Recommended
More Related Content
Recently uploaded
Recently uploaded (20)
Featured
Featured (20)
Dirosah NgajiJodoh Edisi 27
- 2. 2 Ngaji Jodoh Profil Ngaji Jodoh adalah divisi pranikah dari Yayasan Permata Sakinah Indonesia Pembina: Ust. Achmad Syukron Ketua: Oki Aryono Sekretaris: Ma’mun Afani Bendahara: Erfan Gigih Pengawas: Choirul Anwar Alamat: Surya Asri 2, Sidoarjo Hp: 0822.4530.0099 email: ngajijodoh@gmail.com homepage: ngajijodoh.com Instagram: @ngajijodoh Fan Page: Ngaji Jodoh Official Channel YouTube: Ngaji Jodoh
- 3. 3 Ngaji Jodoh Tentang Ngaji Jodoh N gaji Jodoh adalah komunitas yang memberi edukasi dan memberi pendampingan pemuda pemudi muslim di Jawa Timur dalam rangka menjemput jodohnya secara halal dan terhormat. Komunitas ini sudah berkiprah sejak 2013. Lebih dari 200 pemuda pemudi muslim telah mendapat manfaat dari aktivitas ini. Dan hingga November 2021, Allah Swt. telah menakdirkan 22 sejoli resmi menjadi pasangan suami istri secara sah dan halal. Semua ini atas izin Allah Ta’ala. Karena rezeki, jodoh dan umur benar-benar menjadi wewenang Allah semata. Ngaji Jodoh tidak hanya memberi edukasi, namun juga menjadi teman curhat muslim muslimah dalam mencari solusi sejumlah problem sosial dalam bingkai dakwah. Ada kegiatan tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa. Semoga akan terus bertambah keluarga baru yang sakinah mawaddah wa rahmah di bumi Allah ini. Semua aktivitas Ngaji Jodoh dijalankan secara SOSIAL dan TANPA DIPUNGUT BIAYA. Di sini TIDAK ADA unsur komersial sama sekali. Tim Ngaji Jodoh meyakini bahwa Allah akan memberi kekuatan bagi siapa saja mengagungkan syiar Islam. Peserta dan simpatisan bisa berdonasi secara sukarela ke rekening yang tercantum di media ini. Semoga jadi amal jariyah Rekening bank Bank Syariah Indonesia(kode bank 451) nomor rek. 7146-388-398 atas nama: Yayasan Permata Sakinah Indonesia
- 4. 4 Ngaji Jodoh Mahmud Budi Setiawan, Lc, Kontributor Ngaji Jodoh di Gresik Kisah Nyata Dari Ulama Minang S ejak manusia berusia berusia 120 hari, menurut keterangan hadits Nabi (riwayat Imam Muslim), malaikat diperintahkan untuk meniup ruhnya. Bersamaan dengan itu, Memang Allah sudah menentukan, tapi yang menjadi persoalan, bahwa manusia --kecuali yang dikehendakiNya-- tidak ada yang diberi tahu dia akan berjodoh dengan siapa. Bahkan, kelak sepanjang hayatnya akan menikah atau tidak, dia tidak memiliki info tentangnya. Oleh karena itu, ada tersisa ruang kemungkinan berupa harapan dan ikhtiar yang bisa dilakukan seseorang untuk menjemput jodoh terbaiknya. Dengan kata lain, jodoh yang sudah ditentukan dan sekaligus misteri ilahi itu, bisa diupayakan dengan secara konsisten memantaskan dan mempersiapkan diri untuk menjemputnya. Terkait hal ini, ada kisah menarik yang pernah didengar oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), dari Sayid Abdulhamid Al-Khatib (putra Syekh Ahmad Khatib) mengenai kisah ayahnya bertemu dengan dicatat pula rezeki, ajal, amal dan kelak dia akan bahagia atau sengsara. Berdasarkan hadits ini, dapat dipahami bahwa jodoh merupakan bagian dari rezeki Allah. Dengan demikian, tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa jodoh di ‘tangan Tuhan’ atau jodoh sudah ditentukan. Hanya saja, dalam praktiknya, pemahamannya tidak sesederhana itu.
- 5. 5 Ngaji Jodoh Tak Mampu Beli Buku, Hanya Numpang Baca jodohnya saat menimba ilmu di Kota Suci Mekkah. Alkisah, ada kebiasaan menarik yang dimiliki oleh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (1860- 1916) masih menimba ilmu di Masjidil Haram. Di sela-sela waktu senggang studinya, beliau sering kali singgah di Babus Salam Masjidil Haram dan di toko buku milik orang Kurdi, etnis yang berasal wilayah perbatasan Turki, Iran dan Iraq. Tidak mengherankan jika Ahmad Khatib muda memiliki kebiasaan ini karena sejak muda beliau sangat cinta ilmu dan hobi membaca. Maka, waktu luangnya diisi dengan membaca buku. Pemilik toko itu bernama Sayid Hamid Kurdi. Kata Buya Hamka, kebiasaan Ahmad Khatib di sana adalah membeli buku. Jika tak punya uang, maka beliau meminta izin kepada pemilik toko untuk membaca salah satu kitab penting yang diinginkannya. Ini menunjukkan betapa besarnya semangat Syekh Khatib muda dalam menuntut ilmu. Rupanya, diam-diam Hamid Kurdi memperhatikan apa saja yang dibaca oleh anak muda yang bernama Ahmad Khatib itu. Bahkan, sang pemilik toko punya firasat bahwa anak muda ini akan menjadi ulama besar di kemudian hari. Kebiasaan baik ini terus berjalan hingga berlangsunglah
- 6. 6 Ngaji Jodoh dialog hangat antara keduanya. Sang pemilik toko menanyakan asal-usul, aktivitas dan guru-guru Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Obrolan itu membuat keduanya semakin akrab. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Ahmad Khatib bukan saja diizinkan membaca sekadarnya, lebih dari itu kemudian ia mendapat izin seluas-luasnya untuk membaca sesuka hati. Hamid Kurdi tahu bahwa pemuda ini kaya akan cita-cita meskipun miskin dalam harta. Perhatikan, sejak awal yang dilakukan oleh Ahmad Khatib adalah fokus sebaik-baiknya memantaskan diri menjadi penuntut ilmu. Urusan jodoh, nanti akan dipermudah oleh Allah jika memang sudah pantas dan waktunya. Sikap Ahmad Khatib membuat Hamid Kurdi tertarik untuk menikahkan putrinya dengan Ahmad Khatib. Pelan-pelan ia mengajak dialog sang pemuda idamannya ini untuk dijodohkan dengan putrinya. Setelah cukup alot meyakinkan, pemuda ini pun menerimanya dengan mantap jiwa. Ternyata, ada persoalan yang masih mengganjal jiwa. Ahmad pun terus terang bahwa dirinya masih belum punya mahar. Secara jujur ia mengatakan bahwa dirinya masih mengandalkan orang kampung. Inilah Ciri Pemuda yang Layak Dibanggakan Biasanya, uang saku itu dikirim pada musim haji. Dan itu pun kalau keluarga di kampung punya sesuatu untuk dikirimkan kepadanya. Hamid Kurdi mantap dengan pilihannya. Pemuda ini dengan semangat dan kerja kerasnya dalam menuntut ilmu, membuat hatinya terpikat untuk dijadikan menantu. Bahkan, dengan suka hati Hamid memberikan uang 500 Riyal --tanpa sepengetahuan putri dan keluarga-- untuk dijadikan mas kawin dalam menikah dengan putrinya. Keluarga Hamid pun ketika dimintai pendapat juga setuju. Kemudian, berlangsunglah pernikahan antara keduanya. Menariknya, pascanikah, mas kawin itu diberikan oleh sang istri kepada Ahmad Khatib. Itu sebagai hadiah dari seorang murid kepada guru. Dua rahasia ini baru terungkap ketika Ahmad Khatib sudah menjadi ulama besar dan terpandang di Mekah. Bahkan, dia diangkat menjadi imam dan khatib di Masjidil Haram. Ketika istrinya meninggal, Ahmad Khatib meminta izin kepada sang mertua untuk menikahi adik istrinya. Permohonan itu dikabulkan, dan kali ini mahar diberikan langsung dari Ahmad Khatib karena beliau sudah menjadi ulama terpandang dan kaya. Kisah ini diceritakan Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (2001: 1182).
- 7. 7 Ngaji Jodoh tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa jodoh di ‘tangan Tuhan’ atau jodoh sudah ditentukan. Hanya saja, dalam praktiknya, pemahamannya tidak sesederhana itu. “ Kisah cinta ulama Besar asal Minangkabau ini, berawal dari kecintaannya yang tulus terhadap ilmu. Ia maksimalkan potensinya dalam bidang itu. Dalam kondisi semiskin apapun berbagai cara yang halal ia lakukan untuk mendapatkannya. Kemudian Allah anugerahkan jodohnya dari jalur tanpa disangka-sangka. Dengan ilmu pula, Allah angkat derajatnya. Kisah Cinta Di Jalan Ilahi Di Mekah, beliau bukan hanya menjadi terpandang dan kaya, tapi juga menjadi guru bagi tokoh- tokoh Indonesia bahkan dunia. Kisah ini menjadi pembelajaran menarik bagi para pemuda yang belum menikah. Sebelum hunting jodoh, hal yang perlu dilakukan adalah memantaskan diri dengan memaksimalkan daya upaya dan mengembangkan potensi diri karena Allah. Jadi, wahai para pemuda yang belum menikah, jemputlah jodohmu dengan memantaskan diri terlebih dahulu.
- 8. 8 Ngaji Jodoh S iapapun menginginkan kebahagiaan. Namun bagaimana bentuk kebahagiaan itu, tiap orang bisa berbeda. Ada yang mencari kebahagiaan di laut/pantai atau ada yang mencari ke gunung. Bahkan ada yang mencari dengan cara yang justru membahayakan diri seperti mengkonsumsi narkoba atau pun miras. Bagi orang seorang mukmin, Surat Pendek Penuh Makna Resep Pertama Oki Aryono Tim Ngaji Jodoh Pertama, bahwa untuk meraih kebahagiaan itu membutuhkan perjuangan sebagaimana bangsa Arab Quraisy sejak dulu kala. “Kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas” (QS. Quraisy ayat 2). Resep Hidup Bahagia Dari Surat Quraisy tentu ia akan mencari bentuk kebahagiaan menurut yang diajarkan Allah dan Rasululllah. Melalui Al-Quran dan sunnah nabi, orang mukmin merumuskan bagaimana menapaki jalan kebahagiaan. Mari kita menengok salah satu surat Al-Qur’an yang bisa jadi inspirasi bentuk-bentuk kebahagiaan bagi kehidupan mukmin di dunia dan tentuya akhirat kelak. Kita coba mengambil pelajaran bagaimana Allah mengulas kehidupan bangsa Arab Quraisy. ”Karena kebiasaan orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kabah), yang memberi makanan kepada mereka untuk menghilangankan lapar dan memberi rasa aman dari rasa ketakutan.” Surat pendek ini memberi banyak inspirasi. Betapa unsur- unsur kebahagiaan itu telah dijabar di surat ini.
- 9. 9 Ngaji Jodoh Wilayah Syam pada masa itu merupakan pintu perdagangan dari arah barat, seperti Iraq, Mesir, bahkan Eropa. Sedangkan Yaman menjadi dermaga perdagangan dari timur yang saat itu masyhur adalah dari India dan Cina. Orang Arab Quraisy harus mencari produk-produk di luar Mekkah untuk kembali dijual di wilayah lain secara bergantian. Mereka mencari barang-barang berkualitas yang bisa terus Kadang Lurus dan Lancar, Hidup Juga Kadang Berliku Mereka harus melintasi gurun ratusan bahkan ribuan kilometer dengan unta atau kuda untuk berdagang. Di musim panas, mereka mengarungi gunun panas menuju Syam di utara Mekkah. Kini daerah Syam terdiri dari negara Palestina, Lebanon dan Suriah. Mereka menempuh ribuan kilometer pergi pulang di musim panas. Sedangkan di musim dingin mereka menuju ke selatan yang kini menjadi negara Yaman. Semua dilakukan untuk berdagang. Sebab, di Mekkah tidak banyak sumber daya yang bisa diolah.
- 10. 10 Ngaji Jodoh Kedua, ibadah sebagai jalan kebahagiaan. “Maka hendaklah mereka beribadah/menyembah kepada Tuhan Pemilik rumah ini (Masjidil Haram/Kabah)” (QS. Quraisy 3). Bagaimana kita sibuk mencari rezeki hingga luar negeri jika malah lupa menyembah Tuhan yang memberi rezeki? Bagaimanakah kita mencari kebahagiaan ke pantai, gunung Bom Waktu Itu Bernama LDR Resep Kedua diperdagangkan, baiik di Mekkah maupun di wilayah lain. Begitulah hidup, baik sendirian maupun jika sudah menikah. Selalu harus bergerak untuk meraup karunia Allah. Kadang jalan itu lurus saja, kadang banyak tikungan. Tidak masalah jika harus merantau, bisa luar kota, atau luar provinsi bahkan luar negeri. Tentu saja jika sudah menikah alangkah lebih indah jika pasutri merantau bersama-sama dalam satu tujuan dan tinggal di rumah yang sama. Karena musykil jika sudah menikah lalu tinggal berjauhan ratusan kilometer atau bahkan ribuan km. Saya -dan mungkin bagi kebanyakan orang- kurang setuju dengan praktik TKI atau TKW. Bekerja sendiri di luar negeri tanpa pasangan sahnya. Berjarak ribuan kilometer dari suami atau istri behkan anak- anak. Ini sangat menyiksa batin si TKI/TKW maupun pasangan yang ditinggalkan apalagi anak- anaknya. Jika bertugas luar kota hanya dalam hitungan hari atau beberapa pekan, maka itu tak masalah. Akan jadi masalah besar jika beda domisili. Si istri di kota lain sedangkan si suami di kota lain. Ini akan jadi bom waktu. Lebih menyiksa lagi jika beda domisili di beda negara. Karena siapa yang bisa tahan terhadap godaan syahwat, baik si istri lebih-lebih si suami. Rasulullah Muhammad saw pernah menjelaskan, “Wanita itu dari depan tampak seperti bentuk syetan dan dari belakang Nampak seperti bentuk syetan. Jika salah satu dia antara kalian melihat wanita, maka hendaklah kalian mendatangi istrimu. Karena hal itu akan meredakan apa yang ada di dalam dirinya” (HR. Muslim dari Jabir). Lantas bagaimana suami bisa meredakan syahwatnya jika istrinya berjauhan, beda kota domisili, bahkan beda negara? Begitu pula sang istri dan anak- anak. Jika sudah menikah, tinggal di perantauan berdua merupakan konsekuensi bersama. Lapang sempit dilalui berdua. Makan sepiring berdua pun tak masalah. Semua itu adalah warna-warni rumah tangga. Kita tak akan tahu rasa manis jika tidak tahu rasa asin. Hujan-panas akan datang bergantian. Semua itu menghiasi kehidupan kita.
- 11. 11 Ngaji Jodoh Dua Mata Air Sumber Kebahagiaan Resep Ketiga atau tempat lainnya jika kita malah melupakan sumber kebahagiaan yang hakiki yakni masjid? Bukankah sehari semalam Allah lima kali mengajak kita menuju kebahagiaan? Hayya alash sholah, hayya alal falah ‘Marilah shalat, marilah menuju kebahagiaan.’ Sungguh naif jika kita sibuk mencari sumber kebahagiaan namun malah menjauhi rumah Allah. Sungguh tersesat jika kita ingin meraih kebahagiaan justru mengabaikan ajakan kabahagiaan dari Allah. Maka ada dua sumber kebahagiaan di ayat ke-3 ini: ibadah dan masjid. Inilah dua sumber utama kebahagiaan. Siapa saja yang meneguk air kebahagiaan darinya, maka Allah akan siapkankehidupan yang baik. “Siapa saja yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang yang telah mereka kerjakan” (QS. An Nahl 97). Ketiga, jika sudah tercipta rasa aman dan sumber pangan tercukupi, insya Allah di situlah terjadi kemakmuran. “…Yang memberi makanan kepada mereka untuk menghilangankan lapar dan memberi rasa aman dari rasa ketakutan” (QS. Quraisy 4). Kita sulit membayangkan betapa sulitnya hidup di negeri yang dilanda peperangan berkepanjangan. Atau bagaimana kita bisa hidup jika kriminalitas begitu merajalela. Bagaimana mau kerja, mau berdagang, mau sekolah, dan mau ibadah namun selalu dihantui kejahatan seperti pencurian, perampokan atau pun perkelahian bersenjata? Kita juga sulit membayangkan jika suatu negeri sulit mendapatkan bahan pangan. Kelaparan dimana-mana. Orang sulit bekerja karena sumber pekerjaan yang minim. Tentu yang terjadi adalah wabah dan kriminalitas. Naudzubillah min dzalik. Taka da kebahagiaan kecuali dengan rasa aman dan tercukupinya pangan. Tak perlu mewah maupun kekayaan. Karena dua kondisi ini adalah kemewahan yang hakiki. “Siapa di antara kalian yang berada di waktu pagi dalam keadaan aman di tempat tinggalnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan seluruh dunia diberikan kepadanya,” (HR. Ibnu Majah).
- 12. 12 Ngaji Jodoh
- 13. 13 Ngaji Jodoh
- 14. 14 Ngaji Jodoh
- 15. 15 Ngaji Jodoh
- 16. 16 Ngaji Jodoh