karya tulis ilmiah

1. KONSTRUKSI FEMINISME DALAM PERSPEKTIF
POSTMODERNISME
Dian Novita Ketaren
NIM : 210901108
Karya Tulis Ilmiah
SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023

2. Bab 1
Pendahuluan

3. 666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666
6666666666666666666
Sidang Skripsi
Latar Belakang
Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan dan kemajuan pemikirannya secara integral
tidak terlepas dari kaum perempuan itu. Pasca kemerdekaan para pelanjut perjuangan
kaum perempuan terus menjadi jangkar nasionalisme dalam ke-Bhineka-an. Revolusi
Agustus 1945, perempuan menggalang kekuatan perjuangan melawan penjajah.
Mereka mendirikan dapur umum, pos-pos Palang Merah hingga perang fisik bersama
laskar-laskar.
Hal ini ditandai dengan munculnya beragam definisi dan masih adanya perdebatan di
kalangan para ahli ilmu sosial-budaya yang bisa didapat dalam berbagai literatur.
Beberapa ilmuwan menganggap aliran ini sebagai sebuah refleksi perubahan sosial
yang bersifat reaksioner dan mekanik. Bahkan menurutnya, para akademis dan
intelektual adalah orang yang paling bertanggung jawab akan kondisi ini karena telah
menciptakan istilah “postmodernisme” sebagai bagian dari permainan mereka

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan landasan permasalahan
diatas, maka diajukan pertanyaani kajian ini yaitu:
bagaimanakah konstruksi feminisme dalam perspektif
postmodernisme?

5. Kajian ini bertujuan untuk membuktikan
bahwa teori postmodernisme mempengaruhi
konstruksi feminisme
Tujuan Penelitian

6. Bab 2
Pembahasan

7. Postmodernisme
Jean Francoisi Lyotard adalah orang
yang memperkenalkan
postmodernisme diitahun 1970-an
dalam bukunya yang berjudul “The
Postmodern Condition: A Report on
Knowledge”.
Dia mengartikan postmodernisme sebagai
segala kritiki atas pengetahuan universal,
atas tradisi metafisik, fondasionalisme
maupun atas modernisme. Menurut
beberapa para ahli yang lainnya, seperti
Louis Leahy, postmodernisme adalah suatu
pergerakan ide yang menggantikan ide ide
zaman modern

8. Postmodernisme
Postmodernisme merupakan suatu ide baru yang menolak atau
pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada
tentang teori pemikiran masa sebelumnya yaitu paham
modernisme yang untuk memberikan kritikan-kritikan terhadap
modernisme yang dianggapi telah gagal dan bertanggung jawab
terhadap kehancuran martabat manusia

9. Feminisme
Dalam istilah modern, kajian tentang perempuan dikenalkan dengan istilah
gender. Perempuan dengan hak dan kewajibannya sejajar dengan laki-laki
(keadilan gender). Zaitunnah Subhan dengan meminjam istilah Jhon M.
Echols, gender adalah jenis kelamin. Nasaruddin Ummar menambahkan,
istilah gender bukan hanya jenis kelamin. Tapi sosio-kultural masyarakat yang
merubahnya. Atas dorongan itu terjadi perbedaan perilaku, mentalitas serta
emosional kedua pihak. Menguatkan pendapat John, ia mengidentifikasi dari
potret sosial budaya antara laki-laki dan perempuan. Selanjutnya perempuan
di sebut sebagai kaum feminim dan pemahamannya adalah feminism.

10. Konstruksi Feminisme Dalam Posmodernisme
Konstruksi feminisme yang telah berkembang menjadi beberapa bentuk dan ragam pada
dasarnya bermula dari suatu asumsi, yaitu ketidakadilan, adanya proses penindasan, dan
eksploitasi. Walaupun pada proses berikutnya terjadi perbedaan paham mengenai apa,
mengapa, dan bagaimana penindasan dan eksploitasi itu terjadi, namun sesungguhnya ada
kesamaan paham bahwa hakekat perjuangan wanita adalah demi kesamaan, egalitas,
dignitas, dan kebebasan untuk mengontrol kehidupan.
Gejala pemikiran dan gerakan feminisme tampaknya telah menjadi "mainstream" gerakan
wanita kontemporer yang jika dilihat dari titik tolak pemikiran yang mendasari dan sasaran
kritiknya, maka dapat dikatakan bahwa ia berada dalam kerangka pemikiran "posmodernisme".
Titik tolak pemikiran ini dalam gerakan feminisme posmodernisme adalah adanya realitas
budaya dan struktur yang mendapat legitimasi teologi dari ajaran agama yang telah sekian
lama mengakibatkan wanita berada pada posisi marginal

11. v
Dapat dikatakan bahwa secara umum tujuan konstruksi feminisme adalah untuk
menciptakan suatu kondisi di mana baik laki-laki maupun perempuan dapat berpartisipasi
secara penuh dan aktif dalam masyarakat tanpai diskriminasi perlakuan dan prasangka
negatif apapun antara satu sama lain. Namun perlu digarisbawahi bahwa kesetaraan
gender yang dicitacitakan oleh gerakan feminisme bukan lagi mengacu kepada perolehan
hak istimewa bagi perempuan sehingga mengabaikan, apalagi merendahkan martabat laki-
laki. Sebaliknya, hal ini harus diartikan sebagai pendefinisian ulang terhadap peran gender
dan koreksi terhadap stereotip dan ketidakseimbangan akses gender selama ini.
KESIMPULAN

12. TERIMAKASIH