1. Dokumen membahas tentang penentuan harga barang publik dan cara pemerintah menutup kerugian dalam penyediaan barang publik.
2. Pemerintah dapat mengenakan pajak, pungutan, atau menerapkan diskriminasi harga untuk menutup kerugian dalam menyediakan barang publik.
3. Teori kedua terbaik menyatakan bahwa pemerintah harus menyimpang dari penetapan harga berdasarkan biaya marginal jika ada distors
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Bagi perusahaan yang membutuhkan Jasa Konsultan Pelatihan dan Konsultan SDM Hubungi Kami : HARD-Hi SMART CONSULTING (Fast Response : 0878-7063-5053)
1. Dokumen tersebut membahas tiga pendekatan untuk menghitung laba maksimum perusahaan yaitu pendekatan totalitas, rata-rata, dan marjinal.
2. Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total dan biaya total untuk menentukan titik impas dimana laba maksimum dicapai. Pendekatan rata-rata membandingkan harga jual per unit dengan biaya rata-rata untuk menentukan laba. Pendekatan marjinal akan dijelaskan pada
1. Dokumen membahas tentang penentuan harga barang publik dan cara pemerintah menutup kerugian dalam penyediaan barang publik.
2. Pemerintah dapat mengenakan pajak, pungutan, atau menerapkan diskriminasi harga untuk menutup kerugian dalam menyediakan barang publik.
3. Teori kedua terbaik menyatakan bahwa pemerintah harus menyimpang dari penetapan harga berdasarkan biaya marginal jika ada distors
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Bagi perusahaan yang membutuhkan Jasa Konsultan Pelatihan dan Konsultan SDM Hubungi Kami : HARD-Hi SMART CONSULTING (Fast Response : 0878-7063-5053)
1. Dokumen tersebut membahas tiga pendekatan untuk menghitung laba maksimum perusahaan yaitu pendekatan totalitas, rata-rata, dan marjinal.
2. Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total dan biaya total untuk menentukan titik impas dimana laba maksimum dicapai. Pendekatan rata-rata membandingkan harga jual per unit dengan biaya rata-rata untuk menentukan laba. Pendekatan marjinal akan dijelaskan pada
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan fungsi linier dalam ekonomi, termasuk fungsi permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar, pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar, fungsi biaya dan penerimaan, serta analisis pulang pokok.
Dokumen tersebut membahas tentang nilai barang dan teori perilaku ekonomi konsumen dan produsen. Secara ringkas, dibahas mengenai manfaat dan nilai barang, teori nilai barang, teori perilaku konsumen seperti teori kardinal dan ordinal, serta teori perilaku produsen seperti fungsi produksi dan hukum penurunan hasil marjinal."
Produk domestik bruto dan produk nasional bruto merupakan ukuran produksi ekonomi suatu negara dalam satu tahun. GDP meliputi produksi di dalam negeri sedangkan GNP juga mencakup produksi warga negara di luar negeri. Pendapatan nasional didistribusikan kepada faktor produksi berupa upah untuk tenaga kerja dan sewa untuk modal.
1. Perencanaan dan pengendalian keuangan merupakan proses perencanaan dan implementasi rencana
keuangan untuk mencapai target penjualan dan laba dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia. Analisis titik impas digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang menutup biaya.
Pelaku ekonomi utama dalam kegiatan ekonomi adalah rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah. Rumah tangga konsumen mengkonsumsi barang dan jasa, rumah tangga produsen memproduksi barang dan jasa, sedangkan pemerintah mengatur dan mengawasi perekonomian. Ketiga pelaku ini saling berinteraksi dalam aliran ekonomi.
Teori Ekonomi Mikro yang membahas terkait Perilaku Konsumen (Indifference Curve), Perilaku Produsen dan Penentuan Harga pada 4 macam Pasar yaitu pada Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Persaingan Monopoli, Pasar Persaingan Monopolistik dan Pasar Persaingan Oligopoli.
Didalam slide diatas banyak pemahaman akan teori secara fundamental disertai dengan kurva sehingga kita dapat benar - benar memahami makna dari masing - masing bab tersebut diatas.
Sumber materi : Buku Teori Ekonomi Mikro oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan fungsi linier dalam ekonomi, termasuk fungsi permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar, pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar, fungsi biaya dan penerimaan, serta analisis pulang pokok.
Dokumen tersebut membahas tentang nilai barang dan teori perilaku ekonomi konsumen dan produsen. Secara ringkas, dibahas mengenai manfaat dan nilai barang, teori nilai barang, teori perilaku konsumen seperti teori kardinal dan ordinal, serta teori perilaku produsen seperti fungsi produksi dan hukum penurunan hasil marjinal."
Produk domestik bruto dan produk nasional bruto merupakan ukuran produksi ekonomi suatu negara dalam satu tahun. GDP meliputi produksi di dalam negeri sedangkan GNP juga mencakup produksi warga negara di luar negeri. Pendapatan nasional didistribusikan kepada faktor produksi berupa upah untuk tenaga kerja dan sewa untuk modal.
1. Perencanaan dan pengendalian keuangan merupakan proses perencanaan dan implementasi rencana
keuangan untuk mencapai target penjualan dan laba dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia. Analisis titik impas digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang menutup biaya.
Pelaku ekonomi utama dalam kegiatan ekonomi adalah rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah. Rumah tangga konsumen mengkonsumsi barang dan jasa, rumah tangga produsen memproduksi barang dan jasa, sedangkan pemerintah mengatur dan mengawasi perekonomian. Ketiga pelaku ini saling berinteraksi dalam aliran ekonomi.
Teori Ekonomi Mikro yang membahas terkait Perilaku Konsumen (Indifference Curve), Perilaku Produsen dan Penentuan Harga pada 4 macam Pasar yaitu pada Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Persaingan Monopoli, Pasar Persaingan Monopolistik dan Pasar Persaingan Oligopoli.
Didalam slide diatas banyak pemahaman akan teori secara fundamental disertai dengan kurva sehingga kita dapat benar - benar memahami makna dari masing - masing bab tersebut diatas.
Sumber materi : Buku Teori Ekonomi Mikro oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementer
1. Keputusan Pembelian terhadap Barang Substitusi dan Komplementer <br />Seperti kita tahu bahwa dalam ilmu ekonomi barang berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua yaitu barang pelengkap (komplementer) dan barang pengganti (substitusi). Seorang konsumen dalam kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan barang untuk memenuhi kebutuhannya, namun adakalanya dia membeli barang lain untuk melengkapi atau mengganti barang pokok yang menjadi kebutuhannya. Untuk barang komplementer produsen biasanya menjualnya dalam satu paket penjualan, hal ini dilakukan untuk memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian, dan agar barang yang dijual tersebut bias terjual semua. Misalnya perusahaa yang menjual computer tidak hanya menjual monitornya saja melainkan juga dengan keyboard, CPU, mouse, softwere-softwere di dalamnya bahkan hingga meja komputernya. Dengan adanya paket penjualan yang terdiri dari barang-barang komplementer ini, konsumen tidak merasa dirugikan atas penjualan, tapi sebaliknya konsumen justru diuntungkan karena apabila dia membeli semua perangkat computer tersebut secara terpisah maka harganya menjadi mahal dan tidak efisien.<br />Sedangkan untuk barang substitusi tentunya konsumen akan membeli sebagai alternative bilamana barang pokok yang ia butuhkan tidak tersedia, langka, ataupun harganya melonjak tajam dan tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan, maka mau tidak mau konsumen harus mencari solusi yakni dengan mengkonsumsi barang substitusi yang merupakan barang tingkat dua guna memenuhi kebutuhannya tersebut. Sebagai contoh konversi minyak tanah ke gas elpiji terjadi karena factor kelangkaan sehingga menyebabkan harga minyak tanah di pedagang eceran melonjak tajam, konsumen pun kesulitan untuk mendapatkannya kalaupun bias dapat tentu harganya tidak sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu melalui sosialisasi dari pemerintah konsumen berangsur-angsur beralih ke gas elpiji yang harganya relative murah bila dibandingkan dengan minyak tanah dan penggunaannya juga simpel. Oleh karenanya ketergantungan konsumen terhadap minyak tanah sekarang bias teratasi dengan konversi ke gas elpiji.<br />Diposkan oleh My beauty blog di 19:30 <br />Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />Belum Diperiksa<br />Langsung ke: navigasi, cari <br />Dalam ilmu ekonomi, barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas permintaan positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang tersebut.<br />Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.<br />Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas<br />Belum Diperiksa<br />Langsung ke: navigasi, cari <br />Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.<br />Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.<br />Returns to scale<br />From Wikipedia, the free encyclopedia<br />Jump to: navigation, search <br />In economics, returns to scale and economies of scale are related terms that describe what happens as the scale of production increases in the long run, when all input levels including physical capital usage are variable (chosen by the firm). They are different terms and should not be used interchangeably.<br />The term returns to scale arises in the context of a firm's production function. It refers to changes in output resulting from a proportional change in all inputs (where all inputs increase by a constant factor). If output increases by that same proportional change then there are constant returns to scale (CRS). If output increases by less than that proportional change, there are decreasing returns to scale (DRS). If output increases by more than that proportional change, there are increasing returns to scale (IRS). Thus the returns to scale faced by a firm are purely technologically imposed and are not influenced by economic decisions or by market conditions.<br />A firm's production function could exhibit different types of returns to scale in different ranges of output. Typically, there could be increasing returns at relatively low output levels, decreasing returns at relatively high output levels, and constant returns at one output level between those ranges.<br />Example<br />When all inputs increase by a factor of 2, new values for output will be:<br />Twice the previous output if there are constant returns to scale (CRS)<br />Less than twice the previous output if there are decreasing returns to scale (DRS)<br />More than twice the previous output if there are increasing returns to scale (IRS)<br />Assuming that the factor costs are constant (that is, that the firm is a perfect competitor in all input markets), a firm experiencing constant returns will have constant long-run average costs, a firm experiencing decreasing returns will have increasing long-run average costs, and a firm experiencing increasing returns will have decreasing long-run average costs.[1][2][3] However, this relationship breaks down if the firm is not a perfect competitor in the input markets. For example, if there are increasing returns to scale in some range of output levels, but the firm is so big in one or more input markets that increasing its purchases of an input drives up the input's per-unit cost, then the firm could have diseconomies of scale in that range of output levels. Conversely, if the firm is able to get bulk discounts of an input, then it could have economies of scale in some range of output levels even if it has decreasing returns in production in that output range.<br />Network effect<br />Network externalities resemble economies of scale, but they are not considered such because they are a function of the number of users of a good or service in an industry, not of the production efficiency within a business. Economies of scale external to the firm (or industry wide scale economies) are only considered examples of network externalities if they are driven by demand side economies.<br />Formal definitions<br />Formally, a production function is defined to have:<br />constant returns to scale if (for any constant a greater than or equal to 1) <br />increasing returns to scale if (for any constant a greater than 1) <br />decreasing returns to scale if (for any constant a greater than 1) <br />where K and L are factors of production, capital and labor, respectively.<br />Formal example<br />The Cobb-Douglas functional form has constant returns to scale when the sum of the exponents adds up to one. The function is:<br />where A > 0 and 0 < b < 1. Thus<br />But if the Cobb-Douglas production function has its general form<br />with 0 < c < 1, then there are increasing returns if b + c > 1 but decreasing returns if b + c < 1, since<br />which is greater than or less than aF(K,L) as b+c is greater or less than one.<br />FUNGSI BIAYA :<br />Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost).<br />FC = k ,VC = f(Q) = vQ ,C = g (Q) = FC + VC = k + vQ <br />C<br />Q<br />0<br />k<br />C=K+Vq<br />Vc =Vq<br />FC =k<br />FC = biaya tetap<br />VC= biaya variabel<br />VC = vQ<br />C = biaya total<br />k = konstanta<br />V = lereng kurva VC dan kurva C<br />Kasus :<br />Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya ! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang ?<br />FUNGSI PENERIMAAN :<br />Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut.<br />R = Q x P = f (Q)<br />Kasus :<br />Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ?<br />ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, p = 0 ) terjadi apabila R = C.<br />Kasus : <br />Jika biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi pulang pokok ? Apa yang terjadi jika ia berproduksi sebanyak 300 unit ?<br />