1. LAPORAN PENELITIAN
TINGKAT PEMAHAMAN REMAJA
TERHADAP POLITIK DI
WILAYAH KEMANG PRATAMA
Oleh: Vania Lundina, Rolla Tyas Amalia, Giovanni Sergio H.
2. Dalam rangka menuntaskan pembelajaran mengenai politik dan sistem
politik, kami, Vania, Rolla, dan Gio pada hari Senin, 12 September 2011
melakukan sejumlah penelitian di sekitar kawasan Kemang Pratama.
Penelitian yang kami lakukan bertujuan untuk mencari tahu tingkat
pemahaman remaja mengenai politik. Penelitian lapangan ini kami lakukan
dalam bentuk wawancara dan sharing singkat mengenai seberapa jauhnya
para remaja tersebut memahami dan mengikuti perkembangan politik di
Negara ini.
Dalam wawancara, kami menanyakan pendapat para narasumber
mengenai arti politik, keadaan politik di Negara Indonesia hingga ketertarikan
mereka dalam dunia politik itu sendiri. Sebagai tambahan, kami juga ingin
mengetahui sejauh manakah para narasumber mengikuti perkembangan
politik di Indonesia dengan menanyakan berita politik apa yang mereka simak
akhir-akhir ini. Kami mendapatkan jawaban-jawaban dan pendapat dari lima
orang narasumber yang bertempat tinggal di Kemang Pratama.
Kami memulai wawancara kami dengan narasumber yang bernama
Ayu. Menurutnya, politik adalah segala urusan yang bersangkutan dengan
Negara. Dia mengatakan bahwa keadaan politik di Indonesia sekarang ini
buruk, lalu memberikan kasus Nazaruddin sebagai contohnya. Meskipun
mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik dengan politik dan segala
kegiatannya, dia ingin memperluas hubungan antar organisasi politik di
Negara sebagai kontribusi untuk memperbaiki keadaan politik di negeri ini.
Ketika berjalan menyusuri gang-gang kompleks tersebut, kamu
menemukan dua orang anak yang sedang beristirahat dan menghampiri
mereka. Kedua anak tersebut bernama Hakeem dan Iqbal. Rupanya
keduanya memiliki pendapat yang kurang lebih sama dengan narasumber
kami sebelumnya. Bagi mereka, politik merupakan hal yang sangat sulit untuk
dimengerti. Keduanya juga tidak tertarik untuk terlibat dalam kegiatan politik
dan tidak ingin memberikan kontribusi apa-apa untuk memajukan politik
Indonesia.
Setelah selesai mewawancara Hakeem dan Iqbal, kami berjalan sedikit
lebih jauh untuk mencari narasumber yang lain. Kami pun menghampiri
Katherine, salah seorang teman lama kami yang bersekolah di Jakarta.
Menurutnya, politik adalah segala urusan yang bersangkutan dengan Negara.
3. Dia juga beranggapan bahwa politik di Indonesia kian hancur karena banyak
pejabat yang perbuatannya melenceng dan tidak benar. Namun sama seperti
narasumber-narasumber sebelumnya, dia tidak tertarik untuk ikut serta dalam
kegiatan politik. Ketika kami bertanya mengenai kontribusi apa yang ingin dia
berikan untuk politik Negara, jawabannya adalah tidak segan-segan untuk
melaporkan pejabat-pejabat atau politikus yang korupsi atau melakukan
tindakan yang tidak benar. Dia juga memberikan berita mengenai Nazaruddin
sebagai contoh.
Narasumber kami selanjutnya bernama Dinda. Ditemui di rumahnya,
kami melakukan wawancara singkat untuk menanyakan pendapatnya
mengenai politik. Menurut Dinda, politik adalah segala hal yang biasanya ada
di gedung DPR. Keadaan politik di Indonesia menurutnya masih labil dan
tidak jelas sebab masih banyak persoalan Negara yang tidak dapat
diselesaikan. Lagi-lagi, ketika ditanya apakah dia berminat untuk mengikuti
kegiatan politik, jawabannya tidak. Dia melanjutkan dengan memberi alasan
bahwa dalam dunia politik banyak godaannya. Tambahnya, sejauh ini belum
terpikirkan untuk mengkontribusi apa-apa sebab membicarakan mengenai
politik saja sudah tidak tertarik.
Narasumber kami yang terakhir bernama Rama. Kurang lebih dia
memberikan jawaban serupa dengan narasumber-narasumber yang lain.
Singkatnya, dia menganggap politik adalah hal yang rumit sehingga dia tidak
tertarik untuk bergabung dalam kegiatan berpolitik. Baginya, politik di
Indonesia buruk karena kasus korupsi masih banyak seperti kasus
Nazaruddin.
Melalui wawancara yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa
tingkat pemahaman beberapa remaja di wilayah tersebut tidak begitu tinggi
dan dalam. Mereka mengikuti berita politik Negara, namun tidak begitu
memberikan perhatian terhadap perkembangan politik. Dari jawaban-jawaban
mereka, kami menyimpulkan juga bahwa remaja di wilayah tersebut
merupakan anggota Negara yang apatis. Kesadaran mereka atas keadaan
politik Negara yang tidak begitu baik merupakan langkah awal untuk dapat
membawa perubahan terhadap negaranya sendiri. Oleh karena itu, apabila
para remaja bisa belajar lebih baik lagi mengenai politik, tentunya mereka
akan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memajukan Negara ini.