Dyah Balitung adalah raja Kerajaan Medang yang memerintah sekitar tahun 899-911. Ia berhasil naik takhta setelah menikahi putri raja sebelumnya dan menaklukkan dua pemimpin pemberontak. Pada masa pemerintahannya, ibu kota kerajaan dipindahkan dan dikeluarkannya beberapa prasasti. Akan tetapi, pemerintahannya berakhir akibat pemberontakan Mpu Daksa, putra raja sebelumnya,
Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok di muara Sungai Brantas dengan ibukota bernama Watan Mas. Wilayah kekuasaannya meliputi Nganjuk, Pasuruan, Surabaya, dan Malang. Beberapa raja yang memerintah antara lain Mpu Sindok, Sri Isyana Tunggawijaya, Sri Makutawangsawardhana, hingga Airlangga yang kemudian membelah kerajaan menjadi Kediri dan Janggala.
Situs Cihunjuran Salakanagara merupakan peninggalan Kerajaan Salakanagara yang didirikan oleh Aki Tirem. Terdapat makam Aki Jangkung, menhir, dolmen, dan batu berlubang yang menunjukkan adanya kehidupan pada zaman kerajaan batu. Penelitian menunjukkan bahwa Salakanagara mungkin merupakan kerajaan pertama di Indonesia.
Dinasti Isyana didirikan pada tahun 929 M setelah Mpu Sindok memindahkan ibu kota Kerajaan Medang dari Medang ke Daha di Jawa Timur akibat pertikaian keluarga kerajaan dan letusan Gunung Merapi. Raja Airlangga mempersatukan kembali kerajaan setelah serangan Sriwijaya pada tahun 1006. Ia membagi kerajaannya menjadi dua, Jenggala dan Kediri, untuk kedua putranya setelah put
Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok di muara Sungai Brantas dengan ibukota bernama Watan Mas. Wilayah kekuasaannya meliputi Nganjuk, Pasuruan, Surabaya, dan Malang. Beberapa raja yang memerintah antara lain Mpu Sindok, Sri Isyana Tunggawijaya, Sri Makutawangsawardhana, hingga Airlangga yang kemudian membelah kerajaan menjadi Kediri dan Janggala.
Situs Cihunjuran Salakanagara merupakan peninggalan Kerajaan Salakanagara yang didirikan oleh Aki Tirem. Terdapat makam Aki Jangkung, menhir, dolmen, dan batu berlubang yang menunjukkan adanya kehidupan pada zaman kerajaan batu. Penelitian menunjukkan bahwa Salakanagara mungkin merupakan kerajaan pertama di Indonesia.
Dinasti Isyana didirikan pada tahun 929 M setelah Mpu Sindok memindahkan ibu kota Kerajaan Medang dari Medang ke Daha di Jawa Timur akibat pertikaian keluarga kerajaan dan letusan Gunung Merapi. Raja Airlangga mempersatukan kembali kerajaan setelah serangan Sriwijaya pada tahun 1006. Ia membagi kerajaannya menjadi dua, Jenggala dan Kediri, untuk kedua putranya setelah put
Kerajaan Mataram Lama berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah dengan pusat di Medang I Bhumi Mataram. Kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa Sanjaya yang menganut agama Hindu. Peninggalannya berupa prasasti dan candi-candi di Jawa Tengah.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah dengan pusat di Prambanan. Kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa Sanjaya hingga runtuh akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 1006. Peninggalannya berupa prasasti dan candi-candi di sekitar Prambanan dan Yogyakarta.
Menjelaskan tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno dalam Bahasa Indonesia. Silahkan mengunduh atau menyimpan slide ini untuk keperluan belajar, jangan lupa sertakan sumbernya ya! Semoga Bermanfaat!
Describing about the history of Ancient Mataram Kingdom in Bahasa. You can download or save this slide for studying, but don't forget to write the source. Thank you!
www.slideshare.net/chlorophylls
Kerajaan Mataram Lama berdiri pada tahun 732 M di Jawa Tengah dan berpusat di daerah Mataram. Kerajaan ini dipimpin oleh beberapa raja hingga runtuh pada abad ke-10 akibat pindahnya ibu kota ke Jawa Timur. Peninggalannya berupa prasasti dan candi-candi di Jawa Tengah.
Kerajaan Pajajaran berakhir pada tahun 1579 setelah diserang oleh Kesultanan Banten. Pasukan Banten membawa singasana raja Pajajaran ke Banten, menandai berakhirnya kekuasaan raja di Pakuan. Keturunan perwira Pajajaran kemudian mengasingkan diri ke hutan Baduy. Beberapa prasasti seperti Sanghyang Tapak dan Batutulis memberikan informasi penting mengenai sejarah Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah. Terdiri dari dua dinasti yaitu Sanjaya yang bercorak Hindu dan Syailendra yang bercorak Buddha. Kerajaan ini dikenal melalui prasasti-prasastinya seperti Prasasti Balitung dan peninggalan candi seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 923 di Pakuan Pajajaran (Bogor) dan mengalami masa keemasan pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja pada abad ke-15. Kerajaan ini runtuh pada 1579 akibat diserang Banten. Peninggalannya berupa prasasti dan taman di Bogor.
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaRizal Fahmi
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha pertama kali bermunculan di Indonesia pada abad ke-4 Masehi, di antaranya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. Pada abad-abad berikutnya berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya di Sumatera dan Majapahit di Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan ini berlangsung hingga abad ke-15 ketika kerajaan-keraja
Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Hindu yang berdiri di Jawa Barat antara abad ke-10 sampai abad ke-16 dengan ibukota di Pakuan Pajajaran (Bogor modern). Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja pada abad ke-15.
Kerajaan Hindu di Bali didirikan oleh Raja Dharmodayana dan istrinya Ratu Gunapriya pada abad ke-8-14 M. Agama Hindu berkembang di bawah pengaruh Jawa Timur dan Kuturan memperkenalkan konsep tiga kahyangan. Bali mengalami keemasan pada masa Dalem Waturenggong di Gelgel pada abad ke-14, meskipun akhirnya jatuh ke Majapahit pada 1343 M.
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...Mulia Fathan
Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, dan Kerajaan Majapahit memiliki hubungan sejarah. Kerajaan Singasari didirikan pada tahun 1222 di Jawa Timur dan merupakan kerajaan yang kuat pada abad ke-13. Kerajaan Bali pertama kali muncul pada abad ke-10 di pulau Bali. Kerajaan Majapahit didirikan setelah runtuhnya Singasari pada tahun 1293 dan menjadi penerus Singasari.
Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Sunda kuno yang beribu kota di Pakuan Pajajaran (Bogor), Jawa Barat. Kerajaan ini memiliki masa keemasan pada zaman pemerintahan Sri Baduga Maharaja pada abad ke-15-16, namun runtuh akibat diserang Banten pada 1579. Sumber sejarahnya berupa prasasti, naskah, dan catatan asing yang menggambarkan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyar
Kerajaan Bali didirikan pada abad ke-9 Masehi dan mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Raja Udayana. Kerajaan ini jatuh ke tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 akibat invasi Patih Gajah Mada.
Kerajaan Mataram Lama berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah dengan pusat di Medang I Bhumi Mataram. Kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa Sanjaya yang menganut agama Hindu. Peninggalannya berupa prasasti dan candi-candi di Jawa Tengah.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah dengan pusat di Prambanan. Kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa Sanjaya hingga runtuh akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 1006. Peninggalannya berupa prasasti dan candi-candi di sekitar Prambanan dan Yogyakarta.
Menjelaskan tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno dalam Bahasa Indonesia. Silahkan mengunduh atau menyimpan slide ini untuk keperluan belajar, jangan lupa sertakan sumbernya ya! Semoga Bermanfaat!
Describing about the history of Ancient Mataram Kingdom in Bahasa. You can download or save this slide for studying, but don't forget to write the source. Thank you!
www.slideshare.net/chlorophylls
Kerajaan Mataram Lama berdiri pada tahun 732 M di Jawa Tengah dan berpusat di daerah Mataram. Kerajaan ini dipimpin oleh beberapa raja hingga runtuh pada abad ke-10 akibat pindahnya ibu kota ke Jawa Timur. Peninggalannya berupa prasasti dan candi-candi di Jawa Tengah.
Kerajaan Pajajaran berakhir pada tahun 1579 setelah diserang oleh Kesultanan Banten. Pasukan Banten membawa singasana raja Pajajaran ke Banten, menandai berakhirnya kekuasaan raja di Pakuan. Keturunan perwira Pajajaran kemudian mengasingkan diri ke hutan Baduy. Beberapa prasasti seperti Sanghyang Tapak dan Batutulis memberikan informasi penting mengenai sejarah Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri pada abad ke-8 di Jawa Tengah. Terdiri dari dua dinasti yaitu Sanjaya yang bercorak Hindu dan Syailendra yang bercorak Buddha. Kerajaan ini dikenal melalui prasasti-prasastinya seperti Prasasti Balitung dan peninggalan candi seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 923 di Pakuan Pajajaran (Bogor) dan mengalami masa keemasan pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja pada abad ke-15. Kerajaan ini runtuh pada 1579 akibat diserang Banten. Peninggalannya berupa prasasti dan taman di Bogor.
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaRizal Fahmi
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha pertama kali bermunculan di Indonesia pada abad ke-4 Masehi, di antaranya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. Pada abad-abad berikutnya berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya di Sumatera dan Majapahit di Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan ini berlangsung hingga abad ke-15 ketika kerajaan-keraja
Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Hindu yang berdiri di Jawa Barat antara abad ke-10 sampai abad ke-16 dengan ibukota di Pakuan Pajajaran (Bogor modern). Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja pada abad ke-15.
Kerajaan Hindu di Bali didirikan oleh Raja Dharmodayana dan istrinya Ratu Gunapriya pada abad ke-8-14 M. Agama Hindu berkembang di bawah pengaruh Jawa Timur dan Kuturan memperkenalkan konsep tiga kahyangan. Bali mengalami keemasan pada masa Dalem Waturenggong di Gelgel pada abad ke-14, meskipun akhirnya jatuh ke Majapahit pada 1343 M.
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, K...Mulia Fathan
Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali, dan Kerajaan Majapahit memiliki hubungan sejarah. Kerajaan Singasari didirikan pada tahun 1222 di Jawa Timur dan merupakan kerajaan yang kuat pada abad ke-13. Kerajaan Bali pertama kali muncul pada abad ke-10 di pulau Bali. Kerajaan Majapahit didirikan setelah runtuhnya Singasari pada tahun 1293 dan menjadi penerus Singasari.
Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan Sunda kuno yang beribu kota di Pakuan Pajajaran (Bogor), Jawa Barat. Kerajaan ini memiliki masa keemasan pada zaman pemerintahan Sri Baduga Maharaja pada abad ke-15-16, namun runtuh akibat diserang Banten pada 1579. Sumber sejarahnya berupa prasasti, naskah, dan catatan asing yang menggambarkan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyar
Kerajaan Bali didirikan pada abad ke-9 Masehi dan mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Raja Udayana. Kerajaan ini jatuh ke tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 akibat invasi Patih Gajah Mada.
Liberalisme berkembang dan mempengaruhi politik serta ekonomi di dunia. Ideologi liberal mempromosikan kebebasan individu dan pasar bebas. Dokumen ini membahas perkembangan liberalisme dan pengaruhnya terhadap sistem politik dan ekonomi.
Makalah ini membahas tentang sejarah intelektual yang ditulis oleh Astria Wulandari. Makalah ini merupakan tugas individu mata kuliah Sejarah Islam yang bertujuan menambah wawasan tentang pengetahuan sejarah Islam. Penulis mengharapkan makalah ini bermanfaat meski mengakui kemungkinan adanya kesalahan.
This document lists 3 books edited by Neil J. Smelser: Behavioral and Social Science: Fifty Years of Discovery which provides page images from the National Academy Press; Social Change and Modernity published by the University of California Press in 1992 and also edited by Hans Haferkamp and available in HTML format from UC Press; and Theory of Culture also published in 1992 by the University of California Press and also edited by Richard Munch with an HTML version available from UC Press.
This document discusses the concept of modernity as understood in classical sociological theory and its relationship to social movements. Modernity refers to the social changes that occurred in Europe in the late 19th century due to industrialization, urbanization, and the development of democracy. These changes involved the physical and mental separation of individuals from traditional rural communities, freeing them to form new social and political identities. Social movements played an important role in this process and are a distinct form of purposive, organized collective action aimed at political change. Theorists like Marx, Weber, and Durkheim analyzed how modernity shaped both the development of social movements and sociological understandings of them.
This document summarizes an oral history of renowned sociologist Neil Smelser. It describes his educational and professional background, including influential positions at UC Berkeley, Stanford, and within the sociology field. Smelser has written extensively on various topics and collaborated with important figures like Parsons and Erikson. The oral history provides insights into major intellectual currents of the 20th century from Smelser's long career perspective.
Neil Smelser adalah seorang sosiolog Amerika yang menjadi profesor di University of California, Berkeley. Ia dibesarkan di Phoenix, Arizona pada tahun 1930-an dan 1940-an. Ia mendapat gelar PhD dari Harvard University dan pernah menjadi direktur di Stanford. Orang tuanya berasal dari keluarga petani Missouri dan mendorong kemandirian serta ambisi akademik anak-anaknya.
Neil Smelser grew up in Phoenix, Arizona in the 1930s and 1940s. He had a supportive upbringing and his parents encouraged his independence and ambition. He excelled academically from a young age, becoming valedictorian of his high school class. He was inspired to pursue the prestigious Rhodes Scholarship after discovering it in an encyclopedia in his youth. Smelser went on to receive degrees from Harvard and Oxford and had a distinguished career as a sociologist, including serving as president of the American Sociological Association.
Neil Joseph Smelser adalah seorang sosiolog Amerika yang berpengaruh. Ia lahir pada tahun 1930 dan menjabat sebagai profesor di University of California, Berkeley. Pemikirannya tentang modernisasi memberikan penekanan pada peran gerakan sosial baru dan ketimpangan sosial dalam pembentukan masyarakat modern. Karya-karyanya seperti Social Change and Modernity menjelaskan hubungan antara ketimpangan, konflik kelompok, dan modernitas.
This document summarizes key aspects of the document "Modernity and New Social Movements" by Alberto Melucci. It discusses two main perspectives on the relationship between social movements and modernity. Some see social movements as constituting modernity, while others see them as contributing largely to its emergence. It also discusses perspectives on "old" versus "new" social movements, and how new social movements relate to concepts of subjectivity and post-industrial society. Overall, it analyzes different views on how social movements shape and are shaped by modernity.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas tentang dominasi militer dalam pemerintahan Orde Baru di bawah rezim Soeharto, dengan banyaknya jabatan strategis negara yang diisi oleh personel militer baik di tingkat pusat maupun daerah. Dokumen ini juga menjelaskan pandangan militer bahwa mereka dianggap sebagai motor pembangunan dan penyelamat bangsa.
1. Dyah Balitung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambu adalah raja
Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno), yang
memerintah sekitar tahun 899–911. Wilayah kekuasaannya mencakup Jawa Tengah, Jawa
Timur, bahkan Bali.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Asal-Usul
2 Riwayat Pemerintahan
3 Akhir Pemerintahan
4 Kepustakaan
[sunting] Asal-Usul
Analisis para sejarawan, misalnya Boechari atau Poerbatjaraka, menyebutkan bahwa Dyah
Balitung berhasil naik takhta karena menikahi putri raja sebelumnya. Kemungkinan besar raja
tersebut adalah Rakai Watuhumalang yang menurut prasasti Mantyasih memerintah sebelum
Balitung.
Mungkin alasan Dyah Balitung bisa naik takhta bukan hanya itu, mengingat raja sebelumnya
ternyata juga memiliki putra bernama Mpu Daksa (prasasti Telahap). Alasan lain yang
menunjang ialah keadaan Kerajaan Medang sepeninggal Rakai Kayuwangi mengalami
perpecahan, yaitu dengan ditemukannya prasasti Munggu Antan atas nama Maharaja Rakai
Gurunwangi dan prasasti Poh Dulur atas nama Rakai Limus Dyah Dewendra.
Jadi, kemungkinan besar Dyah Balitung yang merupakan menantu Rakai Watuhumalang (raja
Medang pengganti Rakai Kayuwangi) berhasil menjadi pahlawan dengan menaklukkan Rakai
Gurunwangi dan Rakai Limus sehingga kembali mengakui kekuasaan tunggal di Kerajaan
Medang. Maka, sepeninggal Rakai Watuhumalang, rakyat pun memilih Balitung sebagai raja
daripada iparnya, yaitu Mpu Daksa.
[sunting] Riwayat Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, istana Kerajaan Medang tidak lagi berada di daerah
Mataram, ataupun Mamrati, melainkan sudah dipindahkan ke daerah Poh Pitu yang diberi nama
2. Yawapura. Hal ini dimungkinkan karena istana Mamratipura (yang dulu dibangun oleh Rakai
Pikatan) telah rusak akibat perang saudara antara Rakai Kayuwangi melawan Rakai Gurunwangi.
Prasasti tertua atas nama Balitung yang berhasil ditemukan adalah prasasti Telahap tanggal 11
September 899. Namun bukan berarti ini adalah prasasti pertamanya, atau dengan kata lain, bisa
jadi Balitung sudah naik takhta sebelum tahun 899.
Disusul kemudian prasasti Watukura tanggal 27 Juli 902. Prasasti tersebut adalah prasasti tertua
yang menyebutkan adanya jabatan Rakryan Kanuruhan, yaitu semacam jabatan perdana menteri.
Sementara itu jabatan Rakryan Mapatih pada zaman Balitung merupakan jabatan putra mahkota
yang dipegang oleh Mpu Daksa.
Prasasti Telang tanggal 11 Januari 904 berisi tentang pembangunan komplek penyeberangan
bernama Paparahuan yang dipimpin oleh Rakai Welar Mpu Sudarsana di tepi Bengawan Solo.
Balitung membebaskan pajak desa-desa sekitar Paparahuan dan melarang para penduduknya
untuk memungut upah dari para penyeberang.
Prasasti Poh tanggal 17 Juli 905 berisi pembebasan pajak desa Poh untuk ditugasi mengelola
bangunan suci Sang Hyang Caitya dan Silunglung peninggalan raja sebelumnya yang
dimakamkan di Pastika, yaitu Rakai Pikatan. Raja ini merupakan kakek dari Mpu Daksa dan
permaisuri Balitung.
Prasasti Kubu-Kubu tanggal 17 Oktober 905 berisi anugerah desa Kubu-Kubu kepada Rakryan
Hujung Dyah Mangarak dan Rakryan Matuha Dyah Majawuntan karena keduanya berjasa
memimpin penaklukan daerah Bantan. Beberapa sejarawan menafsirkan Bantan sebagai nama
lain dari Bali. Istilah Bantan artinya “korban”, sedangkan Bali artinya “persembahan”.
Prasasti Mantyasih tanggal 11 April 907 berisi tentang anugerah kepada lima orang patih
bawahan yang berjasa dalam menjaga keamanan saat pernikahan Dyah Balitung. Dalam prasasti
ini disebutkan pula urutan raja-raja Medang yang memerintah sebelum dirinya.
Pada tahun 907 tersebut Balitung juga memberikan desa Rukam sebagai hadiah untuk neneknya
yang bernama Rakryan Sanjiwana dengan tugas merawat bangunan suci di Limwung.
[sunting] Akhir Pemerintahan
Pengangkatan Dyah Balitung sebagai raja kemungkinan besar melahirkan rasa cemburu di hati
Mpu Daksa, yaitu putra raja sebelumnya yang tentunya lebih berhak atas takhta Kerajaan
Medang.
Mpu Daksa yang menjabat sebagai Rakai Hino ditemukan telah mengeluarkan prasasti tanggal
21 Desember 910 tentang pembagian daerah Taji Gunung bersama Rakai Gurunwangi.
Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa, Rakai Gurunwangi mengangkat dirinya sebagai
maharaja pada akhir pemerintahan Rakai Kayuwangi dan awal pemerintahan Rakai
3. Watuhumalang. Berdasarkan prasasti Plaosan, Rakai Gurunwangi diperkirakan adalah putra
Rakai Pikatan.
Dyah Balitung berhasil naik takhta menggantikan Rakai Watuhumalang diperkirakan karena
kepahlawanannya menaklukkan Rakai Gurunwangi dan Rakai Limus. Mungkin Rakai
Gurunwangi yang menyimpan dendam kemudian bersekutu dengan Mpu Daksa yang masih
keponakannya (Rakai Gurunwangi dan Daksa masing-masing adalah anak dan cucu Rakai
Pikatan).
Sejarawan Boechari yakin bahwa pemerintahan Dyah Balitung berakhir akibat pemberontakan
Mpu Daksa. Pada prasasti Taji Gunung (910) Daksa masih menjabat sebagai Rakai Hino,
sedangkan pada prasasti Timbangan Wungkal (913) ia sudah bergelar maharaja.