SlideShare a Scribd company logo
Pengelolaan Laboratorium Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jurusan sekolah di tingkat sekolah menengah atas terdiri dari IPA
dan IPS. Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara
ilmiah terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa. Di
suatu sekolahan yang memiliki jurusan IPA harus memiliki laboratorium
sebagai sarana untuk menunjang pembelajaran dan pembuktian teori di
kelas. Pembuktian itu dilakukan antara lain di laboratorium dalam kegiatan
praktikum, karena itu laboratorium yang dibutuhkan pada jurusan IPA
harus memiliki aspek yang baik. Aspek yang baik adalah adanya
perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan
pengawasan.
Maka dari itu, pengelolaan laboratorium yang ada dijurusan IPA
tingkat SMA dibagi menjadi tiga tempat antara lain ialah laboratorium
biologi, laboratorium fisika dan laboratorium kimia. Hal ini bertujuan agar
pelaksanaan praktikum yang diadakan dapat berjalan dengan baik, dan
sesuai dengan aspek pengelolaan laboratorium yang baik.
Praktikum yang dilaksanakan dalam laboratorium memiliki peran
sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan IPA tingkat SMA. Maka dari
itu, manajemen laboratorium pun harus terus dibenahi agar dapat
berfungsi.
Laboratorium Jurusan IPA tingkat SMA dapat ditingkatkan
menjadi laboratorium yang representatif untuk menyelenggarakan
praktikum dan penelitian bidang ilmu pengetahuan alam sehingga dapat
menghasilkan potensi dibidang akademik yang berkualitas. Peningkatan
ini sekaligus akan mendorong dan membekali siswa untuk memiliki
keterampilan di laboratorium.
Oleh karena itu, kami akan membahas lebih jauh mengenai aspek
dari pengelolaan laboratorium di tingkat SMA yaitu pengamanan,
perawatan dan pengawasan di laboratorium.
1.2. Rumusan Masalah
 Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari
aspek pengamanan ?
 Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari
aspek perawatan ?
 Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari
aspek pengawasan ?
Pengelolaan Laboratorium Page 2
1.3. Tujuan
 Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di
tingkat SMA dalam aspek Pengamanan.
 Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di
tingkat SMA dalam aspek Perawatan.
 Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di
tingkat SMA dalam aspek Pengawasan.
1.4. Manfaat
 Untuk memberikan informasi dalam mengelola laboratorium kepada
seluruh siswa/i ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
 Untuk memberikan pengetahuan alam dalam mengelola laboratorium
kepada seluruh siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pengelolaan Laboratorium Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengamanan Laboratorium
2.1.1. Keamanan dalam mengelola laboratorium yang ada di tingkat SMA
Berikut ini akan dibahas mengenai keamanan yang harus ada pada
laboratorium di tingkat SMA. Bahaya atau kecelakaan yang
mungkin dapat terjadi di suatu laboratorium tingkat sekolah
menengah atas itu sangat rentan sekali terjadi. Maka dari itu,
diperlukannya pengamanan dalam mengelola suatu laboratorium di
tingkat sekolah menengah atas. Keamanan dalam mengelola suatu
laboratorium akan dapat terlaksana dengan sangat baik jika adanya
kedisiplinan dalam menaati dan mematuhi segala peraturan yang
ada.
Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal
dasar untuk menjaga keselamatan dan keamanan laboratorium.
Disiplin di laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin di
dalam ruang kelas. Karena di laboratorium itu, selain kita bekerja
dengan alat-alat yang mungkin berbahaya, kita juga akan bekerja
dengan bahan-bahan yang berbahaya.
Selain disiplin, pengetahuan pendidik akan alat/bahan praktikum
IPA serta pengetahuan akan eksperimen yang dilakukan di
laboratorium adalah penting bagi usaha untuk menjaga keselamatan
kerja dan keamanan laboratorium. Dengan pengetahuan itu peserta
didik akan mengetahui bahan-bahan aman maupun bahan-bahan
yang berbahaya. Sehingga memang diperlukannya penanganan
dengan sangat hati-hati, dan bahaya apa saja yang mungkin dapat
ditimbulkan oleh suatu eksperimen.
Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah:
1. luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca,
atau luka bakar,
2. tertelan zat yang beracun,
3. pingsan, disebabkan karena menghirup gas yang beracun,
4. terkena kejutan listrik,
5. kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.
Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium
di atas dapat dihilangkan atau dikurangi terjadinya jika fasilitas
laboratorium mencukupi kebutuhan, Misalnya:
1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di
dalamnya,
2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para
pekerja di laboratorium,
Pengelolaan Laboratorium Page 4
3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci
dengan baik,
5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur
pemasangannya,
6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang
melaluinya,
7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempat uang cukup[ untuk menyimpan alat dan bahan,
10.tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
2.1.2. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya
Berikut beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya.
1. Pengaturan alat
Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang
atau dalam lemari. Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan
diletakkan di dekat jalan ke luar. Diusahakan bahan yang mudah
terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja. Untuk dapat
dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan
yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas
dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena
dapat menyebabkan tumbukan.
2. Radiasi
Radiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh
radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x.
Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini
harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar
ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung.
Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak
mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh
sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara
langsung sinar laser.
3. Listrik
Pada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik
harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik,
sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang
terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel jangan
dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung
Pengelolaan Laboratorium Page 5
kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel
atau kontak listrik dengan tangan yang basah. Kapasitor dapat
menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya
sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus
dibuang dulu dengan membuat arus pendek.
Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk
meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.
4. Silinder (tabung) gas
Letakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada
alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir.
Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen,
jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha
untuk memperbaikinya. Sebelum digunakan pasanglah regulator pada
klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa
regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan
tekanan yang sangat besar. Pipa saluran gas yang bocor akan
merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa
saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang
ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas
yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah
terjadinya bahaya. Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya
khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen,
nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing-
masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
5. Api
Api yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber
panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang
kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya
kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat
hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya
kebakaran juga menyebabkan luka bakar. Sumber bahaya kebakaran
berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik,
benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah
terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena,
eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas.
Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml.
Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang
sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi
kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang
di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan
Pengelolaan Laboratorium Page 6
menimbulkan kebakaran. Fosfor putih di udara akan terbakar dengan
sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat
beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air.
Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih
basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan
menyebabkan kebakaran. Jangan memanasi zat cair yang mudah
menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan
menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber
panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus. Sebelum
meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah
dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah
dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
2.2. Perawatan Laboratorium
2.2.1. Perawatan Laboratorium dan Alat Kimia SMA
Kebersihan didalam laboratorium termasuk bagian terpenting
dalam mendukung proses pembelajaran. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengelola/ merawat kebersihan laboratorium
adalah:
1. Ruangan laboratorium pada umumnya dalam
pembersihannya harus dijaga seperti kebersihan lantai, meja
praktikum, lemari asam, keran-keran air, dll.
2. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal
mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus
berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan guru
mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang
suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin
sehingga akan mengurangi polusi dan dapat menjaga
lingkungan.
3. tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah
yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue
dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari
satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak
menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium serta
faasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat
pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel,
serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih
dari satu set pada setiap laboratorium.
4. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh
ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya
dijaga agar ruang laboratorium memiliki pencahayaan dan
Pengelolaan Laboratorium Page 7
sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan
berjamur.
5. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan
menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai
pembelajaran praktikum setiap siswa/praktikan dibiasakan
untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan
mengembalikan alat pada keadaan bersih. Pembiasaan ini
harus dimulai sejak siswa memasuki laboratorium dan
diingatkan kembali secara terus menerus pada setiap
pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada
tatatertib laboratorium.
Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada
siswa dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai
berikut:
a) Setiap siswa harus menjaga area tempat kerja/ meja
laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang-
barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut.
b) Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan
rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir
praktikum.
c) Jangan menutup saluran wastafel dengan sisa bahan
praktikum/kotoran.
d) Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar
atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat.
e) Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum
memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau
lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan
peralatan yang rusak untuk praktikum.
f) Tempatkan bahan-bahan kimia sisa pada tabung khusus
sesuai dengan lebel yang telah diberikan. Jangan
mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan.
2.2.2. Penyimpanan Peralatan Praktikum Kimia di Laboratorium SMA
Perawatan alat sangat terkait dengan cara penyimpanannya.
Penyimpanan dengan baik dan benar akan memperkecil kerusakan
peralatan kimia tersebut. Dengan demikian perlu diketahui prinsip-
prinsip penyimpanan alat kimia dan penggolongannya.
1. Prinsip-prinsip penyimpanan Peralatan Praktikum kimia
a) Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat,
misalnya berdasarkan jenis bahannya, seperti
kelompok peralatan gelas, logam, kayu, karet, actor,
dan porselen.
Pengelolaan Laboratorium Page 8
b) Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi
penggunaannya (sering digunakan dan jarang
digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya
tinggi dipisahkan agar mudah dalam persiapan.
c) Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat
khusus karena sifat alat yang rentan terhadap actor
luar/ sensitif dan mahal harganya.
2. Penggolongan Alat Praktikum Kimia
Untuk memudahkan perawatan/pemeliharaan alat
praktikum kimia maka perlu penyimpanan alat-alat tersebut
berdasarkan bahan dasar dari alat-alat tersebut. Di
laboratorium kimia alat-alat praktikum kimia
dikelompokkan kedalam 6 golongan, yaitu:
 Golongan I: Alat-alat yang terbuat dari bahan
glass/kaca, seperti: tabung reaksi, batang pengaduk,
glass kimia, erlenmeyer, glass ukur, labu ukur,
corong.
Silinder ukur kaca Labu Erlemeyer
Pengelolaan Laboratorium Page 9
Labu ukur Sel
Konduktifitas dan Tabung U
Gelas kimia
 Golongan II: Alat-alat yang terbuat dari besi,
contoh: pembakar, tang cawan, kawat kasa, ring
besi, klem pemegang, klem buret, penjepit tabung,
sikat tabung, pemadam kebakaran, dsb
Tang cawan Statif,
klem buret
 Golongan III: Alat-alat yang terbuat dari kayu,
contoh: rak tabung, rak pipet volumetri, rak buret,
penjepit tabung, dsb.
Pengelolaan Laboratorium Page 10
Rak tabung reaksi dan Penjepit tabung reaksi
 Golongan IV: Alat-alat yang terbuat dari bahan
porselen, contoh: cawan penguap, lumpang dan alu,
bak pembakaran porselen, segitiga, tungku listrik,
pelat tetes, dsb.
Pelat tetes Lumpang dan Alu
Cawan penguap
 Golongan V: Alat-alat yang terbuat dari plastik,
contoh: pompa suntik (siringe), gelas kimia plastik,
gelas ukur plastik, botol semprot, selang plastik, dst
botol semprot
Pengelolaan Laboratorium Page 11
 Golongan VI: Alat-alat kimia yang memerlukan
penyimpanan khusus Contoh: buret, thermometer,
neraca, spektrofotometer, dsb.
Neraca
2.2.3. Perawatan/Pemeliharaan Alat- Alat Praktikum Kimia
Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada
ketelitian bekerja dan penggunaan alat-alat yang bersih. Alat –alat
yang bersih sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan
percobaan. Gelas ukur, pipet, buret yang kotor dapat menghasilkan
pengukuran yang salah. Biasakan alat-alat yang berada di dalam
laboratorium disimpan secara rapih dan dalam keadaan bersih.
Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah dipakai.
Umumnya, alat-alat yang baru dipakai mudah dibersihkan. Alat-
alat kaca seperti tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, labu
Erlenmeyer, dan pipet setelah dipakai dapat dibersihkan dengan
larutan detergen atau air sabun, kemudian dibilas dengan air
leding. dalam beberapa hal alat-alat ini perlu lagi dibilas dengan air
suling. Alat-alat kaca yang mengandung sisa-sisa zat kimia bila
tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan noda-noda pada kaca
tersebut sukar atau tidak dapat dibersihkan dengan larutan detergen
atau air sabun. Makin lama noda melekat pada kaca, makin sukar
noda itu dibersihkan.
Cara perawatan alat praktikum kimia, didasarkan pada sifat
bahan dasar alat tersebut dan kemudahan rusaknya konstruksi atau
rangkaian alat.
Perawatan alat-alat Praktikum kimia,antara lain:
a. Alat-alat praktikum kimia pada umumnya terbuat dari
bahan glass/kaca.
Agar alat-alat ini siap pakai, alat harus dalam keadaan
bersih. Untuk mendapatkan alat kaca/glass yang bersih
maka diperlukan perawatan yang teratur, yang meliputi
Pengelolaan Laboratorium Page 12
pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga
pencucian dan pengeringan alat tersebut. Oleh karena itu
cucilah segera setelah digunakan. Alat-alat kaca yang tidak
terlalu kotor dapat dibersihkan dengan pencucian biasa
dengan menggunakan air dan sedikit detergen.
b. Alat-alat pratikum Kimia yang memerlukan perawatan
Khusus
1. Buret
Biasanya kerusakan pada buret yang ditemukan di
sekolah adalah patah (sumbing) pada bagian ujung
tuas atau patah di tengah karena tidak hati-hati pada
waktu penggunaan dan pencucian buret.
Untuk cara menangani masalah kerusakan ialah:
o Bila buret patah pada bagian tengahnya atau
sumbing pada bagian atasnya, tidak dapat
lagi diperbaiki, oleh karena itu hendaknya
selalu berhati-hati pada saat memasang buret
pada klem dan pada waktu pencucian.
o Keran buret (stop cock) yang patah tidak
dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang
baru. Untuk menghindari keran buret yang
macet setelah dibersihkan hendaknya keran
diolesi dengan vaselin.
o Untuk menghindari kotoran pada buret dapat
dilakukan pencucian dengan baik. Agar
buret selalu bersih, setelah digunakan harus
segera dibersihkan, dikeringkan, dan
disimpan dengan cara yang benar
ditempatnya.
Pengelolaan Laboratorium Page 13
Buret
2. Perawatan Neraca
Dalam menggunakan neraca pasti memliki kendala
seperti tidak seimbang dan Piring neraca kotor
(terkontaminasi zat atau terkena tumpahan zat atau
berlemak). Adapun cara mengatasinya yaitu:
i. Memutar-mutar sekrup sampai penunjuk pas
pada garis keseimbangan
ii. Mengurangi atau menambah peluru yang
ada di bagian bawah piring.
Pengelolaan Laboratorium Page 14
Piring neraca kotor dapat dibersihkan
dengan air hangat yang mengandung
detergen. Untuk menghindari piring neraca
terkontaminasi dengan zat , maka pada
waktu menimbang gunakan botol timbang
jangan sekali-kali menimbang zat tanpa alas.
3. Perawatan Termometer
Dalam menggunakan thermometer pasti akan
terdapat masalah-masalah seperti Termometer pecah
saat akan diambil/digunakan dll. Untuk mengatasi
masalah tersebut ialah:
 Untuk menjaga agar thermometer tidak
terjatuh saat diambil,pada ujung atas
thermometer hendaknya diberi benang
(benang kasur atau tali raffia).
 Pada waktu termometer dpakai mengukur
suhu cairan, termometer hendaknya tidak
digunakan sebagai pengaduk. Ketika
digunakan untuk mengukur suhu cairan, bola
thermometer tidak disentuhkan pada dasar
wadah.
 Termometer hendaknya disimpan dalam
bungkusnya berupa selubung (plastik) atau
pada kotaknya yang terbuat dari dos. Simpan
thermometer secara horizontal dilemari atau
laci.
2.2.4. Perawatan dalam penyimpanan Bahan/zat Kimia di Laboratorium
SMA
Penyimpanan dan pelabelan pada kemasan/wadah bahan kimia
merupakan salah satu bagian dari perawatan bahan/zat kimia.
Senyawa kimia yang bersifat karsinogenik di laboratorium
merupakan masalah yang perlu dipecahkan, karena sifatnya yang
berbahaya. Langkah yang harus ditempuh dalam penanganan
Pengelolaan Laboratorium Page 15
bahan kimia berbahaya salah satu caranya penyimpanan dengan
benar dan pemberian label pada kemasan/wadah bahan kimia
tersebut. Dalam Prinsip-prinsip Penyimpanan Bahan/Zat Kimia:
 Zat atau bahan kimia hendaknya disimpan secara terpisah
dari peralatan. Penyimpanan zat secara umum dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok
zat organik dan zat anorganik. Apabila fasilitas lemari
cukup banyak, zat-zat kimia dapat berdasarkan sifat fisik
dan kimianya, misalnya kelompok zat padat, cair;
kelompok asam, basa, garam, kelompok pengoksidasi, dan
kelompok yang mudah terbakar.
Selain dikelompokkan berdasarkan pertimbangan di atas, bahan
kimia dapat juga disimpan berdasarkan:
Bahan- bahan kimia yang sering dipakai.
Bahan-bahan kimia yang boleh diambil sendiri oleh siswa,
seperti larutan- larutan encer dari beberapa garam, asam
dan basa.
Bahan yang jarang dipakai.
Untuk menjaga zat kimia dari kerusakan perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
 Semua wadah yang berisi zat kimia harus tertutup rapat dan
diberi label yang menyatakan nama zat dan sifat penting
dari (berupa spesifikasi) zat tersebut. Berikut contoh
penyimpanan zat kimia.
 Zat-zat yang mudah menguap atau mudah terbakar
disimpan di tempat sejuk, ruang berventilasi baik, dan
terhindar dari cahaya langsung.
 Zat-zat yang peka terhadap cahaya, seperti besi (II) Sulfat,
berupa kristal berwarna hijau muda, akan segera berubah
menjadi besi (III) sulfat, berupa kristal yang berwarna
coklat muda. Hal ini disimpan di tempat yang tidak terkena
cahaya langsung dan dalam wadah berwarna gelap, seperti
gambar berikut
 Zat-zat pengoksidasi jangan disimpan dekat zat yang
mudah teroksidasi.
 Asam-asam pekat sebaiknya disimpan di lemari asam dan
jauh dari sumber panas.
 Zat-zat yang bersifat racun disimpan terpisah dari zat lain
di dalam lemari terkunci. Zat-zat kimia tertentu, jika
botolnya tidak tertutup rapat akan menghasilkan uap yang
dapat mencemari udara di laboratorium dan reaksi uap-uap
Pengelolaan Laboratorium Page 16
tersebut dengan zat kimia lainnya dapat merusak alat-alat
dari logam.
Pengelolaan Laboratorium Page 17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium merupakan tempat steril yang digunakan untuk melakukan
praktikum, penelitian serta pengamatan dengan tujuan untuk menghasilkan
produk atau hasil yang akurat dan berdasarkan fakta.
2. Tata tertib laboratorium merupakan segala sesuatu tindakan yang harus
dipatuhi yang di buat dengan kesepakatan bersama.
3. Ada 3 laboratorium yang biasanya digunakan oleh para praktikan, yaitu
Laboratorium Biologi
Laboratorium Kimia
Laboratorium Fisika
Laboratorium Komputer
4. Di dalam laboratorium juga terdapat alat-alat dan bahan-bahan praktikum
yang mendukung berjalannya praktikum dengan baik.
5. Beberapa contoh tata tertib laboratorium yang harus dipatuhi oleh para
praktikan:
Tidak boleh makan dan minum
Dilarang merokok
Menggunakan jas LAB
Pengelolaan Laboratorium Page 18
DAFTAR PUSTAKA
http://psma.kemdikbud.go.id/files/Buku_Perawatan_Alat_Lab_Kimia
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan alat dan bahan di
laboratorium kimia
http://unnes.ac.id/files/tmp/manajemen laboratorium kimia organik
http://word-to-pdf-converter.net
Himpunan Kimia Indonesia.2011.Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium Kimia.Bandung: Nasional Research Council of the National
Academis
http://nap.adu

More Related Content

What's hot

Buku pengetahuan-laboratorium-biologi
Buku pengetahuan-laboratorium-biologiBuku pengetahuan-laboratorium-biologi
Buku pengetahuan-laboratorium-biologi
kamaliyah
 
Perawatan alat bahan lab bio
Perawatan alat bahan lab bioPerawatan alat bahan lab bio
Perawatan alat bahan lab bio
kamariah cantique
 
Pengendalian bahan radioaktif
Pengendalian bahan radioaktifPengendalian bahan radioaktif
Pengendalian bahan radioaktifSerene Lee
 
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
iankurniawan019
 
Makalah laboratorium-fisika-sekolah
Makalah laboratorium-fisika-sekolahMakalah laboratorium-fisika-sekolah
Makalah laboratorium-fisika-sekolah
06111381320025lista
 
Lab Teknik Kimia PNL
Lab Teknik Kimia PNLLab Teknik Kimia PNL
Lab Teknik Kimia PNL
Aziez Lhok
 
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air ManadoLaporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Margareth Pandaleke
 
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Aris Suryadi
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumnoviyanty
 
strategi mengelola laboratorium kimia
strategi mengelola laboratorium kimiastrategi mengelola laboratorium kimia
strategi mengelola laboratorium kimia
Qaiffa Greenpinkk
 
Buku alat peraga_kimia
Buku alat peraga_kimiaBuku alat peraga_kimia
Buku alat peraga_kimia
Renol Doang
 

What's hot (14)

Buku pengetahuan-laboratorium-biologi
Buku pengetahuan-laboratorium-biologiBuku pengetahuan-laboratorium-biologi
Buku pengetahuan-laboratorium-biologi
 
Perawatan alat bahan lab bio
Perawatan alat bahan lab bioPerawatan alat bahan lab bio
Perawatan alat bahan lab bio
 
Pengendalian bahan radioaktif
Pengendalian bahan radioaktifPengendalian bahan radioaktif
Pengendalian bahan radioaktif
 
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
 
Makalah laboratorium-fisika-sekolah
Makalah laboratorium-fisika-sekolahMakalah laboratorium-fisika-sekolah
Makalah laboratorium-fisika-sekolah
 
Lab Teknik Kimia PNL
Lab Teknik Kimia PNLLab Teknik Kimia PNL
Lab Teknik Kimia PNL
 
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air ManadoLaporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
Laporan PKL di WLN dan PT.Air Manado
 
E
EE
E
 
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
 
Desain laboratorium
Desain laboratoriumDesain laboratorium
Desain laboratorium
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratorium
 
strategi mengelola laboratorium kimia
strategi mengelola laboratorium kimiastrategi mengelola laboratorium kimia
strategi mengelola laboratorium kimia
 
Bab 8 keselamatan
Bab 8  keselamatanBab 8  keselamatan
Bab 8 keselamatan
 
Buku alat peraga_kimia
Buku alat peraga_kimiaBuku alat peraga_kimia
Buku alat peraga_kimia
 

Similar to Isi

strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)
strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)
strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)
Dewi Sartika
 
PPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptxPPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptx
DeviYantiSavilsapend
 
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrBerapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Mastudiar Daryus
 
desain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolahdesain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolahFitriyana Migumi
 
Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1
Friska Yunita Lumban Tobing
 
Langkah keselamatan
Langkah keselamatanLangkah keselamatan
Langkah keselamatan
Bomoh Gelap
 
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
Arianto Amri
 
Keselamatan makmal sains
Keselamatan makmal sainsKeselamatan makmal sains
Keselamatan makmal sainsmohusmosin
 
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdfPROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
SoniAditiaAbdullah
 
KELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptx
KELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptxKELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptx
KELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptx
aliciamargaretha1
 
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanManfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanRohman Efendi
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisis
meiwulandari24
 
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimiakeamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
Qaiffa Greenpinkk
 
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdfPraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
TrioMulyono
 
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C  kesehatan dan keselamatan kerja di labC  kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C kesehatan dan keselamatan kerja di labABINUL HAKIM
 
5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf
5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf
5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf
IbnuFadilah7
 
9082-28692-1-SM.pdf
9082-28692-1-SM.pdf9082-28692-1-SM.pdf
9082-28692-1-SM.pdf
IvanArdo1
 
LKPD_keselamatan_kerja.docx
LKPD_keselamatan_kerja.docxLKPD_keselamatan_kerja.docx
LKPD_keselamatan_kerja.docx
CreatifMobil
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
susan26225
 
Manajemen lab
Manajemen labManajemen lab
Manajemen lab
Haris Haris
 

Similar to Isi (20)

strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)
strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)
strategi penglolaan laboratorium kimia (dewi sartika)
 
PPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptxPPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptx
 
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrBerapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
 
desain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolahdesain dan fasilitas lab sekolah
desain dan fasilitas lab sekolah
 
Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1
 
Langkah keselamatan
Langkah keselamatanLangkah keselamatan
Langkah keselamatan
 
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
 
Keselamatan makmal sains
Keselamatan makmal sainsKeselamatan makmal sains
Keselamatan makmal sains
 
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdfPROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
 
KELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptx
KELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptxKELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptx
KELOMPOK 1_MANAJEMEN LABORATORIUM.pptx
 
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanManfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisis
 
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimiakeamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
 
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdfPraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
PraktikumKimiaFisikaFarmasi.pdf
 
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C  kesehatan dan keselamatan kerja di labC  kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
 
5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf
5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf
5. Pengenalan Alat Kimia - Bagian 1 (1).pdf
 
9082-28692-1-SM.pdf
9082-28692-1-SM.pdf9082-28692-1-SM.pdf
9082-28692-1-SM.pdf
 
LKPD_keselamatan_kerja.docx
LKPD_keselamatan_kerja.docxLKPD_keselamatan_kerja.docx
LKPD_keselamatan_kerja.docx
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
 
Manajemen lab
Manajemen labManajemen lab
Manajemen lab
 

Recently uploaded

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
miftahzannah
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
MUhammadIlham484521
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 

Recently uploaded (11)

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 

Isi

  • 1. Pengelolaan Laboratorium Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jurusan sekolah di tingkat sekolah menengah atas terdiri dari IPA dan IPS. Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa. Di suatu sekolahan yang memiliki jurusan IPA harus memiliki laboratorium sebagai sarana untuk menunjang pembelajaran dan pembuktian teori di kelas. Pembuktian itu dilakukan antara lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu laboratorium yang dibutuhkan pada jurusan IPA harus memiliki aspek yang baik. Aspek yang baik adalah adanya perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan dan pengawasan. Maka dari itu, pengelolaan laboratorium yang ada dijurusan IPA tingkat SMA dibagi menjadi tiga tempat antara lain ialah laboratorium biologi, laboratorium fisika dan laboratorium kimia. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan praktikum yang diadakan dapat berjalan dengan baik, dan sesuai dengan aspek pengelolaan laboratorium yang baik. Praktikum yang dilaksanakan dalam laboratorium memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan IPA tingkat SMA. Maka dari itu, manajemen laboratorium pun harus terus dibenahi agar dapat berfungsi. Laboratorium Jurusan IPA tingkat SMA dapat ditingkatkan menjadi laboratorium yang representatif untuk menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu pengetahuan alam sehingga dapat menghasilkan potensi dibidang akademik yang berkualitas. Peningkatan ini sekaligus akan mendorong dan membekali siswa untuk memiliki keterampilan di laboratorium. Oleh karena itu, kami akan membahas lebih jauh mengenai aspek dari pengelolaan laboratorium di tingkat SMA yaitu pengamanan, perawatan dan pengawasan di laboratorium. 1.2. Rumusan Masalah  Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari aspek pengamanan ?  Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari aspek perawatan ?  Bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik jika dilihat dari aspek pengawasan ?
  • 2. Pengelolaan Laboratorium Page 2 1.3. Tujuan  Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di tingkat SMA dalam aspek Pengamanan.  Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di tingkat SMA dalam aspek Perawatan.  Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan Laboratorium IPA di tingkat SMA dalam aspek Pengawasan. 1.4. Manfaat  Untuk memberikan informasi dalam mengelola laboratorium kepada seluruh siswa/i ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).  Untuk memberikan pengetahuan alam dalam mengelola laboratorium kepada seluruh siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA).
  • 3. Pengelolaan Laboratorium Page 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengamanan Laboratorium 2.1.1. Keamanan dalam mengelola laboratorium yang ada di tingkat SMA Berikut ini akan dibahas mengenai keamanan yang harus ada pada laboratorium di tingkat SMA. Bahaya atau kecelakaan yang mungkin dapat terjadi di suatu laboratorium tingkat sekolah menengah atas itu sangat rentan sekali terjadi. Maka dari itu, diperlukannya pengamanan dalam mengelola suatu laboratorium di tingkat sekolah menengah atas. Keamanan dalam mengelola suatu laboratorium akan dapat terlaksana dengan sangat baik jika adanya kedisiplinan dalam menaati dan mematuhi segala peraturan yang ada. Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal dasar untuk menjaga keselamatan dan keamanan laboratorium. Disiplin di laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin di dalam ruang kelas. Karena di laboratorium itu, selain kita bekerja dengan alat-alat yang mungkin berbahaya, kita juga akan bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya. Selain disiplin, pengetahuan pendidik akan alat/bahan praktikum IPA serta pengetahuan akan eksperimen yang dilakukan di laboratorium adalah penting bagi usaha untuk menjaga keselamatan kerja dan keamanan laboratorium. Dengan pengetahuan itu peserta didik akan mengetahui bahan-bahan aman maupun bahan-bahan yang berbahaya. Sehingga memang diperlukannya penanganan dengan sangat hati-hati, dan bahaya apa saja yang mungkin dapat ditimbulkan oleh suatu eksperimen. Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah: 1. luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca, atau luka bakar, 2. tertelan zat yang beracun, 3. pingsan, disebabkan karena menghirup gas yang beracun, 4. terkena kejutan listrik, 5. kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain. Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium di atas dapat dihilangkan atau dikurangi terjadinya jika fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan, Misalnya: 1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya, 2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
  • 4. Pengelolaan Laboratorium Page 4 3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik, 4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik, 5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya, 6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya, 7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih, 8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium, 9. tersedianya tempat uang cukup[ untuk menyimpan alat dan bahan, 10.tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran. 2.1.2. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya Berikut beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya. 1. Pengaturan alat Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari. Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar. Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja. Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan. 2. Radiasi Radiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x. Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung. Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser. 3. Listrik Pada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung
  • 5. Pengelolaan Laboratorium Page 5 kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan yang basah. Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek. Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek. 4. Silinder (tabung) gas Letakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir. Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya. Sebelum digunakan pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan tekanan yang sangat besar. Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya. Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing- masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain. 5. Api Api yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar. Sumber bahaya kebakaran berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik, benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml. Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan
  • 6. Pengelolaan Laboratorium Page 6 menimbulkan kebakaran. Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran. Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus. Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan. 2.2. Perawatan Laboratorium 2.2.1. Perawatan Laboratorium dan Alat Kimia SMA Kebersihan didalam laboratorium termasuk bagian terpenting dalam mendukung proses pembelajaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelola/ merawat kebersihan laboratorium adalah: 1. Ruangan laboratorium pada umumnya dalam pembersihannya harus dijaga seperti kebersihan lantai, meja praktikum, lemari asam, keran-keran air, dll. 2. Pembuangan bahan kimia sisa praktikum harus seminimal mungkin, berdasarkan hal tersebut maka laboran harus berkoordianasi dengan pengelola laboratorium dan guru mata pelajaran, harus memiliki komitmen untuk merancang suatu praktikum dengan bahan kimia seminimal mungkin sehingga akan mengurangi polusi dan dapat menjaga lingkungan. 3. tersedia tempat sampah untuk menampung sisa sampah yang tidak mengandung bahan kimia, seperti kertas, tissue dan lainnya. Tempat sampah harus disediakan lebih dari satu buah dan diletakkan pada tempat yang tidak menghalangi lalu lintas keluar masuk laboratorium serta faasilitas alat-alat kebersihan umum seperti sapu, alat pembersih lantai, alat pembersih debu, kain lap, kain pel, serokan sampah, dan lainnya minimal harus tersedia lebih dari satu set pada setiap laboratorium. 4. Kebersihan laboratorium kimia juga dipengaruhi oleh ventilasi dan pencahayaan, oleh karena itu seharusnya dijaga agar ruang laboratorium memiliki pencahayaan dan
  • 7. Pengelolaan Laboratorium Page 7 sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan berjamur. 5. Menjaga kebersihan laboratorium juga harus ditekankan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga setiap selesai pembelajaran praktikum setiap siswa/praktikan dibiasakan untuk membersihkan meja kerja yang digunakannya dan mengembalikan alat pada keadaan bersih. Pembiasaan ini harus dimulai sejak siswa memasuki laboratorium dan diingatkan kembali secara terus menerus pada setiap pembelajaran, dan secara tertulis harus tercantum pada tatatertib laboratorium. Beberapa hal yang juga harus diperhatikan dan ditanamkan pada siswa dalam menjaga kebersihan laboratorium adalah sebagai berikut: a) Setiap siswa harus menjaga area tempat kerja/ meja laboratorium dan sekitarnya bersih dan bebas dari barang- barang yang tidak diperlukan untuk eksperimen tersebut. b) Buatlah area tempat kerja dan sekitarnya tetap bersih dan rapih selama praktikum berlangsung sampai pada akhir praktikum. c) Jangan menutup saluran wastafel dengan sisa bahan praktikum/kotoran. d) Jangan melakukan aktivitas yang menghalangi jalan keluar atau peralatan yang berfungsi untuk keadaan gawat darurat. e) Perhatikan semua alat yang akan digunakan sebelum memulai praktikum, bila ada kerusakan (retak, patah atau lainnya), laporkan pada petugas dan jangan menggunakan peralatan yang rusak untuk praktikum. f) Tempatkan bahan-bahan kimia sisa pada tabung khusus sesuai dengan lebel yang telah diberikan. Jangan mencampurkan buangan zat-zat kimia sembarangan. 2.2.2. Penyimpanan Peralatan Praktikum Kimia di Laboratorium SMA Perawatan alat sangat terkait dengan cara penyimpanannya. Penyimpanan dengan baik dan benar akan memperkecil kerusakan peralatan kimia tersebut. Dengan demikian perlu diketahui prinsip- prinsip penyimpanan alat kimia dan penggolongannya. 1. Prinsip-prinsip penyimpanan Peralatan Praktikum kimia a) Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat, misalnya berdasarkan jenis bahannya, seperti kelompok peralatan gelas, logam, kayu, karet, actor, dan porselen.
  • 8. Pengelolaan Laboratorium Page 8 b) Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya (sering digunakan dan jarang digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya tinggi dipisahkan agar mudah dalam persiapan. c) Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat khusus karena sifat alat yang rentan terhadap actor luar/ sensitif dan mahal harganya. 2. Penggolongan Alat Praktikum Kimia Untuk memudahkan perawatan/pemeliharaan alat praktikum kimia maka perlu penyimpanan alat-alat tersebut berdasarkan bahan dasar dari alat-alat tersebut. Di laboratorium kimia alat-alat praktikum kimia dikelompokkan kedalam 6 golongan, yaitu:  Golongan I: Alat-alat yang terbuat dari bahan glass/kaca, seperti: tabung reaksi, batang pengaduk, glass kimia, erlenmeyer, glass ukur, labu ukur, corong. Silinder ukur kaca Labu Erlemeyer
  • 9. Pengelolaan Laboratorium Page 9 Labu ukur Sel Konduktifitas dan Tabung U Gelas kimia  Golongan II: Alat-alat yang terbuat dari besi, contoh: pembakar, tang cawan, kawat kasa, ring besi, klem pemegang, klem buret, penjepit tabung, sikat tabung, pemadam kebakaran, dsb Tang cawan Statif, klem buret  Golongan III: Alat-alat yang terbuat dari kayu, contoh: rak tabung, rak pipet volumetri, rak buret, penjepit tabung, dsb.
  • 10. Pengelolaan Laboratorium Page 10 Rak tabung reaksi dan Penjepit tabung reaksi  Golongan IV: Alat-alat yang terbuat dari bahan porselen, contoh: cawan penguap, lumpang dan alu, bak pembakaran porselen, segitiga, tungku listrik, pelat tetes, dsb. Pelat tetes Lumpang dan Alu Cawan penguap  Golongan V: Alat-alat yang terbuat dari plastik, contoh: pompa suntik (siringe), gelas kimia plastik, gelas ukur plastik, botol semprot, selang plastik, dst botol semprot
  • 11. Pengelolaan Laboratorium Page 11  Golongan VI: Alat-alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus Contoh: buret, thermometer, neraca, spektrofotometer, dsb. Neraca 2.2.3. Perawatan/Pemeliharaan Alat- Alat Praktikum Kimia Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada ketelitian bekerja dan penggunaan alat-alat yang bersih. Alat –alat yang bersih sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan percobaan. Gelas ukur, pipet, buret yang kotor dapat menghasilkan pengukuran yang salah. Biasakan alat-alat yang berada di dalam laboratorium disimpan secara rapih dan dalam keadaan bersih. Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah dipakai. Umumnya, alat-alat yang baru dipakai mudah dibersihkan. Alat- alat kaca seperti tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, labu Erlenmeyer, dan pipet setelah dipakai dapat dibersihkan dengan larutan detergen atau air sabun, kemudian dibilas dengan air leding. dalam beberapa hal alat-alat ini perlu lagi dibilas dengan air suling. Alat-alat kaca yang mengandung sisa-sisa zat kimia bila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan noda-noda pada kaca tersebut sukar atau tidak dapat dibersihkan dengan larutan detergen atau air sabun. Makin lama noda melekat pada kaca, makin sukar noda itu dibersihkan. Cara perawatan alat praktikum kimia, didasarkan pada sifat bahan dasar alat tersebut dan kemudahan rusaknya konstruksi atau rangkaian alat. Perawatan alat-alat Praktikum kimia,antara lain: a. Alat-alat praktikum kimia pada umumnya terbuat dari bahan glass/kaca. Agar alat-alat ini siap pakai, alat harus dalam keadaan bersih. Untuk mendapatkan alat kaca/glass yang bersih maka diperlukan perawatan yang teratur, yang meliputi
  • 12. Pengelolaan Laboratorium Page 12 pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga pencucian dan pengeringan alat tersebut. Oleh karena itu cucilah segera setelah digunakan. Alat-alat kaca yang tidak terlalu kotor dapat dibersihkan dengan pencucian biasa dengan menggunakan air dan sedikit detergen. b. Alat-alat pratikum Kimia yang memerlukan perawatan Khusus 1. Buret Biasanya kerusakan pada buret yang ditemukan di sekolah adalah patah (sumbing) pada bagian ujung tuas atau patah di tengah karena tidak hati-hati pada waktu penggunaan dan pencucian buret. Untuk cara menangani masalah kerusakan ialah: o Bila buret patah pada bagian tengahnya atau sumbing pada bagian atasnya, tidak dapat lagi diperbaiki, oleh karena itu hendaknya selalu berhati-hati pada saat memasang buret pada klem dan pada waktu pencucian. o Keran buret (stop cock) yang patah tidak dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Untuk menghindari keran buret yang macet setelah dibersihkan hendaknya keran diolesi dengan vaselin. o Untuk menghindari kotoran pada buret dapat dilakukan pencucian dengan baik. Agar buret selalu bersih, setelah digunakan harus segera dibersihkan, dikeringkan, dan disimpan dengan cara yang benar ditempatnya.
  • 13. Pengelolaan Laboratorium Page 13 Buret 2. Perawatan Neraca Dalam menggunakan neraca pasti memliki kendala seperti tidak seimbang dan Piring neraca kotor (terkontaminasi zat atau terkena tumpahan zat atau berlemak). Adapun cara mengatasinya yaitu: i. Memutar-mutar sekrup sampai penunjuk pas pada garis keseimbangan ii. Mengurangi atau menambah peluru yang ada di bagian bawah piring.
  • 14. Pengelolaan Laboratorium Page 14 Piring neraca kotor dapat dibersihkan dengan air hangat yang mengandung detergen. Untuk menghindari piring neraca terkontaminasi dengan zat , maka pada waktu menimbang gunakan botol timbang jangan sekali-kali menimbang zat tanpa alas. 3. Perawatan Termometer Dalam menggunakan thermometer pasti akan terdapat masalah-masalah seperti Termometer pecah saat akan diambil/digunakan dll. Untuk mengatasi masalah tersebut ialah:  Untuk menjaga agar thermometer tidak terjatuh saat diambil,pada ujung atas thermometer hendaknya diberi benang (benang kasur atau tali raffia).  Pada waktu termometer dpakai mengukur suhu cairan, termometer hendaknya tidak digunakan sebagai pengaduk. Ketika digunakan untuk mengukur suhu cairan, bola thermometer tidak disentuhkan pada dasar wadah.  Termometer hendaknya disimpan dalam bungkusnya berupa selubung (plastik) atau pada kotaknya yang terbuat dari dos. Simpan thermometer secara horizontal dilemari atau laci. 2.2.4. Perawatan dalam penyimpanan Bahan/zat Kimia di Laboratorium SMA Penyimpanan dan pelabelan pada kemasan/wadah bahan kimia merupakan salah satu bagian dari perawatan bahan/zat kimia. Senyawa kimia yang bersifat karsinogenik di laboratorium merupakan masalah yang perlu dipecahkan, karena sifatnya yang berbahaya. Langkah yang harus ditempuh dalam penanganan
  • 15. Pengelolaan Laboratorium Page 15 bahan kimia berbahaya salah satu caranya penyimpanan dengan benar dan pemberian label pada kemasan/wadah bahan kimia tersebut. Dalam Prinsip-prinsip Penyimpanan Bahan/Zat Kimia:  Zat atau bahan kimia hendaknya disimpan secara terpisah dari peralatan. Penyimpanan zat secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok zat organik dan zat anorganik. Apabila fasilitas lemari cukup banyak, zat-zat kimia dapat berdasarkan sifat fisik dan kimianya, misalnya kelompok zat padat, cair; kelompok asam, basa, garam, kelompok pengoksidasi, dan kelompok yang mudah terbakar. Selain dikelompokkan berdasarkan pertimbangan di atas, bahan kimia dapat juga disimpan berdasarkan: Bahan- bahan kimia yang sering dipakai. Bahan-bahan kimia yang boleh diambil sendiri oleh siswa, seperti larutan- larutan encer dari beberapa garam, asam dan basa. Bahan yang jarang dipakai. Untuk menjaga zat kimia dari kerusakan perlu diperhatikan hal-hal berikut.  Semua wadah yang berisi zat kimia harus tertutup rapat dan diberi label yang menyatakan nama zat dan sifat penting dari (berupa spesifikasi) zat tersebut. Berikut contoh penyimpanan zat kimia.  Zat-zat yang mudah menguap atau mudah terbakar disimpan di tempat sejuk, ruang berventilasi baik, dan terhindar dari cahaya langsung.  Zat-zat yang peka terhadap cahaya, seperti besi (II) Sulfat, berupa kristal berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi besi (III) sulfat, berupa kristal yang berwarna coklat muda. Hal ini disimpan di tempat yang tidak terkena cahaya langsung dan dalam wadah berwarna gelap, seperti gambar berikut  Zat-zat pengoksidasi jangan disimpan dekat zat yang mudah teroksidasi.  Asam-asam pekat sebaiknya disimpan di lemari asam dan jauh dari sumber panas.  Zat-zat yang bersifat racun disimpan terpisah dari zat lain di dalam lemari terkunci. Zat-zat kimia tertentu, jika botolnya tidak tertutup rapat akan menghasilkan uap yang dapat mencemari udara di laboratorium dan reaksi uap-uap
  • 16. Pengelolaan Laboratorium Page 16 tersebut dengan zat kimia lainnya dapat merusak alat-alat dari logam.
  • 17. Pengelolaan Laboratorium Page 17 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Laboratorium merupakan tempat steril yang digunakan untuk melakukan praktikum, penelitian serta pengamatan dengan tujuan untuk menghasilkan produk atau hasil yang akurat dan berdasarkan fakta. 2. Tata tertib laboratorium merupakan segala sesuatu tindakan yang harus dipatuhi yang di buat dengan kesepakatan bersama. 3. Ada 3 laboratorium yang biasanya digunakan oleh para praktikan, yaitu Laboratorium Biologi Laboratorium Kimia Laboratorium Fisika Laboratorium Komputer 4. Di dalam laboratorium juga terdapat alat-alat dan bahan-bahan praktikum yang mendukung berjalannya praktikum dengan baik. 5. Beberapa contoh tata tertib laboratorium yang harus dipatuhi oleh para praktikan: Tidak boleh makan dan minum Dilarang merokok Menggunakan jas LAB
  • 18. Pengelolaan Laboratorium Page 18 DAFTAR PUSTAKA http://psma.kemdikbud.go.id/files/Buku_Perawatan_Alat_Lab_Kimia http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan alat dan bahan di laboratorium kimia http://unnes.ac.id/files/tmp/manajemen laboratorium kimia organik http://word-to-pdf-converter.net Himpunan Kimia Indonesia.2011.Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia.Bandung: Nasional Research Council of the National Academis http://nap.adu