Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Gorontalo telah mengalami kemajuan sejak pemekaran, namun masih menghadapi tantangan dalam penyediaan pelayanan publik dan pengelolaan keuangan daerah yang efektif karena sumber daya fiskal terbatas dan ketimpangan antar daerah. Rekomendasi untuk meningkatkan kinerja meliputi peningkatan koordinasi, alokasi anggaran untuk pelayanan masyarakat, serta kap
Bentuk seni budaya Islam dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti agama, budaya setempat, dan pandangan universal. Seni budaya Islam mencerminkan nilai-nilai seperti persamaan, keadilan, dan kemanusiaan. Seni budaya Islam bersifat kosmopolitan dan mengambil unsur dari berbagai peradaban.
Dokumen ini membahas faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi benih tanaman, termasuk tanah, iklim, dan faktor biologis. Tanah harus subur, berdrainase baik, dan mengandung mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman. Iklim seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan harus sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Faktor biologis seperti serangga penyerbuk, hama penyakit, dan gulma juga berpengar
Dokumen ini berisi rincian formasi CPNS untuk Badan Informasi Geospasial tahun 2014 dengan jumlah formasi sebanyak 77 orang yang akan ditempatkan di berbagai pusat dan biro. Terdapat persyaratan umum dan khusus untuk pelamar seperti kewarganegaraan, usia, IPK, kompetensi, dan lainnya.
Bentuk seni budaya Islam dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti agama, budaya setempat, dan pandangan universal. Seni budaya Islam mencerminkan nilai-nilai seperti persamaan, keadilan, dan kemanusiaan. Seni budaya Islam bersifat kosmopolitan dan mengambil unsur dari berbagai peradaban.
Dokumen ini membahas faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi benih tanaman, termasuk tanah, iklim, dan faktor biologis. Tanah harus subur, berdrainase baik, dan mengandung mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman. Iklim seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan harus sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Faktor biologis seperti serangga penyerbuk, hama penyakit, dan gulma juga berpengar
Dokumen ini berisi rincian formasi CPNS untuk Badan Informasi Geospasial tahun 2014 dengan jumlah formasi sebanyak 77 orang yang akan ditempatkan di berbagai pusat dan biro. Terdapat persyaratan umum dan khusus untuk pelamar seperti kewarganegaraan, usia, IPK, kompetensi, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan anggaran berbasis kinerja di Indonesia yang diatur dalam UU No. 17 tahun 2013 namun pelaksanaannya masih menghadapi berbagai hambatan seperti perencanaan kinerja yang kurang jelas dan indikator yang tidak terukur. Dokumen tersebut juga membandingkan penerapan anggaran berbasis kinerja di Australia yang lebih matang.
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianIsnu Rahadi Wiratama
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi fiskal di Indonesia sejak reformasi 1998, termasuk pencapaian dan permasalahannya. Desentralisasi fiskal memberi kewenangan keuangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien dan meningkatkan pelayanan masyarakat. Namun, pelaksanaannya menghadapi tantangan seperti pengelolaan belanja daerah dan korupsi. Dokumen ini juga membahas
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...fekonunisalab
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan pajak reklame dan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Donggala.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pajak reklame berdampak positif terhadap peningkatan PAD namun kontribusinya masih sangat kecil.
3. Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan dan kont
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sektor publik yang mencakup karakteristik entitas sektor publik, standar akuntansi yang digunakan untuk entitas sektor publik baik pemerintah maupun nonpemerintah, serta konsep akuntabilitas pada sektor publik."
Dokumen tersebut membahas perencanaan anggaran tahun 2012, mencakup asumsi penerimaan dan kebijakan pendapatan serta belanja daerah. Pendapatan diperkirakan naik namun belanja tidak langsung juga meningkat karena kenaikan gaji PNS. Diperlukan efisiensi belanja untuk menutup celah antara penerimaan dan belanja.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD
Dalam rangka mengalokasikan sumber daya nasional secara lebih
efisien, Pemerintah memberikan kewenangan kepada Daerah untuk
memungut Pajak dan Retribusi dengan penguatan melalui
restrukturisasi jenis Pajak, pemberian sumber-sumber perpajakan
Daerah yang baru, penyederhanaan jenis Retribusi, dan harmonisasi
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Restrukturisasi Pajak dilakukan melalui reklasifikasi 5 (lima) jenis
Pajak yang berbasis konsumsi menjadi satu jenis Pajak, yaitu PBJT.
Hal ini memiliki tujuan untuk (i) menyelaraskan Objek Pajak antara
pajak pusat dan pajak daerah sehingga menghindari adanya duplikasi
pemungutan pajak; (ii) menyederhanakan administrasi perpajakan
sehingga manfaat yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya pemungutan; (iii) memudahkan pemantauan pemungutan Pajak
terintegrasi oleh Daerah; dan (iv) mempermudah masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya, sekaligus mendukung
kemudahan berusaha dengan adanya simplifikasi administrasi
perpajakan. Selain integrasi pajak-pajak Daerah berbasis konsumsi,
PBJT mengatur perluasan Objek Pajak seperti atas parkir uale| objek
rekreasi, dan persewaan sarana dan prasarana olahraga (objek
olahraga permainan).
Pemerintah juga memberikan kewenangan pemungutan Opsen
Pajak antara level pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, yaitu
PKB, BBNKB, dan Pajak MBLB. Opsen atas PKB dan BBNKB sejatinya
merupakan pengalihan dari bagi hasil pajak provinsi. Hal tersebut
dapat meningkatkan kemandirian Daerah tanpa menambah beban
Wajib Pajak, karena penerimaan perpajakan akan dicatat sebagai PAD,
serta memberikan kepastian atas penerimaan Pajak dan memberikan
keleluasan belanja atas penerimaan tersebut pada tiap-tiap level
pemerintahan dibandingkan dengan skema bagr hasil. Sementara itu,
penambahan Opsen Pajak MBLB untuk provinsi sebagai sumber
penerimaan baru diharapkan dapat memperkuat fungsi penerbitan izin
dan pengawasan kegiatan pertambangan di Daerah. Hal ini akan
mendukung pengelolaan Keuangan Daerah yang lebih berkualitas
karena perencanaan, penganggaran, dan realisasi APBD akan lebih
baik. Opsen Pajak juga mendorong peran Daerah untuk melakukan
ekstensifikasi perpajakan Daerah baik itu bagi pemerintah provinsi
maupun pemerintah kabupaten/kota. Penyelarasan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja dilakukan melalui pemberian kewenangan kepada
Pemerintah untuk meninjau kembali tarif Pajak Daerah dalam rangka
pemberian insentif fiskal untuk mendorong perkembangan investasi di
Daerah. Pemerintah dapat menyesuaikan tarif Pajak dan Retribusi
dengan penetapan tarif yang berlaku secara nasional, serta melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap Perda mengenai Pajak dan
Retribusi yang menghambat ekosistem investasi dan kemudahan
dalam berusaha.
Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengurangi ketimpangan
fiskal dan kesenjangan pelayanan antar-Daerah, pengelolaan TKD
akan mengedepankan kinerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pemerinta
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen ini menganalisis potensi pajak daerah di Kabupaten Minahasa dengan menggunakan rasio antara penerimaan pajak dengan PAD.
2. Hasilnya menunjukkan rasio potensi pajak terus meningkat dari 28,95% pada 2007 menjadi 42,32% pada 2011, yang termasuk kategori berpotensi.
3. Peramalan untuk 2013-2015 menunjukkan peningkatan pajak daerah yang akan menduk
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANLetifa Wahyuni
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) pemerintah daerah yang mencakup tujuan penyusunan CaLK, format penulisan CaLK, sistematika isi CaLK, penjelasan akun-akun laporan keuangan, serta informasi non-keuangan yang perlu diungkapkan dalam CaLK."
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan kewenangan dekonsentrasi oleh pemerintah provinsi. Terdapat beberapa permasalahan yaitu kewenangan dekonsentrasi belum terdefinisi dengan jelas, koordinasi antar instansi kurang baik, serta mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban belum jelas. Dokumen ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan penyelenggaraan dekonsentrasi melalui integrasi fungsi, institusi, dan program.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan anggaran berbasis kinerja di Indonesia yang diatur dalam UU No. 17 tahun 2013 namun pelaksanaannya masih menghadapi berbagai hambatan seperti perencanaan kinerja yang kurang jelas dan indikator yang tidak terukur. Dokumen tersebut juga membandingkan penerapan anggaran berbasis kinerja di Australia yang lebih matang.
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianIsnu Rahadi Wiratama
Dokumen tersebut membahas tentang desentralisasi fiskal di Indonesia sejak reformasi 1998, termasuk pencapaian dan permasalahannya. Desentralisasi fiskal memberi kewenangan keuangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien dan meningkatkan pelayanan masyarakat. Namun, pelaksanaannya menghadapi tantangan seperti pengelolaan belanja daerah dan korupsi. Dokumen ini juga membahas
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...fekonunisalab
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan pajak reklame dan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Donggala.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pajak reklame berdampak positif terhadap peningkatan PAD namun kontribusinya masih sangat kecil.
3. Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan dan kont
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sektor publik yang mencakup karakteristik entitas sektor publik, standar akuntansi yang digunakan untuk entitas sektor publik baik pemerintah maupun nonpemerintah, serta konsep akuntabilitas pada sektor publik."
Dokumen tersebut membahas perencanaan anggaran tahun 2012, mencakup asumsi penerimaan dan kebijakan pendapatan serta belanja daerah. Pendapatan diperkirakan naik namun belanja tidak langsung juga meningkat karena kenaikan gaji PNS. Diperlukan efisiensi belanja untuk menutup celah antara penerimaan dan belanja.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD
Dalam rangka mengalokasikan sumber daya nasional secara lebih
efisien, Pemerintah memberikan kewenangan kepada Daerah untuk
memungut Pajak dan Retribusi dengan penguatan melalui
restrukturisasi jenis Pajak, pemberian sumber-sumber perpajakan
Daerah yang baru, penyederhanaan jenis Retribusi, dan harmonisasi
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Restrukturisasi Pajak dilakukan melalui reklasifikasi 5 (lima) jenis
Pajak yang berbasis konsumsi menjadi satu jenis Pajak, yaitu PBJT.
Hal ini memiliki tujuan untuk (i) menyelaraskan Objek Pajak antara
pajak pusat dan pajak daerah sehingga menghindari adanya duplikasi
pemungutan pajak; (ii) menyederhanakan administrasi perpajakan
sehingga manfaat yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya pemungutan; (iii) memudahkan pemantauan pemungutan Pajak
terintegrasi oleh Daerah; dan (iv) mempermudah masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya, sekaligus mendukung
kemudahan berusaha dengan adanya simplifikasi administrasi
perpajakan. Selain integrasi pajak-pajak Daerah berbasis konsumsi,
PBJT mengatur perluasan Objek Pajak seperti atas parkir uale| objek
rekreasi, dan persewaan sarana dan prasarana olahraga (objek
olahraga permainan).
Pemerintah juga memberikan kewenangan pemungutan Opsen
Pajak antara level pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, yaitu
PKB, BBNKB, dan Pajak MBLB. Opsen atas PKB dan BBNKB sejatinya
merupakan pengalihan dari bagi hasil pajak provinsi. Hal tersebut
dapat meningkatkan kemandirian Daerah tanpa menambah beban
Wajib Pajak, karena penerimaan perpajakan akan dicatat sebagai PAD,
serta memberikan kepastian atas penerimaan Pajak dan memberikan
keleluasan belanja atas penerimaan tersebut pada tiap-tiap level
pemerintahan dibandingkan dengan skema bagr hasil. Sementara itu,
penambahan Opsen Pajak MBLB untuk provinsi sebagai sumber
penerimaan baru diharapkan dapat memperkuat fungsi penerbitan izin
dan pengawasan kegiatan pertambangan di Daerah. Hal ini akan
mendukung pengelolaan Keuangan Daerah yang lebih berkualitas
karena perencanaan, penganggaran, dan realisasi APBD akan lebih
baik. Opsen Pajak juga mendorong peran Daerah untuk melakukan
ekstensifikasi perpajakan Daerah baik itu bagi pemerintah provinsi
maupun pemerintah kabupaten/kota. Penyelarasan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja dilakukan melalui pemberian kewenangan kepada
Pemerintah untuk meninjau kembali tarif Pajak Daerah dalam rangka
pemberian insentif fiskal untuk mendorong perkembangan investasi di
Daerah. Pemerintah dapat menyesuaikan tarif Pajak dan Retribusi
dengan penetapan tarif yang berlaku secara nasional, serta melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap Perda mengenai Pajak dan
Retribusi yang menghambat ekosistem investasi dan kemudahan
dalam berusaha.
Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengurangi ketimpangan
fiskal dan kesenjangan pelayanan antar-Daerah, pengelolaan TKD
akan mengedepankan kinerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pemerinta
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen ini menganalisis potensi pajak daerah di Kabupaten Minahasa dengan menggunakan rasio antara penerimaan pajak dengan PAD.
2. Hasilnya menunjukkan rasio potensi pajak terus meningkat dari 28,95% pada 2007 menjadi 42,32% pada 2011, yang termasuk kategori berpotensi.
3. Peramalan untuk 2013-2015 menunjukkan peningkatan pajak daerah yang akan menduk
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANLetifa Wahyuni
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) pemerintah daerah yang mencakup tujuan penyusunan CaLK, format penulisan CaLK, sistematika isi CaLK, penjelasan akun-akun laporan keuangan, serta informasi non-keuangan yang perlu diungkapkan dalam CaLK."
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan kewenangan dekonsentrasi oleh pemerintah provinsi. Terdapat beberapa permasalahan yaitu kewenangan dekonsentrasi belum terdefinisi dengan jelas, koordinasi antar instansi kurang baik, serta mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban belum jelas. Dokumen ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan penyelenggaraan dekonsentrasi melalui integrasi fungsi, institusi, dan program.
Findings from Gorontalo Public Expenditure Analysis 2008 report
1. Pelayanan Publik dan
Pengelolaan Keuangan Daerah
di Provinsi Pemekaran
7 Temuan dan Tantangan
Pembangunan Gorontalo
Analisis Keuangan Publik Gorontalo 2008
2. Temuan 1: Sejak terbentuk, Gorontalo telah
mengalami kemajuan…
Pengeluaran publik meningkat drastis
Angka kemiskinan turun, namun tetap sebagai salah satu provinsi
termiskin
Pendapatan daerah (PDRB) masih rendah dibandingkan provinsi
lain.
3. … Namun masih memiliki berbagai
tantangan
Walaupun ada perbaikan, indikator-indikator sosial ekonomi masih
berada dibawah rata-rata nasional
Ketimpangan yang timbul antara Kabupaten-Kota di Provinsi
Gorontalo
4. Temuan 2: Sumber daya fiskal yang
tersedia meningkat pesat…
Ketergantungan yang besar pada transfer dari Pusat
5. … Namun tetap yang terendah
dibandingkan Provinsi-Provinsi Pemekaran
yang lain
6. Temuan 3: Pengeluaran Pemerintah
Daerah Meningkat Pesat…
Administrasi dan Aparatur serta infrastruktur merupakan sektor
pengeluaran terbesar
7. … Pengeluaran untuk Personil tetap
Pengeluaran Terbesar
Belanja modal dan pemeliharaan/operasional mencapai hampir
setengah dari belanja pemerintah Provinsi dan Kabupaten-Kota
8. Temuan 4: Pengeluaran Pemerintah Pusat
melalui Belanja Dekonsentrasi Meningkat
Pesat…
10. … Khususnya di Sektor-Sektor yang telah
Didesentralisasikan…
Tanpa koordinasi dapat menimbulkan tumpang tindih pengeluaran
Dekonsentrasi dapat menimbulkan crowding out belanja pemerintah
daerah
11. Temuan 5: Kinerja Sektoral Masih Belum Optimal
Pendidikan: Saatnya untuk berfokus pada
infrastruktur dan kualitas pengajaran
Pengeluaran pendidikan meningkat, namun menurun secara share
Perbaikan dibidang akses dan angka partisipasi, saatnya untuk
memberikan fokus pada infrastruktur sekolah dan kualitas
pengajaran
Adanya kesenjangan antara capaian-capaian di tingkat KabupatenKota
12. Infrastruktur: Diperlukan Perhatian Khusus
untuk Sanitasi, Air Bersih, dan Listrik
Cakupan jalan dan irigasi diatas rata-rata nasional
Sanitasi, air bersih, dan listrik masih tertinggal
Sebagian besar belanja pemerintah daerah adalah untuk belanja
modal sedangkan belanja untuk operasional dan pemeliharaan sangat
rendah
13. Kesehatan: Capaian Kesehatan masih
Rendah
Meningkatnya pengeluaran kesehatan didominasi oleh pengeluaran
dekonsentrasi
Komponen belanja modal terbesar pemerintah daerah adalah untuk
bangunan dan peralatan. Belanja modal untuk program-program
kesehatan hanya 6% (2005)
14. Pertanian: Investasi Pemerintah Daerah
belum Menunjukkan Hasil yang Optimal
Pengeluaran pertanian diatas rata-rata nasional. Sebagian besar
merupakan pengeluaran dekonsentrasi.
Alokasi pengeluaran untuk pertanian membuat produktivitas jagung
meningkat.
Peran aktif pemerintah provinsi dalam program pertanian harus diikuti
oleh pemerintah Kabupaten-Kota untuk dapat menjadi efektif.
15. Temuan 6: Kinerja Pengelolaan Keuangan
Daerah di Gorontalo di Atas Daerah Lain
17. … Namun Ada Permasalahan yang Harus
Dipecahkan.
Perencanaan masih belum optimal tercermin dalam
penganggaran
Kapasitas terkonsentrasi pada tingkat pejabat
Kapasitas pada masing-masing SKPD masih sangat
terbatas
Ada kesenjangan kapasitas antara Provinsi dan
Kabupaten-Kota
18. Temuan 7: Gorontalo telah Melakukan InovasiInovasi untuk Meningkatkan Kinerja Birokrasi dan
Tata Kepemerintahan
19. … Memperpendek Proses Administratif dan
Sinkronisasi Pelaksanaan Musrembang dan
Jaring Asmara
20. … Dan Mengimplementasi Tunjangan Kinerja
Daerah
TKD diharapkan dapat menyelesaikan masalah distribusi kerja dan
kinerja
TKD meredistribusi insentif bukan penghematan anggaran
TKD menggunakan komponen disiplin dan kinerja
TKD juga diberikan kepada camat dan kepala desa
21. Berbagai Tantangan TKD
TKD harus didukung oleh kerangka hukum yang kuat
Indikator untuk mengevaluasi kinerja masih harus diperbaiki dan
dikembangkan
Alokasi TKD relatif besar dan harus diikuti oleh peningkatan pelayanan
publik
22. Rekomendasi 1:
Meningkatkan Efektivitas Anggaran
Meningkatkan koordinasi antara tingkat-tingkat pemerintahan untuk
menghindari kegiatan yang tumpang tindih, terutama tugas-tugas
yang telah didesentralisasikan.
Meminimalisir belanja untuk administrasi pemerintah dan
mengalokasikan persentase yang lebih tinggi untuk pelayananpelayanan dasar dan program-program yang memihak kepada
masyarakat miskin. Di negara-negara maju, belanja administrasi
pemerintah biasanya kurang dari 5 persen.
23. Rekomendasi 2:
Meningkatkan Penyediaan Pelayanan
Publik
Memperbaiki komposisi belanja pendidikan serta meningkatkan
alokasi untuk pemeliharaan bidang kesehatan dan pendidikan.
Mempertahankan proporsi pengeluaran total untuk infrastruktur
sambil meningkatkan alokasi untuk pemeliharaan. Meningkatkan
akses terhadap listrik, sanitasi dan air bersih.
Meningkatkan alokasi belanja kesehatan untuk program-program
yang diarahkan pada masalah-masalah kesehatan tertentu,
misalnya imunisasi, penyakit tertentu, dan berbagai upaya
preventif.
Peningkatan efisiensi belanja dengan mengoptimalkan alokasi
pengeluaran pertanian.
24. Rekomendasi 3:
Meningkatkan Kapasitas dan Partisipasi
Meningkatkan Pengelolaan Keuangan Pemerintah melalui
penguatan kerangka perundang-undangan dan pengembangan
kapasitas baik di tingkat provinsi maupun kabupaten-kota.
Menerapkan pendekatan yang lebih pro-aktif terhadap kabupatenkabupaten dalam menjalankan agenda reformasi.
Pemeliharaan kab/kota hanya 2.2 persen sedangkan di tingkat provinsi hampir tidak ada.
Meningkatkan koordinasi antara tingkat-tingkat pemerintahan untuk menghindari kegiatan yang tumpang tindih, terutama tugas-tugas yang telah didesentralisasikan. Pemerintah provinsi harus memainkan peran aktif dalam mengkoordinasikan pemerintah pusat dengan pemerintah kabupaten-kota. Kepada pemerintah kabupaten-kota, pemerintah provinsi dapat memberikan usulan tentang belanja yang lebih efisien, apabila diperlukan, serta cara untuk menyesuaikan secara lebih baik belanja penunjangnya untuk menghindari duplikasi pada tanggung jawab atau prakarsa kabupaten-kota. Selain itu, tingkat pengeluaran dekonsentrasi yang tinggi meningkatkan risiko terjadinya crowding out belanja pemerintah daerah.
Meminimalisir belanja untuk administrasi pemerintah dan mengalokasikan persentase yang lebih tinggi untuk pelayanan-pelayanan dasar dan program-program yang memihak kepada masyarakat miskin. Di negara-negara maju, belanja administrasi pemerintah biasanya kurang dari 5 persen (Bank Dunia, 2007a). Pemerintah provinsi dan kabupaten di Gorontalo harus berusaha untuk meminimalisir belanja mereka untuk administrasi pemerintah, terutama saat ini ketika kabupaten-kota yang baru dibentuk (kecuali kabupaten Gorontalo Utara) telah berjalan dengan baik.
Meningkatkan akses terhadap listrik, sanitasi dan air bersih. Meningkatkan akses terhadap listrik, sanitasi dan air bersih akan menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan standar sosial ekonomi Gorontalo, Terutama terkait dengan akses terhadap pelayanan-pelayanan tersebut untuk masyarakat miskin.
Meningkatkan alokasi untuk pemeliharaan bidang infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Meskipun penting untuk memperluas sarana/prasarana sektoral di Gorontalo, tetapi lebih penting untuk memastikan bahwa prasarana yang ada terpelihara untuk memaksimalkan masa pakai aset tersebut. Tingkat keuntungan dari menginvestasikan uang dalam pemeliharaan adalah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan investasi modal baru.
Memperbaiki komposisi belanja pendidikan. Terdapat suatu kasus untuk memperbaiki komposisi belanja dengan menyesuaikan alokasi antara berbagai program pendidikan, misalnya Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Pada saat ini ketika tingkat partisipasi Sekolah Dasar hampir menyamai daerah-daerah lain dan mendekati tingkat partisipasi penuh, prioritas belanja modal pada pendidikan dasar sudah harus mencakup perbaikan prasarana pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan dan metode pengajaran.
Mempertahankan proporsi pengeluaran total untuk infrastruktur sambil meningkatkan alokasi untuk pemeliharaan. Kecenderungan untuk meningkatkan belanja infrastruktur sebagai persentase dari belanja daerah berubah pada tahun 2005, meskipun angka pengeluaran total terus meningkat. Pada tahun 2005, baik kabupaten maupun provinsi menurunkan persentase belanja infrastrukturenya, meskipun penurunan ini diubah pada tahun 2006. Dalam tahun-tahun mendatang, alokasi untuk infrastruktur perlu dipertahankan. 11 Service Delivery and Financial Management in a New Province Gorontalo Public Expenditure Analysis EXECUTIVE SUMMARY
Meningkatkan alokasi belanja kesehatan untuk program-program yang diarahkan pada masalah-masalah kesehatan tertentu, misalnya imunisasi, tingkat penggunaan dan tingkat morbiditas serta pencegahan atau pengobatan ancaman-ancaman kesehatan. Pemerintah provinsi dan kabupaten-kota di Gorontalo perlu merancang dan melaksanakan program-program untuk meningkatkan capaian-capaian bidang kesehatan di seluruh provinsi.
Peningkatan efisiensi belanja dengan meningkatkan alokasi pengeluaran pertanian. Perbedaan dalam jumlah belanja pertanian di tingkat kabupaten-kota menegaskan perlunya alokasi ulang sumber daya fiskal berdasarkan klasifikasi ekonominya. Alokasi pengeluaran menegaskan perlunya untuk beralih dari pengeluaran-pengeluaran untuk prasarana fisik ke arah pengembangan sumber daya manusia.
Meningkatkan Pengelolaan Keuangan Pemerintah melalui penguatan kerangka perundang-undangan dan pengembangan kapasitas baik di tingkat provinsi maupun kabupaten-kota. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten-kota harus menyelesaikan penyusunan kerangka perundang-undangan untuk mengatur siklus anggaran dengan cara yang konsisten dan efektif. Kerangka tersebut akan membantu memberikan pendekatan yang lebih sistematis untuk keperluan reformasi dalam Pengelolaan Keuangan Pemerintah. Pada saat yang sama, terdapat kebutuhan untuk memberikan pengembangan kapasitas kepada pejabat-pejabat di tingkat menengah dan bawah untuk memperkecil kesenjangan kapasitas dengan pejabat tinggi, terutama dalam bidang Pengelolaan Keuangan Pemerintah.
Menerapkan pendekatan yang lebih pro-aktif terhadap kabupaten-kabupaten dalam menjalankan agenda reformasi. Salah satu di antara masalah-masalah reformasi birokrasi di Gorontalo adalah bahwa reformasi hanya terjadi di lapisan atas dari pemerintah provinsi. Dampak dari reformasi tersebut hanya dapat dimaksimalkan apabila kabupaten-kota diikutsertakan. Selain itu, provinsi harus memberikan informasi yang jelas tentang inovasi-inovasi yang telah terjadi, baik kepada pejabat-pejabat di tingkat provinsi dan kabupaten-kota maupun kepada pemangku kepentingan lainnya. Informasi tersebut harus mencakup semua aspek dari inovasi-inovasi tersebut, termasuk latar belakang, tujuan, dampak, dan mekanisme. Hal tersebut dapat berfungsi sebagai mekanisme konsultasi untuk mengumpulkan masukan tentang inovasi-inovasi tersebut serta mendapatkan rasa percaya dari pemangku kepentingan yang lainnya. Setelah proses tersebut, inovasi-inovasi tersebut harus didukung oleh peraturan-peraturan daerah yang relevan untuk memperkuat status hukumnya.