SlideShare a Scribd company logo
44 ✿ SEKAR
Feature
Foto:SendieNurseptaraS.,IPRangga
Pejuang
Lingkungan
Hidup
Banjarsari dan
Balekambang adalah dua
perkampungan padat di
Jakarta yang nyaris tak
menyisakan ruang hijau
bagi warganya. Namun
dengan kemauan keras,
dua kampung ini bisa
kembali hijau.
IP Rangga mengajak
Anda berkenalan
dengan dua pemrakarsa
penghijauan untuk Jakarta.
Harini Bambang Wahono
& Abdul Kodir
Harini BambangWahono Abdul Kodir
SEKAR ✿ 45
W
anita ini seorang pen­
siunan guru berusia 78
tahun yang tinggal di
perkampungan padat Banjarsari,
Jakarta Selatan. Dari tangannya,
desa ini mendapat perhargaan
Juara Nasional Konservasi Alam dan
Penghijauan dari pemerintah tahun
2000. Setahun kemudian ia dianu­
grahi penghargaan Kalpataru dari
Ibu Megawati, yang saat itu men­
jadi Preseiden RI. Harini bertekad
menciptakan ruang hijau dan bersih,
khususnya di Jakarta. “Tekad itu ber­
asal dari hati. Saya melihat kondisi
Jakarta semakin semrawut, kotor,
dan kurang lahan terbuka hijau,”
kata Ibu Harini yang prihatin melihat
kondisi Jakarta ketika ia pindah ke
sana tahun 1980.
Pengalaman masa kecilnya
adalah hal lain yang memicu tekad
tersebut. Ibu Harini mengisahkan,
dulu ayah ibunya yang petani meng­
ajarkannya bercocok tanam dan
cara mengelola sampah rumahan.
“Jaman Belanda, sampah rumah­
an tidak ada yang dibuang keluar
Harini Bambang Wahono
rumah. Semua sampah ditimbun di
dalam tanah. Dikenal sebagai prak­
tik gali tutup,” kenangnya. Penga­
laman masa kecilnya itu ia rasa
perlu dibagikan kepada orang lain.
“Karena semakin sedikit orang yang
peduli dengan tanaman, ditambah,
semakin banyak orang yang mem­
buang sampah seenaknya,” sesal
Ibu Harini.
Kesempatan itu datang pada
1986, ketika ia diangkat menjadi
ketua PKK (Pemberdayaan Kesejah­
teraan Keluarga) Banjarsari. Ibu
Harini langsung mencanangkan
kegiatan pelestarian lingkungan dan
pembuatan apotik hidup. “Keinginan
saya untuk membuat lingkungan
hijau pun terkabul,” katanya. Tahun
1992 ia mendirikan kelompok tani.
Kelompok ini sangat berperan dalam
gerakan penghijauan, karena di
situ masyarakat belajar bagaimana
membuat pupuk, memperbanyak
benih, dan bagaimana memelihara­
nya. “Saya mulai membeli kunyit,
jahe, dan kencur. Benih-benih
se­derhana ini saya bagikan
dan meminta mereka untuk
menanamnya,” Ibu Harini bercerita
lebih lanjut.
Kemudian ia mulai membuat
taman-taman kecil di depan rumah
yang berbatasan langsung dengan
jalan. “Rata-rata rumah di sini tidak
memiliki pekarangan. Tapi dengan
menaruh pot di depan rumah, seti­
daknya kita sudah bisa memberi
suasana asri,” katanya lagi. Kegiatan
ini mulai diikuti oleh anggota PKK
lainnya. Ibu Harini juga mengajarkan
bagaimana mengelola sampah, yaitu
memisahkan antara sampah organik
dengan non-organik. Sampah orga­
nik terdiri dari limbah makanan,
sedangkan non-organik termasuk
plastik dan botol beling.
PENGHARGAAN DARI
UNESCO
Desa Banjarsari berubah menjadi
‘hijau’. Pada 1996, United Nations
Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO), organisasi
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
yang menangani bidang ilmu penge­
tahuan dan kebudayaan, ingin mem­
buat proyek percontohan pelestarian
lingkungan di Jakarta. Dan mereka
memilih PKK Banjarsari untuk
menjalankan proyek itu. Kegiatan
yang dijalankan adalah mengolah
sampah. “Yang tadinya sampah
hanya ditempatkan pada tempatnya,
sekarang harus diolah. Maksudnya
mengubah sampah menjadi pupuk
atau barang berguna lain,” Ibu Harini
memberi keterangan.
Meski jelas-jelas ia yang men­
jadi pelopornya, Ibu Harini meno­
lak di­­se­but sebagai sumber rasa
ke­tertarikan UNESCO terhadap
desa Banjarsari. “Ini karena semua
anggota PKK sudah memiliki ke­
sadaran untuk memelihara kualitas
udara dan kebersihan lingkungan.
Penghargaan tahun 2000 juga bu­
kan diberikan pada saya. Tapi pada
Harini dan empat filosofi.
46 ✿ SEKAR
Feature
­semua penduduk Banjarsari,” kata
Ibu Harini sambil tersenyum.
Karena keberhasilan itu Ibu Harini
sering diundang ke berbagai kota
untuk melatih masyarakat seputar
pengelolaan sampah. “Karena saya
mendapat sertifikat dari UNESCO,
maka saya berani bicara. Kalau
tidak, tentunya saya akan menolak,”
ujarnya sambil tertawa. Ibu Harini
mengaku lebih senang mengajar
anak-anak tingkat sekolah dasar.
Karena dari umur semuda itulah
rasa cinta lingkungan sudah
harus ditanamkan.
Dalam pelatihannya Ibu Harini
mengajarkan tiga kegiatan: mengu­
rangi, mendaur ulang, dan memakai
kembali. Mau diusahakan bagaima­
na pun, sampah tidak dapat hilang
sama sekali. Yang pasti bisa dilaku­
kan dan berdampak baik adalah
dengan mengurangi jumlahnya.
Contohnya, bawalah keranjang
sendiri jika ke pasar. Sama seperti
yang dilakukan oleh ibu-ibu jaman
dulu. Selain bisa dicuci, ukurannya
juga besar, hingga dapat menam­
pung banyak belanjaan. Juga ketika
Ibu ke pasar swalayan, bawalah tas
belanja kain (bisa dibuat sendiri,
bisa dibeli di tempat). Tas belanja ini
dapat digunakan kalau Ibu datang
ke pasar swalayan lagi.
SAMPAH WARISAN
TAK TERPUJI
Perlu kita ketahui bersama, bahwa
untuk mengurai kantong plastik, ta­
nah membutuhkan waktu 300 tahun.
Ibu Harini dengan serius mengata­
kan, penggunaan kantung plastik
adalah hal yang ‘tidak terpuji’. “Ke­
tika kita mati, sampah plastik yang
kita tinggalkan masih ada. Apakah
pantas mewariskan sampah plastik
kepada anak cucu kita?” tanya­nya.
Menurutnya, perubahan pola pikir
sangat diperlukan. “Sampahku
adalah tanggunjawabku. Sampah
N
amanya Abdul Kodir, umur
41. Pekerjaan sehari-harinya
mengurus kebun pembibitan
Salak Condet (Salacca Edulis) dan
ketua Komunitas Ciliwung Condet
(KCC) yang berpusat di wilayah
Balekambang, Condet, Jakarta
Timur. Sarjana pertanian ini mengaku
menyenangi tanaman karena darah.
“Orang tua saya mewarisi kebun
buah di pinggiran Ciliwung. Buah-
buahnya termasuk salak, dukuh,
dan durian. Warisan ini alhamdulillah
masih terpelihara,” cerita Abdul.
Orang tua Abdul yang tidak ingin
anaknya bekerja di kebun membuat­
nya sempat jadi orang kantoran.
Namun setelah banjir besar melanda
Condet pada 1997, hatinya berkata
lain. Ia kembali ke kampung dan
yang berasal dari rumah, jangan
selalu dibuang ke tempat sampah
depan rumah. Olahlah sampah itu
sedemikan rupa hingga menjadi
sesuatu yang berguna,” Ibu Harini
menjelaskan.
Lebih jauh ia berpesan kepada
ibu-ibu agar menciptakan lingkung­
an hijau sendiri di rumah. “Lebih
dari 50% sampah perkotaan adalah
sampah rumah tangga. Untuk
menguranginya, silakan Ibu tengok
ke dapur saja. Jika Ibu memasak
sayur asam, sisa yang tak termakan
masuk­an ke dalam pot. Jadikan
pupuk. Setelah jadi, tanami bibit.
Ketika tanaman itu tumbuh, jadikan
hiasan. Atau dijual lagi untuk me­
nambah penghasilan. Mulailah ber­
peran sekecil apapun dari rumah,”
kata Ibu Harini menutup pembi-
caraan de­ngan Sekar.
Bantaran Ciliwung yang rusak.
Abdul Kodir
SEKAR ✿ 47
Info Penting Tambahan
1Resep Membuat Kompos dari Ibu Harini
Bahan: sampah organik segar (potongan sayur, buah, dan
lain-lain), sampah organik kering (daun yang sudah kering), dan
kompos yang sudah jadi. Perbandingan ketiga bahan ini adalah
1:1:1. Ketiga bahan dicampur merata sambil diperciki air sampai
mempunyai kelembaban yang cukup (sekitar 30%).
Cara pembuatan: Taruhlah adonan ini dalam wadah seperti
pot atau kotak, kemudian ditutup. Wadah harus diberi lubang, di
bawah dan beberapa di kanan dan kiri. Ini berguna untuk memberi
aliran udara, sekaligus untuk membuang air yang tercipta dari
proses tersebut. Setiap hari tambahkan dengan sampah yang ada,
lapis demi lapis. Pembuatan setiap lapis cukup mengulangi proses
pencampuran dan pemberian air seperti di atas. Tambahkan
sedikit tanah setiap kali Ibu membuat lapisan baru. Proses
pengendapan membutuhkan waktu ± 2 bulan.
Bahan-bahan lain juga dapat ditambahkan, misalnya nasi atau
sayuran basi. Ini memang dapat mengundang belatung, namun
dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik bila dipertahankan.
Jika ingin menambahkan sayuran, tiriskan dahulu dari kuah,
minyak atau santannya. Kompos yang sempurna akan berwarna
hitam.
2Harus diapakan tulang ayam dan duri ikan? Tulang ayam
dan duri ikan mempunyai masa pelapukan yang lebih lama
daripada sayuran. Untuk mengurangi jumlah sampah, cukup
menguburnya agar bisa menyatu dengan tanah dalam jangka
waktu tertentu.
3Ikut Serta di Sekolah Alam Ciliwung. Abdul Kodir berharap
semakin banyak ibu-ibu yang mau peduli terhadap lingkungan.
Jika Ibu tertarik dengan Sekolah Alam Ciliwung atau aktifitas
menanam bibit hubungi kantor pusat KCC di 021-8016989.
melihat bantaran Ciliwung berubah
total. Sampah menimbun dan kelok
Ciliwung menghilang. “Kalau Anda
perhatikan, Ciliwung semakin ‘lurus’!”
katanya. Ini dikarenakan berkurang­
nya daerah resapan air, sehingga
air mengalir semakin deras dan
mengikis bantaran sungai. “Sampah
juga semakin memperburuk peman­
dangan,” katanya sedih.
KOMUNITAS CILIWUNG
CONDET
Tak membutuhkan waktu lama bagi
Abdul untuk melakukan sesuatu se­
jak banjir besar itu. Ia bersama be­
berapa sahabat mendirikan Komuni-
tas Ciliwung Condet. Komunitas ini
berada di bawah Wahana Komunitas
Lingkungan Hidup (WKLH) yang
terdiri dari relawan, mahasiswa,
pelajar, kelompok usaha, dan warga
setempat, yang peduli dengan alam
Ciliwung Condet. 
Ketika Abdul dan kawan-kawan
mendirikan KCC, lebih dari 70%
tanaman perkebunan yang ada di
bantaran Ciliwung rusak. “Banyak
yang hilang. Akar-akar tanaman
tercabut karena terbawa arus.
Tumbang dan tertimbun lumpur,”
kenangnya. Kondisi ini sempat
membuat masyarakat perkebunan
Condet putus asa. “Mereka tidak
punya keinginan lagi untuk berke­
bun. Untuk apa? Toh, banjir datang
setiap tahun,” jelasnya.
JAUH DARI PUTUS ASA
Namun Abdul bersikap lain. Ia justru
memakai keputusasaan itu menjadi
suatu cambuk untuk memperbaiki
keadaan. Abdul sedikit demi sedikit
melakukan pembibitan. Bibit-bibit
tersebut ia tanam di tempat aslinya,
yaitu bantaran sungai.
“Banyak warga setempat
yang keburu malas untuk meng­
garap lahannya, sehingga mereka
melimpahkannya kepada KCC.
Mereka pikir lahan itu sudah tidak
dapat menghasilkan apa-apa lagi,”
kenangnya. Ini justru menguntung­
kan Abdul, karena lahan garapannya
jadi semakin luas. “Sampai saat ini
lahan yang masuk dalam pelestarian
KCC sudah lebih dari dua hektar,”
jelasnya.
Sekarang KCC membudidayakan
10.000 bibit tanaman khas Condet,
seperti salak, dukuh, pucung, dan
melinjo.
MARI MELESTARIKAN
Sejak 1997, KCC sudah menjalani
beberapa program. Terakhir
mereka menyelenggarakan Sekolah
Alam Ciliwung (Sawung) sebagai
wadah untuk mengenal lingkungan
pada usia sekolah dasar. Karena
kegiatan itu, nama KCC dikenal oleh
pemerhati lingkungan mancanegara.
Salah satunya organisasi Flora and
Fauna International yang berpusat di
Amerika Serikat.
Abdul Kodir tidak pernah
berharap yang muluk-muluk bagi
kelestarian Ciliwung Condet. “Saya
ingin pepohonan ini dibiarkan
tumbuh. Jangan sampai terjadi,
pohon tidak ada lagi di Ciliwung
Condet,” katanya. ✿

More Related Content

What's hot

Pemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastikPemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastik
hangdusun
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Muhammad Yasir Abdad
 
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaKisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Oswar Mungkasa
 
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...
Johan
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Sidi Rana Menggala
 
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahanBestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
Asier La Ode
 
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus BekasLaporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
shafirahany22
 
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakarta
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakartaPemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakarta
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakarta
Oswar Mungkasa
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
Mhd. Abdullah Hamid
 
Laporan akhir cb kewarganegaraan
Laporan akhir cb kewarganegaraanLaporan akhir cb kewarganegaraan
Laporan akhir cb kewarganegaraan
Daniel Yosia
 
Profil Yayasan Bantu Berjama'ah
Profil Yayasan Bantu Berjama'ahProfil Yayasan Bantu Berjama'ah
Profil Yayasan Bantu Berjama'ah
A L
 
PROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONG
PROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONGPROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONG
PROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONG
M. Panji Wicaksana
 
Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas
gofursopyannadi
 
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Biotani & Bahari Indonesia
 

What's hot (14)

Pemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastikPemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastik
 
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di IndonesiaKisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
 
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembentukan Bank Sampah Dan Pembuatan Pupuk K...
 
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank SampahProses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah
 
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahanBestpractice sukses pengolahan persampahan
Bestpractice sukses pengolahan persampahan
 
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus BekasLaporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
Laporan PKW Pemanfaatan Limbah Kardus Bekas
 
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakarta
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakartaPemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakarta
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di kota yogyakarta
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
 
Laporan akhir cb kewarganegaraan
Laporan akhir cb kewarganegaraanLaporan akhir cb kewarganegaraan
Laporan akhir cb kewarganegaraan
 
Profil Yayasan Bantu Berjama'ah
Profil Yayasan Bantu Berjama'ahProfil Yayasan Bantu Berjama'ah
Profil Yayasan Bantu Berjama'ah
 
PROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONG
PROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONGPROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONG
PROKER KKM kelompok 2 DESA CILOWONG
 
Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas Yayasan Sahabat Kertas
Yayasan Sahabat Kertas
 
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
Plastik dan Sampah Plastik pantau November 2021
 

Viewers also liked

Annexures
AnnexuresAnnexures
Annexures
Rk Kannan
 
Tour de France-poule voor uw bedrijf
Tour de France-poule voor uw bedrijfTour de France-poule voor uw bedrijf
Tour de France-poule voor uw bedrijf
Scorito
 
Question 3
Question 3Question 3
Question 3
salesian2014as
 
มหัศจรรย์สัตว์น้ำ
มหัศจรรย์สัตว์น้ำมหัศจรรย์สัตว์น้ำ
มหัศจรรย์สัตว์น้ำ0905695847
 
Mature: Episode 7, "Bookstore"
Mature: Episode 7, "Bookstore"Mature: Episode 7, "Bookstore"
Mature: Episode 7, "Bookstore"
stealmyscripts
 
Master search katie-matt
Master search  katie-mattMaster search  katie-matt
Master search katie-matt
katie6
 
THS Social Media
THS Social MediaTHS Social Media
THS Social Media
jh4107
 
Konfigurasi ip (internet protokol) v4
Konfigurasi ip (internet protokol) v4Konfigurasi ip (internet protokol) v4
Konfigurasi ip (internet protokol) v4
Achmad Ruherdi
 
Ctr (choose the right)
Ctr (choose the right) Ctr (choose the right)
Ctr (choose the right)
raulonezz96
 
The making of Lys de-Membre - Part 2
The making of Lys de-Membre - Part 2The making of Lys de-Membre - Part 2
The making of Lys de-Membre - Part 2Iris Casteleyn
 
Gods of ancients
Gods of ancientsGods of ancients
Gods of ancients
msem977
 
13 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v02
13 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v0213 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v02
13 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v02
Erin Kerrigan
 

Viewers also liked (12)

Annexures
AnnexuresAnnexures
Annexures
 
Tour de France-poule voor uw bedrijf
Tour de France-poule voor uw bedrijfTour de France-poule voor uw bedrijf
Tour de France-poule voor uw bedrijf
 
Question 3
Question 3Question 3
Question 3
 
มหัศจรรย์สัตว์น้ำ
มหัศจรรย์สัตว์น้ำมหัศจรรย์สัตว์น้ำ
มหัศจรรย์สัตว์น้ำ
 
Mature: Episode 7, "Bookstore"
Mature: Episode 7, "Bookstore"Mature: Episode 7, "Bookstore"
Mature: Episode 7, "Bookstore"
 
Master search katie-matt
Master search  katie-mattMaster search  katie-matt
Master search katie-matt
 
THS Social Media
THS Social MediaTHS Social Media
THS Social Media
 
Konfigurasi ip (internet protokol) v4
Konfigurasi ip (internet protokol) v4Konfigurasi ip (internet protokol) v4
Konfigurasi ip (internet protokol) v4
 
Ctr (choose the right)
Ctr (choose the right) Ctr (choose the right)
Ctr (choose the right)
 
The making of Lys de-Membre - Part 2
The making of Lys de-Membre - Part 2The making of Lys de-Membre - Part 2
The making of Lys de-Membre - Part 2
 
Gods of ancients
Gods of ancientsGods of ancients
Gods of ancients
 
13 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v02
13 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v0213 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v02
13 2792 big-data_keynote_presentation_finalpass_05_d_v02
 

Similar to Harini_Rangga_Sekar

Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Nurin Imanina
 
peduli lingkungan.docx
peduli lingkungan.docxpeduli lingkungan.docx
peduli lingkungan.docx
SupriyatinSupriyatin8
 
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptxPresentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
DadangSuryaKencana
 
Memperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalan
Memperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalanMemperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalan
Memperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalan
abby ati
 
Pembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia Natasuni
Pembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia NatasuniPembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia Natasuni
Pembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia Natasuni
Oleivia Natasuni
 
[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx
[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx
[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx
azwanawan
 
Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur
Risca Ivo
 
Ecobrick.pptx
Ecobrick.pptxEcobrick.pptx
Ecobrick.pptx
AhmadRafi54
 
Peningkatan akses dan partisipasi pendidikan tk
Peningkatan akses dan partisipasi pendidikan tkPeningkatan akses dan partisipasi pendidikan tk
Peningkatan akses dan partisipasi pendidikan tkOperator Warnet Vast Raha
 
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Oswar Mungkasa
 
5) BAB I.pdf
5) BAB I.pdf5) BAB I.pdf
5) BAB I.pdf
Ayi Ahadiat
 
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
HendraLanti1
 
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
HendraLanti1
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
Septi Ratnasari
 
BMC KKN UMD Kelompok 6.pptx
BMC KKN UMD Kelompok 6.pptxBMC KKN UMD Kelompok 6.pptx
BMC KKN UMD Kelompok 6.pptx
HIMATIRTA
 
no pass.pptx
no pass.pptxno pass.pptx
no pass.pptx
HASBYASHS
 
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
SMPN 2 Tambaksari
 
Proses pembuatan pupuk kompos
Proses pembuatan pupuk komposProses pembuatan pupuk kompos
Proses pembuatan pupuk komposAlline Arianne
 
power point ecobrick solusi limbah plastik
power point ecobrick solusi limbah plastikpower point ecobrick solusi limbah plastik
power point ecobrick solusi limbah plastik
AnakAgungGrammyKusum1
 

Similar to Harini_Rangga_Sekar (20)

Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
Sains ; Kepentingan Sumber Bumi Kepada Manusia Tingkatan 1
 
peduli lingkungan.docx
peduli lingkungan.docxpeduli lingkungan.docx
peduli lingkungan.docx
 
Sampah
SampahSampah
Sampah
 
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptxPresentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
Presentasi Peningkatan Kesadaran Lingkungan - Kelompok 3.pptx
 
Memperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalan
Memperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalanMemperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalan
Memperbaiki perilaku sanitasi dan higien di perkotaan: Mengejar ketertinggalan
 
Pembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia Natasuni
Pembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia NatasuniPembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia Natasuni
Pembelajaran Kurtilas Kelas 5 Tema 1 Oleivia Natasuni
 
[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx
[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx
[Tema 4 Subtema 3] Power Point Kelas 4 SD.pptx
 
Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur
 
Ecobrick.pptx
Ecobrick.pptxEcobrick.pptx
Ecobrick.pptx
 
Peningkatan akses dan partisipasi pendidikan tk
Peningkatan akses dan partisipasi pendidikan tkPeningkatan akses dan partisipasi pendidikan tk
Peningkatan akses dan partisipasi pendidikan tk
 
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
 
5) BAB I.pdf
5) BAB I.pdf5) BAB I.pdf
5) BAB I.pdf
 
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A.pdf
 
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdfModul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
Modul Projek - Sampah KITA Bukan Untuk kARYA kiTA - Fase A MITHA.pdf
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
 
BMC KKN UMD Kelompok 6.pptx
BMC KKN UMD Kelompok 6.pptxBMC KKN UMD Kelompok 6.pptx
BMC KKN UMD Kelompok 6.pptx
 
no pass.pptx
no pass.pptxno pass.pptx
no pass.pptx
 
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
Bab I. Prakarya Kelas 8 Semester 1
 
Proses pembuatan pupuk kompos
Proses pembuatan pupuk komposProses pembuatan pupuk kompos
Proses pembuatan pupuk kompos
 
power point ecobrick solusi limbah plastik
power point ecobrick solusi limbah plastikpower point ecobrick solusi limbah plastik
power point ecobrick solusi limbah plastik
 

More from Igor Rangga

SOS Desa Taruna
SOS Desa TarunaSOS Desa Taruna
SOS Desa Taruna
Igor Rangga
 
COKELAT 11_LR
COKELAT 11_LRCOKELAT 11_LR
COKELAT 11_LR
Igor Rangga
 
COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2
Igor Rangga
 
COKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INACOKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INAIgor Rangga
 
COK 09 OK-lores
COK 09 OK-loresCOK 09 OK-lores
COK 09 OK-lores
Igor Rangga
 
CKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread onlineCKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread online
Igor Rangga
 

More from Igor Rangga (7)

SOS Desa Taruna
SOS Desa TarunaSOS Desa Taruna
SOS Desa Taruna
 
Perinatologi
PerinatologiPerinatologi
Perinatologi
 
COKELAT 11_LR
COKELAT 11_LRCOKELAT 11_LR
COKELAT 11_LR
 
COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2COKELAT #10-email_V2
COKELAT #10-email_V2
 
COKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INACOKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INA
 
COK 09 OK-lores
COK 09 OK-loresCOK 09 OK-lores
COK 09 OK-lores
 
CKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread onlineCKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread online
 

Harini_Rangga_Sekar

  • 1. 44 ✿ SEKAR Feature Foto:SendieNurseptaraS.,IPRangga Pejuang Lingkungan Hidup Banjarsari dan Balekambang adalah dua perkampungan padat di Jakarta yang nyaris tak menyisakan ruang hijau bagi warganya. Namun dengan kemauan keras, dua kampung ini bisa kembali hijau. IP Rangga mengajak Anda berkenalan dengan dua pemrakarsa penghijauan untuk Jakarta. Harini Bambang Wahono & Abdul Kodir Harini BambangWahono Abdul Kodir
  • 2. SEKAR ✿ 45 W anita ini seorang pen­ siunan guru berusia 78 tahun yang tinggal di perkampungan padat Banjarsari, Jakarta Selatan. Dari tangannya, desa ini mendapat perhargaan Juara Nasional Konservasi Alam dan Penghijauan dari pemerintah tahun 2000. Setahun kemudian ia dianu­ grahi penghargaan Kalpataru dari Ibu Megawati, yang saat itu men­ jadi Preseiden RI. Harini bertekad menciptakan ruang hijau dan bersih, khususnya di Jakarta. “Tekad itu ber­ asal dari hati. Saya melihat kondisi Jakarta semakin semrawut, kotor, dan kurang lahan terbuka hijau,” kata Ibu Harini yang prihatin melihat kondisi Jakarta ketika ia pindah ke sana tahun 1980. Pengalaman masa kecilnya adalah hal lain yang memicu tekad tersebut. Ibu Harini mengisahkan, dulu ayah ibunya yang petani meng­ ajarkannya bercocok tanam dan cara mengelola sampah rumahan. “Jaman Belanda, sampah rumah­ an tidak ada yang dibuang keluar Harini Bambang Wahono rumah. Semua sampah ditimbun di dalam tanah. Dikenal sebagai prak­ tik gali tutup,” kenangnya. Penga­ laman masa kecilnya itu ia rasa perlu dibagikan kepada orang lain. “Karena semakin sedikit orang yang peduli dengan tanaman, ditambah, semakin banyak orang yang mem­ buang sampah seenaknya,” sesal Ibu Harini. Kesempatan itu datang pada 1986, ketika ia diangkat menjadi ketua PKK (Pemberdayaan Kesejah­ teraan Keluarga) Banjarsari. Ibu Harini langsung mencanangkan kegiatan pelestarian lingkungan dan pembuatan apotik hidup. “Keinginan saya untuk membuat lingkungan hijau pun terkabul,” katanya. Tahun 1992 ia mendirikan kelompok tani. Kelompok ini sangat berperan dalam gerakan penghijauan, karena di situ masyarakat belajar bagaimana membuat pupuk, memperbanyak benih, dan bagaimana memelihara­ nya. “Saya mulai membeli kunyit, jahe, dan kencur. Benih-benih se­derhana ini saya bagikan dan meminta mereka untuk menanamnya,” Ibu Harini bercerita lebih lanjut. Kemudian ia mulai membuat taman-taman kecil di depan rumah yang berbatasan langsung dengan jalan. “Rata-rata rumah di sini tidak memiliki pekarangan. Tapi dengan menaruh pot di depan rumah, seti­ daknya kita sudah bisa memberi suasana asri,” katanya lagi. Kegiatan ini mulai diikuti oleh anggota PKK lainnya. Ibu Harini juga mengajarkan bagaimana mengelola sampah, yaitu memisahkan antara sampah organik dengan non-organik. Sampah orga­ nik terdiri dari limbah makanan, sedangkan non-organik termasuk plastik dan botol beling. PENGHARGAAN DARI UNESCO Desa Banjarsari berubah menjadi ‘hijau’. Pada 1996, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menangani bidang ilmu penge­ tahuan dan kebudayaan, ingin mem­ buat proyek percontohan pelestarian lingkungan di Jakarta. Dan mereka memilih PKK Banjarsari untuk menjalankan proyek itu. Kegiatan yang dijalankan adalah mengolah sampah. “Yang tadinya sampah hanya ditempatkan pada tempatnya, sekarang harus diolah. Maksudnya mengubah sampah menjadi pupuk atau barang berguna lain,” Ibu Harini memberi keterangan. Meski jelas-jelas ia yang men­ jadi pelopornya, Ibu Harini meno­ lak di­­se­but sebagai sumber rasa ke­tertarikan UNESCO terhadap desa Banjarsari. “Ini karena semua anggota PKK sudah memiliki ke­ sadaran untuk memelihara kualitas udara dan kebersihan lingkungan. Penghargaan tahun 2000 juga bu­ kan diberikan pada saya. Tapi pada Harini dan empat filosofi.
  • 3. 46 ✿ SEKAR Feature ­semua penduduk Banjarsari,” kata Ibu Harini sambil tersenyum. Karena keberhasilan itu Ibu Harini sering diundang ke berbagai kota untuk melatih masyarakat seputar pengelolaan sampah. “Karena saya mendapat sertifikat dari UNESCO, maka saya berani bicara. Kalau tidak, tentunya saya akan menolak,” ujarnya sambil tertawa. Ibu Harini mengaku lebih senang mengajar anak-anak tingkat sekolah dasar. Karena dari umur semuda itulah rasa cinta lingkungan sudah harus ditanamkan. Dalam pelatihannya Ibu Harini mengajarkan tiga kegiatan: mengu­ rangi, mendaur ulang, dan memakai kembali. Mau diusahakan bagaima­ na pun, sampah tidak dapat hilang sama sekali. Yang pasti bisa dilaku­ kan dan berdampak baik adalah dengan mengurangi jumlahnya. Contohnya, bawalah keranjang sendiri jika ke pasar. Sama seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu jaman dulu. Selain bisa dicuci, ukurannya juga besar, hingga dapat menam­ pung banyak belanjaan. Juga ketika Ibu ke pasar swalayan, bawalah tas belanja kain (bisa dibuat sendiri, bisa dibeli di tempat). Tas belanja ini dapat digunakan kalau Ibu datang ke pasar swalayan lagi. SAMPAH WARISAN TAK TERPUJI Perlu kita ketahui bersama, bahwa untuk mengurai kantong plastik, ta­ nah membutuhkan waktu 300 tahun. Ibu Harini dengan serius mengata­ kan, penggunaan kantung plastik adalah hal yang ‘tidak terpuji’. “Ke­ tika kita mati, sampah plastik yang kita tinggalkan masih ada. Apakah pantas mewariskan sampah plastik kepada anak cucu kita?” tanya­nya. Menurutnya, perubahan pola pikir sangat diperlukan. “Sampahku adalah tanggunjawabku. Sampah N amanya Abdul Kodir, umur 41. Pekerjaan sehari-harinya mengurus kebun pembibitan Salak Condet (Salacca Edulis) dan ketua Komunitas Ciliwung Condet (KCC) yang berpusat di wilayah Balekambang, Condet, Jakarta Timur. Sarjana pertanian ini mengaku menyenangi tanaman karena darah. “Orang tua saya mewarisi kebun buah di pinggiran Ciliwung. Buah- buahnya termasuk salak, dukuh, dan durian. Warisan ini alhamdulillah masih terpelihara,” cerita Abdul. Orang tua Abdul yang tidak ingin anaknya bekerja di kebun membuat­ nya sempat jadi orang kantoran. Namun setelah banjir besar melanda Condet pada 1997, hatinya berkata lain. Ia kembali ke kampung dan yang berasal dari rumah, jangan selalu dibuang ke tempat sampah depan rumah. Olahlah sampah itu sedemikan rupa hingga menjadi sesuatu yang berguna,” Ibu Harini menjelaskan. Lebih jauh ia berpesan kepada ibu-ibu agar menciptakan lingkung­ an hijau sendiri di rumah. “Lebih dari 50% sampah perkotaan adalah sampah rumah tangga. Untuk menguranginya, silakan Ibu tengok ke dapur saja. Jika Ibu memasak sayur asam, sisa yang tak termakan masuk­an ke dalam pot. Jadikan pupuk. Setelah jadi, tanami bibit. Ketika tanaman itu tumbuh, jadikan hiasan. Atau dijual lagi untuk me­ nambah penghasilan. Mulailah ber­ peran sekecil apapun dari rumah,” kata Ibu Harini menutup pembi- caraan de­ngan Sekar. Bantaran Ciliwung yang rusak. Abdul Kodir
  • 4. SEKAR ✿ 47 Info Penting Tambahan 1Resep Membuat Kompos dari Ibu Harini Bahan: sampah organik segar (potongan sayur, buah, dan lain-lain), sampah organik kering (daun yang sudah kering), dan kompos yang sudah jadi. Perbandingan ketiga bahan ini adalah 1:1:1. Ketiga bahan dicampur merata sambil diperciki air sampai mempunyai kelembaban yang cukup (sekitar 30%). Cara pembuatan: Taruhlah adonan ini dalam wadah seperti pot atau kotak, kemudian ditutup. Wadah harus diberi lubang, di bawah dan beberapa di kanan dan kiri. Ini berguna untuk memberi aliran udara, sekaligus untuk membuang air yang tercipta dari proses tersebut. Setiap hari tambahkan dengan sampah yang ada, lapis demi lapis. Pembuatan setiap lapis cukup mengulangi proses pencampuran dan pemberian air seperti di atas. Tambahkan sedikit tanah setiap kali Ibu membuat lapisan baru. Proses pengendapan membutuhkan waktu ± 2 bulan. Bahan-bahan lain juga dapat ditambahkan, misalnya nasi atau sayuran basi. Ini memang dapat mengundang belatung, namun dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik bila dipertahankan. Jika ingin menambahkan sayuran, tiriskan dahulu dari kuah, minyak atau santannya. Kompos yang sempurna akan berwarna hitam. 2Harus diapakan tulang ayam dan duri ikan? Tulang ayam dan duri ikan mempunyai masa pelapukan yang lebih lama daripada sayuran. Untuk mengurangi jumlah sampah, cukup menguburnya agar bisa menyatu dengan tanah dalam jangka waktu tertentu. 3Ikut Serta di Sekolah Alam Ciliwung. Abdul Kodir berharap semakin banyak ibu-ibu yang mau peduli terhadap lingkungan. Jika Ibu tertarik dengan Sekolah Alam Ciliwung atau aktifitas menanam bibit hubungi kantor pusat KCC di 021-8016989. melihat bantaran Ciliwung berubah total. Sampah menimbun dan kelok Ciliwung menghilang. “Kalau Anda perhatikan, Ciliwung semakin ‘lurus’!” katanya. Ini dikarenakan berkurang­ nya daerah resapan air, sehingga air mengalir semakin deras dan mengikis bantaran sungai. “Sampah juga semakin memperburuk peman­ dangan,” katanya sedih. KOMUNITAS CILIWUNG CONDET Tak membutuhkan waktu lama bagi Abdul untuk melakukan sesuatu se­ jak banjir besar itu. Ia bersama be­ berapa sahabat mendirikan Komuni- tas Ciliwung Condet. Komunitas ini berada di bawah Wahana Komunitas Lingkungan Hidup (WKLH) yang terdiri dari relawan, mahasiswa, pelajar, kelompok usaha, dan warga setempat, yang peduli dengan alam Ciliwung Condet.  Ketika Abdul dan kawan-kawan mendirikan KCC, lebih dari 70% tanaman perkebunan yang ada di bantaran Ciliwung rusak. “Banyak yang hilang. Akar-akar tanaman tercabut karena terbawa arus. Tumbang dan tertimbun lumpur,” kenangnya. Kondisi ini sempat membuat masyarakat perkebunan Condet putus asa. “Mereka tidak punya keinginan lagi untuk berke­ bun. Untuk apa? Toh, banjir datang setiap tahun,” jelasnya. JAUH DARI PUTUS ASA Namun Abdul bersikap lain. Ia justru memakai keputusasaan itu menjadi suatu cambuk untuk memperbaiki keadaan. Abdul sedikit demi sedikit melakukan pembibitan. Bibit-bibit tersebut ia tanam di tempat aslinya, yaitu bantaran sungai. “Banyak warga setempat yang keburu malas untuk meng­ garap lahannya, sehingga mereka melimpahkannya kepada KCC. Mereka pikir lahan itu sudah tidak dapat menghasilkan apa-apa lagi,” kenangnya. Ini justru menguntung­ kan Abdul, karena lahan garapannya jadi semakin luas. “Sampai saat ini lahan yang masuk dalam pelestarian KCC sudah lebih dari dua hektar,” jelasnya. Sekarang KCC membudidayakan 10.000 bibit tanaman khas Condet, seperti salak, dukuh, pucung, dan melinjo. MARI MELESTARIKAN Sejak 1997, KCC sudah menjalani beberapa program. Terakhir mereka menyelenggarakan Sekolah Alam Ciliwung (Sawung) sebagai wadah untuk mengenal lingkungan pada usia sekolah dasar. Karena kegiatan itu, nama KCC dikenal oleh pemerhati lingkungan mancanegara. Salah satunya organisasi Flora and Fauna International yang berpusat di Amerika Serikat. Abdul Kodir tidak pernah berharap yang muluk-muluk bagi kelestarian Ciliwung Condet. “Saya ingin pepohonan ini dibiarkan tumbuh. Jangan sampai terjadi, pohon tidak ada lagi di Ciliwung Condet,” katanya. ✿