LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL...Waita Rachmi Achir
Dalam pengalaman praktis mengajar di posisi PPG, Dimana
Penyelenggaraan program Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) dapat
membantu calon guru menunjang kompetensinya dalam proses menjadi guru
profesional. Berdasarkan pengalaman saya dalam melaksanakan PPL, saya
menemukan adanya permasalahan di dalam kelas yaitu siswa kurang
termotivasi untuk belajar. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas dimana
siswa menunjukkan perilaku seperti: cenderung cepat bosan dengan kegiatan
pembelajaran, tidak mau bertanya jika kesulitan belajar, perhatian tidak
terfokus pada pembelajaran, melakukan permainan. Permainan dan ngobrol
selama kegiatan pembelajaran.
Pertama, saya melihat semangat belajar siswa masih belum tinggi.
Mereka hanya duduk dan mendengarkan saya, dan beberapa di antaranya
membuat pembelajaran jadi mengantuk. Mereka tampak enggan mempelajari
pelajaran ikatan kimia. Hal ini merupakan permasalahan yang harus diatasi
karena materi ini sangat penting karena mereka harus memahami ikatan kimia
sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan ilmu bagaimana ikatan kimia
dalam kehidupan sehari-hari maka pelajaran kimia ini sangat penting secara
komprehensif sehingga mereka dapat menguasai hampir semua topik kimia
seperti senyawa karbon, protein, polimer, asam dan basa, energi kimia. dan
termodinamika, ketika kamu belajar kimia, kamu akan menemukan alasan
mengapa segala sesuatu di sekitar kamu terjadi.
Ini bisa dilihat dari contoh Kenapa coklat rasanya enak, kenapa
sabunnya bersih, kenapa langitnya biru? Memahami struktur atom,
elektrokimia larutan asam-basa, atau stoikiometri molekul sangat penting
untuk memahami segala sesuatu di lingkungan kita, mulai dari pasta gigi yang
kita gunakan setiap pagi hingga baterai ponsel yang kita isi ulang setiap hari.
Dari karatan logam hingga pencernaan, setiap reaksi di alam dikendalikan oleh
kimia. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu, kursus kimia akan membantu siswa
menjawab semua pertanyaan tentang dunia dan lingkungan. Misalnya, tahukah
siswa bahwa daun berubah warna pada musim gugur karena produksi klorofil
diatur oleh cahaya? Seiring dengan semakin pendeknya hari, jumlah klorofil di
daun berkurang, dan bahan kimia hijau yang umum di musim semi dan musim
panas digantikan oleh senyawa lain yang ada di daun.
Dalam hal ini yang harus kita lakukan adalah mencari akar
permasalahannya yaitu fokus pada metode dan model pembelajaran, media
pembelajaran dan karakteristik siswa. Oleh karena itu, kemampuan pedagogi
guru dalam merancang pembelajaran, memilih model dan metode
pembelajaran, serta menggunakan teknologi pembelajaran sangat relevan
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
LAPORAN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL...Waita Rachmi Achir
Dalam pengalaman praktis mengajar di posisi PPG, Dimana
Penyelenggaraan program Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) dapat
membantu calon guru menunjang kompetensinya dalam proses menjadi guru
profesional. Berdasarkan pengalaman saya dalam melaksanakan PPL, saya
menemukan adanya permasalahan di dalam kelas yaitu siswa kurang
termotivasi untuk belajar. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas dimana
siswa menunjukkan perilaku seperti: cenderung cepat bosan dengan kegiatan
pembelajaran, tidak mau bertanya jika kesulitan belajar, perhatian tidak
terfokus pada pembelajaran, melakukan permainan. Permainan dan ngobrol
selama kegiatan pembelajaran.
Pertama, saya melihat semangat belajar siswa masih belum tinggi.
Mereka hanya duduk dan mendengarkan saya, dan beberapa di antaranya
membuat pembelajaran jadi mengantuk. Mereka tampak enggan mempelajari
pelajaran ikatan kimia. Hal ini merupakan permasalahan yang harus diatasi
karena materi ini sangat penting karena mereka harus memahami ikatan kimia
sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan ilmu bagaimana ikatan kimia
dalam kehidupan sehari-hari maka pelajaran kimia ini sangat penting secara
komprehensif sehingga mereka dapat menguasai hampir semua topik kimia
seperti senyawa karbon, protein, polimer, asam dan basa, energi kimia. dan
termodinamika, ketika kamu belajar kimia, kamu akan menemukan alasan
mengapa segala sesuatu di sekitar kamu terjadi.
Ini bisa dilihat dari contoh Kenapa coklat rasanya enak, kenapa
sabunnya bersih, kenapa langitnya biru? Memahami struktur atom,
elektrokimia larutan asam-basa, atau stoikiometri molekul sangat penting
untuk memahami segala sesuatu di lingkungan kita, mulai dari pasta gigi yang
kita gunakan setiap pagi hingga baterai ponsel yang kita isi ulang setiap hari.
Dari karatan logam hingga pencernaan, setiap reaksi di alam dikendalikan oleh
kimia. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu, kursus kimia akan membantu siswa
menjawab semua pertanyaan tentang dunia dan lingkungan. Misalnya, tahukah
siswa bahwa daun berubah warna pada musim gugur karena produksi klorofil
diatur oleh cahaya? Seiring dengan semakin pendeknya hari, jumlah klorofil di
daun berkurang, dan bahan kimia hijau yang umum di musim semi dan musim
panas digantikan oleh senyawa lain yang ada di daun.
Dalam hal ini yang harus kita lakukan adalah mencari akar
permasalahannya yaitu fokus pada metode dan model pembelajaran, media
pembelajaran dan karakteristik siswa. Oleh karena itu, kemampuan pedagogi
guru dalam merancang pembelajaran, memilih model dan metode
pembelajaran, serta menggunakan teknologi pembelajaran sangat relevan
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
5. Langkah Pembelajaran Pendalaman Materi
Langkah 2: Eksplorasi Penyebab Masalah
Mengeksplorasi kemungkinan penyebab masalah yang sudah teridentifikasi
Dalam melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah tersebut, peserta PPG Dalam
Jabatan dapat melakukan riset dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru/kepala
sekolah/pengawas sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar dan pihak terkait
lainnya dengan bimbingan/arahan dosen dan guru pamong
PPG
Pendidikan
Profesi
Guru
6. Langkah Pembelajaran Pendalaman Materi
Langkah 3: Penentuan Penyebab Masalah
Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah maka mahasiswa akan menentukan akar penyebab
masalah yang paling mendekati terhadap konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya, dan menjelaskan
alasannya
Dalam melakukan penentuan penyebab tersebut, peserta PPG Dalam Jabatan berkonsultasi dengan dosen,
instruktur, dan guru pamong. (Instruktur adalah pengajar dalam PPG yang berasal dari praktisi yang punya
kemampuan baik sebagai seorang pendidik dan punya pengalaman mengajar di konteks sekolah)
Peserta PPG Dalam Jabatan mempresentasikan tentang penentuan akar penyebab masalah yang dihadapi
disertai dengan penjelasan tentang kajian/analisis penentuan penyebab masalah tersebut.
Menentukan masalah dan akar penyebabnya.
PPG Pendidikan Profesi
Guru
7. Durasi Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
Hari ke-1 s.d ke-2
(12 JP), masing-masing
6 JP
Overview, menyimak, mencermati, mencatat hal-hal penting pada
orientasi dan apersepsi Mata Kuliah Analisis Materi Pembelajaran
Berbasis Masalah
Memberikan orientasi/overview dan
apersepsi Mata Kuliah Analisis Materi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Melakukan analisis terkait masalah untuk mengidentifikasi masalah
pembelajaran di kelas terkait: penanganan siswa bermasalah dan
berkebutuhan khusus, membangun relasi dengan siswa; melakukan
disiplin positif, pemberian feedback, metode pembelajaran,
masalah motivasi, materi HOTS, literasi numerasi, miskonsepsi,
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, asesmen, interaksi
dengan orang tua siswa, menggunakan model-model pembelajaran
inovatif, dan masalah terkait lainnya yang menjadi tugas keseharian
guru berdasarkan pengalaman Mahasiswa saat menjadi guru.
Membimbing mahasiswa dalam
menganalisis masalah, serta memfasilitasi,
melakukan diskusi, klarifikasi, konfirmasi,
terkait permasalahan yang dihadapi dalam
tugas keseharian guru
Aktivitas Pendalaman Materi
(Identifikasi Masalah)
Vicon sekurang-kurangnya 3 JP/hari
Siklus 1
PPG
Pendidikan
Profesi
Guru
8. Aktivitas Pendalaman Materi
(Identifikasi Masalah)
Vicon sekurang-kurangnya 3 JP/hari
Siklus 1
Durasi Aktivitas Mahasiswa Peran Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong
Hari ke-1 s.d ke-2
(12 JP), masing-masing
6 JP
Mengidentifikasi masalah pembelajaran di kelas terkait:
penanganan siswa bermasalah dan berkebutuhan khusus,
membangun relasi dengan siswa; melakukan disiplin positif,
pemberian feedback, metode pembelajaran, masalah motivasi,
materi HOTS, literasi numerasi, miskonsepsi, pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran, asesmen, interaksi dengan orang
tua siswa, menggunakan model-model pembelajaran inovatif, dan
masalah terkait lainnya yang menjadi tugas keseharian guru
berdasarkan pengalaman Mahasiswa saat menjadi guru
Memfasilitasi Mahasiswa dalam diskusi
tentang masalah yang dihadapi berdasarkan
pengalaman Mahasiswa saat menjadi guru.
PPG
Pendidikan
Profesi
Guru
9. Isu Permasalahan
HOTS
Kemampuan siswa untuk mengunakan
pemikiran kritis, analitis, dan kreatif dalam
pemecahan masalah pembelajaran.
ICT dalam Pembelajaran
Intergasi ICT dalam Kegiatan Proses
dan Penilaian Hasil Belajar
Literasi dan Numerasi
Literasi merupakan kemampuan siswa
membaca, menulis, memahami, dan berbahasa
secara efektif. Numerasi adalah kemampuan
memahami, menginterpretasikan, dan
menggunakan angka dan konsep matematika
dalam berbagai konteks.
Miskonsepsi
pemahaman atau interpretasi yang salah atau
tidak akurat atau tidak sesuai konsepsi iilmiah
terhadap konsep atau informasi tertentu.
05
06
07
08
Relasi dengan Siswa
Hubungan antara guru atau instruktur
dengan siswa dalam konteks Pembelajaran.
Misalnya: Komunikasi, Perhatian, Umpan
Balik, Keadilan, Profesionalismen Guru .
Motivasi Siswa
Dorongan internal atau eksternal yang
mendorong siswa untuk belajar, berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran, dan mencapai tujuan
Pembelajaran
Pemberian Feecback
Proses memberikan informasi tentang
kinerja, kemajuan, atau hasil belajar Siswa.
Mislanya: Pengakuan Atas Prestasi, kinerja,
hasil belajar yang baik.
Metode Pembelajaran
Cara atau pendekatan yang digunakan oleh
guru atau instruktur untuk menyampaikan
materi pelajaran dan memfasilitasi proses
pembelajaran siswa.
01
02
03
04
10. Lembar Kerja PPG Dalam Jabatan K1
Mata Kuliah Bentuk Asesmen Umum PLB PGPAUD SMK BK
Pendalaman
Materi
LK 1.1 Identifikasi
Masalah
v v v v v
LK 1.2 Eksplorasi
Penyebab Masalah
v v v v v
LK 1.3 Penentuan
Penyebab Masalah dan
Masalah Terpilih yang
Akan Diselesaikan
v v v v v
* Umum: Bidang studi selain PLB, PGPAUD, SMK, dan BK.
LK dan Rubrik Pendalaman Materi PPG Dalam Jabatan
PPG
Pendidikan
Profesi
Guru
14. LK 1.1 Identifikasi Masalah (Umum)
Nama Mahasiswa: _______________________________________________
Asal Institusi: ___________________________________________________
Petunjuk:
Silahkan identifikasi masalah-masalah pembelajaran yang mungkin terkait dengan penanganan siswa bermasalah dan berkebutuhan khusus,
membangun relasi dengan siswa, melakukan disiplin positif, pemberian feedback, metode pembelajaran, masalah motivasi, materi HOTS
(High Order Thinking Skills), literasi numerasi, miskonsepsi, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, asesmen, interaksi dengan orang tua
siswa, menggunakan model-model pembelajaran inovatif, dan masalah terkait lainnya yang menjadi tugas keseharian guru berdasarkan
pengalaman Anda saat menjadi guru.
No Jenis Permasalahan Masalah yang Diidentifikasi Analisis Identifikasi Masalah
1
Penanganan Siswa
Bermasalah dan
Berkebutuhan Khusus
Kesulitan dalam menyediakan
dukungan individual siswa dengan
kebutuhan khusus
Banyak siswa bermasalah dan berkebutuhan khusus memerlukan
perhatian dan pendekatan khusus, namun keterbatasan waktu dan sumber
daya dapat menjadi hambatan dalam memberikan dukungan yang
memadai. Solusi seperti perlibatan tenaga konselor atau terapis mungkin
perlu dipertimbangkan.
PPG
Pendidikan
Profesi
Guru
15. No Jenis Permasalahan Masalah yang Diidentifikasi Analisis Identifikasi Masalah
1
2. Literasi Numerasi 1. ? ?
3
Pemanfaatn model
pembelajaran yang
inovatif
1. ? ?
4 …. 1. ….. …..
16.
17.
18.
19.
20.
21. Rubrik Penilaian
L.K. 1.1. Identifikasi Masalah (Umum)
Tidak
mengerjakan LK
Mengerjakan LK
tetapi tidak
sesuai dengan
jenis
permasalahan
1 POIN
0 POIN
Mengerjakan
kurang dari atau
sama dengan 2
(dua)
identifikasi
masalah dan
sesuai dengan
jenis
permasalahan
Mengerjakan
dengan
menguraikan 3
(tiga)
identifikasi
masalah dan
sesuai dengan
jenis
permasalahan
3 POIN
2 POIN
Mengerjakan
dengan
menguraikan 4
(empat)
identifikasi
masalah dan
sesuai dengan
jenis
permasalahan
4 POIN
Mengerjakan
dengan
menguraikan
lebih dari 4
(empat)
identifikasi
masalah dan
sesuai dengan
jenis
permasalahan
5 POIN
PPG
Pendidikan
Profesi
Guru