Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...Aris Suryadi
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop ini dibuat untuk kalangan Sivitas Akademik Teknik Elektro, Politeknik Enjinering Indorama, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Jika berkenan untuk memperbanyak/menyadur/mengeditkan kembali naskah tersebut. Dengan senang hati kami sebagai pembuat naskah ini sangat berterimakasih. Hanya Alloh, SWT sajalah yang akan memberikan balasan amal untuk kita semua, amin...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...Aris Suryadi
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop ini dibuat untuk kalangan Sivitas Akademik Teknik Elektro, Politeknik Enjinering Indorama, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Jika berkenan untuk memperbanyak/menyadur/mengeditkan kembali naskah tersebut. Dengan senang hati kami sebagai pembuat naskah ini sangat berterimakasih. Hanya Alloh, SWT sajalah yang akan memberikan balasan amal untuk kita semua, amin...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
1. Pengelolaan Laboratorium Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jurusan sekolah di tingkat sekolah menengah atas terdiri dari IPA
dan IPS. Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara
ilmiah terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa. Di
suatu sekolahan yang memiliki jurusan IPA harus memiliki laboratorium
sebagai sarana untuk menunjang pembelajaran dan pembuktian teori di
kelas. Pembuktian itu dilakukan antara lain di laboratorium dalam kegiatan
praktikum, karena itu laboratorium yang dibutuhkan pada jurusan IPA
harus memiliki aspek yang baik. Aspek yang baik adalah adanya
perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan
pengawasan.
Maka dari itu, pengelolaan laboratorium yang ada dijurusan IPA
tingkat SMA dibagi menjadi tiga tempat antara lain ialah laboratorium
biologi, laboratorium fisika dan laboratorium kimia. Hal ini bertujuan agar
pelaksanaan praktikum yang diadakan dapat berjalan dengan baik, dan
sesuai dengan aspek pengelolaan laboratorium yang baik.
Praktikum yang dilaksanakan dalam laboratorium memiliki peran
sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan IPA tingkat SMA. Maka dari
itu, manajemen laboratorium pun harus terus dibenahi agar dapat
berfungsi.
Laboratorium Jurusan IPA tingkat SMA dapat ditingkatkan
menjadi laboratorium yang representatif untuk menyelenggarakan
praktikum dan penelitian bidang ilmu pengetahuan alam sehingga dapat
menghasilkan potensi dibidang akademik yang berkualitas. Peningkatan
ini sekaligus akan mendorong dan membekali siswa untuk memiliki
keterampilan di laboratorium.
Oleh karena itu, kami akan membahas lebih jauh mengenai aspek
dari pengelolaan laboratorium di tingkat SMA yaitu pengamanan,
perawatan dan pengawasan di laboratorium.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari
aspek pengamanan ?
Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari
aspek perawatan ?
Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari
aspek pengawasan ?
2. Pengelolaan Laboratorium Page 2
1.3. Tujuan
Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di
tingkat SMA dalam aspek Pengamanan.
Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di
tingkat SMA dalam aspek Perawatan.
Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di
tingkat SMA dalam aspek Pengawasan.
1.4. Manfaat
Untuk memberikan informasi dalam mengelola laboratorium kepada
seluruh siswa/i ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Untuk memberikan pengetahuan alam dalam mengelola laboratorium
kepada seluruh siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA).
3. Pengelolaan Laboratorium Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengamanan Laboratorium
2.1.1. Keamanan dalam mengelola laboratorium yang ada di tingkat SMA
Berikut ini akan dibahas mengenai keamanan yang harus ada pada
laboratorium di tingkat SMA. Bahaya atau kecelakaan yang
mungkin dapat terjadi di suatu laboratorium tingkat sekolah
menengah atas itu sangat rentan sekali terjadi. Maka dari itu,
diperlukannya pengamanan dalam mengelola suatu laboratorium di
tingkat sekolah menengah atas. Keamanan dalam mengelola suatu
laboratorium akan dapat terlaksana dengan sangat baik jika adanya
kedisiplinan dalam menaati dan mematuhi segala peraturan yang
ada.
Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal
dasar untuk menjaga keselamatan dan keamanan laboratorium.
Disiplin di laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin di
dalam ruang kelas. Karena di laboratorium itu, selain kita bekerja
dengan alat-alat yang mungkin berbahaya, kita juga akan bekerja
dengan bahan-bahan yang berbahaya.
Selain disiplin, pengetahuan pendidik akan alat/bahan praktikum
IPA serta pengetahuan akan eksperimen yang dilakukan di
laboratorium adalah penting bagi usaha untuk menjaga keselamatan
kerja dan keamanan laboratorium. Dengan pengetahuan itu peserta
didik akan mengetahui bahan-bahan aman maupun bahan-bahan
yang berbahaya. Sehingga memang diperlukannya penanganan
dengan sangat hati-hati, dan bahaya apa saja yang mungkin dapat
ditimbulkan oleh suatu eksperimen.
Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah:
1. luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca,
atau luka bakar,
2. tertelan zat yang beracun,
3. pingsan, disebabkan karena menghirup gas yang beracun,
4. terkena kejutan listrik,
5. kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.
Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium
di atas dapat dihilangkan atau dikurangi terjadinya jika fasilitas
laboratorium mencukupi kebutuhan, Misalnya:
1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di
dalamnya,
2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para
pekerja di laboratorium,
4. Pengelolaan Laboratorium Page 4
3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci
dengan baik,
5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur
pemasangannya,
6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang
melaluinya,
7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempat uang cukup[ untuk menyimpan alat dan bahan,
10.tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
2.1.2. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya
Berikut beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya.
1. Pengaturan alat
Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang
atau dalam lemari. Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan
diletakkan di dekat jalan ke luar. Diusahakan bahan yang mudah
terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja. Untuk dapat
dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan
yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas
dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena
dapat menyebabkan tumbukan.
2. Radiasi
Radiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh
radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x.
Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini
harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar
ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung.
Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak
mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh
sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara
langsung sinar laser.
3. Listrik
Pada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik
harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik,
sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang
terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel jangan
dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung
5. Pengelolaan Laboratorium Page 5
kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel
atau kontak listrik dengan tangan yang basah. Kapasitor dapat
menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya
sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus
dibuang dulu dengan membuat arus pendek.
Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk
meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.
4. Silinder (tabung) gas
Letakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada
alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.
Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen,
jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha
untuk memperbaikinya. Sebelum digunakan pasanglah regulator pada
klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa
regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan
tekanan yang sangat besar. Pipa saluran gas yang bocor akan
merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa
saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang
ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas
yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah
terjadinya bahaya. Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya
khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen,
nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing-
masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
5. Api
Api yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber
panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang
kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya
kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat
hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya
kebakaran juga menyebabkan luka bakar. Sumber bahaya kebakaran
berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik,
benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah
terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena,
eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas.
Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml.
Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang
sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi
kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang
di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan
6. Pengelolaan Laboratorium Page 6
menimbulkan kebakaran. Fosfor putih di udara akan terbakar dengan
sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat
beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air.
Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih
basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan
menyebabkan kebakaran. Jangan memanasi zat cair yang mudah
menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan
menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber
panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus. Sebelum
meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah
dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah
dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
2.2. Perawatan Laboratorium
2.2.1. Perawatan Laboratorium dan Alat Kimia SMA
Kebersihan didalam laboratorium termasuk bagian terpenting
dalam mendukung proses pembelajaran. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengelola/ merawat kebersihan laboratorium
adalah:
1. Ruangan laboratorium pada umumnya dalam
pembersihannya harus dijaga seperti kebersihan lantai, meja
praktikum, lemari asam, keran-keran air, dll.
2. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal
mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus
berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan guru
mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang
suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin
sehingga akan mengurangi polusi dan dapat menjaga
lingkungan.
3. tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah
yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue
dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari
satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak
menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium serta
faasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat
pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel,
serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih
dari satu set pada setiap laboratorium.
4. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh
ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya
dijaga agar ruang laboratorium memiliki pencahayaan dan
7. Pengelolaan Laboratorium Page 7
sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan
berjamur.
5. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan
menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai
pembelajaran praktikum setiap siswa/praktikan dibiasakan
untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan
mengembalikan alat pada keadaan bersih. Pembiasaan ini
harus dimulai sejak siswa memasuki laboratorium dan
diingatkan kembali secara terus menerus pada setiap
pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada
tatatertib laboratorium.
Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada
siswa dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai
berikut:
a) Setiap siswa harus menjaga area tempat kerja/ meja
laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-
barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut.
b) Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan
rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir
praktikum.
c) Jangan menutup saluran wastafel dengan sisa bahan
praktikum/kotoran.
d) Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar
atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
e) Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum
memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau
lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan
peralatan yang rusak untuk praktikum.
f) Tempatkan bahan-bahan kimia sisa pada tabung khusus
sesuai dengan lebel yang telah diberikan. Jangan
mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
2.2.2. Penyimpanan Peralatan Praktikum Kimia di Laboratorium SMA
Perawatan alat sangat terkait dengan cara penyimpanannya.
Penyimpanan dengan baik dan benar akan memperkecil kerusakan
peralatan kimia tersebut. Dengan demikian perlu diketahui prinsip-
prinsip penyimpanan alat kimia dan penggolongannya.
1. Prinsip-prinsip penyimpanan Peralatan Praktikum kimia
a) Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat,
misalnya berdasarkan jenis bahannya, seperti
kelompok peralatan gelas, logam, kayu, karet, actor,
dan porselen.
8. Pengelolaan Laboratorium Page 8
b) Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi
penggunaannya (sering digunakan dan jarang
digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya
tinggi dipisahkan agar mudah dalam persiapan.
c) Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat
khusus karena sifat alat yang rentan terhadap actor
luar/ sensitif dan mahal harganya.
2. Penggolongan Alat Praktikum Kimia
Untuk memudahkan perawatan/pemeliharaan alat
praktikum kimia maka perlu penyimpanan alat-alat tersebut
berdasarkan bahan dasar dari alat-alat tersebut. Di
laboratorium kimia alat-alat praktikum kimia
dikelompokkan kedalam 6 golongan, yaitu:
Golongan I: Alat-alat yang terbuat dari bahan
glass/kaca, seperti: tabung reaksi, batang pengaduk,
glass kimia, erlenmeyer, glass ukur, labu ukur,
corong.
Silinder ukur kaca Labu Erlemeyer
9. Pengelolaan Laboratorium Page 9
Labu ukur Sel
Konduktifitas dan Tabung U
Gelas kimia
Golongan II: Alat-alat yang terbuat dari besi,
contoh: pembakar, tang cawan, kawat kasa, ring
besi, klem pemegang, klem buret, penjepit tabung,
sikat tabung, pemadam kebakaran, dsb
Tang cawan Statif,
klem buret
Golongan III: Alat-alat yang terbuat dari kayu,
contoh: rak tabung, rak pipet volumetri, rak buret,
penjepit tabung, dsb.
10. Pengelolaan Laboratorium Page 10
Rak tabung reaksi dan Penjepit tabung reaksi
Golongan IV: Alat-alat yang terbuat dari bahan
porselen, contoh: cawan penguap, lumpang dan alu,
bak pembakaran porselen, segitiga, tungku listrik,
pelat tetes, dsb.
Pelat tetes Lumpang dan Alu
Cawan penguap
Golongan V: Alat-alat yang terbuat dari plastik,
contoh: pompa suntik (siringe), gelas kimia plastik,
gelas ukur plastik, botol semprot, selang plastik, dst
botol semprot
11. Pengelolaan Laboratorium Page 11
Golongan VI: Alat-alat kimia yang memerlukan
penyimpanan khusus Contoh: buret, thermometer,
neraca, spektrofotometer, dsb.
Neraca
2.2.3. Perawatan/Pemeliharaan Alat- Alat Praktikum Kimia
Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada
ketelitian bekerja dan penggunaan alat-alat yang bersih. Alat –alat
yang bersih sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan
percobaan. Gelas ukur, pipet, buret yang kotor dapat menghasilkan
pengukuran yang salah. Biasakan alat-alat yang berada di dalam
laboratorium disimpan secara rapih dan dalam keadaan bersih.
Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah dipakai.
Umumnya, alat-alat yang baru dipakai mudah dibersihkan. Alat-
alat kaca seperti tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, labu
Erlenmeyer, dan pipet setelah dipakai dapat dibersihkan dengan
larutan detergen atau air sabun, kemudian dibilas dengan air
leding. dalam beberapa hal alat-alat ini perlu lagi dibilas dengan air
suling. Alat-alat kaca yang mengandung sisa-sisa zat kimia bila
tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan noda-noda pada kaca
tersebut sukar atau tidak dapat dibersihkan dengan larutan detergen
atau air sabun. Makin lama noda melekat pada kaca, makin sukar
noda itu dibersihkan.
Cara perawatan alat praktikum kimia, didasarkan pada sifat
bahan dasar alat tersebut dan kemudahan rusaknya konstruksi atau
rangkaian alat.
Perawatan alat-alat Praktikum kimia,antara lain:
a. Alat-alat praktikum kimia pada umumnya terbuat dari
bahan glass/kaca.
Agar alat-alat ini siap pakai, alat harus dalam keadaan
bersih. Untuk mendapatkan alat kaca/glass yang bersih
maka diperlukan perawatan yang teratur, yang meliputi
12. Pengelolaan Laboratorium Page 12
pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga
pencucian dan pengeringan alat tersebut. Oleh karena itu
cucilah segera setelah digunakan. Alat-alat kaca yang tidak
terlalu kotor dapat dibersihkan dengan pencucian biasa
dengan menggunakan air dan sedikit detergen.
b. Alat-alat pratikum Kimia yang memerlukan perawatan
Khusus
1. Buret
Biasanya kerusakan pada buret yang ditemukan di
sekolah adalah patah (sumbing) pada bagian ujung
tuas atau patah di tengah karena tidak hati-hati pada
waktu penggunaan dan pencucian buret.
Untuk cara menangani masalah kerusakan ialah:
o Bila buret patah pada bagian tengahnya atau
sumbing pada bagian atasnya, tidak dapat
lagi diperbaiki, oleh karena itu hendaknya
selalu berhati-hati pada saat memasang buret
pada klem dan pada waktu pencucian.
o Keran buret (stop cock) yang patah tidak
dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang
baru. Untuk menghindari keran buret yang
macet setelah dibersihkan hendaknya keran
diolesi dengan vaselin.
o Untuk menghindari kotoran pada buret dapat
dilakukan pencucian dengan baik. Agar
buret selalu bersih, setelah digunakan harus
segera dibersihkan, dikeringkan, dan
disimpan dengan cara yang benar
ditempatnya.
13. Pengelolaan Laboratorium Page 13
Buret
2. Perawatan Neraca
Dalam menggunakan neraca pasti memliki kendala
seperti tidak seimbang dan Piring neraca kotor
(terkontaminasi zat atau terkena tumpahan zat atau
berlemak). Adapun cara mengatasinya yaitu:
i. Memutar-mutar sekrup sampai penunjuk pas
pada garis keseimbangan
ii. Mengurangi atau menambah peluru yang
ada di bagian bawah piring.
14. Pengelolaan Laboratorium Page 14
Piring neraca kotor dapat dibersihkan
dengan air hangat yang mengandung
detergen. Untuk menghindari piring neraca
terkontaminasi dengan zat , maka pada
waktu menimbang gunakan botol timbang
jangan sekali-kali menimbang zat tanpa alas.
3. Perawatan Termometer
Dalam menggunakan thermometer pasti akan
terdapat masalah-masalah seperti Termometer pecah
saat akan diambil/digunakan dll. Untuk mengatasi
masalah tersebut ialah:
Untuk menjaga agar thermometer tidak
terjatuh saat diambil,pada ujung atas
thermometer hendaknya diberi benang
(benang kasur atau tali raffia).
Pada waktu termometer dpakai mengukur
suhu cairan, termometer hendaknya tidak
digunakan sebagai pengaduk. Ketika
digunakan untuk mengukur suhu cairan, bola
thermometer tidak disentuhkan pada dasar
wadah.
Termometer hendaknya disimpan dalam
bungkusnya berupa selubung (plastik) atau
pada kotaknya yang terbuat dari dos. Simpan
thermometer secara horizontal dilemari atau
laci.
2.2.4. Perawatan dalam penyimpanan Bahan/zat Kimia di Laboratorium
SMA
Penyimpanan dan pelabelan pada kemasan/wadah bahan kimia
merupakan salah satu bagian dari perawatan bahan/zat kimia.
Senyawa kimia yang bersifat karsinogenik di laboratorium
merupakan masalah yang perlu dipecahkan, karena sifatnya yang
berbahaya. Langkah yang harus ditempuh dalam penanganan
15. Pengelolaan Laboratorium Page 15
bahan kimia berbahaya salah satu caranya penyimpanan dengan
benar dan pemberian label pada kemasan/wadah bahan kimia
tersebut. Dalam Prinsip-prinsip Penyimpanan Bahan/Zat Kimia:
Zat atau bahan kimia hendaknya disimpan secara terpisah
dari peralatan. Penyimpanan zat secara umum dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok
zat organik dan zat anorganik. Apabila fasilitas lemari
cukup banyak, zat-zat kimia dapat berdasarkan sifat fisik
dan kimianya, misalnya kelompok zat padat, cair;
kelompok asam, basa, garam, kelompok pengoksidasi, dan
kelompok yang mudah terbakar.
Selain dikelompokkan berdasarkan pertimbangan di atas, bahan
kimia dapat juga disimpan berdasarkan:
Bahan- bahan kimia yang sering dipakai.
Bahan-bahan kimia yang boleh diambil sendiri oleh siswa,
seperti larutan- larutan encer dari beberapa garam, asam
dan basa.
Bahan yang jarang dipakai.
Untuk menjaga zat kimia dari kerusakan perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
Semua wadah yang berisi zat kimia harus tertutup rapat dan
diberi label yang menyatakan nama zat dan sifat penting
dari (berupa spesifikasi) zat tersebut. Berikut contoh
penyimpanan zat kimia.
Zat-zat yang mudah menguap atau mudah terbakar
disimpan di tempat sejuk, ruang berventilasi baik, dan
terhindar dari cahaya langsung.
Zat-zat yang peka terhadap cahaya, seperti besi (II) Sulfat,
berupa kristal berwarna hijau muda, akan segera berubah
menjadi besi (III) sulfat, berupa kristal yang berwarna
coklat muda. Hal ini disimpan di tempat yang tidak terkena
cahaya langsung dan dalam wadah berwarna gelap, seperti
gambar berikut
Zat-zat pengoksidasi jangan disimpan dekat zat yang
mudah teroksidasi.
Asam-asam pekat sebaiknya disimpan di lemari asam dan
jauh dari sumber panas.
Zat-zat yang bersifat racun disimpan terpisah dari zat lain
di dalam lemari terkunci. Zat-zat kimia tertentu, jika
botolnya tidak tertutup rapat akan menghasilkan uap yang
dapat mencemari udara di laboratorium dan reaksi uap-uap
17. Pengelolaan Laboratorium Page 17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium merupakan tempat steril yang digunakan untuk melakukan
praktikum, penelitian serta pengamatan dengan tujuan untuk menghasilkan
produk atau hasil yang akurat dan berdasarkan fakta.
2. Tata tertib laboratorium merupakan segala sesuatu tindakan yang harus
dipatuhi yang di buat dengan kesepakatan bersama.
3. Ada 3 laboratorium yang biasanya digunakan oleh para praktikan, yaitu
Laboratorium Biologi
Laboratorium Kimia
Laboratorium Fisika
Laboratorium Komputer
4. Di dalam laboratorium juga terdapat alat-alat dan bahan-bahan praktikum
yang mendukung berjalannya praktikum dengan baik.
5. Beberapa contoh tata tertib laboratorium yang harus dipatuhi oleh para
praktikan:
Tidak boleh makan dan minum
Dilarang merokok
Menggunakan jas LAB
18. Pengelolaan Laboratorium Page 18
DAFTAR PUSTAKA
http://psma.kemdikbud.go.id/files/Buku_Perawatan_Alat_Lab_Kimia
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan alat dan bahan di
laboratorium kimia
http://unnes.ac.id/files/tmp/manajemen laboratorium kimia organik
http://word-to-pdf-converter.net
Himpunan Kimia Indonesia.2011.Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia.Bandung: Nasional Research Council of the National
Academis
http://nap.adu