SlideShare a Scribd company logo
Dewasa ini, sebuah kota dapat diibaratkan sebagai sebuah brand. 
Sebagai brand, sebuah kota harus bersifat fungsional. Itu artinya, sebuah kota 
harus berfungsi sebagai tujuan untuk pencari kerja, industri, tempat tinggal, 
transportasi umum dan atraksi serta rekreasi (Winfield, 2005:20). Hal ini pada 
akhirnya mendorong setiap kota berkompetisi satu sama lain untuk 
mendapatkan perhatian consumer dunia: turis, calon investor, para pelajar, 
pengusaha, berbagai liputan media massa, atau pemerintah kota lainnya. 
Adanya persaingan ini membuat berbagai kota mulai tertarik 
menerapkan city branding sebagai upaya membentuk atau memperkuat 
identitas dan image kota sehingga sebuah kota memiliki keunikan yang 
membedakan dengan kota lainnya. City branding adalah upaya 
mempromosikan image kota yang khas melalui bentuk fisik kota, kebijakan 
pemerintah kota, promosi periklanan, dan tingkah laku penduduk sehingga 
suatu kota dapat dikenal dengan identitas unik yang hanya dimiliki olehnya di 
dunia (Kavaratzis, 2009:28). 
Salah satu keunikan identitas yang bisa “dijual” adalah budaya. Kapital 
budaya merupakan sebuah keunggulan bersaing yang dimiliki oleh kota yang 
sulit ditiru. Sekarang ini banyak daerah yang mengemas seni budaya sebagai 
“nilai jual” dalam bentuk penyelenggaran event. Penyelenggaraan event atau 
festival merupakan salah satu aspek dimensi city branding dalam rangka 
mempromosikan kota (Ooi, 2009:7). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan 
oleh Kavaratzis (2009:30) bahwa perhelatan akbar melalui berbagai event baik
dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional merupakan salah satu 
bentuk “primary communication” dalam kegiatan city branding. 
Beberapa daerah yang mengemas event budaya sebagai alat city 
branding adalah Jember (Jember Fashion Carnival), Surakarta (Solo Batik 
Carnival) dan Jakarta (Jakarta International Performing Art). Jember Fashion 
Carnival (JFC) diselenggararakan rutin setiap tahun di Jember sejak tahun 
2003 merupakan proyek identitas yang berupaya mengkonstruksi identitas 
Jember sebagai “Jember Kota Karnaval Fashion Dunia” (Raudlatul Jannah, 
Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol. 17, No. 2, Juli 2012:135-148). Kemudian, 
penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) merupakan upaya penguatan 
identitas kultural Surakarta sebagai Kota Batik1. Sedangkan Jakarta 
International Performing Art (JAKIPA) yang baru diselenggarakan pada tahun 
2013 lalu merupakan upaya city branding Jakarta sebagai kota budaya2. 
Lantas bagaimana dengan Yogyakarta yang dikenal oleh masyarakat 
luas sebagai Kota Seni dan Budaya? Bila dibandingkan dengan ketiga daerah 
di atas yang baru mengemas event budaya pada periode tahun 2000-an, 
Yogyakarta telah mengemas event budaya lebih awal yakni sejak tahun 1988. 
Itu artinya pada tahun 2013 lalu, Yogyakarta telah menyelenggarakan event 
budaya tersebut secara rutin selama seperempat abad. Event budaya yang rutin 
1 Bandung Mawardi, “SBC sebagai Penguatan Identitas Kultural”, Suara Merdeka, 30 Juni, 
2009. 
2 “Jakarta Gencarkan Branding Kota Budaya”, http://antaranews.com/berita/397322 (akses pada 
20 November 2013)
digelar setiap tahun selama seperempat abad tersebut adalah Festival Kesenian 
Yogyakarta (FKY). 
Penyelenggaraan FKY secara rutin setiap tahun memiliki arti penting 
dalam pengukuhan identitas Yogyakarta sebagai Kota Seni Budaya. Hal 
tersebut disampaikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan 
Hamengku Buwono X dalam pidato pembukaan FKY ke-24 tahun 2012 lalu. 
Beliau menyatakan bahwa event FKY telah menjadi identitas yang tidak 
terpisahkan dari Yogyakarta.3 Pernyataan senada juga disampaikan oleh Gusti 
Yuda, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta saat 
pembukaan FKY ke-25 bahwa adanya FKY guna mengukuhkan Yogyakarta 
sebagai kota budaya dan kota peradaban4. 
Apa yang disampaikan oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kebudayaan 
Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut sejalan dengan tujuan penyelenggaraan 
event dalam konteks city branding. Penyelenggaraan event atau festival yang 
sukses dan populer dapat berkontribusi dalam memperkuat brand image suatu 
tempat atau kota. Penyelenggaraan event memiliki arti penting guna 
membangun image tentang suatu tempat atau wilayah melalui pembentukan 
opini para stakeholder. Sebagai contoh bisa kita lihat pada keberhasilan 
penyelenggaraan Jember Fashion Carnival (JFC) yang mampu mengangkat 
3 “FKY hanya Pesta Seremonial”, http://www.solopos.com/2012/06/22/tajuk-fky-hanya-pesta-seremonial195694 
(akses pada 20 November 2013) 
4 “FKY Bukan Hanya Tontonan namun Mendekatkan Kesenian kepada Raky at”, 
http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/26/fky-bukan-hanya-tontonan-namun-mendekatkan-kesenian- 
kepada-rakyat-420199 (akses pada 20 November 2013)
image Jember dari “Jember Kota Tembakau; Jember Kota Santri” menjadi 
“Jember Kota Fashion Carnival Dunia” sekelas dengan Festival Bunga 
Pasadena (Amerika Serikat) dan Festival Rio De Janeiro (Brasil). 
Keberhasilan JFC dikarenakan pihak penyelenggara secara serius 
melakukan persiapan pengelolaan event. Persiapan karnaval dilakukan selama 
satu tahun penuh sebelum event diselenggarakan.5 Penyelenggara melakukan 
riset mengenai tema apa yang akan menjadi tren, bentuk karnaval bagaimana 
yang ideal, hingga bagaimana menjaring sebanyak mungkin media untuk 
datang meliput. Tercatat ada sekitar 300 media massa baik lokal, nasional dan 
internasional yang meliput setiap penyelenggaraan JFC. Penyelenggara juga 
memanfaatkan teknologi informasi untuk keperluan promo serta publikasi 
tentang JFC. Penyelenggara secara aktif menjalin jaringan dengan pihak luar. 
Hal ini dapat dilihat dari seringnya JFC tampil dalam banyak kesempatan baik 
indoor maupun outdoor di berbagai kota, bahkan, mereka diminta untuk 
menjadi konsultan di berbagai tempat yang ingin menghasilkan karya sejenis 
(Raudlatul Jannah, Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol. 17, No. 2, Juli 2012:135- 
148). 
Bila penyelenggaraan JFC dapat dikatakan mampu menciptakan image 
positif bagi kota Jember, bagaimanakah dengan penyelenggara FKY? Meski 
penyelenggaraan FKY memiliki visi sebagai upaya penguatan identitas 
5 http://www.jemberfashioncarnaval.com/main.php?com=persiapan
Yogyakarta namun penyelenggaraan FKY pada dasawarsa terakhir dinilai 
kurang begitu populer. Peneliti melandaskan argumen pada hasil jajak 
pendapat yang dilakukan oleh Amiluhur, Dosen Atmajaya Yogyakarta 
berkaitan dengan penyelenggaraan FKY. Dalam jajak pendapat tersebut, ia 
menyimpulkan bahwa pelaksanaan FKY dianggap semakin redup pamornya. 
FKY juga dianggap kurang memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga dinilai 
telah dan kehilangan ruh daya tarik terhadap kepuasan konsumen.6 
Pandangan negatif tentang penyelenggaraan FKY juga datang dari 
Toto Sugiharto7 dan Eko Nuryono8. Mereka menilai penyelenggaraan FKY 
dari tahun ke tahun menimbulkan kesan monoton, stagnan, kurang greget dan 
cenderung copy-paste. Hal senada juga disampaikan oleh Garin Nugroho, ia 
menyatakan bahwa penyelenggaraan FKY belum menunjukkan representasi 
Yogyakarta, bahkan, ia menilai kota besar lain seperti Solo justru lebih baik 
dalam menampilkan festival seni budaya yang sama9. Sedangkan pengamat 
FKY, Suwarno Wisetrotomo menilai sejak tahun 2000-an pelaksanaan FKY 
6 Amiluhur, “Mau Dibawa Ke Mana FKY di Masa Mendatang?” (disampaikan dalam acara 
seminar yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) D.I. Yogyakarta, 
Yogyakarta, 18 November, 2008) 
7 Toto Sugiharto, “Transisi Perubahan Kelola FKY”, Minggu Pagi, 22 Juni, 2012, hal.7. 
8 Eko Nuryono, “Jangan Salahkan Panitia FKY”, Minggu Pagi, 13 Juli 2012, hal. 7. 
9 Festival Kesenian Yogyakarta Dinilai Makin Kalah dari Solo, 
http://www.kotajogja.com/berita/index/Festival-KesenianYogyakarta,-Dinilai Makin-Kalah-dari- 
Solo (akses pada 20 Oktober 2013)
sudah mulai tersisih dari masyarakat, bahkan menurutnya masyarakat tidak 
tahu jadwal FKY dan hanya tahu pembukaan dan penutupan.10 
Berpijak pada fakta tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan 
penelitian mengenai bagaimana pengelolan Festival Kesenian Yogyakarta, 
khususnya pengelolaan FKY ke-25. Peneliti merasa tertarik melakukan 
penelitian mengenai pengelolaan penyelenggaran FKY ke-25 selain karena hal-hal 
yang sudah dipaparkan sebelumnya juga karena ada sesuatu yang baru yang 
disuguhkan dalam penyelenggaraan FKY ke-25 ini. Bila lokasi 
penyelenggaraan FKY sebelum-sebelumnya identik dengan benteng 
Vredeburg, maka hal berbeda terjadi pada penyelenggaraan FKY ke-25 yakni 
dijadikannya Plasa Pasar Ngasem sebagai titik sentrum kegiatan. Rencananya 
penelitian ini berjudul: “Pengelolaan Event sebagai Upaya Branding Kota 
(Studi Deskriptif pada Festival Kesenian Yogyakarta ke-25)” 
10 http://www.solopos.com/2012/07/13/festival-kesenian-yogyakarta-dinilai-makin-kalah-dari-solo- 
butuh-strategi-baru-201191 (akses pada 20 Oktober 2013)

More Related Content

Viewers also liked

Studying The News
Studying The NewsStudying The News
Studying The News
lwilson44
 
Brand Identity Rob Werntz
Brand Identity Rob WerntzBrand Identity Rob Werntz
Brand Identity Rob Werntz
werntz
 
American association
American associationAmerican association
American association
Wine Index
 
Power 2010
Power 2010Power 2010
Power 2010
Ahmed Younes
 
Escolarización 16 17 (1)
Escolarización 16 17 (1)Escolarización 16 17 (1)
Escolarización 16 17 (1)
ceipginer
 
Greetings from the sea
Greetings from the seaGreetings from the sea
Greetings from the sea
Ahmed Younes
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Prakash Kamble
 
2.offer and acceptance
2.offer and acceptance2.offer and acceptance
2.offer and acceptance
John Cyriac
 
Rao india hr practices to post
Rao india hr practices to postRao india hr practices to post
Rao india hr practices to post
John Cyriac
 
Problemas matemáticos. propuesta para las familias
Problemas matemáticos. propuesta para las familiasProblemas matemáticos. propuesta para las familias
Problemas matemáticos. propuesta para las familias
ceipginer
 

Viewers also liked (10)

Studying The News
Studying The NewsStudying The News
Studying The News
 
Brand Identity Rob Werntz
Brand Identity Rob WerntzBrand Identity Rob Werntz
Brand Identity Rob Werntz
 
American association
American associationAmerican association
American association
 
Power 2010
Power 2010Power 2010
Power 2010
 
Escolarización 16 17 (1)
Escolarización 16 17 (1)Escolarización 16 17 (1)
Escolarización 16 17 (1)
 
Greetings from the sea
Greetings from the seaGreetings from the sea
Greetings from the sea
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
2.offer and acceptance
2.offer and acceptance2.offer and acceptance
2.offer and acceptance
 
Rao india hr practices to post
Rao india hr practices to postRao india hr practices to post
Rao india hr practices to post
 
Problemas matemáticos. propuesta para las familias
Problemas matemáticos. propuesta para las familiasProblemas matemáticos. propuesta para las familias
Problemas matemáticos. propuesta para las familias
 

Similar to Otonomi daerah

Urban tourism dalam pembangunan kota bandung
Urban tourism dalam pembangunan kota bandungUrban tourism dalam pembangunan kota bandung
Urban tourism dalam pembangunan kota bandung
junsumaya
 
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi KreatifTahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatifguztymawan
 
Kebijakan Publik dan Globalisasi
Kebijakan Publik dan GlobalisasiKebijakan Publik dan Globalisasi
Kebijakan Publik dan Globalisasi
feninagunawan
 
Draft Proposal Gaung Bandung
Draft Proposal Gaung BandungDraft Proposal Gaung Bandung
Draft Proposal Gaung Bandung
Gaung Bandung
 
EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdf
EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdfEKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdf
EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdf
WayanLanangNala
 
Merawat keistimewaan yogyakarta
Merawat keistimewaan yogyakartaMerawat keistimewaan yogyakarta
Merawat keistimewaan yogyakarta
Vinie M Kalam
 
[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta
Plan Politika
 
Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019
Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019
Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019
Noviyarti Badri
 
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Tri Damayantho
 
Wisata kota
Wisata kotaWisata kota
Wisata kota
Sheila Nurfajrina
 
Mewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda Strategis
Mewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda StrategisMewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda Strategis
Mewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda Strategis
oswarmungkasa1
 
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
Dadang Solihin
 
Materi Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdf
Materi Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdfMateri Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdf
Materi Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdf
radityo231
 
Proposal Pameran lost.
Proposal Pameran lost.Proposal Pameran lost.
Proposal Pameran lost.
AbuTasmin
 
Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!
Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!
Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!
KhairunnisaNurrahmat
 
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, BaliPotensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Chandra Daru Nusastiawan
 
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
guztymawan
 
Perkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showPerkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showIrfan Tualang
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
NitaMewaKameliaSiman
 
MENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptx
MENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptxMENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptx
MENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptx
heri santosa
 

Similar to Otonomi daerah (20)

Urban tourism dalam pembangunan kota bandung
Urban tourism dalam pembangunan kota bandungUrban tourism dalam pembangunan kota bandung
Urban tourism dalam pembangunan kota bandung
 
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi KreatifTahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
 
Kebijakan Publik dan Globalisasi
Kebijakan Publik dan GlobalisasiKebijakan Publik dan Globalisasi
Kebijakan Publik dan Globalisasi
 
Draft Proposal Gaung Bandung
Draft Proposal Gaung BandungDraft Proposal Gaung Bandung
Draft Proposal Gaung Bandung
 
EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdf
EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdfEKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdf
EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembangan_SEN.pdf
 
Merawat keistimewaan yogyakarta
Merawat keistimewaan yogyakartaMerawat keistimewaan yogyakarta
Merawat keistimewaan yogyakarta
 
[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta[plan politika] Enjoy jakarta
[plan politika] Enjoy jakarta
 
Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019
Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019
Proporsal IDE Festival Filem Seni dan Budaya Indonesia IDF 2019
 
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
 
Wisata kota
Wisata kotaWisata kota
Wisata kota
 
Mewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda Strategis
Mewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda StrategisMewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda Strategis
Mewujudkan Jakarta Kota Global Tantangan dan AGenda Strategis
 
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota TuaBI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
BI Institute - Pariwisata dan Narasi Kota Tua
 
Materi Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdf
Materi Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdfMateri Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdf
Materi Paparan Pembangunan Logistik Kota Global.pdf
 
Proposal Pameran lost.
Proposal Pameran lost.Proposal Pameran lost.
Proposal Pameran lost.
 
Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!
Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!
Dokumen Demonstrasi Website JOGJA-GO!
 
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, BaliPotensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
Potensi Industi Kreatif di Gunung Api Batur, Bali
 
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
 
Perkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showPerkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif show
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 
MENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptx
MENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptxMENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptx
MENGEMBANGKAN-EKONOMI-KREATIF-BERDASARKAN-POTENSI-WILAYAH.pptx
 

Recently uploaded

PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
vivi211570
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdekaPerangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
AchmadArifudin3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
dwiwahyuningsih74
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptxREAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
ianchin0007
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdekaPerangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
Perangkat pembelajaran dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptxREAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
REAKSI MASYARAKAT TERHADAP PENJAJAHAN BARAT DI MESIR (2).pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 

Otonomi daerah

  • 1. Dewasa ini, sebuah kota dapat diibaratkan sebagai sebuah brand. Sebagai brand, sebuah kota harus bersifat fungsional. Itu artinya, sebuah kota harus berfungsi sebagai tujuan untuk pencari kerja, industri, tempat tinggal, transportasi umum dan atraksi serta rekreasi (Winfield, 2005:20). Hal ini pada akhirnya mendorong setiap kota berkompetisi satu sama lain untuk mendapatkan perhatian consumer dunia: turis, calon investor, para pelajar, pengusaha, berbagai liputan media massa, atau pemerintah kota lainnya. Adanya persaingan ini membuat berbagai kota mulai tertarik menerapkan city branding sebagai upaya membentuk atau memperkuat identitas dan image kota sehingga sebuah kota memiliki keunikan yang membedakan dengan kota lainnya. City branding adalah upaya mempromosikan image kota yang khas melalui bentuk fisik kota, kebijakan pemerintah kota, promosi periklanan, dan tingkah laku penduduk sehingga suatu kota dapat dikenal dengan identitas unik yang hanya dimiliki olehnya di dunia (Kavaratzis, 2009:28). Salah satu keunikan identitas yang bisa “dijual” adalah budaya. Kapital budaya merupakan sebuah keunggulan bersaing yang dimiliki oleh kota yang sulit ditiru. Sekarang ini banyak daerah yang mengemas seni budaya sebagai “nilai jual” dalam bentuk penyelenggaran event. Penyelenggaraan event atau festival merupakan salah satu aspek dimensi city branding dalam rangka mempromosikan kota (Ooi, 2009:7). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Kavaratzis (2009:30) bahwa perhelatan akbar melalui berbagai event baik
  • 2. dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional merupakan salah satu bentuk “primary communication” dalam kegiatan city branding. Beberapa daerah yang mengemas event budaya sebagai alat city branding adalah Jember (Jember Fashion Carnival), Surakarta (Solo Batik Carnival) dan Jakarta (Jakarta International Performing Art). Jember Fashion Carnival (JFC) diselenggararakan rutin setiap tahun di Jember sejak tahun 2003 merupakan proyek identitas yang berupaya mengkonstruksi identitas Jember sebagai “Jember Kota Karnaval Fashion Dunia” (Raudlatul Jannah, Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol. 17, No. 2, Juli 2012:135-148). Kemudian, penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) merupakan upaya penguatan identitas kultural Surakarta sebagai Kota Batik1. Sedangkan Jakarta International Performing Art (JAKIPA) yang baru diselenggarakan pada tahun 2013 lalu merupakan upaya city branding Jakarta sebagai kota budaya2. Lantas bagaimana dengan Yogyakarta yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Kota Seni dan Budaya? Bila dibandingkan dengan ketiga daerah di atas yang baru mengemas event budaya pada periode tahun 2000-an, Yogyakarta telah mengemas event budaya lebih awal yakni sejak tahun 1988. Itu artinya pada tahun 2013 lalu, Yogyakarta telah menyelenggarakan event budaya tersebut secara rutin selama seperempat abad. Event budaya yang rutin 1 Bandung Mawardi, “SBC sebagai Penguatan Identitas Kultural”, Suara Merdeka, 30 Juni, 2009. 2 “Jakarta Gencarkan Branding Kota Budaya”, http://antaranews.com/berita/397322 (akses pada 20 November 2013)
  • 3. digelar setiap tahun selama seperempat abad tersebut adalah Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Penyelenggaraan FKY secara rutin setiap tahun memiliki arti penting dalam pengukuhan identitas Yogyakarta sebagai Kota Seni Budaya. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pidato pembukaan FKY ke-24 tahun 2012 lalu. Beliau menyatakan bahwa event FKY telah menjadi identitas yang tidak terpisahkan dari Yogyakarta.3 Pernyataan senada juga disampaikan oleh Gusti Yuda, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta saat pembukaan FKY ke-25 bahwa adanya FKY guna mengukuhkan Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota peradaban4. Apa yang disampaikan oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut sejalan dengan tujuan penyelenggaraan event dalam konteks city branding. Penyelenggaraan event atau festival yang sukses dan populer dapat berkontribusi dalam memperkuat brand image suatu tempat atau kota. Penyelenggaraan event memiliki arti penting guna membangun image tentang suatu tempat atau wilayah melalui pembentukan opini para stakeholder. Sebagai contoh bisa kita lihat pada keberhasilan penyelenggaraan Jember Fashion Carnival (JFC) yang mampu mengangkat 3 “FKY hanya Pesta Seremonial”, http://www.solopos.com/2012/06/22/tajuk-fky-hanya-pesta-seremonial195694 (akses pada 20 November 2013) 4 “FKY Bukan Hanya Tontonan namun Mendekatkan Kesenian kepada Raky at”, http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/26/fky-bukan-hanya-tontonan-namun-mendekatkan-kesenian- kepada-rakyat-420199 (akses pada 20 November 2013)
  • 4. image Jember dari “Jember Kota Tembakau; Jember Kota Santri” menjadi “Jember Kota Fashion Carnival Dunia” sekelas dengan Festival Bunga Pasadena (Amerika Serikat) dan Festival Rio De Janeiro (Brasil). Keberhasilan JFC dikarenakan pihak penyelenggara secara serius melakukan persiapan pengelolaan event. Persiapan karnaval dilakukan selama satu tahun penuh sebelum event diselenggarakan.5 Penyelenggara melakukan riset mengenai tema apa yang akan menjadi tren, bentuk karnaval bagaimana yang ideal, hingga bagaimana menjaring sebanyak mungkin media untuk datang meliput. Tercatat ada sekitar 300 media massa baik lokal, nasional dan internasional yang meliput setiap penyelenggaraan JFC. Penyelenggara juga memanfaatkan teknologi informasi untuk keperluan promo serta publikasi tentang JFC. Penyelenggara secara aktif menjalin jaringan dengan pihak luar. Hal ini dapat dilihat dari seringnya JFC tampil dalam banyak kesempatan baik indoor maupun outdoor di berbagai kota, bahkan, mereka diminta untuk menjadi konsultan di berbagai tempat yang ingin menghasilkan karya sejenis (Raudlatul Jannah, Jurnal Sosiologi Masyarakat, Vol. 17, No. 2, Juli 2012:135- 148). Bila penyelenggaraan JFC dapat dikatakan mampu menciptakan image positif bagi kota Jember, bagaimanakah dengan penyelenggara FKY? Meski penyelenggaraan FKY memiliki visi sebagai upaya penguatan identitas 5 http://www.jemberfashioncarnaval.com/main.php?com=persiapan
  • 5. Yogyakarta namun penyelenggaraan FKY pada dasawarsa terakhir dinilai kurang begitu populer. Peneliti melandaskan argumen pada hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Amiluhur, Dosen Atmajaya Yogyakarta berkaitan dengan penyelenggaraan FKY. Dalam jajak pendapat tersebut, ia menyimpulkan bahwa pelaksanaan FKY dianggap semakin redup pamornya. FKY juga dianggap kurang memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga dinilai telah dan kehilangan ruh daya tarik terhadap kepuasan konsumen.6 Pandangan negatif tentang penyelenggaraan FKY juga datang dari Toto Sugiharto7 dan Eko Nuryono8. Mereka menilai penyelenggaraan FKY dari tahun ke tahun menimbulkan kesan monoton, stagnan, kurang greget dan cenderung copy-paste. Hal senada juga disampaikan oleh Garin Nugroho, ia menyatakan bahwa penyelenggaraan FKY belum menunjukkan representasi Yogyakarta, bahkan, ia menilai kota besar lain seperti Solo justru lebih baik dalam menampilkan festival seni budaya yang sama9. Sedangkan pengamat FKY, Suwarno Wisetrotomo menilai sejak tahun 2000-an pelaksanaan FKY 6 Amiluhur, “Mau Dibawa Ke Mana FKY di Masa Mendatang?” (disampaikan dalam acara seminar yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) D.I. Yogyakarta, Yogyakarta, 18 November, 2008) 7 Toto Sugiharto, “Transisi Perubahan Kelola FKY”, Minggu Pagi, 22 Juni, 2012, hal.7. 8 Eko Nuryono, “Jangan Salahkan Panitia FKY”, Minggu Pagi, 13 Juli 2012, hal. 7. 9 Festival Kesenian Yogyakarta Dinilai Makin Kalah dari Solo, http://www.kotajogja.com/berita/index/Festival-KesenianYogyakarta,-Dinilai Makin-Kalah-dari- Solo (akses pada 20 Oktober 2013)
  • 6. sudah mulai tersisih dari masyarakat, bahkan menurutnya masyarakat tidak tahu jadwal FKY dan hanya tahu pembukaan dan penutupan.10 Berpijak pada fakta tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pengelolan Festival Kesenian Yogyakarta, khususnya pengelolaan FKY ke-25. Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai pengelolaan penyelenggaran FKY ke-25 selain karena hal-hal yang sudah dipaparkan sebelumnya juga karena ada sesuatu yang baru yang disuguhkan dalam penyelenggaraan FKY ke-25 ini. Bila lokasi penyelenggaraan FKY sebelum-sebelumnya identik dengan benteng Vredeburg, maka hal berbeda terjadi pada penyelenggaraan FKY ke-25 yakni dijadikannya Plasa Pasar Ngasem sebagai titik sentrum kegiatan. Rencananya penelitian ini berjudul: “Pengelolaan Event sebagai Upaya Branding Kota (Studi Deskriptif pada Festival Kesenian Yogyakarta ke-25)” 10 http://www.solopos.com/2012/07/13/festival-kesenian-yogyakarta-dinilai-makin-kalah-dari-solo- butuh-strategi-baru-201191 (akses pada 20 Oktober 2013)