikasikan pihak yang melakukan
pelanggaran.
45
47. 17.1. Referee harus memimpin keseluruhan turnamen atau
kejuaraan dimana pertandingan merupakan bagiannya;
17.2. Wasit yang ditunjuk adalah pimpinan pertandingan,
lapangan dan sekitarnya. Wasit harus melapor pada referee;
17.3. Hakim servis harus menyebut “fault”jika servis yang
dilakuakn pelaku servis tidak benar (sesuai dengan
peraturan 9.1)
17.4. Seorang hakim garis harus menunjukkan apakah shuttle
mendarat di dalam atau di luar menjadi tugasnya.
17.5. Suatu keputusan dari pejabat lapangan adalah bersifat final
pada hal yang menjadi tanggung jawabnya, kecuali jika :
17.5.1. Dalam pandangan wasit, hal tersebut tidak rasional
dimana hakim garis secara jelas melakukan
kesalahan, dan wasit harus melakukan koreksi atas
keputusan hakim garis tersebut;
17.5.2. Jika Insant Review System digunakan, Referee harus
memutuskan keberatan terhadap keputusan hakim
garis berdasarkan system
47
48. 17.6. Seorang wasit harus :
17.6.1. Menegakan dan menjalankan
Peraturan Permainan Bulutangkis dan
menyebut “Fault” atau “Ulang” bila
salah satunya terjadi.
17.6.2. Memberikan suatu keputusan pada
suatu banding yang berhubungan
dengan suatu perselisihan, sebelum
servis berikutnya dilakukan,
17.6.3. Memastikan bahwa pemain dan
penonton selalu mendapat informasi
mengenai perkembangan permainan;
17.6.4. Menunjuk atau mengeluarkan hakim
garis atau hakim servis dengan
konsultasi dengan referee;
17.6.5. Bila tidak ada pejabat lapangan
lainnya yang ditunjuk, mengambil
alih tugas pejabat tersebut.
48
49. 17.6.6. Bila seseorang pejabat ditunjuk
tidak melihat (unsighted), maka
wasit dapat mengambil tugas
pejabat tersebut atau menerapkan
“Ulang”.
17.6.7. Mencatat dan melaporkan ke
referee segala kejadian yang
berhubungan dengan peraturan 16;
dan
17.6.8. Menyampaikan ke referee semua
banding ketidakpuasan yang hanya
mempertanyakan peraturan saja
(banding seperti ini harus dibuat
sebelum servis berikut dilakukan
atau bila pada akhir game,
sebelum pihak yang melakukan
banding meninggalkan lapangan).
49
53. 53
1. PENDAHULUAN (INTRODUCTION)
1.1. Instruksi kepada petugas teknik dikeluarkan oleh BWF
dengan tujuan untuk menstandarisasi pengontrolan
terhadap permainan ini disemua Negara dan sesuai
dengan peraturan-peraturan;
1.2. Maksud dari instruksi ini adalah untuk memberi saran
kepada wasit bagaimana mengontrol satu pertandingan
secara tegas dan adil, tanpa berlebihan, sembari
memastikan, bahwa semua peraturan permainan
ditaati. Rekomendasi ini juga memberikan tuntunan
kepada hakim servis dan hakim garis bagaimana
mereka menjalankan tugasnya.
1.3. Semua petugas teknikal lapangan harus memahami
bahwa permainan adalah milik pemain.
54. 54
2. PETUGAS DAN KEPUTUSANNYA (OFFICIALS AND
THEIR DECISIONS)
2.1. Seorang wasit harus melaporkan dan
bertindak di bawah otorita Referee
(peraturan 17.2) (atau petugas yang
bertanggung jawab jika tidak ada Referee);
2.2. Seorang hakim servis biasanya ditunjuk oleh
Referee, tetapi dapat diganti oleh Referee
atau wasit berdasarkan konsultasi satu sama
lain;
2.3. Para hakim garis biasanya ditunjuk oleh
Referee, tetapi dapat diganti oleh Referee
atau wasit berdasarkan konsultasi satu sama
lain;
55. 55
2.4. Suatu keputusan dari petugas adalah bersifat final
pada segala aspek yang secara nyata menjadi
tanggung jawabnya, kecuali jika dalam pandangan
wasit, hal itu tidak rasional dimana hakim garis secara
jelas melakukan kesalahan, dan wasit harus
melakukan overrule atas keputusan hakim garis itu
(17.5). Jika menurut wasit, hakim garis itu harus
diganti, maka wasit harus memanggil Referee
(peraturan 17.6.4, rekomendasi 2.3); dan jika wasit
ragu dengan keputusannya, maka wasit bisa meminta
IRS (jika ada)
2.5. Ketika petugas lain ragu-ragu, wasit harus membuat
keputusan. Ketika wasit tidak dapat membuat
keputusan, maka let harus diucapkan (17.6.6);
2.6. Wasit harus menjadi pemimpin dilapangan dan yang
ada disekitarnya. wewenang wasit harus ada sejak
masuk lapangan sebelum pertandingan dimulai
sampai meninggalkan lapangan setelah pertandingan
selesai (17.2).
56. 56
3. REKOMENDASI UNTUK PARA WASIT
(RECOMMENDATIONS TO UMPIRES)
3.1. Sebelum pertandingan, wasit harus :
3.1.1. Memperoleh score-sheet dari Referee;
3.1.2. Memastikan bahwa alat untuk
penghitungan skor yang dipakai berfungsi.
3.1.3. Melihat bahwa tiang net berada diatas
garis samping untuk ganda (Peraturan
1.5);
3.1.4. Memeriksa ketinggian net dan memastikan
tidak ada celah antara ujung net dengan
tiang net;
3.1.5. Mengetahui secara pasti apakah ada
peraturan tersendiri tentang kalau shuttle
mengenai suatu penghalang.
57. 3.1.6. Memastikan bahwa hakim servis dan hakim
garis mengetahui tugas mereka dan mereka
berada pada tempat yang benar (ayat 5 dan
6).
3.1.7. Memastikan bahwa jumlah shuttle yang telah
diuji (peraturan 3) tersedia secara cukup
untuk pertandingan itu untuk menghindari
terjadinya perlambatan selama permainan.
(Menurut kebiasaan wasit dapat
mendelegasikan tugas seperti dalam 3.1.3,
3.1.4, dan 3.1.7 kepada hakim servis, jika
ada);
58. 3.1.8. Periksa apakah pakaian pemain agar sesuai
dengan peraturan yang relevan meliputi
warna, desain, huruf, dan iklan, dan pastikan
bahwa setiap pelanggaran dikoreksi. Suatu
keputusan, bahwa pakaian melanggar
peraturan (atau hampir seperti itu) harus
diberitahukan kepada Referee atau petugas
yang tepat sebelum pertandingan dimulai,
atau jika hal ini tidak memungkinkan segera
setelah pertandingan;
3.1.9. Lakukan tos secara adil (fairly) dan pastikan
bahwa pihak yang menang dan pihak yang
kalah secara benar telah melakukan pilihan
mereka (peraturan 6). Catat pilihan tempat;
59. 3.1.10. Catat, dalam permainan ganda, nama
pemain yang memulai di kotak servis
sebelah kanan. Catatan yang sama
harus dibuat pula pada awal setiap
game. (Ini memungkinkan pemeriksaan
setiap saat untuk memastikan bahwa
para pemain berada pada kotak servis
yang benar.
3.2 . Untuk memulai pertandingan, wasit harus
mengumumkan pertandingan mempergunakan
kalimat pengumuman secara tepat sebagai
berikut dan menunjuk ke kanan atau ke kiri
sesuai kata-kata yang tepat dalam pengumuman
(W, X, Y, Z adalah nama-nama pemain dan A, B,
C, adalah nama Negara/Klub yang mewakili)
60. Tunggal (Singles)
Kejuaraan Perorangan (Tournament)
“Hadirin, disebelah kanan saya ‘X, A’; dan disebelah
kiri saya ‘Y, B’ . ’X’ melakukan servis; kosong sama,
main”.
Kejuaraan Beregu (Team Championship)
“Hadirin, disebelah kanan saya ‘A’ diwakili oleh ‘X’
dan disebelah kiri saya ‘B’ diwakili oleh ’Y’, ‘A’
melakukan servis; kosong sama, main”.
61. Ganda (Doubles)
Kejuaraan Perorangan (Tournament)
Hadirin; disebelah kanan saya ‘W, A’ dan ’X, B’; dan
disebelah kiri saya ‘Y,C dan ‘Z, D’. ‘X’ melakukan
servis kepada ‘Y’; kosong sama, main”.
Jika pasangan (partner) di ganda mewakili
Negara/Klub yang sama, umumkan nama
Negara/Klub setelah mengumumkan kedua nama
pemain, misal ’W dan X, A’.
62. Kejuaraan Beregu (Team Championship)
Hadirin; di sebelah kanan saya ‘A’ diwakili oleh ‘W’
dan ‘X’ dan disebelah kiri saya ‘B’ diwakili oleh ‘Y’
dan ‘Z’. ‘A’ melakukan servis; ’X’ kepada ’Y’, kosong
sama, main”. Penyebutan kata ”Main” merupakan
awal suatu pertandingan.
63. 3.3. Selama pertandingan :
3.3.1. Seorang Wasit harus:
3.3.1.1. Menggunakan kata-kata standart seperti pada
Appendix 4 Peraturan Permainan Bulutangkis;
3.3.1.2. Mencatat dan menyebut angka. Selalu
menyebut angka pelaku servis terlebih dahulu;
3.3.1.3. Selama servis, jika hakim servis ada, wasit lebih
memperhatikan penerima servis. Wasit juga
mengucapkan fault servis, jika diperlukan;
3.3.1.4. Jika memungkinkan, memperhatikan status dari
peralatan scoring;
3.3.1.5. Angkat tangan kanan ke atas kepala wasit, jika
membutuhkan bantuan dari Referee;
3.3.1.6. Angkat tangan kiri keatas kepala wasit ketika
diperlukan keputusan dari pejabat teknis
terhadap keputusan hakim garis yang harus
ditentukan dengan IRS.
64. 3.3.2. Ketika seorang pemain kehilangan haknya untuk
meneruskan melakukan servis (peraturan 10.3.2,
11.3.2), maka ucapkan “pindah servis”
diikuti oleh angka (skor) pelaku servis yang baru. Jika
diperlukan, saat yang sama tunjuk dengan tangan
pelaku servis yang baru dan pada kotak servis yang
sesuai.
3.3.3. “Main” hanya diucapkan oleh wasit, ketika:
3.3.3.1. Untuk mengindikasian bahwa suatu
pertandingan atau suatu game dimulai, atau
suatu game setelah perpindahan tempat
dilanjutkan;
3.3.3.2. Untuk mengindikasikan bahwa permainan
dimulai lagi setelah terhenti, atau
3.3.3.3. Untuk mengindikasikan bahwa wasit
memerintahkan para pemain untuk memulai
lagi permainan.
65. 3.3.4. “Fault” hanya disebut jika suatu “fault” terjadi,
kecuali:
3.3.4.1. Suatu “fault” yang disebut oleh hakim servis
sesuai peraturan 13.1 dan harus di hargai oleh
wasit dengan mengucapkan “fault servis”.
Wasit harus mengucapkan ”fault penerima”
jika penerima servis melakukan kesalahan.
3.3.4.2. Suatu “fault” terjadi dibawah peraturan
13.3.1. untuk mana hakim garis menyebut dan
memberi tanda secara memadai
(Rekomendasi 6.2); dan
3.3.4.3. “Fault” terjadi dibawah peraturan 13.2.1,
13.2.2. 13.3.2, atau 13.3.3. yang hanya harus
disebut jika diperlukan klarifikasi untuk
pemain atau penonton.
66. 3.3.5. Selama setiap game ketika salah satu pihak
mencapi angka 11 maka ucapkan pindah
servis, jika sesuai dikuti skor 11 secepatnya
setelah rally dan diakhiri dengan ”istirahat”,
terlepas dari tepukan tangan. Yang
merupakan dimulainya istirahat sesuai
dengan peraturan 16.2.1. Saat istirahat,
hakim servis (jika ada) harus menjamin
bahwa lapangan dibersihkan selama istirahat.
3.3.6. Selama istirahat dalam suatu game, ketika
mencapai skor 11 (peraturan 16.2.1.), setelah
40 detik berlalu, maka ucapkan:
”(lapangan ....), 20 detik”,
ulangi pengucapannya.
67. Dalam istirahat (peraturan 16.2.1) selama game
pertama dan kedua, dan game ketiga setelah pemain
pindah tempat, setiap pemain hanya boleh menerima
couching dari dan tidak lebih dari dua orang. Kedua
orang ini harus meninggalkan lapangan ketika wasit
mengucapkan ” .....20 detik”.
Untuk memulai game setelah istirahat, ulangi
mengucapkan angka dan diikuti dengan ”main”.
Jika pemain tidak menginginkan istirahat (peraturan
6.2.1.), permainan harus dilajutkan tanpa istirahat.
68. 3.3.7. Game yang diteruskan / diperluas (extended
game)
3.3.7.1. Ketika satu pihak mencapai angka
20, dalam setiap game, ucapkan
”game point” atau ” match point”;
3.3.7.2. Ketika satu pihak mencapai angka
29, dalam setiap game untuk setiap
pihak, ucapkan ”game point” atau ”
match point”;
3.3.7.3. Pengucapan dalam rekomendasi
3.3.7.1. dan 3.3.7.2. harus selalu
dengan segera dikuti angka pelaku
servis dan penerima servis.
69. 3.3.8. Pada akhir setiap game . “game” harus selalu
disebut segera setelah rally yang
menentukan berakhir, tanpa menghiraukan
tepukan tangan. Jika terjadi, ini merupakan
awal dari waktu istirahat seperti yang
diperbolehkan pada peraturan 16.2.2.
Setelah game pertama berakhir, ucapkan:
”Game pertama dimenangkan oleh .......
(nama pemain), atau tim (dalam kejuaraan
beregu) .......(angka)”.
Setelah game kedua berakhir (jika terjadi
game satu sama) , ucapkan:
”Game kedua dimenangkan oleh ....... (nama
pemain), atau tim (dalam kejuaraan beregu)
.......(angka). Game satu sama”.
70. Pada akhir setiap game, jika ada hakim
servis, maka hakim servis harus meyakinkan
bahwa lapangan dibersihkan selama istirahat
dan menempatkan tanda (papan) istirahat
ditengah bawah net.
Jika game terakhir selesai, maka ucapkan:
”Pertandingan dimenangkan oleh .......
(nama pemain), atau tim (dalam kejuaraan
beregu) .......(angka)”
3.3.9. Dalam istirahat antara game pertama dengan
game kedua dan antara game kedua dengan
game ketiga (peraturan 16.2.2.), setelah 100
detik berlalu, ucapkan:
”(Lapangan ...) 20 detik”. Ulangi ucapan ini.
71. Dalam istirahat (16.2.2.) antara dua game,
orang (pelatih) yang boleh memberikan
couching tidak lebih dari 2 orang. Kedua orang
ini diperbolehkan memberikan couching
setelah pemain pindah tempat, dan harus
meninggalkan lapangan ketika wasit
mengucapkan ”........20 detik”
3.3.10. Untuk memulai game kedua, sebut :
“Game kedua, kosong sama, main”.
Jika terjadi game ketiga, untuk memulai game
ketiga, ucapkan:
”Game terakhir; kosong sama main”
72. 3.3.11. Dalam game ketiga, atau dalam satu game
terakhir, ketika angka mencapai 11 (8.1.3)
ucapkan ”pindah servis”, diikuti oleh angka
dan istirahat; pindah tempat. Untuk
memulai game setelah istirahat, ulangi
pengucapan angkanya dan diikuti oleh
”main”
3.3.12. Setelah berakhir suatu pertandingan, segera
lengkapi score-sheet dan serahkan ke
Referee
73. 3.4. Ucapan hakim garis (line call)
3.4.1. Wasit harus selalu melihat ke hakim
garis jika shuttle mendarat dekat garis
dan selalu jika shuttle keluar
bagaimanapun jauhnya. Hakim garis
bertanggung jawab penuh untuk
memberi keputusan. Kecuali
Rekomendasi 3.4.2 di bawah ini;
3.4.2. Jika menurut wasit, hakim secara jelas
membuat keputusan yang salah, maka
wasit harus mengucapkan:
3.4.2.1. “Koreksi in/masuk”, jika shuttle
jatuh di dalam lapangan”; atau
3.4.2.2. “Koreksi out”, jika shuttle jatuh
di luar lapangan”.
74. 3.4.3. Dalam hal yang tidak diketahui oleh hakim garis
atau hakim garis tidak melihat/terhalang, wasit
harus sesegera mungkin mengucapkan:
3.4.3.1. ”Out” sebelum pengucapan skor ketika
shuttle mendarat diluar;
3.4.3.2. Skor, ketika shuttle mendarat di dalam;
3.4.3.3. ”let” ketika wasit juga tidak
melihat/terhalang. Jika IRS
dioperasikan, wasit harus meminta
keputusan dari pejabat teknis. Wasit
harus mengucapkan “Line Judge
unsighted” dan saat yang sama
mengangkat tangan kiri keatas kepala
dan menunjuk garis yang sesuai
75. 3.4.4. Jika keputusan yang dibuat hakim garis
(Rekomendasi 6.2, 6.3) atau keputusan yang
dibuat wasit (Rekomendasi 3.4.2 dan 3.4.3) itu
pemain/pasangan/negara melakukan keberatan
(challenged) dimana IRS dioperasikan
(Peraturan 17.5.2) wasit harus yakin bila
pemain/pasangannya benar meminta
“challenge”. Pemain harus dengan jelas
mengucapkan “Challenge” kepada wasit dan
saat yang bersamaan membuat tanda dengan
mengangkat tangan
76. 3.4.4.1. Jika itu benar meminta challenge
maka wasit harus mengucapkan : “....
(nama pemain/pasangannya/negara,
yang sesuai) challenges. Called IN
(atau OUT, yang sesuai) pada saat
yang bersamaan mengangkat tangan
kiri diatas kepala wasit dan memberi
tanda garis mana yan di challenged.
3.4.4.2. Pejabat teknik yang ditunjuk akan
segera memutar ulang keputusan
hakim garis dengan IRS dan
memberikan tanda hasil keputusan
final IN, OUT atau NO DECISION.
77. 3.4.4.3. Untuk mengumumkan hasil
challenge, mengucapkan :
• Jika challenge berhasil : “Koreksi,
OUT (yang sesuai). Kemudian
“Pindah Servis”, jika sesuai, diikuti
dengan skor, “main”.
• Jika challenge gagal : “Challenge
tidak berhasil”,”Pindah Servis” jika
sesuai, diikuti skor. Kemudian “....
(nama pemain/pasangannya/
negara, yang sesuai) .... (“satu”
atau “tidak ada” yang sesuai)
challenge tersisa, “main”.
• Jika tidak ada keputusan, maka let
diberikan ...............
78. 3.5. Selama pertandingan, situasi berikut ini harus
diperhatikan oleh wasit:
3.5.1. Seorang pemain melempar raket ke
lapangan lawan atau meluncur dibawah
net (dan menyebabkan lawan terganggu
atau terintangi), maka harus di fault
sesuai dengan peraturan 13.4.2 atau
13.4.3.
3.5.2. Shuttle yang masuk dari lapangan lain,
tidak secara otomatis dianggap ”ulang”.
Suatu let harus diberikan, jika menurut
wasit, invasi semacam itu:
3.5.2.1. Shuttle itu tidak diketahui oleh
pemain; atau
3.5.2.2. Tidak merintangi atau
mengganggu pemain;
79. 3.5.3. Seorang pemain berteriak kepada partner
yang akan memukul shuttle tidak perlu
dianggap sebagai upaya mengganggu lawan.
Pengucapan “jangan dipukul” merupakan
pelanggaran, dan lain-lain, harus dianggap
sebagai sebuah gangguan (13.4.5);
3.5.4. Pemain meninggalkan lapangan (Players
Leaving the Court)
3.5.4.1. Memastikan bahwa para pemain
tidak meninggalkan lapangan tanpa
seijin wasit, kecuali selama istirahat,
seperti dijelaskan pada peraturan
16.2 (peraturan 16.5.2).
80. 3.5.4.2. Pemain harus diingatkan bahwa
meninggalkan lapangan harus seizin wasit
(peraturan 16.5.2). Jika diperlukan,
peraturan 16.7 seharusnya diterapkan.
Bagaimanapun juga, pergantian raket
dipinggir lapangan selama bermain
diperbolehkan.
3.5.4.3. Selama pertandingan, jika pemain sedang
tidak berlangsung, pemain diperbolehkan
dengan cepat mengambil handuk dan atau
minum sesuai dengan kebijakan wasit;
3.5.4.4. Jika lapangan membutuhkan untuk di pel,
para pemain diharuskan berada dilapangan
sampai pengepel selesai.
81. 3.5.5. Memperlambat dan penundaan (Delays and
Suspension)
Pastikan bahwa pemain tidak memperlambat
dalam bentuk apapun atau menunda
permainan (peraturan 16.4). Berjalan
dilapangan yang tidak diperlukan hendaknya
dicegah. Jika diperlukan, peraturan 16.7
harus diterapkan”;
3.5.6. Pelatih memberikan intruksi dari luar
lapangan (Coaching from off the Court)
3.5.6.1. Pelatih memberikan intruksi dari luar
lapangan (peraturan 16.5.1) harus
dicegah dari awal pemain siap
bermain dan saat shuttle dalam
permainan;
82. 3.5.6.2. Pastikan bahwa:
3.5.6.2.1. Pelatih . duduk di tempat yang telah
disediakan dan tidak berdiri dipinggir
lapangan selama pertandingan, kecuali
pada saat istirahat yang diperbolehkan
(peraturan 16.2);
3.5.6.2.2. Tidak ada gangguan dari pelatih manapun;
3.5.6.2.3. Pelatih tidak boleh berkomunikasi dengan
pemain/pelatih/tim official lawan selama
pertandingan atau menggunakan
perangkat elektronik untuk tujuan apapun.
3.5.6.3. Jika wasit mempunyai anggapan, permainan
terganggu atau pemain terganggu oleh pelatih dari
pinggir lapangan, ”let” harus diucapkan (Peraturan
14.2.5). Segera panggil Referee, agar kejadian serupa
tidak terulang.
3.5.6.4. Referee harus memastikan bahwa kode etik bagi
pelatih dan official ditaati.
83. 3.5.7 Pergantian shuttle
3.5.7.1 Pergantian shuttle selama pertandingan harus
adil. Wasit harus memutuskan jika shuttle
harus diganti.
3.5.7.2 Jika diperlukan, shuttle yang kecepatan dan
karakteristik terbangnya telah dipengaruhi
harus dibuang sesuai dengan peraturan 16.7.
3.5.8 Cedera atau sakit selama pertandingan
3.5.8.1 Cedera atau sakit selama pertandingan harus
ditangani secara hati-hati dan fleksibel. Wasit
harus secepat mungkin menentukan ringan
beratnya problem. Jika perlu Referee dipanggil
ke lapangan;
84. 3.5.8.2 Referee harus memutuskan apakah petugas medis atau
beberapa orang lain diperlukan masuk lapangan. Petugas
medis harus menentukan kepada pemain dan memberikan
menasehati kepada pemain tentang berat ringannya sedera
atau sakit. Jika ada pendarahan, game harus ditunda sampai
pendarahan dihentikan.
3.5.8.3 Referee harus memberikan nasehat kepada wasit mengenai
waktu yang dibutuhkan oleh pemain untuk melanjutkan
permainan. Wasit harus memonitor waktu yang berlalu.
3.5.8.4 Wasit harus memastikan lawannya tidak dirugikan.
Peraturan 16.4, 16.5, 16.6.1, dan 16.7 harus diterapkan
85. 3.5.8.5 Ketika cedera, sakit, atau gangguan lain
tidak terelakan, katakan kepada pemain:
”Apakah kamu mengundurkan diri?”
dan jika jawabannya, YA, maka ucapkan:
”.........(nama pemain atau tim)
mengundurkan diri, Pertandingan
dimenangkan oleh ..... (nama pemain atau
tim)......(angka)”
86. 3.6 Penundaan permainan (Suspension of Play)
Jika permainan harus ditunda, ucapkan:
“Permainan ditunda”
Dan catat skor, pelaku dan penerima servis,
lapangan dan kotak servis yang benar. Jika
permainan dilanjutkan, catat lamanya penundaan,
yakinkan pemain berada pada posisinya yang
benar, dan ucapkan:
“Apakah kamu siap?”
Ucapkan angka dan main.
87. 3.7 Kelakuan buruk (Misconduct)
3.7.1 Catat dan laporkan kepada Referee setiap peristiwa
kelakuan buruk dan langkah yang diambil.
3.7.2 Misconduct antar game diberlakukan seperti
misconduct selama dalam suatu game. Wasit
mengumumkan keputusannya pada saat memulai
game berikutnya. Pengucapan yang sesuai dengan
rekomendasi 3.3.10 harus mengikuti pengucapan
dalam rekomendari 3.7.3 sampai 3.7.5. Setelah itu,
ucapkan pindah servis dan diikuti oleh angka.
88. 3.7.3 Ketika wasit harus menghentikan permainan sesuai
dengan peraturan 16.4, 16.5, atau 16.6. dengan
memberikan peringatan kepada pihak yang melakukan
pelanggaran (peraturan 16.7.1.1), maka katakan:
“Kemari” kepada pemain yang melanggar peraturan dan
ucapkan:
……. (nama pemain), peringatan untuk kelakuan
buruk”.
Pada saat yang bersamaan angkat lengan kanan
yang
memegang kartu kuning keatas kepala wasit
89. 3.7.4 Ketika wasit harus menghentikan permainan sesuai
dengan peraturan 16.4, 16.5, atau 16.6. dengan
memberikan faulting kepada pihak yang melakukan
pelanggaran (peraturan 16.7.1.2), maka katakan:
“Kemari” kepada pemain yang melanggar peraturan dan
ucapkan:
……. (nama pemain), fault untuk kelakuan
buruk”.
Pada saat yang bersamaan angkat lengan kanan
yang memegang kartu merah keatas kepala
wasit.
90. 3.7.5 Ketika wasit harus menghentikan permainan karena
pelanggaran yang mencolok dan terus menerus sesuai
dengan peraturan 16.4, 16.5 atau 16.6, atau 16.2.
dengan memberikan faulting kepada pihak yang
melakukan pelanggaran (16.7.2.), laporkan pula kepada
Referee sesegera mungkin untuk dipertimbangkan
apah diperlukan diskualifikasi. Katakan ”Kemari” kepada
pemain yang melakukan pelanggaran dan ucapkan:
……. (nama pemain), fault untuk kelakuan
buruk”.
Pada saat yang bersamaan angkat lengan kanan
yang memegang kartu merah keatas kepala
wasit, dan panggil Referee.
91. 3.7.6 Ketika Referee memutuskan untuk
mendiskualifikasi, kartu hitam akan
diberikan kepada wasit.
Wasit mengatakan ”Kemari” kepada pemain
yang melakukan pelanggaran dan ucapkan:
……. (nama pemain), diskualifikasi untuk
kelakuan buruk”.
Pada saat yang bersamaan angkat lengan
kanan yang memegang kartu hitam keatas
kepala wasit..
92. 4. SARAN UMUM PADA WAKTU MEWASITI (GENERAL
ADVISE ON UMPIRING)
Bagian ini memberikan saran umum yang harus diikuti
oleh wasit
4.1 Mengetahui dan mengerti peraturan permainan
bulutangkis;
4.2 Ucapkan secara cepat dan dengan otoritas, tetapi
jika kesalahan dibuat, akui, minta maaf dan
perbaiki;
4.3 Semua pengumuman dan sebutan untuk skor
harus dilakukan secara jelas dan cukup nyaring
agar dapat didengar dengan jelas oleh para pemain
dan penonton;
93. 4.4 Jika suatu keragu-raguan timbul dalam pikiran anda
apakah suatu pelanggaran peraturan telah terjadi
atau tidak, jangan disebut “fault” dan biarkan game
berlanjut;
4.5 Jangan pernah menanyakan penonton atau
terpengaruh oleh ucapan-ucapan mereka;
4.6 Berilah motivasi rekan petugas teknik lapangan
anda, misalnya dengan secara diam-diam mengakui
keputusan hakim garis dan membuat kerja sama
yang baik dengan mereka.
94.
95. APPENDIX 4
3. Komunikasi Umum (General Communication)
-Pilih tempat anda
-Apakahanda siap
-Anda luput memukul shuttle waktu servis
-Penerima servis belum siap
-Anda mencoba mengembalikan servis
-Anda tidak boleh mempengaruhi hakim garis
96. - Kemari
- Apakah shuttle oke?
- Tes shuttle
- Ganti shuttle
- Jangan ganti shuttle
- Mainkan ulang
- Pindah tempat
- Anda tidak berpindah tempat
97. - Anda melakukan servis dari kotak yg salah
- Anda melakukan servis keliru giliran
- Anda menerima servis keliru giliran
- Anda tidak boleh merusak shuttle
- Shuttle menyentuh anda
- Anda menyentuh net
- Anda berdiri di kotak servis yang salah
- Anda mengganggu lawan anda
98. - Pelatih anda mengganggu lawan anda
- Anda memukul shuttle dua kali
- Anda menangkap dan melempar shuttle
- Anda melanggar lapangan lawan anda
- Anda menghalangi lawan anda
- Apakah anda mengundurkan diri
- Fault penerima servis
- Servis fault
99. - Servis terlambat, permainan harus dilanjutkan
- Permainan ditunda
- ……… peringatan untuk perilaku buruk
- ……… fault untuk perilaku buruk
- Fault
- Keluar (out)
- Hakim garis, signal
- Hakim servis signal
100. - Koreksi, masuk (in)
- Koreksi keluar (out)
- Lap lapangan
- ……… mengundurkan diri
- ……… diskualifikasi
- dll
101.
102. Pemain diperbolehkan
mengenakan kaos dan
celana pendek (atau yang
setara) dari berbagai
warna
SEMI FINAL DAN FINAL,
pasangan ganda
DIWAJIBKAN
mengenakan pakaian
dengan warna sama
103. Jika warna kaos
sama, maka
pemain yang
rankingnya lebih
rendah harus
ganti dengan
warna lain
104. Huruf kapital – abjad roman
Minimum tinggi 6 cm, maximum 10 cm
Urutannya sbb:
◦ Nama - Wajib
◦ Nama Negara /
Perkumpulan (tinggi 5 cm)
◦ Iklan
105. Boleh di :
◦ Lengan kiri/kanan,
◦ Kerah kiri/kanan,
◦ Bagian depan kaos
Tidak lebih dari 5 secara keseluruhan
Hanya satu per lokasi
Masing-masing iklan 20 cm2 atau kurang
106. Lebar pada seragam tidak melebihi 10 cm
Di satu sudut
Di bagian depan atau belakang kaos atau
keduanya
107. Tiap kaus kaki dan
sepatu, masing-masing
maksimal 2 iklan (20
cm2 atau kurang)
108. Pada dasarnya tidak boleh ada iklan di celana
selain merek aparel tersebut.
Kecuali negara member asosiasi yang sudah
mendapat pengakuan dari BWF.
Tahun 2017 ada 4 negara yang member
asosiasi (Denmark, Jepang, France, New
Zealand)
109.
110. Pemain tidak boleh meninggalkan lapangan tanpa
ijin wasit kecuali selama interval
Selama pertandingan, jika permainan tidak ditunda,
pemain boleh mengepel dengan handuk secara
cepat dengan seijin wasit
Harus meminta ijin wasit untuk minum dengan cepat
Jika lapangan perlu dipel, pemain harus tetap di
lapangan sebelum pengepelan selesai
111. 11
1
Matikan telpon genggam
sebelum anda ke lapangan
Jika telpon genggam pemain
berdering selama
pertandingan beri
peringatan kepadanya
dengan kartu kuning atau
merah