Green IT | Green Computing | ICT SustainabilityBambang Karyadi
Green IT adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari kegiatan manusia.
Green Computing - Green It - Komputasi Hijaufadhil_k
Green Computing
Green It
Komputasi Hijau
Dipresentasikan pada matakuliah Pengenalan Teknik Informatika, pertemuan 20 Desember 2013.
Teknik Informatika
Universitas Ibn Khaldun Bogor
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan upaya untuk menggunakan sumber daya komputasi secara efisien untuk meminimalkan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh perangkat elektronik. Strategi utama green computing adalah perencanaan komputasi berkelanjutan, daur ulang, pengurangan penggunaan kertas, dan teknologi seperti virtualisasi dan cloud computing. Green computing memberikan manfaat lingkungan dan efisiensi biaya namun saat
Green computing adalah penerapan teknologi informasi yang ramah lingkungan dengan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, misalnya dengan menghemat penggunaan listrik dan mengefisiensikan sumber daya komputer. Tujuannya antara lain mengurangi limbah, menerapkan daur ulang, serta mendesain perangkat dan sistem yang hemat energi.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan konsep mendesain, membuat, dan menggunakan komputer secara hemat energi dan ramah lingkungan. Green computing bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif komputer terhadap lingkungan dengan cara mengurangi konsumsi listrik, memanfaatkan kembali perangkat yang ada, serta merancang perangkat yang hemat energi.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanasan global yang disebabkan oleh penggunaan perangkat elektronik dan cara mengatasinya dengan green computing. Green computing merupakan pola penggunaan sumber daya elektronik secara ramah lingkungan dan efisien melalui daur ulang perangkat, pengurangan penggunaan kertas, menghemat energi dan sumber daya, serta mengurangi pekerjaan yang tidak berguna.
Green IT | Green Computing | ICT SustainabilityBambang Karyadi
Green IT adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari kegiatan manusia.
Green Computing - Green It - Komputasi Hijaufadhil_k
Green Computing
Green It
Komputasi Hijau
Dipresentasikan pada matakuliah Pengenalan Teknik Informatika, pertemuan 20 Desember 2013.
Teknik Informatika
Universitas Ibn Khaldun Bogor
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan upaya untuk menggunakan sumber daya komputasi secara efisien untuk meminimalkan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh perangkat elektronik. Strategi utama green computing adalah perencanaan komputasi berkelanjutan, daur ulang, pengurangan penggunaan kertas, dan teknologi seperti virtualisasi dan cloud computing. Green computing memberikan manfaat lingkungan dan efisiensi biaya namun saat
Green computing adalah penerapan teknologi informasi yang ramah lingkungan dengan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, misalnya dengan menghemat penggunaan listrik dan mengefisiensikan sumber daya komputer. Tujuannya antara lain mengurangi limbah, menerapkan daur ulang, serta mendesain perangkat dan sistem yang hemat energi.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan konsep mendesain, membuat, dan menggunakan komputer secara hemat energi dan ramah lingkungan. Green computing bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif komputer terhadap lingkungan dengan cara mengurangi konsumsi listrik, memanfaatkan kembali perangkat yang ada, serta merancang perangkat yang hemat energi.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanasan global yang disebabkan oleh penggunaan perangkat elektronik dan cara mengatasinya dengan green computing. Green computing merupakan pola penggunaan sumber daya elektronik secara ramah lingkungan dan efisien melalui daur ulang perangkat, pengurangan penggunaan kertas, menghemat energi dan sumber daya, serta mengurangi pekerjaan yang tidak berguna.
Green computing mengacu pada penggunaan komputer secara efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon dan memperlambat perubahan iklim. Hal ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan penggunaan daya komputer, menggunakan teknologi hemat energi, dan berkolaborasi secara virtual untuk mengurangi perjalanan.
Green computing bermula pada 1992 dengan program Energy Star yang mempromosikan efisiensi energi pada perangkat teknologi. Istilah ini menekankan efisiensi konsumsi energi dan sumber daya dalam penggunaan komputer. Green computing bertujuan keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan dampak lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan konsep menggunakan teknologi komputer secara efisien dan ramah lingkungan dengan meminimalkan limbah dan emisi karbon. Diberikan pula definisi green computing beserta tips praktis seperti menggunakan PC dan laptop secara hemat energi, paperless, memikirkan ulang sebelum membeli perangkat baru, dan merecycle perangkat elektronik lama.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan green computing untuk mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi terhadap lingkungan. Beberapa metode green computing yang disebutkan adalah menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak secara efisien dengan virtualisasi dan cloud computing, serta melakukan daur ulang perangkat elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang Green Computing. Secara ringkas, Green Computing merupakan langkah untuk menggunakan sumber daya komputasi secara efisien dan meminimalkan dampak sampah elektronik bagi lingkungan dengan menggunakan teknologi seperti virtualisasi, cloud computing, dan optimasi daya. Implementasi Green Computing memberikan manfaat lingkungan dan biaya namun juga menghadapi tantangan biaya awal dan keamanan data.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan upaya untuk mengurangi konsumsi energi dan limbah lingkungan saat menggunakan komputer dengan cara mengoptimalkan penggunaan sumber daya, menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang ramah lingkungan, serta menerapkan prinsip-prinsip daur ulang.
Presentasi ini membahas tentang Green Computing dengan mendefinisikan Green Computing sebagai perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien dengan memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak lingkungan. Presentasi ini juga menjelaskan sejarah, landasan, fokus, manfaat, dan cara menerapkan Green Computing pada perangkat keras komputer seperti PC dan notebook serta gaya hidup yang mendukung Green Computing.
Learning Pool's Lindsey Coode and Paul Crumlish share their experiences of creating e-learning content that will engage and motivate learners. They focus on using Adapt as a technology platform but share useful hints and tips about creating great e-learning using any of the tools on the market.
The focus is particularly upon giving your learning the wow factor by using impactful visuals that aren’t hard to find as you might think.
Parity Professionals' Lesley O'Hanlon shares the benefits of completing an ILM qualification and the Business Skills e-learning suite from Learning Pool fits in.
An Introduction to Red Hat Enterprise Linux OpenStack PlatformRhys Oxenham
OpenStack is an open source cloud operating system that provides the tools to build public and private clouds. It is comprised of several interconnected projects that provide compute, storage, networking and other capabilities. Red Hat contributes significantly to OpenStack and provides the Red Hat Enterprise Linux OpenStack Platform, which packages OpenStack for enterprise use along with support. The platform aims to help organizations transition workloads between traditional and cloud-native environments using OpenStack.
The document discusses a graduation program in Honduras that aimed to evaluate using microfinance to help ultra-poor households graduate from extreme poverty. It found that providing assets, training, and microloans to ultra-poor households helped 95.4% open savings accounts. 85% continued saving and 31% obtained loans to invest in agriculture, leading to participants now planning for the future and a self-sustaining MFI branch being established.
De giovanni,f ultrapoorplenary_presenter1_finalCommSEEP
This document discusses new strategies for building assets among the ultra poor. It introduces the speaker and event, then outlines approaches such as incorporating asset-building into conditional cash transfer programs and the Ford Foundation-CGAP Graduation Program, which bundles services to help families exit poverty. The document advocates for sequencing interventions like safety nets, livelihood development, and microfinance to help very poor people escape poverty through protection, prevention, stabilization, and transformation.
This document discusses rethinking the paradigm for measuring impacts in market systems. It argues that social systems should be viewed as complex adaptive systems, which challenges traditional worldviews that focused on predictability and control. Viewing systems as complex and adaptive means that societal change and markets evolve in non-linear and unpredictable ways based on the interactions between heterogeneous agents. This paradigm shifting view does not mean we cannot influence systems, but that our approaches need to be more flexible and focus on learning, narratives, facilitation, and generative relationships between agents rather than rigid predictions and measurements.
Green computing mengacu pada penggunaan komputer secara efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon dan memperlambat perubahan iklim. Hal ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan penggunaan daya komputer, menggunakan teknologi hemat energi, dan berkolaborasi secara virtual untuk mengurangi perjalanan.
Green computing bermula pada 1992 dengan program Energy Star yang mempromosikan efisiensi energi pada perangkat teknologi. Istilah ini menekankan efisiensi konsumsi energi dan sumber daya dalam penggunaan komputer. Green computing bertujuan keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan dampak lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan konsep menggunakan teknologi komputer secara efisien dan ramah lingkungan dengan meminimalkan limbah dan emisi karbon. Diberikan pula definisi green computing beserta tips praktis seperti menggunakan PC dan laptop secara hemat energi, paperless, memikirkan ulang sebelum membeli perangkat baru, dan merecycle perangkat elektronik lama.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penerapan green computing untuk mengurangi dampak negatif penggunaan teknologi terhadap lingkungan. Beberapa metode green computing yang disebutkan adalah menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak secara efisien dengan virtualisasi dan cloud computing, serta melakukan daur ulang perangkat elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang Green Computing. Secara ringkas, Green Computing merupakan langkah untuk menggunakan sumber daya komputasi secara efisien dan meminimalkan dampak sampah elektronik bagi lingkungan dengan menggunakan teknologi seperti virtualisasi, cloud computing, dan optimasi daya. Implementasi Green Computing memberikan manfaat lingkungan dan biaya namun juga menghadapi tantangan biaya awal dan keamanan data.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan upaya untuk mengurangi konsumsi energi dan limbah lingkungan saat menggunakan komputer dengan cara mengoptimalkan penggunaan sumber daya, menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang ramah lingkungan, serta menerapkan prinsip-prinsip daur ulang.
Presentasi ini membahas tentang Green Computing dengan mendefinisikan Green Computing sebagai perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien dengan memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak lingkungan. Presentasi ini juga menjelaskan sejarah, landasan, fokus, manfaat, dan cara menerapkan Green Computing pada perangkat keras komputer seperti PC dan notebook serta gaya hidup yang mendukung Green Computing.
Learning Pool's Lindsey Coode and Paul Crumlish share their experiences of creating e-learning content that will engage and motivate learners. They focus on using Adapt as a technology platform but share useful hints and tips about creating great e-learning using any of the tools on the market.
The focus is particularly upon giving your learning the wow factor by using impactful visuals that aren’t hard to find as you might think.
Parity Professionals' Lesley O'Hanlon shares the benefits of completing an ILM qualification and the Business Skills e-learning suite from Learning Pool fits in.
An Introduction to Red Hat Enterprise Linux OpenStack PlatformRhys Oxenham
OpenStack is an open source cloud operating system that provides the tools to build public and private clouds. It is comprised of several interconnected projects that provide compute, storage, networking and other capabilities. Red Hat contributes significantly to OpenStack and provides the Red Hat Enterprise Linux OpenStack Platform, which packages OpenStack for enterprise use along with support. The platform aims to help organizations transition workloads between traditional and cloud-native environments using OpenStack.
The document discusses a graduation program in Honduras that aimed to evaluate using microfinance to help ultra-poor households graduate from extreme poverty. It found that providing assets, training, and microloans to ultra-poor households helped 95.4% open savings accounts. 85% continued saving and 31% obtained loans to invest in agriculture, leading to participants now planning for the future and a self-sustaining MFI branch being established.
De giovanni,f ultrapoorplenary_presenter1_finalCommSEEP
This document discusses new strategies for building assets among the ultra poor. It introduces the speaker and event, then outlines approaches such as incorporating asset-building into conditional cash transfer programs and the Ford Foundation-CGAP Graduation Program, which bundles services to help families exit poverty. The document advocates for sequencing interventions like safety nets, livelihood development, and microfinance to help very poor people escape poverty through protection, prevention, stabilization, and transformation.
This document discusses rethinking the paradigm for measuring impacts in market systems. It argues that social systems should be viewed as complex adaptive systems, which challenges traditional worldviews that focused on predictability and control. Viewing systems as complex and adaptive means that societal change and markets evolve in non-linear and unpredictable ways based on the interactions between heterogeneous agents. This paradigm shifting view does not mean we cannot influence systems, but that our approaches need to be more flexible and focus on learning, narratives, facilitation, and generative relationships between agents rather than rigid predictions and measurements.
This document discusses systems thinking and its application to monitoring interventions. It distinguishes between systemic and systematic approaches, with systemic focusing on relationships, perspectives and boundaries within a whole system. For monitoring, it recommends regarding interventions as social systems and observing relevant contextual factors and broader effects. It also suggests taking a more flexible approach to deviations from plans by understanding the internal dynamics at work, and using "circular" rather than linear logic models to capture the context around needs, mechanisms and impacts.
The Citi Foundation supports financial inclusion programs globally. In 2011 it invested:
- $25.3 million in expanding financial capability programs for low-income communities in 89 countries.
- $11.7 million in sustainable enterprise and job creation programs.
- $8.8 million in developing financially inclusive products.
- $8.7 million in programs to reduce financial barriers to higher education.
- $5 million in programs to increase income generation for young adults.
The document summarizes key findings from several studies and surveys related to smallholder farmers' financial needs and challenges:
- According to a 2008 Zambian study, 48.2% of smallholder farmers' household revenue comes from agriculture, and 20% consider making income last throughout the year as their main financial objective.
- A 2011 study found that the key obstacle for smallholder farmers in making their income last throughout the year is that their harvest is not large enough to generate enough income.
- A survey in Tanzania found that 39% of smallholder farmers consider themselves "trapped".
- When asked the best way to financially include the world's 500 million smallholder families, 47% of
1) Grameen Foundation works with the poor and poorest in countries like Uganda, India, and Indonesia by providing livelihood training, microcredit, and savings groups.
2) Programs like Community Knowledge Workers in Uganda and Livelihood Pathways for the Poorest in India deliver skills training, financial services, and help establish small businesses through adapted self-help groups.
3) Reaching the poorest, especially women, requires creative approaches to address time constraints, cultural norms, and lack of confidence, but business performance is equally strong among poor and poorest entrepreneurs when given the right support.
This document discusses impact investing for inclusive markets and financial systems. It covers three main topics:
1. Building the capacity of firms or building the capacity of the entire market system. It argues that focusing on the entire market system may be more effective for achieving scale.
2. The different types of coordination and investments needed, including "soft" investments like grants as well as different investment instruments tailored to opportunities.
3. The potential of a sector-based approach to impact investing that focuses on investing in innovators, bringing more resources to sector infrastructure, and engaging in policy issues, in order to accelerate entire industry sectors and achieve greater scale and impact.
This document discusses challenges and opportunities for improving evaluation of development programs to better account for systemic change. It notes the need for systemic thinking to address new challenges like measuring indirect participation and maintaining accountability with flexibility. Three key evaluation challenges are identified: 1) adopting consistent measures of indirect participation, 2) finding ways to demonstrate accountability under flexible interventions, and 3) adapting causal modeling to evaluate evolving systems and guide practice. The document advocates advancing knowledge of sustainability through meaningful indicators of systemic change beyond intended routes and effects.
The document summarizes Colombia's experience developing strategies to promote financial inclusion and savings among the ultra-poor population. Key strategies discussed include linking conditional cash transfer program payments to savings accounts, promoting savings groups in remote areas, providing financial education programs, and developing microinsurance and village banking programs. The strategies aimed to overcome poverty traps, build assets, and increase access to basic financial services for Colombia's poorest residents.
This document summarizes a panel discussion on the changing landscape for microfinance institutions (MFIs) with the rise of mobile technology and digital financial services. The panel examines different mobile money business models and how MFIs can adapt through partnerships with telecom companies, transforming into regulated financial institutions, or mergers with larger MFIs and banks. Challenges to innovation discussed include funding, meeting diverse client needs, regulation, and competition from new entrants in the financial sector.
This document provides an overview of the Global Findex, a survey that measures financial inclusion around the world. It aims to collect comparable cross-country data on the use of formal and informal financial services. Key findings include that over 2.5 billion adults do not have a bank account, women and the poor have less access to financial services, and savings rates are low in many developing countries. The data can help inform financial inclusion policies and strategies to expand access to financial services.
Dokumen tersebut membahas tentang Green Computing, yang merupakan praktik penggunaan sumber daya komputasi secara efisien dengan memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak lingkungan. Hal ini penting untuk mengurangi krisis energi dan pemanasan global serta memperpanjang umur perangkat keras komputer.
NIM : 11917213
Nama : Fajar Suryani
Kelas : A
Green Computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.
Green computing adalah penggunaan sumber daya komputasi secara efisien dengan memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, dan meminimalkan penggunaan kertas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan energi dan polusi serta menjadikan komputer lebih ramah lingkungan dengan menggunakan energi secara efisien dan menerapkan prinsip daur ulang. Beberapa strategi green computing antara lain mengoptim
Green computing adalah penggunaan sumber daya komputer secara efisien dan hemat. Tujuannya adalah mengurangi dampak lingkungan dengan memilih perangkat keras hemat energi, mengaktifkan fitur hemat daya pada perangkat lunak dan perubahan perilaku pengguna untuk mematikan perangkat yang tidak digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing, yang merupakan penggunaan sumber daya komputer secara efisien dan ramah lingkungan. Dibahas pula beberapa cara menerapkan green computing pada PC, laptop, serta metode paperless untuk mengurangi penggunaan kertas.
Dokumen tersebut membahas tentang green computing, yang merupakan penggunaan sumber daya komputer secara efisien dan ramah lingkungan. Dibahas pula beberapa cara menerapkan green computing pada PC, laptop, serta metode paperless untuk mengurangi penggunaan kertas.
Dokumen tersebut membahas tentang istilah green computing yang merupakan perilaku efisien dalam penggunaan sumber daya komputasi dengan memaksimalkan efisiensi energi dan memperpanjang masa pakai perangkat keras. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah, awal, elemen, penerapan green computing di data center, workstation, lingkungan kerja, dan pola hidup ramah lingkungan seperti virtualisasi dan daur ulang perangkat elektronik.
Green computer (andry,carlo,joshua,faiz,william)Joshua Jonathan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang green computing yang merupakan cara menggunakan sumber daya komputer secara efisien dengan memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan penggunaan sumber daya. Dokumen tersebut juga membahas berbagai aplikasi dan teknologi yang mendukung green computing seperti sleep mode, hibernate mode, serta solusi untuk meningkatkan efisiensi energi pada workstation dan data center.
Green computing adalah penggunaan sumber daya komputasi secara efisien dengan memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang umur perangkat keras, dan meminimalkan penggunaan kertas. Hal ini mencakup unsur-unsur seperti keberlanjutan, ramah lingkungan, efisiensi energi dan sumber daya, serta mengurangi pekerjaan yang tidak bermanfaat.
1. Presentasi
Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi
Magister Teknik Informatika FTI UII
Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012
GREEN COMPUTING
Created By :
Asti Ratnasari
11 917 221
2. Definisi Green Computing
Perilaku menggunakan sumber daya komputasi
secara efisien, dengan cara memaksimalkan
efisiensi energi, memperpanjang masa pakai
perangkat keras, meminimalkan penggunaan
kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.
3. Sejarah Green Computing
Green Computing dipelopori oleh Environmental
Protection Agency (EPA) pada tahun 1992
US Environmental Protection Agency
mengeluarkan program Energy Star.
Energy Star adalah program promosi dan
penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada
teknologi monitor, pengontrol iklim, dan
teknologi lain.
4. Landasan Green Computing
• Kebutuhan akan economic
viability (keberlangsungan hidup)
• social responsibility (tanggung jawab sosial)
• environmental impact (pengaruh lingkungan)
5. Fokus Green Computing
• Mengurangi konsumsi listrik
• Mengurang jumlah carbon footprint
• Melakukan efisiensi energi dan kerja
6. Mengapa perlu Green Computing?
• Kesadaran akan perubahan iklim
• Krisis Energi
• Biaya Energi Meningkat
• Dampak bahan berbahaya
• Global Warming
7. Manfaat Green Computing
• Ramah lingkungan
• Terhindar dari Krisis listrik berlanjut
• Penghematan Kertas
• Memelihara Lingkungan agar menjadi lebih
baik
• Memperpanjang masa pakai perangkat keras
• Menghemat daya dan mengurangi tagihan
listrik
8. Green Computing ini bisa kita terapkan
dengan cara :
• Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji
hemat energi dan lingkungan.
• Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.
• Cetak dokumen yang tidak penting secara bolak-balik.
• Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi
dokumen.
• Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak digunakan.
• Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.
9. Pola Hidup yang Mendukung Green
Computing
• E-Waste
Penghancuran alat-alat elektronik komputer
sampai menjadi partikel-partikel kecil.
“Don’t Burn It”
• E-Recycle
Penggunaan ulang alat-alat elektronik komputer
yang tidak terpakai.
• Virtualization
Penggunaan multiple operating system dalam
satu device.
10. Green Computing pada PC
Menggunakan komputer yang memenuhi persyaratan ENERGY STAR
Menggunakan PC Cloning
Tidak meninggalkan komputer dalam keadaan menyala
Mematikan monitor, printer, dan perangkat lainnya ketika tidak
digunakan
Mendaur ulang kertas
Mendaur ulang cartridge tinta
Menggunakan Flat Screen (energi hanya 30% CRT screen)
Memilih meng-Upgrade RAM (jangan mudah mengganti komputer)
Memilih mematikan komputer daripada menggunakan screensaver
Menggunakan mode power hemat energi (Power Saver)
11. Green Computing pada Notebook
Menggunakan Baterai Surya
Menggunakan Power Saver
Menggunakan fitur-fitur hemat energi seperti aplikasi Battery
Doubler
Meminimalisir penggunaan backlight (tingkat keterangan seminimal
mungkin, tanpa membuat mata kesulitan dalam melihat)
Mengatur layar dan harddisk sleep/off setelah beberapa menit
tanpa penggunaan
Mematikan bluetooth dan wifi ketika tidak digunakan
Melepaskan kartu MMC, Micro SD, USB Flash apabila sedang tidak
digunakan
Mengecilkan volume suara atau menggunakan headset
Memilih meng-Upgrade RAM daripada membeli notebook baru