Dulunya sebagai tempat yang sangar, agnker, sebagai pusat kekuasaan Belanda di Jambi
Kemudian Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dapat dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dapat dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dapat dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Dulunya sebagai tempat yang sangar, agnker, sebagai pusat kekuasaan Belanda di Jambi
Kemudian Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dapat dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dapat dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dapat dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Sejarah Singkat Tentang Kebedaraan Markas
Sejarah singkat tentang kebedaraan markas atau kantor Residen Jambi, berawal dari keberhasilan kerajaan Belanda dalam menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka pemerintah Kerajaan Belanda menetapkan bahwa wilayah Jambi sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda Nomor. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 1906. Kekuasaan kerajaan Belanda atas wilayah Jambi berlangsung ± 36(tiga puluh enam) tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang sebagai pemenang dalam perang kawasan Asia pasifik pada saat itu. Oleh karena itu kantor eks Residen Jambi menjadi saksi sejarah yang tidak kalah pentingnya dalam membuka tabir asal usul pemerintahan di Jambi. Sehingga perlu kiranya gedung tua yang merupakan monumen saksi sejarah Jambi tersebut dijaga dan dilestarikan, termasuk sebagai bagian cagar budaya yang berkaitan dengan bangunan bersejarah yang tetap harus dirawat secara maksimal.
Direktorat polisi perairan Polda Jambi adalah salah satu direktorat bagian dari Polda Jambi yang sengaja menempati eks Kantor Residen Jambi pada tanggal 15 Januari 2014, keadaan ini disebabkan karena hingga saat ini kesatuan tersebut belum memiliki bangunan permanen sebagai markas direktorat sendiri, oleh karena itu didorong keinginan untuk melestarikan dan rasa cinta terhadap peninggalan sejarah, dimana gedung tersebut adalah tempat pertama pemerintahan Jambi dan pada awalnya dalam keadaan kotor, tidak terawat dengan baik, maka Ditpolair berinisiatif memugar dan mencoba merawat secara maksimal tanpa merubah konsep aslinya, sehingga terlihat pada saat ini dalam kondisi yang elok, bersih, terawat dan asri, dengan tampilan klasik seperti wajah awal dimana gedung tersebut dibangun. Tampilan jadul dengan ciri kasnya ala bangunan Belanda tahun 1906, dan luar biasa klasiknya.
Traces of the Spice Route in the Architecture and City of Banjarmasin in Sou...BaniNoorMuchamad2
The spice route is a highly valuable trade route, influencing human civilizations, particularly trade cities along this route from the XIII -XVIII AD.
Banjarmasin is one of the cities traversed by this spice route, with its primary
commodity being pepper. This research retraces the influence of this trade,
juxtaposing it with the formation of the city and the architectural character of
the buildings in Banjarmasin up to the present day.
This research employs historical qualitative methodology and is
located in the city of Banjarmasin, covering the period from the initiation of
the spice trade during the Banjarmasin sultanate era to the end of the colonial
period in Banjarmasin (1500–1900 AD). The research steps are secondary data
collection which serve as raw data for an in-depth study, primary data
collection conducted to confirm the previously gathered secondary data, data
analysis and interpretation which organized according to the historical context
and the environment of the city of Banjarmasin in chronological order until a
common thread is obtained. Subsequently, Findings and Compiling research
conclusions which the results of the analysis are discussed in relation to
various theories or concepts to derive interpretations from the research.
It concludes that the spice route played a crucial role in the formation
of Banjarmasin, consisting of three stages: the stage where Kampung Keraton
evolved into the center of the Banjarmasin sultanate, the stage of the
establishment of territorial arrangements due to the spice trade contract
between the kingdom and the Dutch East India Company, and the stage of
territorial control by the colonial government. The development of local
architecture varied, influenced by the knowledge acquired by merchants before
colonization, which was applied to their residences, and modern architecture
built by the colonial government in the form of various facilities and
infrastructure.
sejarah kerajaan gowa-tallo dan bone hingga menjadi sebuah kesultanan setelah pengaruh islam sampai di sulawesi.
tugas mata kuliah Sejarah Islam Indonesia , pendidikan sejarah semester II , Universitas Pendidikan Indonesia.. semoga bermanfaat :)
1. Kota Bengkulu
Kota Bengkulu adalah salah satu kota, sekaligus ibu kota provinsi Bengkulu, Indonesia.
Sebelumnya kawasan ini berada dalam pengaruh kerajaan Inderapura dan kesultanan Banten.
Kemudian dikuasai Inggris sebelum diserahkan kepada Belanda. Kota ini juga menjadi tempat
pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939 - 1942 pada masa pemerintahan Hindia
Belanda. Kota Bengkulu memiliki luas wilayah sebesar 151,7 km²[2] dengan jumlah penduduk
sebesar 319.098 orang yang terdiri atas 160.293 orang laki-laki dan 158.805 orang perempuan
pada tahun 2012
Daftar Walikota
Kota Bengkulu sekarang telah dipimpin oleh H. Helmi Hasan, SE dan Ir. Patriana Sosia
Linda sebagai Wali Kota dan wakilWalikota Bengkulu periode 2013-2018[4], Kepala Daerah
yang pernah memimpin Kota Bengkulu[5]
1. Hamzah Sa’ari (Ketua Dewan Pemerintahan Kotapraja Bengkulu, 1945 – 1950)
2. K.Z. Abidin (Walikota KDH Kotapraja Bengkulu, 1950 – 1960)
3. H. Hasan Basri (Walikota KDH Kotapraja Bengkulu, 1960 – 1965)
4. M. Salim Karim (Walikota KDH Kotapraja Bengkulu, 1965 – 1970)
5. M. Zen Rani (Walikota KDH Kotapraja Bengkulu, 1970 – 1975)
6. Z. Thabri Hamzah, S.H. (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1975 – 1980)
7. Drs. Syafiudin A.R. (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1980 – 1985)
8. Drs. Sulaiman Effendi (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1985 – 1990)
9. Drs. Sulaiman Effendi (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1990 – 1995)
10. Achmad Rusli, S.H. (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1990 – Maret 1992)
11. Drs. H.A. Razie Jachya (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, Maret – Oktober
1992)
12. Drs. Chairul Amri Z. (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1992 – 1997)
13. Drs. Chairul Amri Z. (Walikotamadya KDH Tk. II Bengkulu, 1997 – 2002)
14. H.A. Chalik Effendie (Walikota Bengkulu, 2002 – 2007)
15. H. Ahmad Kanedi, S.H., M.H. (Walikota Bengkulu, 2007 – 2012)
16. Drs. H. Sumardi, M.M. (Penjabat Walikota Bengkulu, 17 November 2012 – 21
Januari 2013)
17. H. Helmi Hasan, S.E. ( Walikota Bengkulu, 2013 – Sekarang )[6]
Geografi
Kota Bengkulu dengan luas wilayah 151,70 km², terletak di pantai barat
pulau Sumatera dengan panjang pantai sekitar 525 km. Kawasan kota ini membujur sejajar
dengan pegunungan Bukit Barisan dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.
2. Sejarah
Pada awal abad ke-17, daerah Bengkulu berada di bawah pengaruh kerajaan Banten dan
penguasa dari Minangkabau. Kedatangan orang Eropa ke kepulauan Indonesia disebabkan
oleh keinginan memperoleh langsung rempah-rempah dari sumbernya. Di sejumlah negara
Eropa didirikan maskapai yang tujuannya adalah mencari rempah-rempah dan menjualnya
di pasar Eropa. Orang Belanda mendirikan VOC atau Verenigde Oost Indië Compagnie atau
"maskapai serikat untuk Hindia Timur". Orang Inggris mendirikan East India Company atau
"maskapai untuk Hindia Timur".
Salah satu rempah-rempah yang dicari adalah lada. Salah satu daerah di mana lada tumbuh
adalah bagian selatan pulau Sumatera. Tahun 1633 VOC mendirikan pos perdagangan di
Bengkulu. Kemudian VOC mengusir Inggris dari Banten. Ini memaksa East India Company,
yang tetap ingin terlibat dalam perdagangan lada, mendirikan tahun 1685 suatu pos di
Bengkulu, "Bencoolen" dalam bahasa Inggris, dengan tujuan mencari lada. Untuk
melindungi pos ini, Inggris mengirim pasukan kecil. Untuk menampung pasukan tersebut
dibangun suatu benteng, Fort Marlborough.
Inggris menduduki Bengkulu selama 140 tahun. Dalam masa ini ratusan prajurit Inggris
meninggal karena kolera, malaria dandisenteri. Kehidupan di Bengkulu sangat susah bagi
orang Inggris, dibandingkan dengan India. Saat itu perjalanan pelayaran dari Inggris ke
Bengkulu memakan waktu 8 bulan. Pertentangan muncul antara penguasa di London dan
India di satu pihak, dan mereka yang ingin mempertahankan pendudukan Inggris di
Sumatera untuk melanjutkan perdagangan lada. Di samping Fort
Marlborough, Company juga membangun Fort York di Bengkulu dan Fort Anne di Muko-
Muko.
Terjadi juga bentrokan dengan penduduk setempat. Tahun 1719 Inggris dipaksa
meninggalkan Bengkulu. Inggris kemudian kembali. Namun tahun 1760 Fort Marlborough
menyerah kepada pasukan yang dikirim Prancis. Tahun 1807 resident Inggris Thomas Parr
dibunuh. Parr diganti Thomas Stamford Raffles, yang berusaha menjalin hubungan yang
damai antara pihak Inggris dan penguasa setempat. Di bawah perjanjian Inggris-Belanda
yang ditandatangani tahun 1824, Inggris menyerahkan Bengkulu ke Belanda, dan Belanda
menyerahkan Melakake Inggris.[7] Namun, Belanda baru sungguh-sungguh mendirikan
administrasi kolonialnya di Bengkulu tahun 1868. Karena produksi rempah-rempah sudah
lama menurun, Belanda berusaha membangkitkannya kembali. Ekonomi Bengkulu membaik
dan kota Bengkulu berkembang. Tahun 1878 Belanda menjadikan
Bengkulu residentie terpisah dari Sumatera Selatan.
Berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956, Bengkulu merupakan salah
satu Kota Kecil dengan luas 17,6 km² dalamprovinsi Sumatera Selatan. Penyebutan Kota
Kecil ini kemudian berubah menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1957 tentang pokok-pokok pemerintah daerah.
Setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang pembentukan Provinsi
Bengkulu, Kotamadya Bengkulu sekaligus menjadi ibukota bagi provinsi tersebut.[8] Namun
UU tersebut baru mulai berlaku sejak tanggal 1 Juni 1968 setelah keluarnya Peraturan
PemerintahNomor 20 Tahun 1968.[9]
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 821.27-
039 tanggal 22 Januari 1981, Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu selanjutnya dibagi
dalam 2 wilayah setingkat kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Segara dan Kecamatan
Gading Cempaka. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II Bengkulu Nomor 440 dan 444 Tahun 1981 serta dikuatkan dengan Surat
3. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 141 Tahun 1982 tanggal 1
Oktober 1982, penyebutan wilayah Kedatukan dihapus dan Kepemangkuan menjadi
kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1982, wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu terdiri atas 2 Wilayah Kecamatan Definitif dengan
Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan dan Kecamatan Gading Cempaka
membawahi 21 kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
1986, luas wilayah Kotamadya Bengkulu bertambah menjadi 144,52 km² dan terdiri atas 4
wilayah kecamatan, 38 kelurahan serta 17 desa.[10]
Pariwisata
Pada kota ini terdapat beberapa bangunan dan benteng peninggalan Inggris,
diantaranya Fort Marlborough[11] yang didirikan tahun 1713 pada Pantai Panjang, Monumen
Hamilton[12] dan Monumen Parr[13] pada kawasan pusat kota.
Pendidikan
Universitas Bengkulu (UNIB)[14] merupakan salah satu perguruan tinggi yang terdapat di kota
Bengkulu. Universitas ini memiliki kawasan dengan luas 1.707.409 ha pada 8 lokasi yang
berbeda.
Perhubungan
Bandar Udara Fatmawati Soekarno merupakan Bandar Udara (bandara) di kota Bengkulu
yang sebelumnya bernama Bandara Padang Kemiling, sedangkan untuk melayani
transportasi laut di kota ini digunakan pelabuhan Pulau Baai atau disebut juga pelabuhan
Bengkuluyang selesai dibangun pada tahun 1984, sebelumnya kawasan ini merupakan
suatu lagun atau kolam yang terbentuk oleh lidah pasir yang membujur dari arah selatan ke
utara.[15]
Kependudukan
Jumlah Penduduk Kota Bengkulu hasil Sensus Penduduk 2010 Berjumlah 308.544
jiwa[16] yang terdiri atas 155.288 jiwa laki-laki dan 153.256 jiwa perempuan dengan
angka Seks Rasio sebesar 101. Penduduk Kota Bengkulu masih bertumpu di Kecamatan
Gading Cempaka yang memiliki jumlah penduduk 78.767 jiwa (25.53% Dari Populasi Kota
Bengkulu) dan Kecamatan Sungai Serut memiliki jumlah penduduk terkecil di Kota Bengkulu
dengan jumlah penduduk 21.981 jiwa (7.12% Dari Populasi Kota Bengkulu). Laju
Pertumbuhan Penduduk Kota Bengkulu (LPP) Kota Bengkulu dari tahun 2000-2010 tercatat
sebesar 2,90 persen.[17][18] Dengan Luas wilayah Kota Bengkulu 144,52 km² yang dihuni
308.544 orang maka kepadatannya adalah 2.135 orang per kilometer persegi[19]. Masyarakat
Kota Bengkulu hampir 95% memeluk AgamaIslam, 4% Kristen dan Katolik, Dan Agama
yang lainnya hanya 1 persen[20].
Perekonomian
Dari waktu ke waktu, kota Bengkulu selalu berbenah untuk menjadi lebih baik. Meskipun
kurang beruntung karena letaknya yang kurang strategis, kota Bengkulu tetaplah sebuah
kota yang relatif maju jika dikaitkan dengan jumlah penduduk, kondisi geografis, dan sumber
daya. Jalan-jalan di kota ini relatif luas, struktur kota amat terencana, sehingga sangat
mudah mengantisipasi terjadinya perkembangan di masa yang akan datang.
4. Kota Bengkulu
Bengkulu dalam bahasa Belanda disebut Benkoelen atau Bengkulen, dalam bahasa Inggris disebut Bencoolen,
sementara dalam bahasa melayu disebut Bangkahulu. Ada banyak cerita tentang asal usul dan nama Bengkulu, ada
yang menyebutkan bahwa nama Bengkulu berasal dari bahasa Melayu dan kata bang yang berarti “pesisir” dan kulon
yang berarti “barat”, kemudian terjadi pergeseran pengucapan bang berubah menjadi beng dan kulon menjadi kulu.
Sementara sumber lain menyatakan Nama “Bencoolen” diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen,
Skotlandia, Bm of Cullen (atau variasmya, Ben Cullen). Penamaan ini kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa
Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal, apalagi asal nama itu dari Skotla ndia
yang jauh disana.
Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dan kata Bangkai dan Hulu yang
maksudnya bangkai di hulu. Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada
di Bengkulu dan dari pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak di hulu sungai Bengkulu.
Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan
Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu.
Dari sekian banyak cerita tentang asal usul nama Bengkulu ada satu cerita yang lebih banyak dikenal di masyarakat
Bengkulu yaitu diambil dari kisah perang melawan orang Aceh yang datang hendak melamar Putri Gading Ce mpaka,
yaitu anak Ratu Agung Sungai Serut. Akan tetapi lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perang. Anak Dalam
saudara kandung Putri Gading Cempaka yang menggantikan Ratu Agung sebagai Raja Sungai Serut berteriak “Empang
ka hulu ” yang berarti hadang mereka dan jangan biarkan mereka menginjakkan kakinya ke tanah kita. Dari kata-kata
tersebut maka lahirlah kata Bangkahulu atau Bengkulu.
Zaman Penjajahan
Pada pertengahan abad ke 13 sampai dengan abad ke 16 di Daerah Bengkulu terdapat 2 kerajaan yaitu : Kerajaan
Sungai Serut dan Kerajaan Selebar. Pada tahun 1685 Inggris masuk ke Bengkulu yang dipimpin oleh Kapten J. Andiew
dengan menggunakan 3 Kapal yang bemama The Caesar, The Resolution dan The Defence dan menjajah Bengkulu
selama kurang lebih 139 tahun (1685-1824). Dalam masa ini ratusan prajurit Inggris meninggal karena kolera, malaria
dan disenteri. Kehidupan di Bengkulu sangat susah bagi orang Inggris. Saat itu perjalanan pelayaran dari Inggris ke
Bengkulu memakan waktu 8 bulan. Terjadi juga pertempuran dengan penduduk setempat.
Pada tahun 1714 — 1719 Inggris mendirikan Benteng Marlborough di bawah pimpinan wakil Gubernur England Mdische
Company (EIC) yaitu Joseph Collet. Namun karena kesombongan dan keangkuhan Joseph Collet, begitu Benteng
Marlborough selesai dibangun pada tahun 1719 rakyat Bengkulu di bawah pimpinan Pangeran Jenggalu menyerang
pasukan Inggris di Ujung Karang dan Benteng Marlborough berhasil mereka kuasai serta Inggris dipaksa meninggalkan
Bengkulu. Peristiwa heroik ini sampai sekarang diperingati sebagai hari jadi Kota Bengkulu. Namun pasukan Inggris
kembali lagi ke Bengkulu dan perlawanan rakyat Bengkulu terhadap Inggris tetap berlanjut. Pada tahun 1807
resident Inggris Thomas Parr dibunuh dalam suatu pertempuran melawan rakyat Bengkulu. Parr diganti Thomas
Stamford Raffles, yang berusaha menjalin hubungan yang damai antara pihak Inggris dan penguasa setempat. Di
bawah perjanjian Inggris-Belanda yang ditandatangani tahun 1824, Inggris menyerahkan Bengkulu ke Belanda, dan
Belanda menyerahkan Singapura ke Inggris.
Sejak 1824-1942 Daerah Bengkulu sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda. Namun,
Belanda baru sungguh-sungguh mendirikan Administrasi kolonialnya di Bengkulu tahun 1868. Karena produksi rempah-
rempah sudah lama menurun, Belanda berusaha membangkitkannya kembali. Ekonomi Bengkulu membaik dan kota
Bengkulu berkembang. Tahun 1878 Belanda menjadikan Bengkulu residentie terpisah dari Sumatera Selatan dan kota
kecil Bengkulu dijadikan sebagai pusat Pemerintahan Gewes Bencoolen.
5. Setelah Belanda kalah dari Jepang pada tahun 1942 dimulailah masa penjajahan Jepang selama kurang lebih 3 tahun.
Pada masa Pemerintahan Jepang dan revolusi fisik Kota Bengkulu ini menjadi ajang pertempuran untuk merebut dan
mempertahankan kemerdekaan, karenanya tidak sedikit putera terbaik Bengkulu yang gugur. Pada masa revolusi fisik
Kota Bengkulu menjadi tempat kedudukan Gubernur Militer Sumatera Selatan yang kala itu Gubernurnya adalah DR.
AK. Gani.
Zaman Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka Bengkulu ditetapkan sebagai Kota kecil di bawah Pemerintahan Sumatera Bagian Selatan
dengan luas 17,6 Km2 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Kota Kecil Bengkulu.
Pada tahun 1957 Kota Kecil Bengkulu berubah menjadi Kotapraja berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957,
yang meliputi 4 Wilayah Kedatukan dengan membawahi 28 Kepemangkuan yaitu :
Kedatukan wilayah I terdiri dari 7 Kepemangkuan
Kedatukan wilayah II terdiri dari 7 Kepemangkuan
Kedatukan wilayah III terdiri dari 7 Kepemangkuan
Kedatukan wilayah IV terdiri dari 7 Kepemangkuan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Propinsi Bengkulu, menetapkan Kota Bengkulu sebagai Ibu Kota Provinsi Bengkulu. Dengan
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah, merubah sebutan
Kotapraja menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu. Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu selanjutnya dibagi
dalam 2 wilayah seTingkat Kecamatan berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu
Nomor: 821.27-039 tanggal 22 Januari 1981, yaitu:
Wilayah Kecamatan Teluk Segara.
Wilayah Kecamatan Gading Cempaka.
Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bengkulu Nomor: 440/1981 dan
Nomor: 444/1981 dan dikuatkan denan Surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor; 141/1982
tanggal 1 Oktober 1982, menghapus wilayah Kedatukan dan Kepemangkuan menjadi Kelurahan. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor: 42/1982 wiIayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu, terbagi 2 Wilayah Kecamatan
definitif yang membawahi 38 Kelurahan, yaitu:
Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan.
Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 Kelurahan.
Pada tahun 1986 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 46/1986 tentang Perubahan Batas dan Perluasan Wilayah
Kotamadya Dati II Bengkulu, luas Wilayah Kotamadya Bengkulu berubah dan 17,6 Km2 menjadi 144,52 Km2
dan terdiri
dan 4 Wilayah Kecamatan, 38 Kelurahan serta 17 Desa yaitu:
Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan dan 4 Desa.
Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 Kelurahan dan 2 Desa.
Kecamatan Selebar membawahi 6 Desa.
Kecamatan Muara Bangkahulu membawahi 5 Desa.
Lokasi kota Bengkulu di peta Indonesia
6. Koordinat: 3°47′44″LU 102°15′33″BT
Negara Indonesia
Pemerintahan
• Walikota H. Helmi Hasan, S.E.
Populasi (2012)
• Total 319,098 jiwa
• Kepadatan 2,103.48/km2
(5,448.0/sq mi)
Demografi
• Suku bangsa Rejang, Melayu, Serawai, Jawa, Minang,
Tionghoa, dsb
• Agama Islam (96,3%)
Protestan (1,6%)
Katolik (1,2%)
Hindu (0,2%)
Budhha (0,1%)
Kong Hu Cu (0,05%)
Lainnya (0,55%)
• Bahasa Indonesia
Rejang
Melayu Tengah
Lembak
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon +62 736
Kecamatan 9[1]
Desa/kelurahan 67
Bandar udara Bandar Udara Fatmawati Soekarno
Situs web www.bengkulukota.go.id
7. Dalam rangka mengembangkan wawasan pemuda agar dapat meningkatkan kreatifitas , perlu direncanakan
secara berjenjang dan berkesinambungan , sehingga berbagai potensi pemuda dapat diakomodir untuk lebih
dikembangkan.
Potensi tersebut dapat dikembangkan antara lain melalui Bintek dan Bhakti Pemuda antar Pemuda Daerah
(Kabupaten/Kota) dalam satu provinsi, dengan tujuan untuk meningkatkan kreatiiftas dan sekaligus membuka
wawasan kedaerahan yang tidak terpaku pada budaya lokal (Kabupaten/Kota) diman mereka berminat.
Dengan melakukan proses pembelajaran melalui JPI dan BPAP, merupakan salah satu bentuk penguatan
wawasan kebangsaan pemuda dengan memahami berbagai potensi budaya dan kekayaan alam sebagai
sumber utama pembangunan nasional.
Peserta berjumlah : 152 orang peserta yang terdiri dari 76 orang putra dan 76 orang putri dari 38 kabupaten /
kota se-Jawa Timur yang berusia 18 s/d 25 Tahun yang berasal dari semua unsur agama, golongan.
Hasil yang diharapkan
1. Tertanamnya rasa Nasionalisme , rasa Kesatuan, dan Persatuan dalam wadah NKRI
2. Dengan melalui kegiatan ini diharapkan adanya transformasi nilai budaya, teknologi, keunggulan daerah,
pengembangan potensi , wawasan dan kreatifitas menuju kemandirian pemuda.
3. Menciptakan jaringan informasi dan komunikasi dikalangan peserta.
Mekanisme seleksi Calon Peserta Jambore Pemuda Indonesia Pemuda Indonesia (JPI) dan Bakti Pemuda Antar
Provinsi (BPAP):
1. Tahap Pertama, Seleksi calon peserta mengikuti tes tertulis dan kelengkapan administrasi
2. Tahap Kedua, Seleksi calon peserta mengikuti tes wawancara yang meliputiSeni Budaya, Wawasan
Kebangsaan, Kesehatan, Kepemimpinan dan kepribadian.
Tahapan berikutnya adalah dari terpilihnya calon peserta Jambore Pemuda Indonesia dan Bhakti Pemuda Antar
Provinsi (BPAP) tahun 2011 berjumlah 24 orang, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan
akan menjalanipembekalan dan dilanjutkan dengan persiapan para peserta untuk dibagi dalam 3 (tiga) daerah
tujuan.
Sebelum para peserta berangkat ke daerah tujuan , harus mengikuti kegiatanJambore Pemuda
Indonesia (JPI) ,dimana rangkaian kegiatannaya diantaranya adalah bakti sosial dan duta wisata.
Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India
asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun
1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan,
bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu
pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang
8. kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Seperti telah diuraikan
sebelumnya, nama "Tabut" berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah
berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada
waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan
mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang
maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka.
Karena upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian
masyarakat Kota Bengkulu, maka akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional
orang Bengkulu. Baik dari kalangan kaum Sipai maupun oleh seluruh masyarakat
Melayu Bengkulu. Dengan demikian jadilah Upacara Tabot sebagai Upacara
Tradisional dari suku Melayu Bengkulu.
Di Bengkulu sendiri, upacara Tabot ini merupakan upacara hari berkabung atas
gugurnya Syaid Agung Husien bin Ali bin Abi Thalib, salah seorang cucu Nabi
Muhammad SAW. Inti dari upacara tersebut adalah mengenang usaha dan upaya
para pemimpin Syi'ah dan kaumnya yang berupaya mengumpulkan bagian-bagian
dari jenazah Husien. Setelah semua bagian tubuhnya terkumpul kemudian diarak
dan dimakamkan di Padang Karbala. Seluruh upacara berlangsung selama 10 hari,
yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 10 Muharram. Adapun tahapan dari upacara
Tabot tersebut adalah sebagai berikut : Mengambil Tanah, Duduk Penja, Meradai,
Merajang, Arak Penja, Arak Serban, Gam (masa tenang/berkabung) dan Arak
Gedang serta Tabot terbuang.
PROSESI RITUAL TABOT
1. Mengambil Tanah ( 1 Muharam pkl 22:00 WIB)
Tanah yang diambil pada tahapan ini haruslah berasal dari tempat keramat yang
mengandung unsur-unsur magis.
2. Duduk Penja ( 5 Muharam pkl 16:00 WIB)
Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak, atau tembaga yang
berbentuk telapak tangan manusia, lengkap dengan jari-jarinya. Penja yang
dianggap sebagai benda keramat yang mengandung unsur magis, harus dicuci
dengan air limau setiap tahunnya.
9. 3. Meradai ( 6 Muharam pkl 07:00-17:00 WIB)
Mengumpulkan dana yang dilakukan oleh Jola (orang yang bertugas mengambil
dana untuk kegiatan kemasyarakatan, biasanya terdiri dari anak-anak berusia 10—
12 tahun).
4. Manjara ( 6-7 Muharam pkl 20:00 – 23:00 WIB)
merupakan acara berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji atau
bertanding dal (alat musik sejenis beduk, yang terbuat dari kayu dengan lubang di
tengahnya, serta ditutupi kulit lembu).
5. Arak Penja ( 8 Muharam pkl 19:00-21:00 WIB)
Pada acara ini setiap kelompok Tabot akan mengirimkan regunya sekitar 10-15
orang, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak dan remaja dengan menempuh
rute yang telah ditentukan bersama pada jalan-jalan utama dalam Kota Bengkulu.
6. Arak Serban ( 9 Muharam pkl 19:00-21:00 WIB)
Benda yang diarak selain penja, ada juga Serban / Sorban putih diletakkan pada
Tabot Coki (Tabot Kecil), dilengkapi dengan bendera / panji-panji berwarna putih
dan hijau atau biru yang bertuliskan “Hasan dan Husein” dengan huruf kaligrafi yang
indah.
7. Gam
Gam sendiri berasal dari kata “ghum” yang berarti tertutup atau terhalang. Suatu
waktu yang telah ditentukan dimana pada waktu tersebut semua aktifitas yang
berkenaan dengan upacara Tabot tidak boleh dilakukan termasuk menyembunyikan
Dol dan Tassa. Jadi masa Gam ini dapat disebut juga masa tenang.
8. Arak Gedang ( 9 Muharam atau malam 10 Muharam)
Dengan diawali acara ritual pelepasan Tabot bersanding di Gerga masing-masing.
Selanjutnya diteruskan dengan Arak Gedang, yaitu group Tabot bergerak dari
markas masing-masing secara berombongan dengan menempuh rute yang telah
10. ditentukan. Di jalan protokol semua Tabot bertemu sehingga membentuk Arak
Gedang (Pawai Akbar) menuju lapangan utama.
9. Tabot Terbuang
Tabot-tabot disandingkan yang diikuti oleh masing-masing personil kelompok tabot.
Pada sekitar pukul 10.00 Wib arak-arakan Tabot dilepas oleh Gubernur Bengkulu
untuk menuju komplek pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi
acara ritual tabot terbuang karena di sana dimakamkan Imam Senggolo (Syeh
Burhanuddin) pelopor upacara Tabot di Bengkulu. Dengan berakhirnya Tabot
terbuang maka berakhirlah semua prosesi ritual upacara Tabot.
Upacara Tabot di Bengkulu mengandung aspek ritual dan non ritual. Aspek ritual
hanya boleh dilakukan oleh Keluarga Keturunan Tabot yang dipimpin oleh sesepuh
keturunannya langsung, serta memiliki ketentuan-ketentuan khusus dan norma-
norma yang harus ditaati oleh mereka. Sedangkan acara yang mengandung aspek
non ritual dapat diikuti oleh siapa saja.
Tabot yang terus berkembang dari tahun ke tahun itu lama-kelamaan sudah
semakin meninggalkan arti upacara tabot itu sendiri. Tabot yang sekarang lebih ke
acara festival dan Tabot sendiri dijadikan suatu objek pariwisata di Bengkulu.
(Sumber Foto : skyscrapercity)
11. Bengkulu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari Bengkulu, lihat Bengkulu (disambiguasi).
Bengkulu
Provinsi
Bendera
Lambang
Peta lokasi Bengkulu
Negara Indonesia
Ibu kota Kota Bengkulu
Koordinat 5º 40' - 2º 0' LS
12. 100º40' - 104º0' BT
Pemerintahan
• Gubernur Junaidi Hamsyah
Area
• Total 19.788.70km2
(7,640.46 mil²)
Populasi (2010)
• Total 1.972.196
• Kepadatan 100/km2
(260/sq mi)
Demografi
• Suku bangsa Rejang (60,36%)
Jawa (22,31%)
Serawai (17,87%)
Melayu Bengkulu(7,93%)
Lembak (4,95%)
Minangkabau(4,28%)
Sunda (3,01%)
Lain-lain(18,29%) [1]
• Agama Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Hindu
Buddha
• Bahasa Rejang
Melayu Bengkulu
Serawai
Besemah
Kaur
Enggano
Indonesia
Zona waktu WIB
Kabupaten 9
13. Kota 1
Rumah tradisional Pusako BubungLimo
Senjatatradisional Keris Bengkulu
Situsweb www.bengkuluprov.go.id
Bengkulu adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bengkulu.
Provinsi ini terletak di bagian barat dayaPulau Sumatera.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Batas wilayah
2 Sejarah
3 Iklim
4 Seni dan budaya
o 4.1 Tari tradisional
o 4.2 Seni musik
o 4.3 Wisata alam
o 4.4 Wisata budaya dan peninggalan sejarah
o 4.5 Obyek wisata andalan
5 Politik dan pemerintahan
o 5.1 Daftar kabupaten
o 5.2 Daftar gubernur
o 5.3 Perwakilan
6 Lihat pula
7 Referensi
8 Bacaan lanjutan
9 Pranala luar
Batas wilayah[sunting | sunting sumber]
Berikut merupakan batas wilayah Provinsi Bengkulu.
Utara Sumatera Barat
Selatan Lampung
14. Barat Samudra Hindia
Timur Jambi dan Sumatera Selatan
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Bengkulu
Perangko Republik Indonesia(2010).
Di wilayah Bengkulu pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti
Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar,
Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau
Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.
Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Inderapura semenjak abad ke-17.
British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat
perdagangan lada Bencoolen/Coolen yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang
berarti tanah patah wilayah ini adalah wilayah patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia
dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat
itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti
pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang
berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12
Juli 1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikanbenteng dan berbagai gedung perdagangan.
Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut.
Sejak 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih
tegak berdiri. Namun, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak
menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.
Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan
ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan
Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung).[2] Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian
dari Hindia Belanda.
Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19
menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini,
kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.
Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung
kemerdekaan, termasuk Sukarno. Di masa inilah Sukarno berkenalan
dengan Fatmawati yang kelak menjadi isterinya.
15. Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera
Selatan. Baru sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-
26 (termuda sebelum Timor Timur).
Iklim[sunting | sunting sumber]
Bagian ini
membutuhkanpengembangan
Seni dan budaya[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Bengkulu
Tiga wanita Belanda berpakaian sarong kebaya jalan-jalan di depan Fort Marlborough (awal abad ke-
20).
Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-
huruf Arab gundul dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sebagi salah satu bagian
warisan budaya Republik Indonesia serta turut memperkaya khazanah budaya di Indonesia.
Kebudayaan Bengkulu memiliki beberapa ciri berbeda karena dipengaruhi oleh suku-suku
berbeda yakni kebudayaan Bengkulu Selatan/suku Serawai, kebudayaan Rejang dan
kebudayaan pesisir. Budaya tabot merupakan satu kultur unik yang memadukan tradisi lokal
dengan Islam Syiah secara kultural.
Tari tradisional[sunting | sunting sumber]
Tari-tarian tradisional dari Bengkulu antara lain:
Tari Tombak Kerbau
Tari Putri Gading Cempaka
Tari Pukek
Tari Andun
Tari Kejei
Tari Penyambutan
Tari Bidadari Menimang Anak
Tari Topeng
Seni musik[sunting | sunting sumber]
Seni musiknya adalah:
Geritan, yaitu cerita sambil berlagu.
Serambeak, yang berupa patatah-petitih.
Andei-andei, yaitu seni sastra yang berupa nasihat.
Sambei, yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta perkawinan
Wisata alam[sunting | sunting sumber]
1. Pantai Panjang
16. Lokasi pantai Panjang sekitar 3 km dari kota Bengkulu. Sekitar 7 km panjang pantai
dengan 50 meter lebar dari jalan raya. Banyak transportasi umum yang menuju ataupun
pergi dari Pantai Panjang. Pohon Cemara yang rindang menghiasi sepanjang pantai.
Hotel dan restoran juga banyak terdapat disana. Pantai ini juga memiliki fasilitas area
parkir, kolam renang, cottage dan lainnya yang mendukung wisata disana.
2. Pantai Pasir Putih
Pantai ini terletak di arah selatan bagian Pantai Panjang. Ada patung Gaja Putih yan
menandai daerah ini. banyak hotel dan penginapan yang tersedia. Jarak sekitar 19 km
dari pusat koa Bengkulu. Kondisi jalan menuju kesana sangat baik. Bisa melewati jalan
Jenggalu Lingkar Barat. Tempat ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat jenis
apapun. Kondisi pantai sangat bersih dengan pasir pantainya yang putih dan pohon
cemara yang tumbuh disekitarnya.
3. Pulau Tikus
Pulau ini terdiri dari satu pulau induk dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya yang
mengitari dan dengan karang-karang yang indah. Pulau tikus sangat cocok untuk wisata
laut. Pulau ini dapat dicapai sekitar 1 jam dari kota Bengkulu dengan menggunakan
kapal boat.
4. Danau Dendam Tak Sudah
Danau ini dikelilingi oleh perbukitan kecil, dengan bukit barisan sebagai latar
belakangnya. Jaraknya sekitar 8 km dari pusat kota Bengkulu. Anggrek air Vanda
Hookeriana tumbuh sepanjang danau. Ketika musim bunga anggrek tersebut membuat
danau menjadi indah dan lebih sejuk.
5. Tapak Padri dan Pantai Jakat
Terletak sangat dekat dengan Benteng Marlborough dengan pemandangan laut yang
indah. Tapak Padri dataran yang cukup tinggi sehingga kita dapat melihat matahari
terbenam. Masyarakat sering berkunjung ketempat ini pada sorehari untuk melihat
sunset.
6. Taman Hutan Hujan Tropis (Tahura)
Lokasinya sekitar 16 km dari pusat kota Bengkulu yang dapat dicapai oleh berbagai jenis
kendaraan roda empat. Tempat ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk area
observasi dan tempat kemah dengan keadaan alam yang indah.
7. Taman Berburu Seblat
terletak diwilayah kabupaten Bengkulu Utara,taman berburu ini ialah tempat ideal bagi
kita yang hobi berburu. Adapun hewan buruan yaitu babi, kancil, kelinci, kijang, tupai,
17. rusa dll. Selain hewan tersebut ada juga hewan-ewan lain yang hidup di sana antara lain
monyet dan kera.
8. Taman Wisata Konak
Ialah taman terpadu dengan konsep alami dan modern yang berlokasi diwilayah
Kepahiang,Bengkulu. Taman ini memiliki banyak koleksi satwa berukuran kecil-sedang
serta memiliki banyak wahana permainan keluarga.
9. Danau Tes
Ialah danau terbesar di Bengkulu,danau ini memiliki pemandangan dengan latar bukit
bukit yang menghijau nan indah. Ditengah danau terletak persawahan penduduk yang
spektakuler dan sebuah gunung pasir. Suku disekitar danau Tes ialah suku Rejang dan
budaya Rejang sangat khas. Sungai Ketahun ialah sungai yang menjadi sumber air
utama danau Tes. Pemerintah Lebong saat ini sedag menyiapkan motel murah,restoran
seafood,restoran terapung,pasar dan minimarket.
10. Danau Gedang dan Bukit Menghijau
Ialah danau yang masih asri sekali diwilayah Bengkulu Utara. Banyak jenis ikan dan
belut didanau ini. Sayang,akomodasi kurang terbangun.
11. Danau Mas Harun Bastari
Terletak dikecamatan Selupu Rejang,Rejang Lebong. Ialah danau yang unik dengan
pulau kecil dari rerumputan liar ditengahnya. Danau ini telah memiliki fasilitas-fasilitas
yang sangat lengkap dan bagus.
12. Danau Musi,Suro
Ialah danau dikabupaten Kepahiang yang cukup indah. Terletak disekitar desa Suro Ilir.
Fasilitas jalan/akomodasi serta hal-hal lain sudah bagus
13. Taman Nanua
Taman ini berada dipulau terluar RI yakni Enggano,ialah taman burung dan reptil mini.
14. Tanah Lot Lais
Formasi batu-batu karang dipinggir pantai Lais,Bengkulu Utara yang sungguh indah.
Cocok untuk melihat sunset yang indahnya luar biasa,karena keindahannya itulah tempat
ini dinamai Tanah Lot Lais karena mirip dengan Tanah Lot yang asli di Bali
15. Danau Picung
Ialah danau disekitar Tubei,ibukota kabupaten Lebong. Danau ini terletak dipusat kota
dengan akses akomodasi yang lancar. Rumah dinas bupati juga menghadap kedanau
indah ini. Pinggiran danau dibuka untuk umum sebagai wilayah pemancingan
16. Taman Wisata Dio Bagite
18. Ialah kebun binatang mini dengan koleksi cukup banyak satwa. Taman ini terletak sangat
strategis dipenggkolan jalan Curup-Lubuk Linggau.
17. Danau Tujuh Warna
Terletak didaerah Rimbo Pengadang, ialah telaga dengan 7 kawah yang masing-masing
berbeda warnanya. Ada kawah berwarna putih, biru dan lainnya. Jalan menuju kesana
cukup baik, bisa menggunakan roda empat. Namun alangkah menariknya kalau dilakkan
dengan berjalan kaki secara beramai-ramai. Pada saat akan menuju kawah, kita pertama
kali akan menjumpai kawah biru dan harus melewati jalan setapak yang cukup terjal.
Banyak pepohonan yang berdiameter satu meter lebih yang menghiasi pemandangan
dikiri kanan jalan setapak. Matahari akan terlihat cahayanya saja karena terhalang
pepohonan. Suhu yang cukup tinggi sehingga bisa untuk memasak telur atau menanak
nasi. Beberapa kawah bersuhu 70 derajat celcius cocok untuk terapi penyakit kulit dan
rematik.
Wisata budaya dan peninggalan sejarah[sunting | sunting sumber]
1. Benteng Marlborough
Benteng Marlborough dibangun oleh perusahaan india timur di bawah kepemimpinan
Gubernur Joseph Callet. The fort constitutes the strong fort, Benteng Marlborough berdiri
mengahadap selatan dan memiliki luas 44,100 meter persegi. Benteng ini mempunyai
bentuk bangunan abad 18, menyerupai kura-kura. Pintu utamanya dikelilingi parit yang
luas dan dapat dilalui oleh jembatan. Menurut masyarakat sekiotar di benteng itu juga
terdapat pintu keluar bawah tanah yang dulu digunakan pada waktu perang.
2. Rumah Pengasingan Bung Karno
Pada zaman koloni Belanda(1939-1942), Soekarno (Yang kemudian menjadi Presiden
RI yang pertama) pernah diasingkan di Bengkulu. Selama dalam pengasingan Soekarno
tinggal di rumah yang beralamat di Anggut Atas dan sekarang dikenal dengan jalan
Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan, sepeda, perpustakaan buku-buku, dan yang
lainnya yang pernah dimiliki oleh soekarno disimpan di dalam rumah ini. Selama tinggal
di Bengkulu, Soekarno mendesain masjid, yang sekarang dikenal dengan Masjid Jamik
(Jamik Mosque).
3. Parr and Hamilton Monuments
Parr Monuments terletak di depan Pasar Barukoto diseberang benteng Marlborough,
sedangkan Hamilton Monuments terletak di Jalan Soekarno-Hatta. Monument ini
dibangun oleh Inggris untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.
4. Museum Provinsi Bengkulu
19. Museum Bengkulu terletak di bagian selatan dari jalan utama kota Bengkulu, yaitu di
jalan Pembangunan. Disini kita dapat melihat berbagai macam benda benda bersejarah.
dan juga baju batik buatan Bengkulu yang dinamakan kain Besurek.
5. Rejang Lebong
Air Panas dan Air Terjun Suban. Terletak 6 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan
aspal dan terdapat air panas serta dua air terjun. oleh pemerintah dibangun berbagai
macam fasilitas umum untuk menunjang pariwisata di sana.
6. Danau Pematang
Terletak 16 km dari Curup dan dapat dicapai dengan mudah dengan transportasi umum.
Danau ini dikelilingi oleh perbukitan. Bukit Kabal Terletak 19 km dari Curup dengan jalan
aspal yang menghubungkannya. Dengan tinggi sekitar 1,936 m diatas permukaan laut
dengan keindahan alam yang menakjubkan.
7. Danau Tes
Terletak 51 km dari Curup di Kecamatan Lebong Selatan, Danau ini adalah danu
terbesar di provinsi Bengkulu dengan jarak 3 km. dan digunakan juga sebagai
pembangkit listrik tenaga air. Tempat ini juga biasanya sebagai tempat peristirahatan
bagi turis untuk melihat panorama yang indah dan matahari terbenam.
8. Kolam Renang Tabarena
Terletak 4 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal. Tabarena adalah kolam
renang alam yang berada di sungai dengan airnya yang bersih dan dingin.
9. Air Terjun Kepala Curup
Terletak 29 km dari Curup dengan tinggi 100 meter dengan airnya yang segar dan sering
dikunjungi oleh wisatawan.
10. Sungai Air Putih
Terletak di Tambang Sawah, sekitar 15 km dari Muara Aman atau 80 km dari Curup,
sungainya terdiri dari air panas dan air dingin.
11. Makam Sentot Alibasyah
Terletak di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu. Sentot Alibasyah
merupakan salah satu Panglima Pangeran Dipenegoro yang dikirim ke Bonjol sewaktu
Perang Padri.
12. Pusat Pelatihan Gajah
Terletak di Seblat, kecamatan Napal Putih - Bengkulu Utara.
13. Gunung Kaba
20. Terletak di Curup, Gunung ini dijadikan tempat rekreasi alam terfavorit bagi pendaki baik
dari wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, dan sekitarnya.
14. Suban
Curup, Tempat pemandian air panas ini terletak d kaki gunung kaba. Disini anda bisa
mandi dengan air panas yang asli dari alam dan anda juga bisa menikmati keindahan
alam yang masih alami dan segar.
Obyek wisata andalan[sunting | sunting sumber]
1. Bunga Raflessia Arnoldy
Semasa Pemerintahan Inggris, Bunga ini ditemukan pertamakali oleh Sir Thomas Raffles
dan Dr. Arnoldy di Dusun Lubuk Tapi pada tahun 1818. Bunga ini adalah bunga terbesar
di dunia dengan diameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk
tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak
adanya akar, daun dan batang. Tumbuhan ini termasuk parasit kerena tidak
adanya klorofil dan haustoria. Bunga ini sering tumbuh dan ditemukan di Taba
Penanjung I dan Taba Penanjung III (Bengkulu Tengah), daerah di wilayah kabupaten
Kepahiang, dan daerah di wilayah kabupaten Rejang Lebong.
2. Bunga Kibut (Amorphopalus Titanuum)
Bunga ini sangat menarik dan cantik. Tidak memiliki batang dengan tetapi memiliki
bunga yang tinggi sekitar 3 m dan kuat. Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong
mengelilingi Kepahiang, Bengkulu Utara, and Bengkulu Selatan.
3. Anggrek air Vanda Hookeriana
Berdasarkan ahli tanaman yang datang ke Bengkulu, anggrek air inihjanya terdapat di
Danau Dendam Tak Sudah yang terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa
macam anggrek liar dan alami lainnya dapat pula ditemukan di provinsi Bengkulu.
4. Kekayaan Hutan
Berbagai macam kekayaan hutan yang dapat ditemukan di Bengkulu seperti Kayu
Medang, Meranti, Rattan, Damar. Tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh
masyarakat adalah Minyak sawit, getah karet, kopi, durians, jeruk, sayuran, dan lainnya.
5. Fauna
Beberapa macam hewan seperti macan, kijang, gajah, monyet, rangkong adalah hewan
yang menempati hutan di provinsi Bengkulu.
6. Upacara Tabut
Tabut adalah upacara tradisional tentang kepahlawanan Hasan dan Husen, Mereka Mati
dalam peperangan melawan orang-orang Yazid. Perayaan pertama kali dilaksanakan
oleh Syekh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada abad ke 15. Syekh
21. Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak
mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga pewaris Tabut.
upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 muharram (berdasar kalendar islam)setiap
tahun.
7. Upacara Lainnya yang mengiringi Tabut
Upacara Mengambil Tanah, dilakukan malam 1 Muharram. Duduk Penja, 4 dan 5
Muharram. Menjara, 5 sampai 6 of Muharram. Anak Jari-Jari dan Seroban, 7 sampai 8
Muharram. Arak Gedang, 9 Muharram. Tabut Tebuang, 10 Muharram.
8. Taman Laut
Taman ini terletak sekitar pulau Enggano.
9. Taman Nasional
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Terletak di Kecamatan Seblat sekitar 100 km dari
kota Bengkulu. Taman Nasional lainnya terletak di Selatan Kaur, 80 km dari Manna.
Taman ini merupakan bagian dari Taman Nasional Sumatera Selatan(TNSS I). Berbagai
macam hewan dapat dijumpai di sana.
10. Taman Berburu
Gunung Nanu'ua, hutan yang masih alami yang terletak di Pulau Enggano. Hewan yang
dapat diburu adalah banteng liar, babi hutan, kijang, dan beberapa jenis lainnya.
Semidang Bukit Kaba, terletak di Taba Penanjung dengan luas area 15.300 hektare.
11. Elephant Training Center (ETC) di Seblat
Terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara. Tempat latihan ini adalah
salah satu dari tempat latihan yang ada di Indonesia(Way Kambas ETC, Lampung;
Lhokseumawe ETC, Aceh; Sebangau ETC, Riau; Sebokor ETC, Sumatera Selatan).
Untuk mencapai kesini dapat menggunakan kendaraan roda empat. terletak 132 km dari
Bengkulu atau sekitar 3 jam perjalanan. Kita dapat melalui : Simpang Air Muring ke Desa
Suka Maju, kemudian berjalan kaki sekitar 5 km. Dan Simpang Desa, Kota Bani, Suka
Merindu, dan Suka Baru. Sayang sekali, jalur ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda
empat.
Politik dan pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar kabupaten[sunting | sunting sumber]
No. Kabupaten/Kota Ibu kota Bupati/Walikota
1 Kabupaten Bengkulu Selatan Kota Manna Reskan Effendi Awaluddin
22. 2 Kabupaten Bengkulu Tengah Karang Tinggi Ferry Ramli
3 Kabupaten Bengkulu Utara Arga Makmur Imron Rosyadi
4 Kabupaten Kaur Bintuhan Herman Malik
5 Kabupaten Kepahiang Kepahiang Bando Amin
6 Kabupaten Lebong Muara Aman Rosjonsyah Syahili
7 Kabupaten Mukomuko Mukomuko Ichwan Yunus
8 Kabupaten Rejang Lebong Curup Suherman
9 Kabupaten Seluma Tais Bundra Jaya
10 Kota Bengkulu - Helmi Hasan
Daftar gubernur[sunting | sunting sumber]
N
o
Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan
Keteranga
n
Wakil
Gubernur
1 Ali Amin 1968 1973
23. 2
Abdul
Chalik
1973 1978
3 Suprapto 1978 1989
4
H. A. Razie
Yahya
1989 1994
5
Adjis
Ahmad
1994 1999
6 Hasan Zen 1999 2004
—
Seman
Widjoyo
2004 2005
Pejabat
Sementara
7 Agusrin 29 29 Muhamma
24. Maryono
Najamuddi
n
November 200
5
November 201
0
d Syamlan
29
November 201
0
17 April 2012
Junaidi
Hamsyah
—
Junaidi
Hamsyah
17 Mei 2012
17 Desember
2012
Pelaksana
Tugas
Lowong
8
17
Desember 2012
2015
Sultan
Bachtiar
Najamudin
Perwakilan[sunting | sunting sumber]
DPRD Bengkulu hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari sebelas partai, dengan
perincian sebagai berikut:
Partai Kursi
PDI-P
7
Partai Demokrat 6
Partai Gerindra
5
Partai Golkar 5
PAN
5