Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Aceh untuk mengurangi dampak bencana, serta inisiasi pemahaman terhadap generasi muda untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui program edukasi.
Inisiasi pemahaman adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada generasi muda di kabupaten aceh besar
1. Dengan semakin bertambahnya intensitas dan frekuensi dari kejadian iklim ekstrim,
resiko bencana banjir selama musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau akan
semakin meningkatkan damPak pada sektor sumber daya air, pertanian dan kehutanan,
perikanan, kesehatan, serta sarana prasarana. Hal tersebut dapat kita lihat dan amati pada
beberapa waktu yang lalu, dimana beberapa bagian Aceh menderita kemarau panjang
disusul musibah banjir dan longsor yang dasyhat.
Untuk menghindari dampak berganda dari bencana alam dan merugikan tersebut,
tindakan adaptasi dan mitigasi sangat diperlukan dan dikembangkan untuk diaplikasikan
oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh sebab itu penguatan kapasitas adaptasi menjadi hal
yang krusial dan urgent. Natural Aceh sebagai salah satu lembaga publik juga berkomitmen
pada pelestarian lingkungan, sumber daya alam dan kesehatan. Oleh karena itu program
sub-hibah FFI ini menjadi salah satu kegiatan yang bisa menjamin keberlangsungan
komitmen kami pada bidang lingkungan, sumber daya alam dan kesehatan tersebut.
Bentuk kegiatan yang akan kami rencanakan adalah inisiasi pemahaman yang
menjadi sasaran dari kolektivitas komponen-komponen yang terkait dengan isu adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim dengan harapan akan mewujudkan perilaku dan karakter ke arah
yang mendukung adaptasi dan mitigasi secara massif. ’Pendekatan’ ini muncul sebagai
respon dampak perubahan iklim terhadap sektor-sektor aplikatif yang berpengaruh pada
nilai budaya, sosial dan ekonomi masyarakat komunitas selama ini.
Dalam rangka menjalankan kegiatan tersebut, Natural Aceh memprioritaskan,
mendesain dan melaksanakan 3 (tiga) program yang berbeda dengan konsep yang berbeda
juga sehingga tingkat keberhasilan tujuan yang diharapkan akan menjadi maksimal. Total
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan ini dimulai dari riset/persiapan
sampai laporan adalah 8 (delapan) bulan dimulai dari Desember 2014-Juni 2015. Sebagai
satu kegiatan yang utuh, ketiga program tersebut akan memberikan wawasan, pengetahuan
dan hal-hal baru yang berhubungan dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,
beberapa target kegiatan/peserta program bahkan akan memberikan pandangan, komentar,
ide bahkan gagasan mereka dengan pendekatan lokal terkait isu-isu yang dimaksud
sehingga dari 2 (dua) komponen tersebut hasil dari kegiatan akan memberikan dampak
yang lebih besar pada lingkungan dan komunitas mereka. Seluruh peserta dalam 3 (tiga)
kegiatan ini adalah generasi muda (pelajar SMA se-Aceh Besar).
Seluruh kegiatan ini telah kami rancang dengan konsep strategis dengan
penguasaan model pendekatan yang menyenangkan dan interaktif dengan perkiraan budget
yang dibutuhkan sebesar Rp. 163.140.000,- yang bersumber dari FFI sebesar Rp.
127.240.000,- dan dana pendamping dari Natural Aceh sebesar Rp. 35.900.000,-
Sebagai sebuah lembaga publik yang independen, Natural Aceh bekerja dengan
azas ke profesionalitas yang tinggi untuk tetap menjaga nama dan kredibilitas lembaga.
Berdiri sejak tahun 2008, Natural Aceh sejak awal telah memfokuskan diri dalam hal
penguatan SDM dan kapabilitas tenaga pendidikan, pemuda, siswa dan mahasiswa serta
masyarakat dalam pengembangan kehidupan, kegiatan dan pekerjaannya melalui kegiatan
riset, pelatihan dan publikasi.
2. KERANGKA USULAN PROGRAM
A. PENDAHULUAN
Aceh merupakan sebuah daerah yang memiliki jumlah penduduk hampir 5 juta jiwa
dan memiliki kawasan yang sangat kaya akan sumber daya alam (SDA). Aceh dengan
potensi alamnya seperti hutan, tambang, ikan di laut dan terumbu karang serta aneka flora
dan fauna sebenarnya dapat menjadi sumber penghidupan juga pendapatan bagi
masyarakat Aceh jika dikelola dengan baik. Namun selama ini, setiap pembangunan di Aceh
selalu terfokus pada pembangunan fisik dan seringkali tidak mengedepankan kestabilan
ekologi sebagai hal penting yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Beberapa
alasan tersebut menjadikan aceh masuk dalam kategori darurat ekologi bagi beberapa
pemerhati lingkungan.
Selain itu, akar persoalan lingkungan di Aceh juga diakibatkan pertambahan
penduduk, desakan pembangunan, daya dukung alam yang semakin kritis, perubahan iklim,
masyarakat miskin, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan ditambah lagi dengan
masih banyaknya masyarakat yang tidak berperilaku ramah lingkungan yang diperparah
oleh sebagian oknum (kalangan pengusaha dan penguasa) dengan peraturan/kebijakan
yang memperburuk kondisi lingkungan. Dari beberapa hal penyumbang kerusakan sumber
daya alam dan lingkungan hidup tersebut diatas akhirnya secara ekologi mengakibatkan
terjadinya pemanasan global dan berujung kepada perubahan iklim yang sekarang kita
rasakan.
Dengan demikian perlu pengaturan pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, serta melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi sehingga pembangunan-
pembangunan berikutnya dapat tetap dilakukan serta memberikan kontribusi positif bagi
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Dipilihnya generasi muda sebagai objek dan target kegiatan adalah dengan harapan,
mereka lebih mudah menerima sosialisasi ini dari segi waktu dan kesibukannya. Usia yang
muda juga memudahkan para fasilitator dan narasumber untuk melakukan inisiasi nilai-nilai
peduli lingkungan dalam hal ini adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kegiatan inisiasi ini
dilakukan melalui model pembelajaran yang interaktif dan dilakukan di lembaga pendidikan
mereka dengan harapan proses transfer wawasannya akan lebih mudah dilakukan dan
melekat lebih kuat.
Dengan pemahaman tentang adaptasi dan mitigasi perubahan iklim para generasi
muda ini diharapkan bisa melakukan bahkan menjadi duta dan mengkampanyekan
kegiatan-kegiatan pengawasan dan perlidungan sumber daya alam, pelestarian alam dan
lingkungan hidup serta konvservasi satwa dan tumbuhan bagi orang-orang di lingkungan
sosial dan keluarganya. Berbeda dengan orang dewasa, aktifitas para generasi muda
(remaja) yang dilakukan secara positif biasanya memberikan efek yang lebih besar terhadap
pola pikir orang dewasa di sekitarnya. Hal-hal yang dilakukan oleh generasi muda ini
diharapkan membuka kesadaran orang dewasa di sekitar mereka sehingga mereka merasa
3. malu atas tindakan-tindakannya selama ini yang tidak ramah lingkungan, bahkan bisa jadi
mereka juga akan mengikuti dan berubah lebih peduli pada perubahan iklim.
B. STRATEGI PENDEKATAN
Sesuai dengan pengalaman kerja kami, prinsip sosialisasi yang akan kami berikan
berjalan secara progresif bergerak “lebih dekat pada fakta” dengan tujuan untuk mencapai
pembelajaran “langsung”, sehingga nantinya hubungan antara inisiasi yang kami laksanakan
dan keadaan lingkungan penerima manfaat menjadi sangat aplikatif. Rencana bahan Inisiasi
yang akan disosialisasikan adalah:
- Pengetahuan tentang diversifikasi pangan; siswa diarahkan untuk terbiasa
mengkonsumsi karbohidrat selain beras, seperti kentang, sagu dan jagung.
- Pengetahuan tentang pengeluaran pemakaian BBM untuk kendaraan bermotor
(transportasi) yang mengeluarkan polusi karbondioksida (CO2); mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke penggunaan transportasi massal dan
penggunaan sistem transportasi non-motor untuk jarak pendek.
- Pengetahuan tentang pengelolaan sampah; mengurangi jumlah sampah dan
pemilahan sampah untuk tujuan daur ulang.
- Pengetahuan tentang penghematan penggunaan air; penggunaan kembali air, dan
menggunakan shower untuk mandi.
- Pengetahuan tentang pemanfaatan lahan pekarangan/halaman menjadi apotik hijau
dan kebun.
- Pengetahuan terhadap masalah sanitasi lingkungan dan kesehatan; pengendalian
vektor nyamuk dan tikus, berprilaku hygine, meningkatkan pola hidup bersih dan
sehat, melakukan kebiasaan makan menu seimbang, mencuci tangan dengan sabun,
dan membersihkan lingkungan secara rutin.
- Pengetahuan tentang efisiensi energi; merawat dan membersihkan AC secara
teratur; mengganti bohlam lampu pijar dengan lampu LED yang lebih hemat energi;
mematikan kipas angin dan AC saat meninggalkan ruangan dan memberikan insulasi
pada kamar dan tetap menutup jendela ketika AC sedang dinyalakan.
- Pengawasan dan perlindungan sumber daya alam
- Pelestarian alam dan lingkungan hidup
- Konservasi satwa dan tumbuhan.
Zainal AbidinSuarja
LembagaRiset,PelatihandanPublikasiPublik
Inisiasi Pemahaman Adaptasi dan Mitigasi Perubahan
Iklim pada Generasi Muda guna Meningkatkan
Partisipasi, Kesadaran dan Keterlibatanya untuk
Peningkatan Ketahanan Wilayah, Kehidupan dan
Kesejahteraan di Kabupaten Aceh Besar