Teks ini membahas tentang teologi Lukas-Kisah Para Rasul yang berfokus pada karya Yesus Kristus untuk keselamatan. Karya Yesus meliputi ajaran, mujizat, dan salib-Nya. Lukas juga menekankan pentingnya kebangkitan dan kenaikan Yesus sebagai dasar pemerintahan-Nya dan pemberian Roh Kudus. Pemerintahan Yesus tercermin dalam perbuatan yang dilakukan atas nama-Nya.
Nabi Palsu Dinyatakan. Pedang roh edisi 81alkitabiah
23. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, JANGAN kamu percaya.
24. Sebab Mesias-mesias PALSU dan nabi-nabi PALSU akan muncul dan mereka akan mengadakan TANDA-TANDA yang DAHSYAT dan MUJIZAT-MUJIZAT, sehingga sekiranya mungkin, mereka MENYESATKAN orang-orang pilihan juga.
25. CAMKANLAH, Aku SUDAH mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
26. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, JANGANLAH kamu percaya.
Pembahasan analisa Teologia Lukas melalui Tafsiran dari Buku : A Biblical Theology of The New Testament
Roy B. Zuck; Darrell L. Bock
dengan melakukan 2 pendekatan : Pendekatan Hermenutika dan Pendekatan Teologia
Nabi Palsu Dinyatakan. Pedang roh edisi 81alkitabiah
23. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, JANGAN kamu percaya.
24. Sebab Mesias-mesias PALSU dan nabi-nabi PALSU akan muncul dan mereka akan mengadakan TANDA-TANDA yang DAHSYAT dan MUJIZAT-MUJIZAT, sehingga sekiranya mungkin, mereka MENYESATKAN orang-orang pilihan juga.
25. CAMKANLAH, Aku SUDAH mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
26. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, JANGANLAH kamu percaya.
Pembahasan analisa Teologia Lukas melalui Tafsiran dari Buku : A Biblical Theology of The New Testament
Roy B. Zuck; Darrell L. Bock
dengan melakukan 2 pendekatan : Pendekatan Hermenutika dan Pendekatan Teologia
Syalom... selamat membaca bagi kita semua. kiranya dengan artikel ini, kita dapat menambah wawasan dan membantu untuk mencari informasi tentang pengajaran akhir zaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), istilah “pewahyuan” berasal dari kata “wahyu”, yang didefinisikan sebagai “petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para Nabi dan Rasul melalui mimpi dan sebagainya.” Meski pengertian yang dirumuskan lebih dalam perspektif Islam ini dalam arti terbatas dapat diterapkan juga untuk memahami pewahyuan kristiani, akan tetapi definisi tersebut belum menampilkan dengan tepat realitas pewahyuan kristiani. Istilah yang lebih mendekati paham pewahyuan kristiani adalah kata dalam bahasa Inggris, revelation, dari kata kerja to reveal yang mempunyai akar kata kerja bahasa Latin revelare, yang berarti “menyingkapkan selubung”, “membuat dikenal”, “menyatakan”. Istilah-istilah tersebut kiranya mempunyai dasarnya dalam acuan teologi kristiani.
1. TEOLOGI LUKAS-KISAH PARA RASUL
KARYA YESUS KRISTUS
(KESELAMATAN)
DISUSUN OLEH:
ANDREAS YITRO
NIM:
20178602
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
T.A 2019/2020
2. BAB 1
PENDAHULUAN
Pelayanan di dunia. Kebanyakan pelayanan Yesus ialah seputar mengajar dan
mengadakan mujizat. Beberapa ringkasan dalam injil Lukas, serta ringkasan utama dalam
ringkasan Kisah para rasul, menerangkan pada fakta ini (Luk. 4:15, 31-32, 44; 6:17-19; Kis.
10:36-38). Secara khusus, ajaran Yesus sering berupa perumpamaan-perumpamaan. Injil
Lukas mengandung banyak perumpamaan dalam “bagian perjalanan” (Luk. 9:51-19:44). Ada
35 perumpamaan atau kebenaran umum yang biasa dalam Lukas, dimana 19 diantaranya
hanya ada dalam Injilnya.
Mujizat-mujizat Yesus menjadi tanda-tanda yang membuktikan pembenaran Allah
atas identitas dan klaim Yesus (Kis. 2:22; 10:38). Saat murud-murid Yohanes pembabtis
bertanya kepada Yesus apakah Dia “yang akan datang itu” (Luk. 7:20), lukisan tentang
kemesiasan—Nya, Dia menunjuk kepada rangkaian mukjizat (ay. 22) yang menerangkan
janji-janji perjanjian lama tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman (Yes. 29:18-19;
35:5; 42:6; 61:1). Jawaban-Nya menunjukan bahwa pelayanan-Nya menyembuhkan orang
banyak menandai permulaan akhir zaman.
Ucapan bahagia dan peringatan meringkas pesan etis Yesus (Luk. 6:20-49). Khotbah
itu memiliki kesejajaran dengan khotbah di bukit dalam kitab Matius (Mat. 5-7). Etika kasih
merupakan batu penjuru bagi etika persekutuan, baik perorangan maupun sebagai satu tubuh.
Perintah baru Yesus untuk “saling mengasihi” serupa dalam penerapannya (Yoh. 13:34).
Murid Yesus diminta tidak lekas menghakimi, sebaliknya sadar akan kesalahan sendiri (Luk.
6:37-42). Karakter orang tercermin dalam tindakannya, itu menyatakan sifat hati,
sebagaimana buah menunjukan sifat pohon itu (ay. 43-46).
Sebagian dari karya Yesus ialah menyatakan jalan Allah (4:17-19) dan kehendak
Allah (6:20-49), tetapi yang lebih rinci ada beberapa perumpamaan Yesus. Beberapa
perumpamaan menjelaskan mengapa Yesus bergaul dengan para pemungut cukai dan orang-
orang berdosa (15:1-32). Allah berkomitmen untuk menemukan mereka yang terhilang. Jalan
kepada Allah terbuka bagi semua orang, tetapi pesan ini harus menyebar supaya semua orang
bisa mendengar. Ketika Yesus berhubungan dengan orang-orang yang ditolak di tengah
masyarakat, orang-orang farisi yang sering keberatan dengan hubungan ini. Perumpamaan
tentang domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang merupakan pembelaan
3. Yesus mengapa Dia bergaul dengan orang-orang semacam itu. Komitmen dan tugas-Nya
menggambarkan kasih Allah dalam mencari yang terhilang.
Perumpaman-perumpamaan lain menguraikan rencana Allah dan perubahan fokus
dari Israel kepada bangsa-bangsa lain karena penolakan Israel. Perumpamaan penggarapan
kebun anggur (20:9-18) menggambarkan penolakan atas utusan-utusan Allah yang semuanya
merujuk kepada nabi-nabi Perjanjian Lama. Namun, pembantaian anak menyebabkan sang
tuan pemilik memberikan kebun anggur kepada orang lain. Batu yang dibuang menjadi batu
penjuru, dan mereka yang jatuh keatasnya menjadi hancur (Maz. 118:22; Yes. 8:14). Semua
tahu kepada siapa Yesus berbicara ketika Dia menyatakan hal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SALIB
Bersama ajaran Yesus, ada karya-Nya di salib. Kerap kali hal ini menjadi satu-satunya
yang dipikirkan ketika berbicara tentang karya Yesus. Salib juga berperan penting bagi
Lukas, meski ia tidak merincinya seperti yang dilakukan oleh Paulus. Lukas menekankan
bahwa Yesuslah “orang benar yang menderita, yang lebih baik dari semuanya.” Ini
ditunjukan dengan kiasan pada Mazmur dalam Lukas 23, dimana Mazmur-mazmur ratapan
tentang orang-orang kudus dalam perjanjian lama yang menderita dipakai untuk
menggambarkan Yesus. Dia sesuai dengan penderitaan ini menggenapinya (Luk. 23:34-36).
Diseluruh pasal ini Lukas menekankan bahwa Yesus tidak berdosa (Luk. 23:4, 14-15, 20, 22,
47). Lukas 23:47 merupakan pernyataan klimaks bahwa Yesus menderita meski tidak berdosa
dimana dia menderita sebagai orang benar (Diakos)”.
Bahwa Yesus yang benar itu menderita merupakan tema utama khotbah rasul-rasul
dalam Kisah Para Rasul. Menurut Kisah Para Rasul 2:23-24 orang yang menderita itu
deibenarkan, karena Allah membangkitkannya dari antara orang mati dan maut tidak bisa
menahan-Nya (Maz. 18:4-5; 116:3-4). Disini beberapa konsep disatukan. Kematian Yesus
mengawali berkat-berkat perjanjian baru. Yesus mati demi kebaikan murid-murid-Nya.
Kematian-Nya membuka jalan bagi manusia untuk bisa berhubungan secara benar dengan
Allah, suatu hubungan yang didalamnya Allah juga mencurahkan Roh Kudus ini sebagai “
apa yang dijanjikan Bapa” (24:49; Kis. 1:5) Kematian Yesus membuka pintu bagi banyak
kebaikan untuk orang yang datang kepada-Nya.
Teks penting kedua ialah Kisah Para Rasul 20:28. Lukas 22:20 menantikan salib yang
akan datang, sementara Kisah Para Rasul 20:28 mengingatnya kembali. Gereja telah dibeli
4. dengan darah Yesus. Yesus sekali lagi digambarkan sebagai kurban yang kematian-Nya
memungkinkan komunitas baru, “Gereja Allah”. Sikap Lukas terhadap salib tidak
menekankan bagaimana salib memberikan pengampunan. Lukas menunjukan benar-benar
dengan berulang bahwa salib telah memungkinkan manusia berhubungan dengan Allah,
karena kematian tidak mengakhiri cerita itu. Setelah kematian, datanglah pembenaran melalui
kebangkitan-Nya. Ada yang mengatakan Paulus melihat “Kristus yang disalibkan” sementara
Lukas meliha “Yesus dimuliakan” sekali lagi para penulis Alkitab saling melengkapi.
B. Kebangkitan-Kenaikan
Kebangkita Yesus Kristus mendapatkan penekanan kuat dalam Injil Lukas Kisah Para
Rasul. Selain itu, dalam Kisah Para Rasul berkisar pada makna kenaikan. Lukas satu-satunya
yang menjelaskan tentang kenaikan. Dia juga menunjukan arti penting kebangkitan-Nya,
sehingga kami menggabungkan dua peristiwa itu. Bagi Lukas kedua-duanya berbeda, tetapi
berkaitan bahwa Yesus ada di sebelah kanan Allah memiliki dampak besar bagi pandangan
Lukan terhadap karya-Nya. Banyak teks dalam Kisah Para Rasul bahwa kebangkitan itu
menunjuk kepada pembenaran. Akibat kebangkitan itu Dia bisa mencurahkan Roh kudus dan
menggunakan otoritas. Kebangkita Yesus merupakan dasar yang membuat para murid-Nya
bisa melayani Dia dalam nama-Nya. Yesus tetap berada di surga hingga kedatangan-Nya
kembali. Tetapi mana kala Dia kembali, Dia akan memerintah di bumi dan menghakimi
semua manusia.
Dengan bangkit dan naik ke Surga, Yesus sanggup memberi kuasa kepada anak-anak-
Nya dan memapukan gereja-Nya. Dia memerintah, mengetahui apa yang dilakukan dan
dipikirkan semua orang. Kematian dan kebangkitan Yesus itu pentung, baik masa kini
maupun masa yang akan datang. Yesus tidak secara pasif duduk di Surga menunggu waktu
untuk datang lagi ke bumi. Dia hidup dan memerintah sambil menantikan pemerintahan yang
nyata kelak. Semua orang tunduk kepada-Nya sekarang maupun yang akan datang.
C. Dua pemerintahan kerajaan Yesus
Mustahil memikirkan karya Yesus tanpa membicarakan pemerintahan-Nya. Garis
besar dasar pemerintahan Yesus telah dibicarakan dalam kaitannya dengan konsep Lukan
tentang kerajaan. Di dalam bagian ini, hal-hal yang lebih spesifik bisa dicatat. Pemerintahan
Yesus tercermin dalam tulisan Lukas melalui perbuatan yang dilakukan “di dalam nama-
Nya” atau “melalui Yesus”. Melakukan “di dalam nama Yesus” berarti melakukan itu dengan
otoritas-Nya, yaitu mengingat fakta bahwa Ia memerintah. Sebagaimana dicatat sebelumnya
bagaimana kerajaan itu, di mana pemerintahan Yesus pada masa depan digambarkan
5. terutama dikaitkan dengan karya-Nya sebagai hakim, ketika Dia kembali untuk
mengumpulkan umat-Nya.
1. Pengertian Keselamatan
Kata umum dari keselamatan merupakan keadaan seseorang atau perihal mengenai
kesejahteraan baik itu keluarga, sahabat bahkan keselamatan secara pribadi. Keselamatan
mencakup kesehatan dan kemakmuran atau bebas dari bahaya penyakit. Dalam persekutuan
umat pilihan Allah, yang tertawan merupakan pengalaman yang nyata yang daripadanya
kelepasan mutlak diperlukan, dan gagasan-gagasan tentang keselamatan terutama yang
bersifat kesukaan dan duniawi. Di dalam PL keselamatan mempunyai unsur-unsur baik yang
tertuju kepada manusia maupun yang tertuju kepada Allah. Keselamatan merupakan
anugerah yang disediakan oleh Allah yang adil. Penerima tidak boleh membanggakan diri
kepada Allah karena telah menerima keselamatan, seseorang yang telah diselamatkan
berbalik dari dosa kepada Allah dan menjadi milik-Nya, dasarnya adalah meletakkan
kepercayaan didalam pengorbanan Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib (Rm 10:9-
10). Berbalik dari dosa kepada Allah adalah memberikan hidup kepada Yesus dan menjadi
anak-anak Allah. Keselamatan merupakan jamin kehidupan yang kekal bersama Yesus
Kristus di surga, karya Allah melalui Roh Kuduslah yang memeteraikan keselamatan bagi
orang-orang percaya kepada Kristus sehingga memiliki jaminan akan semua yang sediakan
untuknya, tentunya untuk keselamatan kekal (2 Kor 1:20-21, Ef 1:13-14). Jadi keselamatan
sepenuhnya adalah Karya Allah dan manusia tidak memiliki andil dalamnya, termasuk
perbuatan baik pun bukan jamin keselamatan.
2. Soteriologi
Soteriologi merupakan pokok yang dibicarakan secara luas dalam tulisan Lukas. Ketika
membicarakan keselamatan, ada dua kategori dasar. “Keselamatan objektikf” mengacu pada
apa yang telah dilakukan Allah, sedang “keselamatan subjektif” menerangkan respon
manusia yang membuat mereka menikmati berkat-berkat yang disediakan oleh Allah.
Keselamatan objektif memerlukan karya Allah, tetapi yang berkaitan dengan keselamatan
adalah penyampaian pesan atau berita tentang karya itu. Pewartaan ini menyatakan
keselamatan. Jadi bagian ini pertama-tama akan membahas pewartaan Kabar Baik,
memperhatikan lingkup keselamatan, termasuk bangsa Yahudi dan bangsa lain dan
kelompok-kelompok lain yang disebutkan secara khusus. Juga yang perlu diperhatikan adalah
sarana yang dipakai Allah untuk mendukung kabar baik dan membuktikannya. Dengan
memperhatikan latar belakang itu secara tepat, selanjutnya dibahas keselamatan objektif.
6. Respon kabar yang dikehendaki Allah terhadap pesan itu. Berkat-berkat yang diterima dalam
keselamatan akan dibicarakan kemudian, diikuti oleh pertimbangan tentang beberapa masalah
yang menyeluruh dalam soteriologi.
3. Tindakan memberitakan kabar baik
Injil. Dalam Kisah Para Rasul, kata injil (euangelion) dipakai dua kali saja. Pertus
menyatakan bahwa “berita injil” telah menjangkau bangsa-bangsa lain melalui dia (15:7).
Kisah Para Rasul 10:34-43 merupakn contoh yang baik dari pesan yang disampaikan Petrus.
Paulus berkata bahwa hidupnya diberikan untuk kesaksian “injil kasih kasih karunia Allah”
(20:24).
Pemakaian kata kerja (euangelizo) lebih sering muncul dalam Lukas-Kisah Rasul dari
pada kitab-kitab lain dalam perjanjian baru. Pemberitaan malaikat mengenai kelahiran
Yohanes dan Yesus dikatakan sebagai “kabar baik” (Luk. 1:19; 2:10). Pesan Yohanes adalah
pewartaan kabar baik itu (3:18). Kata ini digunakan khusus untuk firman Yesus kepada orang
miskin (4:18; 7:22), khotbah-Nya tentang kerajaan Allah atau pewartaan injil.
Dalam Kisah Para Rasul, isi kabar baik lebih spesifik. Para Rasul mawartakan kabar
tentang “Yesus yang adalah Mesias” (Kis. 5:42). Ayat-ayat lain juga menunjukan bahwa
Yesus merupakan fokus pemberitaan Kisah Para Rasul (8:35; 10:36; 11:20). Sebagian teks
menyebut pesan ini pemberitaan firman Tuhan (15:35; pemberitaan injil, 8:4), sementara teks
lain menunjuk pada janji bapa-bapa (13:32). Menurut Kisah Para Rasul 14:15, Barnabas dan
Paulus berkata bahwa Injil berarti berpaling dari “perbuatan sia-sia”, berhala, “kepada Allah
yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya”. Injil adalah
untuk datang kepada Allah pencipta yang hidup dan memasuki hubungan yang
mengandalkan Dia. Kerajaan Allah terikat dengan Dia. Damai sejahtera adalah melalui Dia.
Melalui banyak gambaran yang sama benarnya, Injil menunjuk kepada Yesus ketika umat
diajak untuk mengenal Allah melalui Krisrus ini meringkas Injil seperti yang disajikan dalam
tulisan Lukas. Itu adalah tawaran pengampunan dan kemudian kehidupan.
Pemberitaan. Kata kerja “pemberitaan” (kerygma) jarang dipakai; itu muncul dalam
tulisan Lukas 11:32, dimana pesan pertobatan Yunus yang diberitakan, dibangkitkan dengan
pesan Yesus. Kata kerja “memberitakan” (Kerusso) lebih sering muncul. Yohanes pembabtis
memberitakan babtisan pertobatan. Di sinagoga Yesus memberitakan bahwa “Tahun rahmat
Tuhan yang telah datang”, satu gambaran tentang pengampunan yang dibuat melalui seruan-
Nya atas pernyataan perjanjian lama tentang Yobel. Yesus memberitakan kabar baik tentang
kerajaan Allah di sinagoga Yudea ialah contoh yang baik. Murid-murid juga membicarakan
tentang kerajaan Allah. Kadang kata Kerusso dipakai untuk menjelaskan bagaimana orang-
7. orang memberi tahu orang lain tentang apa yang telah dilakukan Yesus bagi mereka. Jadi,
istilah itu sama artinya dengan memberikan kesaksian. Yesus juga mengatakan bahwa suatu
hari akan datang masa ketika segala sesuatu yang dikatakan orang secara rahasia akan
diberitakan dari atap-atap rumah. Ini tidak menerangkan tentang pemberitaan keselamatan,
tetapi tentang penghakiman pada akhir zaman.
Dalam kitab Kisah Para Rasul, Kristus adalah pribadi yang diberitakan “anak Allah”.
Kisah Para Rasul 10:42-43 memberikan ringkasan sangat penting tentang pemberitaan para
Rasul. Sebagai saksi, mereka diutus bahwa Yesuslah yang ditetapkan Allah untuk
menghakimi orang hidup dan mati. Bagi Yesus, semua nabi menyaksikan bahwa “barang
siapa percaya kepada-Nya akan menerima pengampunan dosa oleh karena nama-Nya”
(10:43). Baik kesaksian para Rasul dan kesaksian nabi perjanjian lama mengarah pada Yesus.
Pemakaian kata Kuresso yang tidak terkait soteriologi adalah dalam 15:21, yang
menerangkan fakta bahwa hukum Musa sedang diberitakan setiap sabat di sinagoge-
sinagoge. Paulus tentu saja memberitakan tentang Yesus atau kerajaan Allah. Ketika Lukas-
Kisah Para Rasul berkembang, pesan keselamatan menjadi fokus kepada Dia daripada hal-hal
lain.
Pengajaran. Yesus digambar sebagai pribadi yang pengajaran-Nya (Didache) membuat
tabjuk karena mengandung kuasa. Tentu ilustrasi-ilustrasi dari ajaran-Nya ada dalam seluruh
injil Lukas. Dia mengajar tentang perkataan, perumpamaan, dan melakukan perbuatan-
perbuatan nabi, bersama dengan beberapa percakapan utama. Topik-topiknya mencakup
kelepasan dari dosa untuk hidup bersama Allah, pelayanan Yesus sekarang sampai
kedatangan-Nya kembali. Orang-orang Yahudi dan ketakjuban para pendengar di sinagoge
juga menyambut pesan para rasul.
Seperti kata benda yang serupa, didache, kata kerja didasko dipakai oleh Lukas untuk
meringkas ajaran Yesus dan Rasul-rasul. Yesus mengajar di sinagoga-sinagoga pada hari
sabat; di hadapan orang banyak seperti diatas perahu di tepi pantai. Hanya satu diminta ajaran
dari Yesus, ketika murid-murid-Nya meminta Dia mengajar mereka tentang Doa . lawan-
lawan Yesus mengakui bahwa Dia seorang guru, walau menuduh Dia menghasut di Yudea
dan Galilea. Dia mengajar murid-murid-Nya bahwa roh kudus akan mengajar mereka apa
yang harus dikatakan pada saat menghadapi penganiayaan. Dalam Kisah Para Rasul,
penekanan pada pengajaran kadang-kadang mengingatkan akan Yesus sang guru. Rasul-rasul
mengajarkan tentang kebangkita dan nama Yeus, dan itu yang menjengkelkan pada penguasa.
Barnabas dan Saulus mengajar murid-murid di Antiokia, di mana murid-murid untuk pertama
kalinya disebut kristen. Beberapa penganut Yudaisme mengajarkan hal-hal yang salah bahwa
8. orang-orang kristen bukan-Yahudi harus disunat. Paulus mengajar diberbagi tempat,
termasuk Korintus, dan Efesus. Di Efesus dia mengajarkan “Jalan Tuhan” dan kepada para
penatua di Efesus dia meringkas ajarannya tentang pertobatan kepada Allah dan iman
kepadaYesus Kristus. Musuh-musuh Paulus menuduh bahwa ajarannya melawan bangsa
Yahudi dan hukum Musa. Kisah Para Rasul diakhiri dengan pengajaran Paulus tentang Tuhan
Yesus Kristus.
Pengajaran dalam Lukas-Kisah Para Rasul dilihat sebagai istilah dengan pengertian luas
yang meliputi lebih banyak dari pada ajakan injil, dimana pemberitaan dalam Lukas-Kisah
Para Rasul cenderung terbatas pada pesan keselamatan. Ketika Lukas-Kisah Para Rasul
berkembang, tulisan Lukas tentang pesan injil menjadi fokus pada Yesus. Pesan ini tetap
merupkan satu pesan dan satu harapan, karena hubungannya dengan janji Allah, tetapi pusat
janji itu yang ada pada Yesus, menjadi begitu jelas setelah kebangkitan-Nya.
4. Linkup Keselamatan
Janji bagi bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Lukas menekankan bahwa apa yang
diberikan Yesus disediakan bagi semua orang. Hal ini muncul bertahap dalam Kisah masa
kecil Yesus. Zakharia berbicara tentang Yesus, “tanduk” keturunan Daud (Luk. 1:69).
Aktivitas itu merupakan penggenapan dari janji-janji Allah. Para malaikat memberi tahu
gembala bahwa Yesus datang untuk membawa damai di bumi semua orang yang diperkenan
Allah. Tidak setiap orang secara otomatis menerima berkat-berkat ini, tetapi Allah melalui
Yesus memberikan itu kepada mereka yang merespon dan menjadi umat-Nya yang khusus.
Lingkup ketentuan ini menjadi lebih jelas masih dalam 2:30-32, dimana Yesus disebut
sebagai terang bagi pewahyuan kepada bangsa-bangsa lain, juga kemulian bagi Israel.
Ekspresi ini berasal dari kitab Yesaya. Jadi keuniversalan Allah dicatat lebih awal dalam
bagian pembuka kitab Lukas dalam bahasa yang mengingatkan akan janji-janji perjanjian
lama tentang Mesias dan pemerintahan-Nya.
Isi Injil Lukas menyampaikan hal-hal yang sama. dalam kutipan panjang yang unik dalam
Injil Lukas, penulis Injil ini mau memasukkan Yesaya 40:3-5, ketika dia menjelaskan
tentang pelayanan Yohanes pembaptis. kutipan itu diakhiri dengan kata-kata “semua orang
akan melihat keselamatan yang dari Tuhan ". di sini lingkup keselamatan dijelaskan.
pengkalimatan nya Sebenarnya bukan kutipan langsung, mainkan ringkasan Yesaya 40,
menarik gambaran yang berasal dari Yesaya 40: 10-11, karena keterangan " keselamatan
yang dari Tuhan "meringkas gambar mengenai Yesaya 40.2 10-11 dalam teks Masoret,
Sebentar ya saya 40:5b dalam septuaginta membuat terjemahan yang ringkas. Catatan
9. universal Muncul juga dalam Lukas 24:47, dimana pesan dari komunitas yang baru adalah
pemberitaan tentang pertobatan kepada semua bangsa. pesan ini telah dinubuatkan oleh
Perjanjian Lama. melalui pengamatan yang diperluas sampai ke bangsa-bangsa lain janji-janji
Allah tentang Mesias pada awalnya diwujudkan. kisah para rasul mendapatkan penekanan
untuk bangsa-bangsa lain ini dengan mengutip ucapan Yesus bahwa pesan-Nya adalah pergi
ke ujung bumi. visi dramatis yang diberikan kepada Petrus menunjukkan Pimpinan dan
campur tangan Allah untuk menjamin dan mendorong perluasan Ini sementara Petrus dalam
khotbahnya di rumah Cornelis berkata bahwa "setiap orang dari bangsa manapun berkenan
kepada-Nya” dan bahwa keselamatan Kristus tersedia bagi “semua orang”. kisah para rasul
28: 28 secara jelas menyatakan fakta bahwa pesan itu untuk bangsa-bangsa lain. awal bangsa-
bangsa lain turut mendapat keselamatan merupakan tema penting dalam penulisan lokasi.
keterkaitannya dengan harapan Perjanjian Lama melanggar kesinambungan dalam rencana
Allah. Budahagi semua orang Yahudi dalam gereja, Masuknya bangsa-bangsa lain itu
menjadi persoalan yang sulit, karena Israel adalah bangsa pilihan Allah. karena itu, Lukas
menulis secara panjang lebar tentang tema ini. banyak teks penjabaran perluasan Injil ini bagi
bangsa-bangsa lain. Lukas 7: 1-10 menggambarkan perwira Yunani yang imannya melebihi
Iman siapapun di Israel. satu orang Gerasa dilepaskan dari roh jahat oleh Yesus di wilayah
yang dihuni bangsa lain. Yesus memimpin misi ke Samaria, wilayah yang dihuni ras
campuran. orang Samaria yang baik hati, seorang merespons kehendak Allah secara tepat
dalam memperlakukan orang lain. Yesus berbicara tentang orang-orang yang datang dari
timur ke barat, utara, dan selatan untuk makan bersama-sama dalam pesta Kerajaan Allah
yang akan datang. dalam perumpamaan lain, orang-orang penting dan kalangan bawah
diundang dalam pertemuan yang diadakan Yesus. dalam episode sepuluh orang kusta, hanya
satu berkebangsaan Samaria yang berterima kasih atas kesembuhan yang dialami.
Dalam perumpamaan tentang petani penggarap kebun anggur itu diberikan
kepada orang lain setelah sang anak dibunuh. Yesus meneruskan perkataannya dengan
menyebut zaman ini sebagai "zaman bangsa-bangsa". kisah para rasul melanjutkan
penekanan ini titik kisah para rasul 9:15 Menjelaskan panggilan bagi saulus untuk membawa
nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain. kisah para rasul 10-11 menunjukkan Bagaimana
Allah mengarahkan Petrus kepada Cornelis. Allahlah yang yang membawa dia kepada
bangsa-bangsa lain. tentu, sebagian besar kisah para rasul menunjukkan Bagaimana bangsa-
bangsa lain mau menerima Injil. jika seseorang merasa terganggu dengan keragaman bangsa
dalam komunitas yang baru, menurut Lukas hanya ada satu tokoh untuk disalahkan dan itu
10. adalah Allah sendiri. penekanan Lukas atas ke Universal dan Injil merupakan klaim
apologetic Yang efektif terhadap siapapun ia mengira bahwa pesan Injil dalam gereja menjadi
terlalu luas, terlalu baik hati, atau terlalu murah hati bagi orang miskin, orang berdosa, dan
orang buangan. orang miskin mendapat perhatian khusus dalam Injil Lukas. nyanyian Maria
dalam Lukas menyiratkan tema ini. bahwa ia menyebutkan Allah mengangkat dan
memberkati orang-orang rendah atau miskin tidak berarti semua orang miskin. itu terutama
merujuk pada anawim dalam Perjanjian Lama, orang-orang miskin yang saleh dan dengan
rendah hati Bersandar kepada Allah. perbedaan ini penting bagi Lukas karena fokus pada
orang miskin bukanlah kebijakan politik. maksud teks itu bahwa orang miskin lebih
cenderung Bersandar kepada Allah dan tandanya ketimbang orang kaya. fokus pada orang
miskin ditekankan kembali dalam tiga tulisan yang mewakili khotbah Yesus. dalam tingkat
keselamatan ditawarkan kepada orang-orang miskin. Yesus jelas menyebut orang yang
miskin ketika bersyukur kepada Bapa untuk Untuk murid-murid-Nya yang melayani. Orang-
orang miskin adalah mereka yang seharusnya diajak oleh para murid dan diundang pada pesta
perjamuan akhir zaman. Keselamatan bagi lazarus, Orang pengemis, menyimpulkan fokus
pada tema Ini, sementara janda dengan uang koin yang kecil untuk dipersembahkan juga
menegaskan tema ini. bagi lu Lukas, "orang kecil" secara khusus diperhatikan sebagai calon
penerima anugerah Allah.
orang-orang berdosa juga mendapat perhatian khusus dalam Injil Lukas. musuh-
musuh Yesus sering mengeluh karena Yesus menyediakan diri-Nya bagi orang-orang itu.
Setiap kali Yesus membenarkan perilaku-Nya dengan perkataan dan perbuatan. keluhan
seperti itu menunjukkan bahwa para pemimpin Yahudi salah memahami misi Yesus
memanggil orang yang sakit rohaninya agar bertaubat supaya disembuhkan.
Kelompok lain yang ditolak ialah pemungut cukai, yang dalam budaya itu dianggap
sebagai penghianat dan karenanya dijauhi masyarakat. teks-teks mengenai kelompok ini
sering tumpang tindih dengan teks-teks mengenai perlakuan Yesus terhadap orang-orang
berdosa. teks-teks ini menunjukkan bahwa Injil merebut hati mereka yang hidup di batas
kemanusiaan. Entah kaya dalam dosa atau miskin dalam hidup Injil dapat mengubah hidup
mereka yang menerimanya.
PEMBUKTIAN PESAN INJIL
tiga tingkat pembuktian. Dengan kuasa apa yesus melakukan karya-Nya dan
mewartakan pesannya? Ketika pertanyaan ini diajukan oleh para pemimpin Yahudi, Yesus
11. tidak menjawab selain menunjuk kuasa serupa yang jelas dimiliki oleh Yohanes pembaptis.
bukti lain menunjukkan bahwa Yesus menolong seperti pengakuan-Nya. tanda-tanda dan
Mukjizat mukjizat oleh penggenapan-Nya atas perjanjian yang diberikan dalam kitab suci
dan oleh kehadiran Roh Kudus.
Pokok penggenapan kota suci telah dibicarakan sebelumnya, tetapi teks utama yang
menjelaskan tema ini Ialah Lukas 4:18-21, mana Yesus mengatakan di depan banyak orang
kitab suci meneguhkan pelayanan-Nya.
Selain itu, karya dan pesan Yesus diteguhkan oleh mukjizat-mukjizat. ketika anak
bertanya apakah Yesus lah orang yang akan datang, dia menjauh dengan menunjuk mukjizat-
mukjizat dalam pelayanan-Nya. tindakan-tindakan ini mengingat teks-teks saya yang
berbicara tentang akhir zaman. jawaban Yesus bahwa pekerjaan-pekerjaan-Nya menunjukkan
sifat zaman dan sifat pribadi-Nya. Dialah “Orang yang akan datang” yang dijanjikan. Lukas:
11:14-23 menjelaskan apa makna mukjizat-mukjizat-Nya. Kapan melaksanakan kuasa-Nya
melalui Yesus, demonstrasikan kekuatan-Nya yang unggul, di mana dia melukiskan diri-
Nya sebagai orang kuat yang melucuti iblis. sebenarnya, Yesus berkata bahwa mukjizat-
mukjizat-Nya dilakukan dengan kuasa Allah maka Kerajaan Allah telah datang.
Gambaran tentang Kuasa ini juga terlihat dalam pelayanan murid-murid. memberikan
kuasa kepada belas murid dan kepada tujuh puluh murid yang pergi berpasang-pasangan.
Sebelas Rasul menerima kuasa unik baik sekarang dalam kaitannya dengan kerajaan masa
kini dan akan menerimanya atas Israel dalam kerajaan yang akan datang. Otoritas, Yang
memberi mereka kuasa untuk mengusir roh jahat membuat murid-murid kagum dan
bersukacita. Pernyataan Yesus bahwa iblis jatuh seperti kilat menerangkan kemenangan yang
menggambarkan kuasa ini. Kuasa yang sama ada pada para Rasul dan orang percaya lainnya
dalam gereja mula-mula. Allah menyatakan mukjizat-mukjizat melalui sejumlah orang: rasul-
rasul. Pemakaian kuasa seperti itu menyartai pesan injil tersebut dan menunjukkan semakin
dekatnya kedatangan janji Allah, sebagaimana ditunjukan oleh misi dua belas rasul dan tujuh
puluh murid.
Pembuktian mutlak pesan injil adalah kehadiran “kekuasaan dari tempat tinggi”,
yakni Roh Kudus. Pentakosta tidak hanya meneguhkan kebangkitan Yesus, tetapi juga
kehadiran janji Allah. Aktivitas dan kesaksian Roh Kudus menyatakan bahwa Yesus itu
hidup dan bahwa Allah sedang bekerja melalui mereka dalam gereja. Mukjizat-mukjizat
Yesus dan murid-muridNya. Apa yang ditawarkan Yesus dalam pribadi dan pesan-Nya
12. tergambar dalam mukjizat-mukjizat yang dilakukan Dia dan para pengikut-Nya. Mukjizat itu
menggambarkan realita lebih dalam dan membangkitkan kekaguman. Lingkup keselamatan
dinyatakan dalam mukjizat-mukjizat ini. Untuk memahami lingkup keselamatan, maka
penting melihat teologi dari aspek pelayanan ini, yang meneguhkan, menggambarkan dan
menjelaskan apa yang dilakukan oleh Yesus. Lingkup penyembuhan yang dilakukan oleh
Yesus dapat dilihat dengan mudah sebagai karya-Nya dan dapat dibicarakan lebih dahulu.
Namun, kebenaran-kebenaran tentang keselamatan yang digambarkan oleh mukjizat-
mukjizatNya menunjukan arti pentingnya bagi tema yang ada. Semua penyakit
menggambarkan adanya dosa dan kekacauan yang merusak. Penyembuhan itu menunjukan
kuasa Yesus untuk mengembalikan dampak-dampaknya dan bahwa orang yang disembuhkan
itu telah diselamatkan.
Tetapi, kuasa Yesus tidak hanya berhenti pada penderitaan manusia. Dia juga
mengendalikan ciptaan, sebagaimana terlihat dalam mukjizat-mukjizat atas alam. Dia
memberi petunjuk kepada murid-muridNya agar mendapatkan banyak ikan, Dia
menenangkan badai, dan Dia memberi makan 5000 orang. Melalui bagian yang
menyingkapkan dalam injil Lukas, Yesus memulihkan segala sesuatu (8:22-56). Dia
meredakan angina rebut, mengusir roh-roh jahat, menyembuhkan perempuan sakit
pendarahan, dan membangkitkan orang mati. Entah atas alam, kuasa roh, penyakit, atau
kematian, Yesus memiliki otoritas untuk membebaskan dan mengalahkan kuasa-kuasa yang
mencelakakan atau menghancurkan manusia.
Reaksi-reaksi yang dihasilkan oleh mukjizat-mukjizatNya sangat menarik. Biasanya
reaksi itu berupa pertanyaan atau respons emosional. Melihat seseorang yang dilepaskan dari
roh jahat, orang banyak tabjuk, “alangkah hebatnya perkataan ini” sebab penuh dengan
wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar. Bereaksi
atas tangkapan ikan yang sangat banyak, petrus menyadari bahwa dirinya adalah orang
berdosa yang tak berharga sehingga memohon Yesus untuk pergi. Setelah Yesus
menyembuhkan orang kusta, kabar mengenai diri-Nya tersiar dan setelah Dia menyembuhkan
orang lumpuh, banyak orang memuliakan Allah. Beberapa orang berfikir bahwa kuasa Yesus
untuk membangkitkan anak janda itu menunjukkan tentang kehadiran seorang nabi. Ketika
melihat angina rebut dan menyadari bahwa Allah mengendalikan cuaca, para murid bertanya,
“siapa gerangan orang ini? (8:25). Sekelompok orang lainnya dikuasai rasa takut setelah
orang kerasukan setan dilepaskan (8:37). Orang tua dari anak yang dibangkitkan menjadi
tabjuk. Setelah Yesus mengusir setan pada kejadian lain, banyak orang kagum. Sekerumunan
13. orang memuji Allah ketika seorang buta dapat melihat. Bahkan roh-roh jahat mengakui
otoritas Yesus. Jelas orang banyak terkesan bahwa seorang dengan otoritas dan kuasa yang
luar biasa hadir di tengah mereka, meski orang banyak tidak pernah menganggap bahwa Ia
tidak lebih dari seorang nabi.
Yang sama-sama mengesankan ialah lingkup karya para murid. Mereka juga
menyembuhan orang sakit dan mengusir roh jahat. Dalam kisah para rasul, Allah
menyembuhkan seorang pria lumpuh melalui Petrus dan Yohanes dan dua orang lumpuh
lainya melalui Paulus dan Barnabas. Saulus dipulihkan penglihatannya, Kuasa Yesus
meneguhkan pelayanan orang-orang yang memberitakan Yesus ini sehingga sungguh dapat
dipercaya: kuasa-Nya menunjukan bahwa pemberitaan mereka datang dari Allah. Selain
perbuatan-perbuatan ajaib ada juga tanda-tanda lain yang meneguhkan pelayanan ini. Dalam
tiga kejadian, malaikat-malaikat membebaskan rasul-rasul dari penjara. Penghakiman rasul
membawa kematian atau konsekuensi lainya.
Pokok yang penting tidak sebanyak mujizat-mujizat itu sendiri, sebagaimana itu
semua digambarkan. Kuasa Yesus diekspresikan melalui utusan-utusan yang diurapi-Nya
untuk menerangkan bahwa Dia bangkit dan hidup. Kuasa-kuasa yang memusuhi utusan-
utusanNya menemui kekalahannya dan ajalnya oleh Yesus. Dia dapat membebaskan. Dengan
kata lain, keselamatan fisik menggambarkan keselamatan Rohani. Catatan dalam Kisah Para
Rasul 3:1-4:21 menjelaskan hubungan ini ketika Patrus beraih pembicaraan dari
penyembuhan fisik kepada pernyataan keselamatan Rohani. Apa yang dilakukan oleh Yesus
dan Para Rasul menunjukan apa yang sedang dilakukan Allah. Pesan harapan yang mereka
sampaikan dalam injil itu benar.
ASPEK OBJEKTIF KESELAMATAN
Kata-kata untuk keselamatan. Beberapa kata ini dipakai dalam kitab Lukas dan Kisah
Para Rasul untuk membicarakan tentang keselamatan. Cara terbaik untuk menyelidiki tema
ini ialah melihat kelompok kata keselamatan: soter, sozo, soterion, dan soteria. Istilah
juruselamat (soter) telah dibicarakan dlaam bagian tentang Kristus. Kata ini digunakan
sebanyak tiga kali untuk Kristus (Luk.2:!1; Kis5:31; 13:23), dan sekali untuk Allah (Luk.
1:47).
Kata kerja “menyelamatkan” (sozo) berarti membebaskan dari malapetaka. Banyak
mujizat menggambarkan konsep ini. Ketika Yesus menyembuhkan orang yang tangannya
lumpuh sebelah, Dia bertanya kepada orang-orang farisi dan para ahli taurat apakah
14. diperbolehkan pada hari sabat “berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa atau
membinasakannya?” (Luk. 6:9). Bagi Yesus, jawabannya ialah menyelamatkan nyawa, yang
digambarkan dalam kesembuhan fisik. Hal yang sama berlaku padaorang yang dirasuk setan
(8:36), eanita yang mengalami pendarahan (ay.48), anak perempuan Yairus (ay.50) mujizat-
mujizat ini menunjukan kuasa dan otoritas Allah.
Perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus diselamatkan karena sikapnya yang
dinyatakan melalui tindakannya (7:50). Dalam perumpamaan tentang penabur (8:4-15),
Yesus menjelaskan bahwa menolak firman Allah, yang Dia maksudkan sebagai pesan
kerajaan Allah (ay.10) membuat hilangnya keselamatan (ay.12). untuk menyelamatkan
nyawa seseorang, seseorang harus kehilangan nyawanya (9:24). Mereka yang menyerahkan
hidup mereka ditangan-Nya dapat diselamatkan. Mendengar ajaran Yesus, sebagian orang
menyimpulkan bahwa sedikit orang yang diselamatkan dan seorang pendengar juga
menanyakan hal ini (13:23). Dia menjawab bahwa masuknya melalui pintu yang sempit,
suatu penjelasan untuk merespons pesan itu menurut persyaratan Allah, dan bukan
persyaratan manusia. Yesus menambahkan bahwa banyak orang akan datang dan masuk dari
segala arah, artinya dari segala bangsa, tetapi sebagian orang berharap dapat duduk dimeja
perjamuan Bersama bapa-bapa leluhur dan nabi-nabi akan hilag kesempatan itu.
Perumpamaan lain bercerita tentang rumah-Nya yang harus penuh, juga menyiratkan bahwa
meski banyak orang menolak injil, tetapi banyak orang lain yang akan merespons. Inti dari
dua pernyataan itu ialah bahwa meskipun banyak orang Yahudi akan kehilangan janji yang
mereka harapkan kerena mereka tidak dapat merespons Yesus, namun tempat dimana berkat
Allah ada akan dipenuhi umat Allah.
Satu pertanyaan sserupa dari salah satu murid membicarakan tentang siapa yang bias
diselamatkan (18:26). Pertanyaan itu diajukan untuk merespons pernyataan Yesus bahwa
seorang kaya yang memasuki kerajaan Allah seperti seekor unta yang masuk melalui lubang
jarum (ay.25). Disini Yesus menyatakan bahwa apa yang mustahil bagi manusia mungkin
bagi Allah. Kemudian Petrus menyatakan murid-murid telah meninggalkan segala sesuatu
bagi Yesus. Selanjutnya, Yesus menjawab secara positif, menjelaskan bahwa upah besar akan
menjadi milik mereka, upah yang meliputi hidup kekal. Sekalipun Petrus berkata bahwa
murid telah meninggalkan “segala kepunyaan”, namun merekan, termasuk Petrus sendiri,
dalam beberapa hal gagal untuk menjadi murid yang “total”. Akan tetapi mereka pada
dasarnya mengandalkan Allah, sehingga Yesus merespons secara positif pada klaim bahwa
murud-murid telah meninggalkan segalanya. Murid-murid ini, dan orang-orang seperti
15. Zakeus, menjelaskan seperti apakah misi Yesus, yaitu, mencari dan menyelamatkan orang
yang terhilang.
Ada ironi dalam penggunaan terakhir dari kata kerja “menyelamatkan” dalam injil
Lukas. Ketika Yesus disalibkan, orang mengolok-olok Dia, menyuruh-Nya untuk
menyelamatkan diri-Nya sendiri. Kematian Yesus memang menjadi dasar bagi Dia untuk
menyelamatkan manusia berdosa. Dia melakukan apa yang menurut olok-olok mereka Dia
tidak lakukan!
Dalam Kisah Para Rasul, pemakaian istilah untuk keselamatan fisik muncul dalam
27:20, 31 (dan mungkin 16:30). Sebagian besar merupakan gambaran singkat yang muncul
Bersama dengan Tindakan penyembuhan atau pewartaan Firman(2:47; “tidak ada nama
lain…… yang olehnya kita diselamatkan”). Dalam khotbahnya pada hari pentakosta, Petrus
berkata kepada mereka yang berseru “kepada nama Tuhan akan diselamatkan” (2:21), suatu
kutipan dari Yoel 2:32 (bdg. Roma 10:13). Petrus menjelaskan bahwaTuhan patut diseur oleh
orang adalah Yesus (Kis. 2:36). Dia menyelamatkan dengan memberi pengampunan,
meluputkan dari murka, dan memberikan Roh kudus (ay.38-40).
Ringkasan penting lain muncul dalam Kisah Para Rasul 16:30-31. Kepala penjara
Filipi bingung dengan keadaan dirinya, lalu bertanya apa yang harus dia lakukan agar
selamat. Mungkin yang dia maksudkan adalah bagaimana kehidupan fisik bisa selamat.
Paulus menjawab dengan berbicara tentang kehidupan Rohani dan mengajak beriman kepada
Tuhan Yesus Kristus (ay.31). akhirnya, kehidupan diperoleh melalui Dia, jadi Paulus
menjawab suatu pertanyaan yang lebih mendasar dari pada yang diajukan oleh kepala penjara
itu.