SlideShare a Scribd company logo
PADA tahun 132 H/750 M Dinasti
Abbasiyah bangkit dan tampil
menggantikan Dinasti Umayyah.
Abul-‘Abbas Abdullah bin
Muhammad As-Saffah bertindak
sebagai khalifah pertamanya. Beliau
adalah cicit dari sahabat Rasulullah
Saw, Abdullah bin Abbas Ra (salah
satu sahabat utama Rasulullah Saw
yang biasa kita kenal dengan Ibnu
Abbas Ra).
Berbeda dengan Dinasti
Umayyah yang getol melakukan
ekspansi ke luar daerah, Dinasti
Abbasiyah justru tidak terlalu nampak
berhasrat melakukan perluasan daerah
kekuasaannya. Sepanjang
pemerintahannya, dinasti ke-2 dalam
Islam itu lebih fokus pada
pengembangan intelektual, ilmu
pengetahuan, serta pembenahan
urusan dalam negerinya.
Salah satu langkah prestisius yang
mereka ambil sebagai perwujudan
ambisinya tersebut, adalah mega proyek
yang pernah mereka buat, yaitu
mendirikan sebuah institusi bernama
Khizanul-Hikmah, tepatnya pada masa
pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid
(khalifah ke-5 Dinasti Abbasiyah).
Apa itu Khizanul-Hikmah?
Khizanul-Hikmah adalah sebuah
institusi yang fungsi awalnya adalah
sebagai perpustakaan. Namun dalam
perjalanannya, Khizanul-Hikmah terus
dikembangkan dan dilengkapi dengan
lembaga-lembaga lain di dalamnya,
sehingga fungsinya pun kian besar dari
waktu ke waktu. Sampai pada akhirnya,
Khizanul-Hikmah berhasil menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan.
Termasuk di dalamnya adalah
perpustakaan, lembaga penerjemahan
literatur-literatur asing, dan lembaga-
lembaga pengkajian serta penelitian.
***
GAMBARAN KEADAAN
Seiring perputaran waktu, rezim
pun berganti. Khalifah Harun Ar-Rasyid
wafat dan digantikan oleh puteranya Al-
Amin. Namun masa kepemimpinan Al-
Amin tidaklah lama, hanya sekitar 4
tahunan saja. Persisnya dari tahun 809 M
sampai 813 M.
Selepas Al-Amin, saudara
seayahnya yang bernama Al-Makmun
naik tahta. Dan pada masa ini Khizanul-
Hikmah berganti nama menjadi Baitul-
Hikmah.
Di masa kepemimpinan Al-
Makmun, fungsi Baitul-Hikmah benar-
benar mengalami peningkatan dan
perluasan secara masif. Di masa khalifah
Bani Abbasiyah yang ke-7 ini, Baitul-
Hikmah menjelma serumpun lembaga-
lembaga besar yang berfungsi sebagai
pompa ilmu pengetahuan ke seluruh
penjuru wilayah khilafah, bahkan ke
seantero permukaan bumi.
Tidak tanggung-tanggung, fasilitas
di Baitul-Hikmah kala itu dilengkapi
dengan peralatan-peralatan canggih yang
paling muktakhir di masanya. Menara
dan teropong bintang (observatorium
astronomi) menjadi salah satu
diantaranya.
Mengenai menara dan teropong
bintang itu, konon, Khalifah Al-Ma’mun
membangunnya di sebuah tempat
bernama Al-Syamsyiah (sekarang dekat
Baghdad, Irak). Selain untuk
laboraturium praktik dan penelitian,
menara tersebut juga digunakan sebagai
monitoring tower (menara pemantau) ke
seluruh komplek Baitul-Hikmah dari
kejauhan. Al-Makmun sendiri sering
menggunakannya secara langsung.
Menurut para ahli sejarah, di masa
pemerintahan Al-Makmun, Baitul
Hikmah juga berhasil menjadi akademi
yang mengeluarkan ijazah pertamakali
di dunia.
Bahkan tidak hanya itu, prestasi di
devisi perpustakaannya juga tidak kalah
‘moncer’. Di rezim Al-Makmun,
perpustakaan Baitul-Hikmah berhasil
mencapai puncak kegemilangannya,
yaitu dengan menjadi perpustakaan
terbesar dan terlengkap di dunia. Sejarah
mencatat koleksinya mencapai 2 juta
jilid buku pada waktu itu.
***
OUTPUT
Dengan seabrek keluar-biasaannya
itu, boleh jadi kita bertanya-tanya,
seperti apakah output yang dihasilkan
Baitul-Hikmah?
Beberapa jawabannya mungkin
sudah penulis sebutkan di atas. Misalnya
saja seperti penemuan-penemuan
penting seperti ijazah resmi, terjemahan-
terjemahan, terbitan buku-buku baru di
pelbagai disiplin ilmu (seperti di bidang
teologi, fikih, tasawwuf, kedoketeran,
kimia, astronomi, zoologi, geografi,
kartografi, sastra, sejarah, robotik dll)
serta menara dan teropong bintang
tentunya.
Di kalangan per-individu, kita tentu
sudah akrab dengan nama salah satu
bapak matematika dunia, yaitu
Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi,
seorang ahli ilmu hitung, penemu angka
nol dan pencetus logaritma, juga Jabir
bin Hayyan peramu Hitungan Al-Jabar
“Di perpustakaan
Baitul Hikmah, Al-
Kawarizmi adalah pakar
dalam bidang astronomi
dan ilmu tata surya,
dimana orang-orang
sebelumnya mempercay-
akan ilmu-ilmu dan
praktik astronomi kepada
dokumen-dokumen asal
India,” demikian
komentar Ibnu Nadzim
mengenai peran Al-
Khawarizmi di Baitul
Hikmah.
Selain Al-
Khwarizmi, ada banyak
sekali nama-nama populer jebolan
Baitul-Hikmah, yang hingga saat ini
nama-nama tersebut masih sering kita
dengar gaum karyanya, misalnya seperti:
Sahl bin Harun (Direktur Utama), Al-
Jahiz (ahli biologi), Ibnu Miskawaih
(ahli filsuf akhlaq), Al-Biruni (ahli
farmakologi dan penulis ensiklopedi)
dan masih banyak lagi yang lainnya.
***
Lalu untuk apa paparan di atas?
Sebelumnya, dengan sangat sadar,
penulis memahami dan setuju jika
tulisan ini (dan yang se-subtansi lainnya)
hendak dibilang mainstream, terlalu
biasa, dan non-aktual.
Namun terlepas dari itu
semua, tahukah kita? Bahwa dibalik ke-
mainstream-annya tersebut, lewat
paparan singkat semacam di atas, kita
menjadi tahu dan mengerti bahwasanya
ada sebuah bukti data-fakta sejarah yang
amat menakjubkan.
Sebuah bukti sejarah kalau Islam
pernah menguasai dunia dengan ilmu
pengetahuan, dengan karya jurnalistik,
dan prestasi ilmiah. Islam pernah
menapaki abad-abad keemasannya: The
golden age of Islam.
Akhiran, oleh tersebab itu semua,
harapan penulis (dan tentunya juga kita
semua), dengan bangkitnya dunia baca-
tulis di PSA (yang ditandai dengan
lahirnya kembali Buletin TRILOGI,
disusul Buletin PENA, terbentuknya
devisi penerbitan pesantren “Beddian
Media”, terbitnya buku JEJAK SANG
USWAH, dan yang paling baru Buletin
QONITA) dapat menjadi semacam
embrio untuk lahirnya kembali
perpustakaan PSA. Sebuah
perpustakaan umum resmi milik PSA
yang konon dahulu kala memang sudah
pernah ada. Perpustakaan yang kelak
dapat menjadi ‘Baitul-Hikmah’ untuk
PSA, masjlis keluarga, asatidz, para
santri, alumni, dan simpatisan. Amin...
ya mujibas-sailin!*
*Dari berbagai sumber
Ditandai dengan lahirnya
kembali Buletin TRILOGI,
disusul Buletin PENA,
terbentuknya devisi penerbitan
pesantren “Beddian Media”,
terbitnya buku JEJAK SANG
USWAH, dan yang paling baru
Buletin QONITA.
APA yang ada di benak kamu ketika
mendengar kata perpustakaan? Kalau
kamu masih menganggap perpustakaan
sebagai tempat yang membosankan dan
tidak menarik, hmmm jangan-jangan
kamu sudah lama tidak pernah ke
perpustkaan!
Karena saat ini, di Indonesia sudah
banyak perpustakaan dengan koleksi
buku yang lengkap dan sangat modern.
Dijamin deh, buat kita yang hobi baca
dan mencari pengetahuan baru lewat
buku, bakalan terpuaskan dengan adanya
7 perpustakaan di Indonesia dengan
koleksi terlengkap di bawah ini.
Mau tahu
perpustakaan mana
saja yang memiliki
koleksi terlengkap?
Yuk, coba kunjungi
perpustakaan-
perpustakaan apa saja
itu.
1.
Perpustakaan
Nasional Republik
Indonesia, Jakarta
(Perpusnas RI)
Kita bisa
menemukan buku
apa saja di sini, mulai
dari buku pelajaran,
buku sejarah, sampai
bacaan-bacaan umum
seperti novel populer
dan majalah.
Diperkirakan, jumlah
koleksi Perpusnas
mencapai 1.100.000
eks dengan jumlah
karyawan mencapai 70 orang.
Perpustakaan yang terkenal dengan
sebutan perpustakaan pertama dan
terlengkap di Jakarta ini berdiri sejak 24
April 1778, kini Perpusnas berdiri di atas
tanah seluas 16.000 meter persegi
dengan tinggi bangunan menjulang
sampai ke lantai 9.
Tidak hanya sejarah dan kualitas
koleksi, Perpusnas juga menawarkan
berbagai fasilitas yang Tidak main-main
untuk pengunjungnya. Mulai dari lobi
tunggu, ruang baca, hingga ruang
presentasi.
2. Perpustakaan Pusat
Universitas Indonesia (UI), Depok
Menduduki lahan seluas 2,5
hektare, dengan luas bangunan 33.000
meter persegi, perpustakaan ini masuk
ke dalam jajaran perpustakaan terbesar
di dunia.
Selain itu, bentuk bangunan nan
unik dikelilingi dinding kaca sepanjang
badan bangunan serta pemandangan
danau UI dan nuansa hijau hutan-hutan
kecil di UI, belum lagi koleksi 5 juta
buku, tesis, dan skripsi, serta ruang baca
dan 100 ruang sunyi, sangat representatif
jika mengingat perpustakaan ini dijuluki
sebagai “Crystal of Knowledge”.
2. Perpustakaan Soeman H.S.,
Pekanbaru
Berstatus sebagai perpustakaan
provinsi, perpustakaan Soeman H.S.
merupakan salah satu perpustakaan dan
penyimpanan arsip nasional di Riau,
Pekanbaru. Sebagai fasilitas publik
perpustakaan daerah, perpustakaan ini
memiliki 6 lantai yang cukup
representatif.
Membaca di perpustakaan ini kita
akan ditemani oleh pemandangan kota
Pekanbaru yang nampak dari dinding
kaca lebar sekeliling gedung.
4. Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung (ITB), Bandung
Tidak jauh berbeda dengan
Perpustakaan UI, Perpus ITB ini juga
merupakan rumah dari jutaan koleksi
buku, skripsi, tesis dan desertasi yang
akan sangat bermanfaat untuk dijadikan
referensi bacaan.
5. Perpustakaan St. Ignatius,
Yogyakarta
Salah satu perpustakaan terlengkap
berikutnya datang dari kota pelajar,
Yogyakarta. Dikenal nama perpustakaan
Kolsani, perpustakaan yang satu ini juga
terkenal karena cakupan koleksi yang
luas dalam hal literatur akademik,
filosofi, agama, politik, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, perpustakaan ini
bahkan juga menyediakan bacaan-
bacaan terkait persebaran Agama Islam
pada abad 20 lebih lengkap ketimbang
perpustakaan lainnya.
6. Perpustakaan Grhatama
Pustaka, Yogyakarta
Masih dari kota pelajar,
Yogyakarta. Satu lagi perpustakaan
terlengkap di Indonesia disumbangkan
oleh kota ini, Perpustakaan Grhatama
Pustaka.
Perpustakaan yang disebut-sebut
sebagai perpustakaan terbesar di Asia
Tenggara ini langsung diserbu oleh
ribuan pengunjung pada hari persemian
pertamanya pada 4 Januari 2016 silam.
Soal koleksi buku dan fasilitas jangan
ditanya, pengunjung bisa menikmati
koleksi buku yang ekstensif sembari
bersantai dan berdiskusi di gazebo-
gazebo yang terdapat di sayap timur
bagian luar perpustakaan.
7. Freedom Institue, Jakarta
Kembali ke ibukota, perpustakaan
yang terletak di jantung wilayah Jakarta
ini juga dikenal dengan julukan Gedung
Perpustakaan Umum.
Kamu akan sangat menikmati
kunjungan ke perpustakaan ini. Selain
bangunan gedung yang asri, lengkap
dengan fasilitas WiFi mumpuni, koleksi
buku di perpustakaan ini juga sangat
komplit, baik terbitan luar negeri
maupun dalam negeri.
Nah, itulah 7 destinasi
perpustakaan yang wajib banget sahabat
santri kunjungi, -kalau memang hobi
baca-.*
*Dari Berbagai Sumber
ADA sebuah negeri namanya negeri
Jiwa, dihuni oleh penduduk Nafsu dan
Nurani. Mereka bermusuhan namun
berada dalam satu kedamaian di bawah
pemerintahan raja Akal. Raja memiliki
penasehat yang amat bijaksana namanya
tuan Iman, selama masih mengikutinya
pasti tak akan celaka.
Suatu ketika raja hendak
mendirikan gedung yang akan diisi bekal
dimasa depan, untuk membangun
gedung tersebut diperlukan kerja keras
dan perjuangan karena harus dilakukan
hingga larut malam, harus menahan
lapar. Oleh karena itu, dipanggillah
penduduk Nafsu dan Nurani. Rajapun
mengutarakan maksudnya.
Nafsu: “Kami tidak setuju. Karena
malam adalah waktu untuk beistirahat,
lagian pekerjaan itu bisa dilakukan siang
hari, begitupun dengan menahan lapar
membuat kadar asam dilambung naik
hingga menyebabkan sakit. Kita harus
makan tepat waktu, untuk apa
menyiapkan bekal untuk masa depan.
Biarlah hari ini adalah hari ini. Yang
akan datang biarlah nunggu masa
depan.”
Nurani: “Kami setuju raja,
sebaiknya kita memang tidak boleh
berlarut dalam kesenangan dikehidupan
yang hanya sebentar. Kita gunakan
waktu yang sebentar
untuk persiapan
masa yang akan
datang, sebagai
bekal, sakit
pasti, tapi kita
harus melawan,
bersakit-sakit
dahulu lalu bersenang-
senang kemudian.”
Nafsu: “Tidak, kurang tidur di
malam hari membuat tubuh kurang
cairan.”
Nurani: “Jika kita kumpulkan bekal
dari sekarang tentu lebih baik. Menahan
diri dari kesenangan yang sekejap,
karena dimasa depan sudah beda dari
hari ini. masa itu takkan ada. Dispensasi
kesalahan dan kelalaian kita berakibat
fatal di hari nanti, di hari itulah semua
pekerjaan akan dibalas.”
Sang raja Akal kewalahan
menanggapi penduduk Nafsu dan
Nurani. Zamrud kebingungan bertaburan
menghiasi mahkota raja Akal yang
kadang juga termakan suatu kesenangan.
Dipanggillah sang penasehat kerajaan
tuan Iman untuk mengatasi masalah ini.
Raja mulai menjelaskan duduk
permasalahannya. Tuan Iman manggut
mendengar penjelasan raja Akal.
“Bukankah negeri ini memiliki dua buku
panduan sebagai undang-undang
kerajaan, kenapa tidak dikembalikan
pada undang-
undang ini
yaitu Quran
dan Hadist.
Didalam Al-
Qur’an
dijelaskan,
bangun
ditengah malam
membangun gedung untuk bekal di hari
kemudian hasilnya akan lebih baik. Jika
hanya dilakukan siang hari tentu akan
berbeda lagi. kebijakan itu tentu sangat
baik apalagi menahan lapar kelak akan
mendapatkan gedung berpintu rayyan
yang khusus untuk orang-orang ini.”
“Baiklah!”
Penduduk Nafsu memang terkenal
dengan kepintarannya berfikir rasional
tanpa memandang masa depan. Banyak
sekali alasan yang ia lontarkan hingga
raja dapat ditaklukkan, penduduk ini
terkenal dengan kepiawaiannya bermain
kata mementingkan kesenangan yang
hanya sementara, berfoya-foya dengan
keadaan lupa pada keadaan hingga lupa
pada yang menciptakan, lupa bahwa
kelak akan dibangkitkan, sehingga hidup
bermalas-malasan. berbeda dengan
Nurani yang begitu berhati-hati
mengambil keputusan, taat pada
peraturan dan undang-undang, meski
pahit pasti akan dilakukan asal berakibat
baik di hari kemudian.
Raja Akal mengetahui watak
kedua penduduk itu. Namun raja kadang
mengikuti kemauan penduduk nafsu
yang seenaknya. Apalagi penduduk
Nafsu memasuki serdadu setan yang
turut menguatkan hingga raja
terjerumuskan.
***
Menghadapi nafsu begitu sulit
karena berasal dari diri sendiri. Hampir
semua yang berkenaan dengan nafsu
berupa kesenangan-kesenangan dzahir,
sehingga untuk insan biasa butuh tenaga
ekstra untuk melawannya, begitu banyak
penyakit-pemyakit hati yang timbul jika
nafsu diikuti. Riyak, ujub selalu
menghantui setiap kali melakukan
kebaikan ditambah godaan setan yang
juga membujuk agar masuk jurang
kenistaan, namun semua itu adalah ujian,
sekuat mana kita melangkah
menghadapi sebuah kesenangan yang
hanya sementara.
Riyak, ujub selalu menghantui setiap
kali melakukan kebaikan ditambah
godaan setan yang juga membujuk
agar masuk jurang kenistaan
IMAJINASI KATA
Tak terasa genggaman tangan
Dan pena ini berjalan
Di aluni satu irama
Irama huruf yang terbingkai
Menjadi suatu kata
Sajak hikayat suatu makna
Yang tak mampu terungkap
Kata demi kata ku rangkai
Menjadi suatu bahasa
Jalan fikir yang tentu arah
Membuat khayal ini takjub
Akan semua yang ada di diri ini.
Fiea Shofiyah
Banyuwangi
MUNAFIK
Aku terlalu munafik
Aku tahu akan hak-hak tuhan
Tapi tak semuanya aku tunaikan
Aku baca ayat suci al-Quran
Tapi jarang sekali tuk ku amalkan
Aku sering mengatakan
Aku takut akan kematian
Tapi tak sedikitpun diri mempersiapkan
Aku juga mengatakan
Musuhku adalah setan
Tapi kujadikan dia sebagai teman
Aku selalu mengakan
Bahwa aku takut masuk neraka
Namun kupantaskan diri masuk
kedalamnya
Dan aku juga mengatakan
Aku ingin berada dalam surga
Namun kubuat surga tak mau menerima
Kamila
SEBUAH IMPIAN
Izinkan aku ciptakan pelangi
Dalam wajah muram-Mu
Izinkan aku gapai sinar matahari
Dengan memetik kebahagiaan
Beri aku pilihan warna-warna
Agar aku bisa mewarnai fitrah-Mu
Ajari aku membuat tabir penghalang
Hingga sinar kegelapan tak mampu
Menepis kemilau cahaya milikmu
Izinkan....
Izinkan kami menggapai sebuah impian
Bani Syarif
Aliyah 2 banat
05 september 2018
SURAT KECIL FOR PALESTINE
Teruntuk engkau saudara surga
Berjuta kali syair-syair indah menyebut namamu
Keindahan nan elok yang terpancar dari kibaran suci
Entah berapa kali aku tersungkur dari harapan yang masih
terharap
Ingin sekali kau bawa kesabaranmu ke negeriku
Negeri berjuta pulau, si raja buncit
Bungkuskan setumpuk istiqomah-mu untuk negeriku
Negeri islam, penuh peludah ayat tuhan
Paketkan semua cinta sucimu, kiblat pertama Islam Kedalam
negeriku
Agar mereka bisa tahu bahwa
Yang terlantar tak harus beralasakn bumi dan beratap langit
Ajarkan semua kegigihanmu dalam membela al-Quds untuk
menyadarkan negeriku
Negeri Indonesia.
Aliesa Putry
(best)
TERPENDAM RINDU
Entahlah...
Semua laksana fatamorgana
Bisa dirasa tanpa tersentuh tangan
Keindahannya hanya sekejap
Tanpa perlu tau bagaimana
Hasil akhirnya...
Matahari bangkit dari sanubari
Menjelajahi impian
Seakan ingin ku petik dari suatu kenangan
Di sepertiga malam
Sepi...sunyi...
Hanya ada aku bersama tuhanku
Berlindung bersama doa
Dibawah naungan rahmatnya
Berkelana di samudera kerinduan
Namun doa itu selalu terpanjatkan
Takdir kebahagiaan...
Bersamamu ku berpijak dengan kesetiaan
Nayfa 0618
Di asrama bambu
SETELAH beliau beranjak dewasa,
beliau seringkali berpindah dari Kota
Tarim ke kota lain dengan tujuan untuk
menghidupkan pengajian. memperbarui
corak dan menggalakkan dakwah
Islamiyah di jantung kota tersebut. Maka
berangkatlah beliau ke
kota ‘Iynat, salah satu
negeri di Hadramaut. Beliau menjadikan
kota itu sebagai kota hijrahnya. Kota itu
beliau hidupkan dengan ilmu dan
dipilihnya sebagai tempat pendidikan,
pengajaran dan pembimbingan.
Tinggallah di sana hingga kini, masjid
yang beliau dirikan dan pemakaman
beliau yang luas. Syahdan, berbondong-
bondonglah manusia berdatangan dari
berbagai pelosok negeri untuk menimba
ilmunya. Murid-murid beliau
mengunjunginya dari beragam tempat:
Hadramaut, Yaman, Syam, India, Indus,
Mesir, Afrika, Aden, Syihr dan
Misyqash. Para murid selalu mendekati
beliau untuk mengambil kesempatan
merasai gambaran kemuliaan dan
menyerap limpahan ilmunya. Dengan
merekalah pula, kota ‘Iynat yang kuno
menjadi berkembang ramai. Kota itu pun
berbangga dengan Syeikh Imam Abu
Bakar bin Salim al-’Alawi. Karena
berkat kehadiran beliaulah kota tersebut
terkenal dan tersohor, padahal
sebelumnya adalah kota yang
terlupakan.
Beliau adalah seorang dermawan
dan murah hati, menginfakkan hartanya
tanpa takut menjadi fakir. Beliau
memotong satu dua ekor unta untuk para
peziarahnya, jika jumlah mereka banyak.
Dan betapa banyak tamu yang
mengunjungi ke pemukimannya yang
luas.
Beliau amat mempedulikan para
tamu dan memperhatikan keadaan
mereka. Tidak kurang dari 1000 kerat
roti tiap malam dan siangnya beliau
sedekahkan untuk fuqara’. Kendati
beliau orang yang paling ringan
tangannya dan paling banyak infaknya,
beliau tetap orang yang paling luhur
budi pekertinya, paling lapang dadanya,
paling sosial jiwanya dan paling rendah
hatinya. Sampai-sampai orang banyak
tidak pernah menyaksikannya
beristirahat.
Syeikh ahli fiqih, Abdurrahman bin
Ahmad Bawazir pernah berkata:
“Syeikh Abu Bakar selama 15
tahun dari akhir umurnya tidak pernah
terlihat duduk-duduk bersama orang-
orang dekatnya dan orang-orang awam
lainnya kecuali untuk menanti
didirikannya sholat lima waktu (yaitu
duduk seperti tahiyat akhir).”.
Syeikh sangat mengasihani orang-
orang lemah dan berkhidmat kepada
orang-orang yang menderita kesusahan.
Beliau memperlihatkan dan
menyenangkan perasaan mereka dan
memenuhi hak-hak mereka dengan baik.
Diantara sekian banyak akhlaknya
yang mulia itu adalah kuatnya kecintaan,
rasa penghormatan dan kemasyhuran
nama baiknya di kalangan rakyat. Selain
murid-murid dan siswa-siswanya,
banyak sekali orang berkunjung untuk
menemuinya dari berbagai tempat; baik
dari barat ataupun timur, dari Syam
maupun Yaman, dari orang Arab
maupun non-Arab. Mereka semua
menghormati dan membanggakan
beliau.
Seringkali beliau melakukan
ibadah dan riyadhah. Sehingga suatu
ketika beliau tidak henti-hentinya
berpuasa selama beberapa waktu dan
hanya berbuka dengan kurma muda
berwarna hijau dari Jahmiyyah di kota
Lisk yang diwariskan oleh ayahnya. Di
Abnar, beliau berpuasa selama 90 hari
dan selalu sholat Subuh dengan air
wudhu Isya’ di masjid Ba’isa di Kota
Lask. Dalam pada itu, setiap malamnya
beliau berangkat berziarah ke makam di
Tarim dan sholat di masjid-masjid kota
itu. Di masjid Ba’isa tersebut, beliau
selalu sholat berjamaah. Menjelang
wafat, beliau tidak pernah meningalkan
sholat Dhuha dan witir.
Beliau selalu membaca wirid-wirid
thariqah. Beliau pribadi mempunyai
beberapa doa dan sholawat. Ada sebuah
amalan wirid besar miliknya yang
disebut “Hizb al-Hamd wa Al-Majd”
yang dia diktekan kepada muridnya
sebelum fajar tiba di sebuah masjid. Itu
adalah karya terakhir yang disampaikan
kepada muridnya allamah faqih syeikh
Muhammad bin Abdurrahman Bawazir
pada tanggal 8 bulan Muharram tahun
992 H.
Ziarah ke makam Nabi Allah Hud
a.s adalah kelazimannya yang lain.
Sehingga al-Faqih Muhammad bin
Sirajuddin mengabarkan bahwa ziarah
beliau mencapai 40 kali.
Setiap malam sepanjang 40 tahun,
beliau beranjak dari Lask ke Tarim
untuk sholat di masjid-masjid kedua kota
tersebut sambil membawa beberapa
tempat minum untuk wudhuk, minum
orang dan hewan yang berada di sekitar
situ.
Ada banyak pengajaran dan
kegiatan ilmiah yang beliau lakukan.
Beliau membaca kitab Al-Ihya’ karya al-
Ghazali sebanyak 40 kali. Beliau juga
membaca kitab Al-Minhaj-nya Imam
Nawawi dalam fiqih Syafi’i sebanyak
tiga kali secara kritis. Kitab al-Minhaj
adalah satu-satunya buku pegangannya
dalam fiqih. Kemudian dia juga
membaca ar-Risalah al-Qusyairiyyah di
depan gurunya, syeikh Umar bin
Abdullah Bamakhramah.
Karya-karyanya antara lain: -
Miftah As-sara’ir wa kanz Adz-
Dzakha’ir. Kitab ini beliau tulis sebelum
usianya melampaui 17 tahun.
- Mi’raj al-Arwah membahas ilmu
hakikat. Beliau memulai menulis buku
ini pada tahun 987 H dan
menyelesaikannya pada tahun 989 H.
- Fath Bab al-Mawahib yang juga
mendiskusikan masalah-masalah ilmu
hakikat. Dia memulainya di bulan
Syawal tahun 991 H dan dirampungkan
dalam tahun yang sama tangal 9 bulan
Dzul-Hijjah.
- Ma’arij At-Tawhid
- Dan sebuah diwan yang berisi
pengalaman pada awal mula perjalanan
spiritualnya.
Putra-putri As-Syeikh Abu Bakar
bin Salim. Beliau memiliki 17 anak, 4
anak perempuan dan 13 laki-laki. Anak
beliau yang perempuan yaitu: As-
Syarifah Fathimah, As-Syarifah ‘Aisyah,
As-Syarifah Alwiyah, dan As-Syarifah
Thalhah. Anak beliau yang laki-laki
yaitu: As-Sayyid ‘Abdurrahman, As-
Sayyid Ja’far, As-Sayyid ‘Abdullah Al-
Akbar, As-Sayyid Salim, As-Sayyid Al-
Husein, As-Sayyid Al-Hamid, As-
Sayyid ‘Umar Al-Mahdhar, As-Sayyid
Hassan, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid
Shaleh, As-Sayyid ‘Ali, As-Sayyid
Syekhan, dan As-Sayyid ‘Abdullah Al-
Asghar.
Beliau meninggal dunia pada
malam Ahad sekitar tanggal 27
Dzulhijah tahun 992 H, makam beliau di
tengah kota Iynat – sekitar 20 kilometer
dari kota Tarim – dan dibangunkan
Qubah yang besar. Selang beberapa
waktu setelah wafatnya Syeikh Abu
Bakar bin Salim, berkumpullah anak-
anak beliau untuk mencari dan memilih
siapa diantara mereka yang akan
menjadi khalifah menggantikan ayah
mereka. Mereka berkumpul di suatu
Syi’ib, dan barang siapa mendapat tanda
dari Allah swt, maka dialah yang dipilih
sebagai khalifah. Ternyata yang
mendapatkan tanda adalah Sayyidina
Husein bin Syeikh Abubakar. Ia
mendapatkan langsung satu bejana yang
berisi air turun dari langit. Maka anak-
anak syeikh Abubakar bin Salim pun
meminum daripada bejana tersebut dan
mereka berkata kepada sayyidina
Husein, ”Engkaulah yang berhak
menjadi khalifah”.
Pada riwayat yang lain, diceritakan
oleh al-Imam al-Habib Ali bin
Muhammad bin Husein al-Habsyi,
“Tatkala syeikh Abu Bakar bin Salim
wafat, maka setiap anak-anak daripada
syeikh Abu Bakar bin Salim
menginginkan menjadi khalifah
menggantikan ayahanda mereka. Maka
ibunda mereka berkata; “Kalian
semuanya mempunyai keberkahan, akan
tetapi siapa yang keramatnya terlihat
maka ia akan menjadi khalifah”. Maka
anak-anak syeikh Abu Bakar bin Salim
pergi ke Wady Iynat. Dan mereka
membentangkan sajadah masing-masing
ditengah Wady Iynat, lalu melakukan
shalat serta bermunajah kepada Allah
swt. Tak lama kemudian turun kepada
syeikh Umar al-Mahdhar bejana dan
rantai emas dari langit. Maka syeikh
Umar memanggil saudara-saudaranya;
“Apakah kalian mendapatkan sesuatu?”.
Mereka menjawab “Tidak”. Maka
merekapun menyerahkan kekhalifahan
kepada syeikh Umar, namun
kekhalifahan diserahkan dan dipegang
oleh sayyidina Husein. Beliau
berkomentar mengenai saudaranya
syeikh Umar al-Mahdhar;
“Sesungguhnya aku bersahabat dengan
saudaraku Umar al-Mahdhar dan aku
tidak merasa sebagai saudaranya, akan
tetapi aku merasa dan menempatkan
diriku sebagai pembantu dan murid
baginya”.[]***
DKISAHKAN ada tukang cukur yang
sedang melayani pelanggannya dan
kebetulan pelanggannya itu adalah
seorang santri. Di tengah-tengah
keheningan mereka, tiba-tiba tukang
cukur membuka pembicaraan dengan
bertanya kepada si santri.
Tukang cukur: “Kalau menurut
kamu Tuhan itu ada nggak?”
Santri: “Ya, jelas ada lah!”
Tukang cukur: “Tapi menurut saya,
Tuhan itu tidak benar-benar ada.”
Santri: “Lah, kok bisa?”
Tukang cukur: “Buktinya masih
banyak orang yang hidupnya susah, ribut
semraut dan banyak masalah. Katanya
Tuhan itu Maha Pengasih, Maha
Penolong. Lah, kok masih ada orang
kayak gitu...?
Santri itupun terdiam membisu tak
langsung menjawab, bukan karena tidak
tahu, tapi ia sedang memikirkan jawaban
yang pas untuk si tukang cukur tersebut.
Karena ia teringat akan dawuh kiai di
pondoknya, “jika ada orang bertanya
jawabannya harus pas dengan orang
yang bertanya”
lama terdiam sampai tukang cukur
itu hampir menyelesaikan pekerjaannya.
Tiba-tiba santri itupun menoleh keluar
dan ia menemukan orang-orang yang
rambutnya acak-acakan.
Dan akhirnya ia
menemukan ide yang pas untuk
menjawab pertanyaan tadi.
Santri: “Kalau menurut Anda
Tuhan itu tidak ada maka saya katakan
tukang cukur itu tidak ada.”
Tukang cukur: “Lah, kamu ini
gimana sih, wong saya ada disini.”
Santri: “Pokoknya saya tetap
katakan tukang cukur itu tidak ada!”
Tukang cukur: “Loh, kok kamu
bisa bilang tukang cukur itu tidak ada?
(keheranan)
Santri: “Coba Anda lihat keluar
(sambil menunjukkan orang yang tadi)
kalau memang tukang cukur itu ada
kenapa masih ada orang yang rambutnya
berantakan...?”
Tukang cukur: “Iya, itu karena
orang tersebut tidak mau datang kesini,
coba dia datang kesini pasti rambutnya
saya rapikan.”
Santri:
“Nah, itu
maksud
saya pak. Orang yang hidupnya susah
dan banyak masalah itu karena mereka
tak mau meminta pertolongan kepada
Allah. Coba mereka meminta
pertolongan dan mendekatkan diri
kepada-Nya, pasti Allah akan
menolongnya.”
Tukang cukur: itupun terdiam
seribu bahasa. Skakmat ##!!
Al-Mufarrohah
G2
Keluhan Seekor Anak
Ayam
Pada suatu hari anak ayam
bertanya pada induknya: “Emak....
emak...! kenapa kalau orang itu
memunyai nama yang berbeda, tidak
sama seperti kita yang hanya memunyai
satu nama, ayam, ayam dan ayam.”
Ibu ayam hanya tersenyum simpul
lalu berkata: “Nak! Semua manusia itu
memang memunyai nama yang berbeda.
Tapi setelah mereka meninggal, mereka
hanya memunyai satu nama, yaitu mayit.
Tidak sama seperti kita, jika kita
meninggal, banyak nama yang tertera
dalam diri kita. Seperti: ayam goreng,
ayang pok-pok, ayam golek, ayam
pangggang dan semacamnya. Dan
daging kita juga bisa dijadikan sate,
kalau daging manusia, nak..?”
“@ngggrzzzz.” Jawab anak ayam
dengan tubuh begidik
Rokok di Surga
Untuk yang masih pada merokok,
ini ada kabar baik. Tadi sehabis kuliah
subuh, ada yang bertanya ke pak ustadz.
Jamaah : "Maaf, ustadz, saya mau
tanya. Di surga ada rokok gak?"
Ustadz : "Ada.."
Jamaah : "Alhamdulillah, lega bener
hati ini rasanya denger jawaban
Ustadz."
Ustadz : "Tapi,"
Jamaah : "Kenapa ustadz?"
Ustadz : "Sayang di surga tidak ada
api, jadi kalo mau nyalain
rokok, ya jalan dikit... ke
NERAKA"
Tidak Pernah Menolak
Poligami
Ustadzah : "Saya tidak pernah
menolak hukum poligami."
Jamaah : "Wah, ustadzah hebat!"
Ustadzah : "Saya tidak pernah
melarang para suami untuk
menikah lagi."
Jamaah : "Wah, ustadzah benar-
benar berkelas."
Ustadzah : "Yang penting..."
Jemaah : "Yang penting adil kan
ustadzah?"
Ustadzah : "Bukan!!! Yang penting...
bukan suami saya..."
Jemaah : "????"
LEMBARAN mungkin hanya terisi
sebuah cerita, dimana saat menuai cerita
indah mungkin bisa di artikan “baper”
dengan suatu dramatis.
Kerinduan yang menjelma tanpa
alasan, keyakinan, suatu rasa atau
bahkan suatu mimpi. Namun, aku yakin
Allah menentukan kisah indah tepat
pada waktunya. Keindahan sosok insan
yang ku ibaratkan malaikat tanpa sayap,
aku selalu merindukannya. Entah bukan
rupa yang menjadi kenangan, bukan
tampan yang menjadi ingatan dan bukan
pula derajat menjadi kekaguman.
Bahkan bukan suatu harta yang menjadi
dambaan.
Hari ini aku melupakan masa lalu
itu menyelesaikan oretan-oretan tangan
yang tak ada harganya ini. satu
cerpen telah aku oret menjadi
sketsa hidupku dengan judul
‘tangisan bening’. Pena dan buku
adalah teman untuk
mengungkapkan kesedihanku.
Aku akan katakan pada dunia
“aku akan bahagia.”
Kulangkahkan kaki menembus
kerikil tajam, kini pria yang
pernah ku kenal itu berdiri
dihadapanku, dia berdiri dengan
kebahagiaan yang tanpa dia sadari
kebahagiaannya itu adalah
kebahagiaanku yang telah dia
rampas. Apa iya, Seseorang yang
memberi kebahagiaan mendapat
luka dalam? Dan dari luka
mendapat bahagia?
Menatap wajahnya
membuatku muak, aku tak ingin
berbicara dengannya, bahkan aku
lebih ikhlas dia pergi ditelan bumi,
kulempar lipatan kertas itu
didepannya tanpa kata dengan
terbungkam indah. Aku pergi
tanpa perlu ingin dia menatap kebencian
yang telah menjadi bara dari api yang
dia nyalakan. Aku menuai, pergi dengan
langkah menuju suatu tempat yang lebih
indah.
Kertas itu telah ada ditangan fahri,
ia membawanya pergi menuju ruangan
dimana tempat dia menghabiskan waktu
dengan sejuta rasa yang ia bungkam dan
dengan seketika terlontar untuk
menyakiti wanita yang inginkan dirinya
bahagia.
Teruntuk ‘kamu’…
Aku sampai lupa nama kamu
siapa, tidak pernah aku bayangkan
penghianatan ini darimu.
Kau tau sejauh kebencianku, kau
tetaplah orang yang tak ingin kulihat
air matanya.
Kamu, aku mohon!
Jika kau ingin bahagia, aku
akan biarkan dirimu bahagia tanpa
perlu kau rusak bahagiaku dengan
kebohonganmu itu.
Kau cinta dia kan?
Dapatkan dia dengan apapun
yang kau bisa. Tapi, kumohon akui
kesalahanmu. Sehingga aku bisa
bahagia dengan do’a ku.
By : Cinta mar’atus sholihah.
Entah, akankah fahri menyadari
akan kesalahannya, atau hanya berangan
jauh meneliti titik kesalahannya. Tuhan,
aku mencintaimu dengan dua cinta, cinta
karena diriku dan cinta karena engkau
memang layak untuk dicinta.
***
Di pantai samudra biru terpaku,
mata menatap di atas batu karang tetap
kokoh, tegar dihempas ombak,
memandang sejauh mata terbatas.
Selalu ada batasan, ada kendali,
ada ruang yang entah bagaimana, ingin
menjangkau atau tidak. Namun jelas,
kadang samar, nampak ada. Berusaha
sabar dan pasrah. saat kau ambil butiran,
suapan terjatuh pun tak lagi bersisa.
Mencoba diam, saat palu besi memukul
bagai dentuman begitu keras suara
gumam.
Di tempat ini kuhentikan
langkahku nuansa yang begitu
menentramkan hati. Seribu bayangan
masa lalu yang acapkali menahan
langkahku saat berlari mencari jati diri.
Ya, hanya karena masa lalu ini aku
kehilangan kasih sayang keluarga.
Hanya karena masa lalu, mata ini harus
sembab, bukan menangis untuk cinta
sang kholiq. Namun, menangis untuk
suatu hal dosa yang jika di pikir-pikir
meniti sebuah jalan menghempaskan
tubuh ke neraka.
“Cinta!” sebuah tangan menyentuh
pundakku menghentikan anganku yang
terbang menembus awan. Ya, dia adalah
mas Dika, saudaraku satu-satunya yang
selalu mengerti akan keresahanku.
“Cinta, sudah siap untuk bahagia?”
ucapnya menjadi tanda tanya dibalik
lubuk hati akan sebuah kata dengan
senyum semangatnya itu.
“Maksudmu?” Tanyaku.
“Bahagia, melupakan semua itu
dan berjanji padaku kau akan berubah,
bukan cinta yang menjerat asmara
namun cinta untuk dia yang pantas
menerima cinta.” ucapan mas Dika
membuatku bersemangat, menembus
cakrawala menghapus luka dengan
senyum.
“Doakan Cinta mas, semoga Cinta
kerasan di sini!” pintaku sembari
menyalami tangannya, sempat hatiku
berbisik, aku ingin seperti mas Dika.
Aku tau dia lagi dirundung luka, kisah
asmaranya lebih tragis dari kisahku.
Namun, dia tetaplah tegar seakan tak
pernah terjadi apa-apa dengannya.
“Tidak usah diminta, aku akan
mendoakanmu!” ucapnya sembari
tersenyum.
“Mas, gimana kalau Cinta tidak
kerasan? Gimana jika Cinta tak bisa
melupakannya?” kataku, niatku mulai
terombang-ambing.
“Cinta, pergilah dan jangan
kembali sampai kau membuktikan
padaku kau sudah benar-benar berubah.
Adikku, bukanlah orang yang patah
semangat, aku tidak punya saudara
seperti itu. Kamu tau Cinta kenapa
sampai saat ini aku tidak pernah
mennagis? Itu karena aku ingin memberi
panutan yang baik untukmu, kalau takdir
sang kholiq adalah suatu kebahagiaan
dan setiap takdirnya itu indah meski
awal dari takdirnya adalah luka, kalau
kau menghargai ucapanku berhentilah
menangis karena pria itu tidak pantas
mendapat air matamu.” ucap mas Dika
yang seakan tau air mata yang kutahan
itu kembali lebur oleh waktu. Aku mulai
terbungkam tanpa tau kunci apa yang
harus terpakai untuk mengeluh dari kata
bijaknya itu.
“Ada yang masih ingin kau
katakan?” mas Dika mulai memberiku
ruang untuk lebih mendekatkan diri pada
kehidupannya.
“Mas, bagaimana dengan wanita
itu?” ucapku mencoba mencari motivasi
dari kisah cintanya.
“Azka maksudmu?”
Akupun mengangguk lebih
meyakinkannya.
“Dia terlalu baik untukku”
jawabnya.
“Tidak mas Dika, mbak Azka itu
baik untukmu dan ku yakin kau juga
yang terbaik untuknya” ucapku.
“Kau kasihan dengan kisahku
karena dia menjadi milik orang lain?”
ucapnya dengan tanda tanya. “Apa
masih perlu dijawab?”
“Apa mas Dika tidak mengerti aku
begitu mengasihinya.”
“Jika kau kasihan, doakan aku dan
jangan ingatkan aku!”
Hatiku bergumam, jawabannya
sungguh diluar dugaanku, tak sempat
aku berfikir ada jawaban seperti ini.
“Aku akan mendoakanmu.” ucapku
tersenyum.
“Jangan kasihani aku dengan
kisahku, jika kau kasihan berarti kau
menghentikan takdir tuhan. Cinta, kau
juga belum mengerti takdir, kau
mencoba ikhlas namun tak pernah
sungguh-sungguh. Kau tahu, Cinta!
kisah ini adalah hal yang paling aku
dambakan, karena dengan ini aku sadar.
Cinta yang sesungguhnya itu adalah
cinta karena diri sendiri dan cinta kepada
sang kholiq yang memang layak untuk
dicinta” ucapan terahir dari mas Dika
membuatku tambah berniat untuk
memasuki tempat suci ini.
Badan kekar itu merangkulku,
menagntarku sampai di ujung pesantren,
disebuah pesantren yang akan menutup
kehinaan itu dengan sejuta ketenangan.
“Cinta, jika kau tidak kerasan,
berwudhuklah. Pergilah ke pesarean dan
mengaji walau hanya satu ayat al-
Qur’an. Insya Allah kau akan tenang”
ucap mas Dika, tangan itu terlepas dari
pundakku, dan kini tangan ibu
menggandengku memasuki sebuah
pesantren, dengan terus melangkah tanpa
lagi akan menoleh ke belakang.
Ya Allah, terimalah dan kuatkanlah
niat suciku.
Masa lalu itu telah menjauh dan
‘santri’ telah menjadi predikatku, ibu
telah pamit pulang, begitu juga mas Dika
yang tak ku temui lagi batang
hidungnya. Saat ini dia benar-benar
melepasku, aku telah hidup disebuah
pesantren. Aku berwudhuk dan
mengikuti teman menuju musholla.
Hatiku mulai risau dan benar
adanya saat adzan dikumandangkan. Air
mataku terjatuh, beberapa pasang mata
menatapku, aku tak peduli itu karena
hatiku benar-benar resah, hingga satu
ingatan memulihkan semangatku dan itu
adalah kata-kata dari mas Dika.
Kuhapus airmataku menunaikan
jama’ah sholat maghrib dan seusainya
aku idzin untuk pergi ke pesarean.
Subhanallah, saat langkahku
terhenti,hatiku mulai tenang, seakan
begitu tentram. Benar kata mas dika,
tempat ini penuh dengan kesejukan.
Akupun memantapkan hati meraih
mushaf yang sedari tadi aku dekap,
berharap barokah dari beliau untuk
melangkah menyentuh cinta yang hakiki.
Kini hatiku benar-benar mantap bahwa
tak ada cinta yang lebih menjanjikan
bahagia kecuali cinta karena sang
kholiq. Yang saat ini menjadi cinta yang
selalu aku rindukan.
Salah itu indah
Maka dari itu aku belajar hidup dari suatu
kesalahan
Dimana jika kita sudah salah suatu kali
Kita tidak akan mengulanginya lagi.
edisi 14

More Related Content

Similar to edisi 14

SEJARAH PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN SEJARAH PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN
Sri Wahyuni Nur Fadyah
 
Slide share
Slide shareSlide share
Slide share
hildafaaaaa
 
Barat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordobaBarat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordoba
Huda Cinta Umy
 
Tokoh Islam Astronomi
Tokoh Islam AstronomiTokoh Islam Astronomi
Tokoh Islam Astronomicikgusuepkhas
 
Iptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islamIptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islam
Ajeng Faiza
 
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah
Hana Medina
 
PPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiah
PPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiahPPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiah
PPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiahSunja Dewi
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
RiyamaraAulia
 
Agama
AgamaAgama
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxPPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
Fauzan109911
 
Kecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui duniaKecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui duniaErman Hidayat
 
Definisi Ensiklopedia Dari Berbagai Pendapat
Definisi Ensiklopedia Dari Berbagai PendapatDefinisi Ensiklopedia Dari Berbagai Pendapat
Definisi Ensiklopedia Dari Berbagai PendapatFirdika Arini
 
Download 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-center
Download 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-centerDownload 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-center
Download 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-center
Jalaludin Zulkifli
 
Biografi al makmun
Biografi al makmunBiografi al makmun
Biografi al makmun
Alyaraisa Alpasha
 
pert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.ppt
pert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.pptpert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.ppt
pert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.ppt
PustakaAkademika
 
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu PengetahuanIIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
farhanmaulana916953
 
Manhaj Tafsir Al-Azhar.doc
Manhaj Tafsir Al-Azhar.docManhaj Tafsir Al-Azhar.doc
Manhaj Tafsir Al-Azhar.doc
Rahmat Hidayat
 
Budaya literasi dan peradaban islam
Budaya literasi dan peradaban islamBudaya literasi dan peradaban islam
Budaya literasi dan peradaban islam
Jihan12
 
Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)
Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)
Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)
Ezad Azraai Jamsari
 
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islamKajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islamAzman Ariffin
 

Similar to edisi 14 (20)

SEJARAH PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN SEJARAH PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN
 
Slide share
Slide shareSlide share
Slide share
 
Barat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordobaBarat belajar dari cordoba
Barat belajar dari cordoba
 
Tokoh Islam Astronomi
Tokoh Islam AstronomiTokoh Islam Astronomi
Tokoh Islam Astronomi
 
Iptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islamIptek dan peradaban islam
Iptek dan peradaban islam
 
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah
[AGAMA] Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Abaniyah
 
PPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiah
PPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiahPPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiah
PPT SKI Tokoh dan peran bani abbasyiah
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptxPPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
PPT FILSAFAT ILMU FAUZAN.pptx
 
Kecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui duniaKecerdasan mereka diakui dunia
Kecerdasan mereka diakui dunia
 
Definisi Ensiklopedia Dari Berbagai Pendapat
Definisi Ensiklopedia Dari Berbagai PendapatDefinisi Ensiklopedia Dari Berbagai Pendapat
Definisi Ensiklopedia Dari Berbagai Pendapat
 
Download 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-center
Download 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-centerDownload 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-center
Download 09 eksistensi pendidikan islam di mesir-center
 
Biografi al makmun
Biografi al makmunBiografi al makmun
Biografi al makmun
 
pert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.ppt
pert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.pptpert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.ppt
pert_1_pengertian_sejarah_perkemb_jenis_fungsi2.ppt
 
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu PengetahuanIIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
IIP Pengalaman Umat Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
 
Manhaj Tafsir Al-Azhar.doc
Manhaj Tafsir Al-Azhar.docManhaj Tafsir Al-Azhar.doc
Manhaj Tafsir Al-Azhar.doc
 
Budaya literasi dan peradaban islam
Budaya literasi dan peradaban islamBudaya literasi dan peradaban islam
Budaya literasi dan peradaban islam
 
Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)
Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)
Jejak Sejarah dan Tamadun Islam Andalus di IIUM Crescent (ISTAC)
 
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islamKajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
Kajian tentang tokoh tokoh tamadun islam
 

Recently uploaded

Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
FetraHerman2
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
tab2008
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 

Recently uploaded (20)

Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 

edisi 14

  • 1.
  • 2.
  • 3. PADA tahun 132 H/750 M Dinasti Abbasiyah bangkit dan tampil menggantikan Dinasti Umayyah. Abul-‘Abbas Abdullah bin Muhammad As-Saffah bertindak sebagai khalifah pertamanya. Beliau adalah cicit dari sahabat Rasulullah Saw, Abdullah bin Abbas Ra (salah satu sahabat utama Rasulullah Saw yang biasa kita kenal dengan Ibnu Abbas Ra). Berbeda dengan Dinasti Umayyah yang getol melakukan ekspansi ke luar daerah, Dinasti Abbasiyah justru tidak terlalu nampak berhasrat melakukan perluasan daerah kekuasaannya. Sepanjang pemerintahannya, dinasti ke-2 dalam Islam itu lebih fokus pada pengembangan intelektual, ilmu pengetahuan, serta pembenahan urusan dalam negerinya.
  • 4. Salah satu langkah prestisius yang mereka ambil sebagai perwujudan ambisinya tersebut, adalah mega proyek yang pernah mereka buat, yaitu mendirikan sebuah institusi bernama Khizanul-Hikmah, tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (khalifah ke-5 Dinasti Abbasiyah). Apa itu Khizanul-Hikmah? Khizanul-Hikmah adalah sebuah institusi yang fungsi awalnya adalah sebagai perpustakaan. Namun dalam perjalanannya, Khizanul-Hikmah terus dikembangkan dan dilengkapi dengan lembaga-lembaga lain di dalamnya, sehingga fungsinya pun kian besar dari waktu ke waktu. Sampai pada akhirnya, Khizanul-Hikmah berhasil menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Termasuk di dalamnya adalah perpustakaan, lembaga penerjemahan literatur-literatur asing, dan lembaga- lembaga pengkajian serta penelitian. *** GAMBARAN KEADAAN Seiring perputaran waktu, rezim pun berganti. Khalifah Harun Ar-Rasyid wafat dan digantikan oleh puteranya Al- Amin. Namun masa kepemimpinan Al- Amin tidaklah lama, hanya sekitar 4 tahunan saja. Persisnya dari tahun 809 M sampai 813 M. Selepas Al-Amin, saudara seayahnya yang bernama Al-Makmun naik tahta. Dan pada masa ini Khizanul- Hikmah berganti nama menjadi Baitul- Hikmah. Di masa kepemimpinan Al- Makmun, fungsi Baitul-Hikmah benar- benar mengalami peningkatan dan perluasan secara masif. Di masa khalifah Bani Abbasiyah yang ke-7 ini, Baitul- Hikmah menjelma serumpun lembaga- lembaga besar yang berfungsi sebagai pompa ilmu pengetahuan ke seluruh penjuru wilayah khilafah, bahkan ke seantero permukaan bumi. Tidak tanggung-tanggung, fasilitas di Baitul-Hikmah kala itu dilengkapi dengan peralatan-peralatan canggih yang paling muktakhir di masanya. Menara dan teropong bintang (observatorium astronomi) menjadi salah satu diantaranya. Mengenai menara dan teropong bintang itu, konon, Khalifah Al-Ma’mun membangunnya di sebuah tempat bernama Al-Syamsyiah (sekarang dekat Baghdad, Irak). Selain untuk laboraturium praktik dan penelitian, menara tersebut juga digunakan sebagai monitoring tower (menara pemantau) ke seluruh komplek Baitul-Hikmah dari kejauhan. Al-Makmun sendiri sering menggunakannya secara langsung. Menurut para ahli sejarah, di masa pemerintahan Al-Makmun, Baitul Hikmah juga berhasil menjadi akademi yang mengeluarkan ijazah pertamakali di dunia. Bahkan tidak hanya itu, prestasi di devisi perpustakaannya juga tidak kalah ‘moncer’. Di rezim Al-Makmun, perpustakaan Baitul-Hikmah berhasil mencapai puncak kegemilangannya, yaitu dengan menjadi perpustakaan terbesar dan terlengkap di dunia. Sejarah mencatat koleksinya mencapai 2 juta jilid buku pada waktu itu. *** OUTPUT Dengan seabrek keluar-biasaannya itu, boleh jadi kita bertanya-tanya, seperti apakah output yang dihasilkan Baitul-Hikmah? Beberapa jawabannya mungkin sudah penulis sebutkan di atas. Misalnya saja seperti penemuan-penemuan penting seperti ijazah resmi, terjemahan- terjemahan, terbitan buku-buku baru di pelbagai disiplin ilmu (seperti di bidang teologi, fikih, tasawwuf, kedoketeran, kimia, astronomi, zoologi, geografi, kartografi, sastra, sejarah, robotik dll) serta menara dan teropong bintang tentunya.
  • 5. Di kalangan per-individu, kita tentu sudah akrab dengan nama salah satu bapak matematika dunia, yaitu Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi, seorang ahli ilmu hitung, penemu angka nol dan pencetus logaritma, juga Jabir bin Hayyan peramu Hitungan Al-Jabar “Di perpustakaan Baitul Hikmah, Al- Kawarizmi adalah pakar dalam bidang astronomi dan ilmu tata surya, dimana orang-orang sebelumnya mempercay- akan ilmu-ilmu dan praktik astronomi kepada dokumen-dokumen asal India,” demikian komentar Ibnu Nadzim mengenai peran Al- Khawarizmi di Baitul Hikmah. Selain Al- Khwarizmi, ada banyak sekali nama-nama populer jebolan Baitul-Hikmah, yang hingga saat ini nama-nama tersebut masih sering kita dengar gaum karyanya, misalnya seperti: Sahl bin Harun (Direktur Utama), Al- Jahiz (ahli biologi), Ibnu Miskawaih (ahli filsuf akhlaq), Al-Biruni (ahli farmakologi dan penulis ensiklopedi) dan masih banyak lagi yang lainnya. *** Lalu untuk apa paparan di atas? Sebelumnya, dengan sangat sadar, penulis memahami dan setuju jika tulisan ini (dan yang se-subtansi lainnya) hendak dibilang mainstream, terlalu biasa, dan non-aktual. Namun terlepas dari itu semua, tahukah kita? Bahwa dibalik ke- mainstream-annya tersebut, lewat paparan singkat semacam di atas, kita menjadi tahu dan mengerti bahwasanya ada sebuah bukti data-fakta sejarah yang amat menakjubkan. Sebuah bukti sejarah kalau Islam pernah menguasai dunia dengan ilmu pengetahuan, dengan karya jurnalistik, dan prestasi ilmiah. Islam pernah menapaki abad-abad keemasannya: The golden age of Islam. Akhiran, oleh tersebab itu semua, harapan penulis (dan tentunya juga kita semua), dengan bangkitnya dunia baca- tulis di PSA (yang ditandai dengan lahirnya kembali Buletin TRILOGI, disusul Buletin PENA, terbentuknya devisi penerbitan pesantren “Beddian Media”, terbitnya buku JEJAK SANG USWAH, dan yang paling baru Buletin QONITA) dapat menjadi semacam embrio untuk lahirnya kembali perpustakaan PSA. Sebuah perpustakaan umum resmi milik PSA yang konon dahulu kala memang sudah pernah ada. Perpustakaan yang kelak dapat menjadi ‘Baitul-Hikmah’ untuk PSA, masjlis keluarga, asatidz, para santri, alumni, dan simpatisan. Amin... ya mujibas-sailin!* *Dari berbagai sumber Ditandai dengan lahirnya kembali Buletin TRILOGI, disusul Buletin PENA, terbentuknya devisi penerbitan pesantren “Beddian Media”, terbitnya buku JEJAK SANG USWAH, dan yang paling baru Buletin QONITA.
  • 6. APA yang ada di benak kamu ketika mendengar kata perpustakaan? Kalau kamu masih menganggap perpustakaan sebagai tempat yang membosankan dan tidak menarik, hmmm jangan-jangan kamu sudah lama tidak pernah ke perpustkaan! Karena saat ini, di Indonesia sudah banyak perpustakaan dengan koleksi buku yang lengkap dan sangat modern. Dijamin deh, buat kita yang hobi baca dan mencari pengetahuan baru lewat buku, bakalan terpuaskan dengan adanya 7 perpustakaan di Indonesia dengan koleksi terlengkap di bawah ini. Mau tahu perpustakaan mana saja yang memiliki koleksi terlengkap? Yuk, coba kunjungi perpustakaan- perpustakaan apa saja itu. 1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta (Perpusnas RI) Kita bisa menemukan buku apa saja di sini, mulai dari buku pelajaran, buku sejarah, sampai bacaan-bacaan umum seperti novel populer dan majalah. Diperkirakan, jumlah koleksi Perpusnas mencapai 1.100.000 eks dengan jumlah karyawan mencapai 70 orang. Perpustakaan yang terkenal dengan sebutan perpustakaan pertama dan terlengkap di Jakarta ini berdiri sejak 24 April 1778, kini Perpusnas berdiri di atas tanah seluas 16.000 meter persegi dengan tinggi bangunan menjulang sampai ke lantai 9.
  • 7. Tidak hanya sejarah dan kualitas koleksi, Perpusnas juga menawarkan berbagai fasilitas yang Tidak main-main untuk pengunjungnya. Mulai dari lobi tunggu, ruang baca, hingga ruang presentasi. 2. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia (UI), Depok Menduduki lahan seluas 2,5 hektare, dengan luas bangunan 33.000 meter persegi, perpustakaan ini masuk ke dalam jajaran perpustakaan terbesar di dunia. Selain itu, bentuk bangunan nan unik dikelilingi dinding kaca sepanjang badan bangunan serta pemandangan danau UI dan nuansa hijau hutan-hutan kecil di UI, belum lagi koleksi 5 juta buku, tesis, dan skripsi, serta ruang baca dan 100 ruang sunyi, sangat representatif jika mengingat perpustakaan ini dijuluki sebagai “Crystal of Knowledge”. 2. Perpustakaan Soeman H.S., Pekanbaru Berstatus sebagai perpustakaan provinsi, perpustakaan Soeman H.S. merupakan salah satu perpustakaan dan penyimpanan arsip nasional di Riau, Pekanbaru. Sebagai fasilitas publik perpustakaan daerah, perpustakaan ini memiliki 6 lantai yang cukup representatif. Membaca di perpustakaan ini kita akan ditemani oleh pemandangan kota Pekanbaru yang nampak dari dinding kaca lebar sekeliling gedung. 4. Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung Tidak jauh berbeda dengan Perpustakaan UI, Perpus ITB ini juga merupakan rumah dari jutaan koleksi buku, skripsi, tesis dan desertasi yang akan sangat bermanfaat untuk dijadikan referensi bacaan. 5. Perpustakaan St. Ignatius, Yogyakarta Salah satu perpustakaan terlengkap berikutnya datang dari kota pelajar, Yogyakarta. Dikenal nama perpustakaan Kolsani, perpustakaan yang satu ini juga terkenal karena cakupan koleksi yang luas dalam hal literatur akademik, filosofi, agama, politik, dan sebagainya. Tidak hanya itu, perpustakaan ini bahkan juga menyediakan bacaan- bacaan terkait persebaran Agama Islam pada abad 20 lebih lengkap ketimbang perpustakaan lainnya. 6. Perpustakaan Grhatama Pustaka, Yogyakarta Masih dari kota pelajar, Yogyakarta. Satu lagi perpustakaan terlengkap di Indonesia disumbangkan oleh kota ini, Perpustakaan Grhatama Pustaka. Perpustakaan yang disebut-sebut sebagai perpustakaan terbesar di Asia Tenggara ini langsung diserbu oleh ribuan pengunjung pada hari persemian pertamanya pada 4 Januari 2016 silam. Soal koleksi buku dan fasilitas jangan ditanya, pengunjung bisa menikmati koleksi buku yang ekstensif sembari bersantai dan berdiskusi di gazebo- gazebo yang terdapat di sayap timur bagian luar perpustakaan. 7. Freedom Institue, Jakarta Kembali ke ibukota, perpustakaan yang terletak di jantung wilayah Jakarta ini juga dikenal dengan julukan Gedung Perpustakaan Umum. Kamu akan sangat menikmati kunjungan ke perpustakaan ini. Selain bangunan gedung yang asri, lengkap dengan fasilitas WiFi mumpuni, koleksi buku di perpustakaan ini juga sangat komplit, baik terbitan luar negeri maupun dalam negeri. Nah, itulah 7 destinasi perpustakaan yang wajib banget sahabat santri kunjungi, -kalau memang hobi baca-.* *Dari Berbagai Sumber
  • 8. ADA sebuah negeri namanya negeri Jiwa, dihuni oleh penduduk Nafsu dan Nurani. Mereka bermusuhan namun berada dalam satu kedamaian di bawah pemerintahan raja Akal. Raja memiliki penasehat yang amat bijaksana namanya tuan Iman, selama masih mengikutinya pasti tak akan celaka. Suatu ketika raja hendak mendirikan gedung yang akan diisi bekal dimasa depan, untuk membangun gedung tersebut diperlukan kerja keras dan perjuangan karena harus dilakukan hingga larut malam, harus menahan lapar. Oleh karena itu, dipanggillah penduduk Nafsu dan Nurani. Rajapun mengutarakan maksudnya. Nafsu: “Kami tidak setuju. Karena malam adalah waktu untuk beistirahat, lagian pekerjaan itu bisa dilakukan siang hari, begitupun dengan menahan lapar membuat kadar asam dilambung naik
  • 9. hingga menyebabkan sakit. Kita harus makan tepat waktu, untuk apa menyiapkan bekal untuk masa depan. Biarlah hari ini adalah hari ini. Yang akan datang biarlah nunggu masa depan.” Nurani: “Kami setuju raja, sebaiknya kita memang tidak boleh berlarut dalam kesenangan dikehidupan yang hanya sebentar. Kita gunakan waktu yang sebentar untuk persiapan masa yang akan datang, sebagai bekal, sakit pasti, tapi kita harus melawan, bersakit-sakit dahulu lalu bersenang- senang kemudian.” Nafsu: “Tidak, kurang tidur di malam hari membuat tubuh kurang cairan.” Nurani: “Jika kita kumpulkan bekal dari sekarang tentu lebih baik. Menahan diri dari kesenangan yang sekejap, karena dimasa depan sudah beda dari hari ini. masa itu takkan ada. Dispensasi kesalahan dan kelalaian kita berakibat fatal di hari nanti, di hari itulah semua pekerjaan akan dibalas.” Sang raja Akal kewalahan menanggapi penduduk Nafsu dan Nurani. Zamrud kebingungan bertaburan menghiasi mahkota raja Akal yang kadang juga termakan suatu kesenangan. Dipanggillah sang penasehat kerajaan tuan Iman untuk mengatasi masalah ini. Raja mulai menjelaskan duduk permasalahannya. Tuan Iman manggut mendengar penjelasan raja Akal. “Bukankah negeri ini memiliki dua buku panduan sebagai undang-undang kerajaan, kenapa tidak dikembalikan pada undang- undang ini yaitu Quran dan Hadist. Didalam Al- Qur’an dijelaskan, bangun ditengah malam membangun gedung untuk bekal di hari kemudian hasilnya akan lebih baik. Jika hanya dilakukan siang hari tentu akan berbeda lagi. kebijakan itu tentu sangat baik apalagi menahan lapar kelak akan mendapatkan gedung berpintu rayyan yang khusus untuk orang-orang ini.” “Baiklah!” Penduduk Nafsu memang terkenal dengan kepintarannya berfikir rasional tanpa memandang masa depan. Banyak sekali alasan yang ia lontarkan hingga raja dapat ditaklukkan, penduduk ini terkenal dengan kepiawaiannya bermain kata mementingkan kesenangan yang hanya sementara, berfoya-foya dengan keadaan lupa pada keadaan hingga lupa pada yang menciptakan, lupa bahwa kelak akan dibangkitkan, sehingga hidup bermalas-malasan. berbeda dengan Nurani yang begitu berhati-hati mengambil keputusan, taat pada peraturan dan undang-undang, meski pahit pasti akan dilakukan asal berakibat baik di hari kemudian. Raja Akal mengetahui watak kedua penduduk itu. Namun raja kadang mengikuti kemauan penduduk nafsu yang seenaknya. Apalagi penduduk Nafsu memasuki serdadu setan yang turut menguatkan hingga raja terjerumuskan. *** Menghadapi nafsu begitu sulit karena berasal dari diri sendiri. Hampir semua yang berkenaan dengan nafsu berupa kesenangan-kesenangan dzahir, sehingga untuk insan biasa butuh tenaga ekstra untuk melawannya, begitu banyak penyakit-pemyakit hati yang timbul jika nafsu diikuti. Riyak, ujub selalu menghantui setiap kali melakukan kebaikan ditambah godaan setan yang juga membujuk agar masuk jurang kenistaan, namun semua itu adalah ujian, sekuat mana kita melangkah menghadapi sebuah kesenangan yang hanya sementara. Riyak, ujub selalu menghantui setiap kali melakukan kebaikan ditambah godaan setan yang juga membujuk agar masuk jurang kenistaan
  • 10. IMAJINASI KATA Tak terasa genggaman tangan Dan pena ini berjalan Di aluni satu irama Irama huruf yang terbingkai Menjadi suatu kata Sajak hikayat suatu makna Yang tak mampu terungkap Kata demi kata ku rangkai Menjadi suatu bahasa Jalan fikir yang tentu arah Membuat khayal ini takjub Akan semua yang ada di diri ini. Fiea Shofiyah Banyuwangi MUNAFIK Aku terlalu munafik Aku tahu akan hak-hak tuhan Tapi tak semuanya aku tunaikan Aku baca ayat suci al-Quran Tapi jarang sekali tuk ku amalkan Aku sering mengatakan Aku takut akan kematian Tapi tak sedikitpun diri mempersiapkan Aku juga mengatakan Musuhku adalah setan Tapi kujadikan dia sebagai teman Aku selalu mengakan Bahwa aku takut masuk neraka Namun kupantaskan diri masuk kedalamnya Dan aku juga mengatakan Aku ingin berada dalam surga Namun kubuat surga tak mau menerima Kamila SEBUAH IMPIAN Izinkan aku ciptakan pelangi Dalam wajah muram-Mu Izinkan aku gapai sinar matahari Dengan memetik kebahagiaan Beri aku pilihan warna-warna Agar aku bisa mewarnai fitrah-Mu Ajari aku membuat tabir penghalang Hingga sinar kegelapan tak mampu Menepis kemilau cahaya milikmu Izinkan.... Izinkan kami menggapai sebuah impian Bani Syarif Aliyah 2 banat 05 september 2018
  • 11. SURAT KECIL FOR PALESTINE Teruntuk engkau saudara surga Berjuta kali syair-syair indah menyebut namamu Keindahan nan elok yang terpancar dari kibaran suci Entah berapa kali aku tersungkur dari harapan yang masih terharap Ingin sekali kau bawa kesabaranmu ke negeriku Negeri berjuta pulau, si raja buncit Bungkuskan setumpuk istiqomah-mu untuk negeriku Negeri islam, penuh peludah ayat tuhan Paketkan semua cinta sucimu, kiblat pertama Islam Kedalam negeriku Agar mereka bisa tahu bahwa Yang terlantar tak harus beralasakn bumi dan beratap langit Ajarkan semua kegigihanmu dalam membela al-Quds untuk menyadarkan negeriku Negeri Indonesia. Aliesa Putry (best) TERPENDAM RINDU Entahlah... Semua laksana fatamorgana Bisa dirasa tanpa tersentuh tangan Keindahannya hanya sekejap Tanpa perlu tau bagaimana Hasil akhirnya... Matahari bangkit dari sanubari Menjelajahi impian Seakan ingin ku petik dari suatu kenangan Di sepertiga malam Sepi...sunyi... Hanya ada aku bersama tuhanku Berlindung bersama doa Dibawah naungan rahmatnya Berkelana di samudera kerinduan Namun doa itu selalu terpanjatkan Takdir kebahagiaan... Bersamamu ku berpijak dengan kesetiaan Nayfa 0618 Di asrama bambu
  • 12. SETELAH beliau beranjak dewasa, beliau seringkali berpindah dari Kota Tarim ke kota lain dengan tujuan untuk menghidupkan pengajian. memperbarui corak dan menggalakkan dakwah Islamiyah di jantung kota tersebut. Maka berangkatlah beliau ke kota ‘Iynat, salah satu negeri di Hadramaut. Beliau menjadikan kota itu sebagai kota hijrahnya. Kota itu beliau hidupkan dengan ilmu dan dipilihnya sebagai tempat pendidikan, pengajaran dan pembimbingan. Tinggallah di sana hingga kini, masjid yang beliau dirikan dan pemakaman beliau yang luas. Syahdan, berbondong- bondonglah manusia berdatangan dari berbagai pelosok negeri untuk menimba ilmunya. Murid-murid beliau mengunjunginya dari beragam tempat: Hadramaut, Yaman, Syam, India, Indus, Mesir, Afrika, Aden, Syihr dan Misyqash. Para murid selalu mendekati beliau untuk mengambil kesempatan merasai gambaran kemuliaan dan menyerap limpahan ilmunya. Dengan merekalah pula, kota ‘Iynat yang kuno menjadi berkembang ramai. Kota itu pun berbangga dengan Syeikh Imam Abu Bakar bin Salim al-’Alawi. Karena berkat kehadiran beliaulah kota tersebut terkenal dan tersohor, padahal sebelumnya adalah kota yang terlupakan.
  • 13. Beliau adalah seorang dermawan dan murah hati, menginfakkan hartanya tanpa takut menjadi fakir. Beliau memotong satu dua ekor unta untuk para peziarahnya, jika jumlah mereka banyak. Dan betapa banyak tamu yang mengunjungi ke pemukimannya yang luas. Beliau amat mempedulikan para tamu dan memperhatikan keadaan mereka. Tidak kurang dari 1000 kerat roti tiap malam dan siangnya beliau sedekahkan untuk fuqara’. Kendati beliau orang yang paling ringan tangannya dan paling banyak infaknya, beliau tetap orang yang paling luhur budi pekertinya, paling lapang dadanya, paling sosial jiwanya dan paling rendah hatinya. Sampai-sampai orang banyak tidak pernah menyaksikannya beristirahat. Syeikh ahli fiqih, Abdurrahman bin Ahmad Bawazir pernah berkata: “Syeikh Abu Bakar selama 15 tahun dari akhir umurnya tidak pernah terlihat duduk-duduk bersama orang- orang dekatnya dan orang-orang awam lainnya kecuali untuk menanti didirikannya sholat lima waktu (yaitu duduk seperti tahiyat akhir).”. Syeikh sangat mengasihani orang- orang lemah dan berkhidmat kepada orang-orang yang menderita kesusahan. Beliau memperlihatkan dan menyenangkan perasaan mereka dan memenuhi hak-hak mereka dengan baik. Diantara sekian banyak akhlaknya yang mulia itu adalah kuatnya kecintaan, rasa penghormatan dan kemasyhuran nama baiknya di kalangan rakyat. Selain murid-murid dan siswa-siswanya, banyak sekali orang berkunjung untuk menemuinya dari berbagai tempat; baik dari barat ataupun timur, dari Syam maupun Yaman, dari orang Arab maupun non-Arab. Mereka semua menghormati dan membanggakan beliau. Seringkali beliau melakukan ibadah dan riyadhah. Sehingga suatu ketika beliau tidak henti-hentinya berpuasa selama beberapa waktu dan hanya berbuka dengan kurma muda berwarna hijau dari Jahmiyyah di kota Lisk yang diwariskan oleh ayahnya. Di Abnar, beliau berpuasa selama 90 hari dan selalu sholat Subuh dengan air wudhu Isya’ di masjid Ba’isa di Kota Lask. Dalam pada itu, setiap malamnya beliau berangkat berziarah ke makam di Tarim dan sholat di masjid-masjid kota itu. Di masjid Ba’isa tersebut, beliau selalu sholat berjamaah. Menjelang wafat, beliau tidak pernah meningalkan sholat Dhuha dan witir. Beliau selalu membaca wirid-wirid thariqah. Beliau pribadi mempunyai beberapa doa dan sholawat. Ada sebuah amalan wirid besar miliknya yang disebut “Hizb al-Hamd wa Al-Majd” yang dia diktekan kepada muridnya sebelum fajar tiba di sebuah masjid. Itu adalah karya terakhir yang disampaikan kepada muridnya allamah faqih syeikh Muhammad bin Abdurrahman Bawazir pada tanggal 8 bulan Muharram tahun 992 H. Ziarah ke makam Nabi Allah Hud a.s adalah kelazimannya yang lain. Sehingga al-Faqih Muhammad bin Sirajuddin mengabarkan bahwa ziarah beliau mencapai 40 kali. Setiap malam sepanjang 40 tahun, beliau beranjak dari Lask ke Tarim untuk sholat di masjid-masjid kedua kota tersebut sambil membawa beberapa tempat minum untuk wudhuk, minum orang dan hewan yang berada di sekitar situ. Ada banyak pengajaran dan kegiatan ilmiah yang beliau lakukan. Beliau membaca kitab Al-Ihya’ karya al- Ghazali sebanyak 40 kali. Beliau juga membaca kitab Al-Minhaj-nya Imam Nawawi dalam fiqih Syafi’i sebanyak tiga kali secara kritis. Kitab al-Minhaj adalah satu-satunya buku pegangannya dalam fiqih. Kemudian dia juga membaca ar-Risalah al-Qusyairiyyah di depan gurunya, syeikh Umar bin Abdullah Bamakhramah.
  • 14. Karya-karyanya antara lain: - Miftah As-sara’ir wa kanz Adz- Dzakha’ir. Kitab ini beliau tulis sebelum usianya melampaui 17 tahun. - Mi’raj al-Arwah membahas ilmu hakikat. Beliau memulai menulis buku ini pada tahun 987 H dan menyelesaikannya pada tahun 989 H. - Fath Bab al-Mawahib yang juga mendiskusikan masalah-masalah ilmu hakikat. Dia memulainya di bulan Syawal tahun 991 H dan dirampungkan dalam tahun yang sama tangal 9 bulan Dzul-Hijjah. - Ma’arij At-Tawhid - Dan sebuah diwan yang berisi pengalaman pada awal mula perjalanan spiritualnya. Putra-putri As-Syeikh Abu Bakar bin Salim. Beliau memiliki 17 anak, 4 anak perempuan dan 13 laki-laki. Anak beliau yang perempuan yaitu: As- Syarifah Fathimah, As-Syarifah ‘Aisyah, As-Syarifah Alwiyah, dan As-Syarifah Thalhah. Anak beliau yang laki-laki yaitu: As-Sayyid ‘Abdurrahman, As- Sayyid Ja’far, As-Sayyid ‘Abdullah Al- Akbar, As-Sayyid Salim, As-Sayyid Al- Husein, As-Sayyid Al-Hamid, As- Sayyid ‘Umar Al-Mahdhar, As-Sayyid Hassan, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid Shaleh, As-Sayyid ‘Ali, As-Sayyid Syekhan, dan As-Sayyid ‘Abdullah Al- Asghar. Beliau meninggal dunia pada malam Ahad sekitar tanggal 27 Dzulhijah tahun 992 H, makam beliau di tengah kota Iynat – sekitar 20 kilometer dari kota Tarim – dan dibangunkan Qubah yang besar. Selang beberapa waktu setelah wafatnya Syeikh Abu Bakar bin Salim, berkumpullah anak- anak beliau untuk mencari dan memilih siapa diantara mereka yang akan menjadi khalifah menggantikan ayah mereka. Mereka berkumpul di suatu Syi’ib, dan barang siapa mendapat tanda dari Allah swt, maka dialah yang dipilih sebagai khalifah. Ternyata yang mendapatkan tanda adalah Sayyidina Husein bin Syeikh Abubakar. Ia mendapatkan langsung satu bejana yang berisi air turun dari langit. Maka anak- anak syeikh Abubakar bin Salim pun meminum daripada bejana tersebut dan mereka berkata kepada sayyidina Husein, ”Engkaulah yang berhak menjadi khalifah”. Pada riwayat yang lain, diceritakan oleh al-Imam al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi, “Tatkala syeikh Abu Bakar bin Salim wafat, maka setiap anak-anak daripada syeikh Abu Bakar bin Salim menginginkan menjadi khalifah menggantikan ayahanda mereka. Maka ibunda mereka berkata; “Kalian semuanya mempunyai keberkahan, akan tetapi siapa yang keramatnya terlihat maka ia akan menjadi khalifah”. Maka anak-anak syeikh Abu Bakar bin Salim pergi ke Wady Iynat. Dan mereka membentangkan sajadah masing-masing ditengah Wady Iynat, lalu melakukan shalat serta bermunajah kepada Allah swt. Tak lama kemudian turun kepada syeikh Umar al-Mahdhar bejana dan rantai emas dari langit. Maka syeikh Umar memanggil saudara-saudaranya; “Apakah kalian mendapatkan sesuatu?”. Mereka menjawab “Tidak”. Maka merekapun menyerahkan kekhalifahan kepada syeikh Umar, namun kekhalifahan diserahkan dan dipegang oleh sayyidina Husein. Beliau berkomentar mengenai saudaranya syeikh Umar al-Mahdhar; “Sesungguhnya aku bersahabat dengan saudaraku Umar al-Mahdhar dan aku tidak merasa sebagai saudaranya, akan tetapi aku merasa dan menempatkan diriku sebagai pembantu dan murid baginya”.[]***
  • 15. DKISAHKAN ada tukang cukur yang sedang melayani pelanggannya dan kebetulan pelanggannya itu adalah seorang santri. Di tengah-tengah keheningan mereka, tiba-tiba tukang cukur membuka pembicaraan dengan bertanya kepada si santri. Tukang cukur: “Kalau menurut kamu Tuhan itu ada nggak?” Santri: “Ya, jelas ada lah!” Tukang cukur: “Tapi menurut saya, Tuhan itu tidak benar-benar ada.” Santri: “Lah, kok bisa?” Tukang cukur: “Buktinya masih banyak orang yang hidupnya susah, ribut semraut dan banyak masalah. Katanya Tuhan itu Maha Pengasih, Maha Penolong. Lah, kok masih ada orang kayak gitu...? Santri itupun terdiam membisu tak langsung menjawab, bukan karena tidak tahu, tapi ia sedang memikirkan jawaban yang pas untuk si tukang cukur tersebut. Karena ia teringat akan dawuh kiai di pondoknya, “jika ada orang bertanya jawabannya harus pas dengan orang yang bertanya” lama terdiam sampai tukang cukur itu hampir menyelesaikan pekerjaannya. Tiba-tiba santri itupun menoleh keluar dan ia menemukan orang-orang yang rambutnya acak-acakan. Dan akhirnya ia menemukan ide yang pas untuk menjawab pertanyaan tadi. Santri: “Kalau menurut Anda Tuhan itu tidak ada maka saya katakan tukang cukur itu tidak ada.” Tukang cukur: “Lah, kamu ini gimana sih, wong saya ada disini.” Santri: “Pokoknya saya tetap katakan tukang cukur itu tidak ada!” Tukang cukur: “Loh, kok kamu bisa bilang tukang cukur itu tidak ada? (keheranan) Santri: “Coba Anda lihat keluar (sambil menunjukkan orang yang tadi) kalau memang tukang cukur itu ada kenapa masih ada orang yang rambutnya berantakan...?” Tukang cukur: “Iya, itu karena orang tersebut tidak mau datang kesini, coba dia datang kesini pasti rambutnya saya rapikan.” Santri: “Nah, itu maksud
  • 16. saya pak. Orang yang hidupnya susah dan banyak masalah itu karena mereka tak mau meminta pertolongan kepada Allah. Coba mereka meminta pertolongan dan mendekatkan diri kepada-Nya, pasti Allah akan menolongnya.” Tukang cukur: itupun terdiam seribu bahasa. Skakmat ##!! Al-Mufarrohah G2 Keluhan Seekor Anak Ayam Pada suatu hari anak ayam bertanya pada induknya: “Emak.... emak...! kenapa kalau orang itu memunyai nama yang berbeda, tidak sama seperti kita yang hanya memunyai satu nama, ayam, ayam dan ayam.” Ibu ayam hanya tersenyum simpul lalu berkata: “Nak! Semua manusia itu memang memunyai nama yang berbeda. Tapi setelah mereka meninggal, mereka hanya memunyai satu nama, yaitu mayit. Tidak sama seperti kita, jika kita meninggal, banyak nama yang tertera dalam diri kita. Seperti: ayam goreng, ayang pok-pok, ayam golek, ayam pangggang dan semacamnya. Dan daging kita juga bisa dijadikan sate, kalau daging manusia, nak..?” “@ngggrzzzz.” Jawab anak ayam dengan tubuh begidik Rokok di Surga Untuk yang masih pada merokok, ini ada kabar baik. Tadi sehabis kuliah subuh, ada yang bertanya ke pak ustadz. Jamaah : "Maaf, ustadz, saya mau tanya. Di surga ada rokok gak?" Ustadz : "Ada.." Jamaah : "Alhamdulillah, lega bener hati ini rasanya denger jawaban Ustadz." Ustadz : "Tapi," Jamaah : "Kenapa ustadz?" Ustadz : "Sayang di surga tidak ada api, jadi kalo mau nyalain rokok, ya jalan dikit... ke NERAKA" Tidak Pernah Menolak Poligami Ustadzah : "Saya tidak pernah menolak hukum poligami." Jamaah : "Wah, ustadzah hebat!" Ustadzah : "Saya tidak pernah melarang para suami untuk menikah lagi." Jamaah : "Wah, ustadzah benar- benar berkelas." Ustadzah : "Yang penting..." Jemaah : "Yang penting adil kan ustadzah?" Ustadzah : "Bukan!!! Yang penting... bukan suami saya..." Jemaah : "????"
  • 17. LEMBARAN mungkin hanya terisi sebuah cerita, dimana saat menuai cerita indah mungkin bisa di artikan “baper” dengan suatu dramatis. Kerinduan yang menjelma tanpa alasan, keyakinan, suatu rasa atau bahkan suatu mimpi. Namun, aku yakin Allah menentukan kisah indah tepat pada waktunya. Keindahan sosok insan yang ku ibaratkan malaikat tanpa sayap, aku selalu merindukannya. Entah bukan rupa yang menjadi kenangan, bukan tampan yang menjadi ingatan dan bukan pula derajat menjadi kekaguman. Bahkan bukan suatu harta yang menjadi dambaan. Hari ini aku melupakan masa lalu itu menyelesaikan oretan-oretan tangan yang tak ada harganya ini. satu cerpen telah aku oret menjadi sketsa hidupku dengan judul ‘tangisan bening’. Pena dan buku adalah teman untuk mengungkapkan kesedihanku. Aku akan katakan pada dunia “aku akan bahagia.” Kulangkahkan kaki menembus kerikil tajam, kini pria yang pernah ku kenal itu berdiri dihadapanku, dia berdiri dengan kebahagiaan yang tanpa dia sadari kebahagiaannya itu adalah kebahagiaanku yang telah dia rampas. Apa iya, Seseorang yang memberi kebahagiaan mendapat luka dalam? Dan dari luka mendapat bahagia? Menatap wajahnya membuatku muak, aku tak ingin berbicara dengannya, bahkan aku lebih ikhlas dia pergi ditelan bumi, kulempar lipatan kertas itu didepannya tanpa kata dengan terbungkam indah. Aku pergi tanpa perlu ingin dia menatap kebencian yang telah menjadi bara dari api yang dia nyalakan. Aku menuai, pergi dengan langkah menuju suatu tempat yang lebih indah. Kertas itu telah ada ditangan fahri, ia membawanya pergi menuju ruangan dimana tempat dia menghabiskan waktu dengan sejuta rasa yang ia bungkam dan
  • 18. dengan seketika terlontar untuk menyakiti wanita yang inginkan dirinya bahagia. Teruntuk ‘kamu’… Aku sampai lupa nama kamu siapa, tidak pernah aku bayangkan penghianatan ini darimu. Kau tau sejauh kebencianku, kau tetaplah orang yang tak ingin kulihat air matanya. Kamu, aku mohon! Jika kau ingin bahagia, aku akan biarkan dirimu bahagia tanpa perlu kau rusak bahagiaku dengan kebohonganmu itu. Kau cinta dia kan? Dapatkan dia dengan apapun yang kau bisa. Tapi, kumohon akui kesalahanmu. Sehingga aku bisa bahagia dengan do’a ku. By : Cinta mar’atus sholihah. Entah, akankah fahri menyadari akan kesalahannya, atau hanya berangan jauh meneliti titik kesalahannya. Tuhan, aku mencintaimu dengan dua cinta, cinta karena diriku dan cinta karena engkau memang layak untuk dicinta. *** Di pantai samudra biru terpaku, mata menatap di atas batu karang tetap kokoh, tegar dihempas ombak, memandang sejauh mata terbatas. Selalu ada batasan, ada kendali, ada ruang yang entah bagaimana, ingin menjangkau atau tidak. Namun jelas, kadang samar, nampak ada. Berusaha sabar dan pasrah. saat kau ambil butiran, suapan terjatuh pun tak lagi bersisa. Mencoba diam, saat palu besi memukul bagai dentuman begitu keras suara gumam. Di tempat ini kuhentikan langkahku nuansa yang begitu menentramkan hati. Seribu bayangan masa lalu yang acapkali menahan langkahku saat berlari mencari jati diri. Ya, hanya karena masa lalu ini aku kehilangan kasih sayang keluarga. Hanya karena masa lalu, mata ini harus sembab, bukan menangis untuk cinta sang kholiq. Namun, menangis untuk suatu hal dosa yang jika di pikir-pikir meniti sebuah jalan menghempaskan tubuh ke neraka. “Cinta!” sebuah tangan menyentuh pundakku menghentikan anganku yang terbang menembus awan. Ya, dia adalah mas Dika, saudaraku satu-satunya yang selalu mengerti akan keresahanku. “Cinta, sudah siap untuk bahagia?” ucapnya menjadi tanda tanya dibalik lubuk hati akan sebuah kata dengan senyum semangatnya itu. “Maksudmu?” Tanyaku. “Bahagia, melupakan semua itu dan berjanji padaku kau akan berubah, bukan cinta yang menjerat asmara namun cinta untuk dia yang pantas menerima cinta.” ucapan mas Dika membuatku bersemangat, menembus cakrawala menghapus luka dengan senyum. “Doakan Cinta mas, semoga Cinta kerasan di sini!” pintaku sembari menyalami tangannya, sempat hatiku berbisik, aku ingin seperti mas Dika. Aku tau dia lagi dirundung luka, kisah asmaranya lebih tragis dari kisahku. Namun, dia tetaplah tegar seakan tak pernah terjadi apa-apa dengannya. “Tidak usah diminta, aku akan mendoakanmu!” ucapnya sembari tersenyum. “Mas, gimana kalau Cinta tidak kerasan? Gimana jika Cinta tak bisa melupakannya?” kataku, niatku mulai terombang-ambing. “Cinta, pergilah dan jangan kembali sampai kau membuktikan padaku kau sudah benar-benar berubah. Adikku, bukanlah orang yang patah semangat, aku tidak punya saudara seperti itu. Kamu tau Cinta kenapa sampai saat ini aku tidak pernah mennagis? Itu karena aku ingin memberi panutan yang baik untukmu, kalau takdir sang kholiq adalah suatu kebahagiaan dan setiap takdirnya itu indah meski
  • 19. awal dari takdirnya adalah luka, kalau kau menghargai ucapanku berhentilah menangis karena pria itu tidak pantas mendapat air matamu.” ucap mas Dika yang seakan tau air mata yang kutahan itu kembali lebur oleh waktu. Aku mulai terbungkam tanpa tau kunci apa yang harus terpakai untuk mengeluh dari kata bijaknya itu. “Ada yang masih ingin kau katakan?” mas Dika mulai memberiku ruang untuk lebih mendekatkan diri pada kehidupannya. “Mas, bagaimana dengan wanita itu?” ucapku mencoba mencari motivasi dari kisah cintanya. “Azka maksudmu?” Akupun mengangguk lebih meyakinkannya. “Dia terlalu baik untukku” jawabnya. “Tidak mas Dika, mbak Azka itu baik untukmu dan ku yakin kau juga yang terbaik untuknya” ucapku. “Kau kasihan dengan kisahku karena dia menjadi milik orang lain?” ucapnya dengan tanda tanya. “Apa masih perlu dijawab?” “Apa mas Dika tidak mengerti aku begitu mengasihinya.” “Jika kau kasihan, doakan aku dan jangan ingatkan aku!” Hatiku bergumam, jawabannya sungguh diluar dugaanku, tak sempat aku berfikir ada jawaban seperti ini. “Aku akan mendoakanmu.” ucapku tersenyum. “Jangan kasihani aku dengan kisahku, jika kau kasihan berarti kau menghentikan takdir tuhan. Cinta, kau juga belum mengerti takdir, kau mencoba ikhlas namun tak pernah sungguh-sungguh. Kau tahu, Cinta! kisah ini adalah hal yang paling aku dambakan, karena dengan ini aku sadar. Cinta yang sesungguhnya itu adalah cinta karena diri sendiri dan cinta kepada sang kholiq yang memang layak untuk dicinta” ucapan terahir dari mas Dika membuatku tambah berniat untuk memasuki tempat suci ini. Badan kekar itu merangkulku, menagntarku sampai di ujung pesantren, disebuah pesantren yang akan menutup kehinaan itu dengan sejuta ketenangan. “Cinta, jika kau tidak kerasan, berwudhuklah. Pergilah ke pesarean dan mengaji walau hanya satu ayat al- Qur’an. Insya Allah kau akan tenang” ucap mas Dika, tangan itu terlepas dari pundakku, dan kini tangan ibu menggandengku memasuki sebuah pesantren, dengan terus melangkah tanpa lagi akan menoleh ke belakang. Ya Allah, terimalah dan kuatkanlah niat suciku. Masa lalu itu telah menjauh dan ‘santri’ telah menjadi predikatku, ibu telah pamit pulang, begitu juga mas Dika yang tak ku temui lagi batang hidungnya. Saat ini dia benar-benar melepasku, aku telah hidup disebuah pesantren. Aku berwudhuk dan mengikuti teman menuju musholla. Hatiku mulai risau dan benar adanya saat adzan dikumandangkan. Air mataku terjatuh, beberapa pasang mata menatapku, aku tak peduli itu karena hatiku benar-benar resah, hingga satu ingatan memulihkan semangatku dan itu adalah kata-kata dari mas Dika. Kuhapus airmataku menunaikan jama’ah sholat maghrib dan seusainya aku idzin untuk pergi ke pesarean. Subhanallah, saat langkahku terhenti,hatiku mulai tenang, seakan begitu tentram. Benar kata mas dika, tempat ini penuh dengan kesejukan. Akupun memantapkan hati meraih mushaf yang sedari tadi aku dekap, berharap barokah dari beliau untuk melangkah menyentuh cinta yang hakiki. Kini hatiku benar-benar mantap bahwa tak ada cinta yang lebih menjanjikan bahagia kecuali cinta karena sang kholiq. Yang saat ini menjadi cinta yang selalu aku rindukan. Salah itu indah Maka dari itu aku belajar hidup dari suatu kesalahan Dimana jika kita sudah salah suatu kali Kita tidak akan mengulanginya lagi.