SlideShare a Scribd company logo
PERHITUNGAN PENGARUH
PENGURANGAN UNIT
PEMBANGKIT TERHADAP
KEANDALAN SISTEM
NAMA : Doni Wahyudi
KELAS : TST - 13
NIM :13050874033
• Pengurangan unit pembangkit dalam system tenaga bisa terjadi Karena beberapa
hal, misalnya Karena pemeliharaan rutin maupun saat terjadi keruasakan yang
mengakibatkan unit pembangkit tersebut harus berhenti beroperasi.
MATEMATIS
• Perhitungan Matematis saat keandalan system berkurang Karena pengurangan
unit pembangkit , sbg:
Pn(x) = Pn-1(x) X (1-F.O.Rn) + Pn-1 (x-Cn) X F.O.Rn
Pn-1(x) =
Pn−1(x)–Pn−1(x− Cn)XF.O.Rn
1−F.O.Rn
Dimana:
Pn = Kemungkinan terjadinya outage untuk system dengan
(n-1) unit, sebelum ada unit ke-n
X = Besarnya nilai KW on outage
C = Kapasitas terpasang pada unit pembangkit
F.O.R = Forced Out rate
L = beban puncak
n = jumlah unit pembangkit
CONTOH
• Misal system dengan 4 unit pembangkit, dikeluarkan sebuah unit
pembangkit untuk pemeliharaan, yaitu unit 4 dengan kapasitas 1250 KW
dan F.O.R4= 0,05
HASIL
Dengan menggunakan
persamaaan diatas, didapatakan
table kemungkinaan terjadinya
kumulatif KW on outage dengan
pengeluaran unit 4
LANJUTAN…
KESIMPULAN
• Hasil perhitungan kemungkinan terjadinya kumulatif KW on outage untuk system
setelah unit 4 dkeluarkan, yaitu Pn-1 adalah sama hasilnya dengan yang
ditunjukkan oleh table II.7. Dengan demikian terbukti bahwa persamaan (II.17)
adalah benar.
1. Hal hal apakah yang menyebabkan adanya penyimpanan dalam operasi real
time terhadap yang telah disusun dalam rencana operasi? Bagaimana caranya
mengendalikan sistem dalam menghadapi penyimpangan tersebut?
Jawab:
a. Penyimpanan terhadap rencana operasi harian
b. Dikendalikan dalam real time operation dengan mengikuti pedoman
operasi yang dalam bahasa inggris di sebut Standing operation
procedures biasanya di singkat S.O.P.
SOAL
Jawab:
a. Mengoperasikan PMT untuk memisahkan jaringan sistem SUTT sehingga
tidak terdapat lagi arus listrik yang mengalir dan selanjutnya melakukan
grounding pada sistem SUTT untuk menetralkan sistem SUTT tersebut.
b. Untuk mengoperasikan kembali SUTT langkah-langkah yag harus dilakukan
yaitu memastikan grounding sudah tidak terhubung ke tanah untuk
menghindari hubung singkat dan selanjutnya menghubungkan kembali PMT
ke sistem jaringan SUTT 20KV.
2. Sebutkan langkah-langkah operasional yang harus dilakukan dalam mengeluarkan
sebuah SUTT dari operasi dan selanjutnya siap untuk dipelihara (disentuh) setelah
pekerjaan pemeliharaan selesai, sebutkan operasional yang harus dilakukan untuk
mengoperasikan kembali SUTT tersebut?
SOAL
3. PMT dari sebuah penyulang (feeder) distribusi yang berupa SUTM 20 Kv yang keluar
dari GI mengalami trip. Apabila penyulang tersebut tidak dilengkapi dengan relay
penutup pagi otomatis (auto reclose relay, langkah apa yang harus dilakukan?
Apabila dilengkapi dengan relay penutup balik otomatis, langkah apa yang harus
dilakukan?
Jawab:
a. Mengoperasikan relay dan PMT secara manual untuk memisahkan jaringan
sistem SUTM 20 KV yang mengalami gangguan, setelah gangguan diperbaiki
mengoperasikan kembali relay dan PMT untuk menghubungkan jaringan sistem
SUTM 20 KV.
b. Memastikan gangguan sudah teratasi sehingga relay menutup balik otomatis
tidak mengalami kerusakan ketika menghubungkan kembali jaringan sistem
SUTM 20KV.
SOAL
4. Saudara mengoperasikan sistem dengan titik, netral transformator yang
ditanahkan melalui kumparan petersen. Apabila ada tanda alarm dan dari volt
meter tampak adanya kemiringan tegangan fasa ke tanah, apa arti hal ini. Apa
yang harus saudara lakukan?
Jawab:
a. Terjadi hubung singkat pada sistem yang diakibatkan titik netral yang
ditanahkan secara langsung.
b. Memeriksa transformator untuk memastikan tidak ada pentanahan secara
langsung yang mengakibatkan gangguan pada sistem.
SOAL
5. Saudara mengoperasikan sestem dengan titik netral transformator yang ditanahkan
secara langsung. Pertanahan hanya dilakukan pada sebuah transformator.
Apabilatransformator ini dikeluarkan dari operasi untuk pekerjaan pemeliharaan
atau perbaikan, tetapi tidak dilakukan pentanahan melalui transformator lain, apa
resikonya?Apabila diinginkan untuk melakukan pentanahan melalui beberapa titik
netral transformator, apa yang harus diperhitungkan?
Jawab:
a. Masih terdapat medan listrik yang tersimpan pada kumparan transformator
karena tidak dilakukan pentanahan sehingga dapat membahayakan pekerja
yang melakukan perawatan bahkan dapat mengakibatkan kematian akibat
listrik yang terdapat pada kumparan transformator.
b. Memastikan transformator tidak terhubung pada sistem atau jaringan untuk
menghindari hubung singkat yang mengakibatkan gangguan pada sistem.
SOAL
6. Karena ada unit pembangkit besar yang trip dalam sistem, maka ada beberapa PMT
penyulang distribusi yang trip karena under Frequency relay yang bekerja,
langkah-langkah apa sajakah yang harus di lakukan sebelum memasukan kembali
PMT penyulang distribusi yang trip?
Jawab:
a. Relay lebih atau relay impedansi maka PMT dapat dicoba masuk kembali. Berapa
kali PMT dapat dicoba masuk kembali tergantung kepada spesifikasi PMT dan
besarnya arus hubung singkat, tetapi jangan lebih dari dua kali.
b. Tetapi apabila disamping relay arus lebih atau relay impedansi yang
menyebabkan trip juga relay penutup balik telah bekerja maka SUTT dan SUTM
perlu diperiksa terlebih dahulu dan diperbaiki apabila ternyata ada kerusakan,
sebelum PMT nya dapat dimasukkan kembali.
SOAL
7. Dalam G.I. salah satu PMT transformator trip. Apabila relay yang bekerja (yang men-
trip PMT) adalah relay arus lebih, langkah apa yang harus dilakukan? Bagaimana
apabila yang bekerja adalah relay burcholz?
Jawab:
a. Relay arus lebih maka PMT dapat dicoba masuk kembali tidak lebih dari satu
kali. Tetapi apabila yang bekerja adalah yang bekerja adalah relay differensial
maka kabel perlu diperiksa dan kalau perlu diperbaiki terlebih dahulu sebelum
PMT nya dapat dimasukkan kembali.
b. Relay Bucholz untuk Transformator dan relay-relay lainnya yang memberikan
indikasi tentang kemungkinan adanya gangguan dalam (internal fault) pada
transformator atau generator, maka transformator atau generator perlu diperiksa
dan diperbaiki terlebih dahulu sebelum PMT nya boleh dimasukkan kembali.
SOAL
8. langkah-langkah operasional apa saja yang harus di lakukan menjelang beban
puncak?
Jawab:
a.Memastikan pembangkit yang berada di sistem dalam kondisi baik.
b.Menyiapkan bahan bakar untuk penambahan daya yang akan dibangkitkan
untuk memenuhi beban puncak.
c.Penambahan daya yang dibangkitkan diambil dari pembangkit dengan biaya
pembangkitan daya yang paling murah.
d.Dengan begitu sistem (pembangkit) siap memenuhi beban puncak.
SOAL
9. Apabila beban sistem rendah missal pada hari libur, langkah operasional apa saja
yang perlu dilakuka? Apa resiko yang bisa terjadi pada waktu beban sistem
rendah?
Jawab:
a.Ada unit-unit pembangkit yang di keluarkan dari operasi.
b.Terjadi arus hubung singkat terutama di tempat yang jauh dari pusat listrik.
SOAL
Jawab:
a)Pelajari dulu bagaimana keadaan sistem sesaat setelah mengalami gangguan, unit
pembangkit mana saja yang beroperasi
b)Lakukan langkah penyelamatan sistem yaitu kiriman tegangan ke PLTU yang tidak
bertegangan lagi.
c)Setelah langkah tersebut dalam butir B selesai di lakukan kemudian di lakukan
pemasukan beban jaringan distribusi secara bertahap menurut prioritas.
d)Dalam pelaksanaan butir B perlu diperhatikan tegangan dalam sistem karena beban
masih ringan sehingga mungkin sekali ada bagian sistem yang mengalami tegangan
lebih karena arus kapasitif.
10. langkah- langkah operasional apa saja yang harus di lakukan untuk menormalkan
sistem setelah terjadi gangguan (semi) total?
SOAL
11. Untuk dapat mengatasi gangguan (semi) total dalam sistem dengan cepat,
konfigurasi jaringan perlu disusun terlebih dahulu dan ada pedoman
operasionalnya. Bagaiana pedoman operasinyaapabila terjadi gangguan (semi)
total, untuk pusat listrik dan G.I. yang mempunyai:
a. Rel Tunggal?
b. Rel Ganda dengan PMT tunggal?
c. Rel dengan PMT 1,5?
Jawab:
a.Apabila terjadi kerusakan pada rel tunggal maka Pusat Listrik atau Gardu harus
dibebaskan dari tegangan secara keseluruhan dalam arti bahwa dikeluarkan. Dari
operasi sampai selesai dilakukan perbaikan
b.Apabila terjadi gangguan yang bersifat total bagi Pusat Listrik ini maka PMT kopel
harus segera dibuka, kemudian unit pembangkit di parallel kembali pada rel 1 untuk
segera melayani kelompok “intern” sambil menunggu datangnya tegangan dari
kelompok “extrem” dapat diparalel kembali dengan kelompok imtern melalui PMT
kopel.
SOAL
Jawab:
a.Apabila terjadi kerusakan pada rel tunggal maka Pusat Listrik atau Gardu harus
dibebaskan dari tegangan secara keseluruhan dalam arti bahwa dikeluarkan. Dari
operasi sampai selesai dilakukan perbaikan
b.Apabila terjadi gangguan yang bersifat total bagi Pusat Listrik ini maka PMT kopel
harus segera dibuka, kemudian unit pembangkit di parallel kembali pada rel 1 untuk
segera melayani kelompok “intern” sambil menunggu datangnya tegangan dari
kelompok “extrem” dapat diparalel kembali dengan kelompok imtern melalui PMT
kopel.
LANJUTAN
Jawab:
c.Dalam konfigurasi ini transformator pemakaian sendiri dari GI sebaiknya
dihubungkan dengan rel yang di perkirakan paling cepat menerima tegangan dan
begitupula halnya dengan transformator beban local dengan catatan bahwa semua
PMT feeder distribusi dibuka apabila ada gangguan.
LANJUTAN
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Doni_Wahyudi_1305874033.pptx

protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...suparman unkhair
 
Lfc pertamina
Lfc pertaminaLfc pertamina
Lfc pertamina
Fanidia Afdhallah
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
PERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptx
PERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptxPERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptx
PERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptx
EfiWiwid
 
6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf
Ammadong
 
334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat
Emil ..
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
pprawira11
 
Black out
Black outBlack out
Black out
AlvaAshari
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
Taufik Ismail
 
Introduction To Cyclo Converter
Introduction To Cyclo ConverterIntroduction To Cyclo Converter
Introduction To Cyclo Converter
Univ of Jember
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
yupisiph
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
zainmalik453426
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
11sistem proteksi.pptx
11sistem proteksi.pptx11sistem proteksi.pptx
11sistem proteksi.pptx
Brian801227
 

Similar to Doni_Wahyudi_1305874033.pptx (20)

protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
 
Lfc pertamina
Lfc pertaminaLfc pertamina
Lfc pertamina
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
PERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptx
PERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptxPERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptx
PERAWATAN DAN PERBAIKAN 2.pptx
 
6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf6 g proteksi gen7.pdf
6 g proteksi gen7.pdf
 
334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat334270180 perencanaan-plts-terpusat
334270180 perencanaan-plts-terpusat
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
Black out
Black outBlack out
Black out
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
Introduction To Cyclo Converter
Introduction To Cyclo ConverterIntroduction To Cyclo Converter
Introduction To Cyclo Converter
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
mmmm
mmmmmmmm
mmmm
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.pptdasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
dasar-sistem-kendali-7u10g21485.ppt
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
11sistem proteksi.pptx
11sistem proteksi.pptx11sistem proteksi.pptx
11sistem proteksi.pptx
 

Recently uploaded

UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
priyantifitri
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
MuhammadIkmalWiawan
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
RonaMentari2
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
 
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
noviardi261188
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
haikal136839
 

Recently uploaded (6)

UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxUJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
UJIKOM AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
Skema_sertifikasi_pusat_data Standar Nasional Indonesia SNI 8799-1-2019
 
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu GampingProses terbentuknya (genesa) batu Gamping
Proses terbentuknya (genesa) batu Gamping
 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
 
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
13. Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja.pptx
 
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRONMateri Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
Materi Dasar Pelatihan PLC Basic (CP2E) OMRON
 

Doni_Wahyudi_1305874033.pptx

  • 1. PERHITUNGAN PENGARUH PENGURANGAN UNIT PEMBANGKIT TERHADAP KEANDALAN SISTEM NAMA : Doni Wahyudi KELAS : TST - 13 NIM :13050874033
  • 2. • Pengurangan unit pembangkit dalam system tenaga bisa terjadi Karena beberapa hal, misalnya Karena pemeliharaan rutin maupun saat terjadi keruasakan yang mengakibatkan unit pembangkit tersebut harus berhenti beroperasi.
  • 3. MATEMATIS • Perhitungan Matematis saat keandalan system berkurang Karena pengurangan unit pembangkit , sbg: Pn(x) = Pn-1(x) X (1-F.O.Rn) + Pn-1 (x-Cn) X F.O.Rn Pn-1(x) = Pn−1(x)–Pn−1(x− Cn)XF.O.Rn 1−F.O.Rn Dimana: Pn = Kemungkinan terjadinya outage untuk system dengan (n-1) unit, sebelum ada unit ke-n X = Besarnya nilai KW on outage C = Kapasitas terpasang pada unit pembangkit F.O.R = Forced Out rate L = beban puncak n = jumlah unit pembangkit
  • 4. CONTOH • Misal system dengan 4 unit pembangkit, dikeluarkan sebuah unit pembangkit untuk pemeliharaan, yaitu unit 4 dengan kapasitas 1250 KW dan F.O.R4= 0,05
  • 5. HASIL Dengan menggunakan persamaaan diatas, didapatakan table kemungkinaan terjadinya kumulatif KW on outage dengan pengeluaran unit 4
  • 7. KESIMPULAN • Hasil perhitungan kemungkinan terjadinya kumulatif KW on outage untuk system setelah unit 4 dkeluarkan, yaitu Pn-1 adalah sama hasilnya dengan yang ditunjukkan oleh table II.7. Dengan demikian terbukti bahwa persamaan (II.17) adalah benar.
  • 8. 1. Hal hal apakah yang menyebabkan adanya penyimpanan dalam operasi real time terhadap yang telah disusun dalam rencana operasi? Bagaimana caranya mengendalikan sistem dalam menghadapi penyimpangan tersebut? Jawab: a. Penyimpanan terhadap rencana operasi harian b. Dikendalikan dalam real time operation dengan mengikuti pedoman operasi yang dalam bahasa inggris di sebut Standing operation procedures biasanya di singkat S.O.P. SOAL
  • 9. Jawab: a. Mengoperasikan PMT untuk memisahkan jaringan sistem SUTT sehingga tidak terdapat lagi arus listrik yang mengalir dan selanjutnya melakukan grounding pada sistem SUTT untuk menetralkan sistem SUTT tersebut. b. Untuk mengoperasikan kembali SUTT langkah-langkah yag harus dilakukan yaitu memastikan grounding sudah tidak terhubung ke tanah untuk menghindari hubung singkat dan selanjutnya menghubungkan kembali PMT ke sistem jaringan SUTT 20KV. 2. Sebutkan langkah-langkah operasional yang harus dilakukan dalam mengeluarkan sebuah SUTT dari operasi dan selanjutnya siap untuk dipelihara (disentuh) setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, sebutkan operasional yang harus dilakukan untuk mengoperasikan kembali SUTT tersebut? SOAL
  • 10. 3. PMT dari sebuah penyulang (feeder) distribusi yang berupa SUTM 20 Kv yang keluar dari GI mengalami trip. Apabila penyulang tersebut tidak dilengkapi dengan relay penutup pagi otomatis (auto reclose relay, langkah apa yang harus dilakukan? Apabila dilengkapi dengan relay penutup balik otomatis, langkah apa yang harus dilakukan? Jawab: a. Mengoperasikan relay dan PMT secara manual untuk memisahkan jaringan sistem SUTM 20 KV yang mengalami gangguan, setelah gangguan diperbaiki mengoperasikan kembali relay dan PMT untuk menghubungkan jaringan sistem SUTM 20 KV. b. Memastikan gangguan sudah teratasi sehingga relay menutup balik otomatis tidak mengalami kerusakan ketika menghubungkan kembali jaringan sistem SUTM 20KV. SOAL
  • 11. 4. Saudara mengoperasikan sistem dengan titik, netral transformator yang ditanahkan melalui kumparan petersen. Apabila ada tanda alarm dan dari volt meter tampak adanya kemiringan tegangan fasa ke tanah, apa arti hal ini. Apa yang harus saudara lakukan? Jawab: a. Terjadi hubung singkat pada sistem yang diakibatkan titik netral yang ditanahkan secara langsung. b. Memeriksa transformator untuk memastikan tidak ada pentanahan secara langsung yang mengakibatkan gangguan pada sistem. SOAL
  • 12. 5. Saudara mengoperasikan sestem dengan titik netral transformator yang ditanahkan secara langsung. Pertanahan hanya dilakukan pada sebuah transformator. Apabilatransformator ini dikeluarkan dari operasi untuk pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan, tetapi tidak dilakukan pentanahan melalui transformator lain, apa resikonya?Apabila diinginkan untuk melakukan pentanahan melalui beberapa titik netral transformator, apa yang harus diperhitungkan? Jawab: a. Masih terdapat medan listrik yang tersimpan pada kumparan transformator karena tidak dilakukan pentanahan sehingga dapat membahayakan pekerja yang melakukan perawatan bahkan dapat mengakibatkan kematian akibat listrik yang terdapat pada kumparan transformator. b. Memastikan transformator tidak terhubung pada sistem atau jaringan untuk menghindari hubung singkat yang mengakibatkan gangguan pada sistem. SOAL
  • 13. 6. Karena ada unit pembangkit besar yang trip dalam sistem, maka ada beberapa PMT penyulang distribusi yang trip karena under Frequency relay yang bekerja, langkah-langkah apa sajakah yang harus di lakukan sebelum memasukan kembali PMT penyulang distribusi yang trip? Jawab: a. Relay lebih atau relay impedansi maka PMT dapat dicoba masuk kembali. Berapa kali PMT dapat dicoba masuk kembali tergantung kepada spesifikasi PMT dan besarnya arus hubung singkat, tetapi jangan lebih dari dua kali. b. Tetapi apabila disamping relay arus lebih atau relay impedansi yang menyebabkan trip juga relay penutup balik telah bekerja maka SUTT dan SUTM perlu diperiksa terlebih dahulu dan diperbaiki apabila ternyata ada kerusakan, sebelum PMT nya dapat dimasukkan kembali. SOAL
  • 14. 7. Dalam G.I. salah satu PMT transformator trip. Apabila relay yang bekerja (yang men- trip PMT) adalah relay arus lebih, langkah apa yang harus dilakukan? Bagaimana apabila yang bekerja adalah relay burcholz? Jawab: a. Relay arus lebih maka PMT dapat dicoba masuk kembali tidak lebih dari satu kali. Tetapi apabila yang bekerja adalah yang bekerja adalah relay differensial maka kabel perlu diperiksa dan kalau perlu diperbaiki terlebih dahulu sebelum PMT nya dapat dimasukkan kembali. b. Relay Bucholz untuk Transformator dan relay-relay lainnya yang memberikan indikasi tentang kemungkinan adanya gangguan dalam (internal fault) pada transformator atau generator, maka transformator atau generator perlu diperiksa dan diperbaiki terlebih dahulu sebelum PMT nya boleh dimasukkan kembali. SOAL
  • 15. 8. langkah-langkah operasional apa saja yang harus di lakukan menjelang beban puncak? Jawab: a.Memastikan pembangkit yang berada di sistem dalam kondisi baik. b.Menyiapkan bahan bakar untuk penambahan daya yang akan dibangkitkan untuk memenuhi beban puncak. c.Penambahan daya yang dibangkitkan diambil dari pembangkit dengan biaya pembangkitan daya yang paling murah. d.Dengan begitu sistem (pembangkit) siap memenuhi beban puncak. SOAL
  • 16. 9. Apabila beban sistem rendah missal pada hari libur, langkah operasional apa saja yang perlu dilakuka? Apa resiko yang bisa terjadi pada waktu beban sistem rendah? Jawab: a.Ada unit-unit pembangkit yang di keluarkan dari operasi. b.Terjadi arus hubung singkat terutama di tempat yang jauh dari pusat listrik. SOAL
  • 17. Jawab: a)Pelajari dulu bagaimana keadaan sistem sesaat setelah mengalami gangguan, unit pembangkit mana saja yang beroperasi b)Lakukan langkah penyelamatan sistem yaitu kiriman tegangan ke PLTU yang tidak bertegangan lagi. c)Setelah langkah tersebut dalam butir B selesai di lakukan kemudian di lakukan pemasukan beban jaringan distribusi secara bertahap menurut prioritas. d)Dalam pelaksanaan butir B perlu diperhatikan tegangan dalam sistem karena beban masih ringan sehingga mungkin sekali ada bagian sistem yang mengalami tegangan lebih karena arus kapasitif. 10. langkah- langkah operasional apa saja yang harus di lakukan untuk menormalkan sistem setelah terjadi gangguan (semi) total? SOAL
  • 18. 11. Untuk dapat mengatasi gangguan (semi) total dalam sistem dengan cepat, konfigurasi jaringan perlu disusun terlebih dahulu dan ada pedoman operasionalnya. Bagaiana pedoman operasinyaapabila terjadi gangguan (semi) total, untuk pusat listrik dan G.I. yang mempunyai: a. Rel Tunggal? b. Rel Ganda dengan PMT tunggal? c. Rel dengan PMT 1,5? Jawab: a.Apabila terjadi kerusakan pada rel tunggal maka Pusat Listrik atau Gardu harus dibebaskan dari tegangan secara keseluruhan dalam arti bahwa dikeluarkan. Dari operasi sampai selesai dilakukan perbaikan b.Apabila terjadi gangguan yang bersifat total bagi Pusat Listrik ini maka PMT kopel harus segera dibuka, kemudian unit pembangkit di parallel kembali pada rel 1 untuk segera melayani kelompok “intern” sambil menunggu datangnya tegangan dari kelompok “extrem” dapat diparalel kembali dengan kelompok imtern melalui PMT kopel. SOAL
  • 19. Jawab: a.Apabila terjadi kerusakan pada rel tunggal maka Pusat Listrik atau Gardu harus dibebaskan dari tegangan secara keseluruhan dalam arti bahwa dikeluarkan. Dari operasi sampai selesai dilakukan perbaikan b.Apabila terjadi gangguan yang bersifat total bagi Pusat Listrik ini maka PMT kopel harus segera dibuka, kemudian unit pembangkit di parallel kembali pada rel 1 untuk segera melayani kelompok “intern” sambil menunggu datangnya tegangan dari kelompok “extrem” dapat diparalel kembali dengan kelompok imtern melalui PMT kopel. LANJUTAN
  • 20. Jawab: c.Dalam konfigurasi ini transformator pemakaian sendiri dari GI sebaiknya dihubungkan dengan rel yang di perkirakan paling cepat menerima tegangan dan begitupula halnya dengan transformator beban local dengan catatan bahwa semua PMT feeder distribusi dibuka apabila ada gangguan. LANJUTAN