thats articel describe about lung cancer . in indonesia and other country. how the illnes gone in someone body. stay health and fresh.
makalah ini menceritakan bagaimana terjadinya kanker paru paru, gejala nya dan pendeteksian hingga pengobatan penyakit kanker paru paru
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...dwelst
Stroke adalah sindroma klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal maupun global dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa ada penyebab lain yang jelas selain kelainan vascular (WHO, 2006).
Stroke is a clinical syndrome that develops rapidly due to focal and global brain disorders with symptoms that last for 24 hours or more and can cause death without other obvious causes other than vascular abnormalities (WHO, 2006).
thats articel describe about lung cancer . in indonesia and other country. how the illnes gone in someone body. stay health and fresh.
makalah ini menceritakan bagaimana terjadinya kanker paru paru, gejala nya dan pendeteksian hingga pengobatan penyakit kanker paru paru
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...dwelst
Stroke adalah sindroma klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal maupun global dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa ada penyebab lain yang jelas selain kelainan vascular (WHO, 2006).
Stroke is a clinical syndrome that develops rapidly due to focal and global brain disorders with symptoms that last for 24 hours or more and can cause death without other obvious causes other than vascular abnormalities (WHO, 2006).
2. Nama kelompok:
1. Achmad Ilyas N. Z. Z_152111913047
3. Putri Auliya V_152111913008
4. Ryzoma Luqman T_152111913098
2. Sabrina Aisa P. _152111913085
3. Latar Belakang
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, di samping tumor spinal dan
tumor saraf perifer. Tumor otak dapat berupa tumor yang sifatnya primer ataupun yang merupakan
metastasis dari tumor pada organ lainnya. Metastasis otak berkembang paling sering pada orang
dengan kanker paru-paru, kanker payudara, dan melanoma, tetapi juga dengan jenis kanker lainnya,
Menurut International Agency for Research on Cancer, lebih dari 126.000 orang di dunia setiap
tahunnya mengidap penyakit tumor otak dan lebih dari 97.000 orang meninggal dunia. Insidensi
tumor otak di Amerika Serikat adalah 21,42/100.000 penduduk per tahun dengan insidensi tumor
ganas 7,25/ 100.000 penduduk per tahun Penatalaksanaan tumor otak metastasis hingga saat ini
masih terus menjadi tantangan karena asal metastasis otak yang sangat beragam dan waktu survival
yang relatif singkat.
4. DEFINISI
Tumor otak merupakan salah satu penyakit dengan resiko tinggi karena otak
merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting. Adanya massa atau
neoplasma pada jaringan otak akan berdampak pada jaringan otak sendiri
secara lokal dan dampak secara umum. Secara lokal efeknya berupa
infiltrasi, invasi dan pengrusakan jaringan otak secara langsung akan
menekan struktur saraf sehingga terjadi degenerasi dan gangguan sirkulasi
darah (Irianto, 2015)
5. Faktor risiko terjadinya tumor otak:
1. Paparan radiasi
2. Obesitas
3. Genetika
4. Infeksi Virus HIV/AIDS
5. Riwayat kanker
6. Kebiasaan merokok
7. Lingkungan dengan pencemaran tinggi
8. Usia
Faktor Risiko
6. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti terjadinya tumor otak belum diketahui
tetapi ada beberapa faktor etiologic yang diduga. berperan
dalam timbulnya suatu tumor, antara lain: bawaan, bangunan
embrional yang tertinggal, radiasi, virus serta zat-zat
karsinogen.
7. ETIOLOGI
Pertumbuhan tumor pada salah satu bagian otak akan menekan dan
merusak jaringan otak, memindahkan cairan cerebrospinal dan
darah sehingga terjadi peninggian tekanan intrakranial.. Peninggian
tekanan Intrakranial dan tekanan peroptic mengganggu transport
axon di nervus optic dan aliran vena dari ujung nervus optic dan
retine yang menyebabkan timbul papiledema. Peninggian tekanan
intrakranial pada kompartmen otak akan menyebabkan terjadinya
proses desak ruang dengan segala manifestasi klinisnya
8. Patofisiologi
Menurut Desen (2013) tumor otak menyebabkan gangguan
neurologik yang disebabkan oleh gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan
klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya disebabkan oleh 2 faktor
gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan
fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi
langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron
(Chamberlain, 2012).
9. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis peningkatan tekanan intrakranial meliputi: sakit kepala, muntah perubahan
kepribadian, iritabel, ngantuk, depresi , kaku kuduk dan gejala lain tergantung ada bagian mana
tumor ditemukan
Manifestasi tumor otak di serebrum meliputi: kejang, gangguan penglihatan, gangguan
bicara, kelumpuhan anggota gerak, bingung, gangguan kepribadian dan gejala tekanan intrakranial
lainnya
Manifestasi klinis tumor batang otak: kejang, gangguan hormonal, penekanan padainfundibulum
menyebabkan diabetes insipidus.
Manifestasi klinis tumor di serebellum meliputi: Muntah, sakit kepala, gangguan
koordinasi gerakan, gangguan berjalan (ataksia)
10. PENATALAKSANAAN
Rontgen foto (X-ray) kepala lebih banyak sebagai screening test, jika
ada tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat
indikasi perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Angiografi suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke
dalam pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran
darah (vaskularisasi) otak.
CT-Scan kepala dapat memberikan informasi tentang lokasi tumor
Chemotherapy Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah
menyebar dalam aliran darah.
11. KESIMPULAN
Tumor otak merupakan suatu penyakit neurology non traumatic yang dapat disertai
baik gejala neurology maupun gejala gangguan psikiatri. Tumor otak berdasarkan
lokasi, ukuran dan pertumbuhan tumor secara langsung atau tidak langsung dapat
menyebabkan perubahan perilaku. Penanganan dapat dilakukan dengan tindakan baik
operatif maupun tindakan non operatif meliputi pengobatan simtomatik baik
terhadap gejala gangguan neurology maupun gejala gangguan psikiatri.