Kecurangan akuntansi dan perpajakan pertemuan ke 6.pptx
1. “PERSEPKTIF PASAR MODAL,
BENEISH SCORE, KASUS LAPORAN
KEUANGAN GARUDA INDONESIA
JATO 17 OKT (AUDIT INTERNAL
BERBASIS RISIKO)”
BY: THEODORUS M.TUANAKOTTA,
AUDIT INTERNAL BERBASIS
RISIKO
LENSI SUSIANTI, MELATI AGUS RINA, REVIANA HESTIKA
2. Merupakan kegagalan yang tidak
terduga dalam kegiatan
perusahaan sehari-hari.
LIMA JENIS RISIKO BISNIS
Risiko suatu perusahaan menjadi
kurang efektif dan harus
bertempur sampai tetes darah
terakhir untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Umumnya disebabkan
karena hukum dan
undang-undang berubah.
Berhubungan dengan uang yang
masuk dan keluar perusahaan,
dan kemungkinan kerugian
keuangan secara mendadak.
Risiko reputasi bisa disebabkan
oleh tuntutan atau kasus
hukum yang besar, atau
penarikan kembali produk dari
peredaran.
1. STRATEGIC RISK
2. COMPLIANCE RISK
4. FINANCIAL RISK
3. OPERATIONAL RISK
5. REPUTATIONAL RISK
3. 20 Jenis Risiko Bisnis yang ditulis Spacey
1. Competitive Risk
Risiko bahwa saingan kita mempunyai keunggulan terhadap bisnis kita: keunggulan saingan ini
menghalangi kita mencapai tujuan usaha. Contoh: produk saingan yang lebih murah atau lebih baik.
2. Economic Risk Kemungkinan kondisi perekonomian meningkatkan biaya usaha atau mengurangi tingkat penjualan.
3. Operational Risk Potensi kegagalan dalam operasi sehari-hari, seperti dalam proses melayani pelanggan.
4. Legal Risk
Kemungkinan peraturan baru mengancam bisnis, atau menimbulkan biaya tambahan, atau
mendatangkan kerugian karena ada sengketa hukum.
5. Compliance Risk Kemungkinan perusahaan tidak patuh hukum atau melanggar ketentuan perundang-undangan.
6. Strategy Risk Risiko yang berhubungan suatu strategi tertentu.
7. Reputational Risk
Kemungkinan terjadinya kerugian karena menurunnya reputasi akibat praktik-praktik tidak sehat atau
kecelakaan yang dipersepsikan sebagai tidak jujur, tidak menghormati, atau tidak kompeten.
8. Program Risk Risiko yang berhubungan dengan suatu program bisnis tertentu atau program dari sekumpulan proyek.
9. Project Risk
Risiko yang berhubungan dengan suatu proyek. Manajemen risiko atas proyek merupakan suatu disiplin
yang relatif matang (mature discipline).
10. Innovation Risk
Risiko yang ada dalam bidang-bidang penemuan, seperti riset untuk menemukan produk baru. Bidang-
bidang ini perlu penyesuain praktik manajemen risiko ke arah peningkatan kecepatan dan kegiatan
berisiko tinggi.
4. 20 Jenis Risiko Bisnis yang ditulis Spacey
11. Country Risk
Paparan atau exposure terhadap kondisi-kondisi di negara-negara di mana perusahaan beroperasi,
misalnya peristiwa politik (kudeta atau naiknya presiden baru yang melarang impor dari negara tertentu).
12. Quality Risk
Potensi atau kemungkinan perusahaan gagal memenuhi mutu yang diharapkan pelanggan atas produk,
jasa, atau praktik bisnisnya.
13. Credit Risk
Risko pelanggan atau pihak lain, tidak bisa membayar utangnya. Untuk kebanyakan bisnis, risiko ini
umumnya berhubungan dengan tidak dapat dibayarnyab piutang dagang.
14. Exchange Rate Risk
Risiko perubahan kurs valuta asing yang bisa berdampak terhadap nilai-nilai transaksi, aset, dan
kewajiban.
15. Interest Rate Risk Risiko perubahan tingkat bunga bisa berdampak negatif buat perusahaan.
16. Taxation Risk
Potensi akan adanya undang-undang pajak yang baru atau tafsirnya (interpretations) yang akan
menaikkan pajak-pajak.
17. Process Risk
Risiko yang terkait dengan proses tertentu. Risiko ini sering menjadi perhatian utama dalam manajemen
risiko, karena proses dalam bisnis inti dapat menekan biaya dan meningkatkan pendapatan.
18. Resource Risk
Kemungkinan gagal mencapai sasaran bisnis karena kurangnya sumber daya, seperti dana atau tenaga
kerja terampil.
19. Political Risk Potensi untuk peristiwa-peristiwa politik berdampak negatif terhadap perusahaan.
20. Seasonal Risk
Perusahaan yang mempunyai pendapatan yang terkonsentrasi pada suatu musim, berisiko terhadap
turunnya permintaan di luar musim yang dilayani.
6. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah
perusahaan penerbangan komersial pertama di
Indonesia yang dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia atau BUMN. PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk telah berkembang cukup pesat
dengan memiliki 196 pesawat di Januari 2017
dengan lebih dari 600 penerbangan setiap
harinya. Namun ternyata PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk memiliki sisi gelapnya sendiri.
Pada tanggal 28 Juni 2019, PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk resmi dinyatakan bersalah dan
dikenakan sanksi oleh beberapa lembaga seperti
Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas
kecurangan pengakuan pendapatan pada laporan
keuangan di tahun 2018.
7. Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) yang berhasil
membukukan laba bersih US$809 ribu pada 2018, berbanding terbalik dari 2017 yang merugi
US$216,58 juta menuai polemik. Dua komisaris Garuda Indonesia, Chairul Tanjung dan Dony
Oskaria menolak untuk mendatangani laporan keuangan 2018.
Keduanya menolak pencatatan transaksi kerja sama penyediaan layanan konektivitas (wifi)
dalam penerbangan dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) dalam pos pendapatan.
Pasalnya, belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018.
Chairul Tanjung dan Dony Oskaria merupakan perwakilan dari PT Trans Airways selaku
pemegang saham Garuda Indonesia dengan kepemilikan sebesar 25,61 persen. Hingga saat ini,
polemik laporan keuangan Garuda Indonesia masih terus bergulir. Berikut adalah kronologi
terkuaknya skandal laporan keuangan Garuda Indonesia:
1 April 2019
Sebagai perusahaan publik, Garuda Indonesia melaporkan kinerja keuangan tahun buku 2018
kepada Bursa Efek Indonesia. Dalam laporan keuangannya, perusahaan dengan kode saham
GIAA berhasil meraup laba bersih sebesar US$809 ribu, berbanding terbalik dengan kondisi 2017
yang merugi sebesar US$216,58 juta.
8. Kinerja ini terbilang cukup mengejutkan lantaran pada kuartal III 2018 perusahaan masih
merugi sebesar US$114,08 juta.
24 April 2019
Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta. Salah
satu mata agenda rapat adalah menyetujui laporan keuangan tahun buku 2018.
Dalam rapat itu, dua komisaris Garuda Indonesia, Chairul Tanjung dan Dony Oskaria selaku
perwakilan dari PT Trans Airways menyampaikan keberatan mereka melalui surat keberatan
dalam RUPST. Chairal sempat meminta agar keberatan itu dibacakan dalam RUPST, tapi atas
keputusan pimpinan rapat permintaan itu tak dikabulkan. Hasil rapat pemegang saham pun
akhirnya menyetujui laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018.
"Laporan tidak berubah, kan sudah diterima di RUPST. Tapi dengan dua catatan yaitu ada
perbedaan pendapat. Itu saja," jelas Chairal.
Trans Airways berpendapat angka transaksi dengan Mahata sebesar US$239,94 juta terlalu
signifikan, sehingga mempengaruhi neraca keuangan Garuda Indonesia. Jika nominal dari
kerja sama tersebut tidak dicantumkan sebagai pendapatan, maka perusahaan sebenarnya
masih merugi US$244,96 juta.
9.
10. 26 April 2019
Komisi VIDewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan bakal memanggil manajemen
perseroan. Sebelum memanggil pihak manajemen, DPR akan membahas kasus tersebut dalam
rapat internal. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mengatakan perseturuan
antara komisaris Garuda Indonesia dengan manajemen akan dibahas dalam rapat internal usai
reses. Selain itu pada hari yang sama, beredar surat dari Sekretariat Bersama Serikat Karyawan
Garuda Indonesia (Sekarga) perihal rencana aksi mogok karyawan Garuda Indonesia.
30 April 2019
BEI telah bertemu dengan manajemen Garuda Indonesia dan kantor akuntan publik (KAP)
Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan selaku auditor laporan keuangan perusahaan
secara tertutup. Otoritas bursa menyatakanakan mengirimkan penjelasan usai pertemuan
tersebut. Sementara Menteri Keuangan mengaku telah meminta Sekretaris Jenderal
Kementerian Keuangan Hadiyanto untuk mempelajari kisruh terkait laporan keuangan BUMN
tersebut.
12. Dalam perkembangannya Garuda mengakui penghasilan dari perjanjiannya dengan
Mahata sebagai suatu penghasilan dari kompensasi atas Pemberian hak oleh
Garuda ke Mahata. Dalam hal ini, Komisaris Garuda Chairal Tanjung dan Dony
Oskaria, perwakilan dari PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd selaku pemilik
dan pemegang 28,08% saham Garuda Indonesia berpendirian senada, bahwa ini
merupakan pendapatan royalti. Komisaris Garuda hanya keberatan dengan
pengakuan (rekognisi) pendapatan transaksi sebesar 239,94 juta dollar AS yang
tertuang di dalam perjanjian kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam
penerbangan antara PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) dan PT Citilink Indonesia
selaku anak usaha Garuda Indonesia.
Keberatan itu disampaikan keduanya kepada manajemen pada 2 April
2019 lewat sepucuk surat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST). Keberatan keduanya didasarkan pada PSAK 23 dan Perjanjian
Mahata. Menurut Chairal dan Dony, tidak dapat diakuinya pendapatan
tersebut karena hal ini bertentangan dengan PSAK 23 paragraf 28 dan 29.
Beberapa hal yang menjadi fakta yang tidak menjamin bahwa royalty
tersebut akan diterima antara lain sebagai berikut:
13. • Perjanjian Mahata ditandatangani 31 Oktober 2018, namun hingga tahun
buku 2018 berakhir, tidak ada satu pembayaran yang telah dilakukan oleh
pihak Mahata meskipun telah terpasang satu unit alat di Citilink.
• Dalam perjanjian Mahata tidak tercantum term of payment yang jelas
bahkan pada saat ini masih dinegosiasikan cara pembayarannya.
• Sampai saat ini tidak ada jaminan pembayaran yang tidak dapat ditarik kembali, seperti bank
garansi atau instrumen keuangan yang setara dari pihak Mahata kepada perusahaan.
Padahal, bank garansi atau instrumen keuangan yang setara merupakan instrumen yang
menunjukkan kapasitas Mahata sebagai perusahaan yang bankable.
• Mahata hanya memberikan surat pernyataan komitmen pembayaran kompensasi sesuai
dengan paragraf terakhir halaman satu dari surat Mahata 20 Maret 2019: "Skema dan
ketentuan pembayaran ini tetap akan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam perjanjian. Ketentuan dan skema pembayaran sebagaimana yang disampaikan dalam
surat ini dan perjanjian dapat berubah dengan mengacu kepada kemampuan finansial
Mahata.
14. Berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melakukan kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan
Tahunan per 31 Desember 2018. OJK menyatakan bahwa terkait laporan keuangan, Garuda Indonesia
telah terbukti melakukan pelanggaran dalam penyajian dan publikasi laporan keuangannya, ketentuan
yang dilanggar antara lain sebagai berikut :
• Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UU PM) yaitu laporan
keuangan yang disampaikan kepada Bapepam
wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum yang sesuai dengan
ketentuan akuntasi di bidang pasar modal.
• Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten dan Perusahaan Publik.
• Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8
tentang Penentuan Apakah Suatu Perjanjian
Mengandung Sewa.
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
30 tentang Sewa.
16. Sanksi Untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Sanksi
Oleh OJK
Bursa Efek
Indonesia
(BEI)
Kementrian
Keuangan
17. • Memberikan Perintah Tertulis kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk
memperbaiki dan menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per
31 Desember 2018 serta melakukan paparan publik (public expose) atas perbaikan
dan penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14 hari
setelah ditetapkannya surat sanksi
• Perintah Tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan (Member of BDO
International Limited) untuk melakukan perbaikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor 13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian
Mutu (SPM 1) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.
• Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta kepada PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
• Sanksi denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk sebesar Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam
Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
SANKSI DARI OJK
19. 1.Tanggung jawab profesi
2.Kepentingan Publik
3.Integritas
4.Objektifitas
5.Kompetensi dan kehati-hatian professional
6.Perilaku professional
7.Standar teknis
Perilaku Etis Profesi Akuntan Apa Yang Dilanggar Oleh PT. Garuda
Indonesia
23. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen
pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan
keuangan.
Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan
peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.
Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
ALBRECHT ET AL (2006) BAHWA
KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
MELIPUTI TIGA HAL, ANTARA LAIN:
Barsky et al (2003) menyatakan bahwa terdapat dua alat analisis dalam pendeteksian
kecurangan laporan keuangan.
24. Pertama, menggunakan model Beneish (1997) untuk mendeteksi adanya
manipulasi laba dengan membandingkan indeks rasio kunci Beneish
berdasarkan standar GAAP violation atas indeks rasio kunci yang dihasilkan
tersebut.
Kedua, ialah menggunakan model Altman (1968) yaitu dengan menggunakan
beberapa rasio yang dianggap dapat digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan suatu perusahaan berdasarkan rasio likuiditas, profitabilitas,
leverage, solvency, dan aktivitas yang selanjutnya rasio ini dihitung dengan
menggunakan rumus yang biasa disebut Z-score.
BENEISH DAN ALTMAN
25. Beneish mengembangkan suatu rasio terkait dengan perubahan aset dan pertumbuhan penjualan yang
dirumuskan dalam M-Score yaitu skor yang merefleksikan terjadinya manipulasi laba. Hasil penelitian
Beneish menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara manipulasi laba dengan beberapa rasio kunci
tersebut.
BENEISH
MANIPULASI LABA
26. Adapun rasio kunci yang dihasilkan Beneish terkait adanya manipulasi laba
DSRI = piutang usaha (t) / penjualan (t)
piutang usaha (t-1) / penjualan (t-1)
1 DSRI
2.GMI
Indeks atas laba kotor (GMI)
Rasio ini membandingkan perubahan laba kotor yang dihasilkan
perusahaan pada suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t -1).
GMI = Laba Kotor (t-1) / Penjualan (t-1)
Laba Kotor (t) / Penjualan (t)
27. Indeks atas kualitas aset (AQI) Rasio ini membandingkan aktiva tidak lancar yang
dimiliki oleh perusahaan selain aktiva tetap dengan total aktiva perusahaan pada suatu
tahun (t) dan tahun sebelumnya (t -1).
3 AQI
28. Indeks atas pertumbuhan penjualan
(SGI) Rasio ini membandingkan
penjualan pada suatu tahun (t) dan
tahun sebelumnya (t -1).
4 SGI
5 DEPI
Indeks atas beban depresiasi
(DEPI)
Rasio ini membandingkan beban
depresiasi terhadap aktiva tetap
sebelum depresiasi pada suatu
tahun (t) dan tahun sebelumnya (t
-1).
29. 6 SGAI
Indeks atas beban penjualan, umum, dan administrasi (SGAI)
Rasio ini membandingkan beban penjualan, umum, dan administrasi terhadap penjualan pada suatu
tahun (t) dan tahun sebelumnya (t -1).
30. Indeks atas tingkat hutang (LVGI) Rasio ini membandingkan jumlah hutang terhadap total aktiva pada
suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t -1). Rasio ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat
hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total aktivanya dari tahun ke tahun.
7 LVGI
31. Indeks atas total akrual terhadap total aktiva (TATA)
8.TATA
Beneish melakukan pengujian secara statisik atas ke-8 rasio kunci tersebut dan
mengklasifikasikannya di antara perusahaan yang melakukan manipulasi dan tidak
melakukan manipulasi. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh suatu konstanta dan
faktor pengali atas rasio perusahaan yang melakukan manipulasi laba yang
kemudian dirumuskan ke dalam fungsi persamaan
32. Secara keseluruhan, indeks Beneish merepresentasikan teknik analisis laporan keuangan yang dapat
membantu dalam menentukan fokus pemeriksaan atas laporan keuangan suatu perusahaan. Uraian di
atas memperkuat pernyataan Barsky et al (2003) dan Singleton et al (2006) bahwa model Beneish (1999)
dapat diterapkan untuk mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan.
KESIMPULAN BENEISH