SlideShare a Scribd company logo
TUGAS
Praktikum komputer
dan
Administrasi perpajakan

BUKTI PEMBAYARAN

Oleh

JELYTA EKA PUTRI
1201134921

ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
PENDAHULUAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantisa memberkati saya dalam
menyelesaikan paper ini, sehingga saya bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya. saya
juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberi bantuan dan dukungan
kepada saya dalam menyusun dan menyelesaikan paper ini, khususnya terima kasih kepada
ibuk sebagai dosen mata kuliah aplikasi komputer dan perpajakan yang membimbing dan
mengarahkan saya dalam membuat dan menyelesaikan paper ini..
Saya membuat paper ini, bertujuan untuk menjelaskan bukti pembayaran Karena melihat
begitu pentingnya bukti pembayaran saat ini pada sekarang ini.Oleh karena itu saya
membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan paper selanjutnya. Saya
berharap paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dibidang pratikum komputer
dan perpajakan.

Pekanbaru, oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Pendahuluan.........................................................................................!
Daftar isi...............................................................................................!!
Pembahasan
A.Pengertian perpajakan......................................................................1
B.PPN sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri....................1
C.PPN sebagai pajak tidak langsung.....................................................2
D.Penetapan dan ketetapan pajak.......................................................2
E.Pembayaran dan pelaporan pajak....................................................8
BUKTI PEMBAYARAN

A.Pengertian pajak
subjek pajak dalam pengertian pajak objektif adalah konsumen yaitu selaku
pihak yang memikul beban pajak. Dalam pajak objektif kondisi subjektif konsumen
tidak dipertimbangkan untuk menentukan suatu peristiwa hukum terutang atau
diwajibkan membayar pajak. Siapapun konsumennya sepanjang peristiwa hukum
tersebut merupakan objek pajak maka terhadap konsumen tersebut diwajibkan
membayar pajak yang sama.
Hal ini berbeda dengan pajak subjektif, seperti pajak penghasilan (PPh), yang
kondisi subjektif pihak yang memikul beban pajak menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan pajak terutang. Contohnya, tarif PPh bagi Orang Pribadi (OP) berbeda
dengan PPh bagi Badan. Demikian pula Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) OP yang
menikah dan memiliki tanggungan anak berbeda dengan OP yang belum menikah.

B. PPN Sebagai Pajak atas Konsumsi Umum Dalam Negeri
Di samping sebagai pajak objektif, PPN di Indonesia termasuk dalam kategori
pajak atas konsumsi. Ditinjau dari hukum perpajakan, pajak atas konsumsi adalah pajak
yang timbul akibat suatu peristiwa hukum yang menjadi beban konsumen baik secara
yuridis maupun ekonomis. Maksudnya, yang dikenai pajak adalah barang-barang atau
jasa yang dikonsumsi, bukan barang-barang dalam proses produksi, dan ditujukan pada
konsumen akhir. Selama barang-barang itu masih dalam siklus produksi atau distribusi,
pengenaan PPN pada area itu bersifat sementara yang dapat dibebankan kepada
pembeli berikutnya, melalui mekanisme pengkreditan pajak masukan. Dalam
penjelasan atas Undang-undang PPN, ditegaskan bahwa PPN adalah pajak atas
konsumsi barang dan jasa di dalam daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat
pada setiap jalur produksi dan distribusi.

C. PPN Sebagai Pajak Tidak Langsung
Selanjutnya, selain sebagai pajak objektif dan pajak atas konsumsi, PPN juga
termasuk Pajak Tidak Langsung. Sebagai Pajak Tidak Langsung, beban pembayaran
pajaknya dipikul oleh konsumen, namun penanggung jawab atas penyetoran PPN ke
Kas Negara dibebankan kepada penjual. Dengan kata lain dalam mekanisme
pemungutan PPN, pemikul beban pembayaran PPN dan penanggungjawab penyetoran
PPN ke Kas Negara adalah pihak yang berbeda. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh
penjual, digunakan sebagai bukti pungutan atas PPN terutang, ketika menjual Barang
Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) kepada pembeli atau penerima BKP atau
JKP. Selanjutnya penjual wajib menyetorkan setiap PPN yang dipungut dalam setiap
Masa Pajak ke Kas Negara. Sedangkan kewajiban pembeli adalah membayar PPN
terutang yang tercantum dalam faktur pajak kepada penjual. Faktur pajak itu bagi
pembeli adalah bukti pembayaran pajak. Hal ini beda dengan mekanisme penarikan
Pajak Langsung seperti PPh, dimana orang pribadi atau badan sebagai pemikul beban
pembayaran pajak juga dibebani tanggung jawab atas penyetorannya ke Kas Negara
Saat ini, PPN memiliki peranan yang strategis dan signifikan dalam porsi
penerimaan negara dari sektor perpajakan. Penerimaan PPN pada tahun 2010 adalah
sebesar Rp.230,605 triliun, naik menjadi Rp.298,441 triliun pada tahun 2011, dan
ditargetkan menjadi Rp.350,343 triliun di tahun 2012 ini, atau 34% dari total target
penerimaan pajak tahun 2012 sebesar Rp.1.019,333 triliun. Pemerintah terus berupaya
mencegah kebocoran penerimaan pajak dari sektor PPN, diantaranya dengan
menerbitkan aturan regisrasi ulang pengusaha pajak (PKP) di tahun 2012 ini.
Kebijakan ini diarahkan untuk mencegah penerbitan faktur pajak yang tidak sesuai
dengan transaksi yang sebenarnya oleh PKP yang tidak bertanggungjawab. Hingga saat
ini, Ditjen Pajak telah mencabut status pengukuhan PKP terhadap 202.132 perusahaan.
Dengan kebijakan tersebut, diharapkan masyarakat lebih sadar, peduli serta
mendukung target penerimaan pajak demi kelangsungan pembangunan nasional dan
penyelenggaraan negara. Bangga bayar Pajak!

D. Penetapan dan ketetapan pajak
FUNGSI KETETAPAN PAJAK 1. Koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut
SPT Wajib Pajak 2. Sarana untuk mengenakan sanksi 3. Sarana untuk menagih pajak 4.
Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar 5. Sarana untuk
memberitahukan jumlah pajak yang terutang.
 JENIS KETETAPAN PAJAK 1. Surat Tagihan Pajak (STP) 2. Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) 3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) 4.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) 5. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) 6.
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
 Surat Tagihan Pajak (STP) • Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. • Dirjen Pajak menerbitkan STP
apabila terjadi hal-hal berikut : 1. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar 2.
Terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung
3. WP dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga 4. Pengusaha yang
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), tetapi tidak membuat faktur pajak
atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu, dsb.
 Surat Tagihan Pajak (STP) lanjutan… 5. Pengusaha yang telahdikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap 6. PKP
melaporkan faktur pajak tdk sesuai dgn masa penerbitan faktur pajak 7. PKP gagal
produksi dan telah diberikan pengembalian Pajak MENURUT AJARAN FORMAL
Menurut ajaran formal utang pajak timbul karena adanya surat ketetapan pajak yang
dikeluarkan oleh fiskus. Jadi, seseorang baru diketahui mempunyai utang pajak saat
fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas namanya serta besarnya pajak yang
terutang.
Surat Tagihan Pajak (STP) lanjutan… Contoh pajak yang masih menganut ajaran formal
adalah Pajak Bumi dan Bangunan, karena utang pajak yang timbul jika ada penetapan
dari fiskus berupa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SANKSI ADMINISTRASI 1. WP
yang PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar akibat salah tulis dan atau
salah hitung, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan sejak terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak 2. PKP terlambat atau tidak membuat, dan tidak mengisi faktur
pajak secara lengkap didenda
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besanya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus
dibayar. Dirjen Pajak menerbitkan SKPKB apabila terjadi hal-hal berikut : 1. Berdasar
hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar 2.
Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan
setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran
(SKPKB) lanjutan… 3. Berdasar hasil pemeriksaan mengenai PPN dan PPnBM ternyata
tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan
tarif 0% (nol persen) 4. Apabila kewajiban pembukuan dan pemeriksaan tidak
dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang SANKSI
ADMINISTRASI • Denda bunga 2% per bulan maksimal 12 bulan max 12 bulan,
kenaikan 50% untuk PPh yang tidak/kurang dibayar dan 100% untuk PPh yang
dipotong oleh orang atau badan lain serta PPN dan PPnBM • Sanksi bunga 48% jika WP
terbukti bertindak pidana di bidang perpajakan
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) • Adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan tambahan atas jumlah yang telah ditetapkan. SKPKBT
merupakan koreksi terhadap SKPKB, dapat diterbitkan jika ada data baru dan lebih dari
satu kali serta jika sudah pernah diterbitkan SKPKB, SKPLB, SKPN. • Dirjen Pajak
menerbitkan SKPKBT dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak. SANKSI ADMINISTRASI
1. Jumlah kekurangan pajak ditambah sanksi kenaikan 100% dari jumlah kekurangan
tersebut
 (SKPKBT) lanjutan… 2. Kenaikan 100% dari kekurangan pajak tersebut tidak
dikenakan apabila SKPKBT diterbitkan berdasar keterangan tertulis dari WP atas
kehendak sendiri namun belum dilakukan pemeriksaan SKPKBT diterbitkan karena 1.
SKPKB yang telah ditetapkan lebih rendah dari yang sebenarnya 2. Proses
pengembalian SKPLB yang seharusnya tidak dilakukan 3. Pajak terutang dalam SKPN
yang ditetapkan lebih rendah
 Surat Keteta Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalah surat ketetapan pajak yang
pan
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar daripada pajak yang terutang atau tdk seharusnya terutang. Dirjen Pajak
menerbitkan SKPLB bila : 1. Telah dilakukan pemeriksaan atas jumlah kredit pajak atau
jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang 2. Telah meneliti
kebenaran pembayaran pajak berdasar permohonan WP dan apabila terdapat
pembayaran yang seharusnya tidak terutang 3. SKPLB dapat diterbitkan lagi bila pajak
yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak yang
telah ditetapkan berdasar pemeriksaan dan atau data baru
(SKPLB) lanjutan… Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak 1. WP (kecuali yang
melakukan tindak pidana perpajakan) menerbitkan permohonan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dan SKP paling lama 12 bulan sejak surat
permohonan diterima secara lengkap. 2. Bila lebih dari 12 bulan Dirjen Pajak tidak
memberi suatu keputusan, maka permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak dianggap dikabulkan dan paling lama 1 bulan setelah jangka waktu tersebut
berakhir
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak. Dirjen Pajak menerbitkan SKPN apabila : 1. Jumlah
kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang
atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) • Adalah surat keputusan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan mengenai pajak terutang yang harus dibayar
dalam satu tahun pajak. • SPPT diterbitkan berdasarkan SPOP • Pelunasan paling
lambat 6 bulan sejak diterimanya SPPT oleh WP. Jika terlambat dikenakan sanksi 2%
perbulan maksimal 24 bulan
 PEMBETULAN SURAT KETETAPAN PAJAK Antara lain sebagai berikut : 1. Atas
permohonan WP atau karena jabatannya, yang dalam penerbitan Surat Ketetapan dan
lainnya terdapat kesalahan tulis, salah hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan
tertentu dalam peraturan perundangan perpajakan 2. Dirjend Pajak harus memberi
keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan WP paling lama 6 bulan.
Apabila lebih dari batas waktu tsb tidak ada keputusan, permohonan pembetulan
dianggap dikabulkan 3. Dirjend Pajak wajib memberikan keterangan tertulis tentang hal
yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP, bila
diminta oleh WP
PELUNASAN PAJAK Ketentuan-ketentuan pelunasan pajak adalah sebagai berikut : 1.
Sebagian Ketetapan Pajak, dsb yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak; 2. Apabila dasar penagihan
pajak diatas pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah
pajak yang tidak atau atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi 2% per bulan
untuk seluruh masa; 3. WP diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran
pajak juga dikenai sanksi administrasi bunga 2% per bulan dari jumlah pajak yang
masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan; 4. Penagihan pajak dengan
Surat Paksa dilaksanakan sesuai dg ketentuan peraturan perundangan perpajakan; dsb
HAK MENDAHULU Hal-hal yang berkaitan dengan hak mendahulu adalah sebagai
berikut : 1. Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang
milik penanggung pajak 2. Ketentuan tentang hak mendahulu meliputi pokok pajak,
sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak; kecuali
terhadap : a) Biaya perkara karena suatu penghukuman untuk melelang barang
bergerak maupun tidak bergerak b) Biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang yg dimaksud c) Biaya perkara karena pelelangan dan penyelesaian suatu
warisan 3. Dsb
DALUWARSA • Hak penagihan pajak daluwarsa apabila setelah melampaui waktu 5
tahun terhitung sejak penerbitan Surat Ketetapan, Keberatan, Banding, dan Putusan
Peninjauan Kembali • Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila : 1. Diterbitkan
surat paksa 2. Ada pengakuan utang dari WP baik langsung maupun tidak 3. Diterbitkan
SKPKB atau SKPKBT 4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
 GUGATAN Gugatan WP hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak terhadap
hal-hal berikut : 1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
atau Pengumuman Lelang 2. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak 3.
Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain putusan
keberatan 4. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam
ketentuan peraturan perundangan perpajakan

E.Pembayaran dan pelaporan pajak
Sesuai sistem self assessment, WP harus menghitung, memperhitungkan, dan
melaporkan sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak •
Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan
untuk pelaporan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT). SSP dan SPT tersebut akan
dibahas dalam bab ini
 A. Surat Setoran Pajak (SSP) • Pengertian Adalah surat yang oleh WP digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara
melalui Kantor Pos dan atau bank BUMN atau BUMD atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Menkeu • Fungsi SSP merupakan formulir yang digunakan sebagai sarana untuk
membayar pajak dan merupakan bukti pembayaran pajak
 Surat Setoran Pajak (SSP) lanjutan.. • Batas Waktu Pembayaran : 1. 15 hari setelah
terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak 2. Bagi WP usaha kecil dan WP di
daerah tertentu, pelunasan tagihan pajak diperpanjang 2 bulan setelah mendapat
jangka waktu pelunasan 1 bulan sejak tanggal diterbitkannya SKP; dsb • Pengangsuran
atau Penundaan Pembayaran Pajak 1. WP mengajukan permohonan tertulis atas SKP,
Pembetulan, Keberatan dan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yg terutang
bertambah 2. Permohonan tertulis apabila WP mengalami kesulitan likuiditas atau
keadaan diluar kekuasaannya yang menyebabkan tidak dapat memenuhi kewajiban
pajak pada waktunya
 Surat Setoran Pajak (SSP) lanjutan.. • Jenis
-jenis Surat Setoran Pajak (SSP) : 1. SSP
Standar 2. SSP Khusus • Ketentuan SSP Standar maupun Khusus Satu SSP Standar
maupun Khusus hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak dan untuk
satu masa pajak atau satu tahun pajak
 a) Surat Setoran Pajak (SSP) Standar • Adalah s
urat yang oleh WP digunakan atau
berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dan
digunakan sebagai bukti pembayaran • SSP Standar digunakan untuk pembayaran
semua jenis pajak, baik yang bersifat final maupun bukan final, kecuali Setoran PBB dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan • SSP Standar dibuat dalam rangkap 5,
antara lain untuk arsip WP, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara, dilaporkan WP ke KPP, arsip Kantor Penerima
Pembayaran, arsip Wajib Pungut atau pihak lain sesuai ketentuan perundangan
perpajakan
 b) Surat Setoran Pajak (SSP) Khusus • Adalah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak terutang yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran yang telah mengadakan
kerja sama MP3 dengan Dirjen Pajak, dan dengan menggunakan mesin transaksi dan
atau alat lain yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Pajak
• Fungsi SSP Khusus sama dengan SSP Standar dalam administrasi perpajakan • SSP
Khusus hanya dapat digunakan untuk pembayaran pajak oleh WP yang telah memiliki
NPWP
 B. Surat Pemberitahuan (SPT) • Pengertian Adalah surat yang oleh WP digunakan
untuk melaporkan penghutungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau
bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan
perundangan • Fungsi Sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak (PPN dan PPnBM bagi PKP; dan
pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya bagi Pemotong atau Pemungut
Pajak) yang sebenarnya terutang
 • Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) 1) SPT Masa SPT Masa PPh (Pasal 4 ayat 2, 15, 21
23, dan 25-26), PPN, PPN (bagi Pemungut, PKP Pedagang Eceran), dan SPT Masa
PPnBM 2) SPT Tahunan SPT Tahunan PPh WP Pribadi dan WP Badan, PPh WP Badan
yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$
• Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) a) Menyampaikan langsung ke Kantor
Pelayanan Pajak b) Melalui Kantor Pos c) Melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir yg
ditunjuk oleh Dirjend Pajak
 • Ketentuan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) 1) WP mengisi dan
menyampaikan SPT dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya (WP Badan
harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi) 2) WP menunjuk seorang kuasa
dengan surat kuasa (harus dilampirkan pada SPT) khusus untuk mengisi dan
menandatangani SPT 3) SPT yang disampaikan langsung oleh WP ke kantor Dirjend
Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang ditunjuk dan WP diberi bukti
peneri maan 4) Penyampaian SPT dapat dikirim melalui pos dengan tanda bukti
pengiriman surat atau dengan cara lain berdasar peraturan menkeu; dsb

F.Surat pemberitahuan dan bukti pembayaran pajak
A. Pengertian Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau
bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan.

Terdapat dua macam SPT yaitu :
1. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
2. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak.
B. Pengisian dan Penyampaian SPT
1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan
jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib
menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang
diizinkan.
C. Fungsi SPT
1. Wajib Pajak PPh
Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
tentang :
a. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak;
b. penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;
c. harta dan kewajiban;
d. pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa
Pajak.

2. Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Pemotong/ Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
D. Tempat pengambilan SPT
Setiap WP harus mengambil sendiri formulir SPT di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Kantor
Wilayah DJP, Kantor Pusat DJP, atau dapat diunduh di situs DJP (www.pajak.go.id) atau
mencetak/ menggandakan/ fotokopi dengan bentuk dan isi yang sama dengan aslinya.
E. Ketentuan Tentang Pengisian SPT
SPT wajib diisi secara benar, lengkap, jelas dan harus ditandatangani. Dalam hal
SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan WP, harus dilampiri surat kuasa
khusus. Untuk Wajib Pajak Badan, SPT harus ditandatangani oleh pengurus/direksi.
F. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT
1. Penyampaian SPT oleh WP dapat dilakukan :
a. Secara langsung ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang ditentukan (Drop Box,
Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling);
b. Melalui pos dengan pengiriman surat atau;
c. Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir
dengan bukti pengiriman surat atau e-Filing melalui penyedia jasa aplikasi atau
ASP (Application Service Provider);
d. Untuk SPT PPh Wajib Pajak Orang Pribadi dengan menggunakan formulir
1770S atau 1770SS, dapat menggunakan aplikasi pada situs DJP
(www.pajak.go.id) berupa aplikasi e-Filing (efiling.pajak.go.id).

2. Bukti penerimaan SPT untuk yang disampaikan :
a. secara langsung adalah tanda penerimaan surat;
b. e-Filing melalui ASP atau situs DJP adalah bukti penerimaan elektronik;
c. Pos dengan bukti pengiriman surat adalah bukti pengiriman surat; dan
d. Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan adalah tanda penerimaan
surat.

3. Batas waktu penyampaian :
a. SPT Masa, paling lama dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak, kecuali untuk
SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai yaitu secara mingguan paling lama pada hari kerja terakhir
minggu berikutnya, dan SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut
oleh Bendahara paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir. Untuk WP
dengan kriteria tertentu yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT
Masa, paling lama 20 hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir.
b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3
(tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak, sedangkan untuk SPT Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun
Pajak.
G. Penyampaian SPT melalui Elektronik (e-Filing)
Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (eFilling) melalui perusahaan ASP yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Wajib Pajak
yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filling), wajib
menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang memuat tanda tangan basah dan Surat
Setoran Pajak (bila ada) serta bukti penerimaan secara elektronik ke Kantor Pelayanan
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar melalui Kantor Pos secara tercatat atau disampaikan
langsung, paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat
Pemberitahuan secara elektronik.

Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 (dua
puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu. Surat Pemberitahuan yang
disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.
H. Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT Tahunan
Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan karena
luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan,
atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaian
danmemerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah ditentukan, Wajib Pajak dapat
memperpanjang penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan dengan
caramenyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya
denganpemberitahuan secara elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak.

Pemberitahuan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan
harus disertai dengan penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu)
Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran
pajak yang terutang, dan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian berakhir.
I. Sanksi Tidak Atau Terlambat Menyampaikan SPT
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu
yang ditentukan, dikenakan sanksi administrasi berupa denda :
1. SPT Tahunan PPh orang pribadi Rp 100 ribu;
2. SPT Tahunan PPh badan Rp 1 juta;
3. SPT Masa PPN Rp 500 ribu;
4. SPT Masa Lainnya Rp 100 ribu.

Pengenaan sanksi administrasi berupa denda tersebut tidak dilakukan terhadap :
1. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;
2. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas;
3. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang
tidak tinggal lagi di Indonesia;
4. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;
5. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
7. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan; atau
8. Wajib Pajak lain yaitu Wajib Pajak yang dalam keadaan antara lain : kerusuhan
massal, kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme, perang antar suku atau
kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau perpajakan.

Bagi Wajib Pajak yang alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT
tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara yang
dilakukan pertama kali tidak dikenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari pajak yang kurang dibayar.

Sanksi pidana juga dikenakan terhadap setiap orang karena kealpaannya tidak
menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan
perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali,
didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling
lama 1 (satu) tahun.

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan
SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam)
tahun dan denda paling sedikit2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4(empat) kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar.
J. Pembetulan SPT
1. WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang
telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur
Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, kecuali untuk SPT Rugi atau
SPT Lebih Bayar paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa, sepanjang belum dilakukan
pemeriksaan.Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah
pajakyang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan
berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan.
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa
yangmengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang
kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

2. Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak, terhadap
ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan,
apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran
perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah
pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.

3. Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat
Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan
kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan
yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar.
K. Batas Waktu Pembayaran Pajak
1. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran
pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak,
paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak.
2. Batas waktu pembayaran untuk kekurangan pembayaran pajak berdasarkan SPT
Tahunan paling lama sebelum SPT disampaikan.
L. Sanksi Keterlambatan Pembayaran Pajak
Atas keterlambatan pembayaran pajak, dikenakan sanksi denda administrasi bunga 2%
(dua persen) sebulan dari pajak terutang dihitung dari jatuh tempo pembay
Daftar isi
http://www.pajak.go.id/content/e-billing-layanan-pembayaran-pajak-elektronik
http://www.slideshare.net/hasanawahwahwah/9-penetapan-ketetapan-pembayaranpelaporan-pajak
http://www.pajak.net/blog/search/contoh-bukti-pembayaran-pajak-ssp/

More Related Content

What's hot

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAKNOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAKNikosimanjuntak
 
Tugas perpajakan
Tugas perpajakanTugas perpajakan
Tugas perpajakandian145
 
Paper administrasi perpajakan & praktikum komputer
Paper administrasi perpajakan & praktikum komputerPaper administrasi perpajakan & praktikum komputer
Paper administrasi perpajakan & praktikum komputer
5888243
 
Paper Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan
Paper Pengelolaan Surat Pemberitahuan TahunanPaper Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan
Paper Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunanwryand
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakedladianti
 
Pembayaran dan pelaporan
Pembayaran dan pelaporanPembayaran dan pelaporan
Pembayaran dan pelaporan
Imam Mukayan
 
Moina tugas praktikum komp&prpajakan
Moina tugas praktikum komp&prpajakanMoina tugas praktikum komp&prpajakan
Moina tugas praktikum komp&prpajakanMoinaelfridabt
 
Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...
Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...
Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...Yelddy Smockel
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakanErwin Syah
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Algamarputra
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPAriza Ekky
 
surat pemberitahuan tahunan.
surat pemberitahuan tahunan.surat pemberitahuan tahunan.
surat pemberitahuan tahunan.
badiapurnamawanto
 
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajakSejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajakYanels Garsione
 
Nomor pokok wajib pajak
Nomor pokok wajib pajakNomor pokok wajib pajak
Nomor pokok wajib pajaknandafauziah
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajaknandafauziah
 

What's hot (19)

Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAKNOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
 
Tugas perpajakan
Tugas perpajakanTugas perpajakan
Tugas perpajakan
 
Paper administrasi perpajakan & praktikum komputer
Paper administrasi perpajakan & praktikum komputerPaper administrasi perpajakan & praktikum komputer
Paper administrasi perpajakan & praktikum komputer
 
Tugas perpajakan (dea)
Tugas perpajakan (dea)Tugas perpajakan (dea)
Tugas perpajakan (dea)
 
Paper Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan
Paper Pengelolaan Surat Pemberitahuan TahunanPaper Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan
Paper Pengelolaan Surat Pemberitahuan Tahunan
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
 
Pembayaran dan pelaporan
Pembayaran dan pelaporanPembayaran dan pelaporan
Pembayaran dan pelaporan
 
Moina tugas praktikum komp&prpajakan
Moina tugas praktikum komp&prpajakanMoina tugas praktikum komp&prpajakan
Moina tugas praktikum komp&prpajakan
 
Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...
Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...
Administrasi perpajakan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pengukuhan Pengusaha Kena...
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
surat pemberitahuan tahunan.
surat pemberitahuan tahunan.surat pemberitahuan tahunan.
surat pemberitahuan tahunan.
 
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajakSejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
Sejarah, tujuan dan fungsi, asas serta analisis kasus pajak
 
Nomor pokok wajib pajak
Nomor pokok wajib pajakNomor pokok wajib pajak
Nomor pokok wajib pajak
 
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajakNomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
Nomor pokok wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak
 

Viewers also liked

Palestra Professor Levy Corrêa
Palestra Professor Levy CorrêaPalestra Professor Levy Corrêa
Palestra Professor Levy Corrêa
Levy Corrêa
 
Optimization for complex discrete choice
Optimization for complex discrete choiceOptimization for complex discrete choice
Optimization for complex discrete choiceDawn Chia
 
Yemen
YemenYemen
Hoja de vida
Hoja de vida Hoja de vida
Hoja de vida
FRANKEGC
 
Historieta un viaje al átomo
Historieta un viaje al átomoHistorieta un viaje al átomo
Historieta un viaje al átomo
I.E.D TÉCNICO AGRICOLA
 
Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.
Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.
Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.shanitas13
 
Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013
Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013
Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013
IBM Sverige
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationAmbar Accardi
 
Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"
Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"
Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"
kir_ek
 
Elaboracion hoja de vida (autoguardado)
Elaboracion hoja de vida (autoguardado)Elaboracion hoja de vida (autoguardado)
Elaboracion hoja de vida (autoguardado)
damarismontoya1973
 
Autobiography (design day)
Autobiography (design day)Autobiography (design day)
Autobiography (design day)Harrison Epic
 
PREFASS Limousin - Séminaire 1516
PREFASS Limousin - Séminaire 1516PREFASS Limousin - Séminaire 1516
PREFASS Limousin - Séminaire 1516
vincent enrico
 
Actividades complementarias Grado 10 2015
Actividades complementarias Grado 10 2015Actividades complementarias Grado 10 2015
Actividades complementarias Grado 10 2015
Ing Harold Silva
 
Principles of Modern Landscaping Design
Principles of Modern Landscaping DesignPrinciples of Modern Landscaping Design
Principles of Modern Landscaping Design
Caliper Farms
 
Successful balance of innovation and risk in new ventures and mature companies
Successful balance of innovation and risk in new ventures and mature companiesSuccessful balance of innovation and risk in new ventures and mature companies
Successful balance of innovation and risk in new ventures and mature companiesDawn Chia
 
Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...
Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...
Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...
LinkedIn Talent Solutions
 

Viewers also liked (18)

Palestra Professor Levy Corrêa
Palestra Professor Levy CorrêaPalestra Professor Levy Corrêa
Palestra Professor Levy Corrêa
 
Optimization for complex discrete choice
Optimization for complex discrete choiceOptimization for complex discrete choice
Optimization for complex discrete choice
 
Yemen
YemenYemen
Yemen
 
Hoja de vida
Hoja de vida Hoja de vida
Hoja de vida
 
Historieta un viaje al átomo
Historieta un viaje al átomoHistorieta un viaje al átomo
Historieta un viaje al átomo
 
Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.
Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.
Joys of Parenting - Shanita S. & Theodore F.
 
Base de datos
Base de datosBase de datos
Base de datos
 
Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013
Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013
Alla skall bli mobila. Vad gör vi åt det? - IBM Smarter Business 2013
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"
Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"
Патриотическое воспитание обучающихся на занятиях в киностудии "Горизонт"
 
Elaboracion hoja de vida (autoguardado)
Elaboracion hoja de vida (autoguardado)Elaboracion hoja de vida (autoguardado)
Elaboracion hoja de vida (autoguardado)
 
Autobiography (design day)
Autobiography (design day)Autobiography (design day)
Autobiography (design day)
 
sck (4)
sck (4)sck (4)
sck (4)
 
PREFASS Limousin - Séminaire 1516
PREFASS Limousin - Séminaire 1516PREFASS Limousin - Séminaire 1516
PREFASS Limousin - Séminaire 1516
 
Actividades complementarias Grado 10 2015
Actividades complementarias Grado 10 2015Actividades complementarias Grado 10 2015
Actividades complementarias Grado 10 2015
 
Principles of Modern Landscaping Design
Principles of Modern Landscaping DesignPrinciples of Modern Landscaping Design
Principles of Modern Landscaping Design
 
Successful balance of innovation and risk in new ventures and mature companies
Successful balance of innovation and risk in new ventures and mature companiesSuccessful balance of innovation and risk in new ventures and mature companies
Successful balance of innovation and risk in new ventures and mature companies
 
Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...
Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...
Develop a Winning Talent Brand as a Company of Any Size | Talent Connect Lond...
 

Similar to Jel

“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
kevinmariofarmapangaribuan
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
Septian Muna Barakati
 
Pengelolaan SPT PPN
Pengelolaan SPT PPNPengelolaan SPT PPN
Pengelolaan SPT PPN
bertokristantopurba
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi Irvandevieaz
 
PAPER Adm perpajakan
PAPER Adm perpajakanPAPER Adm perpajakan
PAPER Adm perpajakan
aprizalputra25
 
Pengembalian Pajak
Pengembalian PajakPengembalian Pajak
Pengembalian Pajak
Shelly Armelia
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanThomi26
 
Materi setelah uts
Materi setelah utsMateri setelah uts
Materi setelah utszasunasu
 
Atik indah lestari sore
Atik indah lestari soreAtik indah lestari sore
Atik indah lestari soreIndah Mawarni
 
Paper administrasi perpajakan
Paper administrasi perpajakanPaper administrasi perpajakan
Paper administrasi perpajakan
fajri19
 
tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan sucifauziyah
 
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestariPraktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
dinalestari1995
 
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docx
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docxKetentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docx
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docx
Zukét Printing
 
Tugas perpajakan
Tugas perpajakanTugas perpajakan
Tugas perpajakanNoviaIslan
 
Tugas paper adm perpajakan
Tugas paper adm perpajakan Tugas paper adm perpajakan
Tugas paper adm perpajakan
anuarpranata
 

Similar to Jel (20)

“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Feby
FebyFeby
Feby
 
Vera helen simbolon
Vera helen simbolonVera helen simbolon
Vera helen simbolon
 
Pengelolaan SPT PPN
Pengelolaan SPT PPNPengelolaan SPT PPN
Pengelolaan SPT PPN
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi Irvan
 
Tgs pratikum
Tgs pratikumTgs pratikum
Tgs pratikum
 
PAPER Adm perpajakan
PAPER Adm perpajakanPAPER Adm perpajakan
PAPER Adm perpajakan
 
Pengembalian Pajak
Pengembalian PajakPengembalian Pajak
Pengembalian Pajak
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi Irvan
 
Materi setelah uts
Materi setelah utsMateri setelah uts
Materi setelah uts
 
Atik indah lestari sore
Atik indah lestari soreAtik indah lestari sore
Atik indah lestari sore
 
Paper administrasi perpajakan
Paper administrasi perpajakanPaper administrasi perpajakan
Paper administrasi perpajakan
 
tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan tugas praktikum komputer dan perpajakan
tugas praktikum komputer dan perpajakan
 
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestariPraktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
 
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docx
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docxKetentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docx
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia.docx
 
Tugas perpajakan
Tugas perpajakanTugas perpajakan
Tugas perpajakan
 
Tugas paper adm perpajakan
Tugas paper adm perpajakan Tugas paper adm perpajakan
Tugas paper adm perpajakan
 

Jel

  • 1. TUGAS Praktikum komputer dan Administrasi perpajakan BUKTI PEMBAYARAN Oleh JELYTA EKA PUTRI 1201134921 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
  • 2. PENDAHULUAN Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantisa memberkati saya dalam menyelesaikan paper ini, sehingga saya bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya. saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberi bantuan dan dukungan kepada saya dalam menyusun dan menyelesaikan paper ini, khususnya terima kasih kepada ibuk sebagai dosen mata kuliah aplikasi komputer dan perpajakan yang membimbing dan mengarahkan saya dalam membuat dan menyelesaikan paper ini.. Saya membuat paper ini, bertujuan untuk menjelaskan bukti pembayaran Karena melihat begitu pentingnya bukti pembayaran saat ini pada sekarang ini.Oleh karena itu saya membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan paper selanjutnya. Saya berharap paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dibidang pratikum komputer dan perpajakan. Pekanbaru, oktober 2013 Penulis DAFTAR ISI
  • 3. Pendahuluan.........................................................................................! Daftar isi...............................................................................................!! Pembahasan A.Pengertian perpajakan......................................................................1 B.PPN sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri....................1 C.PPN sebagai pajak tidak langsung.....................................................2 D.Penetapan dan ketetapan pajak.......................................................2 E.Pembayaran dan pelaporan pajak....................................................8
  • 4. BUKTI PEMBAYARAN A.Pengertian pajak subjek pajak dalam pengertian pajak objektif adalah konsumen yaitu selaku pihak yang memikul beban pajak. Dalam pajak objektif kondisi subjektif konsumen tidak dipertimbangkan untuk menentukan suatu peristiwa hukum terutang atau diwajibkan membayar pajak. Siapapun konsumennya sepanjang peristiwa hukum tersebut merupakan objek pajak maka terhadap konsumen tersebut diwajibkan membayar pajak yang sama. Hal ini berbeda dengan pajak subjektif, seperti pajak penghasilan (PPh), yang kondisi subjektif pihak yang memikul beban pajak menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pajak terutang. Contohnya, tarif PPh bagi Orang Pribadi (OP) berbeda dengan PPh bagi Badan. Demikian pula Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) OP yang menikah dan memiliki tanggungan anak berbeda dengan OP yang belum menikah. B. PPN Sebagai Pajak atas Konsumsi Umum Dalam Negeri Di samping sebagai pajak objektif, PPN di Indonesia termasuk dalam kategori pajak atas konsumsi. Ditinjau dari hukum perpajakan, pajak atas konsumsi adalah pajak yang timbul akibat suatu peristiwa hukum yang menjadi beban konsumen baik secara yuridis maupun ekonomis. Maksudnya, yang dikenai pajak adalah barang-barang atau jasa yang dikonsumsi, bukan barang-barang dalam proses produksi, dan ditujukan pada konsumen akhir. Selama barang-barang itu masih dalam siklus produksi atau distribusi, pengenaan PPN pada area itu bersifat sementara yang dapat dibebankan kepada pembeli berikutnya, melalui mekanisme pengkreditan pajak masukan. Dalam penjelasan atas Undang-undang PPN, ditegaskan bahwa PPN adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di dalam daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat pada setiap jalur produksi dan distribusi. C. PPN Sebagai Pajak Tidak Langsung
  • 5. Selanjutnya, selain sebagai pajak objektif dan pajak atas konsumsi, PPN juga termasuk Pajak Tidak Langsung. Sebagai Pajak Tidak Langsung, beban pembayaran pajaknya dipikul oleh konsumen, namun penanggung jawab atas penyetoran PPN ke Kas Negara dibebankan kepada penjual. Dengan kata lain dalam mekanisme pemungutan PPN, pemikul beban pembayaran PPN dan penanggungjawab penyetoran PPN ke Kas Negara adalah pihak yang berbeda. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh penjual, digunakan sebagai bukti pungutan atas PPN terutang, ketika menjual Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) kepada pembeli atau penerima BKP atau JKP. Selanjutnya penjual wajib menyetorkan setiap PPN yang dipungut dalam setiap Masa Pajak ke Kas Negara. Sedangkan kewajiban pembeli adalah membayar PPN terutang yang tercantum dalam faktur pajak kepada penjual. Faktur pajak itu bagi pembeli adalah bukti pembayaran pajak. Hal ini beda dengan mekanisme penarikan Pajak Langsung seperti PPh, dimana orang pribadi atau badan sebagai pemikul beban pembayaran pajak juga dibebani tanggung jawab atas penyetorannya ke Kas Negara Saat ini, PPN memiliki peranan yang strategis dan signifikan dalam porsi penerimaan negara dari sektor perpajakan. Penerimaan PPN pada tahun 2010 adalah sebesar Rp.230,605 triliun, naik menjadi Rp.298,441 triliun pada tahun 2011, dan ditargetkan menjadi Rp.350,343 triliun di tahun 2012 ini, atau 34% dari total target penerimaan pajak tahun 2012 sebesar Rp.1.019,333 triliun. Pemerintah terus berupaya mencegah kebocoran penerimaan pajak dari sektor PPN, diantaranya dengan menerbitkan aturan regisrasi ulang pengusaha pajak (PKP) di tahun 2012 ini. Kebijakan ini diarahkan untuk mencegah penerbitan faktur pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya oleh PKP yang tidak bertanggungjawab. Hingga saat ini, Ditjen Pajak telah mencabut status pengukuhan PKP terhadap 202.132 perusahaan. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan masyarakat lebih sadar, peduli serta mendukung target penerimaan pajak demi kelangsungan pembangunan nasional dan penyelenggaraan negara. Bangga bayar Pajak! D. Penetapan dan ketetapan pajak FUNGSI KETETAPAN PAJAK 1. Koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak 2. Sarana untuk mengenakan sanksi 3. Sarana untuk menagih pajak 4.
  • 6. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar 5. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.  JENIS KETETAPAN PAJAK 1. Surat Tagihan Pajak (STP) 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) 3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) 4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) 5. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) 6. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang  Surat Tagihan Pajak (STP) • Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. • Dirjen Pajak menerbitkan STP apabila terjadi hal-hal berikut : 1. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar 2. Terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung 3. WP dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga 4. Pengusaha yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu, dsb.  Surat Tagihan Pajak (STP) lanjutan… 5. Pengusaha yang telahdikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap 6. PKP melaporkan faktur pajak tdk sesuai dgn masa penerbitan faktur pajak 7. PKP gagal produksi dan telah diberikan pengembalian Pajak MENURUT AJARAN FORMAL Menurut ajaran formal utang pajak timbul karena adanya surat ketetapan pajak yang dikeluarkan oleh fiskus. Jadi, seseorang baru diketahui mempunyai utang pajak saat fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas namanya serta besarnya pajak yang terutang. Surat Tagihan Pajak (STP) lanjutan… Contoh pajak yang masih menganut ajaran formal adalah Pajak Bumi dan Bangunan, karena utang pajak yang timbul jika ada penetapan dari fiskus berupa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SANKSI ADMINISTRASI 1. WP
  • 7. yang PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar akibat salah tulis dan atau salah hitung, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak 2. PKP terlambat atau tidak membuat, dan tidak mengisi faktur pajak secara lengkap didenda Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besanya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar. Dirjen Pajak menerbitkan SKPKB apabila terjadi hal-hal berikut : 1. Berdasar hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar 2. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran (SKPKB) lanjutan… 3. Berdasar hasil pemeriksaan mengenai PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0% (nol persen) 4. Apabila kewajiban pembukuan dan pemeriksaan tidak dipenuhi, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang SANKSI ADMINISTRASI • Denda bunga 2% per bulan maksimal 12 bulan max 12 bulan, kenaikan 50% untuk PPh yang tidak/kurang dibayar dan 100% untuk PPh yang dipotong oleh orang atau badan lain serta PPN dan PPnBM • Sanksi bunga 48% jika WP terbukti bertindak pidana di bidang perpajakan  Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) • Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah yang telah ditetapkan. SKPKBT
  • 8. merupakan koreksi terhadap SKPKB, dapat diterbitkan jika ada data baru dan lebih dari satu kali serta jika sudah pernah diterbitkan SKPKB, SKPLB, SKPN. • Dirjen Pajak menerbitkan SKPKBT dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak. SANKSI ADMINISTRASI 1. Jumlah kekurangan pajak ditambah sanksi kenaikan 100% dari jumlah kekurangan tersebut  (SKPKBT) lanjutan… 2. Kenaikan 100% dari kekurangan pajak tersebut tidak dikenakan apabila SKPKBT diterbitkan berdasar keterangan tertulis dari WP atas kehendak sendiri namun belum dilakukan pemeriksaan SKPKBT diterbitkan karena 1. SKPKB yang telah ditetapkan lebih rendah dari yang sebenarnya 2. Proses pengembalian SKPLB yang seharusnya tidak dilakukan 3. Pajak terutang dalam SKPN yang ditetapkan lebih rendah  Surat Keteta Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalah surat ketetapan pajak yang pan menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tdk seharusnya terutang. Dirjen Pajak menerbitkan SKPLB bila : 1. Telah dilakukan pemeriksaan atas jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang 2. Telah meneliti kebenaran pembayaran pajak berdasar permohonan WP dan apabila terdapat pembayaran yang seharusnya tidak terutang 3. SKPLB dapat diterbitkan lagi bila pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak yang telah ditetapkan berdasar pemeriksaan dan atau data baru (SKPLB) lanjutan… Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak 1. WP (kecuali yang melakukan tindak pidana perpajakan) menerbitkan permohonan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dan SKP paling lama 12 bulan sejak surat
  • 9. permohonan diterima secara lengkap. 2. Bila lebih dari 12 bulan Dirjen Pajak tidak memberi suatu keputusan, maka permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan paling lama 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Dirjen Pajak menerbitkan SKPN apabila : 1. Jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) • Adalah surat keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam satu tahun pajak. • SPPT diterbitkan berdasarkan SPOP • Pelunasan paling lambat 6 bulan sejak diterimanya SPPT oleh WP. Jika terlambat dikenakan sanksi 2% perbulan maksimal 24 bulan  PEMBETULAN SURAT KETETAPAN PAJAK Antara lain sebagai berikut : 1. Atas permohonan WP atau karena jabatannya, yang dalam penerbitan Surat Ketetapan dan lainnya terdapat kesalahan tulis, salah hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundangan perpajakan 2. Dirjend Pajak harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan WP paling lama 6 bulan. Apabila lebih dari batas waktu tsb tidak ada keputusan, permohonan pembetulan dianggap dikabulkan 3. Dirjend Pajak wajib memberikan keterangan tertulis tentang hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP, bila diminta oleh WP
  • 10. PELUNASAN PAJAK Ketentuan-ketentuan pelunasan pajak adalah sebagai berikut : 1. Sebagian Ketetapan Pajak, dsb yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak; 2. Apabila dasar penagihan pajak diatas pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi 2% per bulan untuk seluruh masa; 3. WP diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga dikenai sanksi administrasi bunga 2% per bulan dari jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan; 4. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dg ketentuan peraturan perundangan perpajakan; dsb HAK MENDAHULU Hal-hal yang berkaitan dengan hak mendahulu adalah sebagai berikut : 1. Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik penanggung pajak 2. Ketentuan tentang hak mendahulu meliputi pokok pajak, sanksi administrasi berupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak; kecuali terhadap : a) Biaya perkara karena suatu penghukuman untuk melelang barang bergerak maupun tidak bergerak b) Biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yg dimaksud c) Biaya perkara karena pelelangan dan penyelesaian suatu warisan 3. Dsb DALUWARSA • Hak penagihan pajak daluwarsa apabila setelah melampaui waktu 5 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Ketetapan, Keberatan, Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali • Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila : 1. Diterbitkan surat paksa 2. Ada pengakuan utang dari WP baik langsung maupun tidak 3. Diterbitkan SKPKB atau SKPKBT 4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan  GUGATAN Gugatan WP hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak terhadap hal-hal berikut : 1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
  • 11. atau Pengumuman Lelang 2. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak 3. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain putusan keberatan 4. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundangan perpajakan E.Pembayaran dan pelaporan pajak Sesuai sistem self assessment, WP harus menghitung, memperhitungkan, dan melaporkan sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan Pajak • Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan untuk pelaporan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT). SSP dan SPT tersebut akan dibahas dalam bab ini  A. Surat Setoran Pajak (SSP) • Pengertian Adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau bank BUMN atau BUMD atau tempat lain yang ditunjuk oleh Menkeu • Fungsi SSP merupakan formulir yang digunakan sebagai sarana untuk membayar pajak dan merupakan bukti pembayaran pajak  Surat Setoran Pajak (SSP) lanjutan.. • Batas Waktu Pembayaran : 1. 15 hari setelah terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak 2. Bagi WP usaha kecil dan WP di daerah tertentu, pelunasan tagihan pajak diperpanjang 2 bulan setelah mendapat jangka waktu pelunasan 1 bulan sejak tanggal diterbitkannya SKP; dsb • Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak 1. WP mengajukan permohonan tertulis atas SKP, Pembetulan, Keberatan dan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yg terutang bertambah 2. Permohonan tertulis apabila WP mengalami kesulitan likuiditas atau
  • 12. keadaan diluar kekuasaannya yang menyebabkan tidak dapat memenuhi kewajiban pajak pada waktunya  Surat Setoran Pajak (SSP) lanjutan.. • Jenis -jenis Surat Setoran Pajak (SSP) : 1. SSP Standar 2. SSP Khusus • Ketentuan SSP Standar maupun Khusus Satu SSP Standar maupun Khusus hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak dan untuk satu masa pajak atau satu tahun pajak  a) Surat Setoran Pajak (SSP) Standar • Adalah s urat yang oleh WP digunakan atau berfungsi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dan digunakan sebagai bukti pembayaran • SSP Standar digunakan untuk pembayaran semua jenis pajak, baik yang bersifat final maupun bukan final, kecuali Setoran PBB dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan • SSP Standar dibuat dalam rangkap 5, antara lain untuk arsip WP, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, dilaporkan WP ke KPP, arsip Kantor Penerima Pembayaran, arsip Wajib Pungut atau pihak lain sesuai ketentuan perundangan perpajakan  b) Surat Setoran Pajak (SSP) Khusus • Adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran yang telah mengadakan kerja sama MP3 dengan Dirjen Pajak, dan dengan menggunakan mesin transaksi dan atau alat lain yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Pajak • Fungsi SSP Khusus sama dengan SSP Standar dalam administrasi perpajakan • SSP Khusus hanya dapat digunakan untuk pembayaran pajak oleh WP yang telah memiliki NPWP  B. Surat Pemberitahuan (SPT) • Pengertian Adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghutungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan
  • 13. perundangan • Fungsi Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak (PPN dan PPnBM bagi PKP; dan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya bagi Pemotong atau Pemungut Pajak) yang sebenarnya terutang  • Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) 1) SPT Masa SPT Masa PPh (Pasal 4 ayat 2, 15, 21 23, dan 25-26), PPN, PPN (bagi Pemungut, PKP Pedagang Eceran), dan SPT Masa PPnBM 2) SPT Tahunan SPT Tahunan PPh WP Pribadi dan WP Badan, PPh WP Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$ • Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) a) Menyampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak b) Melalui Kantor Pos c) Melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir yg ditunjuk oleh Dirjend Pajak  • Ketentuan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) 1) WP mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya (WP Badan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi) 2) WP menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa (harus dilampirkan pada SPT) khusus untuk mengisi dan menandatangani SPT 3) SPT yang disampaikan langsung oleh WP ke kantor Dirjend Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang ditunjuk dan WP diberi bukti peneri maan 4) Penyampaian SPT dapat dikirim melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara lain berdasar peraturan menkeu; dsb F.Surat pemberitahuan dan bukti pembayaran pajak A. Pengertian Surat Pemberitahuan Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
  • 14. perundangundangan perpajakan. Terdapat dua macam SPT yaitu : 1. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. 2. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. B. Pengisian dan Penyampaian SPT 1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 2. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan. C. Fungsi SPT 1. Wajib Pajak PPh Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : a. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
  • 15. b. penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak; c. harta dan kewajiban; d. pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak. 2. Pengusaha Kena Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Pemotong/ Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan. D. Tempat pengambilan SPT Setiap WP harus mengambil sendiri formulir SPT di Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), Kantor Wilayah DJP, Kantor Pusat DJP, atau dapat diunduh di situs DJP (www.pajak.go.id) atau mencetak/ menggandakan/ fotokopi dengan bentuk dan isi yang sama dengan aslinya. E. Ketentuan Tentang Pengisian SPT SPT wajib diisi secara benar, lengkap, jelas dan harus ditandatangani. Dalam hal
  • 16. SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan WP, harus dilampiri surat kuasa khusus. Untuk Wajib Pajak Badan, SPT harus ditandatangani oleh pengurus/direksi. F. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT 1. Penyampaian SPT oleh WP dapat dilakukan : a. Secara langsung ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang ditentukan (Drop Box, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling); b. Melalui pos dengan pengiriman surat atau; c. Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filing melalui penyedia jasa aplikasi atau ASP (Application Service Provider); d. Untuk SPT PPh Wajib Pajak Orang Pribadi dengan menggunakan formulir 1770S atau 1770SS, dapat menggunakan aplikasi pada situs DJP (www.pajak.go.id) berupa aplikasi e-Filing (efiling.pajak.go.id). 2. Bukti penerimaan SPT untuk yang disampaikan : a. secara langsung adalah tanda penerimaan surat; b. e-Filing melalui ASP atau situs DJP adalah bukti penerimaan elektronik; c. Pos dengan bukti pengiriman surat adalah bukti pengiriman surat; dan d. Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan adalah tanda penerimaan surat. 3. Batas waktu penyampaian : a. SPT Masa, paling lama dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak, kecuali untuk SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Direktorat Jenderal
  • 17. Bea dan Cukai yaitu secara mingguan paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya, dan SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Bendahara paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir. Untuk WP dengan kriteria tertentu yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT Masa, paling lama 20 hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir. b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak, sedangkan untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak. G. Penyampaian SPT melalui Elektronik (e-Filing) Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (eFilling) melalui perusahaan ASP yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filling), wajib menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang memuat tanda tangan basah dan Surat Setoran Pajak (bila ada) serta bukti penerimaan secara elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar melalui Kantor Pos secara tercatat atau disampaikan langsung, paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu. Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.
  • 18. H. Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT Tahunan Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehingga sulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaian danmemerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah ditentukan, Wajib Pajak dapat memperpanjang penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan dengan caramenyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnya denganpemberitahuan secara elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak. Pemberitahuan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan harus disertai dengan penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang, dan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian berakhir. I. Sanksi Tidak Atau Terlambat Menyampaikan SPT SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, dikenakan sanksi administrasi berupa denda : 1. SPT Tahunan PPh orang pribadi Rp 100 ribu; 2. SPT Tahunan PPh badan Rp 1 juta; 3. SPT Masa PPN Rp 500 ribu; 4. SPT Masa Lainnya Rp 100 ribu. Pengenaan sanksi administrasi berupa denda tersebut tidak dilakukan terhadap : 1. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;
  • 19. 2. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas; 3. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia; 4. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia; 5. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi; 7. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan; atau 8. Wajib Pajak lain yaitu Wajib Pajak yang dalam keadaan antara lain : kerusuhan massal, kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme, perang antar suku atau kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau perpajakan. Bagi Wajib Pajak yang alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara yang dilakukan pertama kali tidak dikenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari pajak yang kurang dibayar. Sanksi pidana juga dikenakan terhadap setiap orang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
  • 20. kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. J. Pembetulan SPT 1. WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, kecuali untuk SPT Rugi atau SPT Lebih Bayar paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa, sepanjang belum dilakukan pemeriksaan.Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajakyang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yangmengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang
  • 21. kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. 2. Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar. 3. Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan: a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar. K. Batas Waktu Pembayaran Pajak 1. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.
  • 22. 2. Batas waktu pembayaran untuk kekurangan pembayaran pajak berdasarkan SPT Tahunan paling lama sebelum SPT disampaikan. L. Sanksi Keterlambatan Pembayaran Pajak Atas keterlambatan pembayaran pajak, dikenakan sanksi denda administrasi bunga 2% (dua persen) sebulan dari pajak terutang dihitung dari jatuh tempo pembay