Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk manusia berkarakter dan mandiri dengan memberikan pengetahuan yang luas dan mampu diaplikasikan serta dibagikan kepada orang lain. Pendidikan agama juga dapat membentuk karakter yang baik dan mandiri.
Pendidikan merupakan dasar pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan yang rendah akar masalah dalam meningkatnya permasalahan sosial di masyarakat (Berlian,2017). Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan problematika yang sangat rumit di segala bidang baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, moral dsb. Salah satu permasalahannya yaitu rendahnya mutu ketenagakerjaan. Dari hasil survey, latar pendidikan pekerja didominasi lulusan SD ke bawah dengan angka 52,40 juta lulusan SD kebawah; 22,97 SMP; 37,73 SMA; 16,26 diploma dan perguruan tinggi. Survey angkatan kerja nasional 2015 terdapat sebesar 60,52% ketidaksesuaian kualifikasi pekerjaan dengan latar pendidikan (BPS, 2019). Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan mentri pendidikan Nadiem Makarim memaparkan program “Merdeka Belajar” berkaitan dengan inovasi konsep masyarakat 5.0 dimana masyarakat berpusat pada manusia (human- centered) dan berbasis teknologi, sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang bahagia bagi masyarakat.. Untuk mendukung program tersebut, perlu di bangunnya budaya berbagi pengetahuan dan mengajak semua pihak untuk ambil bagian memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan cita-cita yaitu terlibatnya seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk menciptakan desain pengalaman penguna “Weekend Sharing” yang efektif sebagai sarana bagi volunteer untuk membuat kegiatan sharing knowledge serta untuk peserta mendaftarkan diri dalam event yang telah dibuat oleh volunteer dengan misi “Together Empowerment”. Model pengembangan ini menggunakan metode User-Centered Design yang mengacu pada experience pengguna sehingga dapat membuat aplikasi e-learning ini memiliki nilai usability yang cukup baik untuk digunakan oleh siswa dan pengajar. Disamping itu metode UCD bersifat iteratif yang artinya dapat menggali kebutuhan pengguna end-user yang dapat berubah-ubah secara langsung.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Pendidikan merupakan dasar pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan yang rendah akar masalah dalam meningkatnya permasalahan sosial di masyarakat (Berlian,2017). Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan problematika yang sangat rumit di segala bidang baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, moral dsb. Salah satu permasalahannya yaitu rendahnya mutu ketenagakerjaan. Dari hasil survey, latar pendidikan pekerja didominasi lulusan SD ke bawah dengan angka 52,40 juta lulusan SD kebawah; 22,97 SMP; 37,73 SMA; 16,26 diploma dan perguruan tinggi. Survey angkatan kerja nasional 2015 terdapat sebesar 60,52% ketidaksesuaian kualifikasi pekerjaan dengan latar pendidikan (BPS, 2019). Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan mentri pendidikan Nadiem Makarim memaparkan program “Merdeka Belajar” berkaitan dengan inovasi konsep masyarakat 5.0 dimana masyarakat berpusat pada manusia (human- centered) dan berbasis teknologi, sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang bahagia bagi masyarakat.. Untuk mendukung program tersebut, perlu di bangunnya budaya berbagi pengetahuan dan mengajak semua pihak untuk ambil bagian memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan cita-cita yaitu terlibatnya seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk menciptakan desain pengalaman penguna “Weekend Sharing” yang efektif sebagai sarana bagi volunteer untuk membuat kegiatan sharing knowledge serta untuk peserta mendaftarkan diri dalam event yang telah dibuat oleh volunteer dengan misi “Together Empowerment”. Model pengembangan ini menggunakan metode User-Centered Design yang mengacu pada experience pengguna sehingga dapat membuat aplikasi e-learning ini memiliki nilai usability yang cukup baik untuk digunakan oleh siswa dan pengajar. Disamping itu metode UCD bersifat iteratif yang artinya dapat menggali kebutuhan pengguna end-user yang dapat berubah-ubah secara langsung.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas.
Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.
1. Peranan Pendidikan dalam Membangun Manusia Berkarakter dan
Mandiri
Dewasa ini, Teknologi Informasi sudah sangat canggih, siapapun, dimanapun, dan kapanpun
bisa menggunakan Teknologi Informasi seperti komputer, laptop, iPad dan bisa mengakses situs
internet dimanapun dan kapanpun.
Sektor pendidikan memiliki peran yang strategis dan fungsional dalam upaya membangun
masyarakat di Indonesia. Pendidikan senantiasa berusaha untuk menjawab kebutuhan dan tantangan
yang muncul di kalangan masyarakat sebagai konsekuensi dari suatu perubahan. Pendidikan sebagai
sarana terbaik yang di desain untuk menciptakan suatu generasi yang tidak akan kehilangan ikatan
dengan tradisi mereka sendiri namun juga tidak menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang
dalam pendidikan ataupun tidak menyadari adanya perkembangan-perkembangan di setiap cabang
penegetahuan manusia.
Pendidikan memiliki peranan penting dalam membangun manusia berkarakter dan mandiri.
Melalui pendidikan, manusia mendapatkan banyak pengetahuan sehingga memiliki wawasan yang
luas serta mampu mengaplikasikan dan membagikan pengetahuannya tersebut kepada orang lain..
Pendidikan Agama menjadikan manusia memiliki karakter yang baik dan mandiri.
2. The Role of Education in constructing Human Character and Independent
This adult information technology is very advanced, anyone; wherever, and whenever can use
technology information such as computers, laptop, iPad and can access internet sites everywhere, all
the time.
Education sector has strategic role in the efforts to build and functional society in Indonesia.
Education everlastingly trying to answer the needs and challenges emerge among the as a
consequence of a change. Best in education as a means to create a design generation shall not lose
their own ties with tradition but also not become stupid in retarded in intellectual or education or not
realizes the development of events in any branches of human knowledge.
Education has an important role in building human character and independent. Through
education, people gain a lot of knowledge, so it has a breadth and is able to apply and share the
knowledge to others. Religious education make man has good character and independent.