Wakaf adalah kegiatan menyerahkan kepemilikan hak kepada orang yang menerima (mauquf) untuk dimanfaatkan pada hal-hal baik. Amalan ini memiliki banyak keutamaan dan sudah dipastikan pahalanya akan terus mengalir seiring harta benda yang ia berikan atau ia hibahkan itu digunakan dengan baik.
Wakaf adalah kegiatan menyerahkan kepemilikan hak kepada orang yang menerima (mauquf) untuk dimanfaatkan pada hal-hal baik. Amalan ini memiliki banyak keutamaan dan sudah dipastikan pahalanya akan terus mengalir seiring harta benda yang ia berikan atau ia hibahkan itu digunakan dengan baik.
Penulisan soal jawab agama ini ditulis bertujuan untuk mendapat suntikan semangat dan motivasi tentang apakah amalan-amalan yang akan mendapat menyelamatkan kita semasa berada di alam barzakh. Alam barzakh merupakan alam perantaran atau alam persinggahan dan persempadanan dunia menuju akhirat. Di sinilah roh-roh yang telah meninggal dunia akan disoal siasat oleh malaikat Munkar dan Nakir.Roh yang baik akan ditempat bersama roh para nabi, orang yang benar, orang yang mati syahid dan roh orang yang soleh.
Untuk mengedit nama nama anggota, kelas, dan lain sebagainya, tekan ALT+F10 untuk membuka Selection Pane agar mempermudah proses pengeditan
(usahakan gunakan PowerPoint 2007 atau yang terbaru)
Hope you like it!
Penulisan soal jawab agama ini ditulis bertujuan untuk mendapat suntikan semangat dan motivasi tentang apakah amalan-amalan yang akan mendapat menyelamatkan kita semasa berada di alam barzakh. Alam barzakh merupakan alam perantaran atau alam persinggahan dan persempadanan dunia menuju akhirat. Di sinilah roh-roh yang telah meninggal dunia akan disoal siasat oleh malaikat Munkar dan Nakir.Roh yang baik akan ditempat bersama roh para nabi, orang yang benar, orang yang mati syahid dan roh orang yang soleh.
Untuk mengedit nama nama anggota, kelas, dan lain sebagainya, tekan ALT+F10 untuk membuka Selection Pane agar mempermudah proses pengeditan
(usahakan gunakan PowerPoint 2007 atau yang terbaru)
Hope you like it!
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
HADITS TENTANG HIBAH DAN PEMBAGIAN HARTA WARIS
1. HADITS TENTANG HIBAH DAN
PEMBAGIAN HARTA WARIS
Dosen Pembimbing:
MUHAMMAD HAMBALI, M.H
Disusun Oleh Kelompok 3:
MASYITAH EDWAR HABIBALLAH
20.11.34.0208.0051 20.11.34.0208.0041
2. Pengertian Hibah
Secara bahasa hibah adalah
pemberian (athiyah) baik
berupa harta benda maupun
yang lainnya.
Didalam syariat islam, hibah berarti
akad yang pokoknya adalah
pemberian harta milik seseorang
kepada orang lain di waktu ia masih
hidup tanpa imbalan apapun.
3. Menurut 4 mazhab
Mazhab Hanafi Hibah adalah memberikan
suatu benda dengan tanpa ada syarat harus
mendapat imbalan, yang mana pemberian
tersebut di lakukan saat si pemberi masih
hidup, dan harta yang di berikan adalah
sah milik si pemberi.
Menurut mazhab Hambali, hibah adalah
memberikan hak milik sesuatu oleh
seseorang yang di benarkan tasarrufnya
atas suatu harta baik yang dapat di ketahui
atau karena susah untuk mengetahuinya.
Menurut mazhab maliki hibah adalah
memberikan suatu zat materi tanpa
mengharap imbalan, dan hanya ingin
menyenangkan orang yang di berinya
tanpa mengharap imbalan dari Allah.
Menurut Mazhab Syafi’i,
Hibah adalah pemberian yang
bersifat sunnah yang di lakukan
dengan ijab qabul pada waktu si
pemberi masih hidup. (khusus)
hibah adalah pemberian mencakup
hadiah dan sedekah. (umum)
4. Hadits Tentang Hibah
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Saling memberilah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.“
(HR. Al Bukhari)
Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas r.a , Nabi Muhammad SAW. bersabda:
Artinya: “Haram bagi seorang Muslim memberi sesuatu kepada orang lain kemudian
memintanya kembali, kecuali pembayaran ayah kepada anaknya.”
5.
6. Artinya: “Hamid ibn Umar bercerita kepada kami, Beliau berkata: Abu
Awanah bercerita kepada kami dari Hushoyn dari Amir. Beliau berkata:
Saya telah mendengar An Nu’man bin Basyir ketika di atas mimbar
berkata: Dahulu ayahku memberi sesuatu kepadaku tiba-tiba ibuku
(Amrah binti Rawahah) berkata Aku tidak rela sehingga kau persaksikan
pemberian itu kepada Rasulullah saw Maka pergilah ayah bersama aku
kepada Rasulullah saw. dan berkata: Aku telah memberi kepada putraku
dari Amrah binti Rawahah sesuatu lalu ia menyuruh aku supaya
mempersaksikan pemberian itu kepadamu ya Rasulullah. Nabi saw.
tanya: Apakah anda juga memberi kepada lain- lain anakmu seperti itu?
Jawabnya: Tidak. Maka sabda Nabi saw.: Bertaqwalah kalian kepada
Allah dan berlaku adillah kalian di antara anak-anakmu. Kemudian ia
menarik kembali pemberiannya.”
7. Rukun dan Syarat Hibah
Wahib
(yang menghibahkan).
Syarat orang yang menghibahkan
yaitu tidak ada halangan untuk
memilikinya, baligh dan kemauan
sendiri tanpa dipaksa.
Mawhub lah
(orang yang menerima hibah).
Syarat orang yang dihibahkan, memang
orang tersebut ada, saat waktu pelaksanaan
hibah.
8. Mawhub
(barang yang dihibahkan).
Syarat barang yang dihibahkan itu
yaitu benar adanya, zu qimah (barang
yang berharga), dapat dimiliki dengan
sendirinya, ghayr muttashil (tidak
terhubung atau bersambung dengan
kepemilikannya
Lafadz Ijab Kabul
Rukun hibah itu dianggap sah dengan
Ijab dan qabul yang dalam lafaznya
menunjukkan ada tamlik
(menyerahkan kepemilikan) harta
tanpa kompensasi.
9. Pengertian Waris
Kata Al Mawarits adalah jamak dari kata Mirots, yaitu harta
peninggalan dari orang yang meninggal untuk ahli warisnya. Orang
yang meninggalkan harta tersebut dinamakan Al Muwaaritsu,
sedangkan ahli waris disebut dengan Al-Warits. Al Faraidh adalah
kata jamak bagi al fariidhoh artinya bagian yang ditentukan
kadarnya.
11. Artinya: ” Dari Abu Ishaq Sa’ad bin Abi Waqqash Malik bin Uhaib bin ‘Abdi manaf bin Zahrah
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’aiy al Quraisyiyyi az Zuhri radhiyallahu „anhu, salah
seorang di antara sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Ia berkata: Rasulullah pernah
datang menjengukku pada tahun haji wada’, karena aku sakit keras, kemudian aku berkata: “Ya
Rasulullah, sesungguhnya sakitku ini sangat keras sebagaimana engkau saksikan. Sedang aku
mempunyai harta yang cukup banyak, sementara tidak ada seorangpun yang menjadi ahli
warisku kecuali seorang anak perempuanku. Apakah boleh aku sedekahkan dua per tiga
hartaku?” Beliau menjawab, “Tidak”, kemudian kutanyakan, “Bagaimana kalau setengahnya?”
Beliau menjawab “Tidak.” Lalu kutanyakan, “Bagaimana jika sepertiganya ya Rasulullah?
Selanjutnya beliau bersabda, “Ya, sepertiga, dan sepertiga itu banyak atau besar. Sesungguhnya
jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, lebih baik daripada engkau
tinggalkan mereka dalam keadaan kesusahan (miskin) seraya meminta-minta kepada orang.
Sesungguhnya engkau tidak sekalikali menafkahkan hartamu dengan mengharapkan keridhaan
Allah melainkan engkau akan diberikan pahala atasnya bahkan pada apa yang engkau suapkan
ke mulut istrimu.” Lebih lanjut ia berkata, kemudian kukatakan, “Ya Rasulullah, apakah aku
akan ditinggalkan (di Mekah) setelah kepergian sahabat-sahabatku darinya?” Beliau menjawab,
“Sesungguhnya tidaklah engkau ditinggalkan, lalu kamu mengerjakan suatu amalan yang
engkau niatkan karena mencari ridha Allah, melainkan dengannya engkau akan bertambah
derajat dan ketinggian. Barangkali engkau akan dipanjangkan umur, sehinga orang-orang dapat
mengambil manfaat darimu, disamping ada juga orang lain yang merasa dirugikan olehmu. Ya
Allah, biarkanlah hijrah sahabat-sahabatku terus berlangsung, dan janganlah Enkau
kembalikan mereka ke tempat semula. Tetapi yang kasihan Sa’ad bin Khaulah.” Rasulullah
sangat menyayangkan ia meninggal di Mekah. (Mutafaquh ‘alaihi).”
12. Hadits riwayat Bukhari
Artinya: “Barang siapa yang meninggalkan suatu hak atau suatu harta, maka hak atau
harta itu adalah untuk ahli warisnya setelah kematian”.
Hadits riwayat Bukhari
Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud ra. tentang (bagian warisan) anak perempuan, cucu
perempuan, dan saudara perempuan, Nabi SAW menetapkan, untuk anak
perempuan setengah, cucu perempuan seperenam – sebagai penyempurna dua
pertiga dan selebihnya adalah milik saudara perempuan.” (HR. Bukhari)
13. Rukun dan Syarat Waris
Rukun-Rukun Waris
Muwarrits (pewaris)
Warits (ahli waris)
Mauruts (harta waris)
Syarat-Syarat Waris
Meninggal dunianya muwaris
(pewaris).
Hidupnya warits (ahli waris).
Mengetahui status kewarisan
14. Pembagian Harta Waris
Anak Perempuan
• ½
• 2/3
Cucu perempuan
• ½
• 2/3
• 1/6
Ayah, Kakek/Nenek
• 1/6
Suami
• ½
• ¼
Istri
• ¼
• 1/8
Saudara
pr/lk Seibu
• 1/6
• 1/3