Dokumen tersebut membahas arsitektur jaringan komputer Client-Server. Secara ringkas, Client-Server adalah model jaringan dimana server menyediakan layanan kepada client. Terdapat berbagai model implementasi Client-Server seperti single tier, two tier, dan three tier berdasarkan pembagian peran antara user interface, logika bisnis, dan database. Dokumen ini juga membahas komponen-komponen utama dalam arsitektur Client-Server seperti client, server, dan middleware.
Zentyal adalah server Linux terintegrasi untuk bisnis kecil yang mampu mengelola semua layanan jaringan dalam satu platform, termasuk gateway jaringan, infrastruktur, keamanan, komunikasi, dan aplikasi kantor. Fitur-fiturnya mudah dikonfigurasi melalui antarmuka grafis.
Dokumen tersebut membahas arsitektur jaringan komputer Client-Server. Secara ringkas, Client-Server adalah model jaringan dimana server menyediakan layanan kepada client. Terdapat berbagai model implementasi Client-Server seperti single tier, two tier, dan three tier berdasarkan pembagian peran antara user interface, logika bisnis, dan database. Dokumen ini juga membahas komponen-komponen utama dalam arsitektur Client-Server seperti client, server, dan middleware.
Zentyal adalah server Linux terintegrasi untuk bisnis kecil yang mampu mengelola semua layanan jaringan dalam satu platform, termasuk gateway jaringan, infrastruktur, keamanan, komunikasi, dan aplikasi kantor. Fitur-fiturnya mudah dikonfigurasi melalui antarmuka grafis.
Sistem terdistribusi memiliki beberapa model seperti sistem client-server yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima layanan, sistem point to point dimana sistem dapat berfungsi sebagai client maupun server, dan sistem terkluster yang menggabungkan beberapa sistem individual untuk berbagi sumber daya dan saling terhubung lewat jaringan lokal. Ada berbagai tantangan dalam sistem terdistribusi seperti heterogenitas, keterbukaan, keamanan, skalabilitas, penangan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penerapan arsitektur three-tier dengan COM+ dalam portal jurnal. Arsitektur three-tier digunakan untuk mengatasi kelemahan model two-tier seperti penggunaan komponen, skalabilitas, dan perawatan sistem. COM+ memungkinkan logika aplikasi berada di middleware, mendistribusikan beban proses, meningkatkan keamanan, dan mempermudah perawatan. Studi kasusnya
Dokumen tersebut membahas konsep arsitektur client-server dan basis data. Arsitektur client-server terdiri dari client yang menyediakan antarmuka pengguna dan server yang menyediakan berbagai layanan kepada client seperti akses file dan database. Sistem ini memiliki kelebihan seperti peningkatan kinerja dan konsistensi data. Dokumen juga membahas dua arsitektur basis data yaitu two-tier dan three-tier client server serta standar konektivitas antar basis data yait
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan perbedaan antara cloud computing dan grid computing, implementasi distributed computation dalam cloud computing, definisi map reduce dan nosql serta studi kasusnya pada layanan IaaS. Secara ringkas, cloud computing menyediakan layanan melalui internet tanpa mengetahui infrastruktur teknologinya, sedangkan grid computing berbagi sumber daya secara kolaboratif antar mesin. Map reduce dan nosql memungkinkan pengembangan data besar secara terdistribusi.
Dokumen tersebut membahas tentang SisTer (Sistem Terdistribusi) yang didefinisikan sebagai kesatuan elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk mendistribusikan data. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa aspek penting dalam pengembangan SisTer seperti keanekaragaman, keterbukaan, keamanan, dan skalabilitas.
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTINGArif Setiawan
Wireless sensor network dan cloud computing dapat diintegrasikan untuk memproses dan menganalisis data dari sensor secara real-time, serta menyimpan dan berbagi data secara terbuka tanpa terbatas ruang dan waktu. Beberapa peneliti telah mengusulkan berbagai kerangka kerja untuk mengintegrasikan kedua teknologi tersebut dengan menggunakan arsitektur berorientasi layanan dan kontroler integrasi internet.
Sistem terdistribusi memiliki beberapa model seperti sistem client-server yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima layanan, sistem point to point dimana sistem dapat berfungsi sebagai client dan server, serta sistem terkkluster yang menggabungkan beberapa sistem individual untuk berbagi sumber daya dan saling terhubung lewat jaringan lokal. Tantangan utama sistem terdistribusi adalah heterogenitas komponen, keterbukaan, keamanan, skalabilitas, penangan
Teks tersebut membahas beberapa hal penting terkait cloud computing, diantaranya:
1. Menguraikan pengertian dan komponen utama cloud computing
2. Mengulas perangkat lunak cloud computing terbuka seperti OpenStack dan beberapa layanan cloud seperti Google App Engine
3. Mengidentifikasi 11 aplikasi cloud terbuka yang populer untuk berbagai keperluan
Bab I membahas latar belakang perkembangan teknologi cloud computing dan permasalahan yang terjadi pada sistem jaringan konvensional. Bab ini juga mendefinisikan rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang cloud computing.
Pertemuan ini membahas berbagai model arsitektur sistem tersebar seperti layered architectures, object-based architectures, data-center architectures, dan event-based architectures. Juga dibahas model arsitektur sistem seperti centralized architecture, decentralized architecture, dan hybrid. Arsitektur sistem tersebar dapat berupa client-server, peer-to-peer, atau hibrid.
Sistem terdistribusi memiliki beberapa model seperti sistem client-server yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima layanan, sistem point to point dimana sistem dapat berfungsi sebagai client maupun server, dan sistem terkluster yang menggabungkan beberapa sistem individual untuk berbagi sumber daya dan saling terhubung lewat jaringan lokal. Ada berbagai tantangan dalam sistem terdistribusi seperti heterogenitas, keterbukaan, keamanan, skalabilitas, penangan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas penerapan arsitektur three-tier dengan COM+ dalam portal jurnal. Arsitektur three-tier digunakan untuk mengatasi kelemahan model two-tier seperti penggunaan komponen, skalabilitas, dan perawatan sistem. COM+ memungkinkan logika aplikasi berada di middleware, mendistribusikan beban proses, meningkatkan keamanan, dan mempermudah perawatan. Studi kasusnya
Dokumen tersebut membahas konsep arsitektur client-server dan basis data. Arsitektur client-server terdiri dari client yang menyediakan antarmuka pengguna dan server yang menyediakan berbagai layanan kepada client seperti akses file dan database. Sistem ini memiliki kelebihan seperti peningkatan kinerja dan konsistensi data. Dokumen juga membahas dua arsitektur basis data yaitu two-tier dan three-tier client server serta standar konektivitas antar basis data yait
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan perbedaan antara cloud computing dan grid computing, implementasi distributed computation dalam cloud computing, definisi map reduce dan nosql serta studi kasusnya pada layanan IaaS. Secara ringkas, cloud computing menyediakan layanan melalui internet tanpa mengetahui infrastruktur teknologinya, sedangkan grid computing berbagi sumber daya secara kolaboratif antar mesin. Map reduce dan nosql memungkinkan pengembangan data besar secara terdistribusi.
Dokumen tersebut membahas tentang SisTer (Sistem Terdistribusi) yang didefinisikan sebagai kesatuan elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk mendistribusikan data. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa aspek penting dalam pengembangan SisTer seperti keanekaragaman, keterbukaan, keamanan, dan skalabilitas.
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTINGArif Setiawan
Wireless sensor network dan cloud computing dapat diintegrasikan untuk memproses dan menganalisis data dari sensor secara real-time, serta menyimpan dan berbagi data secara terbuka tanpa terbatas ruang dan waktu. Beberapa peneliti telah mengusulkan berbagai kerangka kerja untuk mengintegrasikan kedua teknologi tersebut dengan menggunakan arsitektur berorientasi layanan dan kontroler integrasi internet.
Sistem terdistribusi memiliki beberapa model seperti sistem client-server yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima layanan, sistem point to point dimana sistem dapat berfungsi sebagai client dan server, serta sistem terkkluster yang menggabungkan beberapa sistem individual untuk berbagi sumber daya dan saling terhubung lewat jaringan lokal. Tantangan utama sistem terdistribusi adalah heterogenitas komponen, keterbukaan, keamanan, skalabilitas, penangan
Teks tersebut membahas beberapa hal penting terkait cloud computing, diantaranya:
1. Menguraikan pengertian dan komponen utama cloud computing
2. Mengulas perangkat lunak cloud computing terbuka seperti OpenStack dan beberapa layanan cloud seperti Google App Engine
3. Mengidentifikasi 11 aplikasi cloud terbuka yang populer untuk berbagai keperluan
Bab I membahas latar belakang perkembangan teknologi cloud computing dan permasalahan yang terjadi pada sistem jaringan konvensional. Bab ini juga mendefinisikan rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang cloud computing.
Pertemuan ini membahas berbagai model arsitektur sistem tersebar seperti layered architectures, object-based architectures, data-center architectures, dan event-based architectures. Juga dibahas model arsitektur sistem seperti centralized architecture, decentralized architecture, dan hybrid. Arsitektur sistem tersebar dapat berupa client-server, peer-to-peer, atau hibrid.
1. ARSITEKTUR SISTEM
TERDISTRIBUSI
092904006 SYAPUTRI ARTAMI S
092904010 AYU ANGGRIANI H
092904011 RUDI DIAN SYAH
092904030 ZUL FADLY SULTHAN
092904035 JUMIATI
092904041 HUSNAENI
092904043 NURHALIMAH
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011
2.
3.
4. Hampir semua berbasis komputer yang besar saat ini merupakan
sistem terdistribusi (sistem terbesar). Sistem terdistribusi adalah sistem di
mana pemrosesan informasi didistribusikan pada beberapa komputer dan tidak
terbatas hanya pada satu mesin saja. Rekayasa sistem terdistribusi memiliki
banyak kesamaan dengan rekayasa perangkat lunak yang lain, tetapi ada isu-
isu khusus yang harus diperhitungan ketika merancangan tipe sistem ini.
Perekayasa perangkat lunak harus menyadari isu perangkat ini karena
sistem terdistribusi banyak digunakan. Belum lama ini, kebanyakan sistem
besar merupakan sistem sentral yang berjalan pada satu mainframe dengan
terminal-terminal yang pemrosesan atau bahkan tidak memiliki kemampuan
sama sekali, sehingga semua pemrosesan informasi merupakan tanggung
jawab komputer mainframe.
5. TIPE SISTEM UTAMA
1. Sistem personal yang tidak terdistribusi dan dirancang untuk berjalan
pada personal komputer atau workstation.
2. Sistem embedded yang berjalan pada satu prosesor atau pada
kelompok prosessor yang terintegrasi.
3. Sistem terdistribusi (tersebar) di mana perangkat lunak sistem
berjalan pada kelompok prosesor yang bekerja sama dan terintegrasi
secara longgar, dengan dihubungkan oleh jaringan.
6. KERAKTERSISTIK YANG PENTING DARI
SISTEM TERDISTRIBUSI
Coulouris et al .(1994) mengidentifikasi enam keraktersistik yang
penting dari sistem terdistribusi:
1. Pemakaian bersama sumber daya
2. Keterbukaan
3. Konkurensi
4. Skalabilitas
5. Toleransi kesalahan
6. Transparansi
8. DUA TIPE GENERIK ARSITEKTUR
SISTEM TERDISTIBUSI
1. Arsitektur client-server
Sistem dapat dianggap sebagai satu set layanan yang
disediakan untuk klien yang memakai layanan ini. Server dan
klien diperlakukan berbeda pada sistem ini.
2. Arsitektur objek terdistribusi
Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara server dan klien,
sistem dapat dianggap sebagai satu set objek yang
berinteraksi yang lokasinya tidak relevan. Tidak ada perbedaan
antara penyedia layanan dan user layanan .
10. ARSITEKTUR MULTIPROSESOR
Model sistem terdistribusi yang paling sederhana adalah sistem
multiprosesor di mana sistem terdiri dari sejumlah prosesor yang
dapat (tidak mesti) berjalan pada beberapa prosesor yang
terpisah.
Sistem-sistem ini mengumpulkan informasi membuat keputusan
dengan menggunakan informasi ini, kemudian mengirim sinyal ke
aktuator yang memodifikasi lingkungan sistem.
12. Contoh tipe sistem yaitu Gambar 11.2 Sistem kontrol lalu lintas
multiprosesor merupakan model yang disederhanakan dari sistem kontrol
lalu lintas. Satu set sensor terdistribusi mengumpulkan informasi dari lalu
lintas dan memproses informasi ini secara lokal sebelum mengirimnya ke
ruangan kontrol. Operasi mengambil keputusan dengan memakai
informasi ini dan memberi instruksi ke proses kontrol lampu lalu lintas
yang berbeda. Pada contoh ini, ada proses logika yang terpisah untuk
menangani sensor, ruangan kontrol, dan lampu lalu lintas. Proses-proses
logika ini bisa merupakan proses tunggal atau sekelompok proses. Pada
contoh ini, proses-proses berjalanan pada prosesor-prosesor yang
terpisah.
14. ARSITEKTUR CLIENT-SERVER
Pada arsitektur clien-server, suatu aplikasi dimodelkan sebagai satu
set layangan yang disediakan oleh server dan satu set klien yang
memakai layanan-layanan ini (Orfali dan Harkey, 1998).
Klien perlu menyadari keberadaan server yang tersedia, tetapi kita
biasanya tidak mengetahui keberadaan klien yang lain.
Klien dan server adalah proses yang berbeda, hal ini ditunjukkan pada
Gambar 11.3 Sistem client Server yang merupakan model logika dari
arsitektur client-server terdistribusi.
17. Gambar11.4 Komputer pada jaringan client-server menunujukkan
arsitektur fisik sistem dengan enak komputer klien dan dua komputer
server. Sistem ini dapat menjalankan proses klient dan server yang
ditunjukkan pada Gambar 11.3. Membicarakan klien dan server, maka
yang dimaksud adalah proses logika ini, dan bukannya komputer fisik
di mana proses-proses ini berjalan.
18. Perancangan sistem client-server harus merefleksikan struktur logika
aplikasi yang sedang dikembangkan. Salah satu cara untuk
memandang aplikasi diilustariskan pada Gambar 11.5 yang
menunjukkan aplikasi yang distruktur menjadi tiga lapisan, yaitu:
1. Lapisan presentasi
2. Lapisan Pemrosesan aplikasi
3. Lapisan manajeman data
21. Arsitektur client-server yang paling sederhanan disebut arsitektur
client-server two-tier, di mana aplikasi diorganisir seperti server (atau
banyak server yang identik) dan satu set klien. Sebagaimana
diinlustrasikan pada gambar 11.6, arsitektur client server two-tier
memiliki 2 bentuk:
1. Model thin-client
2. Model fat-client
23. Sistem jaringan ATM diilustarikan pada Gambar 11.7. ATM tidak
terhubung langsung ke data base nasabah, tetap terhubung ke
monitorteleprocessing.
Menggunakan transaksi serial mengandung arti bahawa sistem
dapat pulih dari kesalahan tanpa merusak data sistem.
25. Masalah yang penting dengan pendekatan two-tier clien server adalah
bahwa lapisan logika-presentasi, pemrosesan aplikasi, manajemen data
– harus dipetakan pada dua sistem komputer. Mungkin akan ada
masalah dengan dengan skalabilitas dan kinerja jika dipilih model thin-
client. Mungkin pula akan ada masalah manajemen sistem jikadipakai
model fat-client. Untuk menghindari masalah-masalah ini, pendekatan
alternatifnya adalah menggunakan arsitektur three-tier client server
(Gambar.11.8). Pada arsitektur ini, presentasi, pemrosesan aplikasi dan
manajemen data merupakan proses yang terpisah secara logika.
27. Sistem Internet banking merupakan satu contoh tipe sistem yang
dapat di implementasikan dengan menggunakan arsitektur three-er
client-server. Database nasabah bank (biasanya berada pada
komputer mainframe) menyediakan layanan manajemen data, web
server menyediakan layanan aplikasi sepeti fasilitas
untukmentrasfer uang tunai. Memunculkan kalimat-kalimat,
membayar tagihan, dll. Dan komputer nasabah dengan
browserInternet merupakan klien. Contoh ini diilustrasikan pada
Gambar 11.9. Sistem ini dapat diskala karena relatif mudah untuk
menembahkan web server baru dengan bertambahnya jumlah
nasabah.
29. Pada model client-server sistem terdistribusi, klien dan server
berbeda. Klienn menerima layanan dari server dan tidak dari
klien lainnya; server dapat bertindak sebagai klien dengan
menerima layanan dari server lain tetapi klien tidak meminta
layanan dari klien; klien harus mengetahui layanan yang
diberikan oleh server-server tertentu dan harus mengetahui
bagaimana menghubungi server-server ini.
31. Pendekatan yang lebih umum bagi sistem terdistribusi adalah
menghilangkan perbedaan antara klien dan server, dan merancang
arsitektur sistem sebagai arsitektur objek terdistribusi. Pada arsitektur objek
terdistribusi (Gambar 11.11) komponen-komponen sistem fundamental
merupakan objek yang menyediakaninterface bagi satu set layanan yang
mereka sediakan. Objek-onjek lain memanggil layanan ini tanpa adanya
perbedaan logika antara klien (peneria layanan) dan server (penyedia
layanan).
32. Kelebihan model arsitektur sistem terdistribusi adalah
Model ini memungkinkan perancangan sistem menunda keputusan
mengenai di mana dan bagaimana layanan harus disediakan.
Model ini merupakan arsitektur yang sangat terbuka yang
memungkinkan sumber daya harus ditambahkan jika perlu.
Sistem ini fleksibel dan dapat diskala
Rekonfigurasi sistem secara dinamis akan dimungkinkan dengan
objek bermigrasi melintasi jaringan bilamana diperlukan.
33. Arsitektur objek dapat digunakan dengan dua cara pada perancangan
sistem:
1. Sebagai model logika yang memungkinkan anda menstruktur dan
mengorganisir sistem.
2. Sebagai pendekatan yang fleksibel terhadap sistem client-server.
35. Contoh tipe sistem di mana arsitektur objek terdistribusi mungkin
cocok adalah sistem penambangan data (data mining), yang
mencari hubungan antara data yang tersimpan pada sejumlah
database yang berbeda (Gambar 11.12). Contoh aplikasi
penambangan data mungkin berupa kasus bisnis ritel yang
memiliki toko yang berbeda-beda jenisnya (katakanlah toko
makanan dan toko peralatan) dan mereka mencoba mencari
hubungan antara pembelian jenis makanan bayi mungkin juga
membeli wallpaper dengan tipe tertentu. Dengan pengetahuan
ini, bisnis tersebut kemudian dapat menargetkan pelanggan
makanan bayi dengan tawaran gabungan.
36. Arsitektur objek terdistribusi merupakan arsitektur yang cocok untuk
tipe aplikasi ini, dan bukan arsitektur client-server, berdasarkan tiga
alasan berikut:
1. Tidak seperti ATM (Misalnya), model logika sistem bukan salah
satu penyedia layanan di mana terdapat layanan manajemen
data yang nyata.
2. Cara ini memungkinkan jumlah database yang diakses
bertambah tanpa menggangu sistem.
3. Arsitektur ini memungkinkan tipe hubungan yang berbeda
ditambang (mined) dengan menambahkan objek integrator baru.
38. DUA STANDAR UTAMA BAGI MIDDLEWARE
UNTUK MENDUKUNG KOMPUTASI OBJEK
TERDISTRIBUSI
1. CORBA (Common Object Request Broker Architecture)
CORBA merupakan satu set standar untuk middleware yang
diintegrasikan dengan sistem operasi Microsoft.
2. DCOM (Distributed Component Object Mode)
DCOM merupakan standar yang dikembangkan dan
implementasi oleh Microsoft dan diintegrasikan dengan sistem
operasi Microsoft.
40. Visi OMG mengenai aplikasi terdistribusi ditunjukkan pada Gambar
11.13 yang adaptasi dari diagram Siegel untuk Object Management
Architecture (Siegel , 1998)
Visi ini mengusulkan agar aplikasi terdistribusi terbuat dari sejumlah
komponen yaitu:
1. Objek aplikasi
2. Objek Standar
3. Layanan CORBA
4. Fasilitas CORBA horizontal
42. Ada empat utama untuk standar CORBA yaitu:
1. Model objek untuk objek aplikasi dimana objek CORMA
2. Object Request Broken (ORB) yang menangani permintaan akan
layanan objek.
3. Satu set layanan objek yang merupakan layanan umum dan
mungkin diperlukan oleh banyak aplikasi terdistribusi.
4. Satu set komponen umum, yang dibangun di atas layanan-
layanan dasar yang mungkin, dibutuhkan oleh aplikasi ini.
44. Ilustrasi Gambar 11.15, Pada contoh ini, jika objek o1 atau o2
meminta layanan dari o3 atau o4, deperlukan ORB yang terhubung
untuk berkomunikasi. Implementasi CORBA mendunkung
komunikasi ORB-keORB dengan menyediakan semua akses ORB
ke semua definisi interface IDL dan dengan mengimplementasikan
Generic Inter-ORB Protocol (GIOP) standar dari OMG. Protokol ini
mendefenisikan messege standar yang dapat dipertukarkan ORB
untuk implementasi invokasi objek jarak jauh dan transfer informasi.
Kerika dikombinasikan dengan protokol Internet TCP/IP, GIOP
memungkinkan ORB berkomunukasi melintasi Internet.
45. Beberapa contoh layanan generiknya adalah:
1. Layanan penamaan dan pertukaran yang memungkinkan objek
mengacu ke dan menentukan objek lain pada jaringan.
2. Layanan pengumuman yang memungkinkan objek memberitahu
objek lain bahwa telah terjadi suatu event (peristiwa).
3. Layanan transaksi yang mendukung transaksi atomik dan rollback
(kembali ke asal) jika ada kesalahan.