Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan asuhan keperawatan klien dengan fraktur. Ia menjelaskan tentang latar belakang fraktur, komplikasi yang berbahaya seperti hypovolemik shock, dan peran penting perawat dalam memberikan edukasi kesehatan dan asuhan keperawatan yang tepat. Dokumen ini juga mendefinisikan fraktur sebagai terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal, dan membah
Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelter & Bare, 2002).
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur.
Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelter & Bare, 2002).
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. May
16
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
FRAKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, maka
tidak menutup kemungkinan untuk terkena penyakit sebagai akibat dari pengaruh
lingkungan yang kurang baik, misalnya saja fraktur.
2. Fraktur atau bahasa awamnya patah tulang dapat disebabkan karena benturan,
gerakan memutar mendadak maupun kelemahan/kerapuhan struktur tulang akibat gangguan
atau penyakit primer seperti osteoporosis. Fraktur mempunyai komplikasi yang kadang-
kadang tidak diketahui oleh banyak orang. Adapun komplikasi tersebut yang paling
berbahaya adalah hypovolemik shock karena banyaknya perdarahan yang dapat
mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu peran perawat sangan penting dalam memberikan penyuluhan tentang
bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan dengan senantiasa berhati-hati dalam melakukan
aktifitas sehari-hari, serta memberikan asuhan keperawatan secara tepat kepada penderita fraktur
dan memberi penyuluhan tentang pentingnya asupan karbohidrat, protein dan kalsium yang
cukup untuk proses penyembuhan dan pembentukan tulang baru.
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum tentang pneumonia dan proses keperawatannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah membuat asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur, mahasiswa diharapkan dapat:
Mengetahui tentang pengertian fraktur
Mengetahui tentang etiologi dan tanda gejala fraktur
Mengetahui patofisiologi dari fraktur
Mengetahui tentang tinjauan teori oksigenasi pada fraktur
Melakukan pengkajian pada pasien dengan fraktur
Membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur
Melakukan intervensi dan implementasi pada pasien dengan fraktur
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI FRAKTUR
3. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Brunner & Suddarth,2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C, dalam buku Nursing
Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang
yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensen’s Medical Surgical
Nursing
Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya,
fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelter
& Bare, 2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2000).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpukan bahwa fraktur adalah terputusnya
kontinuitas tulang yang dapat disebabkan oleh trauma, ruda paksa atau oleh penyebab patologis,
yang dapat digolongkan sesuai dengan jenis dan kontinuitasnya.