SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 228/MENKES/SK/III/2002 
TENTANG 
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL 
RUMAH SAKIT YANG WAJIB DILAKSANAKAN DAERAH 
Menimbang: 
a. bahwa untuk kemudahan dalam melaksanakan ketentuan tentang Pedoman Penyusunan 
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah, dipandang perlu 
menjabarkan lebih lanjut ketentuan-ketentuan teknis berupa Pedoman Penyusunan Standar 
Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah sesuai dengan Keputusan 
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747/Menkes- 
Kesos/SK/XII/2000; 
b. bahwa sehubungan dengan butir a, maka perlu ditetapkan Pedoman Penyusunan Standar 
Pelayanan Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah dengan Keputusan Menteri 
Kesehatan. 
Mengingat: 
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara 
Tahun 1992 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah 
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara 
Nomor 3848); 
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan 
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, 
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman 
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; 
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1998 
tentang Rumah Sakit; 
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/Menkes/SK/XII/1999 tentang 
Rekam Medis/Medical Record; 
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13333/Menkes/SK/XII/1999 
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 
9. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 
1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal 
Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang 
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 1
MEMUTUSKAN: 
Menetapkan: 
Pertama: 
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah 
Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah. 
Kedua: 
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah 
sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama tercantum dalam lampiran Keputusan ini dan 
sebagai bagian yang tidak terpisahkan. 
Ketiga: 
Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perbaikan seperlunya 
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan. 
Ditetapkan di Jakarta 
Pada tanggal 28 Maret 2002 
MENTERI KESEHATAN 
ttd 
Dr. ACHMAD SUJUDI 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 2
Lampiran: 
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT YANG 
WAJIB DILAKSANAKAN DAERAH 
A. PENDAHULUAN 
1. Sesuai dengan Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang 
Pemerintahan Daerah, kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib 
dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Ini berarti bahwa dalam rangka 
Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggungjawab 
sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan 
derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana 
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran 
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 
Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai 
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 
2. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 menyatakan bahwa kewenangan 
yang telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota merupakan 
pelayanan minimal yang sesuai standar dalam bidang-bidang sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, yang dalam pelaksanaan 
harus disesuaikan. Pelayanan Minimal yang dilaksanakan ini harus disesuaikan dengan 
standar yang ditentukan oleh propinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh 
pemerintah. Bahwa Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang 
Kesehatan Yang Wajib Dilaksanakan di Kabupaten/Kota ini telah dibuat berdasarkan 
Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 
1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 . Dengan demikian maka mempertimbangkan bahwa 
pokok-pokok yang tertera pada lampiran Keputusan Menteri tersebut, khususnya untuk 
Rumah Sakit, dipandang perlu untuk lebih memberikan panduan yang berupa pedoman 
penyusunan standar pelayanan minimal rumah sakit yang wajib dilaksanakan di 
Kabupaten/Kota, agar propinsi dapat menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) 
untuk dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayahnya. 
3. Arahan ini akan berbentuk pedoman dengan isinya yang berupa garis-garis besarnya 
saja. Adapun untuk lebih detailnya, dalam penetapan angka standar oleh rumah sakit, 
berdasarkan kemampuan sarana yang dimiliki, kemampuan masyarakat sekitar di 
wilayah itu serta kemampuan pembiayaan rumah sakit pemerintah kabupaten dan 
pemerintah kota 
4. Departemen Kesehatan telah menekankan hal-hal yang terkait dengan pembangunan 
kesehatan yaitu prioritas pembangunan kesehatan perlu lebih dipertajam dengan 
paradigma sehat dengan memberikan perhatian khusus pada masyarakat yang kurang 
mampu. 
5. Dalam melaksankannya profesionalisme pelaksanaan pelayanan kesehatan dituntut 
untuk menjamin peningkatan mutu pelayanan yang lebih terbuka (transparan) dan lebih 
bertanggung jawab (akuntabel). 
6. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah, mengandung maksud bahwa 
pemerintah di daerah bertanggungjawab pula atas kelancaran, pengelolaan, pembiayaan 
dan kontrolnya. Hal ini semata untuk kesejahteraan rakyat di daerah sendiri. 
B. DASAR HUKUM 
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 3
3. Undang-undnag Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara 
Pemerintah Pusat dan Daerah. 
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan 
Propinsi Sebagai Daerah Otonom. 
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman 
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah. 
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/SK/Per/ 
XII/1988 tentang Rumah Sakit. 
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/Menkes/SK/ 
Per/XII/1989 tentang Rekam Medis/Medical Record. 
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. 
9. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 
1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan 
Minimal dalam Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. 
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. 
C. PENGERTIAN 
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Kabupaten/Kota adalah standar pelayanan 
berdasarkan kewenangan yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan Rumah Sakit 
Kabupaten/Kota untuk meningkatkan mutu pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat 
yang sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada pemerintah dalam penyelenggaraan 
pemerintah Kabupaten/Kota serta sebagai instrumen pembinaan dan pengawasan pemerintah 
kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. 
D. RUANG LINGKUP 
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 
tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang Kesehatan di 
Kabupaten/Kota, maka pedoman ini merupakan acuan bagi setiap Propinsi untuk menetapkan 
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Kabupaten/Kota masing-masing. 
Rumah Sakit Kabupaten/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal yang telah 
ditetapkan oleh propinsi dengan memperhatikan situasi kondisi wilayah setempat. 
E. FALSAFAH 
1. Kesehatan adalah Hak Warga Negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. 
2. Kesehatan adalah investasi Sumber Daya Manusia. 
3. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan Masyarakat. 
4. Upaya kesehatan berdasarkan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan 
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. 
5. Dalam Pembangunan Kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam 
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu, efisien dan merata, tanpa 
memandang suku dan golongan. 
F. VISI 
Pelayanan rumah sakit yang Prima terjangkau dan merata sesuai standar 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 4
G. MISI 
1. Meningkatkan peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan derajat 
kesehatan masyarakat di wilayahnya. 
2. Meningkatkan peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya membiayai pelayanan-pelayanan 
yang dilaksanakan oleh rumah sakit yang diperuntukkan kepada masyarakat 
yang tidak mampu diwilayahnya. 
3. Meningkatkan peran rumah sakit Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dalam 
peningkatan mutu pelayanan bagi masyarakat khususnya bagi yang tidak mampu. 
4. Meningkatkan peran rumah sakit Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dalam 
memberikan pelayanan pada masyarakat tidak mampu untuk jenis pelayanan rujukan, 
kegawatdaruratan, kesehatan ibu anak, pelayanan darah, kekurangan energi 
protein/kurang gizi, serta pemberantasan penyakit menular. 
5. Mengembangkan system pembiayaan pelayanan kesehatan dalam bentuk unit cost untuk 
masing-masing jenis pelayanan. 
H. TUJUAN 
1. Terlaksananya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pembiayaan oleh 
Pemerintah Kabupaten/Kota. 
2. Terlaksananya pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan dasar. 
3. Terlaksananya pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang tidak mampu. 
4. Terlaksananya pelayanan yang bermutu oleh rumah sakit diperuntukkan 
bagimasyarakat. 
5. Terlaksananya pelayanan rujukan yang tepat guna dan berjalan lancar sesuai dengan 
tuntutan masyarakat di wilayah Propinsi/Kabupaten/Kota. 
6. Standar pelayanan minimal merupakan salah satu upaya untuk mendorong pemerintah 
daerah memberikan pelayanan atau kegiatan minimal yang harus dilakukan rumah sakit 
yang bertujuan agar kebutuhan dasar masyarakat dibidang kesehatan umumnya dan 
pelayanan kesehatan rujukan/rumah sakit tidak terabaikan, sedangkan pendanaannya 
diatur melalui dana alokasi umum atau dana dari sumber lainnya yang sah. 
I. MANFAAT STANDAR PELAYANAN MINIMAL: 
1. Bagi masyarakat: 
a. tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan. 
b. Pelayanan bermutu dan sesuai standart 
c. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat. 
d. Melindungi hak asasi masyarakat dibidang kesehatan. 
2. Bagi Rumah Sakit 
a. akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah. 
b. Pemacu untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit. 
c. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi. 
d. Dapat dijadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada rumah 
sakit oleh pemerintah kabupaten/kota untuk pelayanan masyarakat. 
3. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota 
a. Adanya akuntabilitas pelayanan kesehatan. 
b. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan diwilayahnya. 
c. Mengetahui hal-hal yang harus di fsilitas oleh Kabupaten/Kota 
d. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten Kota. 
e. Merupakan acuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan 
pembinaan. 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 5
4. Bagi Propinsi 
Merupakan acuan untuk propinsi dalam menetapkan sebagai tolok ukur pelaksanaan 
kewenangan minimal yang menjadi kewajiban daerah Kabupaten Kota. 
5. Bagi Pemerintah Pusat 
Terjaminnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang tidak mampu. 
J. STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DAERAH. 
1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen 
rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik 
rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. 
2. Indikator 
Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-indikasi 
terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa 
indicator, yaitu: 
a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang 
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap 
dan lain-lain. 
b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya 
kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-;ain. 
c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah 
yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan. 
d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan 
sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan 
lain-lain. 
e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit 
maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang lebih 
murah, peningkatan pendapatan rumah sakit. 
f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya 
angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, 
meningkatnya kesejahteraan karyawan. 
3. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam 
melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, 
kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. 
4. Bahwa rumah Sakit sesuai dengan tuntutan daripada kewenangan wajib yang harus 
dilaksanakan oleh rumah sakit propinsi/kabupaten/kota, maka harus memberikan 
pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah 
Kabupaten/Kota. 
5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat wilayah 
setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di dalam rumah sakit 
yaitu meliputi: 
a. Manajemen Sumberdaya Manusia. 
b. Manajemen Keuangan. 
c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah sakit. 
d. Sarana prasarana. 
e. Mutu Pelayanan. 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 6
6. Indikator Kinerja 
No. Pelayanan Kegiatan Minimal yang 
wajib dilakukan 
Indikator/Cakupan Standar/Fokus 
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Jumlah rumah sakit, 1 TT 
untuk 1500 penduduk Kelas 
C jumlah pasien miskin 
100% terlayani 
Standar disusun oleh 
Propinsi sesuai kesepakatan 
dengan Kabupaten/Kota 
2. Manajemen Rumah Sakit Jumlah dokter spesialis 4 
dasar 
a. SDM Membuat rencana ketenaga 
kerjaan di rumah sakit 
meliputi: Medis, Non Medis 
Diklat, 5% dari jumlah 
anggaran rumah sakit 
b. Keuangan Penerimaan RS untuk pem-biayaan 
operasional RS 
Analisa keuangan, peren-canaan, 
evaluasi 
c. Sarana prasarana/alat untuk men-dukung 
pelayanan 
Sesuai dengan standar 
pelayanan alat medis, sesuai 
dengan spesialisasi yang 
dimiliki. Sanitasi lingkungan 
RS/limbah rumah sakit 
Dikalibrasi secara berkala 
Kandungan limbah cair 
• PH 6-9 
• BOD 30 Mg/l 
• COD 80 Mg/l 
• TSS 30 Mg/I 
d. Perencanaan administrasi Rencana strategi, master 
plan, master program 
e. Mutu Rumah sakit terakreditasi 
untuk pelayanan dasar 
f. Manajemen system informasi rumah 
sakit 
• Rekam Medik, 
• Informasi Keuangan RS; 
• Data-data umum, dan 
informasi seluruh kegia-tan 
dan pelayanan di RS 
• Data-data Pelayanan RS 
• Data-data Kepegawaian 
• Data-data alat 
3. Pelayanan Medik Pelayanan oleh tenaga 
medis, meliputi Promotif 
a. Rawat Jakan Preventif, Kuratif, 
Rehabilitatif, untuk rujukan, 
kegawat- daruratan, 
kesehatan ibu anak, kurang 
gizi dan protein anak, 
pemberantasan penyakit 
menular 
b. Rawat Inap Tersedianya pelayanan rawat 
inap bagi pasien miskin, 
rawat inap kelas III 
c. Pelayanan Penunjang Radiologi: toraz foto 
Laboratorium dan bank 
darah, 
Rehabilitasi medik: 
Fisioterapi 
Farmasi: Doen, formularium 
Gizi Rawat inap 
7. PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (Hospital by Laws) 
Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan melindungi 
pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah sakit yang bisa 
disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-aturan berkaitan dengan 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 7
pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan manajemen. Bentuk peraturan internal 
rumah sakit (HBL) yang merupakan materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain: 
tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah 
sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia 
kedokteran, komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses 
dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan 
kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan rekanan. Bentuk dari Hispital by 
laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit, Standar Operating Procedure (SOP), Surat 
Keputusan, Surat Penugasan, Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). 
Peraturan internal rumah akit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak 
harus sama materi muatannya, hal tersebut tergantung pada: sejarahnya, pendiriannya, 
kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun demikian 
peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya seperti 
Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. 
Dalam bidang kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang nomor 
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya. 
K. MONITORING DAN EVALUASI 
1. Standar pelayanan minimal ini wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit 
Kabupaten/Kota. 
2. Untuk pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi, dapat dilakukan oleh 
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, Bupati/Walikota, DPRD, Gubernur. 
3. Pembinaan oleh pemerintah pusat dilakukan oleh Direktur Jenderal Pelayanan 
Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 
4. Evaluasi internal dilakukan oleh Komite Medik dalam mutu pelayanan Rumah Sakit. 
5. Monitoring dan Evaluasi oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit wilayah setempat dan 
Dinas Kesehatan Propinsi dilakukan secara berkala. 
L. PENUTUP 
1. Rumah Sakit Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan fungsinya diharapkan dapat 
menjalankan pelayanan yang terjangkau dan merata, serta mengutamakan 
kepedulian kepada masyarakat yang tidak mampu. 
2. Pedoman ini disusun dan diterbitkan sebagai acuan Rumah Sakit Kabupaten/Kota, 
dalam melaksanakan kewenangan minimal yang wajib dilaksanakan sesuai dengan 
otonomi bidang kesehatan. 
3. Pedoman ini dibuat secara garis besar, selanjutnya mengenai jenis pelayanan 
maupun standar secara detail disusun oleh rumah sakit dengan mempertimbangkan 
kemampuan rumah sakit dan daerah setempat, ditetapkan oleh Propinsi masing-masing. 
MENTERI KESEHATAN 
ttd 
Dr. ACHMAD SUJUDI 
C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 8

More Related Content

What's hot

Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Rendra GUnawan
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatan
Perda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatanPerda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatan
Perda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatanArifuddin Ali
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...iniPurwokerto
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Ulfah Hanum
 
Sistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Sistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi DaerahSistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Sistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi DaerahSuprijanto Rijadi
 
Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan
Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan
Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan Ulfah Hanum
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...iniPurwokerto
 

What's hot (10)

Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatan
Perda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatanPerda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatan
Perda Kabupaten Nunukan tentang sistem jaminan kesehatan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYAN...
 
UU Tahun 2009 Rumah Sakit
UU Tahun 2009 Rumah SakitUU Tahun 2009 Rumah Sakit
UU Tahun 2009 Rumah Sakit
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
 
Sistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Sistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi DaerahSistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Sistem Kesehatan Daerah 01 - Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah
 
Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan
Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan
Peraturan menteri kesehatan no 71 th 2016 ttg bok kesehatan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARA...
 

Viewers also liked

Master in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliariMaster in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliariinterforma
 
Corso in comunicazione a cagliari dispense
Corso in comunicazione a cagliari   dispenseCorso in comunicazione a cagliari   dispense
Corso in comunicazione a cagliari dispenseinterforma
 
Artikel cara berfikir kreatif
Artikel cara berfikir kreatifArtikel cara berfikir kreatif
Artikel cara berfikir kreatifaghery
 
Master in marketing a cagliari dispense
Master in marketing  a cagliari dispenseMaster in marketing  a cagliari dispense
Master in marketing a cagliari dispenseinterforma
 
Master in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliariMaster in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliariinterforma
 
канопус
канопусканопус
канопусsumitru
 
Master in risorse umane a cagliari dispense
Master in risorse umane a cagliari dispenseMaster in risorse umane a cagliari dispense
Master in risorse umane a cagliari dispenseinterforma
 
Corso di comunicazione a cagliari dispense
Corso di comunicazione  a cagliari   dispenseCorso di comunicazione  a cagliari   dispense
Corso di comunicazione a cagliari dispenseinterforma
 
Visual merchindising a cagliari Interforma corsi a cagliari
Visual merchindising a cagliari Interforma  corsi a cagliariVisual merchindising a cagliari Interforma  corsi a cagliari
Visual merchindising a cagliari Interforma corsi a cagliariinterforma
 
Corso di seduzione
Corso di seduzioneCorso di seduzione
Corso di seduzioneinterforma
 
Moving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVC
Moving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVCMoving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVC
Moving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVCkgpainter
 
Tigeroy presentation
Tigeroy presentationTigeroy presentation
Tigeroy presentationsumitru
 

Viewers also liked (15)

Master in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliariMaster in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliari
 
Corso in comunicazione a cagliari dispense
Corso in comunicazione a cagliari   dispenseCorso in comunicazione a cagliari   dispense
Corso in comunicazione a cagliari dispense
 
Artikel cara berfikir kreatif
Artikel cara berfikir kreatifArtikel cara berfikir kreatif
Artikel cara berfikir kreatif
 
Master in marketing a cagliari dispense
Master in marketing  a cagliari dispenseMaster in marketing  a cagliari dispense
Master in marketing a cagliari dispense
 
Miiix
MiiixMiiix
Miiix
 
Master in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliariMaster in marketing turistico a cagliari
Master in marketing turistico a cagliari
 
Crawdad
CrawdadCrawdad
Crawdad
 
канопус
канопусканопус
канопус
 
Master in risorse umane a cagliari dispense
Master in risorse umane a cagliari dispenseMaster in risorse umane a cagliari dispense
Master in risorse umane a cagliari dispense
 
Corso di comunicazione a cagliari dispense
Corso di comunicazione  a cagliari   dispenseCorso di comunicazione  a cagliari   dispense
Corso di comunicazione a cagliari dispense
 
Visual merchindising a cagliari Interforma corsi a cagliari
Visual merchindising a cagliari Interforma  corsi a cagliariVisual merchindising a cagliari Interforma  corsi a cagliari
Visual merchindising a cagliari Interforma corsi a cagliari
 
In souz
In souzIn souz
In souz
 
Corso di seduzione
Corso di seduzioneCorso di seduzione
Corso di seduzione
 
Moving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVC
Moving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVCMoving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVC
Moving from ASP.NET Web Forms to ASP.NET MVC
 
Tigeroy presentation
Tigeroy presentationTigeroy presentation
Tigeroy presentation
 

Similar to Kep menkes no_228__sk_iii_2002_spm_rs_daerah

Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008   spm rsKepmenkes 129 tahun 2008   spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rssimorly
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxSangidYahya3
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfSangidYahya3
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsIrfan Nur
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Irfan Nur
 
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rsTahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rshalimah uminur
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Herry Abi
 
Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016citaish
 
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsAlbertus Beny
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004riantynova
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfTutiOctarini1
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019bakyulyulyul
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Muh Saleh
 
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdfsetiajidermawan1
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Muh Saleh
 

Similar to Kep menkes no_228__sk_iii_2002_spm_rs_daerah (20)

Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008   spm rsKepmenkes 129 tahun 2008   spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docxPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.docx
 
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdfPMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
PMK-No-129-tahun-2008-tengan-SPM-RS-lengkap.pdf
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs
 
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
Kepmenkes no.129 tahun 2008 standar pelayanan minimal rs 1
 
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rsTahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
Tahun 2008 kepmenkes no.129 standar pelayanan minimal rs
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
 
Uuri no 43
Uuri no 43Uuri no 43
Uuri no 43
 
Permenkes 43
Permenkes 43Permenkes 43
Permenkes 43
 
Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016
 
Uud 43 2016
Uud 43 2016Uud 43 2016
Uud 43 2016
 
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
 
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdfPERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
PERBUP-49-2021-SPMBLUD-PUSKESMAS blora.pdf
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
 
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 

Kep menkes no_228__sk_iii_2002_spm_rs_daerah

  • 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/MENKES/SK/III/2002 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT YANG WAJIB DILAKSANAKAN DAERAH Menimbang: a. bahwa untuk kemudahan dalam melaksanakan ketentuan tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah, dipandang perlu menjabarkan lebih lanjut ketentuan-ketentuan teknis berupa Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747/Menkes- Kesos/SK/XII/2000; b. bahwa sehubungan dengan butir a, maka perlu ditetapkan Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1998 tentang Rumah Sakit; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/Menkes/SK/XII/1999 tentang Rekam Medis/Medical Record; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 9. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 1
  • 2. MEMUTUSKAN: Menetapkan: Pertama: Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah. Kedua: Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Daerah sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama tercantum dalam lampiran Keputusan ini dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Ketiga: Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perbaikan seperlunya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 Maret 2002 MENTERI KESEHATAN ttd Dr. ACHMAD SUJUDI C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 2
  • 3. Lampiran: PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT YANG WAJIB DILAKSANAKAN DAERAH A. PENDAHULUAN 1. Sesuai dengan Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Ini berarti bahwa dalam rangka Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggungjawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 2. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 menyatakan bahwa kewenangan yang telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota merupakan pelayanan minimal yang sesuai standar dalam bidang-bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, yang dalam pelaksanaan harus disesuaikan. Pelayanan Minimal yang dilaksanakan ini harus disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh propinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. Bahwa Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang Kesehatan Yang Wajib Dilaksanakan di Kabupaten/Kota ini telah dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 . Dengan demikian maka mempertimbangkan bahwa pokok-pokok yang tertera pada lampiran Keputusan Menteri tersebut, khususnya untuk Rumah Sakit, dipandang perlu untuk lebih memberikan panduan yang berupa pedoman penyusunan standar pelayanan minimal rumah sakit yang wajib dilaksanakan di Kabupaten/Kota, agar propinsi dapat menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayahnya. 3. Arahan ini akan berbentuk pedoman dengan isinya yang berupa garis-garis besarnya saja. Adapun untuk lebih detailnya, dalam penetapan angka standar oleh rumah sakit, berdasarkan kemampuan sarana yang dimiliki, kemampuan masyarakat sekitar di wilayah itu serta kemampuan pembiayaan rumah sakit pemerintah kabupaten dan pemerintah kota 4. Departemen Kesehatan telah menekankan hal-hal yang terkait dengan pembangunan kesehatan yaitu prioritas pembangunan kesehatan perlu lebih dipertajam dengan paradigma sehat dengan memberikan perhatian khusus pada masyarakat yang kurang mampu. 5. Dalam melaksankannya profesionalisme pelaksanaan pelayanan kesehatan dituntut untuk menjamin peningkatan mutu pelayanan yang lebih terbuka (transparan) dan lebih bertanggung jawab (akuntabel). 6. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah, mengandung maksud bahwa pemerintah di daerah bertanggungjawab pula atas kelancaran, pengelolaan, pembiayaan dan kontrolnya. Hal ini semata untuk kesejahteraan rakyat di daerah sendiri. B. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 3
  • 4. 3. Undang-undnag Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi Sebagai Daerah Otonom. 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/SK/Per/ XII/1988 tentang Rumah Sakit. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749a/Menkes/SK/ Per/XII/1989 tentang Rekam Medis/Medical Record. 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. 9. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Nomor 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal dalam Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. C. PENGERTIAN Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Kabupaten/Kota adalah standar pelayanan berdasarkan kewenangan yang telah diserahkan, yang harus dilaksanakan Rumah Sakit Kabupaten/Kota untuk meningkatkan mutu pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah Kabupaten/Kota serta sebagai instrumen pembinaan dan pengawasan pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. D. RUANG LINGKUP Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1747/Menkes-Kesos/SK/XII/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal Dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, maka pedoman ini merupakan acuan bagi setiap Propinsi untuk menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan Kabupaten/Kota masing-masing. Rumah Sakit Kabupaten/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan oleh propinsi dengan memperhatikan situasi kondisi wilayah setempat. E. FALSAFAH 1. Kesehatan adalah Hak Warga Negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Kesehatan adalah investasi Sumber Daya Manusia. 3. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama antara Pemerintah dan Masyarakat. 4. Upaya kesehatan berdasarkan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Dalam Pembangunan Kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu, efisien dan merata, tanpa memandang suku dan golongan. F. VISI Pelayanan rumah sakit yang Prima terjangkau dan merata sesuai standar C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 4
  • 5. G. MISI 1. Meningkatkan peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya. 2. Meningkatkan peran Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya membiayai pelayanan-pelayanan yang dilaksanakan oleh rumah sakit yang diperuntukkan kepada masyarakat yang tidak mampu diwilayahnya. 3. Meningkatkan peran rumah sakit Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dalam peningkatan mutu pelayanan bagi masyarakat khususnya bagi yang tidak mampu. 4. Meningkatkan peran rumah sakit Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan pada masyarakat tidak mampu untuk jenis pelayanan rujukan, kegawatdaruratan, kesehatan ibu anak, pelayanan darah, kekurangan energi protein/kurang gizi, serta pemberantasan penyakit menular. 5. Mengembangkan system pembiayaan pelayanan kesehatan dalam bentuk unit cost untuk masing-masing jenis pelayanan. H. TUJUAN 1. Terlaksananya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pembiayaan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. 2. Terlaksananya pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan dasar. 3. Terlaksananya pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat yang tidak mampu. 4. Terlaksananya pelayanan yang bermutu oleh rumah sakit diperuntukkan bagimasyarakat. 5. Terlaksananya pelayanan rujukan yang tepat guna dan berjalan lancar sesuai dengan tuntutan masyarakat di wilayah Propinsi/Kabupaten/Kota. 6. Standar pelayanan minimal merupakan salah satu upaya untuk mendorong pemerintah daerah memberikan pelayanan atau kegiatan minimal yang harus dilakukan rumah sakit yang bertujuan agar kebutuhan dasar masyarakat dibidang kesehatan umumnya dan pelayanan kesehatan rujukan/rumah sakit tidak terabaikan, sedangkan pendanaannya diatur melalui dana alokasi umum atau dana dari sumber lainnya yang sah. I. MANFAAT STANDAR PELAYANAN MINIMAL: 1. Bagi masyarakat: a. tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan. b. Pelayanan bermutu dan sesuai standart c. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat. d. Melindungi hak asasi masyarakat dibidang kesehatan. 2. Bagi Rumah Sakit a. akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah. b. Pemacu untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit. c. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi. d. Dapat dijadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada rumah sakit oleh pemerintah kabupaten/kota untuk pelayanan masyarakat. 3. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota a. Adanya akuntabilitas pelayanan kesehatan. b. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan diwilayahnya. c. Mengetahui hal-hal yang harus di fsilitas oleh Kabupaten/Kota d. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten Kota. e. Merupakan acuan yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pembinaan. C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 5
  • 6. 4. Bagi Propinsi Merupakan acuan untuk propinsi dalam menetapkan sebagai tolok ukur pelaksanaan kewenangan minimal yang menjadi kewajiban daerah Kabupaten Kota. 5. Bagi Pemerintah Pusat Terjaminnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang tidak mampu. J. STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DAERAH. 1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. 2. Indikator Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa indicator, yaitu: a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain. b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-;ain. c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan. d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain. e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit. f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan. 3. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence base. 4. Bahwa rumah Sakit sesuai dengan tuntutan daripada kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit propinsi/kabupaten/kota, maka harus memberikan pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. 5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat wilayah setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di dalam rumah sakit yaitu meliputi: a. Manajemen Sumberdaya Manusia. b. Manajemen Keuangan. c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah sakit. d. Sarana prasarana. e. Mutu Pelayanan. C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 6
  • 7. 6. Indikator Kinerja No. Pelayanan Kegiatan Minimal yang wajib dilakukan Indikator/Cakupan Standar/Fokus 1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Jumlah rumah sakit, 1 TT untuk 1500 penduduk Kelas C jumlah pasien miskin 100% terlayani Standar disusun oleh Propinsi sesuai kesepakatan dengan Kabupaten/Kota 2. Manajemen Rumah Sakit Jumlah dokter spesialis 4 dasar a. SDM Membuat rencana ketenaga kerjaan di rumah sakit meliputi: Medis, Non Medis Diklat, 5% dari jumlah anggaran rumah sakit b. Keuangan Penerimaan RS untuk pem-biayaan operasional RS Analisa keuangan, peren-canaan, evaluasi c. Sarana prasarana/alat untuk men-dukung pelayanan Sesuai dengan standar pelayanan alat medis, sesuai dengan spesialisasi yang dimiliki. Sanitasi lingkungan RS/limbah rumah sakit Dikalibrasi secara berkala Kandungan limbah cair • PH 6-9 • BOD 30 Mg/l • COD 80 Mg/l • TSS 30 Mg/I d. Perencanaan administrasi Rencana strategi, master plan, master program e. Mutu Rumah sakit terakreditasi untuk pelayanan dasar f. Manajemen system informasi rumah sakit • Rekam Medik, • Informasi Keuangan RS; • Data-data umum, dan informasi seluruh kegia-tan dan pelayanan di RS • Data-data Pelayanan RS • Data-data Kepegawaian • Data-data alat 3. Pelayanan Medik Pelayanan oleh tenaga medis, meliputi Promotif a. Rawat Jakan Preventif, Kuratif, Rehabilitatif, untuk rujukan, kegawat- daruratan, kesehatan ibu anak, kurang gizi dan protein anak, pemberantasan penyakit menular b. Rawat Inap Tersedianya pelayanan rawat inap bagi pasien miskin, rawat inap kelas III c. Pelayanan Penunjang Radiologi: toraz foto Laboratorium dan bank darah, Rehabilitasi medik: Fisioterapi Farmasi: Doen, formularium Gizi Rawat inap 7. PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (Hospital by Laws) Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah sakit yang bisa disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-aturan berkaitan dengan C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 7
  • 8. pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan manajemen. Bentuk peraturan internal rumah sakit (HBL) yang merupakan materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain: tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran, komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan rekanan. Bentuk dari Hispital by laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit, Standar Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan, Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). Peraturan internal rumah akit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama materi muatannya, hal tersebut tergantung pada: sejarahnya, pendiriannya, kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun demikian peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya. K. MONITORING DAN EVALUASI 1. Standar pelayanan minimal ini wajib dilaksanakan oleh Rumah Sakit Kabupaten/Kota. 2. Untuk pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi, dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, Bupati/Walikota, DPRD, Gubernur. 3. Pembinaan oleh pemerintah pusat dilakukan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 4. Evaluasi internal dilakukan oleh Komite Medik dalam mutu pelayanan Rumah Sakit. 5. Monitoring dan Evaluasi oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit wilayah setempat dan Dinas Kesehatan Propinsi dilakukan secara berkala. L. PENUTUP 1. Rumah Sakit Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan fungsinya diharapkan dapat menjalankan pelayanan yang terjangkau dan merata, serta mengutamakan kepedulian kepada masyarakat yang tidak mampu. 2. Pedoman ini disusun dan diterbitkan sebagai acuan Rumah Sakit Kabupaten/Kota, dalam melaksanakan kewenangan minimal yang wajib dilaksanakan sesuai dengan otonomi bidang kesehatan. 3. Pedoman ini dibuat secara garis besar, selanjutnya mengenai jenis pelayanan maupun standar secara detail disusun oleh rumah sakit dengan mempertimbangkan kemampuan rumah sakit dan daerah setempat, ditetapkan oleh Propinsi masing-masing. MENTERI KESEHATAN ttd Dr. ACHMAD SUJUDI C:/Datafile_2002/Undang-2/KepMenKes/Kepmenkes_228_MENKES_SK_III_2002. doc (Sri PC per 8/9/02 1:44 PM) 8