Dokumen ini membahas penggunaan perangkat lunak sumber terbuka (open source) di kalangan mahasiswa Ilmu Komputer di Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan perangkat lunak open source dan tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai open source. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data dari sampel non-probabilitas yang terdiri atas mahasiswa berdasark

1. Penggunaan Software Open Source
Di Kalangan Mahasiswa MIPA
Muhammad Zaien – J1F111016
Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA, Universitas Lambung Mangkurat
Jalan Ahmad Yani KM 36 Banjarbaru, Indonesia
Abstrak – Penggunaan Software merupakan hal yang wajib
bagi pemegang komputer/laptop, lalu software yang
bersifat apa yang paling banyak digunakan, khususnya
untuk para mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persentase pengguna software yang bersifat
open source di kalangan mahasiswa dengan ruang lingkup
mahasiswa MIPA universitas Lambung Mangkurat. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif karena variabel terbatas
pada kelompok mahasiwa, Penelitian ini menggunakan
desain penelitian survey dengan pengumpulan data
menggunakan kuisioner, serta pengambilan sampel nonprobabilitas
dengan
pengelompokan
berdasarkan
mahasiswa, program studi, angkatan.
Kata Kunci – Software, Open Source, Penelitian Kuantitatif,
Mahasiswa MIPA, Kuliah.
I. PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Perangkat Lunak atau sering disebut dengan Software
adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan
secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya,
dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh
komputer[1]. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang
tidak berwujud.
Kebutuhan akan Software memang hal yang pasti untuk
pengguna komputer, tapi yang menjadi permasalahan adalah
Software tipe apa yang digunakan dan cara mendapatkannya.
Software Berbayar pada umumnya memang memiliki fitur
yang lebih jika dibandingkan dengan Software yang bersifat
Freeware dan Open Source, tapi tidak menutup kemungkinan
Software Open Source bisa lebih bagus dari Software
berbayar, hanya saja pengenalan akan Software Open Source
kurang, dan kebiasaan menggunakan Software berbayar yang
terasa lebih lengkap sudah membudaya. Contohnya
penggunaan Software untuk perangkat kantor, untuk kategori
Open Source tersedia Libre Office, Open Office, Sedangkan
kategori berbayar ada Microsoft Office. Pengguna Microsoft
Office bisa dibilang lebih banyak jika dibandingkan dengan
Open Office dan lainnya.
Kegiatan belajar mengajar sekarang, hampir tak lepas dari
penggunaan komputer yang tentunya juga tak lepas dari
penggunaan sebuah software, begitu juga dalam perkuliahan,
komputer merupakan alat yang hampir semua mahasiswa
miliki, lalu software tipe apa yang sering dipakai mahasiswa
apakah tipe berbayar atau open source/Freeware. Jika melihat,
kebiasaan secara umum tentu banyak yang menggunakan
Software tipe berbayar, tapi tidak berarti seluruh mahasiswa
menggunakan Software berbayar karena ada program
pemerintah yang mencanangkan penggunaan Software Open
Source untuk instansi pemerintahan dan Pelajar.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana persentase penggunaan software Open
Source dikalangan mahasiswa ?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat membantu dalam
mengetahui persentase penggunaan open source dan seberapa
besar mahasiswa mengetahui tentang open source.
Tujuan dari penelitan ini adalah :
1. Diketahuinya persentase pengguna Software Open
Source di kalangan mahasiswa, dan pengetahuan
mahasiswa mengenai open source.
D. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini berada dalam lingkup mahasiswa
program studi ilmu komputer FMIPA UNLAM, karena
mahasiswa ilmu komputer sedikit banyak lebih mengetahui
mengenai software dan komputer bila dibandingkan dengan
program studi lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA
IGOS atau Indonesia Goes Open Source merupakan
program pemerintah yang
menawarkan paket program
bersumber gratis atau Open Source, paket program yang
ditawarkan mulai dari paket perkantoran seperti open office,
paket program bisnis, dll hingga sebuah Sistem Operasi yang
berbasis linux dan tentu saja paket program ini bersifat legal.
IGOS menawarkan opsi lain dalam pemakaian software yang
tentu saja legal. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti
Muhammad Hatta mengatakan, pada tahun 2010, 2011, dan

2. 2012 Kementerian Riset dan Teknologi bersama Kominfo, dan
AOSI dan beberapa institusi lainnya menyelenggarakan
“Indonesia Open Source Award”
untuk memberikan
penghargaan kepada institusi pemerintah pusat dan daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, dan tokoh masyrakat yang
sukses atau berperan aktif dalam pemanfaatan dan
pengembangan teknologi dengan cara open source ini [2].
Dari berbagai program yang diadakan pemerintah
seharusnya dapat menarik perhatian masyarakat untuk
menggunakan open source dalam komputer mereka, jika hal ini
berjalan benar maka persentase penggunaan software legalpun
akan tinggi. Tapi dalam kenyataannya masih banyak yang
belum menggunakan software open source lalu apa yang
menjadi permasalahannya?, seperti yang disebutkan Kemal
Prihatman (Assisten Deputi Urusan Pengembangan Dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi, kementrian Negara Riset
Dan Teknologi) "Permasalahan dalam migrasi ke open source,
Pertama, adanya resistensi dari pengguna yang sudah terbiasa
dengan produk perangkat lunak proprietary yang digunakan
sebelumnya. Kedua adalah kemudahan untuk mendapatkan
software illegal yang dibeberapa tempat penjual perangkat
lunak, ketiga adalah adanya anggapan kendala dalam
kompabilitas dengan hardware dan software lainnya”[3].
Selain program “Indonesia Open Source Award” yang
diadakan Menteri Ristek, adalagi sebuah acara Workshop dan
Seminar IGOS yang diadakan di beberapa SMK, dan
Universitas di Bekasi. Acara ini tentu dapat mengurang
permasalah dalam migrasi ke Open Source seperti yang
dikatakan Kemal Prihatman, dan tentu saja dapat meningkatkan
persentase penggunaan open source [2].
Dari, acara dan program diatas tadi tentulah dapat
meningkatkan persentase penggunaan Open Source, tapi
sayangnya program dan acara tersebut tidak sampai ke daerah
Banjarbaru sehingga pengenalan Open Source di kalangan
mahasiswa MIPA pun kurang, ditambah masalah dalam
migrasi ke Open Source yang ada, tentu hal ini yang mungkin
menyebabkan persentase penggunaan Open Source di MIPA
masih rendah.
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, karena hipotesis
dapat dikemukakan terlebih dahulu, dan penelitian akan
menguji kebenaran hipotesis tersebut, jumlah variabel terbatas
yaitu hanya satu sample/kelompok yang akan diambil datanya,
serta analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah survey, karena
mengukur seberapa banyak responden (Mahasiswa) yang
menggunakan software open source, serta menganalis
seberapa banyak responden yang mengetahui tentang software
open source melalui kuisioner.
Sampel yang terlibat adalah mahasiswa FMIPA, karena
pengukuran ditingkat Fakultas. Metode Pengambilan sample
adalah non-probabilitas, dengan pengelompokan :
Mahasiswa -> Program Studi -> Angkatan.