SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT DEMAM
BERDARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE
BACKPROPAGATION
Wahyu Widodo1
, Andy Rachman dan Ruli Amelia
Teknik Informatika-ITATS, Jl.Arief Rahman Hakim No 100 Surabaya
Email1
: wahyu.e20.its@gmail.com
ABSTRACT
Dengue disease has been known in Indonesia since 1779. The disease be embryo of bleeding fever
disease (DBD). Dengue hemorrhagic fever (DHF) attacks the first time of Jakarta in 1969. Dengue viral disease
transmitted by Aedes mosquitoes. The Aedes mosquito has two types, namely Aedes aegypti and Aedes
albopictus. Aedes aegypti is a mosquito that carrying dengue virus and they live in the house. Aedes albopictus
is a type of mosquito that take a dengue virus but fewer concentration than Aedes aegypti. The habitat of Aedes
aegypti mosquito always at the home but Aedes albopictus at the park. Neural network is a microscopic
approach to artificial intelligence in which the information presented by the pattern of neurons. Using neural
networks self-learning and organizing ability. In the artificial neural network performed using computerized
reasoning planning methods. In this research, we use backpropagation methods. In this research, classification
of DBD process has 74% accuracy and the diagnostic accuracy of DBD has 99%..
Keywords: Dengue, Backpropagation, Neural networks, Aedes aegypti.
ABSTRAK
Penyakit dengue telah dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1779. Penyakit ini merupakan cikal
bakal penyakit demam berdarah (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever
(DHF) menyerang masyarakat Indonesia pertama kalinya di Jakarta tahun 1969. Virus penyakit dengue
disebarkan oleh nyamuk aedes. Nyamuk aedes mempunyai dua jenis, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.
Aedes aegypti merupakan nyamuk pembawa virus dengue, nyamuk ini tinggal didalam rumah. Aedes albopictus
merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue tetapi konsentrasinya sedikit bila dibandingkan dengan aedes
aegypti. Habita nyamuk aedes aegypti berada didalam rumah sedangkan aedes albopictus berada di semak
kebun. Jaringan syaraf tiruan merupakan pendekatan mikroskopis untuk kecerdasan buatan dimana informasi
dipresentasikan oleh pola dari eksitasi neuron. Jaringan syaraf tiruan menggunakan pembelajaran dan
mengorganisasi kemampuan diri. Di dalam jaringan syaraf tiruan dilakukan perancangan penalaran
komputerisasi dengan menggunakan metode yang ada. Pada penelitian ini, metode yang kami gunakan adalah
backpropagation. Dengan menggunakan metode backrpopagation yang kami lakukan, proses klasifikasi DBD
mempunyai ketepatan 74% dan proses diagnosa DBD mempunyai ketepatan 99%.
Kata kunci: Demam berdarah, Backpropagation, Jaringan syaraf tiruan, Aedes aegypti.
PENDAHULUAN
Demam berdarah atau masyarakat Indonesia lebih sering menyebutnya dengan DBD (Demam
Berdarah Dengue) merupakan salah satu penyakit yang sangat mematikan. Pada tahun 2010, kasus
DBD di Indonesia tercatat 156.086 kasus dengan tingkat kematian sejumlah 1358 kematian dan
penyakit DBD ini menyerang 464 kota dan kabupaten di Indonesia [1]. Penyakit dengue telah dikenal
masyarakt Indonesia sejak tahun 1779. Penyakit ini merupakan cikal bakal penyakit demam berdarah (DBD).
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) menyerang masyarakat Indonesia
pertama kalinya di Jakarta tahun 1969. Virus penyakit dengue disebarkan oleh nyamuk aedes. Nyamuk aedes
mempunyai dua jenis, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus. Aedes aegypti merupakan nyamuk pembawa
virus dengue, nyamuk ini tinggal didalam rumah. Aedes albopictus merupakan jenis nyamuk pembawa virus
dengue tetapi konsentrasinya sedikit bila dibandingkan dengan aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti lebih
senang berada didalam rumah sedangkan aedes albopictus lebih senang berada di semak kebun [2].
Virus nyamuk aedes mempunyai empat serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 ,dan DEN-4.
Gejala penyakit ini ditandai dengan tinggi, sakit kepala berat, sakit sendi dan otot, dan ruam. Ruam
65 Jurnal IPTEK Vol 18 No.1 Mei 2014
demam berdarah mempunyai ciri-ciri yaitu merah terang, petekia pada seluruh tubuh, radang perut,
mual, muntah, pilek disertai batuk [3]. Pendeteksian penyakit ini oleh masyarakat Indonesia sendiri
kadang tidak diharaukan, hal ini dikarenakan gejala penyakit ini seperti penyakit umum, tetapi jika
tidak ditangani dengan benar, penyakit ini akan menyebabkan kematian.
Jaringan syaraf tiruan merupakan pendekatan mikroskopis untuk kecerdasan buatan dimana informasi
dipresentasikan oleh pola dari eksitasi neuron. Jaringan syaraf tiruan menggunakan pembelajaran dan
mengorganisasi kemampuan diri. Di dalam jaringan syaraf tiruan dilakukan perancangan penalaran
komputerisasi dengan menggunakan metode yang ada [4].
Dari latar belakang diatas maka kami menentukan permasalahan yaitu bagaimana membangun
aplikasi yang mampu mengenali penyakit DBD dengan menggunakan metode backpropagation.
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Syaraf Tiruan
Jaringan syaraf tiruan disebut juga dengan kecerdasan jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf
tiruan banyak ditemukan pada aplikasi-aplikasi diagnosis medis. Aplikasi jaringan syaraf tiruan
banyak digunakan oleh dokter sebagai bahan untuk proses analisis, pemodelan dan pemahaman data
klinis yang sangat kompleks. Sebagian besar aplikasi jaringan syaraf tiruan pada ilmu kedokteran
merupakan masalah-masalah klasifikasi. Jaringan syaraf tiruan merupakan model komputasional yang
mencoba menjelaskan sifat paralel otak manusia. Jaringan syaraf tiruan adalah sebuah jaringan dari
hubungan proses-proses elemen (neuron) yang beroperasi secara paralel [5].
Pada jaringan syaraf tiruan, masing-masing titik (node) melakukan perhitungan sederhana dan
masing-masing sambungan menyampaikan sinyal dari satu node ke node lainnya, dimana masing-
masing diberi label yang disebut dengan “connection strength“ atau “bobot” yang menunjukkan sejauh
mana sinyal-sinyal yang ada diperkuat atau dikurangi oleh hubungannya. Jaringan syaraf tiruan
pemodellannya sangat erat dengan cara kerja otak sehingga terminologi pada jaringan syaraf tiruan
mirip dengan neuroscience (ilmu yang berhubungan dengan syaraf) [6].
Karakteristik utama dari jaringan syaraf tiruan adalah kemampuannya dalam mempelajari,
pembagian memori dan operasi paralel dimana akan dihasilkan toleransi kesalahan. Secara umum
terdapat tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan masukkan (input / (I)), lapisan tersembunyi (hidden/(H))
dan lapisan (output/(O)). Peningkatan jumlah lapisan tersembunyi mempengaruhi kompleksitas
jaringan dan mengurangi akurasi pembelajarannya. Lapisan tersembunyi tunggal cukup bagi jaringan
syaraf tiruan untuk memperkirakan setiap fungsi linier yang kompleks. Dalam penelitiannya, Tanget
et.al (1991) merekomendasikan penggunaan satu lapisan tersembunyi untuk menghindari peningkatan
kompleksitas jaringan. Masing-masing lapisan terdiri dari beberapa neuron dan masing-masing lapisan
yang saling terhubung akan mendapatkan sepasang bobot korelasi. Neuron menerima masukkan dari
masukan awal dan menghasilkan keluaran dengan transformasi menggunakan nonlinier transfer fungsi
yang memadai [7].
Gambar 1. Struktur jaringan syaraf tiruan.
Wahyu W., Andy R., & Ruli A. Jaringan Syaraf Tiruan Prediksi... 66
Backpropagation
Algoritma backpropagation merupakan algoritma yang sangat populer selama beberapa
dekade sampai dengan saat ini. Algoritma ini merupakan generalisasi dari algoritma least mean square
yang mengubah bobot jaringan untuk meminimalkan kesalahan antara output yang diinginkan dengan
realisasi jaringan. Backpropagation menggunakan pembelajaran supervisi (supervised learning)
dimana jaringan yang ada dilatih dengan data masukkan sesuai dengan sesuai dengan hasil yang
diinginkan. Sekali sebuah data dilatih, bobot jaringan dibekukan (disimpan) dan dapat digunakan
untuk menghitung nilai keluaran bagi masukkan yang baru [8]. Algoritma Backpropagation terdiri
dari dua proses, yaitu feed forward dan back propagation. Pada proses feed forward masing-masing
unit masukan menerima sinya masukkan dari luar. Masing-masing masukkan disebarkan kepada
lapisan tersembunyi, masing-masing lapisan tersembunyi melakukan proses perhitungan sesuai dengan
fungsi aktifitasnya. Dan kemudian mengirim sinyal ke masing-masing lapisan keluaran dimana akan
dihasilkan sinyal keluaran sebagai respon jaringan dengan adanya pemberian pola masukkan tersebut.
Feed Forward
Hitung Jumlah Data Pada
Lapisan Masukkan
Hitung Data pada Lapisan
Tersembunyi
Hitung Data pada Lapisan
Keluaran
Hitung Sinyal Keluaran
Return
Back Propagation
Hitung Error pada Lapisan
Output
Koreksi Bobot dan Bias pada
Lapisan Keluaran
Hitung Data yang Masuk pada
Lapisan Tersembunyi dari
Lapisan Keluaran
Hitung Error pada Lapisan
Tersembunyi
Return
Koreksi Bobot dan Bias pada
Lapisan Tersembunyi
Hitung Data yang Masuk pada
Lapisan Masukan dari Lapisan
Tersembunyi
Hitung Error pada Lapisan
Masukkan
Koreksi Bobot dan Bias pada
Lapisan Masukkan
(a) (b)
Gambar 2. Proses feed forward (a) dan back propagation (b).
67 Jurnal IPTEK Vol 18 No.1 Mei 2014
METODE
Pada penelitian ini, kami melakukan beberapat tahapan penelitian, yaitu analisis, desain,
pembuatan program dan uji coba. Pada tahapan analisis adalah tahapan dimana kami melakukan
proses analisa permasalahan yang ada. Disini kami menemukan beberapa hal mulai dari jenis nyamuk,
waktu penggigitan, gejala-gejala, dan akibat yang terjadi sesuai dengan gejala yang ada. Pada tahapan
ini, yaitu pada bagian gejala-gejala, kami menentukan 21 gejala yang berhubungan dengan penyakit
demam berdarah, yaitu demam meningkat tinggi, kedingingan, tubuh terasa sakit, sakit kepala,
tenggorokan sakit saat menelan, badan lemas dan lemah, bintik-bintik merah pada kulit tubuh, panas
tubuh semakin meninggi, otot terasa nyeri, nafsu makan berkurang, mual-mual, denyut nadi terasa
lemah, tubuh terasa ngilu, persendian membengkak, stamina tubuh menurun, nyeri pada persendian,
terasa ingin muntah, leher dan punggung terasa kaku, sering merasa ngantuk, dan mudah terangsang.
Pada tahapan ini juga kami telah melakukan penentuan derajat penyakit demam berdarah (DBD), yaitu
DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III dan DBD derajat IV. Disini semakin tinggi derajat
DBD maka penyakit tersebut semakin berbahaya bagi pasien.
Gambar 3. Metode penelitian prediksi penyakit demam berdarah.
Tahapan berikutnya adalah tahapan desain, pada tahapan ini kami melakukan desain antar
muka aplikasi yang akan dibuat. Sasaran pengguna disini terdapat dua, yaitu dokter dan pengguna
umum. Setelah tahapan desain, tahap berikutnya adalah tahap pembuatan program. Dalam pembuatan
program disini, kami menggunakan bahasa pemrograman Delphi. Diagram konteks dari aplikasi yang
dibangun dapat dilihat pada Gambar 4.
Wahyu W., Andy R., & Ruli A. Jaringan Syaraf Tiruan Prediksi... 68
Gambar 4. Diagram konteks aplikasi prediksi penyakit demam berdarah.
HASIL & PEMBAHASAN
Dari penelitian ini kami telah mampu membangun sebuah aplikasi jaringan syaraf tiruan
prediksi penyakit demam berdarah. Pada saat aplikasi ini dijalankan pertama kali, maka pengguna
harus memasukkan user name dan password yang digunakan untuk mendeteksi, hak dari pengguna,
apakah sebagai pengguna biasa ataukah sebagai administrator.
Gambar 5. Form login aplikasi jaringan syaraf tiruan prediksi penyakit demam berdarah.
69 Jurnal IPTEK Vol 18 No.1 Mei 2014
Gambar 6. Form pembelajaran aplikasi diagnosa penyakit demam berdarah.
Pada Gambar 6, dapat diketahui pertanyaan-pertanyaan pada proses pembelajaran diagnosa
penyakit demam berdarah. Pada bagian ini terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu nilai Aplha,
Iterasi dan Target Error. Pada hasil akhir akan dapat diketahui pengguna termasuk jenis penyakit apa
dan dari hasil uji coba dapat diketahui bahwa dengan nilai Alpha 0.5 dan iterasi 250000, maka pada
proses diagnosa fase penyakit demam berdarah ditemukan presentasi pasien sakit demam berdarah
adalah 99% dan pada uji klasifikasi penyakit demam berdarah dengan nilai Aplha 0.5 dan jumlah
iterasi 250000 dapat dihasilkan pasien menderita penyakit demam berdarah pada derajat IV dengan
prosentasi 74%. Dari hasil penelitian ini semakin besar jumlah iterasi maka semakin akurat hasilnya
tetapi kelemahannya adalah semakin lama proses mendapatkan hasilnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini, kami telah mampu membangun aplikasi yang mampu mendiagnosa fase
penyakit demam berdarah dan mengklasifikasikan tingkatan atau penyakit demam berdarah yang
diderita oleh pasien, yaitu mulai dari tingkat I sampai dengan tingkat IV.
2. Kecepatan penemuan hasil berhubungan dengan jumlah iterasi yang dimasukkan semakin besar
jumlah iterasi akan mendapatkan hasil yang tepat, tetapi waktu yang dibutuhkan sangat lama.
3. Pada penelitian ini dapat diketahui nilai Hb dan Hematokrit kecil, nilai lekosit dan trombosit
besar akan mampu memenuhi nilai target yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Dessy Suciati Saputri. 2013. Penderita DBD di Indonesia meningkat, www.republika.co.id,.
[2]. Administrator, diakses. 2013 . Gejala demam berdarah dengue,
http://gejalademamberdarah.com/.
[3]. Wikipedia, diakses .2013. Demam berdarah, http://id.wikipedia.org/ wiki/Demam_berdarah.
[4]. Nikola K. Kasabov. 1998. Foundation of Neural Networks, Fuzzy Systems and Knowledge
Engineering, Massachusets Institute of Technology.
Wahyu W., Andy R., & Ruli A. Jaringan Syaraf Tiruan Prediksi... 70
[5]. Qeethara Kadhim Al-Shayea. 2011. Artificial neural networks in medical diagnosis.
International Journal of Computer Science Issues, Vol.8 Issue.2.
[6]. A.D Dongare, R.R. Kharde and Amit D. Kachare. 2012. Introduction to artificial neural
network. International Journal of Engineering and Innovative Technology, Vol.2 Issue 1.
pp.189-194, ISSN: 2277-3754.
[7]. Faridah Othman and Mahdi Naseri. 2011. Reservoir inflow forecasting using artificial neural
network. International Journal of The Physical Science, Vol. 6(3) pp. 434 - 440, ISSN 1992 -
1950.
[8]. Ebrahim Agharaji and Gharpure Damayanti, 2011, Incorporating FCM and Back Propagation
neural network for image segmentation. International Journal of Computer & Communication
Technology, Vol.2 Issue VIII pp. 121-126.

More Related Content

More from andy rachman

Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Bilangan dan KodeSistem Bilangan dan Kode
Sistem Bilangan dan Kodeandy rachman
 
Penjadualan cpu andy
Penjadualan cpu   andyPenjadualan cpu   andy
Penjadualan cpu andyandy rachman
 
So 2013 andy-02 update 3
So 2013 andy-02 update 3So 2013 andy-02 update 3
So 2013 andy-02 update 3andy rachman
 
Sti 2016 02 Bilangan dan Kode
Sti 2016 02 Bilangan dan KodeSti 2016 02 Bilangan dan Kode
Sti 2016 02 Bilangan dan Kodeandy rachman
 
Sti 2016 01 update 2018
Sti 2016 01 update 2018Sti 2016 01 update 2018
Sti 2016 01 update 2018andy rachman
 
Interaksi manusia dan komputer 03
Interaksi manusia dan komputer 03Interaksi manusia dan komputer 03
Interaksi manusia dan komputer 03andy rachman
 
Interaksi manusia dan komputer - 01
Interaksi manusia dan komputer - 01Interaksi manusia dan komputer - 01
Interaksi manusia dan komputer - 01andy rachman
 
Desain Materi Sistem Operasi
Desain Materi Sistem Operasi Desain Materi Sistem Operasi
Desain Materi Sistem Operasi andy rachman
 
Sistem Operasi Pendahuluan - 01
Sistem Operasi Pendahuluan - 01Sistem Operasi Pendahuluan - 01
Sistem Operasi Pendahuluan - 01andy rachman
 
Zotero reference manager
Zotero reference managerZotero reference manager
Zotero reference managerandy rachman
 
Kisi kisi pertanyaan sertifikasi it support
Kisi kisi pertanyaan sertifikasi it supportKisi kisi pertanyaan sertifikasi it support
Kisi kisi pertanyaan sertifikasi it supportandy rachman
 
Rekayasa perangkat lunak 03
Rekayasa perangkat lunak 03Rekayasa perangkat lunak 03
Rekayasa perangkat lunak 03andy rachman
 
Fun action in game development
Fun action in game developmentFun action in game development
Fun action in game developmentandy rachman
 
Rekayasa perangkat lunak 02
Rekayasa perangkat lunak 02Rekayasa perangkat lunak 02
Rekayasa perangkat lunak 02andy rachman
 
Rekayasa perangkat lunak 01
Rekayasa perangkat lunak 01Rekayasa perangkat lunak 01
Rekayasa perangkat lunak 01andy rachman
 
Manajemen proyek sistem informasi 001
Manajemen proyek sistem informasi 001Manajemen proyek sistem informasi 001
Manajemen proyek sistem informasi 001andy rachman
 

More from andy rachman (20)

Sistem Bilangan dan Kode
Sistem Bilangan dan KodeSistem Bilangan dan Kode
Sistem Bilangan dan Kode
 
UCD APPROACH ANDY
UCD APPROACH ANDYUCD APPROACH ANDY
UCD APPROACH ANDY
 
Penjadualan cpu andy
Penjadualan cpu   andyPenjadualan cpu   andy
Penjadualan cpu andy
 
So 2013 andy-02 update 3
So 2013 andy-02 update 3So 2013 andy-02 update 3
So 2013 andy-02 update 3
 
So 2013 andy-01
So 2013 andy-01So 2013 andy-01
So 2013 andy-01
 
Sti 2016 04
Sti 2016 04Sti 2016 04
Sti 2016 04
 
Sti 2016 03 ICT
Sti 2016 03 ICTSti 2016 03 ICT
Sti 2016 03 ICT
 
Sti 2016 02 Bilangan dan Kode
Sti 2016 02 Bilangan dan KodeSti 2016 02 Bilangan dan Kode
Sti 2016 02 Bilangan dan Kode
 
Sti 2016 01 update 2018
Sti 2016 01 update 2018Sti 2016 01 update 2018
Sti 2016 01 update 2018
 
Interaksi manusia dan komputer 03
Interaksi manusia dan komputer 03Interaksi manusia dan komputer 03
Interaksi manusia dan komputer 03
 
Interaksi manusia dan komputer - 01
Interaksi manusia dan komputer - 01Interaksi manusia dan komputer - 01
Interaksi manusia dan komputer - 01
 
Desain Materi Sistem Operasi
Desain Materi Sistem Operasi Desain Materi Sistem Operasi
Desain Materi Sistem Operasi
 
Sistem Operasi Pendahuluan - 01
Sistem Operasi Pendahuluan - 01Sistem Operasi Pendahuluan - 01
Sistem Operasi Pendahuluan - 01
 
Zotero reference manager
Zotero reference managerZotero reference manager
Zotero reference manager
 
Kisi kisi pertanyaan sertifikasi it support
Kisi kisi pertanyaan sertifikasi it supportKisi kisi pertanyaan sertifikasi it support
Kisi kisi pertanyaan sertifikasi it support
 
Rekayasa perangkat lunak 03
Rekayasa perangkat lunak 03Rekayasa perangkat lunak 03
Rekayasa perangkat lunak 03
 
Fun action in game development
Fun action in game developmentFun action in game development
Fun action in game development
 
Rekayasa perangkat lunak 02
Rekayasa perangkat lunak 02Rekayasa perangkat lunak 02
Rekayasa perangkat lunak 02
 
Rekayasa perangkat lunak 01
Rekayasa perangkat lunak 01Rekayasa perangkat lunak 01
Rekayasa perangkat lunak 01
 
Manajemen proyek sistem informasi 001
Manajemen proyek sistem informasi 001Manajemen proyek sistem informasi 001
Manajemen proyek sistem informasi 001
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (8)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Jaringan syaraf tiruan_prediksi_penyakit

  • 1. JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Wahyu Widodo1 , Andy Rachman dan Ruli Amelia Teknik Informatika-ITATS, Jl.Arief Rahman Hakim No 100 Surabaya Email1 : wahyu.e20.its@gmail.com ABSTRACT Dengue disease has been known in Indonesia since 1779. The disease be embryo of bleeding fever disease (DBD). Dengue hemorrhagic fever (DHF) attacks the first time of Jakarta in 1969. Dengue viral disease transmitted by Aedes mosquitoes. The Aedes mosquito has two types, namely Aedes aegypti and Aedes albopictus. Aedes aegypti is a mosquito that carrying dengue virus and they live in the house. Aedes albopictus is a type of mosquito that take a dengue virus but fewer concentration than Aedes aegypti. The habitat of Aedes aegypti mosquito always at the home but Aedes albopictus at the park. Neural network is a microscopic approach to artificial intelligence in which the information presented by the pattern of neurons. Using neural networks self-learning and organizing ability. In the artificial neural network performed using computerized reasoning planning methods. In this research, we use backpropagation methods. In this research, classification of DBD process has 74% accuracy and the diagnostic accuracy of DBD has 99%.. Keywords: Dengue, Backpropagation, Neural networks, Aedes aegypti. ABSTRAK Penyakit dengue telah dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 1779. Penyakit ini merupakan cikal bakal penyakit demam berdarah (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) menyerang masyarakat Indonesia pertama kalinya di Jakarta tahun 1969. Virus penyakit dengue disebarkan oleh nyamuk aedes. Nyamuk aedes mempunyai dua jenis, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus. Aedes aegypti merupakan nyamuk pembawa virus dengue, nyamuk ini tinggal didalam rumah. Aedes albopictus merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue tetapi konsentrasinya sedikit bila dibandingkan dengan aedes aegypti. Habita nyamuk aedes aegypti berada didalam rumah sedangkan aedes albopictus berada di semak kebun. Jaringan syaraf tiruan merupakan pendekatan mikroskopis untuk kecerdasan buatan dimana informasi dipresentasikan oleh pola dari eksitasi neuron. Jaringan syaraf tiruan menggunakan pembelajaran dan mengorganisasi kemampuan diri. Di dalam jaringan syaraf tiruan dilakukan perancangan penalaran komputerisasi dengan menggunakan metode yang ada. Pada penelitian ini, metode yang kami gunakan adalah backpropagation. Dengan menggunakan metode backrpopagation yang kami lakukan, proses klasifikasi DBD mempunyai ketepatan 74% dan proses diagnosa DBD mempunyai ketepatan 99%. Kata kunci: Demam berdarah, Backpropagation, Jaringan syaraf tiruan, Aedes aegypti. PENDAHULUAN Demam berdarah atau masyarakat Indonesia lebih sering menyebutnya dengan DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan salah satu penyakit yang sangat mematikan. Pada tahun 2010, kasus DBD di Indonesia tercatat 156.086 kasus dengan tingkat kematian sejumlah 1358 kematian dan penyakit DBD ini menyerang 464 kota dan kabupaten di Indonesia [1]. Penyakit dengue telah dikenal masyarakt Indonesia sejak tahun 1779. Penyakit ini merupakan cikal bakal penyakit demam berdarah (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) menyerang masyarakat Indonesia pertama kalinya di Jakarta tahun 1969. Virus penyakit dengue disebarkan oleh nyamuk aedes. Nyamuk aedes mempunyai dua jenis, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus. Aedes aegypti merupakan nyamuk pembawa virus dengue, nyamuk ini tinggal didalam rumah. Aedes albopictus merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue tetapi konsentrasinya sedikit bila dibandingkan dengan aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti lebih senang berada didalam rumah sedangkan aedes albopictus lebih senang berada di semak kebun [2]. Virus nyamuk aedes mempunyai empat serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 ,dan DEN-4. Gejala penyakit ini ditandai dengan tinggi, sakit kepala berat, sakit sendi dan otot, dan ruam. Ruam
  • 2. 65 Jurnal IPTEK Vol 18 No.1 Mei 2014 demam berdarah mempunyai ciri-ciri yaitu merah terang, petekia pada seluruh tubuh, radang perut, mual, muntah, pilek disertai batuk [3]. Pendeteksian penyakit ini oleh masyarakat Indonesia sendiri kadang tidak diharaukan, hal ini dikarenakan gejala penyakit ini seperti penyakit umum, tetapi jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini akan menyebabkan kematian. Jaringan syaraf tiruan merupakan pendekatan mikroskopis untuk kecerdasan buatan dimana informasi dipresentasikan oleh pola dari eksitasi neuron. Jaringan syaraf tiruan menggunakan pembelajaran dan mengorganisasi kemampuan diri. Di dalam jaringan syaraf tiruan dilakukan perancangan penalaran komputerisasi dengan menggunakan metode yang ada [4]. Dari latar belakang diatas maka kami menentukan permasalahan yaitu bagaimana membangun aplikasi yang mampu mengenali penyakit DBD dengan menggunakan metode backpropagation. TINJAUAN PUSTAKA Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan disebut juga dengan kecerdasan jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan banyak ditemukan pada aplikasi-aplikasi diagnosis medis. Aplikasi jaringan syaraf tiruan banyak digunakan oleh dokter sebagai bahan untuk proses analisis, pemodelan dan pemahaman data klinis yang sangat kompleks. Sebagian besar aplikasi jaringan syaraf tiruan pada ilmu kedokteran merupakan masalah-masalah klasifikasi. Jaringan syaraf tiruan merupakan model komputasional yang mencoba menjelaskan sifat paralel otak manusia. Jaringan syaraf tiruan adalah sebuah jaringan dari hubungan proses-proses elemen (neuron) yang beroperasi secara paralel [5]. Pada jaringan syaraf tiruan, masing-masing titik (node) melakukan perhitungan sederhana dan masing-masing sambungan menyampaikan sinyal dari satu node ke node lainnya, dimana masing- masing diberi label yang disebut dengan “connection strength“ atau “bobot” yang menunjukkan sejauh mana sinyal-sinyal yang ada diperkuat atau dikurangi oleh hubungannya. Jaringan syaraf tiruan pemodellannya sangat erat dengan cara kerja otak sehingga terminologi pada jaringan syaraf tiruan mirip dengan neuroscience (ilmu yang berhubungan dengan syaraf) [6]. Karakteristik utama dari jaringan syaraf tiruan adalah kemampuannya dalam mempelajari, pembagian memori dan operasi paralel dimana akan dihasilkan toleransi kesalahan. Secara umum terdapat tiga lapisan jaringan, yaitu lapisan masukkan (input / (I)), lapisan tersembunyi (hidden/(H)) dan lapisan (output/(O)). Peningkatan jumlah lapisan tersembunyi mempengaruhi kompleksitas jaringan dan mengurangi akurasi pembelajarannya. Lapisan tersembunyi tunggal cukup bagi jaringan syaraf tiruan untuk memperkirakan setiap fungsi linier yang kompleks. Dalam penelitiannya, Tanget et.al (1991) merekomendasikan penggunaan satu lapisan tersembunyi untuk menghindari peningkatan kompleksitas jaringan. Masing-masing lapisan terdiri dari beberapa neuron dan masing-masing lapisan yang saling terhubung akan mendapatkan sepasang bobot korelasi. Neuron menerima masukkan dari masukan awal dan menghasilkan keluaran dengan transformasi menggunakan nonlinier transfer fungsi yang memadai [7]. Gambar 1. Struktur jaringan syaraf tiruan.
  • 3. Wahyu W., Andy R., & Ruli A. Jaringan Syaraf Tiruan Prediksi... 66 Backpropagation Algoritma backpropagation merupakan algoritma yang sangat populer selama beberapa dekade sampai dengan saat ini. Algoritma ini merupakan generalisasi dari algoritma least mean square yang mengubah bobot jaringan untuk meminimalkan kesalahan antara output yang diinginkan dengan realisasi jaringan. Backpropagation menggunakan pembelajaran supervisi (supervised learning) dimana jaringan yang ada dilatih dengan data masukkan sesuai dengan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Sekali sebuah data dilatih, bobot jaringan dibekukan (disimpan) dan dapat digunakan untuk menghitung nilai keluaran bagi masukkan yang baru [8]. Algoritma Backpropagation terdiri dari dua proses, yaitu feed forward dan back propagation. Pada proses feed forward masing-masing unit masukan menerima sinya masukkan dari luar. Masing-masing masukkan disebarkan kepada lapisan tersembunyi, masing-masing lapisan tersembunyi melakukan proses perhitungan sesuai dengan fungsi aktifitasnya. Dan kemudian mengirim sinyal ke masing-masing lapisan keluaran dimana akan dihasilkan sinyal keluaran sebagai respon jaringan dengan adanya pemberian pola masukkan tersebut. Feed Forward Hitung Jumlah Data Pada Lapisan Masukkan Hitung Data pada Lapisan Tersembunyi Hitung Data pada Lapisan Keluaran Hitung Sinyal Keluaran Return Back Propagation Hitung Error pada Lapisan Output Koreksi Bobot dan Bias pada Lapisan Keluaran Hitung Data yang Masuk pada Lapisan Tersembunyi dari Lapisan Keluaran Hitung Error pada Lapisan Tersembunyi Return Koreksi Bobot dan Bias pada Lapisan Tersembunyi Hitung Data yang Masuk pada Lapisan Masukan dari Lapisan Tersembunyi Hitung Error pada Lapisan Masukkan Koreksi Bobot dan Bias pada Lapisan Masukkan (a) (b) Gambar 2. Proses feed forward (a) dan back propagation (b).
  • 4. 67 Jurnal IPTEK Vol 18 No.1 Mei 2014 METODE Pada penelitian ini, kami melakukan beberapat tahapan penelitian, yaitu analisis, desain, pembuatan program dan uji coba. Pada tahapan analisis adalah tahapan dimana kami melakukan proses analisa permasalahan yang ada. Disini kami menemukan beberapa hal mulai dari jenis nyamuk, waktu penggigitan, gejala-gejala, dan akibat yang terjadi sesuai dengan gejala yang ada. Pada tahapan ini, yaitu pada bagian gejala-gejala, kami menentukan 21 gejala yang berhubungan dengan penyakit demam berdarah, yaitu demam meningkat tinggi, kedingingan, tubuh terasa sakit, sakit kepala, tenggorokan sakit saat menelan, badan lemas dan lemah, bintik-bintik merah pada kulit tubuh, panas tubuh semakin meninggi, otot terasa nyeri, nafsu makan berkurang, mual-mual, denyut nadi terasa lemah, tubuh terasa ngilu, persendian membengkak, stamina tubuh menurun, nyeri pada persendian, terasa ingin muntah, leher dan punggung terasa kaku, sering merasa ngantuk, dan mudah terangsang. Pada tahapan ini juga kami telah melakukan penentuan derajat penyakit demam berdarah (DBD), yaitu DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III dan DBD derajat IV. Disini semakin tinggi derajat DBD maka penyakit tersebut semakin berbahaya bagi pasien. Gambar 3. Metode penelitian prediksi penyakit demam berdarah. Tahapan berikutnya adalah tahapan desain, pada tahapan ini kami melakukan desain antar muka aplikasi yang akan dibuat. Sasaran pengguna disini terdapat dua, yaitu dokter dan pengguna umum. Setelah tahapan desain, tahap berikutnya adalah tahap pembuatan program. Dalam pembuatan program disini, kami menggunakan bahasa pemrograman Delphi. Diagram konteks dari aplikasi yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 4.
  • 5. Wahyu W., Andy R., & Ruli A. Jaringan Syaraf Tiruan Prediksi... 68 Gambar 4. Diagram konteks aplikasi prediksi penyakit demam berdarah. HASIL & PEMBAHASAN Dari penelitian ini kami telah mampu membangun sebuah aplikasi jaringan syaraf tiruan prediksi penyakit demam berdarah. Pada saat aplikasi ini dijalankan pertama kali, maka pengguna harus memasukkan user name dan password yang digunakan untuk mendeteksi, hak dari pengguna, apakah sebagai pengguna biasa ataukah sebagai administrator. Gambar 5. Form login aplikasi jaringan syaraf tiruan prediksi penyakit demam berdarah.
  • 6. 69 Jurnal IPTEK Vol 18 No.1 Mei 2014 Gambar 6. Form pembelajaran aplikasi diagnosa penyakit demam berdarah. Pada Gambar 6, dapat diketahui pertanyaan-pertanyaan pada proses pembelajaran diagnosa penyakit demam berdarah. Pada bagian ini terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu nilai Aplha, Iterasi dan Target Error. Pada hasil akhir akan dapat diketahui pengguna termasuk jenis penyakit apa dan dari hasil uji coba dapat diketahui bahwa dengan nilai Alpha 0.5 dan iterasi 250000, maka pada proses diagnosa fase penyakit demam berdarah ditemukan presentasi pasien sakit demam berdarah adalah 99% dan pada uji klasifikasi penyakit demam berdarah dengan nilai Aplha 0.5 dan jumlah iterasi 250000 dapat dihasilkan pasien menderita penyakit demam berdarah pada derajat IV dengan prosentasi 74%. Dari hasil penelitian ini semakin besar jumlah iterasi maka semakin akurat hasilnya tetapi kelemahannya adalah semakin lama proses mendapatkan hasilnya. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini, kami telah mampu membangun aplikasi yang mampu mendiagnosa fase penyakit demam berdarah dan mengklasifikasikan tingkatan atau penyakit demam berdarah yang diderita oleh pasien, yaitu mulai dari tingkat I sampai dengan tingkat IV. 2. Kecepatan penemuan hasil berhubungan dengan jumlah iterasi yang dimasukkan semakin besar jumlah iterasi akan mendapatkan hasil yang tepat, tetapi waktu yang dibutuhkan sangat lama. 3. Pada penelitian ini dapat diketahui nilai Hb dan Hematokrit kecil, nilai lekosit dan trombosit besar akan mampu memenuhi nilai target yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA [1]. Dessy Suciati Saputri. 2013. Penderita DBD di Indonesia meningkat, www.republika.co.id,. [2]. Administrator, diakses. 2013 . Gejala demam berdarah dengue, http://gejalademamberdarah.com/. [3]. Wikipedia, diakses .2013. Demam berdarah, http://id.wikipedia.org/ wiki/Demam_berdarah. [4]. Nikola K. Kasabov. 1998. Foundation of Neural Networks, Fuzzy Systems and Knowledge Engineering, Massachusets Institute of Technology.
  • 7. Wahyu W., Andy R., & Ruli A. Jaringan Syaraf Tiruan Prediksi... 70 [5]. Qeethara Kadhim Al-Shayea. 2011. Artificial neural networks in medical diagnosis. International Journal of Computer Science Issues, Vol.8 Issue.2. [6]. A.D Dongare, R.R. Kharde and Amit D. Kachare. 2012. Introduction to artificial neural network. International Journal of Engineering and Innovative Technology, Vol.2 Issue 1. pp.189-194, ISSN: 2277-3754. [7]. Faridah Othman and Mahdi Naseri. 2011. Reservoir inflow forecasting using artificial neural network. International Journal of The Physical Science, Vol. 6(3) pp. 434 - 440, ISSN 1992 - 1950. [8]. Ebrahim Agharaji and Gharpure Damayanti, 2011, Incorporating FCM and Back Propagation neural network for image segmentation. International Journal of Computer & Communication Technology, Vol.2 Issue VIII pp. 121-126.